Anda di halaman 1dari 21

1.

Meiliana Setefany Ayu


DIKSI 2. Felix Reyhan
3. Rovi Sendyanto
PENGERTIAN

“ Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat dalam merangkai sebuah kalimat.
Penggunaan diksi ini bertujuan untuk membuat karya tulis atau kalimat lebih

menarik, mudah dipahami, dan lebih sesuai dengan apa yang penulis ingin
sampaikan kepada pembacanya.

“ “
DIKSI ( Pilihan Kata ) dalam bahasa Indonesia ragam ilmiah bisa berasal dari
kosakata bahasa Indonesia asli, penyerapan kosa kata bahasa daerah, dan penyerapan
kosakata bahasa asing yang sesuai standar.
DIKSI dalam bahasa Indonesia ragam ilmiah hendaknya
memiliki ciri-ciri : (1) Ketepatan, (2) Keserasian atau
Kesesuaian, dan (3) kelaziman (Indradi,2008).
Artinya kosakata tersebut tidak cukup hanya memenuhi
prinsip buku sesuai dengan KBBI, tetapi juga harus ilmiah.
Kosakata yang tidak baku Kosakata yang tidak ilmiah
tetapi sering muncul dalam dan sering muncul dalam
01 karya ilmiah 04 karya ilmiah

Merubah Aktifitas Praktek Terdiri dari Wajib

Ketrampilan Non Ilmiah Subyek . Disebabkan Tentu


Karena
Berbagai
Respon Harus Permasalahan
Hakekat Teoritis

Pasti Kurang Lebih


Berfikir Sekedar
FUNGSI 01 Diksi dapat membuat pembaca memahami
yang disampaikan oleh penulis ataupun
pengarang.

02
Menjadikan komunikasi menjadi
lebih efektif serta lebih efisien.

03
Mampu menggambarkan ekspresi
terhadap gagasan sebuah cerita.

04 Membentuk suatu gagasasan yang


tepat dari suatu cerita.
Syarat-syarat Ketepatan Diksi
Mila, 2010

Membedakan secara cermat Waspada terhadap


denotasi dan konotasi penggunaan imbuhan asing

Membedakan dengan cermat Membedakan pemakaian


kata-kata yang hampir kata penghubung yang
bersinonim berpasangan secara tepat

Membedakan kata-kata Membedakan kata umum dan


yang mirip ejaannya kata khusus secara
cermat

Tidak menafsirkan makna Menggunakan dengan cermat


Memperhatikan perubahan
kata secara subjektif kata bersinonim, berhomofoni, dan
berhomografi. makna yang terjadi pada
kata-kata yang sudah
Menggunakan kata abstrak dan kata dikenal.
konkret secara cermat
JENIS-JENIS DIKSI

Berdasar Makna Berdasar Leksikal


Sinonim Antonim

Denotatif Konotatif Homonim Homofon

Homograf Polisemi

Hipernim dan
Hiponim
DENOTATIF
Makna denotatif artinya makna asli, makna sebenarnya, ataupun makna asal dari
sebuah kalimat ataupun kata.
Dibawah ini beberapa contoh dari makna denotatif:
Sari sangat “gemar membaca”, jadi, tak heran bila dia pintar serta berpengetahuan
luas.
Ari terlihat senang, mungkin ari sedang mendapatkan “keuntungan yang sangat
melimpah”.
Tubuh heny sangat kurus (yang dimaksud kurus disini bermakna denotatif kondisi
tubuhnya lebih kecil dibandingkan ukuran badan normal).
KONOTATIF
Makna konotatif, menyatakan makna yang memiliki arti bukan sebenarnya terhadap
suatu kalimat ataupun kata.
Berikut ini contohnya:
Seorang ayah “banting tulang” tanpa kenal lelah, bekerja pagi hingga petang
hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. (“banting tulang” bermakna bekerja
keras).
Rika salah satu murid “kutu buku”, maka tak heran bila dirinya pintar dan memiliki
pengetahuan luas. (“kutu buku” bermakna jika Rika gemar membaca buku).
Tania sangat bahagia, kemungkinan dia saat ini mendapat “durian runtuh”. (makna
“durian runtuh” disini ialah Tania mendapat keuntungan yang sangat melimpah).
PENGGUNAAN KATA TEKNIS KEILMUAN
Dalam suatu karya ilmiah, beberapa kata dipilih karena dianggap tepat karena pertimbangan makna
konotasinya, lebih singkat terjemahannya, atau lebih bersifat internasional.
1. Pertimbangan makna konotasi
Dapat Dicontohkan : Kritik daripada kecaman
Profesional daripada bayaran
Abstrak daripada tak nyata
Contoh Kalimat : (1) Kebijakannya sering menuai kritik dari warga masyarakat.
Sejak tahun 2000, wanita itu berprofesi sebagai penari profesional.
Tema abstrak di balik lukisan itu menjadikan lebih bernilai estetis.
(2) Kebijakannya sering menuai kecaman dari warga masyarakat.
Sejak tahun 2000, wanita itu berprofesi sebagai penari bayaran.
Tema tak nyata di balik lukisan itu menjadikan lebih bernilai estetis.
2. PERTIMBANGAN LEBIH SINGKAT DIBANDINGKAN TERJEMAHANNYA
Dapat dicontohkan : Diskusi daripada pertemuan untuk membahas suatu masalah
Interupsi daripada hal memotong sebuah pembicaraan karena ada hal
penting yang harus disampaikan
Eksekusi daripada pelaksanaan hukuman mati

S alah satu prinsip diksi dalam karya ilmiah adalah ringkas dan jelas.
Untuk itu, ketepatan memilih kata/diksi dalam karya ilmiah
berhubungan langsung dengan ringkas dan jelasnya penggunaan kata
itu dalam suatu kalimat.
3. LEBIH BERSIFAT INTERNASIONAL DALAM KEILMUAN
Dapat dicontohkan : Mouse daripada tetikus
Nitrogendaripada zat lemas
hara daripada lapisan tanah yang subur

K ata-kata ini sebaiknya dipertahankan menggunakan bahasa asing.


Karena jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, maka menjadi
tidak ringkas.
SINONIM
Sinonim merupakan kata yang bermakna sama. Pengertian sinonim lainnya ialah persamaan kata. Ada dua
gejala yang ditimbulkan dengan pemakaian sinonim dalam teks karya tulis ilmiah, yaitu kata yang bisa saling
menggantikan dan yang tidak.
A. Sinonim yang sama maknanya
Sudah - Telah
Sebab – Karena
Sangat – Amat
Meskipun – walaupun – biar pun – sungguh pun
jika – bila – kalau – jikalau – apabila
B. Sinonim yang hampir sama maknanya
untuk – bagi – buat – guna
cinta – kasih – sayang
mati – meninggal – wafat – gugur
melihat- mengerling – menatap – menengok
Perbedaan makna tersebut dapat dilihat dengan memerhatikan
makna dasar dan makna tambahannya, kelaziman pemakaiannya,
distribusinya, ragam bahasanya
ANTONIM
Jenis yang kedua adalah antonim yang berarti kata yang mempunyai makna berlawanan.
Atau bisa diartikan juga dengan perbedaan kata atau lawan kata. Dibawah ini beberapa
contoh antonym adalah:
Naik >< Turun
Banyak >< Sediki
Tinggi >< Pendek
Besar >< Kecil
Gelap >< Terang
Cepat >< Lambat
Mahal >< Murah
HOMONIM
Yang ketiga adalah homonim yakni kata yang mempunyai makna berbeda, tapi lafal
ataupun ejaannya sama. Dibawah ini contoh homonim adalah:
Di awal Bulan, Bapak menerima gaji.
Bulan purnama tampak sangat jelas dikarenakan langitnya tidak berawan.
Kata “Bulan”, yang tertulis dikalimat pertama dengan kalimat kedua mempunyai
lafal serta ejaan yang sama tapi maknanya tidak sama. Pada kalimat pertama
diatas menunjukan tanggal, sementara kalimat yang kedua ditujukan untuk bulan
yang ada di langit.
HOMOFON
Jenis homofon merupakan kata yang bermakna dan berejaan beda, tapi punya lafal
sama. Dibawah ini contoh kata berjenis homofon:
Rika rajin sekali menabung di Bank.
Kakak Rika adalah Bang Dimas.
Kata pada kalimat pertama “Bank” dengan kalimat kedua “Bang”, punya lafal yang
sama tapi punya ejaan dan makna tidak sama. Di kalimat pertama berarti tempat,
sementara kalimat kedua, menunjukan pengertian saudara.
HOMOGRAF
Jenis berikutnya ada homograf merupakan kata yang bermakna dan berlafal beda,
namun mempunyai ejaan sama. Berikut ini contohnya:
Dani sedang mengkonsumsi Tahu goreng saat ini.
Dani tidak Tahu jika hari ini adalah hari Senin.
Tahu yang terdapat pada kalimat diatas punya ejaan yang sama. Pada kalimat
pertama berarti sebuah makanan tetapi kalimat kedua mengartikan lupa dengan
hari.
HIPERNIM DAN HIPONIM
Selanjutnya ada Hipernim yang merupakan kata yang telah mewakili banyak kata
lainnya. Sehingga kata hipernim dapat menjadi kata umum suatu penyebutan kata
lainnya. Sementara Hiponim merupakan kata yang terwakili maknanya oleh kata
hipernim. Dibawah ini contoh kalimat dari kata hipernim serta hiponim:
Di dalam hutan belantara banyak sekali binatang liar, misalnya harimau, srigala,
kera, macan tutul, rusa, maupun lainnya.
Kata hipernimnya adalah Binatang liar. Sementara kata hiponimnya adalah harimau,
srigala, rusa, macan tutul, kera maupun lainnya.
PENGGUNAAN KATA YANG LUGAS

Dalam suatu karangan ilmiah sebaiknya digunakan kata-kata


lugas. Penggunaan kata atau frase yang terlalu panjang membuat
kalimat tidak efektif.
Contoh:
 Untuk itu, waktu dan tempat kami serahkan kepada Bapak
Rektor ( tidak efektif)
 Untuk itu, kepada Bapak Rektor kami persilahkan ( efektif )
PEMILIHAN KATA YANG SERASI
Penggunaan kata yang tidak sesuai dengan konteks akan mnimbulkan
kejanggalan dalam karya ilmiah. Hal yang perlu diperhatikan adalah segi
situasi pembicaraan, tema yang dibicarakan, tujuan pembicara, dan orang
yang diajak bicara.
Ada berbagai kata yang tidak lazim digunakan dalam karangan ilmiah
seperti contohnya:
1. Penggunaan kata cakapan bilang, biarin, duluan, makanya, tapi, tak
berikan
2. Penggunaan bahasa berbungga-bunga perjalanan malam yang
mendebarkan bagi pembunuh anak-anak itu.
3. Penggunaan ungkapan dan peribahasa
ASAS-ASAS PEMILIHAN KATA
1. Perlu diperhatikan verba berawalan ke- yaitu ketemu, ketbrak, kesasar, kejepit, dan kepepet hanya
terbatas pada pemakaian sehari-hari. Dalam kalimat berita, prefiks me(n)- pada verba aktif transitif
adakalanya ditanggalkan. Hal itu hanya terbatas pada pemakaian seharian/informal.
2. penulis hendaknya menghindari kosakata yang bersifat tidak logis.
3. dalam menulis karya ilmiah, juga perlu dihindari pemilihan kosakata atau klitika yang bersifat ambigu
4. dalam karya ilmiah hendaknya dihindari diksi yang bersifat absolut
5. dalam kerya ilmiah hendaknya menghindari kosakata yang bersifat pleonasme
6. dalam karya ilmiah hendaknya menghindari kata tanya sebagai konjungsi
7. perlu dihindari penggunaan kata ganti orang
8. perlu dihindari kosakata yang tidak konsisten
9. perlu dihindari konjungsi antar klausa yang berfungsi konjungsi antar kalimat
10. perlu dihindari penggunaan kata si/sang
11. perlu memperhatikan dalam menempatkan kosakata dalam struktur kalimat.

Anda mungkin juga menyukai