Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN HERNIA UMBILIKAL

DI RUANG ANGGREK RSUD AMBARAWA

Untuk Memenuhi Tugas Stase Anak

Disusun Oleh :

AYU NUR DINI

1708400

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


A. Definisi
Hernia merupakan suatu keadaan menojol isi usus suatu rongga melalui lubang
(Oswari, 2000). Sedangkan menurut Mutakin (2011), hernia adalah penonjolan
sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal
memang terisi bagian-bagian tersebut. Hernia paling sering terjadi pada rongga
abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat
(Monika Ester, 2004). Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di
daerah pusat (Monika Ester, 2000).
Hernia merupakan penonjolan yang tidak normal organ dalam perut melalui suatu
defek (bukaan). Nama hernia berdasarkan lokasi lubang defeknya, misalnya hernia
inguninalis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, dan lain sebagainya. Hernia
umbilikalis merupakan penonjolan organ dalam perut keluar dari daerah pusar akibat
kelemahan jaringan penyambung dan otot perut. Kelemahan tersebut membentuk
suatu “bukaan” yang dikenal dengan defek, yang menyebabkan jaringan lemak dan
organ dalam perut di bawah pusar dapat ikut menonjol keluar. Hernia umbilikalis
sering terjadi pada anak-anak, namun dapat pula terjadi pada orang dewasa walaupun
jarang. Pada anak-anak, defek seringkali tertutup seiring bertambahnya usia dan tidak
membutuhkan tindakan pembedahan. Pada dewasa, hernia umbilikalis tidak dapat
sembuh sendiri dan hanya dapat diperbaiki dengan tindakan bedah.
Umbilikalis (bodong) pada anak-anak biasanya tidak sakit atau berbahaya namun
bodong yang muncul pada orang dewasa dapat menyebabkan perut terasa tidak
nyaman. Umumnya bodong pada anak-anak akan hilang saat berusia sekitar 2 tahun.
Jika diameternya lebih kecil dari 5 mm, bodong itu akan menutup sendiri pada usia
kurang dari 2 tahun. Bodong berdiameter 5-15 mm biasanya menutup sebelum berusia
4 tahun dan jika diameternya lebih kecil dari 2 cm masih mungkin menutup pada usia
6 tahun. Kelainan umbilikus seringkali ditemukan oleh bedah anak.
Pada neonates, korda umbilikalis biasanya mengering dan terpisah dalamwaktu 3
minggu, kemudian mengering, bekas luka di tengah perut yang berbentuk seperti
bintang yang akan membentuk umbilikus.Kegagalan cincin umbilikus untuk menutup
secara sempurna dapatmenyebabkan terjadinya hernia umbilikalis, yang merupakan
kelainanumbilikus tersering. Adanya cairan ataupun jaringan yang abnormaldari
umbilikus sering disebabkan oleh granuloma umbilikal, tetapi juga dapat merupakan
hasil dari involusi tidak sempurna dari urachusataupun duktus omfalomesenterikus.
Berbagai cairan, massa, ataupun adanya lubang merupakan suatu keadaan patologis
dan harusdievaluasi dengan tepat dan dilakukan pengobatan.

B. Anatomi dan Fisiologi


Hernia umbilical adalah jenis paling berbahaya dari hernia dan cenderung sangat
sering pada bayi baru lahir. Penyakit ini berbahaya yang berkembang di daerah pusar
atau umbilikus. Beberapa anak baru lahir memiliki kelemahan dalam otot terletak di
daerah pusar atau umbilikus dan setelah mereka lahir dan tali pusat (kabel
penghubung seorang ibu untuk memberikan anaknya semua zat yang dia butuhkan
untuk bertahan hidup) adalah memotong, karena kelemahan otot ini menyerah pada
tekanan dan memungkinkan terbentuknya lubang kecil , dimana isi perut keluar dan
menciptakan benjolan atau tonjolan. Hernia umbilikalis kongenital adalah hernia utuh
ditutup kulit yang terdapat waktu lahir. Hernia ini dapat menonjol kedalam tali pusat,
disebut hernia ke dalam tali pusat

C. Klasifikasi
Klasifikasi hernia sebagai berikut :
1. Letaknya hernia :
a. Hernia inguinal
1) Indirek/lateralis, hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati
korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Umumnya terjadi pada pria
dibanding wanita. Pasien mengeluh adanya benjolan pada selengkangan dan
bisa mengecil atau menghilang saat tidur
2) Direk.medialis, hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot.
Hernia ini disebut dierk karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna
sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau
mengejan tetap akan timbul benjolan.
b. Femoral, hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi
pada wanita daripada pria. Penyumbatan ini dimulai dari lemak kanalis
femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir
tidak dapat dihindari kandung kemih masuk kedalam kantung.
c. Umbilikal, hernia umbilikasl pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada pasien yang
gemuk atau wanita multipara.
d. Insisional, batang usus atau organ menonjol melalui parut lemah
2. Terjadinya hernia
a. Hernia bawaan, hernia bawaan bisa terjadi sejaklahir akibat prosesus vaginalis
yang tidak menutup sempurna saat bayi dalam kandungan.
b. Hernia dapatan/akuisita
c. Hernia yang timbul akibat faktor pemicu
3. Sifat hernia
a. Hernia reponibel/reducibel, yaitu bila isi hernia bisa keluar dan masuk. Usus
keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk, tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.
b. Henia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke
dalam rongga. Ini biasanya terjadi karena perlengkapan isi kantong pada
peritonium kantung hernia. Hernia ini disebut juga hernia akreta.
c. Hernia strangulata, yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia
inkarserata berarti isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam
rongga perut disertai akibat berupa gangguan vaskularisasi. Hernia strangulata
mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya karena tidak mendapat
darah akibat pembuluh darah terjepit (Long, 2001).

D. Etiologi
Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya
dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah
lahir, contoh hernia bawaan adalah hermia omphalokel yang terjadi karena sewaktu
bayi lahir tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka.
Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga
misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya.
Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia umur
lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang
dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut
(Oswari. 2000: 217).
Penyebab hernia umbikalis yaitu :
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna, bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek
pada tempat-tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna, bayi dilahirkan normal (kelainan belum
tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu (predisposisi)
dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek
tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan,
batuk, menangis).

E. Manifestasi Klinis
Tanda gejala yang muncul menurut Herdman (2012) pada pasien hernia secara umum:
1. Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yang sering terjadi tampak benjolan pada
dilipat paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual.
3. Terdapat gejala mual dan muntah distensi bila lelah ada komplikasi.
Tanda gejala pada pasien bayi atau anak-anak :
1. Anak menangis dan gelisah
2. Si kecil akan mudah menangis dan terus menerus terlihat gelisah. Benjolan di
lipatan paha tersebut juga akan terlihat hilang timbul ketika si kecil menangis.
3. Rewel
4. Demam
Gejala-gejala hernia umbilikalis yang diwakili hanya oleh tonjolan yang muncul
dan tidak lebih. Dalam kebanyakan kasus benjolan ini mendorong dirinya kembali ke
dalam jika bayi sedang duduk di punggungnya, tapi ketika dia batuk, bersin, atau
berdiri lurus itu sangat terlihat.
Nyeri pada umbilikalis. Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, maka akan
terasa nyeri. Apalagi bila akhirnya terjadi infeksi, penderita akan merasakan nyeri
yang hebat, dan infeksi tersebut akhirnya menjalar kemana-mana serta meracuni
seluruh tubuh. Jika sudah terjadi keadaan seperti ini, maka disebut gawat darurat yang
harus segera ditangani, karena dapat mengancam nyawa penderita
Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya
ditutup peritoneum dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut
yang masuk melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intra abdomen,
biasanya jika bayi menangis. Angka kejadian hernia ini lebih tinggi pada bayi
premature. Hernia umbilikalis pada orang dewasa merupakan lanjutan hernia
umbilikalis pada anak. Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau asites
merupakan factor predisposisi.

F. Patofisologi
Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium umbilikal untuk menutup
(Nettina, 2001 : 253).Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang
dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus
menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali usus
terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai darah (Ester, 2002 :
55).Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau terdapat resiko
tinggi untuk terjadi inkarserasi.
Suatu tindakan herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia.
Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering
terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek. Komplikasi
ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak
nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long. 1996 : 246).
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan
kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Sehingga
akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami
kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan gangguan menyebabkan
ganggren.
G. Pathways

H. Penatalaksaan
1. Pra Operasi
a. Cegah menangis
b. Beri posisi semi-fowler (H. Diafragmatik), terlentang (H. Femoralis)
c. Lakukan perawatan rutin jalur IV. Pengisapan NG. Puaskan
d. Hindari tindakan sendiri (mis. Siagen, koin)
e. Jaga agar kontong atau visera tetap lembab
f. Gunakan tindakan kenyamanan
2. Pasca Operasi
a. Lakukan perawatan dan observasi secara rutin
b. Berikan tindakan kenyamanan
c. Dukungan orang tua (Wong, 2004: 521)

Bila cincin hernia kurang dari 2 cm, umumnya regresi spontan akan terjadi
sebelum bayi berumur 6 bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha
untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan
kanan kemudian memancangkannya dengan pita perekat (plester) untuk 2 – 3 minggu.
Dapat pula digunakan uang logam yang dipancangkan di umbilicus untuk mencegah
penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia 1,5 tahun hernia masih menonjol maka
umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang
terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh penutupan dengan tindakan
konservatif. Saat pemeriksaan, dokter akan meraba isi hernia dengan ujung jarinya.
Dengan begitu, ia bisa tahu apakah isi hernia masih bisa dimasukkan kembali ke
tempatnya semula tanpa operasi atau tidak.

Pada bayi, proses masuknya kembali isi hernia bisa terjadi secara spontan. Ini
karena cincin hernia pada bayi masih elastis, terutama bila lubang hernia pusarnya
lebih kecil dari 1 cm. Tutup saja lubang hernia dengan kain kasa yang diberi uang
logam di dalamnya, lalu tempelkan di atas pusar. Umumnya, cincin hernia pada pusar
yang tanpa komplikasi ini akan tertutup sendiri ketika ia berusia 12-18 bulan. Operasi
baru dilakukan bila ukuran lubang hernia bayi sekitar 1,5 cm atau lebih. Pada kondisi
seperti ini, lubang tidak mungkin menutup sendiri. Meski begitu, operasi bisa saja
dilakukan secara terencana bila hernia tetap ada sampai anak memasuki usia sekolah.
Untuk hernia pada lipatan paha, operasi adalah terapi terbaik. Karena, pada hernia
jenis ini risiko untuk terjadi jepitan jauh lebih besar. Operasi harus segera dilakukan
untuk menyelamatkan organ yang terjepit dalam kantung hernia. Biasanya, operasi
dilakukan bila hernia menetap sampai bayi berusia 3 bulan. Usai operasi, orang tua
sebaiknya tetap memantau kondisi bayi. Sebab, hernia dapat kambuh lagi bila terjadi
peningkatan tekanan di dalam perut. Misalnya, ia batuk hebat atau sembelit.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Herniografi
Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum peritoneal
dan dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi
hernia kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk memastikan
adanya hernia pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.
2. USG Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis,
misalnya pada Spigelian hernia.
3. CT dan MRI Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya :
hernia obturator)
4. Laparaskopi Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi
untuk nyeri perut yang tidak dapat didiagnosa.
5. Operasi Eksplorasi Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya,
namun tidak ditemukan secara klinis. Operasi eksplorasi dapat dilakukan.
6. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia adalah :
a. Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.
b. Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi.
c. Data Px diagnostic X-Ray
d. Data laboratorium, meliputi:
Darah :
1) Leukosit 10.000 – 18.000/mm3
2) Serum elektrolit meningkat

J. Komplikasi
Hernia umbilikus yang tanpa komplikasi umumnya dapat tertutup sendiri pada usia
anak lebih besar, sekitar usia 2-5 tahun, namun selama itu pusar atau umbilikus akan
kelihatan menonjol besar sehingga secara kosmetis orang tua pasien menganggap itu
suatu masalah. Pengobatan pada hernia umbilikalis dengan pembedahan diperlukan
jika lubang yang terjadi ukurannya 2 cm atau lebih, karena tidak mungkin akan
menutup sendiri. Atau, jika hernia sampai anak usia sekolah, maka dapat dilakukan
pembedahan berencana.

K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a) Pre Operasi,
1) Identitas pasien meliputi:
i. Pasien yaitu nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, umur,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dx medis
ii. Keluarga yaitu nama, hubungan dengan pasien, umur, pekerjaan,
alamat
2) Riwayat kesehatan
3) Pola kebiasaan
4) Pemeriksaan fisik
i. Perut kembung
ii. Terdapat penonjolan di abdomen/inguinal/femoralis
iii. Anak merasa tidak nyaman/nyeri pada daerah penonjolan
iv. Obstipasi
v. Muntah
b) Pasca operasi
1) Identitas
i. Pasien, yaitu nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, umur,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dx medis
ii. Keluarga, yaitu nama, hubungan dengan pasien, umur, pekerjaan,
alamat.
2) Riwayat kesehatan
3) Pola kebiasaan
4) Pemeriksaan fisik
i. Inspeksi, inspeksi keadaan umum abdomen : ukuran, kontur, warna
kulit dan pola pembuluh vena (venous pattern)
ii. Auskultasi, auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus
iii. Perkusi, perkusi transluminasi tidak bisa masuk (hidrokel).
Transluminasi penyinaran: ruangan biasanya dibuat gelap, tapi
masalahnya anak kulitnya tipis, kalau hernia tembus. Transluminasi +/-
bisa bedain hernia/hidrokel
iv. Palpasi, palpasi abdomen untuk menentukan : lemah, keras atau
distensi, adanya nyeri tekan, adanya massa atau asites. Kaji adanya
nausea dan vomitus. Kaji tipe diet, jumlah, pembatasan diet dan
toleransi terhadap diet. Kaji adanya perubahan selera makan, dan
kemampuan klien untuk menelan. Kaji adanya perubahan berat badan.
Kaji pola eliminasi : BAB dan adanya flatus
v. Status kesadaran
vi. Tanda-tanda vital
vii. Terpasang infuse
viii. Nyeri pada area insisi
5) Pengkajian gastro intestinal
Status hidrasi , yaitu turgor kulit, membran mukosa, intake dan output
6) Abdomen
i. Nyeri
ii. Bising usus
iii. Kembung
iv. Sistensi abdomen
v. Muntah frekhdensi dan karakteristik
vi. Kram dan tenesinus
7) Psikososial
i. Ketabahan
ii. Rewel
iii. Status emosional

2. Diagnosa Keperawatan
a) Pre Operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapakan nyeri pada klien berkurang
Kriteria Hasil :
i. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
teknik non farmokologi untuk mengurangi nyeri)
ii. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajement
nyeri.
iii. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi :
i. Monitor skala nyeri dan observasi tanda non verbal dari
ketidaknyamanan.
ii. Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat.
iii. Ajarkan teknik non farmakologis.
iv. Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian obat analgetik,
fisioterapis.
2) Kurang pengetahuan orangtua dan keluarga tentang kondisi penyakit klien.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapakan informasi pasien bertambah
Kriteria Hasil :
i. Klien mampu menjelaskan tentang materi yang telah diberikan.
ii. Klien tidak kekurangan informasi
iii. Klien menyatakan sudah mengetahui sumber-sumber informasi
Intervensi :
i. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan
motivasi orang tua dan keluarga.
ii. Jelaskan pengertian, tanda gejala, komplikasi, rencana tindakan yang
akan dilakukan.
iii. Jelaskan mengenai jadwal, dan lokasi operasi.
iv. Jelaskan durasi tindakan operasi
3) Cemas berhubungan dengan krisis situasi (prosedur pembedahan)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, diharapkan
kecemasan klien berkurang atau hilanng
Kriteria Hasil :
i. Mampu mengurangi penyebab kecemasann.
ii. Menggunakan strategi koping yang efektif
Intervensi :
i. Gunakan pendekatan yang tenang dan menyenangkan
ii. Dorong kelurga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
iii. Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat.
b) Pasca Operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
diharapakan nyeri pada klien berkurang.
Kriteria Hasil
i. Nyeri berkurang minimal satu tingkat (dari skala 6 menjadi 3)
ii. Nyeri terkontrol, mengambil tindakan untuk mengurangi nyeri,
i. Ekspresi wajah klien rileks
ii. Klien mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam
iii. Klien dapat memilih posisi nyaman untuk mengurangi nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. (2002). Buku ajar keperawatan medikal
bedah. Jakarta: EGC

Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC

Nanda NIC-NOC. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan diagnosa medis. Yogyakarta:


Media Action Publishing

Anda mungkin juga menyukai