perlu diwaspadai,
dan disebabkan
disebut dengan
plasmodium.
Kelompok yang
terinfeksi malaria
adalah anak-anak
perubahan hormon,
peningkatan jumlah
cairan tubuh, serta penurunan kadar hemoglobin, justru akan memperberat malaria yang
sedang diderita.
Hal ini juga akan mempengaruhi janin yang sedang dikandung. Kondisi terberat terjadi
bila tertular malaria pada trimester pertama dan kedua. Sebab, bagian yang paling
disenangi oleh parasit malaria adalah plasenta (ari-ari), sumber makanan janin. Biasanya,
bagian yang kosong dari jonjot-jonjot plasenta akan dipenuhi parasit malaria. Dan
serangan parasit ini akan membuat saluran makanan menuju janin mengecil atau rusak
sebagian. Jatah makanan ke janin pun berkurang atau bahkan tdak ada sama sekali. Hal
ini akan berakibat pada pertumbuhan janin dan bahkan dapat terjadi keguguran. Sekitar
20–40% bayi dari penderita malaria akan memiliki berat badan lahir rendah. Selain itu
Timbulnya malaria bukan tanpa gejala. Dan satu hal yang perlu jadi catatan pentng
adalah gejala malaria biasanya tak segera muncul. Dapat 2 minggu, namun dapat juga
sebulan kemudian. Ini sangat individual sifatnya. Seseorang yang terinfeksi malaria dapat
saja menyimpan parasit malaria dalam organ hat. Ketka kondisi tubuhnya lemah, gejala
Di samping itu, mereka yang sudah terinfeksi berpotensi untuk menularkan penyakit ini
Penyakit malaria memang tak dapat dipisahkan dari nyamuk anopheles betna. Sebab,
nyamuk inilah yang bertndak sebagai vektor alias ‘mengantarkan’ parasit malaria dari
satu tubuh manusia ke tubuh manusia lain. Jika seseorang menderita malaria, lalu digigit
oleh nyamuk yang bandel itu, maka parasit malaria akan berkembang biak dalam tubuh
nyamuk. Jika sesudah 7-14 hari nyamuk tadi menggigit orang yang sehat, parasit malaria
akan ditularkan. Dan hanya dalam waktu sekitar 12 hari saja, orang yang digigit tadi akan
Kadang-kadang dimulai dengan badan terasa lemah, mual (dapat sampai muntah) dan
juga tdak nafsu makan.
Catatan: Jika tdak diobat dengan baik, bukan tak mungkin penyakit ini dapat jadi kronik
(menahun).
Kejang-kejang dan kehilangan kesadaran (mengigau, bicara salah, tdur terus, diam saja,
dan tngkah laku berubah) dapat berlanjut menjadi pingsan dan koma
Pucat di bagian dalam kelopak mata, bagian dalam mulut, lidah dan telapak tangan.
C)
Muntah terus.
Pada daerah endemis malaria, kebanyakan ibu hamil dengan parasit malaria dalam
Malaria dapat menimbulkan komplikasi yaitu: demam tnggi, anak lahir mat, keguguran,
anemia, bayi dengan berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur. Anemia dapat
1. Demam: merupakan gejala infeksi malaria yang paling sering terlihat pada ibu hamil.
2. Anemia: jika terjadi anemia berat, maka dapat meningatkan risiko kematan ibu dan
jika terjadi pada tga bulan pertama kehamilan dapat menyebabkan terjadinya bayi
3. Menurunnya kadar gula dalam darah ibu yang akan menyebabkan rasa mual, keringat
Parasit malaria dalam plasenta dapat mengganggu penyaluran oksigen dan zat nutrisi dari
1. Aborsi spontan yang terjadi akibat demam tnggi pada triwulan pertama dan akibat
2. Kelahiran mat akibat terjadinya demam tnggi, anemia akut dan adanya parasit
plasenta
4. Berat badan lahir rendah: akibat anemia yang terjadi pada tga bulan pertama dan ini
5. Malaria bawaan: Parasit malaria dapat masuk ke dalam janin melalui plasenta
sehingga janin akan terinfeksi malaria dengan gejala anemia, diare, muntah, sulit
pada beberapa organ misalnya otak, hat dan ginjal.(l) Pada tahun
212 juta kasus malaria pada tahun 2015 dan 429.000 kematan akibat
terutama jika penularan terjadi pada ibu hamil karena resiko yang
(9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua
Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan
Maluku (3,8% dan 10,7%).(5) Data Survei Kesehatan Rumah
PENCEGAHAN
IBU HAMIL
Rensat Bastan Tino
Sant Martni
Chatarina U.W
Universitas Airlangga Surabaya)Volume VII Nomor 4, Oktober 2016 ISSN 2086-3098 (cetak)
ISSN 2502-7778 (elektronik)Jurnal Penelitan Kesehatan Suara Forikes217-223
mortalitas 20-50%.
28-35.
negara telah berhasil menurunkan angka kejadian malaria sebanyak 75%. Tahun
2015, diperkirakan terjadi 214 juta kasus baru malaria dengan 438.000 kematan.
terutama di Afrika. Menurut laporan, dalam rentang waktu tahun 2000 dan 2014
darah manusia yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betna. Kejadian
malaria di daerah endemis sering mempengaruhui angka kesakitan dan kematan
bayi, balita, dan ibu hamil. Ibu hamil sangat beresiko terinfeksi malaria, hal ini
disebabkan oleh perubahan sistem imunitas ibu selama kehamilan baik secara
hormonal maupun selular, serta diduga akibat peningkatan hormon kortsol selama
kesehatan ibu dan juga janin yang dikandungnya. Pada ibu, infeksi malaria dapat
Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi infeksi
malaria pada ibu hamil. BBLR adalah berat badan bayi baru lahir kurang dari 2500
gram. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur (usia
kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena Intra Uterine Growth
Retardaton (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya
(KLB), berdampak terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta dapat menyebabkan
kematan. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, insiden malaria
menurun 1,9 persen di banding tahun 2007 yaitu 2,9 persen dan prevalensinya 6,0
persen. Sebagian besar kejadian malaria terjadi di wilayah Indonesia Timur, lima
provinsi dengan insiden dan prevalensi tertnggi adalah Papua (9.8% dan 28.6%),
Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi
Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku (3,8% dan 10,7%) (Balitbang Kemenke
melalui transfusi darah atau jarum suntk serta dari ibu hamil kepada bayinya
dengan karakteristk utama dari infeksi malaria ialah demam periodik, anemia dan
(Harijanto,2000).
Harijanto. (2006). Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III.
Di daerah endemik malaria, ibu hamil juga merupakan sasaran dari infeksi
malaria. Infeksi malaria pada kehamilan lebih sering disebabkan oleh P.falciparum
dan P.vivax. Kedua species Plasmodium ini sama-sama berdampak pada anemia dan
penurunan berat badan janin yang dikandung (BBLR). Walaupun di dalam beberapa
penelitan dikatakan bahwa infeksi yang disebabkan oleh P.vivax lebih ringan
dapat mengancam kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Beberapa tahun terakhir
ini kasus malaria berat dan kematan yang disebabkan malaria vivax telah
dilaporkan. Selain itu, lebih dari 50 juta kehamilan yang terjadi setap tahunnya,
Pada ibu hamil yang terinfeksi malaria vivax, kadar TNF-α lebih tnggi
parasitemia yang sama. Diduga tngginya kadar TNF-α ini berhubungan dengan
kejadian BBLR dan anemia pada ibu hamil yang terinfeksi malaria vivax
terhadap kejadian anemia dan BBLR. Tetapi bagaimana kadar TNF-α ini dapat
mengakibatkan anemia dan apakah kadar TNF-α mempengaruhi status besi di dalam
tubuh ibu hamil yang terinfeksi malaria vivax masih diperlukan penelitan lebih
lanjut, sehingga dasar terjadinya anemia pada ibu hamil yang terinfeksi malaria vivax
dapat diketahui. Sampai saat ini informasi tentang infeksi malaria vivax pada
Plasenta mempunyai fungsi sebagai barier protektf dari berbagai kelainan yang
terdapat dalam darah ibu, sehingga parasit malaria akan ditemukan di plasenta bagian
maternal. Parasit dapat masuk ke sirkulasi janin bila terdapat kerusakan plasenta misalnya
yang dikandung. Pada ibu, meningkatkan risiko terjadinya anemia berat, sedangkan pada
janin yang dikandung dapat terjadi BBLR, stllbirth dan kelahiran prematur. BBLR dan
kelahiran prematur mengakibatkan bayi rentan terhadap berbagai penyakit infeksi pada
awal kehidupannya yang berdampak pada kematan. Begitu juga dampak terhadap ibu,
anemia berat pada kehamilan meningkatkan risiko terjadinya kematan (Khong et al.,
2006).
sel darah merah atau pigmen malaria dalam monosit pada sediaan darah yang diambil
dari plasenta bagian maternal atau darah tali pusat. Gambaran histologik infeksi aktf
berupa plasenta yang bewarna hitam/abu-abu, sinusoid padat dengan eritrosit terinfeksi.
Eritrosit terinfeksi pada sisi maternal dan tdak pada sisi fetal kecuali pada beberapa
penyakit plasenta. Tampak pigmen hemozoin dalam ruang intervilli dan makrofag
disertai infiltrasi sel radang. Dapat terjadi simpul sinsital disertai nekrosis fibrinoid dan
insidensnya lebih tnggi dan makin rendah sesuai dengan peningkatan paritas ibu. Begitu
juga dampaknya terhadap BBLR, hal ini dikarenakan pada mult gravida kekebalan pada
2.9.2. Abortus
Abortus pada usia kehamilan trimester I lebih sering terjadi karena demam tnggi
sedangkan abortus pada usia trimester II disebabkan oleh anemia berat.
Umumnya terjadi sewaktu atau tdak lama setelah serangan malaria. Beberapa hal
infeksi plasenta.
Carriaga MT, Skikne BS, Finley B, Cutler B, Cook JD. 1991. Serum Transfrrin Receptor
for The etecton of Iron Deficiency in Pregnancy. Am J Clin Nutr .54 : 1077-81.
Choi JW, Pai SH, Im MW, Kim SK. 1999. Change in Transferrin Receptor Concentraton
Dembo EG, Phiri HT, Montgomery J, Molyneux EM, Rogerson SJ, (2006) Are
Same As Those Sequestered In The Tissues ? Am.J.Trop. Med. Hyg. 75 (4) : 730
– 732.
Mast AE, Blinder MA, Gronowski AM, Churnley C, Scott MG. 1998. Clinical Utlity of
McGready R, Billie BD, Kasia S, Thein C, Htee S, et al. 2004. The Effects of
an Area of Low Malaria Transmission. Am.J.Trop. Med. Hyg. 70 (4) : 398 – 407.
Menendez C, Quinto L, Kahigwa E, Alvarez L, et al. 2001. Effect of Malaria on Soluble
138 – 442
Moormann AM, Sullivan AD, Rochford RA, Chensue SW, Bock PJ, et al. (1999).
Morales AJR, Elia S, Miguel V, Carmelina P, Rosa C, Melissa A and Carlos FP, (2006)
Suguitan AL, Timothi JC, Thua AN, Ainong Z, Robert JIL, et al. (2003). MalariaAssociated Cytokine
Changes in The Placenta of Women With Pre-Term
Outcome of Pregnancy in West African Mothers. Br.Med. J. Clin. Res. 287 : 251
– 254.
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menyebabkan kematan terutama
pada kelompok risiko
tnggi, yaitu bayi, anak balita, dan ibu hamil. Malaria pada kehamilan meningkatkan risiko kematan janin
karena restriksi pertumbuhan fetus,
prematuritas, berat badan lahir rendah (BBLR), dan anemia maternal. Laporan kasus ini akan membahas
kontribusi infeksi malaria vivax pada
Anopheles.
Patogenesis
Malaria pada kehamilan, khususnya yang
maternal.2
endotelium.3
serta gonadotropin korionik. Pada malaria dan inflamasi plasenta, terjadi penurunan nilai IGF-
g/L),5
sedangkan anemia merupakan faktor
oksigen ke fetus.5
Diagnosis1
Malaria didiagnosis berdasarkan anamnesis,
cepat (RDT).
Tatalaksana
Pada
dengan klindamisin.6
Wanita
pada wanita hamil karena bersifat embrio- dan fetotoksik pada pembentukan tulang hewan
uji coba.6
Pada infeksi P. vivax atau P. ovale
eradikasi hipnozoit.7
Terapi
akan mencapai 100%.10 Terapi kombinasi transmisi P. falciparum tnggi sebaiknya diberi
bulan.12
1. World Health Organizaton. World malaria report 2014 [Internet]. 2015 [cited 2015 October 1].
Available from:www.who.int/malaria/publicatons/world_malaria_
report_2014/en/
2. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI.
Pedoman penatalaksanaan kasus malaria di Indonesia [Internet].
3. Singh N, Singh MP, Wylie BJ, Hussain M, Kojo YA, Shekhar C, et al. Malaria prevalence among pregnant
women in two districts with differing endemicity in
4. Umbers AJ, Stanisic DI, Ome M, Wangnapi R, Hanieh S, Unger HW, et al. Does malaria affect placental
development? Evidence from in vitro models. Plos One 2013;
8(1): 55269.
5. Umbers AJ, Aitken EH, Rogerson SJ. Malaria in pregnancy: Small babies, big problem. Trends in
Parasitology 2011; 27(4): 168-75.
6. Desai M, ter Kuile FO, Nosten F, McGready R, Asamoa K, Brabin B, et al. Epidemiology and burden of
malaria in pregnancy. Lancet Infect Dis. 2007;7:93-104.
7. Czeizel AE, Rockenbauer M. Teratogenic study of doxycycline. Obstet Gynecol. 1997; 89: 524-8.
8. Baird JK, Hoffman SL. Primaquine therapy for malaria. Clin Infect Dis. 2004; 39:1336-45.
9. CDC. Treatment of malaria (guidelines for clinicians) [Internet]. 2013 [cited 2015 October 1]. Available
from: http://www.cdc.gov/malaria/resources/pdf/
treatmenttable.pdf
10. Singh N, Mehra RK, Srivastava N. Malaria during pregnancy and infancy, in an area of intense malaria
transmission in central India. Ann Trop Med Parasitology
2001;95:19-29.
11. McGready R, Brockman A, Cho T, Cho D, van Vugt M, Luxemburger C, et al. Randomized comparison
of meflloquine-artesunate versus quinine in the treatment of
multdrug-resistant falciparum malaria in pregnancy. Trans R Soc Trop Med Hygiene 2000; 94:689-93.
12. Rijken MJ, McGready R, Boel ME, Poerpoprodjo R, Singh N, Syafruddin D, et al. Malaria in pregnancy
in the Asia-Pacific region. Lancet Infect Dis. 2012;12:75-88.
13. World Health Organizaton. Guidelines for the treatment of malaria [Internet]. 2015 [cited 2015
October 1]. Available from: www.who.int/malaria/publicatons/
atoz/9789241549127/en/
14. Filho ACM, da Costa EP, da Costa EP, Reis IS, Fernandes EAC, Paim BV. Effects of Vivax Malaria acquire
before 20 weeks of pregnancy on subsequent changes in fetal
16. Rivera AJ, Rivera LL, Dubon JM, Reyes ME. Effect of Plasmodium vivax malaria on perinatal health.
Revista Honduras Pediatrica 1993;16:7-10.
17. Yakoob MY, Zakaria A, Waqar SN, Zafar S, Wahla AS, Zaidi SK, et al. Does malaria during pregnancy
affect the newborn? JPMA. 2005; 55:543.
18. Nosten F, McGready R, Simpson JA, Thwai KL, Balkan S, Cho T, et al. Effects of Plasmodium vivax in
pregnancy. Lancet 1999; 354: 546-9.
19. Poespoprodjo JR, Fobia W, Kenangalem E, Lampah DA, Warikar N, Seal A, et al. Adverse pregnancy
outcomes in an area where multdrug-resistant Plasmodium vivax
and Plasmodium falciparum infectons are endemic. Clin Infect Dis. 2008;46(9): 1374-81.
20. Villegas L, McGready R, Htway Mg, Paw MK, Pimanpanarak M, Arunjerdja R, et al. Chloroquine
prophylaxis against vivax malaria in pregnancy: A randomized, doubleblind, placebo-controlled trial.
Tropical Med and Int Health 2007;12(2): 209-18.
21. WHO Malaria Policy Advisory Committee and Secretariat. Malaria policy advisory committee to the
WHO: Conclusions and recommendatons of eight biannual