HERPES ZOOSTER
Oleh:
Debby Sofiana
Khaziatun Nur
Pembimbing:
Wahyu Lestari
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.Shalawat
dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman islamiyah, serta kepada para sahabat
dan keluarga beliau.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Wahyu Lestari, Sp.KK,
FINSDVyang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam penyusunan laporan kasus yang berjudul “Herpes Zooster”, serta para
dokter di Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin yang telah memberikan
arahan serta bimbingan hingga terselesaikannya laporan kasus ini.
Tidak ada kata sempurna dalam pembuatan sebuah laporan kasus.
Keterbatasan dalam penulisan maupun kajian yang dibahas merupakan beberapa
penyebabnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan terhadap
laporan kasus ini demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
LAPORAN KASUS ........................................................................................... 3
Identitas Pasien ............................................................................................... 3
Anamnesis ...................................................................................................... 3
Pemeriksaan Fisik Kulit ................................................................................. 4
Pemeriksaan Penunjang .................................................................................. 6
Resume ........................................................................................................... 6
Diagnosis Banding ......................................................................................... 6
Diagnosis Klinis ............................................................................................. 6
Tatalaksana ..................................................................................................... 7
Edukasi .......................................................................................................... 7
Prognosis ........................................................................................................ 7
ANALISA KASUS ............................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14
RESUME JURNAL .......................................................................................... 16
TELAAH KRITISI JURNAL .......................................................................... 27
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
PENDAHULUAN
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varisela-
zoster yang bersifat terlokalisir dengan ciri berupa nyeri radikuler, unilateral, dan
gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dermatom yang diinervasi oleh satu
ganglion saraf sensoris.(1,2)
Sekitar lebih dari 20% orang yang pernah mengalami sakit cacar air
sebelumnya juga akan mengalami herpes zoster dikemudian hari. Keaktifan
kembali virus ini lebih mudah terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh
lemah, seperti orang penyakit HIV, leukumia, linfoma, pasien yang menjalani
tranpalansi organ, radio terapi, kemoterapi, DM, dan pasien yang menggunakan
kortikosteroid jangka panjang.(1,3)
Gejala dari penyakit herpes zoster ini dapat diawali dengan rasa kesemutan,
mati rasa, gatal, atau rasa nyeri yang parah pada daerah tertentu. Ruam pada
herpes zoster biasanya akan hilang pada beberapa minggu, tetapi terkadang rasa
nyeri dapat bertahap hingga berbulan-bulan bahkan tahunan.(4)
Insidensi herpes zoster dalam populasi berkisar 2 hingga 5 kasus per 1000
orang per tahun. Faktor risiko utama untuk herpes zoster adalah usia. Insiden
herpes zoster meningkat dengan bertambahnya usia. Pada orang dewasa tua
insidennya berkisar dari 8 hingga 12 kasus per 1000 orang per tahun menurut
studi berbasis populasi perawatan kesehatan di 4 benua. Di Amerika Serikat
diperkirakan setidaknya ada 1,5 juta kasus baru herpes zoster setiap tahunnya, dan
lebih dari setengahnya terjadi pada orang yang berusia > 60 tahun. Jumlah ini
meningkat seiring bertambahnya populasi. (1)
Menurut Data Depkes pada tahun 2011-2013 Didapatkan prevalensi herpes
zoster dari 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia sepanjang 2011 hingga 2013
mencapai 2.232 kasus. Puncak kasus terjadi pada penderita berusia 45-64 tahun
dengan jumlah 851 kasus atau 37,95 persen dari total kasus herpes zoster. (5)
Patogenesis herpes zoster belum sepenuhnya diketahui secara jelas, namun
kebiasanya diawali oleh penyakit varisella sebelumnya. Selama terjadinya
varisella, varisella zoster virus berpindah dari lesi yang ada dikulit dan mukosa ke
ujung saraf sensorik dan ditransportasikan ke ganglion sensorik. Setelah virus
1
berada diganglion dorsal maka terjadi infeksi laten, dimana virus tidak akan
menular dan tidak bermutiplikasi namun tetap memiliki kemampuan untuk
berubah menjadi infeksius pada kondisi tertentu. Kondisi yang dapat
menyebabkan aktifasi dari virus ini adalah keadaan imunosuspresi, dimana imun
tubuh menjadi lemah.(3)
Faktor resiko dari penyakit herpes zoster diantaranya adalah pasien-pasien
dengan immunocompromised. Pasien dengan imunosupresi ini memiliki resiko
20-100 kali lebih dapat mengalami herpes zoster dari pada yang tidak. Komplikasi
tersebut terjadi pada 10-50% pasien dengan herpes zoster dan prevalensinya
meningkat sebanding dengan peningkatan usia pasien (terutama pada usia lebih
dari 50 tahun).Selain risiko untuk terkena herpes zoster, komplikasinya juga lebih
besar pada orang imunokompromais. Seperti misalnya dalam kelompok laki-laki
yang berhubungan seksual dengan laki-laki, risiko relatif untuk mengembangkan
herpes zoster adalah 16,9 pada mereka dengan HIV dan tingkat kekambuhannya
sebesar 22%. Selain itu, jenis kelamin juga dikatakan sebagai faktor risiko herpes
zoster. Sekitar 60% kasus herpes zoster terjadi pada wanita. Tingkat kekambuhan
sebesar 4% untuk pria dan 7% untuk wanita setelah 8 tahun.(6,7)
Laporan kasus ini membahas tentang herpes zoster yang merupakan kasus
yang umum terjadi di Indonesia. Kecepatan dan ketepatan penegakkan dignosis,
tatalaksana, serta edukasi sangat berpengaruh terhadap prognosis penyakit ini.
2
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. SH
Umur : 76 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Pidie
Tanggal Pemeriksaan : 29 Juli 2019
Nomor CM : 1-21-41-61
II. Anamnesis
Keluhan Utama
Gelembung-gelembung berisi cairan didaerah purut kiri.
Keluhan Tambahan
Nyeri, panas, sakit kepala
3
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat cacar sebelumnya namun pasien tidak ingat pada
usia berapa.
Vital Sign
4
Status Dermatologis
Pemeriksaan Status Dermatologis 29 Juli 2019
Lokasi : Abdominal sinistra dan thorax Anterior dan posterior
(T4-T12)
Deskripsi Lesi : Tampak vesikel dan bula berkelompok dengan dasar
kulit yang eritematus. Lesi disertai krusta diatasnya
dengan bentuk bervariasi, jumlah multipel, ukuran
lentikuler sampai gutata-plakat, berbatas tegas, tepi
irreguler, susunan lesi zoosteriform, dan distribusi
regional.
5
IV. Pemeriksaan Penunjang
V. Resume
VIII. Tatalaksana
Farmakologi
- Sistemik : Valacyclovir 500 mg tab ( 3 x 2 tablet)
Gabapentin tab 300 mg ( 2 x 1 tablet )
- Topikal : Pirotop 10 gram ointment ( ue, pagi malam )
Non Farmakologi
6
IX. Edukasi
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus,
sehingga untuk mecegah penyebarannya, minimalisir penggunaan benda
dirumah (handuk, baju, topi) secara bersama.
- Menjelaskan kepada anggota keluarga bahwa penyakit ini dapat menular
penularannya dapat melalui kontak langsung (skin to skin) pada luka
penderita dengan non-penderita. Namun manifestasi yang timbul berupa
varisella(cacar).
- Menjelaskan mengenai kebersihan tubuh.
- Mengkonsumsi obat dan mengoleskan krim yg diresepkan oleh dokter
secara merata dan teratur serta tidak menggunakan obat selain dari resep
dokter.
- Menjelaskan bahwa penyakit ini memiliki komplikasi. Komplikasi yang
tersering dan umum terjadi adalah Neuralgia Pascaherpatik yang dapat
terjadi walaupun lesi sudah sembuh.
X. Prognosis
- Quo ad vitam : Dubia ad bonam
- Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam
- Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
7
ANALISA KASUS
8
berkelompok dengan dasar kulit yang edema dan eritematosa. Vesikel tersebut
berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat menjadi pustul dan krusta.Jika
mengandung darah disebut sebagai herpes zoster hemoragik. Jika disertai dengan
ulkus dengan sikatriks, menandakan infeksi sekunder.(9)
Masa tunas dari virus ini sekitar 7-12 hari, masa aktif berupa lesi baru yang
tetap timbul, berlangsung seminggu, dan masa resolusi berlangsung 1-2 minggu.
Selain gejala kulit, kelenjar getah bening regional juga dapat membesar. Penyakit
ini lokalisasinya unilateral dan dermatomal sesuai persarafan.Saraf yang paling
sering terkena adalah nervus trigeminal, fasialis, otikus, C3, T3, T5, L1, dan
L2.Jika terkena saraf tepi jarang timbul kelainan motorik, sedangkan pada saraf
pusat sering dapat timbul gangguan motorik akibat struktur anatomisnya. Gejala
khas lainnya adalah hipestesi pada daerah yang terkena.(8,9)
Perjalanan munculnya lesi pada penyakit herpes zoster ini diawali dengan
timbulnya vesikel dalam waktu 12- 24 jam dan berkembang menjadi pustule pada
hari ketiga. Kemudian dalam waktu 7 sampai 10 hari lesi akan pecah dan menjadi
krusta, krusta akan bertahan 2 hingga 3 minggu. Pada orang normal lesi baru akan
berlanjut muncul selama 1 hingga 4 hari ( sesekali selama 7 hari). Lesi biasanya
akan semakin parah dan bertahan lebih lama pada pasien dengan usia tua.(1)
9
ditularkan melalui hubungan sexual yang ditandai dengan adanya vesikel yang
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
munokutan. Pada varisella juga didapatkan manifestasi yang hampir sama yaitu
adanya vesikel atau pustul, namun persebaran lesinya menyebar secara diskret dan
tidak sesuai dengan dermatom.(2,10)
10
2. Herpes Pada anamnesis Infeksi akut yang Vesikel diatas
Simplex pasien disebabkan oleh kuti yang
mengeluhkan herpes simpleks eritem disertai
adanya bintik virus (HSV) tipe I dengan krusta
bintik bergrombol atau tipe II yang berjumlah
ditandai dengan
berisi cairan di multipel
adanya vesikel
bokong makin hari yang berkelompok susunan
makin memberat diatas kulit yang diskrat
dan pasien juga sembab dan distribusi
mengeluhkan eritematosa pada brachii
demam. daerah dekat
munokutan.
3. Varisella Pada anamnesis Infeksi akut primer Vesikel diatas
pasien oleh virus varisela- kulit eritem
mengeluhkan zoster yang berjumlah
adanya ruam yang menyerang kulit multipelberdist
gatal dan melepuh dan mukosa, ribusi regional
manifestasi linis
pada kulit.
didahului gejala
konstitusi, kelainan
kulit polimorf,
terutama dibagian
sentral tubuh.
11
5. Impertigo Lesi mirip merupa Penyakit Tampak H
bulosa papul vesikel infeksi piogenik vesikel dengan
dengan dasar pada kulit yang dasar
jernih disebabkan oleh eritematus
staphycoccus dan/ berisi cairan
atau berjumlah
streptococcus multipel
superfisial pada ukuran gutata
epidermis. berdistribusi
regional
12
mengalami kekambuhan dikarenakan pasien sudah berusia 76 tahun yang
merupakan usia tua.(7)
Komplikasi yang dapat dialami pasien herpes zozter antara lain adalah:12
- Infeksi sekunder : dapat menghambat penyembuhan dan pembentukan
jaringan parut (selulitis ,impetigo dll)
- Neuralgia paska herpes (NPH) : nyeri yang menetap di dermatom
yang terkena 3 bulan setelah erupsi HZ menghilang. NPH merupakan
aspek HZ yang paling mengganggu pasien secara fungsional. dan psiko-
sosial insidennya berkisar sekitar 10 – 40 % dari kasus
HZ. Pasien dengan NPH akan mengalami nyeri konstan (terbakar, nyeri,
berdenyut), nyeri intermiten (Tertusuk), dan nyeri yang dipicu
stimulus seperti allodinia (nyeri yang dipicu stimulus normal seperti
sentuhan dll).
- Komplikasi Mata:
Kerterlibatan saraf trigeminal cabang pertama menyebabkan HZ
Oftalmikus, terjadi pada 10-25% dari kasus HZ yang dapat menyebabkan
hilangnya penglihatan, nyeri menetap lama, dan / atau paru.(12)
13
DAFTAR PUSTAKA
2. Buxton PK. ABC of dermatology. 4th editio. BMJ Publishing Group; 2003.
92–93 p.
6. Tseng HF, Chi M, Hung P, Harpaz R, Schmid DS, LaRussa P, et al. Family
history of zoster and risk of developing herpes zoster. Int J Infect Dis
[Internet]. 2018;66:99–106. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijid.2017.11.016
7. Kim YJ, Lee CN, Lee MS, Lee JH, Lee JY, Han K, et al. Recurrence rate of
herpes zoster and its risk factors: A population-based cohort study. J
Korean Med Sci. 2019;34(2):1–10.
11. McDonald EM, De Kock J, Ram FSF. Antivirals for management of herpes
zoster including ophthalmicus: A systematic review of high-quality
randomized controlled trials. Antivir Ther. 2012;17(2):255–64.
14
13. Volpi A. Severe complications of herpes zoster. Herpes [Internet]. 2007;14
Suppl 2(October 2007):35–9. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17939894
15
RESUME JURNAL
ABSTRAK
Hasil: Secara keseluruhan, tingkat kejadian HZ adalah 5.1 per 1000 orang-tahun
dan tingkat kekambuhan 12,0 per 1.000 orang per tahun. Ada 2.100 kasus
berulang dari 39.441 episode awal dengan 4,4 tahun rata-rata periode tindak
lanjut. Kami mengidentifikasi faktor risiko yang signifikan untuk kekambuhan
seperti usia tua (51-70 tahun) (hazard ratio [HR], 1,447; 95% confidence
interval [CI], 1,311-1,598), wanita (1,476; 1,345-1,619), zoster- related pain
(ZRP) lebih dari 30 hari (kasus ZRP berlangsung 31-90 hari [1,200; 1,042-
1,383], dan ZRP yang berlangsung lebih dari 90 hari [2,293; 1,990-2,643]).
Keganasan hematologi (2,864; 1,929-4,251), penyakit autoimun (1,466; 1,252-
16
1,715), dislipidemia (1.390; 1,263-1,530), dan hipertensi (1,222; 1,107-1,350)
juga faktor risiko yang signifikan.
PENGANTAR
17
METODE
Sumber data
populasi penelitian
Definisi kasus
18
Kami mengidentifikasi durasi melalui pencarian database untuk kasus HZ
didefinisikan dengan obat penghilang rasa sakit yang diresepkan, atau PHN
terkait ICD-10 kode dengan pembunuh rasa sakit. Kami mengkategorikan
pasien dengan ZRP oleh durasi pengobatan kurang dari 31 hari, 31-90 hari, dan
lebih dari 90 hari. Kami mengidentifikasi kasus HZ episode awal, serta kasus
kekambuhan pertama dan kedua. Untuk memenuhi definisi kekambuhan,
minimal 6 bulan harus telah sembuh dari HZ sebelumnya.
Analisis statistik
19
faktor epidemiologi dari episode awal untuk kekambuhan yang disimpulkan
dengan menggunakan univariat Cox proportional hazards regresi. Multivariat Cox
proportional hazards regresi juga digunakan untuk menentukan hubungan antara
faktor-faktor risiko kekambuhan HZ seperti durasi ZRP, status kekebalan, dan
penyakit penyerta untuk menyesuaikan jenis kelamin, usia, dan status sosial
ekonomi. kurva tingkat kekambuhan kumulatif dihitung dengan menggunakan
statistik Kaplan-Meier. SAS perusahaan panduan 4.2 (SAS Institute Inc., Cary,
NC, USA) digunakan untuk analisis statistik.
Pernyataan etika
HASIL
Selama masa penelitian, 39.441 kasus episode awal HZ diidentifikasi
dengan kejadian 5,1 per 1.000 orang-tahun. Pada episode awal, 15.638 (39,7%)
pasien adalah laki-laki dan 23.803 (60,3%) pasien adalah perempuan. Insiden
HZ meningkat dengan usia dan 66,8% kasus berada di pasien berusia lebih dari
20
50 tahun. Untuk status sosial ekonomi dengan status ekonomi rendah terdapat
15,0% kasus. Ada 5408 (13,7%) pasien immunocompromised dan proporsi
kanker, penyakit autoimun, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, kanker
hematologi, dan HIV / AIDS adalah 6,1%, 5,3%, 2,7%, 0,9%, 0,5%, dan 0,1%,
masing-masing. Secara total, 18.384 (46,6%) pasien dengan episode HZ awal
memiliki salah satu dari diabetes mellitus, hipertensi, atau dislipidemia. Faktor-
faktor yang lebih detail dirangkum dalam Tabel 2.
Usia, th
7114 (18,0)
> 70
Jenis kelamin
23.803 (60,4)
Perempuan
5906 (15,0)
Rendah
33.535 (85.0)
Menengah ke atas
18.772 (47,6)
perkotaan
20.669 (52,4)
Pedesaan
2269 (5.8)
> 90
rawat inap
3022 (7.7)
21
iya
36.419 (92,3)
Tidak
\
kondisi immunocompromised 5408 (13,7)
22
2.269) untuk ZRP berlangsung lebih lama dari 90 hari. Di sisi lain, rawat inap
tidak menunjukkan signifikansi statistik.
23
DISKUSI
24
Di sisi lain, ada beberapa keterbatasan untuk membandingkan tingkat
kejadian dan tingkat kekambuhan. Harus ada beberapa perbedaan dalam
distribusi epidemiologi antara penduduk untuk studi kejadian dan studi
kekambuhan. Periode follow up adalah faktor lain untuk dipertimbangkan. Oleh
karena itu, untuk evaluasi yang tepat dari peran protektif dari episode awal,
penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dan periode follow-up
lagi diperlukan.
25
baik dislipidemia dan hipertensi merupakan faktor risiko yang signifikan dari
kekambuhan HZ.
Dalam studi ini, ZRP yang berlangsung lebih dari 30 hari secara bermakna
dikaitkan dengan tingkat kekambuhan lebih tinggi. ZRP yang lama dianggap
terkait dengan keparahan yang lebih besar dari ruam dan intensitas nyeri selama
episode HZ awal. Meski alasannya masih belum jelas, pasien dengan persisten
ZRP mungkin lebih immunocompromised atau memiliki penyakit penyerta lebih.
26
LEMBAR KERJA
You Jeong Kim ,Chang Nam Lee , Mi So Lee , Ji Hyun Lee , Jun Young Lee,
- Ya
3. Apakah tujuan dapat Studi ini mencakup total pasien 39.441
diikuti secara lengkap? yang didiagnosis dengan Herpes Zoster
antara 1 Januari 2002 sampai 31 Desember
- Tidak
2013. Namun data yang diambil adalah
catatan medis elektronik komputerisasi
27
tanpa deskripsi rinci, sehingga diagnosis
HZ tidak dikonfirmasi oleh tes
laboratorium, melainkan dengan kode
penyakit dan resep obat antivirus.
- Ya
5. Apakah penilaiannya Penelitian ini menggunakan sampel acak
dapat dilakukan secara perwakilan nasional dari database NHIS -
buta (blind) ? National Sample Cohort (NHIS-NSC)
2002-2013. Sampel dikumpulkan dari
- Ya
catatan untuk 1.025.340 orang, sekitar 2,2%
dari seluruh populasi di awal tahun 2002,
dan termasuk semua data yang berhubungan
dengan data medis dari pasien yang terdaftar
dari 1 Januari 2002 sampai dengan 31
Desember 2013.
- Ya
28
KESIMPULAN
29