Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT I

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

13
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Prosedur penilain risiko. 1. Melakukan prosedur penilaian risiko
2. Memahami penilaian risiko
3. Mengetahui kategori penilian risiko
Pendahuluan
Acuan atau refernsi prosedur penilaian risiko adalah ISA 240 dan ISA 315.

ISA 315.5

Auditor wajib melakukan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Prosedur
penilaian risiko itu sendiri tidak memberikan bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar
pemberian opini audit.

ISA 315.6

Prosedur penilaian risiko meliputi:

1. Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut auditor
mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu mengidentifikasi risiko salah
saji yang material yang disebabkan oleh kecurangan atau kekeliruan
2. Prosedur analitikal
3. Pengamatan dan inspeksi

ISA 315.11

Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai penilaian risiko:

1. Industri terkait, ketentuan perundangan, dan faktor eksternal lainnya, termasuk


kerangka pelaporan keuabgan yang diterapkan
2. Sifat entitas, termasuk:
a. Operasinya
b. Struktur kepemilikan dan governance-nya; jenis investasi atau penanaman yang
dilakukan entitas dan rencana penanaman lainnya, temasuk investasi dalam
entitas bertujuan khusus dan bagaimana struktur keuangan entitas untuk
memahami jenis trasnaksi saldo akun, dan pengungkapan yang seharusnya ada
dalam laporan keuangan
3. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, termasuk alasan untuk mengubah
kebijakan akuntansi. Auditor wajib mengevaluasi apakah kebijakan akuntnasi yang
diterapkan entitas cocok untuk bisnis itu dan konsisten dengan kerangka pelaporan
yang diterapkan dan kebijakan akuntnasi yang diterapkan dalam industry.
4. Tujuan dan strategi entitas, da risiko bisnis terkait yang dapat berakibat pada risiko
salah saji
5. Pengukuran dan reviu kinerja keuangan entitas
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
ISA 315.12

Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal yang relevan bagi
auditornya. Meskipun kebanyakan pengendalian yang relevan dengan audit, sangat
berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun tidak semua pengendalian yang
berhubungan dengan pelaoran keuangan adalah relevan dengan audit. Dengan karifan
profesionalnya, auditor menilai apakah suatu pengendalian, secara individu atau dalam
kombinasi dengan pengendalian lain, adalah relevan dengan auditnya.

Tinjauan Umum
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai
entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas
tersebut. Informasi dapat diperoleh dari sumber-sumber eksternal, seperti dari internet dan
publikasi yang diterbitkan asosiasi/industri yang bersangkutan maupun dari sumber-sumber
internal seperti karyawan. Pemahaman entitas merupakan upaya yang berkesinambungan
dan proses yang dinamis dalam mengumpulkan, memutakhirkan, serta menganalisis
informasi salama audit berlangsung.

Bukti Audit

Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko pada
tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti
dari prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang
merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengujian pengendalian
dan/atau prosedur substantif.

Auditor menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan prosedur penilaian risiko


yang harus dilaksanakannya, dan seberapa dalam ia perlu memahami entitas itu. Dalam
audit tahun pertama, auditor menggunakan banyak waktu untuk memperoleh dan
mendikumentasikan informasi ini. Jika informasi ini didokumentasikan dengan baik di tahun
pertama, waktu untuk mengumpulkan informasi di tahun berikutnya tidak sebanyak pada
tahun pertama.

Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi
risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji yang metrial.
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
Auditor menyelidiki dengan seksama keadaan yang menimbulkan keraguan tentang
kemampuan entitas melanjutkan usahanya (going concern).

Ketiga Prosedur Penilaian Risiko


Ketiga prosedur penilaian risiko adalah sebagai berikut:

1. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of management


and others)
2. Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)
3. Prosedur analitikal

Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalambanyak
situasi, hasil dari satu prosedur akan membawa pada prosedur lain. Contoh, dalam
wawancara dengan manajer penjualan, terungkap adanya kontrak penjualan yang tidak
biasa. Wawancara ini (prosedur inquiry) diikuti dengan prosedur inspeksi atas kontrak
penjualan dan dilanjutkan dengan analysis (analytical procedure) mengenai dampaknya
terhadap margin penjualan. Atau temuan dari pelaksanaan analytical prosdures atas angka-
angka dalam draft laporan laba rugi mungin memicu pertanyaan bagi manajemen. Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan itu dan membawa auditor ke prosedur inspeksi atas dokumen
tertentu atau prosedur pengamatan atas kegiatan tertentu.

Menanyakan kepada Manajemen dan Pihak Lain


ISA 240.17

Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang:

1. Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan kerana kecurangan, termasuk tentang sifat, luas, dan berapa seringnya
penilaian tersebut dilakukan
2. Proses yang dilakukan menajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi
kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh
manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen atau risiko kecurangan
mungkin terjadai dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
3. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan
menajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas
itu
4. Komunikasi manajemen dengan laryawan, jika ada, tentang pandangan manajemen
mengenai praktik-praktik bisnis dan penilaian etis

Tabel menyajikan contoh prosedur inquiry, dalam hal ini wawancara dengan siapa dan
tentang apa:

Wawancara dengan Untuk Menanyakan Hal-hal Sebagai Berikut


TCWG a. Lingkungan dimana laporan keuangan dibuat
b. Pengawasan (oversight) terhadap proses manajemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan atau
kesalahan dalam entitas, dan pengendalian intern yang
dibangun manajemen untuk menangkal risiko ini
c. Informasi tentang kecurangan yang terjadi, yang dicurigai,
atau yang ditunduhkan, yang berdampak pada entitas
d. Pertimbangan menghindari pertemuan TCWG dan baca
risalah rapat pertemuan yang lalu
Manajemen dan TCWG a. Penilaian risiko oleh manajemen bahwa laporan keuangan
mungkin mengandung salah saji yang material karena
kecurangan, termasuk bertanya tentang sifat, luas, dan
seringnya penilaian tersebut dilakukan
b. Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang
pandangan manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan
perilaku etis
c. Budaya entitas (nilai-nilai dan etika)
d. Gaya kepemimpinan manajemen, khususnya dalam operasi
entitas
e. Skema insentif untuk manajemen
f. Potensi manajemen “potong kendali” (management override)
g. Informasi tentang kecurangan (yang terjadi atau yang
dicurigai)
h. Bagaimana estimasi akuntansi dibuat
i. Proses pembuatan dan reviu laporan keuangan
j. Jika ada, komunikasi manajemen dengan TCWG

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
Pegawai Kunci a. Tren dalm bisnis dan peristiwa luar biasa (unusual events)
b. Bagaimana transaksi yang rumit atau luar biasa: dimulai,
diolah atau dicatat
c. Praktik manajemen “potong kendali” (apakah pegawai
pernah diminta oleh manajemen untuk mengabaikan atau
melanggar pengendalian intern?)
d. Apakah kebijakan akuntansi sudah tepat? Dilaksanakan?
Bagian Penjualan a. Tren dalam strategi penjualan dan pemasaran
b. Insentif kinerja penjualan
c. Perjanjian/kontrak dengan pelanggan
d. Praktik manajemen “potong kendali” (apakah pegawai
pernah diminta oleh manajemen untuk mengabaikan atau
melanggar pengendalian intern atau melanggar kebijakan
akuntansi mengenai pengakuan pendapatan?)

Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu mengidentifikasi hal-hal
yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit. Sebagai contoh, segala
sesuatu yang bersifat luar biasa, seperti transaksi atau peristiwa luar biasa, angka-nagka
yang tinggi, rasio-rasio yang “melenceng” tren yang ganjil.

Disamping sebagai prosdur penilaian risiko, prosedur analitikal juga dapat digunakan
sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:

1. Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan. Ini adalah prosedur analitikal
substantif.
2. Melakukan reviu mneyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang akhir audit

Prosedur Analitikal

Apakah yang Harus Dilakukan Bagaimana Melakukannya


Tentukan hubungan antardata Kembangkan ekspektasi mengenai hubungan yang
sangat mungkin (plausible relationships) diantara
berbagai informasi. Sedapat mungkin, gunkaan
informasi independen/eksternal.
Informasi keuangan dan non keuangan antara lain
terdiri atas:

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
a. laporan keuangan dengan perbandingan tahun-tahun
yang lalu
b. bugdet, prakiraan (forecast), dan ekstrapolasi
(termasuk ekstrapolasi dengan data interim dan data
tahunan); dan
c. informasi tentang insudtri dimana entitas beroperasi
dan kondisi ekonomi pada saat ini
Bandingkan Bandingkan ekspektasi dengan jumlah yang dicatat
atau rasio berdasarkan jumlah yang dicatat
Evaluasi hasilnya Eavaluasi hasilnya.
Jika ditemukan hubungan luar biasa atau tak terduga
(unusual or unexpected relationship), pertimbangan
potensi salah saji yang material

Hasil prosedur analitikal dibandingkan dengan informasi yang dikumpilkan untuk:

1. Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi yang terkandung
dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan dan
2. Membantu merancang sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit selanjutnya

Menurut PSA 22 (SA 329) prosedur analitis didefinisikan sebagai “evaluasi atas informasi
keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan
non keuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi
auditor”. Definisi ini menekankan pada ekspektasi yang dikembangkan oeh auditor.
Prosedur analitis dapat dilakukan dalam tiga kesempatan selama penugasan audit
berlangsung yakni saat perencanaan, pengujian dan penyelesaian audit.

Prosedur analitis pada tahap perencanaan bertujuan:

a. Memahami kegiatan entitas yang diaudit. Umumnya auditor mempertimbangkan


pengetahuan dan pengalaman tentang auditan yang diperoleh ditahun sebelumnya
sebagai titik tolak perencanaan audit tahun berjalan. Dengan melakukan prosedur
analitis, perubahan yang terjadi dapat diamati dari perbandingan informasi tahun
berjalan (yang belum diaudit) dengan informasi tahun sbelumnya yang telah diaudit.
Perubahan tersebut dapat mencerminkan kecendrungan yang penting atau kejadian

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
spesifik. Contohnya menurunnya presentase marjin kotor selama beberapa waktu
dapat mengiindikasikan inefisiensi kinerja perusahaan.
b. Menunjukkan kemungkinan salah saji. Perbedaan yang tidak diharapkan (fluktuasi
yang tidak biasa) antara data keuangan tahun berjalan yang belum diaudit dengan
data keuangan yang dijadikan perbandingan dapat mengidentifikasikan adanya
sa;ah saji atau ketidakberesan akuntansi. Fluktuasi yang tidak biasa terjadi jika
diperkirakan tidak ada perbedaan tetapi kenyataannya terjadi perbedaan atau bila
diperkirankan terjadi perbedaan yang ternyata tidak terjadi. Aspek prosedur analitis
ini sering disebut “arahan perhatian” karena prosedur ini menghasilkan prosedur
yang lebih rinci dalam bidang audit khusus diaman terdapat kemungkinan
ditemukannya salah saji.
c. Mengurangi pengujian terinci. Jika prosedur analitis tidak mengungkapkan fluktuasi
yang tidak biasa, maka implikasinya dalah adanya kemungkinan salah saji metarial
telah diminimakisasikan. Dengan kata lai, pos tersebut tidak memerlukan pengujian
rinci, prosedur audit tertentu dapat dihilangkan, sampel dapat dikurangi, atau
pelaksanaan prosedur audit pada pos tersebut dapat dilaksanakan sesudah tanggal
neraca. Prosedur analitis lebih sering digunakan pada audit keuangan merana data
keuangan yang menjadi analitis dalam audit keuangan memiliki hbungan dan
kecendrungan antar berbagi data dari berbagai akun-akun pencatatan. Walupun
demikian, prosedur analitis juga dapat digunakan pada laudit-audit lain terutama bila
data yang digunakan adalah data-data kuantitatif. Kecendrungan (trend) tingkat
kematian bati, misalnya dapat digunakan dalam prosedur analitis pemeriksaan
kinerja efektivitas Program Imunisasi Nasional.

Auditor umunya melakukan beberapa langkah berukit untuk mencapai tujuan-tujuan


prosedur analitis awal yaitu:

1. Membandingkan angka-angka pada tahun berjalan dnegan angka-angka pada tahun


lalu, baik data keuangan maupun data kuantitatif non keuangan.
2. Mengidentifikasi fluktuasi-fluktuasi atau kecendrungan-kecendrungan yang tidak
biasa
3. Mengevaluasi kemungkinan faktor-faktor penyebab terjadinya fluktuasi-fluktuasi

Prosedur analitis merupakan prosedur yang paling murah. Perhatian harus diberikan pada
bagaimana prosedur analitis dapat membantu pencapaian risiko deteksi dapat diterima
sebelum memilih pengujian terinci. Pada saat hasil prosedur analitis sesuai dengan yang
diharapkan dan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, maka tidak perlu dilakukan
pengujian terinci. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan –hubungan
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
(korelasi) untuk memperkirakan apakah saldo akun atau data yang lian telah disajikan
dengan layak. Contoh dari prosedur analitis adalah membandingkan persentase gross
margin pada tahun ini dengan tahun yang lalu. Prosedur analitis digunakan secara luas
dalam praktik dan kegunaanya meningkat sejak adanya computer yang membantu
melakukan perhitungan-perhitungan ini. Dalam audit atas laporan keuangan, prosedur
analitis menjadi bukti audit yang sangat penting karena dilakukan pada 3 (tiga) tahapan
audit yaitu pada waktu perencanaan, pengujian substantive dan pada waktu penyelesaian
audit. Menurut Arens dan Loebbecke, tujuan dari prosedur analitis dalam audit atas laoran
keuangan adalah:

a. Memahami sifat industry dan usaha auditan. Auditor harus mendapatkan


pengetahuan mengenai sifat industry dan usaha auditan sebagai bagian ari
perencanaan audit. Dengan melaksanakan prosedur analitis dimana informasi
laporan keuangan yang belum diaudit dibandingkan dengan informasi laporan
keuangan tahun lalu yang telah diaudit, perubahan yang terjadi dapat teridentifikasi.
Perubahan-perubahan ini dpat mewakili kecendrungan-kecendrungan yang penting
atau kejadian-kejadian tertentu dimana semunya akan mempengaruhi perencanaan
audit. Sebagai contoh penambahan saldo dari asset tepat mungkin mengindikasikan
perolehan signifikan yang harus diperiksa.
b. Memperkirakan kemampuan auditan untuk melanjutkan usahanya (going concern).
Prosedur analitis berguna sebagai indikasi jikalau auditdan sedang mengalami
masalah keuangan. Beberapa prosedur analitis akan sangat membantu auditor
dalam memperkirakan kemungkinan kegagalan keuangan. Sebagai contoh jika
terjadi kombinasi antara perbandingan diatas normal dari hutang jangka panjang
dengan kekayaan bersih dan perbandingan dibawah rata-rata dari penghasilan
dengan total aset, maka risiko kegagalan keuangan yang tinggi mungkin terindikasi.
Hal ini bukan hanya mempengaruhi perencanaan audit tetapi mempengaruhi
terindikasi modifikasi laporan audit jika prosedur ini dilakukan pada tahap
penyelesaian.
c. Mengindikasikan terjadinya kemungkianan salah saji dalam laproan keuangan.
Perbedaan yang signifikan antara data keuangan yang belum diaudit dengan data
lain yang digunakan sebagai pembanding, sering disebut fluktuasi yang tidak biasa
(unsual fluctuations). Fluktuasi yang tidak biasa terjadi ketika perbedaan signifikan
yang seharusnya tidak muncul tetapi ada dalam laporan keuangan, atau perbedaan
yang seharusnya muncul tetapi tidak ada. Pda kasus ini satu alasan yang mungkin
untuk fluktuasi yang tidak biasa ini adalah kesalahan pencatatan akuntansi. Karena
itu apabila fluktuasi yang tidak biasa ini terjadi dalam jumlah besar, auditor harus
2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
menemukan alasan sehingga mendapatkan keyakinan bahwa penyebabnya adlaah
kejadian ekonomi yang valid dan bukan karena adanya salah saji.

d. Mengurangi pengujian terinci. Ketika prosedur analitis tidak mengungkapkan adanya


fluktuasi yang tidak biasa maka kemungkikan adanya salah saji matrial telah berkurang.
Dalam kasus ini, prosedur analitis adalah bagian dari bukti substantive yang mendukung
penyajian secara layak atas akun-akun yang berkaitan, dan memungkinkan untuk
melaksanakan pengujian terinci yang lebih sedikit atas akun-akun tersebut. Dengan kata
lain beberapa prosedur audit tertentu dapat dihapus jumlah sampel dapat dikurangi, atau
waktu pelaksanaan prosedur audit ini dapat dipindahkan lebih jauh dari tanggal neraca.

Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi


Observasi atau pengamatan dan inspeksi (observation and inspection) mempunyai dua
fungsi:

1. Mendukung prosedur inquaries (bertanya) kepada manajemen dan pihak-pihak lain;


dan
2. Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya

Prosedur pengamatan dan inspeksi biasanya meliputi prosedur dan penerapan dari
apa yang disajikan dalam table berikut:

Prosedur Potensi Penerapannya


Observasi Pertimbangkan untuk mengamati:
a. Bagaimana entitas beroperasi dan dikelola
b. Bangunan, pabrik, dan fasiltas lainnya yang digunakan atau dimiliki
entitas
c. Gaya kepemimpinan manajemen dalam bidang operasional dan
sikapnya terhadap pengendalian intern
d. Pelaksanaan terhadap pengendalian intern
e. Pelaksanaan berbagai prosedur pengendalian intern
f. Kepatuhan terhadap kebijakan utama
Inspeksi Pertimbangkan untuk menginspeksi dokumen seperti:
a. rencana bisnis, startegi, dan proposal bisnis
b. kajian industri dan laporan media mengenai entitas
c. kontrak dan komitmen besar

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
d. ketuntuan perundangan dan korespodensi dengan regulator
e. korespondensi dengan pengacara, banker, dan pemangku
penentingan lainnya
f. kebijakan dan catatan akuntansi
g. buku pedoman (manuals) pengendalian intern
h. laporan yang dibuat manajemen (seperti data kinerja dan laporan
keuangan interm)
i. laporan lain, seperti risalah rapat TCWG dan laporan konsultan dan
lain-lain

Sumber Lain Mengenai Risiko


Prosedur-prosedur lain yang dilakukan auditor dapat digunakan untuk tujuan penilaian risiko.
Beberapa contoh disajikan dalam tabel berikut:

Sumber Penjelasan
Prosedur Ini adalah prosedur yang dilakukan sebelum audit dimulai, yakni
menerima/melanjutkan untuk memutuskan apakah KAP akan menerima atau meneruskan
klien audit untuk entitas yang sudah menjadi kliennya tahun lalu. Ada
informasi penting dari prosedur ini, yang relevan dalam menilai
risiko
Penugasan masa lalu Pengalaman dari penugasan audit atau penugasan lain di entitas
tersebut pada masa yang lalu, bisa dimanfaatkan untuk menilai
risiko tahun ini, contoh:
1. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam audit yang lalu
2. Kelemahan dalam pengandalian intern
3. Perubahan struktur organisasi, proses bisnis, dan
pengendalian intern
4. Salah saji dimasa yang lalu dan apakah salah saji ini
dikoreksi tepat waktu
Informasi eksternal a. Inquiries pada pengacara atau ahli penilaian yang digunakan
entitas
b. Reviu ata laporan yang dibuat bank atau lembaga pemeringkat
(rating agencies)
c. Infomasi menegnai insdustri yang bersangkutan adan keadaaan
ekonomi (dari internet, terbitan asosiasi perusahaan sejenis, jurnal-

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
jurnal ekonomi dan keuangan dan lain-lain
Diskusi tim audit Diskusi tim audit (termasuk engagements partner-nya) mengenai
kerawanan laoran keuangan antitas tersebut terhadap risiko-risiko
tertentu.

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Audit Berbasis ISA (Internasional Standard on Auditing), Theodorus M. Thuanakotta,
Salemba Empat, 2013
2. Audit Kontemporer, Theodorus M. Thuanakotta, Salemba Empat, 2013
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).
5. Prinsip-prinsip Pengauditan (Internasional Standard on Auditing), Rick Hayes, Philip
Wallage and Hans Gortemaker, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, 2017
6. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis, William F. Meissier, Steven M.
Glover, Douglas F. Prawitt, Edisi 8 buki 1, Penerbit Salemba Empat, 2014
7. Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Integrasi, Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley, Edisi Elimabelas Jilid I, Penerbit Erlangga, 2014
8. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006

2019 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13
Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA, CPA http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai