SURVIVAL
Setiap huruf dari kata “survival” merupakan singkatan dari langkah-langkah yang
harus kita lakukan bila kita berhadapan dengan kondisi survival antara lain :
I : Improvise
Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada dengan
kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival. Menerima
kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, merencanakan, mengusahakan kebutuhan-
kebutuhan dasar dengan berimprovisasi. Ubahlah cara pandang terhadap apa yang
ada. Inilah hal yang terpenting dalam berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar
sebuah balok, tetapi bisa menjadi bahan dasar bivak, api, pakaian, dan sebagainya.
Dari kata-kata di atas dapat disimpulkan bahwa survival lebih merupakan sikap
mental daripada penguasaan pengetahuan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa
pengetahuan harus diabaikan.
Unsur-Unsur Survival
Unsur-unsur dimaksud adalah hal minimal yang harus diuasahakan agar kita berhasil
dalam melakukan survival.Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Air
2. Api
3. Makanan
4. Perlindungan
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat
membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat
yaitu istilah "STOP" yang artinya :
S : Stop & Seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari
kesulitan yang dihadapi.
Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
Keadaan alam (cuaca dan medan)
Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
Semangat untuk tetap hidup, Kepercayaan diri, Akal sehat, Disiplin dan
rencana matang, Kemampuan belajar dari pengalaman.
2. Pengetahuan
Cara membuat bivak
Cara memperoleh air
Cara mendapatkan makanan
Cara membuat api
Pengetahuan orientasi medan
Cara mengatasi gangguan binatang
Cara mencari pertolongan
Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat
1) Mengkoordinasi anggota
2) Melakukan pertolongan pertama
3) Melihat kemampuan anggota
4) Mengadakan orientasi medan
5) Mengadakan penjatahan makanan
6) Membuat rencana dan pembagian tugas
7) Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
8) Membuat jejak dan perhatian
9) Mendapatkan pertolongan
3. Serangan penyakit
Demam
Disentri (radang selaput lender usus besar)
Typus
Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah, Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang, sering berlatih
7. Luka/ Lecet
AIR
Kebutuhan Air
Untuk kondisi manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat
maksimal selama empat hari. Akan mati 8-12 hari. Bila ada air tetapi tak ada
makanan, orang akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan dasar air pada
manusia minimal 2,5 liter perhari. Naik turunnya kebutuhan air tergantung pada
aktivitas kegiatan dan makanan yang dimakan, juga dipengaruhi oleh kondisi
cuaca atau alam.
MACAM AIR
Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya
1. Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER) yaitu air yang mengandung
racun, unsur kimia biologi, radiology (kibira) atau jasad renik yang dapat
menimbulkan sakit.
2. Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER) yaitu air yang mengandung bahan
sampah, Lumpur atau limbah. Tak bisa dipakai karena tidak memenuhi syarat
fisik.
3. Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER) yaitu air yang bebas kibira,
racun dan organisme. Walau rasa kurang enak, sesudah dimasak bisa diminum
4. Air nyaman (PALATABLE WATER) yaitu air yang enak dan segar diminum.
PENJERNIHAN AIR
Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :
1. Sedimentasi, yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau
dicampur AlOH.
2. Koagulasi, yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama
dengan FCl2, NH4. non alkali sama dengan Na2SO4.
SUMBER AIR
1. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water
Air bron/mata air
Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air
Air dari tanaman :
Kelapa, kaktus dipotong diperas
Liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung
Palmae diambil niranya
Ruas bambu, bonggol pisang, lumut
a) Air tampungan dari embun
2. Air yang dimurnikan
Air berlumpur
Air yang tidak memenuhi syarat fisik.
Air sungai besar
Air sungai tergenang
Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas
pasang surut)
Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di
bawah batuan
PENCARIAN AIR
1. Pada tanah berbatu
Cari mata air pada daerah karst
Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori.
Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.
2. Pada tanah gembur
Cari pada daerah lembah atau lereng.
Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.
3. Di pegunungan
Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar.
Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.
4. Dari tumbuh-tumbuhan, rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang
menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut.
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga
yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar,
biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
MAKANAN
Patokan memilih makanan :
Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan bibir-
lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam
2. Dari daunnya :
Selada air
Rasamala (yang masih muda)
Daun mlinjo
Singkong
Poh Pohan
API
Perlunya api pada kondisi darurat karena peranannya sebagai penghangat, isyarat,
memasak, merebus air, dll.
Unsur pembentuk perapian :
1. Penyala : kayu kecil, serbuk kayu lapuk, ranting pinus, kulit palmae, lumut
kering
2. Pembakar : kayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang kering, lemak
hewan, arang, gambut.
3. Api :
a) Korek api yang baik.
b) Bila tanpa korek :
lensa kamera, lensa teropong (binocular) dengan memfokuskan cahaya
matahari pada obyek yang dibakar.
Batu api bila ada.
Gesekan-gesekan bambu kering sampai panas sekali dan timbul bara,
dalam keadaan darurat cara ini adalh yang paling mudah dikerjakan
dan hasilnya paling optimal.
Dll.
4. Busur dan Gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau
parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan
sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun
aren
Tujuan syarat pokok adalah agar pendirian bivak cepat dan tepat untuk keperluan
tugas. Sedangkan lokasi yang memenuhi syarat adalah :
1. Daerah ketinggian, bukan disungai kering.
2. Jangan dibawah pohon dengan ranting lapuk.
3. Jangan dibawah atau diatas tebing.
4. Jangan menghadap arah angin.
5. Tidak dilewati binatang.
6. Goa : Bukan tempat persembunyian binatang
7. Tidak ada gas beracun
8. Tidak mudah longsor
9. Hindari daerah aliran air
10. Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
11. Bukan sarang nyamuk/serangga
12. Bahan kuat
13. Jangan terlalu merusak alam sekitar
Semi Permanen
Menggunakan kerangka, mempunyai dinding dan pintu untuk keluar masuk.
Contoh : gubug, tenda/dome.
Untuk daerah yang banyak binatang buas, jarak lantai dari tanah minimal 3 meter.
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
MEMBACA JEJAK
Jenis :
Jejak buatan : dibuat oleh manusia
Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
2. Jerat/perangkap hidup
2.1. Jerat mengikat
Mekanisme seperti jerat 1.1. tapi tidak mematikan
Obyek : rusa, menjangan, ayam hutan, dll.
2.2. Perangkap kurungan
Mekanisme adalah bila binatang masuk kurungan akan tertutup.
Obyek : sama seperti jerat 2.1.
3. Perangkap getah.
4. Perangkap jaring untuk burung atau kelelawar.
5. Pancing untuk binatang/ikan.
6. Perangkap khusus
misal : kelapa berlubang untuk monyet.
Macam-macam Perangkap :
Perangkap model menggantung
Perangkap tali sederhana
Perangkap lubang jerat
Perangkap menimpa
Apace foot share
Bahan :
1) Tali/kawat
2) Umpan
3) Batang kayu
4) Cabang pohon
Pisau Rimba
Penggunaan : Pisau rimba harus dengan cara benar dan tepat dalam melintasi
hutan.
Pemakaian yang tepat adalah pengambilan kecepatan dan sudut parang
tertentu untuk memperoleh hasil yang baik dan tidak terlalu berat. Kecepatan
maksimum diperoleh dengan memegang pisau rimba kuat-kuat dengan ibu jari
dan 2 jari lain terlepas, lalu diayun seperti cemeti dengan pergelangan tangan
dan ibu jari dan sesaat sebelum kena sasaran dua jari lain yang longgar
dieratkan.
Sudut yang baik untuk menebas adalah 45 derajat. Sudut kecil akan
menyerempet sehingga membahayakan orang disekitar dan si penebang.
Dengan sudut besar pisau akan mental. Miringkan tebasan menjauhi badan
dan tidak tegak lurus.
Perawatan
1. Bila perlu dipertajam, asahlah bagian yang tajam sampai tipis debgan
batu licin atau gerenda dan jangan sampai pisau panas agar mata pisau
tajamnya tidak berkurang.
2. Biasakan diberi oli tebal bila tidak dipakai.
3. Pegangan harus rata agar tidak melepuhkan tangan.
Kampak
Penggunaan :
1. Sudut pegangan kampak bila untuk memotong kayu adalah 45 derajat,
bukan mendatar.
2. Untuk memotong dahan adalah dari batang kearah pucuk pohon dan bukan
sebaliknya.
3. Pengayunan yang tepat akan memberi kekuatan dan memotong dengan
beberapa kali pukul lebih dari sekali pukul.
Perawatan
Sama dengan perawatan pisau.