Anda di halaman 1dari 4

RSUD PIRU KEJANG DEMAM

No. Revisi : Halaman :


Nomor Dokumen 1
Disusun Oleh : Diperiksa :

Tim Dokter RSIU


Ditetapkan
Panduan Direktur RSUD Piru
Tanggal terbit :
Praktik
Klinis Oktober 2018

dr. Michel Siwabessy


PENGERTIAN Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena
kenaikan suhu tubuh (di atas 38°C), yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium. Dibagi menjadi 2 yakni kejang demam
sederhana dan kejang demam kompleks
ANAMNESIS Didapatkan riwayat panas disertai kejang
Biasanya didapatkan riwayat kejang demam pada anggota keluarga
yang lain
PEMERIKSAAN Tidak spesifik
FISIK
Pemeriksaan neurologi dalam batas normal
KRITERIA Kejang Demam Sederhana (KDS) :
DIAGNOSIS
Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
Kejang umum tonik dan atau klonik
Tanpa gerakan fokal
Tidak berulang dalam 24 jam

Kejang Demam kompleks (KDK) :


Kejang lama > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
DIAGNOSIS Kejang Demam
KERJA

DIAGNOSIS Diagnosis banding untuk kejang demam pertama kali:


BANDING
1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Abses otak
PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan, kecuali untuk
PENUNJANG
mengevaluasi sumber infeksi atau mencari penyebab (darah tepi,
elektrolit dan gula darah).
2. X-ray kepala, CT-Scan kepala atau MRI tidak rutin dan hanya
dikerjakan atas indikasi adanya kejang fokal atau hemiparese.
3.Tindakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan CSS dilakukan untuk
menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi
kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal
dikerjakan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Bayi < 12 bulan :
diharuskan 2. Bayi antara 12-18 bulan : dianjurkan 3. Bayi > 18
bulan : tidak rutin, kecuali bila ada tanda menigitis.
4. EEG tidak direkomendasikan, kecuali pada kejang demam yang
tidak khas (misalnya kejang demam komplikata pada anak usia > 6
tahun atau kejang demam fokal).
TATA LAKSANA 1. Penanganan Pada Saat Kejang
• Menghentikan kejang: Diazepam dosis awal 0,3-0,5
mg/KgBB/dosis IV (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis
rektal suppositoria. Bila kejang masih belum teratasi dapat
diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian. •Turunkan
demam :
• Antipiretik : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO atau Ibuprofen
5-10 mg/KgBB/dosis PO, keduanya diberikan sehari 3-4 kali
• Kompres : suhu >39°C : air hangat; suhu > 38°C : air biasa
• Pengobatan penyebab : antibiotik diberikan sesuai indikasi
dengan penyakit dasarnya.

2. Pencegahan Kejang
• Pencegahan berkala (intermiten) untuk KDS dengan Diazepam
0,1 mg/KgBB/dosis PO dan antipiretik pada saat anak menderita
penyakit yang disertai demam.
EDUKASI 1. Meyakinkan penderita bahwa kejang demam mempunyai
prognosis yang baik
2. Memberikan cara penanganan kejang yang benar
3. Memberikan informasi kemungkinan kejang kembali
4. Tidak ada kontra indikasi pemberian vaksinasi pada penderita
kejang demam
5. Pemberian obat untuk mencegah frekuensi memang efektif tetapi
harus diingat adanya efek samping obat
PROGNOSIS Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
TINGKAT IV
EVIDENS
TINGKAT Level C
REKOMENDASI
PENELAAH
KRITIS
INDIKATOR - Hampir semua anak mempunyai prognosis yang baik
- Anak usia dibawah 12 bulan yang mengalami kejang demam
mempunyai kemungkinan sebesar 50% terjadi rekurensi .
- 80% Pasien akan sembuh dalam waktu 2 hari

KEPUSTAKAAN 1. American academy of pediatrics subcommittee on febrile


seizures. Febrile seizure: Guideline for the neurodiagnostic
evaluation of the child with a simple febrile seizure.
Pediatrics 2011;127:389-94.
2. Kundu GK, Rabin F, Nandi ER, Sheikh N, Akhter S. Etiology
and risk factors of febrile seizure – an update. Bangladesh J
Child Helath 2010;34:103-12.
3. American academy of pediatrics subcommittee on febrile
seizures. Febrile seizures: clinical practice guidelines for the
long-term management of the child with simple febrile
seizures. Pediatrics 2008;121:1281-6.
4. Berg AT, Shinnar S, Hausser WA, Leventhal JM. Predictors of
recurrent febrile seizure: a metaanalytic review. J Pediatr
1990;116:329-37
5. Shloma Shinnar. Dalam Swaiman KF. Ashwal S, Ferriero DM,
Schor NF ed. Pediatric neurology principles and practice.
Edisi kelima. Philadelphia: Elsevier; 2012. Hal 790-7.

Anda mungkin juga menyukai