Anda di halaman 1dari 18

Dr. Mohamad Syarif Sumantri. 2015.

Strategi Pembelajaran Teori Dan Praktik Di Tingkat Pendidikan


Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Model Pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.49

Karakteristik pembelajaran kooperatif

Menurut Ibrahim Bafadal (2013) pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik :

1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar


2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang dan rendah
3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang
berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.50- 51

Sedanglam menurut Eveline dan Nara (2010 memaparkan beberapa ciri-ciri pembelajaran
kooperatif yaitu sebagai berikut.

1. Setiap anggota memilikii peran

2. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa

3. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelompoknya

4. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok

5. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. 51

Unsur Pembeajaran kooperatif

Roger dan David Johnson (2002) mengemukakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa
dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model
pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut.

1. Saling ketergantungan positif (positive interdependence)

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung
jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok.
Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut.

2. Tanggung jawab peseorangan (personal responsibility)

Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan


kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota
kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk
menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, seelah
mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan
tugas yang sama.

3. Interaksi promotif (face to face promotive interaction)

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri
interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberikan
informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih
efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan
mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap
masalah yang dihadapi, saling percaya dan saling memotivasi untuk memperolah
keberhasilan bersama.

4. Keterampilan berkomunikasi antaranggota (interpersonal skill)

Untuk mengoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan siswa harus adalah
saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak
ambisius, saling menerima dan saling mendukung serta mampu menyelesaikan konflik
secara konstruktif.

5. Pemrosesan kelompok (group processing)

Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelomok dapat diidentifikasi


dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa
di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu.
Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam
memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Ada dua tingkat pemrosesan, yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan. Diaz
(2011) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur
interaksi social pada pembelajaran . di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar
sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan
heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan
siswa, jenis kelamin, suku dan agama. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima
perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. 52-53

Tujuan pembelajaran Kooperatif secara umum yaitu:

1. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu memahami
konsep-konsep yang sulit
2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang
mempunyai berbagai macam latar belakang

3. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan


social siswa di antaranya : berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan
bekerja dalam kelompok. 53

Sadker (Miftahul, 2011) menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif. Selain itu,
meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga
memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini.

1. Siswa yang diajari dengan struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang
lebih tinggi,

2. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang
lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar,

3. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman – temannya, dan di
antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang posotif (interdependensi positif)
untuk proses belajar mereka nanti,

4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya


yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda. 55

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua factor, yaitu factor dari dalam
(intern) dan factor dari luar (ekstern). Factor dari dalam yaotu sebagai berikut.

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matng, di samping itu memerlukan


lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancer, maka dibutuhkan dukungan fasilitas,
alat dan biaya yang cukup memadai.

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topic permasalahan


yang telah ditentukan, dan

4. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa
yang lain menjadi pasif. 55

TAI (Team Assisted Individualization)


Model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) ini
dikembangkan oleh Slavin. Menurut Slavin (2005) tipe ini mengombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada
model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi
pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke
kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan
semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai
tanggung jawab bersama. 57
Prof. Dr. Warsono, M.S dan Drs. Hariyanto, M.S. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya

Agar hal-hal tersebut di atas dapat berlangsung, terdapat sejumlah langkah yang harus
dilakukan terlebih dahulu, antara lain :

a. Pengaturan tempat duduk yang dapat mendukung terbentuknya kelompok heterogen, di


samping memperhatikan gender, ras/suku, yang paling penting adalah heterogen dalam
kecakepan siswa, ada yang menonjol, ada yang rata-rata, da nada yang lamban.

b. Para siswa mengetahui dengan jelas harapan/manfaat dari pembelajaran kooperatif.


Ciptakan suasana kelas yang mendukung pembentukan tim diselingi kegiatan icebreaker,

c. Bila sedang melaksanakan pembelajaran kooperatif, setiap siswa memiliki tugasnya


masing-masing yang kemudian harus dipertanggung jawabkan secara mandiri

d. Tugas-tugas dalam kelompok dibagi secara adil oleh semua anggota kelompok. 162

Pada umumnya, para ahli seperti yang disampaikan oleh George Jacobs sepakat ada
delapan prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain
sebagai berikut.

1. Pembentukan kelompok harus heterogen, maksudnya dalam pembentukan


kelompok para siswa yang melaksanakan pembelajaran kooperatif harus diatur
terdiri dari satu atau lebih sejumlah variable seperti jenis kelamin, etnis, kelas social,
agama, kepribadian, usia, kecakapan Bahasa, kerajinan, kecakapan, dan lain-lain

2. Perlu keterampilan kolaboratif, misalnya para siswa mampu memberikan alasan,


berargumentas, menjaga perasaan siswa lain, bertoleransi, tidak hanya mau menang
sendiri.

3. Otonomi kelompok. Siswa didorong untuk mencari jawban sendiri, membuat proyek
sendiri dari pada selalu bergantung kepada guru. Peranan guru sebagai fasilitator
amat penting. Guru tidak lagi bertindak selaku orang bijak di atas panggung (sage on
the stage), tetapi memandu siswa dari samping (guide on the side), maknanya saat
memberi bantuan guru dalam posisi sejajar dengan siswa.
4. Interaksi simultan. Masing-masing beraktivitas menuju tujuan bersama. Pada proses
pembelajaran, salah satu siswa pada setiap kelompok harus menjadi juru bicara. Jadi
jika kelasnya terdiri dari 32 orang, dalam kelompok empat-empat ada 8 orang yang
berbicara mewakili kelompoknya.

5. Partisipasi yang adil dan setara (Kagan, 1994), tidak boleh hanya ada satu atau dua
orang siswa saja yang mendominasi.

6. Tanggung jawab individu. Setiap sisswa harus mencoba untuk belajar dan kemudian
saling berbagi pengetahuannya.

7. Ketergantungan positif. Ini adalah jantung pembelajaran kooperatif. Setiap sisswa


harus berpedoman “satu untuk semua dan semua untuk satu” dalam mencapai
pengebangan potensi akademis.

8. Kerja sama sebagai nilai karakter. Prinsip ini maknanya adalah kerja sama tidak
hanya sebagai cara untuk belajar, namun kerja sama juga menjadi bagian dari isi
pembelajaran. Kerja sama sebagai nilai menegaskan perlunya ketergantungan positif,
yakni mewujudkan slogan “ satu untuk semua, semua untuk satu,” seperti diatas.
163

Pada kenyataannya justru makin berbeda-beda karakteristik social budaya sisw,


makin tinggi manfaat yang akan dicapai oleh siswa. Jadi bagi Negara yang terdiri dari
berbagai ras dan suku bangsa seperti Indonesia ini, banyak keuntungan yang dapat
diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif. 164

Pembelajaran kooperatif cocok diterapkan untuk berbagai jenis mata pelajaran,


baik itu untuk matematika, sains, ilmu social, Bahasa dan sastra, seni dan lain-
lain.165

Struktur Kepala Bernomor ( Numbred Heads Together)

Aktivitas ini mendorong siswa untuk berpikir dalam suatu tim dan berani tampil
mandiri.

Fasilitator mengatur kelas sedemikian rupa sehingga ada ruang yang cukup bagi
adanya sejumlah kelompok siswa.

Sintak atau cara kerjanya

 Siswa dikelompokkan dalam kelompok masing-masing terdiri dari 4


orang, diberi nomor 1-4.

 Guru mengajukan sebuah pertanyaan.


 Kelompok saling mendekat dan mencoba menjawab bersama
pertanyaan.

 Guru mengizinkan setiap siswa yang terdiri dari setiap kelompok untuk
saling bertukar pikiran dengan siswa bernomor sama dari kelompok
yang lain tetang jawaban kelompoknya.

 Kegiatan ini diulangi kembali oleh guru sampai semua pertanyaan


terjawab habis. 216
Miftahul Huda. 2015. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran: Isu-isu metodis dab paradigmatis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Team-Assisted Individualization (TAI)

Menurut Robert Slavin (1984), Team- Assisted Individualization (TAI) merupakan sebuah
program pendagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual
siswa secara akademik. 200

Tujuan TAI adalah untuk meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif,
selain juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa dengan
belajar kelompok.200

Ada beberapa manfaat TAI yang memungkinkannya memenuhi kriteria pembelajaran efektif. Di
antaranya adalah

1. Meminimalisasi keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutuin

2. Melibatkan guru untuk mengajar kelompok-kelompok kecil yang heterogen

3. Memudahkan siswa untuk melaksanakannya karena teknik operasional yang cukup


sederhana

4. Memotivasi siswa untuk mmpelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat,
tanpa jalan pintas , dan

5. Memungkinkan siswa untuk berkerja dengan siswa-siswa lain yang berbeda sehingga
tercipta sikap positif di anatara mereka ( Slavin, 1984). 200

Sintak pembelajaran TAI mencakup tahapan-tahapan konkret dalam melaksanakan program


tersebut di ruang kelas.

 Tim – Dalam TAI, siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 orang,
sebagaimana dalam STAD dan TGT.

 Tes penempatan – siswa diberikan pre-test. Mereka ditempatkan pada tingkatan


yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka pada tes ini.

 Materi – siswa mempelajari materi pelajaran yang akan didiskusikan

 Belajar kelompok- siswa melakukan belajar kelompok bersama rekan-rekannya


dalam satu tim
 Skpr dan rekognisi – hasil kerja siswa di-score di akhir pengajaran, dan setiap tim
yang memenuhi kriteria sebagai “tim super” harus memperoleh penghargaab
(recognition) dari guru.

 Kelompok pengajaran – guru memberi pengajaran kepada setiap kelompok tentang


materi yang sudah didiskusikan

 Tes fakta - guru meminta siswa untuk mengerjakan tes-tes untuk membuktikan
kemampuan mereka yang sebenarnya (Slavin.1984) 200-201

Numbered-Head Together (NHT)

Numbered-Head Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin
(1995) metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu
dalam diskusi kelompok. Tujuan NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi
gagasan dan mempertimbangkan kerja sama siswa, NHT juga bias diterapkan untuk semua mata
pelajaran dan tingkatan kelas. Sintak tahapan pelaksanaan NHT pada hakikatnya hampirsama dengan
diskusi kelompok, yang rincinya adalah sebagai berikut.

 Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.

 Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.

 Guru memberi tugas/pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk


mengerjakannya.

 Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling
tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut

 Guru memanggil salah satu nomor secara acak.

 Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi
kelompok mereka. 203-204
Abdul majid. 2014. Strategi pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Menurut Linda Lungren (1994:20) alam (Ibrahim, dkk., 2000:18) ada beberapa manfaat pembelajaran
kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

3. Memperbaiki kehadiran

4. Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah

5. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar

6. Perilku mengganggu menjadi lebih kecil

7. Konflik antar pribadi berkurang

8. Sikap apatis berkurang

9. Pemahaman yang lebih menhadam

10. Meningkatkan motivasi lebih besar

11. Hasil belajar lebih tinggi

12. Retensi lebih lama, dan

13. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. 175-176

Numbered-Head Together (NHT)

Numbered-Head Together adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen
(1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran, dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti
langkah mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Dalam hal ini, guru menggunakan struktur 4
langkah.

1. Langkah 1 : penomoran

Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggota 3-5 orang, dan kepada setiap
anggota kelompok diberi nomor antara 1-5
2. Langkah 2 : mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut dapat bervariasi.
Pertanyaan bias sangat spesifik dan dalam bentuk kalmat Tanya. Misalnya “Berapa jumlah
profinsi di Indonesia?” Atau berbentuk arahan seperti : “ pastikanlah tiap orang mengetahui
5 buah ibu kota propinsi yang terletak di pulau Sumatreta!”

3. Langkah 3 : berpikir bersama

Siswa menyatuka pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu, dan menyakinkan flip
anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

4. Langkah 4: Menjawab

5. Gueu memanggil suatu nonor tertentu, kemudian siswa yang nomor tertentu, kemudian
siswa yang nomornya sesuai harus mengacungkan tangan mencoba menjawab pertanyaan
untuk mengacukantangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk selurh santri 192
2.6 Kesetimbangan Kimia
2.6.1 Pengertian Kesetimbangan Kimia
Kita telah mempelajari bahwa suatu zat dapat bereaksi dengan zatlain yang kemudian menghasilkan
zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut Reaksi kimia yang berlangsung sampai habis. Misalnya,
pita magnesium akan bereaksi dengan oksigen membentuk magnesium oksida (MgO). Demikian
pula sebutir pualam (CaCO3) di masukan ke dalam laruta asam klorida (HCI) berlebihan, semua
pualam akan habis bereaksi dengan asam klorida.
Reaksinya sebagai berikut:
2 Mg(s) + O2(s) ⇋ 2Mg (s)
CaCO3 + 2HCI(aq) ⇋ CaCI (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Ada beberapa reaksi yang dapat berlangsung dua arah, contohnya pada reaksi pembuatan gas Amonia
3H2 (g) + N2 (g) ⇋ 2 NH3 (g)
Reaksi ini disebut juga reaksi reversibel atau reaksi kesetimbangan. Pada reaksi ini setiap NH3
terbentuk akan segera terurai lagi menjadi H 2 dan N2. Untuk membuat produk yang di hasilkan
melalui reaksi kesetimbangan di perlukan bebera faktor untuk mengatur arah reaksi seperti:
konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume, reaksi kesetimbangan dapat terjadi pada reaksi homogen dan
reaksi heterogen.
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati selama
bertambahnya waktu reaksi.Jika suatu kimia telah mencapai 24
keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada
perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas molekul tetap berjalan,
molekul-molekul reaktan berubah mnjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul
produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.
2.6.2 Jenis-Jenis Kesetimbangan Kimia
1. Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fasa gas
adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
N2O4(g) → 2 NO2(g)
Kc = [NO2]2
[N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam bentuk tekanan parsial
masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal, PV=nRT). Dengan demikian, satuan konsentrasi yang
diganti dengan tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi Kp sebagai berikut :
Kp= (PNO2)2
(PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat kesetimbangan tercapai. Nilai
Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yangdinyatakan dalam satuan tekanan (atm). Kp hanya
dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja. 25
Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya konsentrasi reaktan dan produk
tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing gas saat kesetimbangan. Dengan demikian,
terdapat hubungan sederhana antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam persamaan matematis
berikut :
Kp = Kc (RT)Δn
Dengan :
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas
Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas
R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)
T = temperatur reaksi (K)
Δn = Σ koefisien gas produk - Σ koefisien gas reaktan
Selain kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah kesetimbangan homogen fasa
larutan.Salah satu contoh kesetimbangan homogen fasa larutan adalah kesetimbangan ionisasi asam
asetat (asam cuka) dalam air. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3COOH(aq)→ CH3COO-(aq) + H+(aq)
Kc = [CH3COO-] [H+]
[CH3COOH]
2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang berbeda. Sebagai contoh, saat
padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi reaksi berikut :
CaCO3(s) →CaO(s) + CO2(g) 26
Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang berbeda, yaitu padatan
kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon dioksida. Dalam kesetimbangan kimia,
konsentrasi padatan dan cairan relatif konstan, sehingga tidak disertakan dalam persamaan
konstanta kesetimbangan kimia. Dengan demikian, persamaan konstanta kesetimbangan reaks
penguraian padatan kalsium karbonatmenjadi sebagai berikut
Kc = [CO2]
Kp = PCO2
Baik nilai Kc maupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO 3 dan CaO (jumlah padatan).
3. Kesetimbangan Dinamis
Pada keadaan kesetimbangan, reaksi tidak berhenti, tetapi berlangsung dalam dua arah dengan laju
yang sama, oleh karena itu, kesetimbangan tersebut tidak bersifat statis, tetapi bersifat dinamis,
konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi tidak berubah terhadap waktu, maka reaksi
tersebut dianggap selesai. Keadaan kesetimbangan dikatakan dinamis, bila keadaan kesetaraan laju
reaksi maju dan laju reaksi balik dapat di pertahankan. Sebagai contoh, pada reaksi H 2 dan I2
menghasilkan HI yang membentuk keadaan kesetimbangan.
Sistem tersebut di katakan setimbang dinamis, apabila gas H 2 dengan I2 bereaksi secara
kesinambungan membentuk gas HI dan lain pihak dalam sistem tersebut gas HI terurai secara
kesinambungan membentuk gas H2 dan I2 dengan laju yang sama. Hubungan laju reaksi zat-zat
dengan waktu pada kesetimbangan dinamis dari reaksi H 2 dengan I2 membentuk gas HI 27
Jadi kesetimbangan reaksi itu di sebut juga ’ kesetimbangan dinamis ” kesetimbangan dinamis adalah
pada keadaan-keadaan setimbang reaksi tidak diam (statis), tetapi terjadi dua reaksi berlawanan arah
yang mempunyai laju reaksi sama. Pada keadaan tidak setimbang ini tidak terjadi lagi perubahan
bersih dalam sistem reaksi.
2.6.3 Hukum Kesetimbangan Kimia

Dalam keadaan setimbang, perbandingan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tergantung pada suhu
dan jenis reaksi kesetimbangan. Guldberg dan Peter Waage dua ahli kimia dari Norwegia
menyatakan bahwa dalam reaksi kesetimbangan berlaku hukum kesetimbangan.
Bunyi hukum kesetimbangan : Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil perkalian
konsentrasi hasil reaksi dibagi perkalian konsentrasi pereaksi yang masing-masing dipangkatkan
koefisiennya mempunyai nilai konstan.
Sementara itu, tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (perkalian konsentrasi hasil reaksi
dibagi perkalian konsentrasi pereaksi yangmasing-masing dipangkatkan koefisiennya. Dalam
kesetimbangan homogen, rumusan Kc dihitung dari konsentrasi semua zat yang terlibat dalam reaksi.
Perhatikan reaksi berikut :
Untuk menghitung besar Kc pada kesetimbangan homogen, dipergunakan rumus berikut.
Rumus Umum tetapan kesetimbangan : 28
2.6.4 Faktor Mempengaruhi Pergeseran Arah Kesetimbangan
1. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan salah satu faktor yang dapat mengganggu kesetaraan dan menggeser
kesetimbangan. Pengurangan ataupun penambahan konsentrasi terhadap sebuah sistem
kesetimbangan akan berpengaruh terhadap pergeseran arah kesetimbangan dan juga komposisi
kesetimbangan. Hal ini masuk akal, apabila kita memberikan sebuah aksi terhadap sebuah sistem
maka sistem tersebut akan memberikan reaksi untuk meminimalkan aksi yang kita berikan.
2. Suhu

Salah satu faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan adalah faktor suhu. Suatu
reaksi dapat memiliki harga ΔH yang positif atau negative. Jika suatu reaksi memiliki harga ΔH yang
positif, reaksi bersifat endoterm dan cenderung membutuhkan kalor, sedangkan suatu reaksi yang
memiliki harga ΔH yang negative cenderung melepaskan kalor.
3. Tekanan dan Volume

Kesetimbangan kimia merepresentasikan suatu kesetaraan antara reaksi maju dan reaksi balik. Dalam
banyak kasus, kesetaraan ini sangat rentan. Perubahan kondisi percobaan dapat mengganggu
kesetaraan dan menggeser posisi kesetimbangan sehingga produk yang diinginkan bisa terbentuk
lebih banyak atau sebaliknya. Sistem kesetimbangan gas mempungai tekanan dan volume tertentu.
jika tekanan sistem diperbesar atau diperkecil, ada kesetimbangan yang terganggu dan adapula yang
tidak tergangu, tergantung pada jumlah koefisien pereaksi dan hasil reaksi.
4. Katalis

Untuk reaksi kesetimbangan, katalis memengaruhi laju reaksi maju sama besar
dengan laju reaksi balik. Jadi, keberadaan katalis tidak mengubah tetapan
kesetimbangan dan tidak menggeser posisi sistem kesetimbangan. Katalis
berfungsi untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan. Katalis juga penting
untuk menurunkan temperatur pada reaksi yang memerlukan temperatur tinggi.

Anda mungkin juga menyukai