Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Kualitas Air Hari,tanggal : Rabu, 4 September 2019

Dan Tanah Kelompok :2


Dosen : Dr. Yuni Puji H, S.Pi, M.Si
Dosen asisten : Bhre Hagni Y, S.Pi
Nabila Putri E, A.Md
Fitriana Rahmawati

Teknik Penanganan Fisika Air (Kekeruhan) Dengan Bahan


Kimia (Koagulasi, Flokulasi, dan Sedimentasi)

Disusun oleh:

Muhammad Wahyu F J3H918156

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan bahan alam yang diperlukan untuk kehidupan manusia,
hewan dan tanaman yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat makanan, juga
merupakan sumber energi serta berbagai keperluan lainnya (Arsyad, 1989). Air
yang keruh sering kita temukan diberbagai sumber air, terutama ketika musim
penghujan. Hal ini tentunya akan mengakibatkan gangguan aktivitas budidaya
perikanan khususnya budidaya ikan air tawar. Untuk mendapatkan air dengan
parameter yang sesuai dengan kebutuhan ikan maka diperlukan berbagai treatmen
untuk mendapatkan hasil air dengan kualitas yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan komoditas budidaya. Dalam hal masalah kekeruhan, telah ditemukan
beberapa langkah-langkah treatment untuk mendapatkan hasil air dengan tingkat
kekeruhan yang rendah, diantaranya dengan melakukan teknik kogulasi,
floakulasi, dan sedimentasi.
Masalah utama yang dihadapi berkaitan dengan sumber daya air adalah
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke
tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap
sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan
gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada
sumber daya air (Effendi, 2003). Penurunan kualitas air tidak hanya diakibatkan
oleh limbah industri, tetapi juga diakibatkan oleh limbah rumah tangga baik
limbah cair maupun limbah padat (Lallanilla, 2013).
Kegiatan budidaya yang intensif akan diikuti dengan tingginya konsentrasi
senyawa nitrogen terutama amonia dalam air (Avnimelech, 2007). Bahan organik
yang dihasilkan dari sisa pakan dan metabolisme ikan dapat mengakibatkan
penumpukan amonia yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air
(Prayogo, 2012). Filter adalah alat yang digunakan untuk menyaring air dengan
tujuan memperbaiki kualitas air agar bisa digunakan kembali (Darmayanti,
Yohanna, & Josua, 2011). Bahan yang ideal digunakan sebagai filter adalah bahan
yang memiliki struktur yang porus dan mengandung banyak kapiler yang halus,
sehingga zat yang terarbsorbsi akan tersuspensi pada sela-sela kapiler ketika
dilewati oleh air (Setyani, 2001). Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas air yaitu pasir, kerikil, arang batok, ijuk, bubur kapur,
tawas, batu, dan lain-lain (Syafriadiman, Pamukas, & Hasibuan, 2005).
Penggunaan bahan filter pecahan karang, ijuk dan spons diharapkan mampu
mengurangi limbah budidaya terutama amonia, nitrit, nitrat dan fosfat.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik trearment air melalui
koagulasi, serta mengetahui jenis koagulan, dosis, dan lama treament yang paling
effektif.
II METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Tanggal 28 Agustus 2019 pukul 09.00 WIB
bertempat di Lab basah Kampus IPB PSDKU

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas piala 500ml, botol
sampel 600 mL, termometer, batang pengaduk, dan stopwatch, adapun bahan
yang digunakan adalah sampel air, PAC, Tawas, dan FeCl3.

2.3 Prosedur Kerja


Bahan dan alat yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu. Tuangkan
air pada botol sampel ke dalam gelas piala 500ml sebanyak 250ml. Timbang
koagulan yang akan digunakan dengan dosis yang sudah ditentukan. Sebelum
bahan dimasukan ke gelas piala yang berisi air sampel terlebih dahulu dikasih air
secukupnya bertujuan agar memudahkan untuk mengaduk. Setelah koagulan
dimasukan kedalam gelas piala aduk selama 3 menit, dan tunggu selama 15, 30,
45, dan 60. Pada menit 15, 30, 45, dan 60 tersebut hitung suhu airnya .
III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 1.........

Kelomp Treatme Komposisi Hasil Pengukuran Kekeruhan pada menit ke


ok nt (ppt) 0 15 30 45 60
1
2
3
4
5

Intepretasi: ........

3.2 Pembahasan
IV KESIMPULAN
Kesimpulan menjawab dari tujuan

4.2 Saran
Pada praktikum berikutnya diharapkan bahan-bahan kimia (koagulan yang
digunakan lebih bervariasi lagi, sehingga praktikan dapat membandingkan dan
menemukan jenis koagulan yang paling efektif dan efisien dalam treatmen air.
V DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID) : IPB Press.

Avnimelech, Y. (2007). Feeding with microbial flocs by tilapia in minimal


discharge bioflocs technology ponds. Aquaculture, 140–147.

Darmayanti, L., Yohanna, L., & Josua, M. T. (2011). Pengaruh Penambahan


Media Pada Sumur Resapan Dalam Memperbaiki Kualitas Air Limbah
Rumah Tangga. Jurnal Sains dan Teknologi, 61-66.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID) : Kanisisus.

Lallanilla, M. 2013. Enam Masalah Lingkungan Teratas di Cina.


http://id.berita.yahoo.com/enammasalah-lingkungan-teratas-dicina-
125151899.html, diakses 22 Maret 2013.

Prayogo, B. S. (2012). Eksploritasi Bakteri Indigen Pada Pembenihan Ikan Lele


Dumbo (Clarias sp.) Sistem Resirkulasi Tertutup. Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan, 193-197.

Setyani, D. (2001). Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta (ID) :
Penebar Swadaya.

Syafriadiman, N. A., Pamukas, S., & Hasibuan. (2005). Prinsip Dasar


Pengelolaan Kualitas Air. Pekanbaru (ID) : Mina Mandiri Press

Anda mungkin juga menyukai