I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Persiapan Administrasi Pekerjaan
Untuk menunjang Pelaksanaan pekerjaan maka pada wala persiapan pekerjaan semua
dokumen di persiapkan dengan sebaik-baiknya, diantaranya :
Adminidtrsi Dokumen Kontrak
Semua Laporan kontrak di selesaikan sebelum melaksanaklan kegiatn
Administrasi Program Kerja
Jadwal Administrasi Pelaksanaan Pekerjaan
Tata Cara Pengaturan Administrasi Jadwal Kerja
Pengaturan Adminstrasi Personil Inti dilapangan
Administrasi Pelaksanaan Lapangan
b. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal
pekerjaanyang sedang dilaksanakan. Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan
Yang Dibutuhkan adalah :
Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
Kaso dengan ukuran 5/7
Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :
Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-
tiang penyangga.
Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam
mengidentifikasi suatu proyek.
c. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, meliputi
pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang
akan dikerjakan, meliputi :
Pengukuran batas luas lahan (site).
Pengukuran batas bangunan.
Pengukuran as bangunan.
Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan
(Bench Mark).
V. PEKERJAAN BETON
a. Pekerjaan Cor Beton mutu fc 7.4 Mpa (K100)
Pengukuran
Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith
untuk menentukan leveling lantai kerja.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
b. Beton Sloof
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor / atau
mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi
(Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Bekisting
Bekisting untuk Sloof Balok. Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan
dimensi beton pondasi yang diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini
menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut
menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal
Pembesian
Pembesian Sloof Balok. Pembesian Balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah
pas. Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan
stut sebelumnya.
Pembongkaran Bekisting
Pembesian Kolomk. Pembesian Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas.
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada Kolom tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi
tulangan stut sebelumnya.
c. Ring Balok
Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor / atau
mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi
(Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam
hari.
Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup
kokoh menahan beban.
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control
menagement mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Bekisting
Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat. Sebelum pemasangan perancak
dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben beton, ini
sangat penting untuk menghindari terjadinya setel (penurunan) akibat pengecoran
pelat lantai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :
Pembesian Balok
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok dilakukan
sebagai berikut :
Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung tulangan
bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal
25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan
sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan
penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.
Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan
lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton.
Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas dimasukan
kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali
tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan
pinggang sesuai dengan perencanaan.
Pembesian Sloof Balok. Pembesian Balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah pas.
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan
stut sebelumnya.
Pembongkaran Bekisting
Pembesian Balok. Pembesian Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi batu
kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari
cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada Kolom tulangan tarik lapangan terletak pada bagian atas
dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan
stut sebelumnya.
d. Kolom
Metode Pelaksanaan Pengecoran Kolom beton. Pelaksanaan pengecoran beton
dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini
pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua kolom pada ketinggian
tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari kolom 1
dan dilanjut ke kolom berikutnya.
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate dan
dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix)
Bekisting
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh
menahan beban.
Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate
dengan dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.
Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi
dengan memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom
Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang
diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 12
mm dan diberi tembiring usuk siku 50.50.5 & stut menggunakan pipa support
sebagai penyangga bekisting dan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton
Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol kelurusan antar kolom dan
kelurusan vertikal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi atau
pesawat theodolit
Pembesian
Pembesian Balok Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi batu kali dan
sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari cley
(tanah) pada area tata letak Kolom.
Pemasangan pembesian pada tulangan tarik lapangan terletak pada bagian atas dan
tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan tulangan
tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi
tulangan stut sebelumnya
Pembongkaran Bekisting
Pembesian Kolomk. Pembesian Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas.
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada Kolom tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi
tulangan stut sebelumnya.
e. Kolom Praktis
f. Cor Kanopy Jendela
Pengecoran
Bekisting
Pemasangan bata sebagai dinding rumah merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan
perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk pembuatan dinding.
Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan ,
kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu
diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian
material. Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus
diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut :
A. Kwalitas Material
1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat bata yang
bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. Pastikan permukaan tidak
terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar sehingga
ikatan akan kurang baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak sama, baik
panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki harus diperhatikan, jika anda
mendapatkan bata dari supplier yang berbeda dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan
pemisahan pemasangan supaya pasangan bata kelihatan rapi .
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata terlalu kering
lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering pada
bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran adukan/
mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan
ikatan tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk dipasang,
tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan bata
akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan adukan akan meleleh
dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan
menimbulkan penyerapan yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak
terlalu bagus.
4. Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang dipasangkan.
Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu dekat sehingga menyulitkan
pemasangan. Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh
tukang pasang. Untuk pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan
pemotongan
5. Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang bagus. Pasir
juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu dan juga tidak banyak mengandung
lumpur. Pastikanpengadukan dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang
sesuai dengan yang diisyartakan. Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.
6. Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat aduakn dalam volume
yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara volume adukan
dengan volume pemasangan . Jika volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/
mortar sempat mengering.
B. Kelengkapan Peralatan
1. Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai
pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar material harus tersedia
dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
2. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk
pembuatan garis pandu dan pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.
3. Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan
scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu
jauh dengan dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan
langsung dengan dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan
akan roboh / jatuh.
C. Pelaksanaan Pemasangan
1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi
penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke
pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya
pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom
harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur
menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul
dengan panjang antara 15 – 20 cm).
3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada
bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan
pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan
dengan penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak
lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical
dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding
yang akan dipasangkan .
4. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang
bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai
satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan
leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata
semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan
demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan
kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata,
pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika
adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar
baru.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang
berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan
berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan
tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian
dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang
telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng dipasangkan, anda kemudian
harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk
mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50
cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang
dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap
rapi sampai posisi atas.
D. Pemeliharaan
1. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus
dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
2. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan,
jangan sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan
pemasangan lantai.
d.
2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan
dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana
atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda
1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan
kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut
sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4
buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
(maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda
(Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang
sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss,
jurai dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar
outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-
kuda yang terdekat.
14.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing
ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada
permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya
Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap
sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah
ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi
agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses
pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja
ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak
standar, atau karena goresan benda tajam. Jika terjadi korosi pada suatu logam yang
menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran
maupun logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur
baja ringan.
– Pemasangan reng. Proses pemasangan reng tergantung pada tipe/ jenis penutup atap
yang dipakai. Pilihlah reng yang pas mengingat jarak antar reng yang tidak selalu
sama.
– Pemasangan atap. Cara pemasangan atap spandek harus dilakukan dengan rapi
sehingga tidak terjadi kebocoran ketika hujan
– Pemasangan nok pinggir, rabung, dan flashing. Wajib dilakukan secara rapi, kuat
dan juga teliti.
X. PEKERJAAN LANTAI
a. Pekerjaan Pasang Lantai Granit dan Pekerjaan Granit Tile Unpolished
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, semen
PC, pasir, semen grouting nat, air, dll..
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.
Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi
untuk star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
Pelaksanaan Pelkerjaan
Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
Buat adukan untuk pasang keramik.
Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik
yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang
sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan
keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah
dibuat.
Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah
itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll
Fabrikasi kusen alumunium
Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection
tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll
Fabrikasi kusen alumunium
Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection
tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
Pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa tidak ada tegangan
listrik yang mengalir di rumah, kalian dapat mematikan tegangan listrik di
MCB atau langsung pada Kwh meter.
Cara memastikan bahwa aliran listrik sudah tidak ada adalah dengan
memasukan tespen ke dalam stop kontak, jika tespen tidak menyala maka
bisa dipastikan arus listrik tidak ada dirangkaian tersebut.
Buka dudukan stopkontak dengan menggunakan obeng plus.
Setelah dudukan terbuka akan terlihat sebuah rangkaian listrik di stop kontak
yang terdiri dari 3 kabel yaitu fasa masuk, fasa keluar dan fasa stopkontak.
kabel instalasi stopkontak
Setelah selesai memasang sesuai dengan gambar di atas maka bisa dipastikan
rangkaian listrik pada stopkontak telah berkerja dengan baik.
Nyalakan kembali MCB atau Kwh untuk memastikan rangkaian listrik pada
stop kontak bekerja atau tidak, sebelumnya pastikan perangkat elektronik
yang lain tidak aktif ini untuk menjaga jika terjadi konsleting listrik.
f. Pemasangan Stop Kontak AC
Pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa tidak ada tegangan
listrik yang mengalir di rumah, kalian dapat mematikan tegangan listrik di
MCB atau langsung pada Kwh meter.
Cara memastikan bahwa aliran listrik sudah tidak ada adalah dengan
memasukan tespen ke dalam stop kontak AC/3 Lubang, jika tespen tidak
menyala maka bisa dipastikan arus listrik tidak ada dirangkaian tersebut.
Buka dudukan stopkontak dengan menggunakan obeng plus.
Setelah dudukan terbuka akan terlihat sebuah rangkaian listrik di stop kontak
yang terdiri dari 3 kabel yaitu fasa masuk, fasa keluar dan fasa stop kontak.
kabel instalasi stop kontak
Setelah selesai memasang sesuai dengan gambar di atas maka bisa dipastikan
rangkaian listrik pada stopkontak telah berkerja dengan baik.
Nyalakan kembali MCB atau Kwh untuk memastikan rangkaian listrik pada
stop kontak bekerja atau tidak, sebelumnya pastikan perangkat elektronik
yang lain tidak aktif ini untuk menjaga jika terjadi konsleting listrik.