AUDIT I
13
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA
Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Prosedur penilain risiko. 1. Melakukan prosedur penilaian risiko
2. Memahami penilaian risiko
3. Mengetahui kategori penilian risiko
Pendahuluan
Acuan atau refernsi prosedur penilaian risiko adalah ISA 240 dan ISA 315.
ISA 315.5
Auditor wajib melakukan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Prosedur
penilaian risiko itu sendiri tidak memberikan bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar
pemberian opini audit.
ISA 315.6
1. Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut auditor
mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu mengidentifikasi risiko salah
saji yang material yang disebabkan oleh kecurangan atau kekeliruan
2. Prosedur analitikal
3. Pengamatan dan inspeksi
ISA 315.11
Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal yang relevan bagi
auditornya. Meskipun kebanyakan pengendalian yang relevan dengan audit, sangat
berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun tidak semua pengendalian yang
berhubungan dengan pelaoran keuangan adalah relevan dengan audit. Dengan karifan
profesionalnya, auditor menilai apakah suatu pengendalian, secara individu atau dalam
kombinasi dengan pengendalian lain, adalah relevan dengan auditnya.
Tinjauan Umum
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai
entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas
tersebut. Informasi dapat diperoleh dari sumber-sumber eksternal, seperti dari internet dan
publikasi yang diterbitkan asosiasi/industri yang bersangkutan maupun dari sumber-sumber
internal seperti karyawan. Pemahaman entitas merupakan upaya yang berkesinambungan
dan proses yang dinamis dalam mengumpulkan, memutakhirkan, serta menganalisis
informasi salama audit berlangsung.
Bukti Audit
Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada
tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti
dari prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang
merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian
dan/atau prosedur substantif.
Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi
risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji yang metrial.
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
Auditor menyelidiki dengan seksama keadaan yang menimbulkan keraguan tentang
kemampuan entitas melanjutkan usahanya (going concern).
Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalambanyak
situasi, hasil dari satu prosedur akan membawa pada prosedur lain. Contoh, dalam
wawancara dengan manajer penjualan, terungkap adanya kontrak penjualan yang tidak
biasa. Wawancara ini (prosedur inquiry) diikuti dengan prosedur inspeksi atas kontrak
penjualan dan dilanjutkan dengan analysis (analytical procedure) mengenai dampaknya
terhadap margin penjualan. Atau temuan dari pelaksanaan analytical prosdures atas angka-
angka dalam draft laporan laba rugi mungin memicu pertanyaan bagi manajemen. Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan itu dan membawa auditor ke prosedur inspeksi atas dokumen
tertentu atau prosedur pengamatan atas kegiatan tertentu.
1. Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan kerana kecurangan, termasuk tentang sifat, luas, dan berapa seringnya
penilaian tersebut dilakukan
2. Proses yang dilakukan menajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi
kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh
manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen atau risiko kecurangan
mungkin terjadai dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
Tabel menyajikan contoh prosedur inquiry, dalam hal ini wawancara dengan siapa dan
tentang apa:
Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu mengidentifikasi hal-hal
yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit. Sebagai contoh, segala
sesuatu yang bersifat luar biasa, seperti transaksi atau peristiwa luar biasa, angka-nagka
yang tinggi, rasio-rasio yang “melenceng” tren yang ganjil.
Disamping sebagai prosdur penilaian risiko, prosedur analitikal juga dapat digunakan
sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
1. Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan. Ini adalah prosedur analitikal
substantif.
2. Melakukan reviu mneyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang akhir audit
Prosedur Analitikal
1. Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi yang terkandung
dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan dan
2. Membantu merancang sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit selanjutnya
Menurut PSA 22 (SA 329) prosedur analitis didefinisikan sebagai “evaluasi atas informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan
non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi
auditor”. Definisi ini menekankan pada ekspektasi yang dikembangkan oeh auditor.
Prosedur analitis dapat dilakukan dalam tiga kesempatan selama penugasan audit
berlangsung yakni saat perencanaan, pengujian dan penyelesaian audit.
Prosedur analitis merupakan prosedur yang paling murah. Perhatian harus diberikan pada
bagaimana prosedur analitis dapat membantu pencapaian risiko deteksi dapat diterima
sebelum memilih pengujian terinci. Pada saat hasil prosedur analitis sesuai dengan yang
diharapkan dan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, maka tidak perlu dilakukan
pengujian terinci. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan –hubungan
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
(korelasi) untuk memperkirakan apakah saldo akun atau data yang lian telah disajikan
dengan layak. Contoh dari prosedur analitis adalah membandingkan persentase gross
margin pada tahun ini dengan tahun yang lalu. Prosedur analitis digunakan secara luas
dalam praktik dan kegunaanya meningkat sejak adanya computer yang membantu
melakukan perhitungan-perhitungan ini. Dalam audit atas laporan keuangan, prosedur
analitis menjadi bukti audit yang sangat penting karena dilakukan pada 3 (tiga) tahapan
audit yaitu pada waktu perencanaan, pengujian substantive dan pada waktu penyelesaian
audit. Menurut Arens dan Loebbecke, tujuan dari prosedur analitis dalam audit atas laoran
keuangan adalah:
Prosedur pengamatan dan inspeksi biasanya meliputi prosedur dan penerapan dari
apa yang disajikan dalam table berikut:
Sumber Penjelasan
Prosedur Ini adalah prosedur yang dilakukan sebelum audit dimulai, yakni
menerima/melanjutkan untuk memutuskan apakah KAP akan menerima atau meneruskan
klien audit untuk entitas yang sudah menjadi kliennya tahun lalu. Ada
informasi penting dari prosedur ini, yang relevan dalam menilai
risiko
Penugasan masa lalu Pengalaman dari penugasan audit atau penugasan lain di entitas
tersebut pada masa yang lalu, bisa dimanfaatkan untuk menilai
risiko tahun ini, contoh:
1. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam audit yang lalu
2. Kelemahan dalam pengandalian intern
3. Perubahan struktur organisasi, proses bisnis, dan
pengendalian intern
4. Salah saji dimasa yang lalu dan apakah salah saji ini
dikoreksi tepat waktu
Informasi eksternal a. Inquiries pada pengacara atau ahli penilaian yang digunakan
entitas
b. Reviu ata laporan yang dibuat bank atau lembaga pemeringkat
(rating agencies)
c. Infomasi menegnai insdustri yang bersangkutan adan keadaaan
ekonomi (dari internet, terbitan asosiasi perusahaan sejenis, jurnal-