Anda di halaman 1dari 8

Makalah Kimia Analitik

3. Bagaimana anda menjelaskan pada Budiman mengapa metode analisis spektroskopi infra
merah dapat digunakan untuk analisis senyawa polychlorinated biphenyls dalam sampel?

 Jawaban :
Spektrofotometri infra red atau infra merah merupakan suatu metode yang mengamati
interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75
– 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Metode spektroskopi infra merah
merupakan suatu metode yang meliputi tekhnik serapan (absorption), tekhnik emisi (emission),
tekhnik fluoresensi (fluorescence). Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam
spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam fenomena transmisi,
pementulan, pembiasan, dan penyerapan.
Metode spektroskopi absorpsi inframerah merupakan salah satu jenis spektroskopi molekular
yang sangat efektif untuk mengidentifikasi senyawa organik dan anorganik murni karena hampir
semua spesi molekular (kecuali beberapa molekul homogen seperti N2, O2, dan Cl2) dapat
mengabsorbsi radiasi infra merah. Pada senyawa-senyawa seperti N2 dan O2, Senyawa tersebut tidak
memiliki perubahan momen dipol dalam vibrasi maupun rotasinya sehingga tidak dapat
mengabsorpsi sinar IR.

Gambar 1. Sektroskopi infra merah


(Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/197512232001121-
IQBAL_MUSTHAPA/Kuliah_Spektrum_IR.pdf)

Spektrofotometri Infra-merah dapat mendeteksi suatu senyawa atau molekul yang mempunyai
bilangan gelombang (  ) berkisar antara 4000-690 cm-1. Spektra yang akan diinterpretasikan harus
memenuhi persyaratan berikut :
1. Resapan satu sama lainnya harus terpisah dan mempunyai intensitas yang memadai
2. Spektra harus berasal dari zat murni
3. Spektrofotometer harus dikalibrasi
4. Tehnik preparasi sampel harus nyata, selain itu posisi resapan, bentuk, dan tingkat intensitas
sering membantu karna spesifik untuk gugus tertentu.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 3


Makalah Kimia Analitik

Daerah peresapan infra merah dapat dibagi menjadi 3 bagian :


-1
1. 4000-1300 cm (2,5-7,7 μm) : Functional group region (OH, NH, C=O)
-1
2. 1300-909 cm (7,7-11,0 μm) : Finger print region, interaksi, vibrasi pada keseluruhan
molekul
-1
3. 909-650 cm (11,0-15,4 μm) : Aromatic region, out-of-plane C-H and ring bending
absorption

Polychlorinated biphenyls (PCBs) adalah anggota dari sekian banyak senyawa organik
dengan 1 hingga 10 atom klor yang berikatan dengan bifenil, yang tersusun dari dua cincin benzena.
Rumus kimia dari PCBs adalah C12H10.xClx dengan x > 1. PCB memiliki dua gugus aromatik dengan
6 atom C (aril) dan atom klor yang tersubstitusi pada masing-masing atom C di kedua cincin tersebut.
PCB merupakan suatu molekul senyawa, bukan merupakan molekul unsur. Jadi, metode yang
digunakan untuk menganalisis PCB ini adalah metode spektroskopi molekular, bukan metode
spektoskopi atomik. Range bilangan gelombang untuk ikatan C-Cl adalah 500-1430 cm-1, ikatan C-
C dalam aril adalah 1450-1600 cm-1, dan ikatan C-H dalam aril adalah sekitar 3030 cm-1. Bilangan
gelombang ini sesuai dengan rentang yang dimiliki metode spektroskopi IR. Dengan demikian,
senyawa PCB dapat dianalsisi dengan teknik analisis spektroskopi inframerah.

4. Apakah instrumentasi pada spektroskopi infra merah ini berbeda dari spektroskopi serapan
atom yang telah anda ketahui?

 Jawaban :

.... Pada spektroskopi infra merah digunakan beberapa komponen yang menjalankan
fungsinya masing-masing sebagai berikut:
1. Sumber Radiasi Spektroskopi Infra Merah
Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Globar, Nernst, dan lampu halogen.
Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yatm dipanasi hingga sekitar 1200°C,
sehingga memancarkan radiasi kontinu pada daerah 1-40 μm. Globar merupakan sumber
radiasi yang sangat stabil. Pemijar Nernst merupakan batangan cekung dan zirkonium dan
yttrium oksida yang dipanasi hingga sekitar 1500°C dengan arus listrik. Sumber ini
memancarkan radiasi antara 0,4-20μm dan kurang stabil dibandingkan dengan Globar, akan
tetapi Globar membutuhkan pendinginan air.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 4


Makalah Kimia Analitik

2. Daerah Cuplikan (Sampel)


Sinar sampel dan sinar referensi masuk ke daerah ini dan masing-masing menembus sinar
referensi dan sel sampel secara bersesuaian. Daerah ini sangat teliti dan menyediakan ragam
yang luas untuk sampelnya dari gas yang panjang lintasannya 40 m sampai sel yang mikro.
3. Fotometer
Fungsi fotometer merupakan daerah dimana terjadi pemantulan dan pemfokusan berkas
secara bergantian antara berkas dan sampel dan referensi. Fotometer terdiri dari cermin
untuk memantulkan dan memfokuskan berkas dan attenuator (cermin berputar) yang
berfungsi meneruskan berkas sinar yang berasal dan sampel dan referensi secara bergantian.
Tanpa adanya attenuator, maka sampel harus diganti dengan referensi terus menerus
sehingga memakan waktu yang lama.
4. Monokromator
Monokromator yang berfungsi untuk mendispersikan sinar yang masuk menjadi komponen
monokromatik ini, terdiri dan sistem celah masuk dan celah keluar, alat pendispersi yang
berupa kisi difraksi atau prisma dan beberapa cermin untuk memantulkan dan memfokuskan
berkas sinar.
5. Detektor
Detektor berfungsi mengubah energi cahaya menjadi sinyal listrik yang dapat dibaca.
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor panas untuk mendeteksi
sinar Infra merah adalah termokopel, bolometer dan sel Golay. Ketiga detektor ini bekerja
berdasarkan efek pemanasan yang ditimbu1kan oleh sinar Infra merah.

Pada AAS (atomic absorption spectroscopy) digunakan beberapa komponen, yaitu


1. Sumber Umum (Radiasi Cahaya)
Sumber umum berupa radiasi cahaya dirancang untuk menghasilkan spektrum atomik dari
elemen tertentu. Radiasi cahaya yang dihasilkan harus stabil pancarannya dan sedikit terjadi
interferensi. Sumber yang umum digunakan pada metode AAS ini adalah Hollow Cathode
Lamp (HCL). HCL merupakan seperangkat sumber yang dapat memberikan garis emisi
yang tajam dari suatu unsur spesifik tertentu. Lampu ini memiliki dua elektroda, yaitu anoda
tungsten dan katoda berbentuk silinder yang terbuat dari unsur yang sama dengan unsur
yang dianalisis. Lampu ini diisi dengan gas mulia seperti Argon atau Helium dengan tekanan
rendah. Cara kerja HCL adalah dengan memberikan tegangan pada arus tertentu melewati
elektroda yang akan menyebabkan ionisasi pada gas mulia menjadi ion elektron. Jika
potensial cukup besar, ion dari gas mulia akan mampu memisahkan atom logam pada katoda

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 5


Makalah Kimia Analitik

dan memproduksi awan atom (sputtering). Atom logam yang mengalami sputtering akan
berada pada keadaan eksitasi dan menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
ketika kembali pada keadaan dasar.
2. Sel Atom (Atomizer)
Ada 3 cara mengatomisasi analit logam untuk membentuk gas bertemperatur tinggi :
Atomisasi Dengan Nyala Api (Flame Atomic Absorption Spectrometry/FAAS)
Atomisasi dengan flame melibatkan alat yang dinamakan nebulizer yang dapat
mengubah larutan sampel menjadi embun atau aerosol yang kemudian diberikan kepada
pembakar. Faktor penting dalam atomisasi dengan flame adalah bahan bakar dan
oksidan. Perbandingan antara bahan bakar dan oksidan menentukan suhu dan komposisi
nyala gas yang terjadi. Bila jumlah oksidan lebih banyak daripada bahan bakar, maka
nyala yang terjadi disebut oxsidizing flame, sedangkan sebaliknya disebut reducing
flame. Aerosol yang dihasilkan dicampur dengan bahan bakar dan oksidan yang sesuai
untuk dimasukkan ke dalam pembakar. Ketika dibakar, campuran tersebut mengalami
penguapan. Uap tersebut pada suhu tertentu akan mulai membentuk atom bebas yang
nantinya mengabsorpsi cahaya yang sesuai.
Atomisasi Dengan Tungku Grafit (Electrothermal Atomizer/ETA)
Pada metode ini, nyala api diganti dengan tabung grafit kecil yang dipanaskan secara
elektrik untuk membentuk awan atom. Prinsip kerjanya adalah menyiapkan larutan
sampel di dalam tungku grafit yang akan menguap pada suhu tertentu. Pada peningkatan
suhu selanjutnya, sampel akan menjadi atom yang akan mengabsoprsi cahaya yang
keluar dari HCL.
Atomisasi Dengan Reaksi Kimia (Chemical Reaction Atomizer)
Reaksi kimia tidak akan menghasilkan atom bebas, tetapi lebih pada spesi yang mudah
menguap dan dapat berdisosiasi pada temperatur sedang menjadi atom bebas.
3. Spektrofotometer
Spektrofotometer terdiri dari beberapa komponen :
Monokromator digunakan untuk memisahkan radiasi menjadi panjang gelombang
komponennya. Pada proses atomisasi dengan FAAS, monokromator hanya melewatkan
garis yang tidak diabsorpsi oleh atom analit dalam nyala api sebelum menuju detektor
karena proses AAS adalah absorpsi atomik.
Detektor digunakan untuk menentukan intensitas proton dari garis analitik yang keluar
dari monokromator. Detektor yang biasa digunakan dalam AAS adalah PMT (Photo
Multiplier Tubes).
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 6
Makalah Kimia Analitik

4. Data Processor (Readout)


Alat ini digunakan untuk menampilkan data pada layar untuk dicetak.
Tabel 2. Perbedaan Instrumen IR dan AAS
Perbedaan AAS IR
- Lampu hidrogen dan
deuterium
- Hollow Cathode Lamp
Sumber radiasi - Lampu filamen tungsten
- Nerst Glower
- Globar Source
Jenis sinar Sinar katoda Sinar IR
Detektor berfungsi mengubah
energi cahaya menjadi sinyal
listrik yang dapat dibaca.
Sebagian besar alat modern
Photo Multiplier Tubes
menggunakan detektor panas.
berfungsi untuk menentukan
Detektor panas untuk
Detektor intensitas proton dari garis
mendeteksi sinar Infra merah
analitik yang keluar dari
adalah termokopel, bolometer
monokromator
dan sel Golay. Ketiga detektor
ini bekerja berdasarkan efek
pemanasan yang ditimbu1kan
oleh sinar Infra merah.
Memerlukan atomisasi
karena sampel yang
digunakan berupa molekul, Tidak memerlukan atomisasi
Atomisasi bukan atom, sehingga karena sampel yang digunakan
diperlukan atomisasi untuk sudah berbentuk molekul
mendisosiasikan molekul
sampel menjadi atom
Fungsi fotometer merupakan
daerah dimana terjadi
Fotometer Tidak digunakan
pemantulan dan pemfokusan
berkas secara bergantian

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 7


Makalah Kimia Analitik

antara berkas dan sampel dan


referensi.
Monokromator yang dipakai
Monokromator yang dipakai
adalah kisi difraksi dan
hanya kisi difraksi digunakan
prisma. Berfungsi untuk
Monokromator untuk memisahkan radiasi
mendispersikan sinar yang
menjadi panjang gelombang
masuk menjadi komponen
komponennya.
monokromatik

5. Bagaimana anda menjelaskan perbedaan spektra IR dibandingkan spektra AAS dan mengapa
hal itu terjadi?

 Jawaban :

Hal dasar yang membedakan jelas bahwa spektroskopi infra merah merupakan spektroskopi
molekul sedangkan AAS merupakan spektroskopi atom. Perbedaan spektra pada spektroskopi
infra merah dan spektra AAS terletak pada jenis spektrumnya. Pada spektroskopi inframerah,
spektra yang dihasilkan merupakan spektrum band (pita). Pada spektroskopi AAS, spektra
yang dihasilkan merupakan spektrum line (garis).

a. Pada Skeptra IR
Prinsip kerja spektroskopi infra merah adalah sama dengan spektroskopi yang lainnya yakni interaksi
energi dengan suatu materi. Spektroskopi infra merah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada
rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal sebagai wavenumber (1/wavelength),
yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan spektrum infra merah, radiasi
yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Frekuensi yang diserap
muncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi.
Hal–hal yang dapat mempengaruhi jumlah resapan maksimum secara teoritis adalah :
1. Frekuensi vibrasi fundamental jatuh di luar daerah 2,5–15 μm
2. Resapan terlalu lemah untuk diamati
3. Beberapa resapan sangat berdekatan hingga tampak menjadi satu
4. Beberapa resapan dari molekul yang sangat simetris, jatuh pada frekuensi yang sama
5. Vibrasi yang terjadi tidak mengakibatkan terjadinya perubahan dipole moment dari molekul
Dasar Spektroskopi infra merah dikemukakan oleh Hooke dan didasarkan atas senyawa yang
terdiri atas dua atom atau diatom yang digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat oleh
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 8
Makalah Kimia Analitik

pegas. Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak keseimbangan tersebut maka energi potensial
dari sistim tersebut akan naik.
Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :
1. Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.
2. Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan
3. Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.
Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik berubah
dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah energi total adalah sebanding dengan
frekwensi vibrasi dan tetapan gaya ( k ) dari pegas dan massa ( m1 dan m2) dari dua atom yang terikat.
Energi yang dimiliki oleh sinar infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi.
Perubahan vibrasi tersebut yang dapat digunakan untuk membedakan antara unsur yang satu dengan
yang lain atau zat satu dengan yang lain.
Banyaknya gugus identik dalam sebuah molekul mengubah kuat reaktif pita absorbsinya
dalam suatu spektrum. Misalnya, suatu gugus tunggal dalam sebuah molekul menghasilkan absorbs
yang agak kuat, sedangkan absorbsi suatu gugus CH tunggal relatif lemah.

Gambar 2. Skema spektroskopi infra merah


(Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/197512232001121-
IQBAL_MUSTHAPA/Kuliah_Spektrum_IR.pdf)

b. Pada AAS

Dasar prinsip metode spektroskopi inframerah adalah vibrasi molekular, yaitu energi
radiasi inframerah yang dilewatkan pada sampel akan diserap dan akan menyebabkan kenaikan
amplitudo getaran atom-atom yang terikat pada molekul tersebut dan terjadilah transisi diantara
tingkat vibrasi dasar (ground state) dengan tingkat vibrasi tereksitasi (excited state). Karena hal
inilah, maka spektra pada spektroskopi inframerah berupa pita. Sedangkan pada AAS,

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 9


Makalah Kimia Analitik

didasarkan pada kemampuan mengabsorsi dari suatu atom tunggal yang telah dipisahkan
sehingga spektra yang dihasilkan berupa spektra garis yang jauh lebih tajam daripada pita-pita
yang diamati dalam spektroskopi molekul.
Dalam spektroskopi AAS, kandungan suatu zat dalam analit harus terlebih dahulu diubah
menjadi atom-atom tunggal dalam medium gas. Partikel-partikel tunggal dalam medium gas
tidak saling bergantung satu sama lain. Sedangkan pada spektroskopi inframerah, zat dalam
larutan analit dianalisis dalam bentuk molekul-molekul kecil atau gas radikal. Spektrum pita
biasanya terbentuk dalam spektral sumber yang dikarenakan kehadiran gas-gas radikal atau
molekul-molekul kecil, terdiri dari sekumpulan garis yang berdekatan yang tidak sepenuhnya
dihasilkan oleh instrumen yang digunakan untuk mendapatkan spektrum. Oleh karena itu, pada
spektroskopi inframerah, spektrum yang dihasilkan berupa pita.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA 10

Anda mungkin juga menyukai