Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 13 (PEMULIHAN SISTEM STOMATOGNATI)

MODUL 3 (GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN)

Disusun oleh : Kelompok 4

VITTA ANZELIA TRIYANA 1710025013

PARDEDE, GIOVANNI 1710025014

NASYA FEBRINA PUTRI 1710025015

LAURENSIA OKTAVIA R. 1710025016

NANDA PRATIWI 1710025029

RIENDA AFIFAH KHAIRUNNISA 1710025030

LUTHFI AZHARI SANI 1710025032

MUHAMMAD WISNU YUDISTIRA 1710025035

DEVIA MARZELLA AMELINDA 1710025036

FIMELDA IZRO NOVIYANDARI 1710025039

Tutor : drg. Elliana Martalina, Sp.Pros

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, kami panjatkan puji dan syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pleno yang merupakan hasil dari diskusi
kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 pada proses pembelajaran Blok 13 Modul 3 dengan judul
“Gigi Tiruan Sebagian Lepasan” Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.

Laporan ini telah kami susun semaksimal mungkin dengan referensi-referensi yang
terpercaya serta bantuan dari berbagai pihak yang telah menyusun jurnal yang terpercaya
sehingga materi yang terpapar di dalam laporan ini dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya serta materi yang dipaparkan di
dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat membuat laporan jauh lebih baik kedepannya.

Akhir kata kami berharap semoga laporan pleno tentang immunologi rongga mulut
ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Samarinda, 8 September 2019

Hormat Kami,

Kelompok IV

2
ABSTRAK

Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu gigi

atau lebih dan didukung oleh gigi dan atau jaringan di bawahnya, serta dapat dibuka dan

dipasang oleh pemakainya. Desain dari GTSL tergantung pada pola kehilangan gigi.

Klasifikasi pola kehilangan sebagian gigi yang paling sering digunakan adalah klasifikasi

Kennedy karena sederhana, mudah diaplikasikan pada seluruh kondisi kehilangan sebagian

gigi, dapat segera menentukan tipe kehilangan sebagian gigi, dan dapat menentukan tipe

dukungan GTSL (dukungan gigi atau dukungan gigi dan mukosa).

ABSTRACT

Partial dentures are dentures that replace one or more teeth and are supported by the

teeth and / or underlying tissue, and can be opened and installed by the wearer. The design

depends on the pattern of tooth loss. The most frequently used tooth loss pattern

classification is the Kennedy classification because it is simple, easy to apply to all

conditions of partial tooth loss, can immediately determine the type of tooth loss, and can

determine the type of GTSL support (tooth support or tooth support and mucosa).

3
Daftar Isi

Halaman judul .................................................................................................... i

Kata pengantar ................................................................................................... ii

Abstrak .............................................................................................................. iii

Daftar isi ............................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................

1.2 Tujuan .....................................................................................................

1.3 Manfaat ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN DAN ISI

2.1 Step 1 : Identifikasi istilah sulit ...............................................................

2.2 Step 2 : Identifikasi masalah ...................................................................

2.3 Step 3 : Curah pendapat ..........................................................................

2.4 Step 4 : Merumuskan peta konsep ..........................................................

2.5 Step 5 : Merumuskan tujuan belajar .......................................................

2.6 Step 6 : Belajar mandiri ..........................................................................

2.7 Step 7 : Sintesis ......................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................

3.2 Saran .......................................................................................................

Daftar Pustaka ....................................................................................................

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu
gigi atau lebih dan didukung oleh gigi dan atau jaringan di bawahnya, serta dapat
dibuka dan dipasang oleh pemakainya. Desain dari GTSL tergantung pada pola
kehilangan gigi. Klasifikasi pola kehilangan sebagian gigi yang paling sering
digunakan adalah klasifikasi Kennedy karena sederhana, mudah diaplikasikan pada
seluruh kondisi kehilangan sebagian gigi, dapat segera menentukan tipe kehilangan
sebagian gigi, dan dapat menentukan tipe dukungan GTSL (dukungan gigi atau
dukungan gigi dan mukosa).

1.2 Tujuan

Memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar dapat memahami tujuan,


indikasi dan kontra indikasi, komponen, klasifikasi, kelebihan serta kekurangan
pada pemakaian GTSL di kedokteran gigi.

1.3 Manfaat

Makalah ini berisi materi tujuan, indikasi dan kontra indikasi, komponen,
klasifikasi, kelebehin serta kekurangan pada pemakaian GTSL. Hal itu diharapkan
akan lebih memudahkan mahasiswa dalam memahaminya.

5
BAB II

PEMBAHASAN DAN ISI

Skenario

Duh malunya….

Seorang wanita usia 47 tahun mendatangi klinik gigi untuk berobat. Setelah
dilakukan pemeriksaan, ternyata pasien memiliki daerah edentulous di regio
anterior rahang atas, post ekstraksi kurang lebih 6 bulan yang lalu. Pada rahang
bawah terdapat post ekstraksi 35 dan 36 kurang lebih 7 tahun yang lalu, dan gangren
radiks pada 34 dan 45, sehingga lebih sering mengunyah pada sisi kanan saja.
Pasien sebenarnya merasa malu dengan keadaan giginya, namun baru ada
kesempatan berobat sekarang karena harus menabung terlebih dahulu untuk biaya
pengobatan. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan adanya resesi gingiva pada 21
dan 13. Namun, derajat resesi terparah pada 13. Ditemukan juga eksostosis pada
regio lingual kiri bawah. Pasien ini memilih untuk dibuatkan gigi tiruan yang
lepasan agar tidak malu saat berbicara dan gigi tiruan tersebut dapat digunakan
untuk makan. Dokter gigi tersebut juga menerangkan kelebihan dan kekurangan
jenis gigi tiruan tersebut terhadap pasien.

6
2.1 Identifikasi Istilah Sulit
 Eksostosis
o Pertumbuhan tulang baru pada tulang normal karena tumor jinak dan
peradangan kronis.
 Edentulous
o Hilangnya gigi dalam rongga mulut.
 Resesi gingiva
o Tereksposnya akar gigi karena pergeseran gingiva ke arah apikal
menjauhi cementoenamel junction
 Gangren radiks
o Proses matinya jaringan sehingga tidak adanya suplai darah
 Ekstraksi
o Pencabutan gigi

2.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah penyebab dari edentulous?


2. Apa saja dampak dari edentulous?
3. Apakah penyebab dari gangrene radiks pada gigi 34 35? Apakah ada
hubungannya dengan post-ekstraksi?
4. Mengapa bisa terjadi eksostosis?
5. Apakah eksostosis tidak mengganggu GTSL? Bagaimana cara
penanganannya?
6. Mengapa gigi 13 disebut sebagai gigi dengan derajat terparah?
7. Apa saja rencana perawatan pada kasus di skenario?
8. Apa saja klasifikasi GTSL?
9. Apa saja indikasi dan kontra indikasi penggunaan GTSL?
10. Apa saja komponen GTSL?
11. Apa saja kelebihan dan kekurangan GTSL?

7
2.3 Curah Pendapat

1. Karies yang sudah besar, trauma/kecelakaan, tidak adanya benih gigi,


resorpsi alveolar crest karena faktor usia.
2. Dampak dari edentulous yang dibiarkan di antara lain adalah penurunan
fungsi kunyah, penurunan jaringan periodontal (resesi), tidak estetik,
gangguan TMJ.
3. Tidak ada.
4. Dampak setelah ekstraksi, masih terjadinya pertumbuhan tulang
berlebihan karena sisa suplai darah dari gigi yang diekstraksi.
5. Dilakukan pembedahan (alveolektomi).
6. Derajat keparahan resesi dihitung dari CEJ dalam satuan mm.
7. Gangren radiks diatasi dengan melakukan ekstraksi kemudian untuk resesi
dilakukan perawatan semilunar (flap atau gigi yang berada pada daerah
resesi diekstraksi jika resesinya parah) lalu bagian yang terdapat
edentulous dibuatkan GTSL.
8. Klasifikasi menurut kennedy:
a. Klas I : daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi
yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral)
b. Klas II : daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi
yang masih ada tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang
saja (unilateral)
c. Klas III : daerah tidak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang
masih ada di bagian posterior maupun anterior dan unilateral
d. Klas IV : daerah tidak bergigi terletak pada bagian anterior dari
gigi- gigi yang masih ada dan melewati garis tengah rahang
9. Indikasi:
a. hilangnya satu atau lebih gigi
b. gigi yang tertinggal baik atau memenuhi syarat sebagai gigi
pegangan

8
c. kesehatan rongga mulut pasien yang baik
d. membutuhkan gigi setelah pencabutan

Kontra indikasi

a. pasien tidak kooperatif


b. Oral hygiene pasien buruk
10. Komponen dari GTSL:
 Basis: terdiri atas basis dukungan gigi dan dukungan jaringan. Basis dapat
terbuat metal atau resin.
 Sadle: merupakan terusan dari basis. Dibagi menjadi dua macam yaitu
bonded sadle dan free-end sadle.
 Gigi tiruan: anasir. Bisa terbuat dari akrilik, logam, atau proselen.
 Klamer: terbagi menjadi dua yaitu paradental dan gingival. Klamer bekerja
sebagai retensi, stabilitas, dan penerus beban kunyah ke gigi yang lain.

11. Kelebihan:
a. peningkatan estetik
b. peningkatan distribusi beban kunyah
c. peningkatan bicara
d. pencegahan migrasi gigi
e. peningkatan pengunyahan

Kekurangan:

a. peningkatan akumulasi plak


b. kerusakan oklusal
c. disfungsi otot kunyah dan otot wajah jika GTSL tidak baik

2.4 Peta Konsep

9
INDIKASI DAN
KONTRA INDIKASI
SUBJEKTIF
KLASIFIKASI GTSL
RENCANA
PEMERIKSAAN OBJEKTIF DIAGNOSA
PERAWATAN
KEKURANGAN DAN
KELEBIHAN GTSL
PENUNJANG
KOMPONEN FUNGSI
GTSL

2.5 Tujuan Belajar

1. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan kontra indikasi GTSL


2. Mahasiswa mampu menjelaskan komponen dan fungsi GTSL
3. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi GTSL
4. Mahasiswa mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan GTSL
5. Mahasiswa mampu menjelaskan rencana perawatan

2.6 Belajar Mandiri

Masing-masing anggota diskusi melakukan proses belajar mandiri


sehubungan dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan pada step 5 untuk
mengetahui lebih dalam terhadap materi yang akan dibahas pada diskusi kelompok
kecil (DKK) 2 dengan mempergunakan referensi yang telah tersedia dan
mengembangkan apa yang anggota kelompok pahami dari pembelajarannya
tersebut.

10
2.7 Sintesis

1. Indikasi dan Kontraindikasi GTSL

 Indikasi pemakaian GTSL


1. Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat:
a. Usia
Usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang
mahkota klinis masih kurang. Pasien usia lanjut dengan
kesehatan umum yang buruk, karena perawatannya memerlukan
waktu yang lama.
b. Panjang daerah edentulous tida memenuhi syarat Hukum Ante
c. Kehilangan tuang yang banyak pada daerah edentulous.
2. Tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous(free end
saddle).
3. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat.
4. Bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang berseberangan.
5. Bila membutuhkan estetik yang lebih baik.
6. Bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut.
7. Keinginan pasien
 Kontraindikasi GTSL
1. Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi
tiruan.
2. Umur lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi penderita sebaiknya
dibuatkan GT temporer.
3. Penyakit sistemik (epilepsy, DM tidak terkontrol)
4. OH jelek.

2. Komponen dan Fungsi GTSL

Gigi tiruan sebagian lepasan terdiri dari komponen-komponen:

1. Basis

11
Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa
mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual.

 Macam-macam basis geligi tiruan:


a) Basis dukungan gigi
Pada basis dukungan gigi, yang semata-mata merupakan span yang dibatasi
gigi asli pada kedua sisinya, tekanan oklusal secara langsung disalurkan
kepada gigi penyangga melalui kedua sandaran oklusal. Selain fungsi tadi,
basis bersama-sama elemen gigi tiruan berfungsi pula mencegah migrasi
horisontal gigi tetangga, serta migrasi vertikal gigi antagonis.
b) Basis dukungan jaringan
Dukungan jaringan ini penting, agar tekanan kunyah dapat disalurkan ke
permukaan yang lebih luas, sehingga tekanan persatuan luas menjadi lebih
kecil

 Macam-macam bahan basis:


a) Metal
Indikasi pemakaian basis metal
 Penderita yang hipersensitif terhadap resin
 Penderita dengan gaya kunyah abnormal
 Ruang intermaksiller kecil
 Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral
 Permintaan penderita
b) Resin Indikasi basis resin
 Resin merupakan bahan terpilih untuk basis protesa
 Sebagai basis resin menunjukkan kelebihan
 Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya
 Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah
 Relatif lebih ringan
 Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah
 Harganya murah

12
Beda basis akrilik dengan logam:

Kriteria Akrilik Logam

Proses pembuatan Mudah Sukar

Kekuatan Kurang Kuat

Penghantar panas Kurang Baik

Menyerap air Dapat Tida dapat

Perubahan warna Dapat TIdak dapat

Luas basus Luas/lebar Tidak luas

Biaya Murah Mahal

Fungsi Basis:

a. Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di


bawahnya.
b. Untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis
dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah.
c. Tempat melekatnya cengkeram.
d. Menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada
bibir dan pipi(estetik

2. Sadel
Adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris
dan mendukung elemen gigi tiruan. Bila sadel letaknya:
a. Antara gigi asli diseut bounded saddle.
b. Posterior dari gigi asli disebut free end saddle.

13
3. Elemen gigi tiruan
Adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bentuk gigi tiruan dari gigi asli
yang hilang. Bahan dasar gigi tiruan dapat bermacam-macam, yaitu:resin akrilik,
porselen,logam.

 Elemen gigi tiruan resin akrilik:


a. Mudah aus, terutama pada penderita yang mempunyai kekuatan kunyah
yang kuat.
b. Perlekatannya dengan basis merupakan persenyawaaan kimia, karena
bahannya sama.
c. Dapat berubah warna.
d. Mudah tergores.
e. Mudah dibentuk/diperkecil sesuai dengan ruangan.
f. Lebih ringan dibanding gigi tiruan yang dari porselen dan logam.
g. Dapat diasah dan dipoles.
h. Karena sifat mudah aus, baik sekali dipakai untuk prosesus alvolaris
yang datar

 Elemen gigi tiruan porselen:


a. Tidak mudah aus/tergores.
b. Perlekatannya dengan basis secara mekanis, sehingga elemen gigi tiruan
harus mempunyai retensi untuk pelekatnya terhadap basis bentuk retensi
gigi tiruan porselen: undercur, pin, alur.
c. Tidak berubah warna.
d. Tidak dapat diasah.
e. Lebih berat daripada akrilik.
f. Tidak baik dipakai untuk prosesus alveoalris yang datar(resorbsi).

 Elemen gigi tiruan logam:


a. Biasanya dibuat sendiri sesuai dengan ruang protesa yang ada, terutama
untuk gigi posterior yang ruang protesanya sempit.

14
b. Estetis kurang baik.
c. Tahan terhadap daya kunyah yang besar/kuat

4. Cengkeram
Disebut juga klammer. Cengekram adalah bagian dari gigi tiruan lepas yang
berbentuk bulat/gepeng. Terbuat dari kawat stainless steel/ logam tuang, yang
melingkari/memegang gigi penjangakaran.

Fungsi cengkeram:
 Untuk retensi
 Untuk stabilisasi
 Untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran

Syarat umum gigi penjangkaran:

a. Gigi vital atau non vital yang telah dilakukan PSA dengan sempurna
b. Bentuk anatomis dan besarnya normal
c. Tidak ada kerusakan/kelainan. Misalnya: tambalan yang besar, karies,
hypoplasia, konus posisi dalam lengkung gigi normal

Macam-macam desain cengkeram

Desain cengkeram menurut fungsinya dibagi dalam dua bagian:

Cengkeram paradental

Yaitu cengkeram yang fungsinya selain dari retensi dan stabilisasi protesa, juga
sebagai alat untuk meneruskan beban kunyah yang diterima gigi tiruan ke gigi
penjangkarannya Jadi,cengkeram paradental harus mempunyai bagian yang
melalui bagian oklusal gigi penjangkaran atau melalui titik kontak antara gigi
penjangkaran dengan gigi tetangganya.

15
Cengkeram gingival

Yaitu cengkeram yang fungsinya hanya untuk retensi dan stabilisasi protesa.
Jadi, karena tidak berfungsi untuk meneruskan beban kunyah yang diterima
protesa ke gigi penjangkaran, maka cengkeram ini tidak mempunyai bagian
yang melalui bagian oklusal gigi penjangkaran, bisa diatas permukaan oklusal.

3. Klasifikasi GTSL

1. Klasifikasi Kennedy
Klasifikasi Kennedy terbagi menjadi 4 Kelas, yaitu:

Kelas I

Daerah tidak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada
pada kedua sisi rahang / Bilateral Free End.

Kelas II

Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian posterior gigi yg ada, pd 1 sisi
rahang/unilateral free end.

Kelas III

Daerah yang tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada di bagian posterior.

Kelas IV

Daerah yang tidak bergigi terletak dibagian anterior dan melewati garis tengah
rahang/median line. Untuk kelas ini tidak ada modifikasi.

16
2. Klasifikasi Applegate –Kennedy.

A. Kelas I
a. Daerah yang tidak bergigi sama dengan klasifikasi Kennedy.
b. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah
beberapa tahun kehilangan gigi.
c. Secara klinis dijumpai:
- Derajat resorbsi residual ridge bervariasi.
- Tenggang waktu /pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas
gigi tiruan yang akan dipasang.
- Jarak antar lengkung rahang bagian posterior biasanya sudah
mengecil.
- Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.
- Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat
- Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar
6 10 gigi.
- Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula

17
d. Indikasi pelayanan prostodonsia: Gigi tiruan sebagian lepasan dengan
desain bilateral dan perluasan basis distal.

B. Kelas II
Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II. Secara klinis dijumpai keadaan:
a. Resorbsi tulang alveolar terlibat lebih banyak
b. Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur.
c. Ekstrusi menyebabkan rumitnya pembuatan restorasi pada gigi
antagonis.
d. Pada kasus ekstrim karena tertundanya pembuatan gigi tiruan untuk
jangka waktu tertntu karena perlu pencabutan satu atau lebih gigi
antagonis.
e. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi
temporomandibula.

C. Kelas III
Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga,tidak lagi
mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secarakeseluruhan. Secara
klinis dijumpai keadaan:
a. Daerah tidak bergigi sudah panjang.
b. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai.
c. Tulang pendukung mengalami resorbsi cervikal dan atau disertai
goyangnya gigi secara berlebihan.
d. Beban oklusal berlebihan.
e. Indikasi pelayanan prostodonsi; Gigi tiruan sebagian lepasan dukungan
gigi dengan desain bilateral.

D. Kelas IV
a. Daerah tidak bergigi sama dengan klas IV Kennedy.

18
b. Pada umumnya untuk klas ini dapat dibuat gigi tiruan sebagian lepasan
bila:
- Tulang alveolar sudah banyak hilang, sepertipada kasus akibat
trauma
- Gigi harus disusun dengan "overjet" besar, sehingga dibutuhkan
banyak gigi pendukung.
- Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan,
pada pasien dengan daya kunyah besar.
- Diperlukan dukungan dan retensi tambahan darigigi penahan
- Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk
memenuhi faktor estetik

E. Kelas V
a. Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat
dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah.
b. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas karena gigi caninus
yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan.
c. Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan.

F. Kelas VI
a. Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli dapat
dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan
daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut.
b. Biasanya dijumpai keadaan klinis:
1. Daerah tak bergigi yang pendek
2. Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memadai sebagai pendukung
penuh.
3. Sisa processus alveolaris memadai
4. Daya kunyah pasien tidak besar.

19
c. Indikasi pelayanan prosthodontik kelas VI
1. Geligi tiruan cekat2.
2. Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral
(protesa sadel)

20
3. Klasifikasi Swenson

Pada dasarnya sama dengan klasifikasi Kennedy


Kelas I : Unilateral free end
Kelas II : Ujung bebas bilateral/ Bilateral free end
Kelas III : Bounded sadle
Kelas IV : Anterior tooth supported

4. Klasifikasi Austin and Lidge


Lebih sederhana karena pengklasifikasiannya berdasarkan wilayah
daerah gigi yang hilang.
a. Daerah gigi yang hilang anterior A
b. Daerah gigi yang hilang posterior P
Pada masing masing derah tersebut dibagi 2 lagi, dengan
batasmedian line.

4. Kelebihan dan Kekurangan GTSL

Kelebihan Penggunaaan Gigi Tiruan Lepasan

1. Gigi tiruan ini mudah dipasang dan dilepas oleh pasien.

2. Gigi palsu lepasan terbuat dari bahan akrilik yang sejenis bahan dari
campuran plastik yang mudah dibentuk, ringan, mudah diwarnai sesuai
dengan warna gigi dan gusi.
3. harganya lebih terjangkau
4. Untuk gigi tiruan lepasan kerangka logam lebih kuat, stabil, dan tahan lama
5. Gigi tiruan lepasan kerangka logam lebih kaku, dan tidak berubah bentuk

Kekurangan Penggunaaan Gigi Tiruan Lepasan

21
1. Bagi pasien pada saat pemakaian pertama, akan merasakan rasa tidak
nyaman. Bahkan juga akan merasa tidak nyaman saat mengunyah dan juga
saat berbicara. Tapi itu hanya bersifat sementara.
2. Akan terjadi penumpukan plak apabila OH pasien tidak baik sehingga
menimbulkan halitosis.
3. Terkadang pada pasien yang kurang teliti dalam penyimpanan gigi tiruan
lepasan akan mudah hilang bahkan patah apabila tidak disimpan secara
benar.
4. Mudah mengalami keausan sehingga tidak boleh menyikat gigi tiruan
dengan sikat gigi yang keras karena akan mengakibatkan keausan.
5. Untuk gigi tiruan lepasan logam tidak estetik jika cangkolan logam terlihat

5. Rencana Perawatan

Pertama untuk cleansing dari berbagai mikroba sebelumnya kita lakukan


scalling, setelah itu kita lanjutkan ekstraksi gangren radiks, lalu untuk resesi gingiva
dilakukan semilunar flap, lalu akhirnya kita lakukan pembuatan gigi tiruan sebagian
lepas.

Dengan prosedur:

1. Prosedur diagnostik
2. Pencetakan anatomis dan fisiologis
3. Penentuan hubungan rahang
4. Pemilihan warna anatsir
5. Percobaan pemasangan
6. Pemasangan GTSL
7. Pemeriksaan pasca pemasangan

BAB III

22
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Tujuan pembuatan GTSL adalah mengembalikan dan memperbaiki fungsi


mengunyah dan bicara ,memperbaiki profil wajah, mempertahankan kesehatan
jaringan. Klasifikasi GTSL menurut Kennedy juga ada menurut Kennedy dan
Apllegated.

1.2 Saran

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

23
Barclay, C.W & A.D. Wamsley. (1998). Fixed and removables prosthodontics. China :

Harcourt Pub. Lim.

Brudvik, J.S. (1999) Advanced removable partial dentures. Illinois : Quintessence.

Carr, A.B., & D.T. Brown. (2011) McCracken’s removeable partial prosthodontics 12th ed.

Canada : Mosby.

Gunadi, H.A., et al (1995) Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 1. Jakarta :

Hipokrates.

------- (1995) Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan jilid 2. Jakarta : Hipokrates.

24

Anda mungkin juga menyukai