Anda di halaman 1dari 32

METODE PELAKSANAAN

Satuan Kerja : DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN DAERAH


Nama Pekerjaan : Rehab Kantor Laboratorium Keswan dan Kesmavet
Lokasi : Desa Kalasey Kabupaten Minahasa
Tahun Anggaran : 2019

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Persiapan Administrasi Pekerjaan
Untuk menunjang Pelaksanaan pekerjaan maka pada wala persiapan pekerjaan semua
dokumen di persiapkan dengan sebaik-baiknya, diantaranya :
 Adminidtrsi Dokumen Kontrak
Semua Laporan kontrak di selesaikan sebelum melaksanaklan kegiatn
 Administrasi Program Kerja
 Jadwal Administrasi Pelaksanaan Pekerjaan
 Tata Cara Pengaturan Administrasi Jadwal Kerja
 Pengaturan Adminstrasi Personil Inti dilapangan
 Administrasi Pelaksanaan Lapangan
b. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat perihal
pekerjaanyang sedang dilaksanakan. Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan
Yang Dibutuhkan adalah :
 Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
 Kaso dengan ukuran 5/7
 Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
 Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati
 Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :
 Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
 Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
 Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-
tiang penyangga.
 Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam
mengidentifikasi suatu proyek.
c. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
Metode Pelasanaan Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank, meliputi
pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang
akan dikerjakan, meliputi :
 Pengukuran batas luas lahan (site).
 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan
(Bench Mark).

Pekerjaan pengukuran dengan menggunakan pesawat theodolith. Pengukuran ini


sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi
bangunan baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil
dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan
dengan pekerjaan pasang bouwplank. Bouwplank adalah alat bantu untuk
membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari
papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar
denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat
penggalian pondasi. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai
dilaksanakan.
d. Pekerjaan Direksi Kiet dan Gudang
Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi
waktu dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat
mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan
kontraktor yang berupa direksi keet, untuk :
 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
 Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes
gelombang atau seng gelombang, lantai dengan discreeding.
 Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah
hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat
sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng
gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang
didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.
e. Pekerjaan Bongkaran Atap dan Plafond

f. Pekerjaan Bongkaran Beton


g. Pekerjaan Bongkaran Sebagian Parkiran Motor Depan Kantor
II. PERALATAN K3
a. Helm
b. Spatu Boot
c. Kotak P3K
III. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
a. Galian Tanah Pondasi
b. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
c. Pekerjaan Urugan Pasir di Bawah Pobdasi
d. Pekerjaan Urugan Pasir dibawah Lantai
IV. PEKERJAAN PONDASI
a. Pekerjaan Paangan Batu Kosong dan Pekerjaan Pondasi Batu Kali

Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali mengikuti beberapa tahap,


yaitu yang pertama adalah tahap persiapan. Dimana pada proses persiapan ini,
pelaksana melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses
sebagai berikut:
 Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan
level pasangan batu kali.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna
cat.
Apabilan proses persiapan dan pebgukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah
pekerjaan sebagai berikut :
 Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
 Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
 Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
 Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
 Hamparkan pasir urug dan ratakan.
 Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
 Pasang batu aanstamping terllebih dahulu.
 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
 Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali yang terdiri dari
beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengukuran dan tahap pelaksanaan
pekerjaan fisik dilapangan.

V. PEKERJAAN BETON
a. Pekerjaan Cor Beton mutu fc 7.4 Mpa (K100)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Kerja adalah sebagi berikut :


Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran
 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith
untuk menentukan leveling lantai kerja.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.

 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

b. Beton Sloof

Pengecoran untuk sloof balok. Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah


pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran
dilakukan serentak untuk semua balok sloof pada ketinggian tertentu sehingga akan
mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari balok terujung dan dilanjut
kebalok sloof berikutnya.

Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor / atau
mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi
(Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :

 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur beton, air
compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka adukan beton
ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang penjangkaran,
diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus sesuai dengan gambar
rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran dengan
kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan baik.
Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement mutu
material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Bekisting

Bekisting untuk Sloof Balok. Begisting pondasi dibuat sebagai acuan pembentukan
dimensi beton pondasi yang diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini
menggunakan multiplek tebal 9 mm dan diberi tembiring usuk 4/6 & stut
menggunakan kayu 4/6 cm dengan ketentuan sebegai berikut

 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat pelaksanaan
pengecoran dan juga tidak merusak beton
 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan juga
tidak merusak beton
 Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana baik
secara vertical maupun horizontal
Pembesian
Pembesian Sloof Balok. Pembesian Balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah
pas. Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan
stut sebelumnya.

Pembongkaran Bekisting
Pembesian Kolomk. Pembesian Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas.
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada Kolom tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi
tulangan stut sebelumnya.
c. Ring Balok

Pengecoran untuk balok. Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah


pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini pelaksanaan pengecoran
dilakukan serentak untuk semua balok sloof pada ketinggian tertentu sehingga akan
mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari balok terujung dan dilanjut
kebalok sloof berikutnya.

Penuangan spesi beton ke balok sloof beton dengan menggunakan talang cor / atau
mengunakan pump concrate dan dalam pelaksanaan ini kami menngunakan beton jadi
(Ready mix)
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut
 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam
hari.
 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup
kokoh menahan beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control
menagement mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
Bekisting
Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat. Sebelum pemasangan perancak
dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben beton, ini
sangat penting untuk menghindari terjadinya setel (penurunan) akibat pengecoran
pelat lantai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :

 Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam


pembigestingan pelat lantai dan balok.
 Elevasi dasar atas begisting pelat lantai adalah = El. LT II - (tebal spesi +
keramik) - tebal pelet beton
 Elevasi dasar atas begisting Balok lantai adalah = El. Dasar atas begisting pelat -
(tinggi balok - tebal pelat)
 Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
 Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
 Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
 Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor
 Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah
disiapkan
 Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada pelat beton
 Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
 Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
 Lakukan pemasangan pembesian pelat
 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
 Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting

Pembesian Balok
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara serentak setelah
pemasangan bekisting balok dan pelat lantai. Pemasangan tulangan balok dilakukan
sebagai berikut :
 Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm. ujung tulangan
bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai penjangkaran sepanjang minimal
25D. Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan sambungan lewatan
sekitar 40D. sambungan tulangan dilakukan selang seling dan harus dihindarkan
penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.
 Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada tumpuan
lebih rapat dibandingkan jarak tengah bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton.
 Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang dibagian atas kemudian diikat dengan kawat. Ujung tulangan atas dimasukan
kedalam tulangan kolom sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali
tinggi manfaat balok jika balok berukuran besar. Sebagai pengaku dipakai tulangan
pinggang sesuai dengan perencanaan.

Pembesian Sloof Balok. Pembesian Balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah pas.
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan
stut sebelumnya.
Pembongkaran Bekisting
Pembesian Balok. Pembesian Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi batu
kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari
cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada Kolom tulangan tarik lapangan terletak pada bagian atas
dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi tulangan
stut sebelumnya.

d. Kolom
Metode Pelaksanaan Pengecoran Kolom beton. Pelaksanaan pengecoran beton
dilakukan setelah pemasangan bekisting dan tulangan selesai, dalam hal ini
pelaksanaan pengecoran dilakukan serentak untuk semua kolom pada ketinggian
tertentu sehingga akan mempercepat waktu, dimana pengecoran dimulai dari kolom 1
dan dilanjut ke kolom berikutnya.
Penuangan spesi beton ke kolom beton dengan menggunakan pump concrate dan
dalam pelaksanaan ini kami menggunakan beton jadi (Ready mix)
Bekisting
Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
 Menyiapkan alat-alat pendukung dilapangan seperti vibrator, pipa penyalur
beton, air compressor, lampu penerangan jika pengecoran dilakukan malam hari.
 Sebelum adukan beton dimasukkan kedalam pompa, dilakukan pengambilan
benda uji dan test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak.
 Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang penyaluran, panjang
penjangkaran, diameter tulangan, beton decking dan “kaki ayam” yang harus
sesuai dengan gambar rencana. Diperiksa pula posisi bekisting agar cukup kokoh
menahan beban.
 Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala jenis sampah dan kotoran
dengan kompresor, kemudian dilapisi dengan mud oil.
 Lubang-lubang untuk instalasi listrik, air dan lain-lain harus terpasang dengan
baik. Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka pengecoran dapat
dilaksanakan.
 Pengambilan semple beton kubus / silinder sebagai quality control menagement
mutu material harus mencapak karateristik 250 kg/cm2
 Menuangkan spesi beton kedalam bekisting kolom dengan pump concrate
dengan dibantu tenaga pengecor yang berdiri diatas bekisting kolom.
 Setelah bekisting kolom terisi penuh oleh spesi beton harus di kontrol kembali
kelurusan horisontal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi
dengan memutar join pin kekiri atau kekanan tergantung pada kondisi kolom
Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan dimensi beton pondasi yang
diinginkan sesuai gambar, bekisting pondasi ini menggunakan multiplek tebal 12
mm dan diberi tembiring usuk siku 50.50.5 & stut menggunakan pipa support
sebagai penyangga bekisting dan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
 Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen dan
juga tidak merusak beton
 Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol kelurusan antar kolom dan
kelurusan vertikal dengan 2 sisi yang berbeda menggunakan lot grafitasi atau
pesawat theodolit
Pembesian
Pembesian Balok Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi batu kali dan
sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari cley
(tanah) pada area tata letak Kolom.
Pemasangan pembesian pada tulangan tarik lapangan terletak pada bagian atas dan
tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan tulangan
tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi
tulangan stut sebelumnya
Pembongkaran Bekisting
Pembesian Kolomk. Pembesian Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas.
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu dilakukan
pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada Kolom tulangan tarik lapangan terletak pada bagian
atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada bagian tumpuan
tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan pada pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi
tulangan stut sebelumnya.
e. Kolom Praktis
f. Cor Kanopy Jendela
Pengecoran

Bekisting

Perancah, Bekisting untuk balok dan pelat. Sebelum pemasangan perancak


dimulai pastikan dasar tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben beton, ini
sangat penting untuk menghindari terjadinya setel (penurunan) akibat pengecoran
pelat lantai berlangsung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengecoran balok dan pelat antara lain :

 Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan penandaan sebagai acuan dalam


pembigestingan pelat lantai dan balok.
 Elevasi dasar atas begisting pelat lantai adalah = El. LT II - (tebal spesi +
keramik) - tebal pelet beton
 Elevasi dasar atas begisting Balok lantai adalah = El. Dasar atas begisting pelat -
(tinggi balok - tebal pelat)
 Pasangkan skafolding untuk balok terlebih dahulu searah balok
 Pasangkan Pasangkan balok 8/12 searah balok beton
 Pasangkan suri-suri 6/12 dengan jarak 60 cm
 Pasangkan begisting sesuai ukuran dimensi balok yang akan di cor
 Masukan pembesian yang sudah dirakit kedalam bekisting balok yang sudah
disiapkan
 Kemudian dengan cara yang sama lakukan pada pembegistingan pada pelat beton
 Pasangkan Hori beam dengan jarak per 40 cm
 Pasangkan begisting dengan plywood dengan ketebalan 15 mm
 Lakukan pemasangan pembesian pelat
 Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyratkan pada gambar
 Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang diakibatkan
oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
 Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan bentuk
yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
 Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
 Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusak/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
 Dalam pemasangan bekisting harus selalu di kontrol elevasi begisting
Pembesian Pelat lantai
 Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
 Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan ketebalan 2 cm.
Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas balok.
 Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah tegak lurus lapis 1
kemudian persilangan tulangan diikat dengan kawat beton.
 Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan bawah dipasang
tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang dipotong sedemikian rupa sehingga
dapat menjaga jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah pelat.
 Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan diletakkan
dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas lapis 2 dipasang tegak lurus
dengan tulangan atas lapis1.
 Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.
 Pembongkaran Bekisting
 Pembesian Kolomk. Pembesian Kolom dipasangkan sejajar dengan arah pas.
Pondasi batu kali dan sebelum pemasangan pembesian terlebuh dahulu
dilakukan pembersihan dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
 Pemasangan pembesian pada Kolom tulangan tarik lapangan terletak pada
bagian atas dan tulangan tekan berata pada bagian bawah. Begitu juga pada
bagian tumpuan tulangan tarik berada pada bagian bawah dan tulangan tekan
pada pada bagian atas.
 Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah diberi
tulangan stut sebelumnya.
VI. PEKERJAAN DINDING
a. Pasangan DInding Bata 1 : 4

Pemasangan bata sebagai dinding rumah merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan
perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk pembuatan dinding.
Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan harus diperhatikan dari segi kekuatan ,
kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu
diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian
material. Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus
diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut :
A. Kwalitas Material

1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat bata yang
bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. Pastikan permukaan tidak
terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar sehingga
ikatan akan kurang baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak sama, baik
panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki harus diperhatikan, jika anda
mendapatkan bata dari supplier yang berbeda dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan
pemisahan pemasangan supaya pasangan bata kelihatan rapi .
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata. Jika bata terlalu kering
lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering pada
bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan bata terhadap air campuran adukan/
mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan
ikatan tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk dipasang,
tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan bata
akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan adukan akan meleleh
dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan
menimbulkan penyerapan yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak
terlalu bagus.
4. Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang dipasangkan.
Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu dekat sehingga menyulitkan
pemasangan. Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh
tukang pasang. Untuk pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan
pemotongan
5. Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang bagus. Pasir
juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu dan juga tidak banyak mengandung
lumpur. Pastikanpengadukan dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang
sesuai dengan yang diisyartakan. Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.
6. Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat aduakn dalam volume
yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara volume adukan
dengan volume pemasangan . Jika volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/
mortar sempat mengering.
B. Kelengkapan Peralatan

1. Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai
pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar material harus tersedia
dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
2. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk
pembuatan garis pandu dan pengecekan kelurusan dan ketegakan pasangan bata.
3. Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan
scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu
jauh dengan dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan
langsung dengan dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan
akan roboh / jatuh.
C. Pelaksanaan Pemasangan

1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi
penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke
pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya
pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom
harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur
menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul
dengan panjang antara 15 – 20 cm).
3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada
bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan
pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan
dengan penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak
lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical
dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding
yang akan dipasangkan .
4. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang
bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai
satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan
leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata
semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan
demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan
kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata,
pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika
adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar
baru.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang
berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan
berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan
tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian
dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang
telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng dipasangkan, anda kemudian
harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk
mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50
cm . Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang
dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap
rapi sampai posisi atas.
D. Pemeliharaan

1. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus
dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
2. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan,
jangan sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan
pemasangan lantai.

VII. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


a. Pekeraan Plesteran dan Acian
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran dan Acian adalah sebagai berikut :
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.
Pelaksanaan Pekerjaan

 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram


menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus
terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat
bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian
ratakan dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup
umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk
memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas
gosok.
b. Pekerjaan Pembuatan Tali Air
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahap awal sebelum plesteran kering dan dilakukan
dengan menggunakan mistar dalam pelkasanan mencari kelurusan dan kerapian
pekerjaan. Setelah benar benar dianggap rapi dilanjutkan dengan pengacian yang
bena-benar siku dengan menggunakan setrika Kayu yang kecil agar supaya dapat
dihasilkan pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan keinginan.
VIII. PEKERJAAN ATAP
a. Pekerjaan Rangka Kuda-Kuda Atap Baja Ringan
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau
ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan
terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di
antaranya adalah:
 Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada
kedua tumpuannya.
 Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
 Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
 Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
 Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
 Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan.
b. Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
 Dipasang langsung di atas ringbalk.
 Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
 Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapatmungkin harus dihindari,
karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling)
ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat
kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang
dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang
stabil.
c. Pemasangankonstruksi rangka atap baja ringan
Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan


pada boxed C75.100 , diikat dengan grip segitiga
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja
sebagai berikut:
1. Langkah 1: Persiapan kerja
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja,
dan memperhatikan petunjuk
tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas
ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan
kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal socket,
meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin
pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.
· Langkah-langkah : Leveling dan marking
1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu

d.
2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan
dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana
atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan kerusakan pada
rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan
kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut
sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus
dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4
buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
(maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda
(Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang
sama (datar)
9. Memasang balok nok.
10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin.
Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss,
jurai dan rafter
12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah
13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar
outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-
kuda yang terdekat.
14.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing
ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada
permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya
Pemasangan ceiling battens
Sambungan ceilling battens atau top span overlap
sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di
atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah
ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi
agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan akibat proses
pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain pada struktur baja
ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat, pemasangan sekrup yang tidak
standar, atau karena goresan benda tajam. Jika terjadi korosi pada suatu logam yang
menempel pada baja ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada kotoran
maupun logam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di sekitar struktur
baja ringan.

e. Pekerjaan Penutup Atap Spandek


Pengukuran jarak tumpuan
– Desain kuda kuda galvalum. Ada beragam faktor dalam desain kuda kuda yaitu
kemampuannya dalam menahan beban, tingkat kemiringan atap bangunan (agar air
hujan mengalir lancar ), dan penentuan panjang top chord. Anda disarankan
menyertakan ahli dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi rangka atap bangunan
supaya tidak terjadi gagal struktur.
– Pemasangan kuda kuda. Apabila desain selesai, barulah pelaksanaan pemasangan
kuda kuda bisa dilakukan.

– Pemasangan reng. Proses pemasangan reng tergantung pada tipe/ jenis penutup atap
yang dipakai. Pilihlah reng yang pas mengingat jarak antar reng yang tidak selalu
sama.
– Pemasangan atap. Cara pemasangan atap spandek harus dilakukan dengan rapi
sehingga tidak terjadi kebocoran ketika hujan
– Pemasangan nok pinggir, rabung, dan flashing. Wajib dilakukan secara rapi, kuat
dan juga teliti.

f. Pekerjaan Flashing Atap Pinggiran


Pelaksanaan di kalukan setelah Rangka Atap selesai di kerjakan dengan tidak
memengabaikan persyaratan yang di minta
IX. PEKERJAAN PASANG PLAFOND
a. Pekerjaan Pasang Rangka Plafond dan Penutup Plafond
 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka plafond, pemasangan rangka plafond
gypsum board sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar kerja
 Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Menyediakan tangga pijakan untuk pemasangan gypsum
Membersihkan langit-langit yang akan dipasang gypsum
Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
pemasangan plafond
 Pelaksanaan
Pengukuran spasi pemasangan rangka dan gantungan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dianjurkan.
Pengukuran tinggi plafond untuk disesuaikan komponen MEP yang akan di
pasangkan diatas plafon.
Pekerjaan pasang plafond pada plat lantai / balok yang pertama dilakukan
pasang penggantung rangka (tie rod) dengan menggunan paku tembak.
Bila pemasangan pada bagian top / tanpa plat lantai maka gantungan dibuat
pada rangka atap.
Mengukur kedataran penggantung diperlukan agar menghasilkan plafond
yang tidak gelombang.
Dilanjutkan dengan memasang rangka plafond, lakukan juga pengecekan
kedataran posisi rangka dengan waterpass. Rangka hollow tulangan utama
menggunakan ukuran 4x4 sedangkan untuk tumpuan plafon rangka hollow
ukuran 4x2. Setiap rangka diikat dengan menggunakan screw # 1/8 dengan
menggunakan bor / obeng.
Jarak pemasangan tulangan utama (hollow 4x4) dan tulangan tumpuan
(hollow 2x4) harus sesuai spesifikasi.
Kemudian dilanjukan dengan pemasangan gysum dengan menggunakan
screew # 1/8 dan bor sekrup.
Selanjutnya adalah pekerjaan menutupi sambungan antar gypsum dengan
paper tape / kasa plafond untuk menghindari keretakan.
Setelah selesai dilakukan pekerjaan compound pada sambungan gypsum dan
titik-titik sekrup.
Lalu dilanjutkan dengan pengecatan plafon
b. Pasang List Profil
 Lngkah Pertama
Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena
jika meleset beberapa centimeter aja bisa berpengaruh pada saat pemasangan
list yang lain (terutama bagian sambungan pojok).
 Langkah Kedua :
Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan
menggunakan cutter atau gergaji besi.
 Langkah Ketiga :
Selanjutnya buatlah “perekat” dari compound untuk menempelkan list pada
dinding yang akan dipasang. Sediakan air, bubuk compound, wadah, dan
kape. Bubuk compound diletakkan di suatu wadah (biasanya potongan papan
gypsum atau potongan tripleks). Dikarenakan compound setelah terkena air
cepat mengeras (kurang lebih 10 menit), maka saat pencampuran usahakan
agar air yang dicampur sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan.
 Langkah Keempat :
 “Perekat” yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong
tadi. Oleskan “perekat” tersebut secara merata agar semua bagian list dapat
menempel pada dinding dan plafond secara merata.
 Langkah kelima
Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi “perekat” tersebut ke dinding dan
plafond yang akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi
(usahakan diberi tanda tempat yang akan ditempel list). dan Langkah yang
terakhir
 Langkah Keenam
Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian
atas dan bawah list dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada
bekas “perekat” yang keluar. Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau
kape (alat untuk membersihkan sisa – sisa kerak perekat yang menempel pada
list plafond.)

X. PEKERJAAN LANTAI
a. Pekerjaan Pasang Lantai Granit dan Pekerjaan Granit Tile Unpolished

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, semen
PC, pasir, semen grouting nat, air, dll..
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass,
benang, selang dan air.
Pengukuran
 Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi
untuk star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
Pelaksanaan Pelkerjaan
 Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
 Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
 Buat adukan untuk pasang keramik.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik
yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
 Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
 Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang
sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan
keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah
dibuat.
 Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
 Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
 Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah
itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.

XI. PEKERJAAN ALUMINIUM


a. Pekerjaan Pintu Kaca Bingkai ALuminium

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll
Fabrikasi kusen alumunium
 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection
tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame


 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di
screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus
maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di
isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen
dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan
tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

b. Pasang Kusen & Pintu Aluminium Toilet


Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan
jendela aluminium.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame,
hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji,
waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll
Fabrikasi kusen alumunium
 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection
tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame


 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di
screw fisher menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus
maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di
isi silicone sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen
dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan
tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.
c. Pekerjaan Pasang Aluminium Composite
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium
composite panel.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel, rangka
alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

XII. PEKERJAAN KACA


a. Pekerjaan Kaca 5 mm
Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam
penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat
memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan kaca pada daun
pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari
ukuran kayu, material rangka daun intu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila
kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan
belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar
stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk
menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat digunakan
rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk
penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu.
b. Pekerjaan Pintu Kaca 12 mm
Dengan sifat kaca yang sangat mudah pecah dan membutuhkan ekstra hati-hati dalam
penanganannya, sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal yang penting pada saat
memasang kaca pada daun pintu/jendela. Konstruksi pemasangan kaca pada daun
pintu/jendela dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari
ukuran kayu, material rangka daun intu/jendela, fungsi, dan ketebalan kaca. Apabila
kaca dengan tebal kurang dari 4 mm, sebaiknya gunakan sistem rangka tempel, papan
belakang yang sekaligus daun pintu/jendela berfungsi sebagai penahan kaca agar
stabil dan tidak pecah, kemudian ditambahkan lis tempel di sekeliling kaca untuk
menahan kaca tetap pada posisinya. Bila tebal kaca lebih dari 5 mm, dapat digunakan
rangka kayu solid, bagian dalam rangka perlu dibuat satu lajur takikan untuk
penempatan kaca. Kemudian kaca ditahan dengan lis kecil di sekeliling rangka kayu.
XIII. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Pekerjaan Pengecatan Dinding
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat dinding.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir dinding, sealer,
alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas, kape, dll.
Pekerjaan pengecatan
 Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian sudut
menggunakan kuas.
 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak lembab.
 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari tumpahan cat.
 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu dengan diampelas,
sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila ada plesteran + aci yang tidak rata).
 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding supaya pori-
pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.
 Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar mendapatkan
permukaan yang bersih/halus.
 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk pengikat cat).
Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka dilakukan plamir ulang dan
diampelas.
 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti jamur/lumut.
Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding minimal 2 (dua) lapis
dengan menggunakan cat dinding emultion.
 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah kering

b. Pekerjaan Pengecatan Plafond


XIV. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a. Pemasangan Titi Lampu
 Lingkup Pekerjaan
Melakukan Pembobokan dinding, memasang pipa konduit, pemasangan kabel,
pemasangan fitting dan lampu, perapihan, pemasangan daya utama, dan
pengujian.
 Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan bobokan dinding
Pekerjaan pasangan pipa conduit
Pekerjaan wireing
Pekerjaan Instalasi komponen penerangan
 Pelaksanaan
Kabel vetical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit yang
mana pipa conduit ditanam dalam dinding sebelum pekerjaan plesteran,
supaya tidak mudah berubah ketika dinding diplester.
Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat lantai atau
dengan pipa conduit nyang diklem ke plat lantai dengan jarak 1m.
Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan sebelum plesteran
dan acian dikerjakan agar ada koordinasi antara pekerjaan ME dan finishing
jadi halus rapih.
Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu kabel dites
ketahanannya agar tidak terjadi bongkar pasang.
Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen lainnya membutuhkan
koordinasi antara pekerjaan ME dan pekerjaan plafon.
Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon dapat
dilakukan dengan persetujuan direksi.
Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin dan apabila ada
pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring.
Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada dinding yang telah
ditentukan rata dan tidak miring.
Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada panel yang
berhubungan dengan Swicth grounding system.
Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi spesifikasi teknis
yang diaturkan.
Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda sesuai
kegunaannya dan lubang dilindungi karet agar debu tidak dapat masuk.
Kabel dia 16mm2 harus diberi sepatu kabel pada panel.
Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan diagram
instalasinya termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, serta pada
komponen mcb di buat notasi/tanda.
Pekerjaan Instalasi Panel

b. Pemasangan Lampu DL SL 11 Watt


 Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kurang merasa aman gunakan tes-
pen (kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding = tespen menyala lemah
=> periksa instalasi untuk memastikan)
 Lepaskan lampu yang terpasang, dan simpan ditempat yang aman jika kita akan
menggunakannnya kembali.
 Lepaskan reflektor lampu lebih dahulu.
 Lepaskan box lampu downlight dari plafond. Perhatikan baik-baik, jangan
melepas sembarangan. Setiap box memiliki pengait pada sisi sisinya.
5. Potong kabel yang terhubung dengan alat pemotong (gunting atau cutter).
 Hubungkan fitting dengan kabel lama. Lebih baik kita mencoba untk
menyalakannya pada posisi ini, untuk mengecek sambungan listrik yang
terpasang. Jika sudah menyala lanjutkan ke langkah berikutnya.
 Pasangkan fitting lampu yang baru kedalam lubang plafon. Jangan lupa untuk
mengaitkan
 kembali ke plafond untuk mencegah fiting lampu jatuh
 Pasang reflektor lampu DL SL 11 Watt
c. Pemasangan Lampu TL 2 x 18 Watt
 Matikan aliran listrik yang menuju lampu, jika kurang merasa aman gunakan tes-
pen (kadang ada kebocoran arus pada kabel Grounding = tespen menyala lemah
=> periksa instalasi untuk memastikan)
 Lepaskan lampu yang terpasang, dan simpan ditempat yang aman jika kita akan
menggunakannnya kembali.
 Lepaskan reflektor lampu lebih dahulu.
 Lepaskan box lampu downlight dari plafond. Perhatikan baik-baik, jangan
melepas sembarangan. Setiap box memiliki pengait pada sisi sisinya.
5. Potong kabel yang terhubung dengan alat pemotong (gunting atau cutter).
 Hubungkan fitting dengan kabel lama. Lebih baik kita mencoba untk
menyalakannya pada posisi ini, untuk mengecek sambungan listrik yang
terpasang. Jika sudah menyala lanjutkan ke langkah berikutnya.
 Pasangkan fitting lampu yang baru kedalam lubang plafon. Jangan lupa untuk
mengaitkan
 kembali ke plafond untuk mencegah fiting lampu jatuh
 Pasang reflektor lampu TL 2 x 18 Watt
d. Pemasangan Saklar Ganda
 Warna hitam pada gambar yang bermuatan arus positif akan masuk ke terminal
satu sekaligus terminal dua. Teknik ini disebut juga dengan teknik kopel (couple).
 Warna merah pada gambar yang bermuatan arus positif dan akan mengalirkan
arus listrik saat posisi ditekan.
 Warna biru pada gambar yang bermuatan arus negative akan langsung menuju ke
bola lampu atau alat elektronik lainnya.
e. Pemasangan Stop Kontak

 Pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa tidak ada tegangan
listrik yang mengalir di rumah, kalian dapat mematikan tegangan listrik di
MCB atau langsung pada Kwh meter.
 Cara memastikan bahwa aliran listrik sudah tidak ada adalah dengan
memasukan tespen ke dalam stop kontak, jika tespen tidak menyala maka
bisa dipastikan arus listrik tidak ada dirangkaian tersebut.
 Buka dudukan stopkontak dengan menggunakan obeng plus.
 Setelah dudukan terbuka akan terlihat sebuah rangkaian listrik di stop kontak
yang terdiri dari 3 kabel yaitu fasa masuk, fasa keluar dan fasa stopkontak.
kabel instalasi stopkontak
 Setelah selesai memasang sesuai dengan gambar di atas maka bisa dipastikan
rangkaian listrik pada stopkontak telah berkerja dengan baik.
 Nyalakan kembali MCB atau Kwh untuk memastikan rangkaian listrik pada
stop kontak bekerja atau tidak, sebelumnya pastikan perangkat elektronik
yang lain tidak aktif ini untuk menjaga jika terjadi konsleting listrik.
f. Pemasangan Stop Kontak AC
 Pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa tidak ada tegangan
listrik yang mengalir di rumah, kalian dapat mematikan tegangan listrik di
MCB atau langsung pada Kwh meter.
 Cara memastikan bahwa aliran listrik sudah tidak ada adalah dengan
memasukan tespen ke dalam stop kontak AC/3 Lubang, jika tespen tidak
menyala maka bisa dipastikan arus listrik tidak ada dirangkaian tersebut.
 Buka dudukan stopkontak dengan menggunakan obeng plus.
 Setelah dudukan terbuka akan terlihat sebuah rangkaian listrik di stop kontak
yang terdiri dari 3 kabel yaitu fasa masuk, fasa keluar dan fasa stop kontak.
kabel instalasi stop kontak
 Setelah selesai memasang sesuai dengan gambar di atas maka bisa dipastikan
rangkaian listrik pada stopkontak telah berkerja dengan baik.
 Nyalakan kembali MCB atau Kwh untuk memastikan rangkaian listrik pada
stop kontak bekerja atau tidak, sebelumnya pastikan perangkat elektronik
yang lain tidak aktif ini untuk menjaga jika terjadi konsleting listrik.

XV. PEKERJAAN AKHIR


a. Dokumen & Pelaporan
Laporan dibuat setelah pekerjaan mendekati tahap awal
b. Pembersihan AKhir
1) Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Konstruksitor juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Konstruksi ke kondisi semula. 2) Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan,
kerb, dan struktur harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang
mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat
kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan
tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus digaru sampai
bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.
c. Perbaikan Motor Depan Kantor
Akhir dari pekerjaan melaksanakan perapihan fari pekrjaan alin

Anda mungkin juga menyukai