Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN PEMBUATAN FUEL BERBAHAN PLASTIK

POLYETHYLENE TEREPHTHALATE MELALUI CATALYTIC


PYROLYSIS DENGAN KATALIS HZSM-5

Widayat 1 , Alien Abi Bianasari1, Muhammad Fikri Setiawan2

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058

email penulis : widayat@live.undip.ac.id

Abstrak. Penumpukkan sampah plastik dari tahun ke tahun merupakan masalah besar hampir
di seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Sekitar 129 juta ton plastik setiap tahunnya
diproduksi, dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya diproduksi dari bahan minyak bumi. Plastik
merupakan bahan yang susah terurai. Proses pirolisis plastik dapat menjadi salah satu solusi
pengurangan masalah sampah. Penetilian ini bertujuan untuk mengkaji hasil pirolisis plastik
Polyethylene Terephthalate dengan Katalis HZSM-5. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
persiapan bahan baku, proses dan analisis. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis pendahuluan
katalis HZSM-5, analisis pengaruh kondisi operasi terhadap hasil pirolisis dan analisis komposisi gas
hasil pirolisis. Sehingga dengan penelitian ini, akan diketahui pengaruh berat katalis, suhu dan waktu
operasi terhadap hasil pirolisis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan reaktor horizontal yang
dihubungkan dengan kondensor dan tabung gas nitrogen sebagai tenaga pendorong. Pirolisis
dilangsungkan pada temperatur 300-450oC dan waktu pirolisis selama 1,5 – 3 jam dengan berat katalis
HZSM-5 2-8% w sampel. Analisa komposisi gas pirolisis plastik Polyethylene Terephthalate melalui
Catalytic Pyrolysis dengan Katalis HZSM-5 menghasilkan gas C6H13N, C3H4, CO, CO2 dan oksigen.
Disimpulkan bahwa semakin banyak berat HZSM-5 yang ditambahkan, semakin tinggi suhu, dan
semakin lama waktu pirolisis maka yield gas yang diperoleh semakin besar. Saran pada penelitian ini
adalah melakukan proses pemvakuman di awal agar tidak ada oksigen yang mengganggu proses
pirolisis, pembuatan katalis HZSM-5 dilakukan pada waktu yang cukup lama untuk membentuk kristal
yang optimal, dan menjaga suhu tidak terlalu tinggi agar plastik PET tidak langsung menyublim.
Kata kunci: plastik; limbah; pirolisis katalitik; polyethylene terephthalate; HZSM-5

Abstract. Accumulation of plastic waste each year is a major problem in almost all countries
in the world, including Indonesia. Approximately 129 million tons of plastic are produced each year,
almost entirely produced from petroleum. Plastic is a material that is difficult to unravel. The process
of plastic pyrolysis can be one of the solutions for waste reduction. This research is aimed to study the
results of Polyethylene Terephthalate plastic pyrolysis with HZSM-5 Catalyst. This research consists
of several steps: raw material preparation, process and analysis. The analysis consists of a preliminary
analysis of the HZSM-5 catalyst, an analysis of the effect of the operating conditions on the pyrolysis
results and the analysis of the pyrolysis gas composition. So with this research, we will know the
influence of catalyst weight, temperature and operation time to pyrolysis results. The conclusions of
this experiment are, the more weight of HZSM-5 added, the higher temperature, and the longer
pyrolysis time, the greater gas yield obtained. The experiments use horizontal reactor which connected
to condensor and a nitrogen gas cylinder as a driving force. Pyrolysis is carried out at 300-450 ° C
and 1.5 - 3 hours with 2-8% w catalyst weight of HZSM-5. Analysis of Polyethylene Terephthalate
plastic pyrolysis gas composition through Catalytic Pyrolysis with Catalyst HZSM-5 produces. The
suggestions from this experiment are to conduct the vacuum process at the beginning, so that no oxygen
interferes the pyrolysis process, making the HZSM-5 catalyst carried out long enough to form optimal
crystals, and keep the temperature not too high for PET plastic, so it does not sublime directly.
Keywords: plastic; waste; catalytic pyrolysis; polyethylene terephthalate; HZSM-5
PENDAHULUAN

Penumpukkan sampah plastik dari tahun ke tahun merupakan masalah besar hampir di
seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Nugraha dkk (2013) sekitar 129
juta ton plastik setiap tahunnya diproduksi, dari jumlah tersebut, hampir seluruhnya diproduksi
dari bahan minyak bumi. Untuk memproduksi plastik dalam jumlah tersebut dibutuhkan sekitar
12 juta barel minyak bumi per tahunnya. Jumlah ini mencapai 8% dari jumlah minyak bumi
yang dihasilkan. Namun, disamping masalah bahan baku yang berasal dari minyak bumi, ada
masalah lain berkaitan penggunaan plastik, yaitu plastik merupakan bahan yang susah terurai.
Beberapa metode dan penggunaan area yang luas untuk mengatasi masalah sampah
menimbulkan masalah baru. Metode tradisional seperti penimbunan dan pembakaran dapat
menciptakan bahaya tak terduga bagi lingkungan (Paradela dkk, 2009). Oleh karena itu, dengan
adanya perkembangan teknologi dapat digunakan metode alternatif yang baru. Di beberapa
literatur terdapat empat cara teknologi bersih untuk mengatasi limbah, yaitu : waste-to-energy,
pembuatan kompos dan penguraian anaerobik, pyrolysis and gasification, serta daur ulang
limbah (Singer, 1995).
Dari penelitian sebelumnya, dilakukan upgrading of chlorinated oils oleh Lopez dkk (2015)
untuk mengatasi impuritas klorin serta senyawa-senyawa lilin dengan pirolisis dua tahap
setelah dilakukan pirolisis utama. Penelitian tersebut dilakukan dengan membandingkan
pirolisis utama (1) thermal pyrolysis dengan bahan baku 40 wt.% PE/35 wt.% PP/18 wt.% PS/4
wt.% PET/3 wt.% PVC pada suhu 500 °C, tekanan atmosferik dan waktu tinggal dari 0 hingga
120 menit dan (2) catalytic pyrolysis dengan katalis ZSM-5 pada suhu 425–460 °C, tekanan
atmosferik,dan waktu tinggal 30 menit, dengan bahan baku yang sama thermal pyrolysis dan
catalytic pyrolysis masing-masing menghasilkan konversi C5–C10 82.2% dan 84.5% dengan
kadar klorin yang sangat rendah.
Lin dkk pada tahun 2015 juga melakukan penelitian tentang pirolisis limbah, yaitu pirolisis
limbah WPC (Wood-Plastic Composite) dengan menggunakan katalis yang berbeda dari
penelitian Lopez dkk (2014). Katalis yang digunakan adalah katalis HZSM-5 yang dipadukan
dengan fosfor. Katalis ini dipilih karena sifatnya yang asam dan bentuk yang unik serta
memiliki keuntungan pada proses cracking di pirolisisnya itu sendiri. Pada suhu 450-600oC
yield yang dihasilkan cenderung meningkat, namun pada suhu diatas 650oC yield yang
dihasilkan mulai turun.
Pada penelitian ini, dilakukan perpaduan dari penelitian sebelumnya. Proses pyrolysis akan
dilakukan menggunakan katalis HZSM-5 dengan berbagai perbandingan konsentrasi serta
berbagai perbedaan temperatur proses. Pada penelitian ini bahan yang akan digunakan yaitu
limbah plastik polyethylene terephthalate. Pertambahan jumlah limbah yang semakin banyak
serta solusi yang sedikit menjadi alasan pemakaian limbah plastik polyethylene terephthalate
tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diketahui kondisi operasi optimal
pirolisis polyethylene terephthalate dengan katalis HZSM-5, dengan pengaruh suhu,
konsentrasi katalis dan waktu operasi.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama 12 bulan yang bertempat di Laboratorium Terpadu Universitas
Diponegoro. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu plastik polyethylene
terephthalate (PET) diperoleh dari limbah plastik, Al2(SO4)3.18H2O, H2SO4 98%, Na Silicate,
NaOH 40%, dan NH4NO3 dari Merck, serta aquadest dari Laboratorium Terpadu UNDIP. Alat
yang digunakan pada penelitian ini yaitu reaktor pirolisis horizontal yang dilengkapi rangkaian
alat pendingin. Berikut merupakan peralatan yang diperlukan pada penelitian ini :

Keterangan :
1. Tabung gas nitrogen
2. Reaktor
3. Saluran air masuk
4. Saluran air keluar
5. Pendingin leibig
6. Erlenmeyer
7. Control box

Gambar 1. Rangkaian alat untuk proses pirolisis plastik

Pembuatan katalis ZSM-5 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Pembuatan larutan A: Al2(SO4)3.18H2O 26,7 gram ditambahkan H2SO4 56 gram dan
diencer dengan aquades 135 gram, diaduk hingga tercampur merata.
2. Larutan A dicampurkan dengan 424 gram Na Silicate hingga homogen, kemudian
ditambahkan 56 gram NaOH (40%).
3. Campuran akhir dimasukan ke dalam autoclave dengan suhu 200oC selama 8 jam.
Pembuatan katalis HZSM-5 dilakukan dengan cara ZSM-5 dilakukan pertukaran ion dengan
NH4NO3 dengan konsentrasi 0,5M. Pertukaran ion ZSM-5 dengan NH4NO3 dilakukan pada
suhu 80 oC, kecepatan pengaduk 100 rpm selama 12 jam. Untuk basis 10 gr ZSM-5 dilarutkan
dengan 300 ml NH4NO3. HZSM-5 yang terbentuk disaring, dicuci dan dikeringkan pada suhu
90oC selama 24 jam. Kemudian HZSM-5 dikalsinasi pada suhu 500oC selama 5 jam.
Tahap pirolisis dilakukan dengan plastik PET yang telah dipotong-potong kecil sebanyak
14 gram dan katalis HZSM-5 sesuai variabel dimasukkan ke dalam reaktor. Proses pirolisis
terhadap bahan dilakukan pada suhu yang bervariasi selama 1,5jam hingga 3 jam dan dialirkan
gas nitrogen untuk mendorong gas yang dihasilkan. Gas yang dihasilkan dialirkan melalui
kondensor. Cairan, padatan dan gas ditampung dalam wadah tertentu dan ditimbang berat yang
didapat.
Prosedur analisis dilakukan untuk mengetahui karakteristik gas hasil pirolisis katalitik PET
dengan katalis HZSM-5 yang meliputi : penentuan yield padatan, yield gas, uji GC/MS dan uji
kadar gas dengan Exhaust Gas Analysis :
a. Uji GC/MS
Dilakukan uji GC-MS untuk mengetahui komposisi dari cairan hasil pirolisis. Dari hasil uji
GC-MS, dapat diketahui bahan bakar yang terbentuk (minyak tanah, bensin dan solar),
kemudian bahan bakar diambil dan dihitung beratnya.
b. Analisa Hasil
Bahan bakar (fuel/ gas hidrokarbon) yang telah dipisahkan dianalisa yield untuk setiap
variabel dengan persamaan berikut :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


yield gas (%) = x 100% ...........................................(1)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


yield padatan (%) = x 100% .............................(2)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

c. Uji kadar gas hasil pirolisis


Uji kadar gas yang dihasilkan digunakan alat Exhaust Gas Analysis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Pendahuluan Katalis HZSM-5

Pada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, konversi dan suhu proses pirolisis
plastik dapat diperbaiki dengan melibatkan katalis. Silika alumina maupun zeolit merupakan
katalis yang umum digunakan dalam proses perengkahan limbah plastik dengan cara pirolisis
(Vasile, 2001). Zeolit sintetis ZSM-5 sering digunakan dan memberikan hasil gas yang lebih
banyak, karena ukuran pori yang lebih kecil dan perbandingan Silika-Alumina yang tinggi
(Faravelli dkk, 2001). Optimasi hasil perengkahan dapat dilakukan dengan memodifikasi
katalis yang digunakan. Katikaneni (1995) telah melaporkan bahwa penggunaan katalis hibrida
(hybrid catalyst) akan menghasilkan produk dengan yield yang lebih tinggi. Katalis H-ZSM-5
murni akan menghasilkan produk gas yang besar karena keasamannya yang sangat tinggi. Hal
ini disebabkan karena katalis ini mengandung asam Bronsted yang tinggi (Katikaneni, 1996).
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan katalis ZSM-5 dan selanjutnya dilakukan ion-
exchange serta kalsinasi pada suhu 500oC selama 5 jam untuk menghasilkan katalis HZSM-5
yang harganya relatif lebih murah. Berikut merupakan hasil XRD katalis ZSM-5 yang telah
dibuat :
250
Intensity (Count)

200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 2. XRD Patterns dari katalis ZSM-5 yang telah dibuat

Dari gambar 2 dapat dilihat memiliki struktur masih amorf karena hanya menunjukkan
gundukan disekitar 2θ = 15 – 30 dan tidak menunjukkan puncak – puncak karakteristik serta
uji kristalin hanya terbentuk 34.3328% kristal. Ini mengindikasikan bahwa prekursor ZSM-5
belum terbentuk karena waktu hidrotermalnya yang terlalu singkat (Purnamasari, 2011).
Pengaruh Pengaruh Berat Katalis HZSM-5 terhadap Gas Hasil Pirolisis Katalitik Plastik
Polyethylene Terephthalate

Pada percobaan ini, pirolisis plastik PET dilakukan dengan penambahan katalis HZSM-5
dengan variasi berubah 2%w, 4%w, 6%w dan 8%w, suhu 400oC dan dilakukan proses pirolisis
selama 2 jam. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 3
100,00
80,00
yield (%)

60,00
40,00 Yield Padatan
20,00 Yield Gas
0,00
2 4 6 8
Berat Katalis (%w)
Gambar 3. Pengaruh berat katalis terhadap yield padatan dan gas hasil pirolisis PET

Dari Gambar 3 dapat diketahui semakin banyak katalis yang ditambahkan maka yield
padatan ( char dan wax) semakin rendah dan yield gas hasil pirolisis semakin tinggi.
Penambahan katalis HZSM-5 akan menghasilkan produk gas yang besar karena keasamannya
yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena katalis ini mengandung asam Bronsted yang
tinggi (Katikaneni, 1996). Dari percobaan diperoleh hasil padatan dan gas. Berdasarkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh FakhrHoseini (2013), pirolisis plastik PET dapat
menghasilkan padatan, cairan dan gas dari suhu 400oC hingga 500oC. Setelah mencapai suhu
500oC, pirolisis yang dilakukan tidak menghasilkan gas yang terkondensasi karena PET
memiliki sifat dasar mudah menyublim, molekul Terephthalic Acid yang terdapat dalam PET
secara cepat akan membentuk gas CO2, CO, dan CH4 (Scheirs, 2006). Pada pirolisis yang telah
dilakukan pada suhu 400oC tidak menghasilkan cairan karena dimungkinkan terjadi teroksidasi
pada rantai karbon PET oleh oksigen (terbakar), menjadi karbondioksida dan abu (Ramadhan,
2011). Sehingga gas hasil pirolisis PET tidak dapat terkondensasikan.

Pengaruh Waktu Pirolisis terhadap Gas Hasil Pirolisis Katalitik Plastik Polyethylene
Terephthalate

Variasi waktu yang digunakan pada percobaan ini yaitu 1,5jam, 2 jam, 2,5 jam dan 3 jam
dengan berat katalis 8%w dan suhu 400oC.
100,00
80,00
yield (%)

60,00
Yield Padatan
40,00
20,00 Yield Gas
0,00
2 1,5 2,5 3
Waktu Pirolisis (jam)
Gambar 4. pengaruh waktu pirolisis terhadap yield padatan dan gas hasil pirolisis PET
Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat yield padatan dan gas yang dihasilkan dari percobaan
variabel berubah waktu pirolisis, terjadi kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Hal ini terjadi
karena kinerja katalis HZSM-5 dalam mengarahkan reaksi menjadi gas hidrokarbon
dipengaruhi oleh luas permukaan partikel dan waktu operasi. Semakin kecil luas partikel maka
kinerja katalis akan semakin optimal. Waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan
karena semakin lama waktu proses pirolisis berlangsung, produk yang dihasilkannya (char,
wax dan gas) makin naik. Tetapi jika melebihi waktu optimal maka rantai karbon akan
teroksidasi oleh oksigen (terbakar), menjadi karbondioksida dan abu. Penurunan yield gas pada
pirolisis selama 3 jam juga dapat disebabkan karena kadar gas oksigen yang terperangkap di
dalam reaktor lebih sedikit dibandingkan dengan variabel yang lain, sehingga pembakaran
rantai karbon menjadi gas (CO dan CO2) semakin sedikit.

Pengaruh Suhu Pirolisis terhadap Gas Hasil Pirolisis Katalitik Plastik Polyethylene
Terephthalate

Variasi suhu yang digunakan pada percobaan ini yaitu 300oC, 350oC, 400oC dan 450oC
dengan berat katalis 8%w dan waktu pirolisis 2,5 jam. Adapun hasil yang diperoleh dapat
dilihat pada gambar 5

100,00
80,00
yield (%)

60,00
40,00 Yield Padatan
20,00 Yield Gas
0,00
300 350 400 450
Suhu Pirolisis (degC)

Gambar 5. Pengaruh suhu pirolisis terhadap yield padatan dan gas hasil pirolisis PET

Semakin tinggi suhu pirolisis maka yield gas yang dihasilkan semakin besar. Hal ini
disebabkan karena kenaikan suhu menyebabkan bahan yang tervolatilisasi semakin besar,
sehingga fraksi yang terdekomposisi (xs) naik. Kenaikan itu terjadi karena gerakan molekul-
molekul volatil bertambah sehingga frekuensi tumbukan (ko) dan tenaga pengaktif (E)
meningkat, akibatnya laju dekomposisi bertambah besar sehingga konversi dan yield gas dan
selektifitas terhadap gas hidrokarbon meningkat (Aprian dan Ali, 2014).

Analisa Komposisi Gas Hasil Proses Pirolisis Katalitik Plastik Polyethylene Terephthalate
dengan Katalis HZSM-5

Analisa komposisi gas hasil pirolisis dilakukan dengan uji GC/MS. Hasil uji GC/MS dan uji
Exhaust Gas Analysis dari gas yang dihasilkan pada pirolisis plastik PET dengan bantuan
katalis HZSM-5 dengan penambahan 8%w katalis, suhu 450oC dan dilakukan selama 2,5 jam
adalah sebagai berikut :

Gambar 6. uji GS/MS gas hasil pirolisis pada penambahan 8%w katalis, suhu 450oC dan
dilakukan selama 2,5 jam

Tabel 1. Hasil chromatogram dengan retention time


Peak Retention Rumus Area Kadar
Senyawa SI
number time (M) senyawa (%) (ppm)
1,2,2-
1 0,305 C6H13N 22,03 83 114,78
Trimethylcyclopropylamine
2 2,925 Cyclopropene C3H4 31,54 80 164,32
3 3,475 1,2-Propadiene (CAS) C3H4 21,92 87 114,20
4 4,082 1,2-Propadiene (CAS) C3H4 24,51 95 127,70
Tabel 2. Hasil uji Exhaust Gas Analysis
Senyawa Kadar
CO 0,0009 %volume
CO2 0,009 %volume
Hidrokarbon 521 ppm volume
O2 11,42 %volume

Dari tabel 1 dan tabel 2 dapat diketahui komposisi dari gas yang dihasilkan dari pirolisis
PET dengan katalis HZSM-5. Hasil gas yang didapatkan menunjukan proses pirolisis PET
menjadi fuel dengan bantuan katalis HZSM-5 tidak optimal. Hal ini disebabkan karena
adanya oksigen di dalam reaktor yang mengoksidasi rantai karbon pada plastik PET menjadi
gas CO dan gas CO2. Selain itu, penggunaan katalis HZSM-5 yang tidak dapat berfungsi
secara maksimal untuk mengarahkan konversi reaksi ke arah fraksi fuel (CH3,C2H6 hingga
C10H22). Katalis HZSM-5 seharusnya dapat menghasilkan berbagai senyawa hidrokarbon
aromatik maupun olefin pada rentang rantai karbon C1-C10, sehingga reaksi dapat terarahkan
dan membentuk semakin banyak gas hidokarbon (Costa dkk, 1992). Namun, katalis HZSM-
5 yang digunakan terdiri dari 34.3328% kristal ZSM-5 dan 65,6672 % amorf. Sebagaimana
dikatakan Kumar (2002) kekuatan asam suatu katalis berkurang karena berkurangnya
kristalinitas dan kemurnian fase dari ZSM-5, sehingga katalis yang digunakan tidak
berfungsi sebagaimana fungsinya.
KESIMPULAN

1. Semakin banyak berat HZSM-5 yang ditambahkan maka yield gas semakin besar. Hal ini
disebabkan karena penambahan katalis HZSM-5 akan menghasilkan produk gas yang besar
karena keasamannya yang sangat tinggi.
2. Semakin lama waktu operasi maka yield gas semakin besar hingga mencapai waktu optimal.
Jika waktu pirolisis plastik PET melebihi waktu optimal maka karbon akan teroksidasi oleh
oksigen (terbakar), menjadi karbondioksida dan abu sehingga yield gas menurun.
3. Semakin besar suhu operasi maka semakin tinggi yield gas. Hal ini disebabkan karena
kenaikan suhu menyebabkan bahan yang tervolatilisasi semakin besar, sehingga fraksi yang
terdekomposisi (xs) naik. Kenaikan itu, terjadi karena gerakan molekul-molekul volatil
bertambah sehingga frekuensi tumbukan (ko) dan tenaga pengaktif (E) meningkat,
akibatnya laju dekomposisi bertambah besar sehingga konversi dan yield gas dan selektifitas
terhadap gas hidrokarbon meningkat.
4. Analisa komposisi gas pirolisis plastik Polyethylene Terephthalate melalui Catalytic
Pyrolysis dengan Katalis HZSM-5 menghasilkan gas C6H13N, C3H4, CO, CO2 dan oksigen.
Pembentukan gas CO dan CO2 disebabkan karena masih banyak gas oksigen yang berada
di dalam reaktor. Gas oksigen mengoksida rantai karbon dalam pastik PET menjadi gas CO,
gas CO2 dan abu. Terbentuknya gas C6H13N dan C3H4 disebabkan karena kinerja katalis
yang tidak bekerja sesuai fungsinya. Katalis yang digunakan sebagian besar masih amorf
sehingga kekuatan asam katalis berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Aprian,R., Ali, M. 2014. Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak Menggunakan Proses
Pirolisis. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan 4(1): 100-101.
Costa, E., Jose A., Gabriel O., dan Pablo C. 1992. Convertion of n-Butanol-Aceton Mixture to
C1 – C10 Hydrocarbon On HZSM-5 Type Zeolites,Applied Catalysis.
Faravelli T, Pinciroli M, Pisano F, Bozzano G, Dente M, Ranzi E. 2001. Thermal Degradation
of polystyrene. Journal Analysis Appl. Pyrolysis 60: 103-121.
Katikaneni, S. P. R., Adjaye, J. D., Bakhshi N. R. 1995. Studies on the Catalytic Conversion
of Canola Oil to Hydrocarbons: Influence of Hybrid Catalyst and Steam. Energy Fuels.
9 : 599-609.
Katikaneni, S. P. R., Adjaye, J. D., Idem, R. O., Bakhshi N. R. 1996. Catalytic Conversion of
Canola Oil over Potassium-Impregnated HZSM-5 Catalysts: C2-C4 Olefin Production
and Model Reaction Studies. Industrial and Engineering Chemichal Research. 35:
3332-3346.
Kumar, V. Nieminen, K. Demirkan, T. Salmi, D.Y. Murzin, E. Laine,. 2002. Applied Catalys
A: General.
Lin, X., Zhang, Z., Sun, J., Guo, W., Wang, Q. 2015. Effects of Phosphorus-Modified HZSM-
5 on Distribution of hydrocarbon Compounds from Wood–Plastic Composite Pyrolysis
Using Py-GC/MS. Journal of Analytical and Applied Pyrolysis.
Lopez, A.,Marco, I., Caballero, B.M., Laresgoiti, M.F., Adrados, A. 2015. Upgrading of
Chlorinated Oils Coming from Pyrolysis of Plastic Waste. Fuel Processing Technology,
137:229–239.
Nugraha, M.F., Wahyudi, A., Gunardi, I. 2013. Pembuatan Fuel dari Liquid Hasil Pirolisis
Plastik Polipropilen Melalui Proses Reforming Dengan Katalis NiO/Γ-Al2O3. Jurnal
Teknik Pomits, 2( 2):299.
Paradela, F., Pinto ,F., Ramos, A.M., Gulyurtlu, I., Cabrita, I. 2009. Study of The Slow Batch
Pyrolysis of Mixtures of Plastics, Tyres and Forestry
Biomass Wastes. Journal of Analytical and Applied Pyrolysis, 85: 392–398.
Purnamasari. 2011. Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji Aktivitas Katalitik
pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin Kelapa Sawit. Prosiding Skripsi. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
S. M. FakhrHoseini dan M. Dastanian. 2013. Predicting Pyrolysis Products of PE, PP, and
PET Using NRTL Activity Coefficient Model. Journal of Chemistry .Hindawi
Publishing Corporation
Scheirs. 2006. Pyrolysis of Plastic Waste: Engineering Principles And Issues. McGraw Hill
International Editions.
Singer, J.1995. Does the UK Government’s target to recycle 25% of household waste
by the year 2000 represent an economic approach to recycling?. A case study
of plastic. Resource Conservation Recycling, 14:133–155.
Vasile, C. 2001. Thermal And Catalytic Decomposition of Mixed Plastics. Journal of
Analytical and Applied.Pyrolysis 57(1): 287-303.

Anda mungkin juga menyukai