Anda di halaman 1dari 25

TUGAS 2

DASAR-DASAR EKSTRAKSI METALURGI


(SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA)

Dosen Pengampuh:

Ir. A. Taufik Arief, M.S.

Dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Ekstraksi Metalurgi pada


Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh:

Erwin Patra Jenggi (03021381722113)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIIWIJAYA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas ekstraksi metalurgi yang
bertema “Dasar-Dasar Ekstraksi Metalurgi (Sifat-Sifat Fisika dan Kimia)”. Pada
kesempatan ini Penulis juga berterima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. DR. Hj. Rr. Harminuke Eko Handayani, S.T., M.T., dan Bochori, S.T., M.T., selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.
2. Ir. A. Taufik Arief, M.S selaku dosen pengampuh mata kuliah akademik.
3. Staf dosen dan Karyawan Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan
telah membantu dalam menyukseskan kerja praktek ini.
4. Semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tugas
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada Penulis
akan mendapatkan ridho dari Allah SWT sebagai amal ibadah. Semoga menyelesaikan
Tugas Ektraksi Metalurgi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Palembang, September 2019

2 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................... 3

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.3 Tujuan ......................................................................................... 5

1.4 Manfaat ....................................................................................... 5

BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................ 6

2.1. Sifat-Sifat Fisik (Termodinamika) dalam Ekstaksi Metalurgi .. 7

2.2. Sifat-Sifat Kimia (Termokimia) dalam Ekstraksi Metalurgi........... 15

DAFTAR PUSTAKA. ................................................................................. 19

3 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam dunia industri manusia akan melakukan sesuatu hal yang bermanfaat
dari suatu mineral, dan berupaya agar mineral tersebut dapat dijadikan sesuatu
yang sangat berharga dan berguna bagi kehidupan. Adapun kegiatan ini kerap
disebut metalurgi. Metalurgi adalah ilmu, seni, dan teknologi yang mengkaji
proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup
metalurgi meliputi:pengolahan mineral (mineral dressing) ekstraksi logam dari
konsentrat mineral (extractive metallurgy) proses produksi logam (mechanical
metallurgy) perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy)

Sejarah ilmu metalurgi diawali dengan teknologi pengolahan hasil


pertambangan. Berdasar kedekatan antara metalurgi dengan pertambangan inilah
maka pada awalnya pendidikan metalurgi lahir dari sekolah-sekolah
pertambangan seperti pendidikan metalurgi di Colorado School of Mines.

Pada saat ini pendidikan metalurgi sudah sedemkian luas sehingga beberapa
perguruan tinggi mengkhususkan penekanan pada cabang-cabang ilmu
metalurgi.

1. Cabang pengolahan mineral dan metalurgi ekstraksi biasanya sangat ditekankan


pada pendidikan metalurgi di jurusan Teknik Pertambangan.
2. Cabang metalurgi mekanik biasanya sangat ditekankan pada pendidikan metalurgi
di jurusan Teknik Mesin dan Teknik Industri.
3. Cabang metalurgi fisik biasanya diajarkan secara merata di berbagai perguruan
tinggi sebagai fundamen dari ilmu logam.
Perkembangan persoalan ilmiah dan teknis saat ini yang memerlukan
pemecahan multidisiplin mengharuskan adanya pertemuan antara berbagai

4 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
disiplin ilmu yang berbeda. Dalam hal ini seorang metalurgis (ilmuwan dan
pekerja metalurgi) berada di tengah-tengah pertemuan ilmu-ilmu tersebut.
Metalurgi beririsan dengan beberapa aspek ilmu kimia, teknik kimia, fisika,
teknik fisika, teknik mesin, pertambangan, lingkungan, dll.

Adapun salah satu jenis industri yang menggunakan prinsip metalurgi


adalah dalam pengolahan nikel. Termasuk pengolahan nikel secara langsung dan
secara tidak langsung. Pemanfaatan logam nikel secara langsung misalnya untuk
pembuatan peralatan laboratorium kimia dan fisika, anoda pada batre dan
penyimpanan listrik jenis Edison. Secara tak langsung digunakan sebagai :
pembuatan mesin berat, rel kereta api, paduan nikel bukan besi (non ferous
alloys) misalnya paduan nikel – silver untuk peralatan listrik, telepon dan alat
kedokteran gigi.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana sifat-sifat fisika (termodinamika) dalam ekstraksi metalurgi?
2. Bagaimana sifat-sifat kimia (termokimia) dalam proses ekstraksi metalurgi?

1.3. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mempelajari sifat-sifat fisika (termodinamika) dalam ekstraksi metalurgi.
2. Mempelajari sifat-sifat kimia (termokimia) dalam proses ekstraksi metalurgi.

1.4. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan
mengenai ekstraksi metalurgi terutama mengenai termodinamika dan termokimia
dalam proses ekstraksi metalurgi.

5 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
BAB 2
PEMBAHASAN

Untuk menghasilkan logam dari bijihnya, diperlukan suatu proses ekstraksi


metalurgi. Karena di alam bijih logam umumnya dalam bentuk oksida dan sulfida,
maka untuk menghasilkan logam diperlukan reaksi reduksi dan oksidasi. Pada proses
metalurgi juga terdapat sifat fisika dan kimia. Dasar Fisika Kimia Metalurgi dapat
didefinisikan juga yaitu sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh sampai
pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih mineral,pemerolehan
(ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan sifat-sifat dan
perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam pemakaian untuk pembuatan
produk rekayasa tertentu.
Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu metalurgi ekstraksi, metalurgi kimia dan metalurgi fisika. Metalurgi
ekstraksi yang banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah
dengan cara pelindian maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan
utuk menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia.
Meskipun sesungguhnya metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang luas,
antara lain mencakup juga pemaduan logam denagn logam lain atau logam dengan
bahan bukan logam.
Metalurgi kimia Metalurgi kimia merupakan proses metalurgi yang banyak
melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian
maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan utuk menghasilkan
logam dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia. Beberapa aspek
perusakan logam (korosi) dan cara-cara penanggulangannya, pelapisan logam secara
elektrolit,dll. Metalugi Fisika Metalurgi fisika adalah pengetahuan-pengetahuan
mengenai fisika dari logam-logam dan paduan-paduan umpamanya tentang sifat-sifat
mekanik, sifat-sifat teknologi serta pengubahan-pengubahan sifat-sifat tersebut yang

6 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
umumnya menyangkut segi-segi pengembangan atau development, pada penggunaan
dan pengolahan atau teknologi logam-logam dan paduan-paduan.
Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri antara
lain adalah pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi),
hydrometalurgy(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah
dengan cara pelindian dengan media cairan), dan electrometalurgy (proses ekstraksi
yang melibatkan penerapan prinsip elektrokimia, baik pada temperatur rendah maupun
pada temperatur tinggi).
2.1. Perubahan Fase
Bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi berlainan yaitu
wujud zat. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan kualitatif
dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan volume;
dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk
wadah tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk menempati volume apa pun
yang tersedia.

GAMBAR 1
PERUBAHAN FASE

Dan berikut ini macam-macam perubahan zat yang kita ketahui:


1. Membeku merupakan proses perubahan wujud dari cair menjadi padat

7 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
2. Mencair merupakan proses perubahan wujud dari padat menjadi cair
3. Menguap merupakan proses perubahan wujud dari cair menjadi gas
4. Mengembun merupakan proses perubahan wujud dari gas menjadi cair
5. Menyublim merupakan proses perubahan wujud dari padat menjadi gas
6. Menghablur merupakan proses perubahan wujud dari gas menjadi padat
Wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase. Sebuah
transisi fase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perubahan drastis
dari sifat-sifatnya. Menggunakan definisi ini, wujud zat yang berbeda adalah tiap
keadaan termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi fasa.
Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat yang berbeda. Munculnya sifat
superkonduktivitas dihubungkan dengan suatu transisi fase, sehingga ada keadaan
superkonduktif. Begitu pula, keadaan kristal cair dan feromagnetik ditandai oleh transisi
fase dan memiliki sifat-sifat berlainan.

2.1.1. Muai (expensi)


Perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau
berubah volumenya karena terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda akan
berbeda, tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda
tersebut.
Perubahan panjang akibat panas ini, sebagai contoh, akan mengikuti:

Keterangan :

: panjang pada suhu t,


: panjang pada suhu awal,
: koefisien muai panjang, dan
 : besarnya perubahan suhu.

Suatu benda akan mengalami muai panjang apabila benda itu hanya memiliki
(dominan dengan) ukuran panjangnya saja. Muai luas terjadi pada benda apabila benda
itu memiliki ukuran panjang dan lebar, sedangkan muai volum terjadi apabila benda itu
memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi.

8 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Keterangan :
: luas (Area) pada suhu t,
: luas pada suhu awal,
: koefisien muai luas, dan
: besarnya perubahan suhu.

Dan untuk perubahan volume :

Keterangan :
: V(olum) pada suhu t,
: volum pada suhu awal,
: koefisien muai volum, dan
: besarnya perubahan suhu.

2.1.2 Teori Kinetic


Teori Kinetik berupaya menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas, seperti tekanan,
suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka dan
gerakannya. Intinya, teori ini menytakan bahwa tekanan tidaklah disebabkan oleh
denyut-denyut statis di antara molekul-molekul, seperti yang diduga Isaac Newton,
melainkan disebabkan oleh tumbukan antarmolekul yang bergerak pada kecepatan yang
berbeda-beda. Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik-Molekular atau Teori
Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas.
Dapat dituliskan rumus sebagai berikut:

P.V=n.R.T
Adapun faktor yang ada pada teori kinetic antara lain :
1. Tekanan

9 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Tekanan dijelaskan oleh teori kinetik sebagai kemunculan dari gaya yang
dihasilkan oleh molekul-molekul gas yang menabrak dinding wadah. Misalkan suatu
gas denagn N molekul, masing-masing bermassa m, terisolasi di dalam wadah yang
mirip kubus bervolume V. Ketika sebuah molekul gas menumbuk dinding wadah
yang tegak lurus terhadap sumbu koordinat x dan memantul dengan arah berlawanan
pada laju yang sama (suatu tumbukan lenting), maka momentum yang dilepaskan
oleh partikel dan diraih oleh dinding adalah:

gaya yang dimunculkan partikel ini adalah:

Keseluruhan gaya yang menumbuk dinding adalah:

Jadi, gaya dapat dituliskan sebagai:

Tekanan, yakni gaya per satuan luas, dari gas dapat dituliskan sebagai:

2. Suhu dan energi kinetik


Dari hukum gas ideal maka didapat rumus sebagai berikut :

PV = NkBT

dimana B adalah konstanta Boltzmann dan T adalah suhu absolut. Dan dari rumus
diatas, dihasilkan Derivat:

10 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
(2)
3. Banyaknya tumbukan dengan dinding
Jumlah tumbukan atom dengan dinding wadah tiap satuan luar tiap satuan
waktu dapat diketahui. Asumsikan pada gas ideal, derivasi dari menghasilkan
persamaan untuk jumlah seluruh tumbukan tiap satuan waktu tiap satuan luas:

4. Laju RMS molekul


Dari persamaan energi kinetik dapat ditunjukkan bahwa:

Dengan v pada m/s, T pada kelvin, dan R adalah konstanta gas. Massa molar
diberikan sebagai kg/mol. Kelajuan paling mungkin adalah 81.6% dari kelajuan
RMS, dan rerata kelajuannya 92.1% (distribusi kelajuan Maxwell-Boltzmann).

5. Banyaknya tumbukan dengan dinding

6. Laju RMS molekul


Dari energy kinetic di atas maka dapat ditulis rumus sebagai berikut:

2.2. Sifat-Sifat Fisika ( Termodinamika) dalam Ekstraksi Metalurgi

Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya


panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika adalah suatu ilmu yang
menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan
perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika

11 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini
mempelajari suatu pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas
dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika bisa terjadi pada tubuh
manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator, mobil,
pembangkit listrik dan industri.
Termodinamika proses metalurgi termasuk Termodinamika metalurgi dan
berbagai proses metalurgi terkait interaksi antara sistem. Untuk pembuatan baja, yang
terlibat termasuk sistem terak metalurgi, baja cair, tahan api, fluks metalurgi dan gas,
dan pendinginan yang dihasilkan inklusi baja cair. Untuk proses metalurgi, termasuk
pembakaran, meniup oksidasi, pemurnian oksidasi dan terak - baja antara berbagai
reaksi.Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu:
a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

”Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya”
b. Hukum Pertama Termodinamika

“Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap system”
c. Hukum kedua Termodinamika
“Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya”

d. Hukum ketiga Termodinamika


“Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.

12 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Ketika mempelajari metalurgi non-ferrous, sistem metalurgi meleleh diperluas untuk
matte, terak kuning, garam cair, dan garam dan sistem pelarut organik dan resin
pertukaran ion, proses pemanggangan metalurgi Sejalan meningkat, membuat matte
peleburan, klorida, pencucian, curah hujan , elektrolisis, ekstraksi pelarut dan
pertukaran ion. Jelas, studi tentang sistem yang kompleks termodinamika metalurgi
dan berbagai proses metalurgi interaksi antara sistem yang relevan adalah tugas
kompleks sangat sulit.

Dari sudut pandang termodinamika, isi metalurgi termodinamika hukum aksi


massa dapat dibagi lagi, energi bebas, entalpi, entropi, aktivitas, persamaan Gibbs-
Duhem, kelarutan, koefisien partisi, diagram fasa dan sebagainya. Pirometalurgi,
entalpi bebas - diagram suhu (juga dikenal sebagai potensi diagram oksigen atau
Elligham-Richard-son gambar) menunjukkan serangkaian senyawa logam entalpi
bebas standar dan ketergantungan suhu, yang dapat menambah stabilitas relatif berbeda
membuat perbandingan kuantitatif, dan digunakan untuk menghitung konstanta
kesetimbangan untuk reaksi metalurgi. Untuk hidrometalurgi, diagram Potensi-pH
(juga dikenal sebagai diagram Pourbaix) menunjukkan berbagai logam padat dan
terlarut dalam larutan senyawa dari kesetimbangan termodinamika, dapat memberikan
gas fase keseimbangan zat terlarut. Angka pada logam bawah mengingat kondisi
pencucian atau erosi memiliki referensi tertentu dan nilai aplikasi.

Penerapan dalam reaksi metalurgi dapat dilakukan untuk membuat lebih lengkap
dan dilakukan, dari sudut pandang termodinamika pandang dapat menggunakan
metode berikut:

a. Pilih kondisi reaksi yang sesuai, entalpi bebas standar variabel menjadi
lebih negatif sejauh mungkin,
b. Meningkatkan reaksi kegiatan substansi,

13 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
c. Mengurangi aktivitas dari produk reaksi. Tugas Metalurgi pekerja adalah
untuk berlatih dalam penggunaan pandai produksi prinsip-prinsip ini dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan tertentu.

Di Hall (CMHall) aluminium metode elektrolit ditemukan sebelum Cowles


bersaudara (Cowles) lebih dulu menemukan metode pengurangan karbon untuk
mempersiapkan paduan tembaga, pada penerapan termodinamika metalurgi atas.
Tinggi karbon ferrochrome peleburan baja karbon sebagai bahan baku, dan didasarkan
pada termodinamika metalurgi, suhu digunakan untuk meningkatkan metalurgi bertiup
argon dicampur dengan oksigen untuk mencapai, dalam kondisi seperti itu, karbon
dapat teroksidasi prioritas kromium. Selain itu, metode pengurangan hidrometalurgi
hidrogen tekanan tinggi diterapkan pada praktek produksi termodinamika metalurgi
contoh.

2.2.1. Kontribusi Sifat-Sifat Fisika (Termodinamika) Metalurgi

Dengan Ore polimetalik dan semakin pentingnya bijih ramping, termodinamika


metalurgi juga semakin menunjukkan peran penting. Termodinamika proses metalurgi
dapat terus meningkatkan kemurnian logam, seperti baja, kandungan sulfur selalu
sangat sedikit, sekarang dikurangi menjadi beberapa ratus ribuan. Oleh karena itu, kita
bisa mengharapkan, termodinamika metalurgi juga dapat pemurnian logam murni dan
semikonduktor untuk berkontribusi dalam hal ini kotoran biasanya beberapa bagian per
juta (ppm) atau bagian per miliar (ppb) untuk mewakili. Umum digunakan dalam
pembuatan baja proses termodinamika CO dan keseimbangan ekuilibrium H2-H2O
telah diterapkan untuk silikon, germanium, indium dari pemurnian.

14 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
2.3. Penerapan Sifat-Sifat Fisika (Termodinamika)
2.3.1.1.Sifat-Sifat Fisika (Termodinamika) Reduksi Bijih Besi

Termodinamika menjawab apakah suatu reaksi di dalam proses reduksi bijih besi
oleh reduktor batubara dapat berlangsung. Dengan melihat nilai perubahan energi
bebas Gibbs standard (ΔG0) pada setiap kemungkinan reaksi yang terjadi, dapat
diketahui apakah reaksi tersebut dapat berlangsung atau tidak. Jika nilai ΔG0 adalah
negatif maka reaksi tersebut dikatakan berlangsung yang artinya adalah reaksi akan
berlangsung ke arah produk. Sebaliknya ketika nilaiΔG0 adalah positif maka reaksi
tidak berlangsung atau reaksi akan berlangsung ke arah reaktan.

Perubahan ΔG0 dapat diperhitungkan melalui persamaan sebagai berikut [Habashi.,


1968] :

ΔG0 = ΔH0 – TΔS0 ...........................................................(1)

Pada persamaan (1) dapat dijelaskan bahwa ΔG0 adalah perubahan sejumlah energi
entalpi standard (ΔH0) dikurangi dengan perubahan entropi standard (ΔS0) pada
temperatur tertentu.

Karakteristik bijih besi yang dicirikan dengan sejumlah pengotor seperti SiO2,
Al2O3 dan Cr2O3 dapat mengganggu jalannya proses reduksi. Secara termodinamika
pengotor-pengotor tersebut tidak dapat direduksi oleh CO walaupun temperatur reduksi
dinaikkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1

15 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Gambar 1. Diagram Ellingham untuk kestabilan SiO2, Al2O3, Cr2O3, NiO dan CoO
[Rosenqvist.,1983]

Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa garis kurva 2CO + O2 = CO2 (a) tidak akan
bersinggungan dengan garis pembentukkan SiO2, Al2O3 dan Cr2O3. Hal ini
mengindikasikan bahwa oksida-oksida tersebut tidak dapat direduksi oleh gas CO
walaupun temperatur dinaikkan karena ΔG0selalu bernilai positif, seperti yang
diperlihatkan pada persamaan reaksi berikut [Rosenvqist., 1983]:

SiO2 + 2CO → Si + 2CO2 ΔG01273 = + 81,3 Kkal .............(2)


Al2O3 + 3CO → 2Al + 3CO2 ΔG01273 = + 66,35 Kkal ...........(3)
Cr2O3 + 3CO → 2Cr + 3CO2 ΔG0 1273 = + 190,1 Kkal ...........(4)

Jika pengotor tersebut membentuk ikatan dengan Fe dan ditambah dengan


kadarnya yang tinggi maka akan mengurangi reducibility pada bijih besi. Karakteristik
bijih besi ditandai juga dengan kandungan logam pengotor seperti Ni dan Co. Adapun

16 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Ni dan Co yang masih dalam bentuk oksida dapat tereduksi oleh CO. Seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 1. bahwa kurva oksidasi Ni dan Co berada diatas kurva
(a), sehingga ΔG0 reduksi NiO dan CoO oleh CO akan bernilai negatif, seperti yang
ditunjukkan pada persamaan berikut [Rosenvqist., 1983]:

NiO + CO → Ni + CO2 ΔG01273 K : - 12,55 Kkal .................(5)


CoO + CO→ Co + CO2 ΔG01273 K : - 6,57 Kkal ...................(6)

Berlangsungnya reduksi NiO dan CoO pada saat proses reduksi akan
menyebabkan terganggunya reduksi besi oksida oleh CO Karena secara
termodinamika afinitas CO akan lebih cenderung mereduksi NiO dan CoO
dibandingkan dengan Fe3O4ataupun FeO. Seperti yang diperlihatkan
pada persamaan berikut [Rosenvqist., 1983]:

3Fe2O3 + CO → 2Fe3O4 + CO2 ΔG01273 K = -24,19 Kkal ..........(7)


Fe3O4 + CO → 3FeO + CO2 ΔG01273 K = - 4,46 Kkal ..............8)
FeO + CO → Fe + CO2 ΔG01273 K = +2,01 Kkal ..............(9)

2.3.1.2.Gibbs Free Energy

Gibbs free energy (G) adalah energi termodinamik dari suatu sistem yang dapat
diubah menjadi usaha/kerja pada T dan P konstan.

G  A + PV

Gibbs free energy mencapai nilai maksimum jika prosesnya berupa reversible process.

G = A + PV

17 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Diferensial:
dG = dA + d(PV)
=– S dT – P dV + P dV + V dP
dG = – S dT + V dP

Untuk sistem tertutup pada T dan P konstan, dGT,P  0

2.3.2. Gas Ideal dalam Metalurgi

merupakan kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh
dibandingkan dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak secara
acak ke segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan antar partikel
atau dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga tidak terjadi
kehilangan energi.

Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa semua gas dalam kondisi kimia apapun, pada
temperatur tinggi, dan tekanan rendah cenderung memperlihatkan suatu hubungan
sederhana tertentu di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume dan
temperatur. Hal ini menganjurkan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat
makroskopis yang sama pada kondisi yang sama. Berdasarkan sifat makroskopis suatu
gas seperti kelajuan, energi kinetik, momentum, dan massa setiap molekul penyusun
gas, kita dapat mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi
konsisten (sesuai) dengan definisi makroskopis.

18 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
2.4. Sifat-Sifat Kimia (Termokimia) dalam Ekstraksi Metalurgi
2.4.1. Pengolahan Pertama – Metalurgi

Hampir semua logam yang diperoleh dari bijihnya mengandung sejumlah


pengotor selama berada dalam mineral logam. Pengotor dalam suatu bijih dinamakan
pengganggu. Bijih dapat dipekatkan dalam bentuk unsur logam melalui pemisahan dari
pengganggu, menggunakan metode kimia atau fisika. Pendulangan emas adalah
pemisahan fisik yang bergantung pada perbedaan kerapatan antara emas dan pasir. Air
mudah membilas pasir dan kotoran lainnya meninggalkan butiran emas pada bagian
bawah dulang.
Pengapungan adalah metoda fisika memisahkan mineral dari pengganggu, bergantung
pada perbedaan kemampuan pembasahannya. Bijih dihancurkan menjadi serbuk halus,
kemudian dicampurkan ke dalam tanki air (biasanya mengandung zat pengapung), dan
udara dialirkan, dimana aliran udara untuk membentuk busa.
Partikel-partikel yang dibasahi oleh air, misalnya penggangu akan tenggelam
ke dasar tanki, sedangkan partikel yang tidak terbasahi menempel pada gelembung
udara dan mengapung di atas permukaan tanki. Zat pengapung dalam air membentuk
partikel mineral menjadi lapisan hidrofob (lapisan yang tidak dibasahi air). Setiap
molekul zat
pengapung mempunyai ujung polar yang menempel pada permukaan mineral
dan ujung yang non-polar (hidrofob) mengarah ke luar. Molekul-molekul pengapung
ini bersekutu dengan teman-temannya menggunakan ujung nonpolar pada permukaan
mineral. Ujung yang mengarah ke luar menjadikan partikel mineral suatu permukaan
hidrofom. Bijih sulfida, seperti tembaga, timbal dan seng dipekatkan dengan cara
pengapungan ini.

Proses bayer adalah salah satu contoh metoda pemekatan bijih secara kimia.
Proses Bayer adalah suatu proses dimana aluminium oksida muri diperoleh dari
bauksit, mengandung aluminium hidroksida atau oksida hidroksida, AlO(OH). Jika
bauksit dicampur dengan larutan natrium hidroksida panas, mineral aluminium larut
menghasilkan ion aluminat,

19 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Al(OH)3(s) + OH–(aq) → Al(OH)4(aq)
AlO(OH)(s) + OH–(aq) + H2O(l) → Al(OH)4– (aq)

Pengotor oksida silikat dan oksida besi tetap tidak larut sehingga dapat disaring. Akibat
larutan natrium aluminat panas menjadi dingin, aluminium hidroksida akan mengendap.
Dalam prakteknya, ke dalam larutan ditambahkan pemicu dengan aluminium hidroksida
untuk memulai pengendapan.

Al(OH4–(aq) → Al(OH)3(s) + OH–(aq)

Aluminium hidroksida dapat dibuat melalui pengasaman ringan larutan. Endapan disaring
dan dipanaskan untuk diubah menjadi serbuk putih aluminium oksida tak berhidrat. Bila
bijih dipekatkan, perlu mengubah mineral menjadi senyawa yang cocok untuk direduksi.
Pemanggangan adalah proses pemanasan mideral dalam udara untuk memperoleh oksida.
Contohnya, bijih seng (ZnS) dapat diubah menjdai seng oksida melalui pemanggangan
dalam udara.

Al(OH3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(l) (dengan pemanasan) 2ZnS(s) + 3O2(g) → 2ZnO(s) +


2SO2(g)

Pemanggangan bersifat eksoterm sehingga sekali dimulai tidak memerlukan tambahan panas
lagi.

20 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Tahapan proses bayer:

1. Ekstraksi:

Al2O3.xH2O + 2 NaOH = 2 NaAlO2 + (x + 1)H2O

2. Dek omposisi

2 NaAlO2 + 4 H2O = 2 NaOH +Al2O3.3H2O

3. Kalsinasi

Al2O3.3H2O = Al2O3 + H2O

Selain alumina bahan baku lainnya adalah soda abu (Na2CO3) dan aluminium
florida (AlF3) dan kriolit (Na3AlF6), gas HF serta beberapa campuran lain sebagai
pemadu dengan kadar tertentu. Untuk proses elektrolisis, elektroda yang digunakan
pada masing-masing kutub adalah karbon dengan keadaan dan sifat berbeda pada
anoda dan katoda. Adapun cairan elektrolit yang digunakan adalah kriolit (Na3AlF6)
yang lebih dikenal dengan sebutan bath. Sel elektrolisa pada reduction plant ini terbuat
dari steel yang dilapisi refractory pada bagian dalamnya.

2.4.2. Proses Reduksi – Metalurgi


Logam bebas diperoleh melalui melalui pemanasan dengan beberapa bentuk
karbon, seperti batu bara antrasit atau arang.

ZnO(s) + C(s) → Zn(g) + CO(g)


reduksi senyawa, menggunakan cara elektrolisis atau zat pereduksi kimia. Pada
produksi seng secara komersial, seng oksida direduksi

21 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
(dengan pemanasan) Uap logam seng meninggalkan ka mar reaktor dan
terkondensasi menjadi cair, yang selanjutnya memadat. Hidrogen dan logam aktif,
seperti natrium, magnesium dan aluminium juga digunakan sebagai zat pereduksi jika
karbon yang dipakai tidak cocok. Misalnya, tungsten digabungkan secara kimia
dengan karbon. Untuk menghasilkan logam murni, hidrogen juga digunakan.

WO3(s) + 3H2(g) → W(s) + 3H2O(g) (dengan pemanasan)

Beberapa contoh produksi logam menggunakan logam aktif sebagai zat pereduksi telah
diuraikan sebelumnya.
2.4.3. Penghalusan Logam – Metalurgi
Biasanya logam yang mengandung pengotor diperoleh melalui proses reduksi
dan harus dimurnikan sebelum digunakan. Seng misalnya, dikontaminasi oleh timbal,
kadmium, dan besi. Seng dapat dimurnikan melalui distilasi fraksional. Beberapa
logam, seperti tembaga, nikel, dan aluminium dimurnikan secara elektrolisis.

Proses Hoopes adalah proses elektrolisis untuk memurnikan aluminium. Pengotor


aluminium terbentuk di sekitar anode dan aluminium murni terbentuk di daerah katoda,
dan terbentuk tiga lapisan cair. Lapisan bawah adalah memehan pengotor aluminium,
lapisan tengah adalah leburan garam yang mengandung aluminium fluorida dan lapisan
atas adalah aluminium murni. Pada anoda (lapisan bawah), aluminium melewati
larutan sebagai ion aluminium (Al3+) dan di katoda (lapisan atas), ion-ion ini direduksi
menjadi logam murni. Selam pengoperasian pengotor dan lelehan logam ditambahkan
dari bawah sel dan aluminium murni ditarik ke atas.

22 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
23 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
BAB 3
KESIMPULAN

1. Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan
kespontanan proses. Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik.
Cabang
2. ilmu fisika ini mempelajari suatu pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja,
sistem pembatas dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika bisa terjadi
pada tubuh manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator,
mobil, pembangkit listrik dan industri.
3. Partikel-partikel yang dibasahi oleh air, misalnya penggangu akan tenggelam ke
dasar tanki, sedangkan partikel yang tidak terbasahi menempel pada gelembung
udara dan mengapung di atas permukaan tanki. Zat pengapung dalam air
membentuk partikel mineral menjadi lapisan hidrofob (lapisan yang tidak dibasahi
air). Setiap molekul zat

24 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA
DAFTAR PUSTAKA

Bates, R.L., 1960. Geology of The Industrial Rocks And Minerals, Harper And Raw
Publisher, New York.

Kuzvart, M., 1984. Industrial Minerals And Rocks, Development in Economic Geology 18,
Elsevier, Amsterdam.

Anonim. (2015). Hukum Hukum Gas Ideal. (Online) http://fisikazone.com/hukum-

hukum-gas-ideal/ . Diakses pada tanggal 3 Juni 2018.

Hendrajaya, L. 2016. Termodinamika dalam Memahami Proses Pengolahan Mineral.

FMIPA Institute Teknologi Bandung : Bandung.

Rhakmasari ,K. 2015. Metalurgi. (Online) http://khairunnisarakhmasari.blogspot.co

.id /2015/05/metalurgi. Diakses pada tanggal 3 Juni 2016

Volsky, A et al., (1978). Theory of Metallurgical Processes. Mir Publisher : Moscow

25 EKTRAKSI METALURI
SIFAT FISIK DAN KIMIA

Anda mungkin juga menyukai