Anda di halaman 1dari 107

~1~

LAMPIRAN I : SURAT KEPUTUSAN GENERAL MANAGER


Nomor :
Tanggal :

PT. PELABUHAN INDONESIA II (PERSERO) CABANG PANJANG


NOMOR ……………….

TENTANG STANDAR PELAYANAN JASA PETIKEMAS


DI TERMINAL PETIKEMAS CABANG PANJANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang adalah Badan Usaha
Milik Negara yang bergerak di bidang usaha pelayanan jasa kepelabuhanan. PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang merupakan pendukung
utama transportasi laut yang secara langsung maupun tidak langsung
berperan aktif dalam pembangunan ekonomi Propinsi Lampung.

Bidang Usaha PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) adalah menyediakan dan


mengusahakan jasa kepelabuhanan untuk menunjang kelancaran angkutan
laut dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, sesuai
dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Perhubungan Nomor : KP 88 Tahun2011
tentang pemberian izin usaha kepada PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
sebagai Badan Usaha Pelabuhan.

Dalam rangka memenuhi pelayanan jasa petikemas yang merupakan salah


satu bentuk pelayanan yang disediakan oleh PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang Panjang, sehingga perlu untuk menciptakan standar
pelayanan petikemasyang berorientasi pada kepuasan pelanggan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Maksud disusunnya Pedoman Standar Pelayanan Jasa Petikemas di PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang adalah untuk memberikan
kepastian dan meningkatkan kualitas dalam melaksanakan pelayanan
jasa petikemas yang meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan pelayanan jasa petikemas dengan berorientasi pada
kepuasan pelanggan namun tetap berpegang teguh terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
~2~

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penetapan standar pelayanan ini adalah agar
pelayanan petikemas di PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang
dapat sesuaidengan prosedur, sehingga mampu bersaing dengan badan
hukumlainya dalam bidang pelayanan jasa petikemas baik domestik maupun
internasional.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar Pelayanan Jasa Petikemas di PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang Panjang meliputi :
a. Pelayanan Jasa Bongkar dan Muat Petikemas Domestik dan Internasional
b. Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal
c. Pelayanan DG (Dangerous Goods)
d. Pelayanan OOG (Out Of Gauge)
e. Pelayanan Jasa Petikemas Reefer
f. Pelayanan Buka dan Tutup Palka
g. Pelayanan Receiving dan Delivery Petikemas
h. Pelayanan Batal Muat Delivery
i. Pelayanan Behandle

4. Komponen Pelaksanaan Pelayanan Jasa Petikemas


Pelaksanaan Standar Pelayanan ini terdiri dari beberapa komponen yaitu :
a. dasar hukum;
b. persyaratan;
c. sistem, mekanisme dan prosedur;
d. jangka waktu penyelesaian;
e. biaya/tarif;
f. produk pelayanan;
g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
h. kompetensi pelaksana;
i. pengawasan internal;
j. penanganan pengaduan, saran dan masukan;
k. jumlah pelaksana;
l. jaminan pelayanan;
m. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan; dan
n. evaluasi kinerja pelaksana
~3~

BAB II
PENGERTIAN, PRINSIP DAN
KOMPONEN STANDAR PELAYANAN

A. PENGERTIAN
Petunjuk teknis Standar Pelayanan Jasa Kapal ini memuat beberapa pengertian
sebagai berikut :
1. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan perundang-undangan bagi
setiap warga dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
2. Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut korporasi, lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan
pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik.
3. Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut
Organisasi Penyelenggara adalah satuan kerja penyelenggara pelayanan
publik yang berada di lingkungan institusi Penyelenggara Negara, Korporasi,
Lembaga Independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik.
4. Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggara pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelanggara kepada masyarakat dalam rangka
pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
5. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan
rincian kewajiban dan jasa yang terdapat dalam Standar Pelayanan.
6. Pengguna Jasaadalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk
sebagai perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan
sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
7. Berth Allocation (BA) adalah sub bagian yang merencanakan dan mengatur
kade meter untuk penyandaran kapal.
8. Billing adalah sub bagian keuangan yang melakukan verifikasi dan input data
permintaan pelayanan serta melakukan penerbitan proforma/pra nota.
9. Booking Stack adalah dokumen permohonan perusahaan pelayaran/agen
kepada terminal petikemas untuk menyediakan lokasi penumpukan.
10. CEIR (Container Equipment Interchange Receipt) adalah dokumen operasi
gate out yang berisi infromasi nomor container dan kondisi fisik container.
11. CMS (Container Movement Slip) adalah dokumen operasi gate in yang berisi
informasi lokasi dan nomor container.
~4~

12. CVIA adalah Container Vessel Identification Advice.


13. DG adalah Dangerous Goods.
14. DO adalah Dokumen Delivery Order.
15. FCL adalah Full Container Load.
16. Lift On adalah kegiatan mengangkat container dari daratan/lapangan dan
ditempatkan di atas chassis.
17. Lift Off adalah kegiatan mengangkat container dari chassis dan ditempatkan
di atas daratan/lapangan.
18. LKA adalah dokumen Laporan Kesiapan Alat.
19. NPE adalah Nota Pemberitahuan Ekspor.
20. OOG adalah Out of Gauge.
21. PEBF adalah Pemberitahuan Ekspor Barang Fiat.
22. PIBF adalah Pemberitahuan Impor Barang Fiat.
23. PKK adalah Pemberitahuan Kedatangan Kapal.
24. ITV (Internal Truck Vehicle) adalah alat operasi lapangan dan dermaga
berupa head truck dan chassis.
25. Preferred Area (PA) adalah area yang direncanakan untuk penumpukan
container oleh bagian perencanaan operasi lapangan.
26. Quay Crane Operator adalah operator crane di dermaga.
27. RBM adalah dokumen realisasi bongkar muat.
28. Receiving Card (RC) adalah kartu bukti pembayaran yang digunakan oleh
pemilik barang untuk memasukkan petikemas ke terminal.
29. RPK adalah dokumen rencana penambatan kapal.
30. Ship Planner merupakan sub bagain dari organisasi Perencanaan Operasi
Kapal pada Planning & Control Tower.
31. Shipping/Stowage Instruction (SI) adalah dokumen yang berisi keterangan
terkait rencana muat petikemas.
32. SP2 adalah Dokumen Surat Perintah Pengeluaran Barang.
33. SPBF adalah Dokumen Surat Perintah Behandle Fiat.
34. SPPB adalah Dokumen Surat Perintah Pengeluaran Barang.
35. SPPPB adalah Dokumen Surat Perintah Penarikan Petikemas Behandle.
36. SPPPR adalah Dokumen Surat Permintaan Pelayanan Plugging Reefer.
37. SPPS adalah Dokumen Surat Permintaan Pelayanan Stuffing.
38. SPPU adalah Dokumen Surat Permintaan Pelayanan Unstuffing.
39. Ship Talker merupakan bagain dari organisasi Pengendalian Operasi Kapal
pada Planning & Control Tower.
40. TPS adalah Tempat Penimbunan Sementara.
41. TRIN adalah Truck Identification Number.
42. YCO (Yard Crane Operator) adalah operator alat di lapangan.
43. YOA (Yard Operator Assistant ) adalah asisten operator alat di lapangan.
44. YOR adalah Yard Occupancy Ratio.
45. Yard Planner merupakan sub bagian dari organisasi Perencanaan Operasi
Lapangan pada Planning & Control Tower.
~5~

46. Yard Talker merupakan sub bagian dari organisasi Pengendalian Operasi
Lapangan pada Planning & Control Tower.
47. WOA (Wharf Operator Assistance) adalah asisten operator crane di dermaga.
48. Shuffling adalah kegiatan memindahkan petikemas antar row dalam satu slot
dengan menggunakan alat angkat.
49. Behandle adalah kegiatan penanganan petikemas dan barang dalam
petikemas sesuai permintaan Pemilik Barang/Kuasa Pemilik Barang dengan
pemeriksaan fisik barang oleh instansi berwenang.
50. Buka tutup palka adalah suatu pelayanan membuka dan menutup palka kapal
petikemas dengan menggunakan alat bongkar muat.
51. Closing Time adalah waktu yang menentukan berhentinya petikemas
receiving yang akan dimuat ke kapal yang ditentukan pada saat proses
perencanaan.
52. Container Freight Station (CFS) adalah bagian dari fasilitas di Terminal
Petikemas yang terdiri dari gudang dan lapangan penumpukan digunakan
untuk menumpuk petikemas LCL, pelayanan stripping/stuffing, dan untuk
menumpuk barang ex pelayanan stripping/stuffing, pelayanan behandle.
53. Crane darat adalah alat angkat petikemas yang dioperasikan untuk kegiatan
stevedoring yang berupa container crane, shore to ship, fix crane, luffing
crane dan yang dapat dipersamakan dengan itu.
54. Crane kapal adalah alat angkat petikemas yang dioperasikan untuk kegiatan
stevedoring yang menjadi satu kesatuan dengan kapal.
55. Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar/muat barang, hewan, dan
menaik-turunkan penumpang.
56. Full Container Load (FCL) selanjutnya disebut “FCL” adalah suatu kondisi
pengiriman barang dimana dalam satu container terdapat satu pemilik barang
dan dilakukan pembongkaran dari atas kapal sampai dengan dilakukan
stacking di Container Yard.
57. Gerakan Ekstra adalah gerakan pemindahan petikemas atas permintaan
Pengguna Jasa, yang terdiri dari relokasi dan/atau angsur.
58. Cargodoring adalah pekerjaan mengangkut petikemas dengan menggunakan
trailer/chassis dari sisi lambung kapal ke lapangan penumpukan petikemas
atau sebaliknya dalam area Terminal yang sama.
59. Lapangan Penumpukan (CY) adalah tempat penyimpanan sementara
petikemas sebelum dimuat maupun yang sudah dibongkar.
60. Lapangan Penumpukan Petikemas Empty adalah tempat penyimpanan
petikemas kosong.
61. Less Container Load (LCL) selanjutnya disebut “LCL” adalah suatu kondisi
pengiriman barang dimana dalam satu container terdapat lebih dari satu
pemilik barang dan dilakukan kegiatan stripping kemudian di susun di dalam
gudang Container Freight Station (CFS) serta memindahkan petikemas
kosong ke dalam lapangan petikemas kosong.
~6~

62. Lokasi Container Distribution Center (CDC)/Cargo Consolidation Center


(CCC) atau Sripping/Stuffing adalah lokasi di dalam Terminal yang disediakan
untuk pelayanan sripping/stuffing untuk selanjutnya diangkut dari dank e
kendaraan angkutan barang untuk selanjutnya didistribusikan dan untuk
menyimpan petikemas kosong ex stripping/stiffing untuk selanjutnya disebut
area CDC,area CCC, atau area atripping/stuffing.
63. Overbrengen petikemas adalah kegiatan memindahkan petikemas dari
Terminal ke Terminal lainnya di dalam atau di luar pelabuhan.
64. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai kapal bersandar, naik turun
penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
65. Pemilik Barang/Kuasa Pemilik Barang adalah badan usaha dan/atau
perorangan yang mempunyai kuasa atas barang yang akan diterima dikirim
melalui angkutan laut.
66. Penanganan Khusus adalah penanganan petikemas di Terminal yang
dilakukan dengan penggunaan alat-alat tambahan dan penanganan
petikemas yang dimuat tidak standar.
67. Penggunaan Jasa meliputi Perusahaan Pelayaran, dan/atau Pemilik
Barang/Kuasa Pemilik Barang.
68. Petikemas adalah peti berbentuk empat segi panjang yang dirancang khusus
dengan ukuran tertentu terbuat dari besi maupun aluminium serta memiliki
pintu disalah satu sisinya serta dapat digunakan berulang kali juga digunakan
sebagai tempatuntuk menyimpan sekaligus mengangkut muatan yang ada
didalamnya dan telah ditetapkan berdasarkan International Standardization
Organisation (ISO).
69. Petikemas Overheight/Width/Length (Over Dimension /(OD)) yang
selanjutnya disingkat petikemas OH/OW/OL/OD adalah petikemas yang
mempunyai ukuran berbeda dengan standar umum petikemas dan atau
muatannya melebihi standar petikemas yang penanganannya memperluas
alat khusus.
70. Plugging Reefer Petikemas adalah pekerjaan pelayanan pemberian aliran
listrik untuk petikemas di lapangan penumpukan yang tersedia fasilitas reefer.
71. Receiving/Delivery petikemas adalah pekerjaan memindahkan barang dari
timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan
menyerahkan sampai tersusun di atas kendaraan di pintu gudang/lapangan
penumpukan atau sebaliknya.
72. Relokasi adalah pelayanan pemindahkan petikemas dari satu lokasi ke lokasi
penumpukan lainnya.
~7~

73. Restowage adalah penataan kembali muatan petikemas di atas kapal, dengan
proses kegiatan terdiri dari penataan petikemas row to row (tanpa melalui
proses landed di demaga) dan penataan petikemas bay to bay melalui proses
landed di lapangan penumpukan atau dermaga.
74. Rubah Status adalah perubahan status petikemas dari “FCL” menjadi “LCL”
dimana barang dikeluarkan dari dalam petikemas dan disusun ke dalam
gudang atau sebaliknya.
75. Stacking adalah pekerjaan penyusunan petikemas di lapangan penumpukan
(CY).
76. Stevedoring adalah pekerjaan membongkar petikemas dari kapal ke
dermaga/tongkang/truk atau memuat petikemas dari demaga/tongkang/truk
ke dalam kapal sampai dengan tersusun dalam palka kapal dengan
menggunakan crane kapal atau crane darat.
77. Stripping/stuffing adalah kegiatan mengeluarkan dan memasukan barang dari
dan ke dalam petikemas.
78. Tarif dasar adalah tarif perhitungan atas pengenaan jasa petikemas yang
ditentukan oleh Direksi.
79. Tempat Pelayanan Fisik Terpadu (TPFT) adalah sebagai fasilitas terpadu
pemeriksaan kepabeanan dan karatina untuk barang-barang tertentu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
80. Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan tempat
kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan
naik turun penumpang, dan atau tempat bongkar/muat barang.
81. Terminal Handling Charges (THC) adalah tarif yang dikenakan terhadap
handling petikemas yang meliputi kegiatan stevedoring, Cargodoring dan lift
on/off.
82. Terminal Operating System (TOS) adalah aplikasi perangkat lunak yang
mendukung perencanaan, aktivitas pengendalian jadwal dan alat terminal
petikemas serta menjamin terhadap keakuratan didalam operasi terminal.
83. Terminal Petikemas adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar
dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan petikemas,
dan/atau tempat bongkar muat petikemas, serta peralatan yang layak untuk
melayani kegiatan bongkar muat petikemas.
84. Transhipment adalah kegiatan membongkar petikemas dan memuat kembali
ke kapal pengangkut ke-2 (kedua) pada Terminal yang sama.
85. Truck Lossing adalah kegiatan angkut langsung dari dan ke Pelabuhan tanpa
menggunakan Fasilitas penumpukan.
86. Trucking adalah pekerjaan mengangkut petikemas dengan menggunakan
trailer/chasis dari sisi lambung kapal/lapangan penumpukan petikemas ke
luar area Terminal atau dari satu area lapanagn penumpukan ke lapangan
penumpukan petikemas lainnya pada area Terminal, atau sebaliknya.
87. Twenty Foot Equivalent Units (TEU’s) adalah sebuah satuan ukuran
petikemas setara dengan ukuran dua puluh kaki.
~8~

88. Uncontainerized adalah barang tidak dalam kemasan petikemas yang dimuat
atau dibongkar menggunakan kapal petikemas di fasilitas yang memberikan
pelayanan petikemas.
89. Shipping Line adalah perusahaan pelayaran yang mengoperasikan kapal
petikemas.
90. CVIA (Container Vessel Identification Advice) adalahpemberitahuan rencana
kegiatan kapal di terminal.
91. EDI Baplie adalah data yang berisi informasi tentang posisi petikemas di atas
kapal.

B. PRINSIP
Dalam menyusun, menetapkan dan menerapkan Standar Pelayanan dilakukan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sederhana, Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah
dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau
bagi pengguna jasa.
2. Parsitipatif, Penyusunan Standar Pelayanan dengan melibatkan pihak terkait
dan pengguna jasa untuk bersama membahas agar mendapatkan keselarasan
atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan.
3. Akuntabel, Hal-hal yang diatur dalam Standar Pelayanan harus dapat
dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak
yang berkepentingan.
4. Berkelanjutan, Standar Pelayanan harus terus menerus dilakukan perbaikan
sebagai upaya peningkatan kualitas dan inovasi pelayanan
5. Transparansi, Standar Pelayanan harus dapat dengan mudah diakses dan
diketahui oleh seluruh pengguna jasa.
6. Keadilan, Standar Pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan
dapat menjangkau semua pengguna jasa.

C. KOMPONEN
Komponen Standar Pelayanan adalah komponen yang merupakan unsur-unsur
administrasi dan manajemen yang menjadi bagian dalam sistem dan proses
penyelenggaraan pelayanan publik.

Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, setiap Standar


Pelayanan dipersyaratkan harus mencantumkan komponen sekurang-kurangnya
meliputi :

1. Dasar Hukum, adalah peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar


penyelenggaran pelayanan.
~9~

2. Persyaratan, adalah syarat (dokumen atau hal lain) yang harus dipenuhi dalam
pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun
administratif.
3. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur, adalah tata cara dan pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan.
4. Jangka Waktu Penyelesaian, adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
5. Biaya/Tarif, adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan
masyarakat.
6. Produk Pelayanan, adalah hasil pelayanan yang diberikan dan terima sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
7. Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas, adalah peralatan dan fasilitas yang
diperlukan dalam penyelenggara pelayanan, termasuk peralatan dan fasilitas
pelayanan bagi kelompok.
8. Kompetensi Pelaksana, adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan dan pengalaman.
9. Pengawasan Internal, adalah sistem pengendalian intern dan pengawasan
langsung yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung
pelaksana.
10. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan, adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
11. Jumlah Pelaksana, adalah tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja.
Informasi mengenai komposisi atau jumlah petugas yang melaksanakan tugas
sesuai pembagian dan uraian tugasnya.
12. Jaminan Pelayanan, adalah memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan
sesuai dengan Standar Pelayanan.
13. Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan, adalah dalam bentuk
komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, risiko, dan
keragu-raguan.
14. Evaluasi Kinerja Pelaksana, adalah penilaian untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Standar Pelayanan.
Dalam penyusunan, penetapan, dan penerapan Standar Pelayanan, untuk setiap
jenis pelayanan sekurang-kurangnya meliputi 14 (empat belas) komponen
tersebut. Apabila dipandang perlu, sesuai dengan karakteristik pada jenis
penyelenggaraan pelayanan tertentu, maka dimungkinkan untuk menambah atau
melengkapi komponen lain dalam pengembangan Standar Pelayanan. Selain itu
sebagai upaya harmonisasi antar peraturan perundang-undangan maka
penyusunan komponen Standar Pelayanan perlu memperhatikan peraturan
perundangan lain yang terkait dengan penyusunan Standar Pelayanan seperti
Standar Pelayanan (SP), Standar Operating Procedures (SOP) dan Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).
~ 10 ~

BAB III
IDENTIFIKASI KONDISI SAAT INI

A. IDENTIFIKASI TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN DAN DASAR HUKUM


KELEMBAGAAN
Tabel : 3.1
Tugas, Fungsi, Kewenangan dan Dasar Hukum Kelembagaan
Unsur /
No Uraian Dasar Hukum / Ketentuan
Aspek
Yang Terkait
Manajemen
1. Tugas dan - Sebagai penyedia pelayanan jasa - Undang – Undang Nomor
Fungsi petikemas 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran;

- Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009
tanggal 22 Oktober 2009
tentang Kepelabuhanan;

- Peraturan Menteri PM 146


Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Peraturan
Menteri Perhubungan
Nomor 51 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;

2. Kewenang - Pelayanan Jasa Bongkar Muat SK Departemen


an menye Petikemas Domestik dan Perhubungan Direktorat
lenggara Internasional Jendral Perhubungan Laut
kan jenis - Pelayanan Jasa Batal Muat dan Nomor: PP 72/3/11-96
pelayanan Alih Kapal perihal Pengoperasian
- Pelayanan Dangerous Goods Dermaga Petikemas
(DG) Pelabuhan Panjang
- Pelayanan Out Of Gauge (OOG) sebagai Terminal
- Pelayanan Jasa Petikemas Petikemas (Full Container);
Reefer
- Pelayanan Buka dan Tutup
Palka
- Pelayanan Receiving Delivery
Petikemas
- Pelayanan Batal Muat Delivery
- Pelayanan Behandle
~ - 11 - ~

B. IDENTIFIKASI JENIS PELAYANAN, PRODUK PELAYANAN, MASYARAKAT DAN PIHAK TERKAIT


Tabel 3.2: Jenis Pelayanan, Produk Pelayanan, Dasar Hukum, Penguna Layanan dan Pihak Terkait
No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Pengguna Layanan Pihak Terkait
1. Pelayanan Jasa - Stevedoring 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 - Perusahaan - Instansi
Bongkar Muat - Cargodoring tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pelayaran Pemerintah
Petikemas Domestik - Lift On/Off Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang - EMKL/ JPT - Penyedia
dan Internasional - Penumpukan di CY Penyelenggaraan Pelabuhan Laut - Operator Truck Tenaga Kerja
2. Pelayanan Batal Muat - Perubahan kapal - Cargo Owner - TKBM
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat
dan Alih Kapal tujuan - Forwading
Jendral Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-
- Relokasi
96 perihal Pengoperasian Dermaga Petikemas
- Cargodoring
Pelabuhan Panjang sebagai Terminal
- Lift On/Off
Petikemas (Full Container);
3. Pelayanan Dangerous - Stevedoring
Goods (DG) - Cargodoring
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II
- Lift On/Off
(Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal
- Penumpukan di CY
Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan
4. Pelayanan Out Of - Stevedoring
Pelabuhan Panjang.
gauge (OOG) - Cargodoring
- Lift On/Off
- Penumpukan di CY
Refeer
~ - 12 - ~

No Jenis Pelayanan Produk Pelayanan Dasar Hukum Penyelenggaraan Layanan Pengguna Layanan Pihak Terkait
- Penyediaan listrik
- Jasa monitoring
5. Pelayanan Jasa - Buka Tutup Palka
Petikemas Reefer
6. Pelayanan Buka - Timbangan
Tutup Palka - Lift On/Off
- Penumpukan
7. Pelayanan Receiving - Timbangan
/ Delivery Petikemas - Lift On/Off
- Penumpukan

8. Pelayanan Batal Muat - Relokasi


Delivery
9 Pelayanan Behandle - Relokasi
- Lift On/Off
~ - 13 - ~

C. IDENTIFIKASI MEKANISME DAN PROSEDUR, BIAYA DAN WAKTU

No Jenis Pelayanan Biaya Waktu

1 Pelayanan Jasa Bongkar Muat Petikemas Domestik dan Internasional. - - Pelayanan Administrasi
- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
Jasa Kapal Di Kawasan, Pelayanan Jasa Kapal Lainnya, dan Pelayanan - Pelayanan Petikemas 25
Jasa Air Kapal di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang B/C/H; 35 B/S/H;
Palembang dan Kawasan. - Sesuai meeting
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : perencanaan.
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang.

2. Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal - Pelayanan Administrasi


- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - Sesuai penggunaan.
~ - 14 - ~

No Jenis Pelayanan Biaya Waktu

3. Pelayanan Dangerous Goods (DG) - Pelayanan Administrasi


- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - Sesuai meeting
perencanaan.
4. Pelayanan Out OF Gauge (OOG) - Pelayanan Administrasi
- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - Sesuai meeting
perencanaan
- Sesuai penggunaan.
~ - 15 - ~

No Jenis Pelayanan Biaya Waktu

5. Pelayanan Jasa Petikemas Reefer - Pelayanan Administrasi


- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - Sesuai meeting
perencanaan.

6. Pelayanan Buka Tutup Palka - Pelayanan Administrasi


- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - Sesuai meeting
perencanaan.
7. Pelayanan Receiving dan Delivery Petikemas - Pelayanan Administrasi
- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
~ - 16 - ~

No Jenis Pelayanan Biaya Waktu

KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;


Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - TRT Delivery maks 30
menit
- TRT Receiving maks 30
menit
- Sesuai meeting
perencanaan.
8. Pelayanan Batal Muat Delivery - Pelayanan Administrasi
- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - TRT Delivery maks 30
menit
- TRT Receiving maks 30
menit
- Sesuai meeting
perencanaan.
~ - 17 - ~

No Jenis Pelayanan Biaya Waktu

9. Pelayanan Jasa Behandle - Pelayanan Administrasi


- SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Pelayanan Jasa Kapal ± 3
Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang. menit;
- Surat Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor : - Pelayanan Petikemas 25
KU.300/29/10/1/DIT.SUM-14 Tentang Pelaksanaan Tarif Pelayanan Jasa B/C/H; 35 B/S/H;
Petikemas di TPK Pelabuhan Panjang. - TRT Delivery maks 30
menit
- TRT Receiving maks 30
menit
- Sesuai meeting
perencanaan.
~ 18 ~

D. IDENTIFIKASI SARANA dan PRASARANA

1. Sarana dan Prasarana Umum

Tabel : 3.4: Sarana dan Prasarana dan Anggaran

No Nama Fasilitas Sarana Prasarana Jumlah Sar- Kapasitas Keterangan


Layanan Pras
1 Terminal Container Crane
Petikemas 1. Sumitomo (01) 1 Unit 26 Ton Operasi
2. Hyundai (02) 1 Unit 30,5 Ton Operasi
3. HDHM (03) 1 Unit 50 Ton Single
61 Ton Twinlift
RTGC

1. Bukaka 3 Unit 35 Ton Operasi


2. Noel 2 Unit 35 Ton Operasi

Reach Stacker 1 Unit 45 Ton Operasi


Side Loader 1 Unit 7 Ton Operasi
Forklift

1. FD 01 1 Unit 15 Ton Operasi


2. FD 02 1 Unit 2 Ton Operasi
3. FD 03 1 Unit 3 Ton Operasi
4. FD 04 1 Unit 3 Ton Operasi

Head Truck 17 Unit 220 Hp Operasi


Chassis 18 Unit 5 Unit 70 Ton Operasi
13 Unit 40 Ton
Reefer Plug 100 Plug 1000 KVA Operasi
Genset 3 Unit 725 KVA Operasi
400 KVA
200 KVA
Container Yard 75.000 m² 6.848 Teus Operasi
Area CFS 7.200 m² 21.600 Ton Operasi
Tambatan Dermaga 400 m 2 Berth Operasi
Mobil Hantaran 1 Unit 8 Orang Operasi
Golf Car 1 Unit 8 Orang Operasi
CCTV 13 Unit Operasi
~ 19 ~

E. IDENTIFIKASI JUMLAH DAN KOMPETENSI SDM


Tabel – 3.5: Jumlah dan Kompotensi SDM

No Jenis Pelayanan Kompetensi Jumlah SDM

1 Pelayanan Jasa Operasi bongkar muat kapal Petikemas Operator Cotainer Crane (CC) Bersertifikasi 9 orang
2 Stevedoring, Delivery,dan Receiving Operator RTG Bersertifikasi 15 orang
Operator Reach Stacker Bersertifikasi 6 orang
Operator Headtruck Bersertifikasi 17 orang
3 Mobil Hantaran Operasional Driver Shuttle Car Berlisensi 3 orang
~ 20 ~

F. PENGAWASAN INTERNAL
Tabel 3.6: Pengawasan Internal
Status/Bentuk
Prosedur Dukungan SDM Sarana Keterangan
Organisasi
Satuan Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun dua kali Sesuai surat penugasan - Ruang kerja Satuan Pengawas
Pengawas secara menyeluruh dari Direksi dan Intern (SPI)
Internal perlengkapan
kantor
- Data
pendukung
Kantor Akuntan Pengawasan dilakukan dengan melakukan audit 1 tahun dua kali Sesuai surat penugasan - Ruang kerja Kantor Akuntan Publik
Publik secara menyeluruh dalam bidang keuangan dari Direksi dan Ernest and Young (EY)
perlengkapan
kantor
- Data
pendukung
~ 21 ~

G. IDENTIFIKASI JAMINAN LAYANAN DAN JAMINAN KEAMANAN

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang berkomitmen untuk


melaksanakan kegiatan pelayanan jasa petikemas sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku dan standar yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16
tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang Diusahakan
Secara Komersial.
~ 22 ~

BAB IV
STANDAR PELAYANAN

Berdasarkan hasil identifikasi kondisi saat ini, ditetapkan Standar Pelayanan di lingkungan
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang ditetapkan sebagai berikut:

A. Pelayanan Jasa Bongkar Muat Petikemas Domestik dan Internasional


Tabel4.1 : Pelayanan Jasa Bongkar Muat Petikemas Domestik dan Internasional

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan


atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:
HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di
lingkungan Pelabuhan Panjang.

2 Persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan


(persyaratan untuk atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015
mendapat layanan) tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:
HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di
lingkungan Pelabuhan Panjang.

3 Sistem, Mekanisme a. Pengajuan permohonan bongkar/muat petikemas :


dan Prosedur 1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan jasa
~ 23 ~

NO KOMPONEN URAIAN

(SOP berupa kapal (PPK) kepada petugas loket PPSA paling lambat 1 x
flowchart) 24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan
prosedur pelayanan yang berlaku;
2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan
pelayanan petikemas kepada Bagian terminal Petikemas
cq Sub BagianPerencanaan dan melampirkan dokumen
via email :
2.1 Dokumen permohonan bongkar/muat: CVIA, EDI
Baplie, List container special handling via email
dari Shipping Line .
- Pengarsipan soft copy file CVIA, EDI Baplie,
Listcontainer special handling.
2.2 Melakukan verifikasi CVIA, special container list,
container special handling(Uncontainerized cargo
dan Over Weight cargo bila ada) dengan
rencana penyandaran kapal ( ROP ) serta
kesiapan lapangan.
2.3 Memeriksa dan menyesuaikan isi EDI
Bapliesesuai dengan struktur systemBaplie
- Open file EDI Baplie ( format 1,5 & 2.0 ) dari
shipping lines kemudian convert excel file
untuk Upload di NBS Sistem
2.4 Mengupload Baplie yang telah disesuaikan ke
dalam sistem Baplie
2.5 Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada
menu Inbound List dan Inbound View.
2.6 Mencetak Discharge Stowage Print/Profile
Bongkar.

3) Terminal Petikemas cq Sub bagian Perencanaan


menerima dan meneliti kelengkapan dokumen
pendukungnya (termasuk juga meneliti apakah daftar
bongkar/muat yang dikirim via email sudah diterima)
dengan ketentuan :
a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka
akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk
dilengkapi;
~ 24 ~

NO KOMPONEN URAIAN

b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka


dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
4) Sub bagian Perencanaan merencanakan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
a. Perencanaan dan Pengendalian
1) Sub bagian Perencanaan dan Pengendalian Operasi
mengadakan dan memimpin meeting RENDAL yang
diikuti oleh Pelayaran/Agen, Spv Perencanaan, SPV
Rendal Ops (A/B/C/D), Spv Peralatan untuk membahas
urutan penyandaran kapal berdasarkan master cable
dengan prioritas utama dan weekly ship’s schedule,
penentuan ETB dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade
meter tempat sandar, jumlah petikemas yang akan
dibongkar/muat, jumlah restowage dan special cargo
(bila ada), kesiapan dan kebutuhan lapangan
penumpukan, kesiapan dan kebutuhan peralatan
bongkar/muat, penetapan waktu closing time, dan
permintaan TKBM;
2) Setelah selesai meeting, maka Sub bagian Perencanaan :
a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan
b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas
Pelayaran/Agen untuk diketahui
c) Mendistribusikan berthing plan kepada :
(1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan
perencanaan kapal dan lapangan
(2) Asman Rencana Pengendalian Operasi, sebagai
bahan persiapan pelayanan
(3) Asman Pendukung Operasi, sebagai bahan
persiapan pelayanan
(4) Spv Rendal, sebagai dasar penetapan PPKB
(5) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan
PPKB
~ 25 ~

NO KOMPONEN URAIAN

a. Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan


1) Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka
Sub bagian Perencanaan melakukan proses perencanaan
kapal (ship planning) dan perencanaan lapangan (yard
planning):
a) Ship Planning
Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan
menggunakan Terminal Operating System petikemas
(OPUS) melakukan perencanaan kapal :
(1) Melakukan entry data
- Ship Particular untuk registrasi (kapal baru)
- Vessel route
- Vessel schedule
- Voyage notification
(2) Melakukan verifikasi data CVIA, Special Container
List, Container Spesial Handling (OH/OW/OOG
bila ada) dengan rencana penyandaran kapal
sesuai ROP serta kesiapan lapangan
(3) Melakukan proses pemindahan data baplie EDI via
email atau convert data baplie.xls (format 1,5 &
2.0) ke TOS OPUS dan kemudian di upload di NBS
System
(4) Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada
menu Inbound List di dalam TOS OPUS
(5) Melakukan perencanaan penggunaan alat
bongkar/muat (QCC, RTGC, Head Truck, RS/SL)
(6) Membuat loading sequence kapal sesuai loading
list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general
stowage plan dan bay plan loading untuk dibawa
ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan
pemuatan dan disampaikan ke petugas
kapal/dermaga (SOA & WOA)
(7) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi
~ 26 ~

NO KOMPONEN URAIAN

apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian


antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual
petikemas diatas kapal.
(8) Melakukan proses pengiriman data actual final
outbound baplie.edi/baplie.xls, TDR, Loading List
melalui e-mail ke masing-masing
Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setiap 2 jam
sekaliselama proses kegiatan berlangsung dan
pengiriman data actual setelah seluruh kegiatan
kapal selesai.

b) Yard Planning
Petugas Perencanaan Lapangan (Yard Planner)
dengan menggunakan TOS OPUS petikemas
melakukan perencanaan lapangan
(1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre
discharging dan pre loading
(2) Merencanakan alokasi lapangan penumpukan
untuk penerimaan (receiving) petikemas dengan
cara pembagian blok, slot, per kapal, per tujuan
(port destination), per berat
(3) Monitoring kegiatan dan melakukan koordinasi
dengan petugas operasi lapangan untuk
melakukan update apabila terdapat perubahan
atau penambahan lokasi penumpukan.
2) Sub bagian Perencanaan mendistribusikan document
planning kepada petugas bongkar/muat (SOA & WOA)
yaitu dokumen-dokumen
a) Berthing plan
b) Discharging list
c) Loading list (bila sudah closing stack)
d) Daftar penggunaan alat B/M
e) Yard allocation
~ 27 ~

NO KOMPONEN URAIAN

3) Supervisor Group meneliti dokumen dengan ketentuan


a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen
dikembalikan ke Sub bagian Perencanan untuk dikoreksi
dan diperbaiki
b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen
diserahkan ke Petugas Operasi Kapal sebagai dasar
perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat
petikemas.
a. Pelayanan Bongkar/Muat
1) Operasi Kapal (Bongkar/Muat)
a) SPV Rendal Ops mempersiapkan pelaksanaan
pelayanan, yaitu dengan :
(1) Mengkoordinasikan Operator QCC, RTGC, RS/SL
dan Head Truck untuk melaksanakan
bongkar/muat petikemas;
(2) Mempersiapkan TKBM untuk melaksanakan
kegiatan bongkar/muat petikemas;
(3) Menginstruksikan Operator QCC untuk
menempatkan QCC di posisi yang aman pada saat
olah gerak penyandaran kapal atau pada saat
kapal akan berangkat;
(4) Menyerahkan discharging list, loading list dan bay
plan loading ke Petugas Kapal dan Dermaga (SOA
& WOA) sebagai perintah pelaksanaan pelayanan
bongkar/muat petikemas.
b) Selanjutnya Petugas Operasi Kapal (SOA) :
(1) Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi
pelaksanaan bongkar/muat petikemas;
(2) Melakukan koordinasi dengan petugas control
tower jika terjadi perubahan bongkaran/muatan;
(3) Memandu operator QCC dalam pelaksanaan
bongkar/muat petikemas.
2) Operasi Bongkar Petikemas
~ 28 ~

NO KOMPONEN URAIAN

a. Berdasarkan bay plan discharge/dischargeing list,


maka Petugas Kapal dan Dermaga (SOA & WOA)
menginstruksikan kepada :
(1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock, bridge
fitting, dll) setelah pengikat petikemas (lashing)
yang berada di atas palka (on-deck) dilepas oleh
ABK kapal;
(2) Operator QCC untuk membongkar petikemas dari
kapal dan meletakkannya ke atas chassis Head
Truck.
b. Selanjutnya PetugasOperasi Dermaga (WOA):
(1) Memeriksa adanya kerusakan pada petikemas
yang dibongkar, dengan ketentuan :
- Apabila ada kerusakan maka memberi
keterangan kerusakan dan membuat Berita
Acara Kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan
diketahui bersama dengan Petugas Operasi
Kapal dan Petugas Perusahaan/Agen;
- Apabila tidak ada kerusakan maka petugas
Operasi dermaga (WOA) melakukan confirm
data dengan HandHeld yang terkoneksi
dengan jaringan system TOS OPUS, dan secara
otomatis menginstruksikan Operator Head
Truck via Pager untuk mengangkut petikemas
ke CY blok bongkar.
(2) Petugas Operasi Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi input nomor petikemas yang telah
dibongkar menggunakan Head Heald Terminal
(HHT) yang terkoneksi dengan system TOS OPUS.
3) Operasi Muat Petikemas
a) Berdasarkan loading list dan bay plan maka Petugas
Operasi Kapal menginstruksikan kepada :
(1) Operator QCC untuk mengangkat petikemas dari
~ 29 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Head Truck dan memuatnya ke kapal;


(2) TKBM untuk memasang pengait antar petikemas
(twist lock, bridge fitting, dll) sebelum pihak kapal
memasang pengikat petikemas (lashing) yang
berada di atas palka (on-deck).
b) Selanjutnya Petugas Operasi Dermaga (WOA) :
(1) Menginstruksikan Operator Head Truck kembali ke
CY blok muat untuk mengambil petikemas
selanjutnya;
(2) Melakukan konfirmasi nomor petikemas yang telah
dimuat menggunakan HHT yang terkoneksi
dengan system TOS OPUS.
4) Monitoring Operasi
SPV Rendal Ops, Petugas Operasi Kapal dan Dermaga
(SOA & WOA) dan Ship Planner melakukan monitoring
serta bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasi
kapal (bongkar/muat).
a. Laporan dan Bukti Pelayanan
Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat maka SPV
Rendal Ops :
1) Membuat bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat
petikemas/TDR (Terminal Departure Report);
2) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar muat
petikemas (TDR dan dokumen lainnya) untuk
ditandatangani dan disahkan bersama dengan pihak
kapal/pelayaran;
3) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat
petikemas (TDR dan dokumen lainnya) yang telah
disahkan tersebut kepada subbagian Operasi serta sub
bagian Perencanaan dan Administrasi sebagai dasar
pembuatan pra nota.
4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa Petikemas ± 3
menit;
~ 30 ~

NO KOMPONEN URAIAN

- Pelayanan Stevedoring Petikemas 25 B/C/H; 35 B/S/H;


- Sesuai meeting perencanaan.

5 Biaya dan Tarif Ukuran Ocean Going Intersuler


20” full $ 78.00,- $ 51,81,-
40” full $ 117.00,- $ 77,44,-
45” full $ 146.25,- $ 96.80,-
20” empty $ 58.50,- $ 46,63,-
40” empty $ 87,75,- $ 69,70,-
45” empty $ 109,69,- $ 87,12,-
6 Produk Layanan - Stevedoring
- Cargodoring
- Lift On/Off
- Penumpukan di CY

7 Sarana, Prasarana,
Sarana Prasarana Kapasitas
dan/atau fasilitas Jumlah Sar-Pras
Layanan
Container Crane
1. Sumitomo (01) 1 Unit 26 Ton
2. Hyundai (02) 1 Unit 30,5 Ton
3. HDHM (03) 1 Unit 51 Ton

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA
1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
Container Yard 75.000 6.848 Teus
~ 31 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton


Tambatan Dermaga 400 m 2 Berth
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car 1 Unit 8 orang
8 Kompetensi
Pelaksana Jenis Pelayanan Kompetensi

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer Crane (CC)


Operasi bongkar muat Bersertefikasi
kapal Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach Stacker /Side
Receiving Loader/ Forklift Bersertefikasi
- Operator HeadTruck Stacker
Bersertefikasi
Mobil Hantaran Driver Hantaran Berlisensi
9 Pengasawan Status/Bentuk
Internal Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan dengan
Internal melakukan audit 1 tahun dua kali
secara menyeluruh
Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan dengan
melakukan audit 1 tahun dua kali
secara menyeluruh dalam bidang
keuangan
10 Penanganan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau klaim kepada
Pengaduan Bagian Customer Care (Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan mencatat semua
keluhan pelanggan ke dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi keluhan
pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang
dari 1x24jam
5. Tim Customer Carememberikan tanggapan atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya
memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan investigasi
dan analisis keluhan dapat melibatkan General
Manager/Deputy General Manager setempat dan
melakukan pengkategorian dan langkah tindak
~ 32 ~

NO KOMPONEN URAIAN

lanjut sebagai berikut :


a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
pemberitahuan keluhan yang diajukan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani
oleh General Manager dan disampaikan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait
melakukan investigasi dan membuat surat
jawaban atas keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi langkah
tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud
kemudian disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan
kepada pelanggan sesuai media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang tidak
memerlukan koordinasi Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Care membuat jawaban
keluhan yang ditujukan kepada pelanggan
sesuai media keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan ditanda
tangani oleh General Manager
7. Tim Customer Care melakukukan monitoring
pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook
keluhansesuai dengan jadwal perbaikan yang
ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi keluhan


pelanggan setiap triwulan kemudian dikirim kepada
Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau
email
kebagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id
atau neny.windiati@indonesiaport.co.id pada minggu
kedua awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana
Pekerjaan Jumlah SDM
Operator CC 9 orang
Operator RTG 15 orang
Operator RS/FD/SL 6 orang
Operator Head Truck 17 orang
Driver Hantaran 3 orang
~ 33 ~

NO KOMPONEN URAIAN

12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2008& ISPS CODE


13 Jaminan Keamanan SMK3
dan Keselamatan
Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Pelaksana Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar
Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang
Diusahakan Secara Komersial.

B. Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal

Tabel 4.2 : Pelayanan Batal Muat dan Alih Kapal

NO KOMPONEN URAIAN

Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016


(dasar hukum yang terkait
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
dengan layanan)
Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat
Jendral Perhubungan Laut Nomor: PP
72/3/11-96 perihal Pengoperasian Dermaga
Petikemas Pelabuhan Panjang sebagai
Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal
Tarif Pelayanan Jasa Barang di lingkungan
Pelabuhan Panjang.

2 Persyaratan (persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


untuk mendapat layanan)
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
~ 34 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan


Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif
Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan
Panjang.

3 Sistem, Mekanisme dan a. Permohonan Pelayanan Batal Muat/Alih Kapal


Prosedur
1) Pengguna jasa mengajukan permohonan
(SOP berupa flowchart)
pelayanan batal muat/alih kapal ke Spv
Perencanaan Cq Ship dan Yard Planner
dengan ketentuan :
a) Apabila tidak ada kegiatan
pergerakan/relokasi petikemas dari satu
blok ke blok lainnya hanya dikenakan
biaya administrasi;
b) Apabila ada kegiatan pergerakan/relokasi
petikemas dikenakan biaya sesuai dengan
ketentuan tarif yang berlaku;
c) Apabila petikemas batal muat ditarik
keluar/delivery dikenakan biaya sesuai
ketentuan tarif yang berlaku.
2) Pengguna jasa melakukan pembayaran sesuai
dengan perhitungan biaya batal muat/alih
kapal melalui bank untuk mendapatkan bukti
pelunasan jasa kepelabuhanan;
3) Apabila kegiatan tersebut butir 3.a.1 di atas
terjadi pada malam hari dan atau di luar jam
kerja normal, maka pengguna jasa
menyerahkan permohonan batal muat/alih
kapal pada saat hari kerja ke petugas loket di
Billing TPK;
~ 35 ~

NO KOMPONEN URAIAN

4) Petugas Ship dan Yard Planner melakukan


cetak ulang loading list terkait batal muat/alih
kapal untuk diserahkan kepada petugas
operasi lapangan.
b. Operasi Pelayanan Batal Muat/Alih Kapal
1) Berdasarkan job batal muat/alih kapal loading
list Petugas Operasi terminal Petikemas (Spv
Shift/Petugas Operasi Kapal) melakukan
pengaturan proses pemindahan petikemas
yang dipersiapkan untuk kegiatan alih kapal
petikemas;
2) Foreman berkoordinasi dengan petugas
terkait/pengguna jasa untuk memastikan
kelancaran pelayanan kegiatan batal
muat/alih kapal;
3) Spv Shift/Foreman membuat laporan hasil
kegiatan batal muat/alih kapal.
c. Monitoring Pelayanan Batal Muat/Alih Kapal
Spv Operasi dan Petugas Control Tower
melakukan monitoring serta bertanggung jawab
atas seluruh kegiatan pelayanan batal muat/alih
kapal.
4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa
(jangka waktu yang
Petikemas ± 3 menit;
diperlukan dalam
memberikan pelayanan - Sesuai meeting perencanaan.
5 Biaya dan Tarif a. Petikemas Isi
(biaya yang harus
1) 20” : Rp. 91,840 -
dikeluarkan)
2) 40” : Rp. 137,760 -
b. Petikemas Kosong
1) 20” : Rp. 45,920-
2) 40” : Rp. 68,880-

6 Produk Layanan - Perubahan kapal tujuan


(output layanan mis :
~ 36 ~

NO KOMPONEN URAIAN

sertifikal dll) - Relokasi


- Cargodoring
- Lift On/Off

7 Sarana,Prasarana,
Sarana Prasarana Jumlah Sar- Kapasitas
dan/atau fasilitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo
(01)
1 Unit 26 Ton
2. Hyundai
1 Unit 30,5 Ton
(02)
1 Unit 51 Ton
3. HDHM
(03)

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit 13 Unit 40 Ton

Refer Plug 100 plug 1000 KVA


1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA

Container Yard 75.000 6.848 Teus


Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton
Tambatan
400 m 2 Berth
Dermaga
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car
1 Unit 8 orang
~ 37 ~

NO KOMPONEN URAIAN

8 Kompetensi Pelaksana
Jenis Pelayanan Kompetensi

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer


Operasi bongkar Crane (CC)
muat kapal Bersertefikasi
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG
Delivery,dan Bersertefikasi
Receiving - Operator Reach
Stacker/Side
Loader/Forklift
Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil Hantaran Driver Hantaran
Bersertefikasi
9 Pengasawan Internal Status/Bentu
k Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawasan dilakukan dengan
Pengawas melakukan audit 1 tahun dua kali
Internal secara menyeluruh

Kantor Pengawasan dilakukan dengan


Akuntan melakukan audit 1 tahun dua kali
Publik secara menyeluruh dalam bidang
keuangan
10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau
klaim kepada Bagian Customer
Care(Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan
mencatat semua keluhan pelanggan ke
dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi
keluhan pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban
atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya kurang dari 1x24 jam
5. Tim Customer Care memberikan
tanggapan atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya memerlukan waktu lebih
dari 1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan
investigasi dan analisis keluhan dapat
melibatkan General Manager/Deputy
General Manager setempat dan melakukan
pengkategorian dan langkah tindak lanjut
sebagai berikut :
~ 38 ~

NO KOMPONEN URAIAN

a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang


memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
pemberitahuan keluhan yang
diajukan ke Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan
ditandatangani oleh General
Manager dan disampaikan ke Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi
terkait melakukan investigasi dan
membuat surat jawaban atas
keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang
Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi
langkah tindaklanjut atas surat
jawaban dimaksud kemudian
disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban
keluhan kepada pelanggan sesuai
media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
tidak memerlukan
koordinasi Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Caremembuat
jawaban keluhan yang ditujukan
kepada pelanggan sesuai media
keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General
Manager
7. Tim Customer Care melakukukan
monitoring pelaksanaan perbaikan yang
tertuang dalam logbook keluhan sesuai
dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi


keluhan pelanggan setiap triwulan
kemudian dikirim kepada Kantor Pusat
Perusahaan melalui surat dan atau email
ke
bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.c
o.id atau neny.windiati@indonesiaport.co.id
pada minggu kedua awal triwulan
~ 39 ~

NO KOMPONEN URAIAN

berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana
Pekerjaan Jumlah SDM

Operator CC 9 orang
Operator RTG 15 orang
Operator RS 6 orang
Operator Forklift 17 orang
Driver Hantaran 3 orang
12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 danISPS CODE
13 Jaminan Keamanan dan SMK3
Keselamatan Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang
Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada
Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.

C. Pelayanan Dangerous Goods (DG)

Tabel 4.3 : Pelayanan Dangerous Goods (DG)

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan


atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:
HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di
lingkungan Pelabuhan Panjang.

2 Persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan


(persyaratan untuk
atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015
mendapat layanan)
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
~ 40 ~

NO KOMPONEN URAIAN

2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral


Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:
HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di
lingkungan Pelabuhan Panjang.

h Sistem, Mekanisme a. Pengajuan permohonan bongkar/muat petikemas :


dan Prosedur
5) Pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan jasa
(SOP berupa
flowchart) kapal (PPK) kepada petugas loket PPSA paling lambat 1 x
24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan
prosedur pelayanan yang berlaku;
6) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan
pelayanan petikemas kepada terminal Petikemas cq Sub
bagianPerencanaan dan melampirkan dokumen via email
:
2.1 Dokumen permohonan bongkar/muat: CVIA, EDI
Baplie, List container special handling via email
dari Shipping Line .
- Pengarsipan soft copy file CVIA, EDI Baplie,
Listcontainer special handling.
2.2 Melakukan verifikasi CVIA, special container list,
container special handling(Uncontainerized cargo
dan Over Weight cargo bila ada) dengan
rencana penyandaran kapal ( ROP ) serta
kesiapan lapangan.
2.3 Memeriksa dan menyesuaikan isi EDI
Bapliesesuai dengan struktur systemBaplie
- Open file EDI Baplie ( format 1,5 & 2.0 ) dari
shipping lines kemudian convert excel file
untuk Upload di NBS Sistem
2.4 Mengupload Baplie yang telah disesuaikan ke
dalam sistem Baplie
2.5 Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada
menu Inbound List dan Inbound View.
2.6 Mencetak Discharge Stowage Print/Profile
Bongkar.
~ 41 ~

NO KOMPONEN URAIAN

7) Terminal Petikemas cq Sub bagian Perencanaan


menerima dan meneliti kelengkapan dokumen
pendukungnya (termasuk juga meneliti apakah daftar
bongkar/muat yang dikirim via email sudah diterima)
dengan ketentuan :
a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka
akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk
dilengkapi;
b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka
dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
8) Sub bagian Perencanaan merencanakan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
a. Perencanaan dan Pengendalian
3) Sub bagian Perencanaan dan Pengendalian Operasi
mengadakan dan memimpin meeting RENDAL yang
diikuti oleh Pelayaran/Agen, Spv Perencanaan, SPV
Rendal Ops (A/B/C/D), Spv Peralatan untuk membahas
urutan penyandaran kapal berdasarkan master cable
dengan prioritas utama dan weekly ship’s schedule,
penentuan ETB dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade
meter tempat sandar, jumlah petikemas yang akan
dibongkar/muat, jumlah restowage dan special cargo
(bila ada), kesiapan dan kebutuhan lapangan
penumpukan, kesiapan dan kebutuhan peralatan
bongkar/muat, penetapan waktu closing time, dan
permintaan TKBM;
4) Setelah selesai meeting, maka Sub bagian Perencanaan :
a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan
b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas
Pelayaran/Agen untuk diketahui
c) Mendistribusikan berthing plan kepada :
~ 42 ~

NO KOMPONEN URAIAN

(1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan


perencanaan kapal dan lapangan
(2) Asman Rendal Operasi, sebagai bahan persiapan
pelayanan
(3) Asman Pendukung Operasi, sebagai bahan
persiapan pelayanan
(4) Spv Rendal Operasi, sebagai dasar penetapan
PPKB
(5) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan
PPKB
a. Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan
4) Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka
Sub bagian Perencanaan melakukan proses perencanaan
kapal (ship planning) dan perencanaan lapangan (yard
planning):
c) Ship Planning
Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan
menggunakan Terminal Operating System petikemas
(OPUS) melakukan perencanaan kapal :
(1) Melakukan entry data
- Ship Particular untuk registrasi (kapal baru)
- Vessel route
- Vessel schedule
- Voyage notification
(2) Melakukan verifikasi data CVIA, Special Container
List, Container Spesial Handling (OH/OW/OOG
bila ada) dengan rencana penyandaran kapal
sesuai ROP serta kesiapan lapangan
(3) Melakukan proses pemindahan data baplie EDI via
email atau convert data baplie.xls (format 1,5 &
2.0) ke TOS OPUS dan kemudian di upload di NBS
System
~ 43 ~

NO KOMPONEN URAIAN

(4) Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada


menu Inbound List di dalam TOS OPUS
(5) Melakukan perencanaan penggunaan alat
bongkar/muat (QCC, RTGC, Head Truck, RS/SL)
(6) Membuat loading sequence kapal sesuai loading
list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general
stowage plan dan bay plan loading untuk dibawa
ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan
pemuatan dan disampaikan ke petugas
kapal/dermaga (SOA & WOA)
(7) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi
apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian
antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual
petikemas diatas kapal.
(8) Melakukan proses pengiriman data actual final
outbound baplie.edi/baplie.xls, TDR, Loading List
melalui e-mail ke masing-masing
Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setiap 2 jam
sekaliselama proses kegiatan berlangsung dan
pengiriman data actual setelah seluruh kegiatan
kapal selesai.
d) Yard Planning
Petugas Perencanaan Lapangan (Yard Planner)
dengan menggunakan TOS OPUS petikemas
melakukan perencanaan lapangan
(1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre
discharging dan pre loading
(2) Merencanakan alokasi lapangan penumpukan
untuk penerimaan (receiving) petikemas
Dangerous Goods (DG) dengan cara pembagian
blok, slot, per kapal, per tujuan (port destination),
per berat di CY khusus Container Dangerous
Goods (DG)
~ 44 ~

NO KOMPONEN URAIAN

(3) Monitoring kegiatan dan melakukan koordinasi


dengan petugas operasi lapangan untuk
melakukan update apabila terdapat perubahan
atau penambahan lokasi penumpukan.
5) Sub bagian Perencanaan mendistribusikan document
planning kepada petugas bongkar/muat (SOA & WOA)
yaitu dokumen-dokumen
a) Berthing plan
b) Discharging list
c) Loading list (bila sudah closing stack)
d) Daftar penggunaan alat B/M
e) Yard allocation
6) Supervisor Rendal Operasi meneliti dokumen dengan
ketentuan
a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen
dikembalikan ke Sub bagian Perencanan untuk dikoreksi
dan diperbaiki
b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen
diserahkan ke Petugas Operasi Kapal sebagai dasar
perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat
petikemas Dangerous Goods (DG).
a. Pelayanan Bongkar/Muat
5) Operasi Kapal (Bongkar/Muat)
c) SPV Rendal Ops mempersiapkan pelaksanaan
pelayanan, yaitu dengan :
(1) Mengkoordinasikan Operator QCC, RTGC, RS/SL
dan Head Truck untuk melaksanakan
bongkar/muat petikemas Dangerous Goods (DG);
(2) Mempersiapkan TKBM untuk melaksanakan
kegiatan bongkar/muat petikemas Dangerous
Goods (DG);
(3) Menginstruksikan Operator QCC untuk
menempatkan QCC di posisi yang aman pada saat
~ 45 ~

NO KOMPONEN URAIAN

olah gerak penyandaran kapal atau pada saat


kapal akan berangkat;
(4) Menyerahkan discharging list, loading list dan bay
plan loading ke Petugas Kapal dan Dermaga (SOA
& WOA) sebagai perintah pelaksanaan pelayanan
bongkar/muat petikemas Dangerous Goods (DG).
d) Selanjutnya Petugas Operasi Kapal (SOA) :
(1) Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi
pelaksanaan bongkar/muat petikemas DG;
(2) Melakukan koordinasi dengan petugas control
tower jika terjadi perubahan bongkaran / muatan;
(3) Memandu operator QCC dalam pelaksanaan
bongkar/muat petikemas Dangerous Goods (DG)
dengan hati-hati dan pelan.
6) Operasi Bongkar Petikemas Dangerous Goods (DG)
a. Berdasarkan bay plan discharge/discharging list,
maka Petugas Kapal dan Dermaga (SOA & WOA)
menginstruksikan kepada :
(1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock, bridge
fitting, dll) setelah pengikat petikemas (lashing)
yang berada di atas palka (on-deck) dilepas oleh
ABK kapal;
(2) Operator QCC untuk membongkar petikemas dari
kapal dan meletakkannya ke atas chassis Head
Truck dengan hati-hati.
b. Selanjutnya PetugasOperasi Dermaga (WOA):
(1) Memeriksa adanya kerusakan pada petikemas
Dangerous Goods (DG) yang dibongkar, dengan
ketentuan :
- Apabila ada kerusakan maka memberi
keterangan kerusakan dan membuat Berita
Acara Kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan
diketahui bersama dengan Petugas Operasi
~ 46 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Kapal dan Petugas Perusahaan /Agen;


- Apabila tidak ada kerusakan maka petugas
Operasi dermaga (WOA) melakukan confirm
data dengan HandHeld yang terkoneksi
dengan jaringan system TOS OPUS, dan secara
otomatis menginstruksikan Operator Head
Truck via Pager untuk mengangkut petikemas
refeer ke CY khusus Dangerous Goods (DG).
(2) Petugas Operasi Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi input nomor petikemas yang telah
dibongkar menggunakan HeadHeld Terminal
(HHT) yang terkoneksi dengan systemTOS OPUS.
7) Pelayanan Penumpukan Petikemas Dangerous Goods
(DG)
a) Setelah Petugas Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi nomor petikemas Dangerous Goods (DG)
melalui HHT, secara otomatis Operator Head Truck
akan menerima Job List via handheld untuk
mengangkut petikemas Dangerous Goods (DG) ke
CY khusus petikemas Dangerous Goods (DG);
b) Yard Planner mengalokasikan petikemas DG ke CY
khusus untuk DG sesuai klasifikasi/label IMO dan
sesuai Discharging List/receiving.
c) Selanjutnya Operator RTGC/RS dapat menurunkan
container DG dari atas chasis dengan hati-hati.

8) Operasi Muat Petikemas Dangerous Goods (DG)

a) Berdasarkan loading list dan bay plan maka Petugas


Operasi Kapal menginstruksikan kepada :
(1) Operator QCC untuk mengangkat petikemas
Dangerous Goods (DG) dari Head Truck dan
memuatnya ke kapal;
~ 47 ~

NO KOMPONEN URAIAN

(2) TKBM untuk memasang pengait antar petikemas


(twist lock, bridge fitting, dll) sebelum pihak kapal
memasang pengikat petikemas (lashing) yang
berada di atas palka (on-deck).
b) Petugas Control Tower mengirimkan Job List via
System ke Operator RTGC/RS (VMT) untuk
mengambil container Dangerous Goods (DG).
c) Selanjutnya Petugas Operasi Dermaga (WOA) :
(1) Menginstruksikan Operator Head Truck kembali ke
CY blok muat Dangerous Goods (DG) untuk
mengambil petikemas Dangerous Goods (DG)
selanjutnya;
(2) Melakukan konfirmasi nomor petikemas
Dangerous Goods (DG) yang telah dimuat
menggunakan HHT yang terkoneksi dengan
system TOS OPUS.

9) Monitoring Operasi
(1) SPV Rendal Ops, Petugas Operasi Kapal dan Dermaga
(SOA & WOA) dan Ship Planner melakukan
monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan operasi kapal (bongkar /muat).
(2) SPV Rendal Ops melakukan pengecekan alokasi
petikemas DG pada CY khusus petikemas DG.

a. Laporan dan Bukti Pelayanan


Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat maka SPV
Rendal Ops :
4) Membuat bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat
petikemas Dangerous Goods (DG)/TDR (Terminal
Departure Report);
5) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar muat
petikemas Dangerous Goods (DG) (TDR dan dokumen
~ 48 ~

NO KOMPONEN URAIAN

lainnya) untuk ditandatangani dan disahkan bersama


dengan pihak kapal/pelayaran;
6) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat
petikemas Dangerous Goods (DG) (TDR dan dokumen
lainnya) yang telah disahkan tersebut kepada sub
bagian Operasi serta sub bagian Perencanaan dan
Administrasi sebagai dasar pembuatan pra nota.
4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa Petikemas di ± 3
menit;
- Pelayanan Stevedoring Petikemas 25 B/C/H; 35 B/C/H;
- Sesuai meeting perencanaan.
5 Biaya dan Tarif 20” = Rp. 173.600,-
40” = Rp. 260.960,-
45” = Rp. 326.200,-
6 Produk Layanan - Stevedoring
- Cargodoring
- Lift On/Off
- Penumpukan di CY

7 Sarana, Prasarana,
dan/atau fasilitas Sarana Prasarana Jumlah Sar- Kapasitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo
1 Unit 26 Ton
(01)
1 Unit 30,5 Ton
2. Hyundai (02)
1 Unit 51 Ton
3. HDHM (03)

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton

Side Loader 1 Unit 7 Ton


~ 49 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp

5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA

1 Unit 725 KVA


Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
Container Yard 75.000 6.848 Teus

Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton


Tambatan Dermaga 400 m 2 Berth
CCTV 13 Unit

Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang


Golf Car
1 Unit 8 orang

8 Kompetensi
Pelaksana Jenis Pelayanan Kompetensi

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer Crane (CC)


Operasi bongkar Bersertefikasi
muat kapal
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach Stacker/Side
Receiving Loader/ForkLift Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil Hantaran - Driver Hantaran Berlisensi
9 Pengasawan Status/Bentuk
Internal Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan
Internal dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
menyeluruh
~ 50 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan


dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
menyeluruh dalam bidang
keuangan
10 Penanganan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau klaim kepada
Pengaduan Bagian Customer Care(Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan mencatat semua
keluhan pelanggan ke dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi keluhan
pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang
dari 1x24jam
5. Tim Customer Care memberikan tanggapan atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya
memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan investigasi
dan analisis keluhan dapat melibatkan General
Manager/Deputy General Manager setempat dan
melakukan pengkategorian dan langkah tindak
lanjut sebagai berikut :
a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
pemberitahuan keluhan yang diajukan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani
oleh General Manager dan disampaikan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait
melakukan investigasi dan membuat surat
jawaban atas keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi langkah
tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud
kemudian disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan
kepada pelanggan sesuai media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang tidak
memerlukan koordinasi Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Caremembuat jawaban keluhan
yang ditujukan kepada pelanggan sesuai
media keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General Manager
~ 51 ~

NO KOMPONEN URAIAN

7. Tim Customer Care melakukukan monitoring


pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook
keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang
ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi keluhan


pelanggan setiap triwulan kemudian dikirim kepada
Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau email
ke bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id atau
neny.windiati@indonesiaport.co.id pada minggu kedua
awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana
Pekerjaan Jumlah SDM

Operator CC 9 orang
Operator RTG 15 orang
Operator RS/FD/SL 6 orang
Operator Head Truck 17 orang
Driver Hantaran 3 orang
12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 danISPS CODE
13 Jaminan Keamanan SMK3
dan Keselamatan
Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Pelaksana
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar
Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang
Diusahakan Secara Komersial.

D. Pelayanan Out Of Gauge (OOG)

Tabel 4.4 : Pelayanan Out Of Gauge (OOG)

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor: PM 51


(dasar hukum yang terkait
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
dengan layanan)
Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan
~ 52 ~

Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full


Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan
Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang.

2 Persyaratan (persyaratan 1. Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor: PM 51


untuk mendapat layanan)
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan
Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan
Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan Panjang.

3 Sistem, Mekanisme dan 1. Pengajuan permohonan bongkar / muat petikemas :


Prosedur
1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan
(SOP berupa flowchart)
pelayanan jasa kapal (PPK) kepada petugas loket
PPSA paling lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba
dengan proses sesuai dengan prosedur pelayanan
yang berlaku;
2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan
permohonan pelayanan petikemas kepada Bagian
terminal Petikemas cq Sub Bagian Perencanaan
dan melampirkan dokumen via email :
2.1 Dokumen permohonan bongkar/muat:
CVIA, EDI Baplie, List container special
handling via email dari Shipping Line .
- Pengarsipan soft copy file CVIA, EDI
Baplie, Listcontainer special handling.
~ 53 ~

2.2 Melakukan verifikasi CVIA, special


container list, container special
handling(Uncontainerized cargo dan Over
Weight cargo bila ada) dengan rencana
penyandaran kapal ( ROP ) serta kesiapan
lapangan.
2.3 Memeriksa dan menyesuaikan isi EDI
Bapliesesuai dengan struktur
systemBaplie
- Open file EDI Baplie ( format 1,5 & 2.0
) dari shipping lines kemudian convert
excel file untuk Upload di NBS Sistem
2.4 Mengupload Baplie yang telah
disesuaikan ke dalam sistem Baplie
2.5 Melakukan verifikasi hasil upload Baplie
pada menu Inbound List dan Inbound
View.

2.6 Mencetak Discharge Stowage


Print/Profile Bongkar.

3) Bagian Terminal Petikemas cq Sub Bagian


Perencanaan menerima dan meneliti kelengkapan
dokumen pendukungnya (termasuk juga meneliti
apakah daftar bongkar/muat yang dikirim via
email sudah diterima) dengan ketentuan :
a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar,
maka akan dikembalikan kepada
Pelayaran/Agen untuk dilengkapi;
b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar,
maka dokumen dapat diterima sebagai bahan
meeting Perencanaan dan Pengendalian.
4) Sub Bagian Perencanaan merencanakan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
a. Perencanaan dan Pengendalian
1) Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian
Operasi mengadakan dan memimpin meeting
RENDAL yang diikuti oleh Pelayaran/Agen, Spv
~ 54 ~

Perencanaan, SPV Rendal Ops (A/B/C/D), Spv


Peralatan untuk membahas urutan penyandaran
kapal berdasarkan master cable dengan prioritas
utama dan weekly ship’s schedule, penentuan ETB
dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade meter
tempat sandar, jumlah petikemas yang akan
dibongkar/muat, jumlah restowage dan special
cargo (bila ada), kesiapan dan kebutuhan
lapangan penumpukan, kesiapan dan kebutuhan
peralatan bongkar/muat, penetapan waktu
closing time, dan permintaan TKBM;
2) Setelah selesai meeting, maka Sub Bagian
Perencanaan :
a. Membuat hasil meeting sebagai berthing plan
b. Menyampaikan berthing plan kepada Petugas
Pelayaran/Agen untuk diketahui
c. Mendistribusikan berthing plan kepada :
1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan
perencanaan kapal dan lapangan
2) Asman Operasi Petikemas, sebagai
bahan persiapan pelayanan
3) Asman Pendukung Operasi, sebagai
bahan persiapan pelayanan
4) Spv Perencanaan dan PPSA, sebagai
dasar penetapan PPKB
5) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk
penetapan PPKB

b.Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan


Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan,
maka Sub Bagian Perencanaan melakukan proses
perencanaan kapal (ship planning) dan
perencanaan lapangan (yard planning):
a) Ship Planning
~ 55 ~

Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner)


dengan menggunakan Terminal Operating
System petikemas (OPUS) melakukan
perencanaan kapal :
1) Melakukan entry data
- Ship Particular untuk registrasi (kapal
baru)
- Vessel route
- Vessel schedule
- Voyage notification
2) Melakukan verifikasi data CVIA, Special
Container List, Container Spesial Handling
(OH/OW/OOG bila ada) dengan rencana
penyandaran kapal sesuai ROP serta
kesiapan lapangan
3) Melakukan proses pemindahan data
baplie EDI via email atau convert data
baplie.xls (format 1,5 & 2.0) ke TOS OPUS
dan kemudian di upload di NBS System
4) Melakukan verifikasi hasil upload Baplie
pada menu Inbound List di dalam TOS
OPUS
5) Melakukan perencanaan penggunaan
alat bongkar/muat (QCC, RTGC, Head
Truck, RS/SL)
6) Membuat loading sequence kapal sesuai
loading list dari Pelayaran/Agen serta
menerbitkan general stowage plan dan bay
plan loading untuk dibawa ke Chief Officer
sebagai penetapan persetujuan pemuatan
dan disampaikan ke petugas
kapal/dermaga (SOA & WOA)
7) Monitoring kegiatan dan melakukan
koreksi apabila terdapat perubahan atau
~ 56 ~

ketidaksesuaian antara rencana


bongkar/muat dan posisi aktual petikemas
diatas kapal.
8) Melakukan proses pengiriman data
actual final outbound baplie.edi /baplie.xls,
TDR, Loading List melalui e-mail ke
masing-masing Pelayaran
/Agen/Pelabuhan tujuan setiap 2 jam
sekaliselama proses kegiatan berlangsung
dan pengiriman data actual setelah seluruh
kegiatan kapal selesai.

e) Yard Planning
Petugas Perencanaan Lapangan (Yard
Planner) dengan menggunakan TOS OPUS
petikemas melakukan perencanaan lapangan
1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre
discharging dan pre loading
2) Merencanakan alokasi lapangan
penumpukan untuk penerimaan (receiving)
petikemas Out OF Gauge (OOG) dengan cara
pembagian blok, slot, per kapal, per tujuan
(port destination), per berat di CY khusus
Container Out Of Gauge (DG)
3) Monitoring kegiatan dan melakukan
koordinasi dengan petugas operasi lapangan
untuk melakukan update apabila terdapat
perubahan atau penambahan lokasi
penumpukan.
f. Sub bagian Perencanaan mendistribusikan document
planning kepada petugas bongkar/muat (SOA &
WOA) yaitu dokumen-dokumen
1) Berthing plan
2) Discharging list
~ 57 ~

3) Loading list (bila sudah closing stack)


4) Daftar penggunaan alat B/M
5) Yard allocation
g. Supervisor Group meneliti dokumen dengan
ketentuan
1) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen
dikembalikan ke Sub bagian Perencanan untuk
dikoreksi dan diperbaiki
2) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen
diserahkan ke Petugas Operasi Kapal sebagai dasar
perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat
petikemas Dangerous Goods (DG).
h. Pelayanan Bongkar/Muat
1) Operasi Kapal (Bongkar/Muat)
a) SPV Rendal Ops mempersiapkan pelaksanaan
pelayanan, yaitu dengan :
-Mengkoordinasikan Operator QCC, RTGC,
RS/SL dan Head Truck untuk melaksanakan
bongkar/muat petikemas Out Of Gauge (DG);
-Mempersiapkan TKBM untuk melaksanakan
kegiatan bongkar/muat petikemas Out Of
Gauge (OOG);
-Menginstruksikan Operator QCC untuk
menempatkan QCC di posisi yang aman pada
saat olah gerak penyandaran kapal atau pada
saat kapal akan berangkat;
-Menyerahkan discharging list, loading list dan
bay plan loading ke Petugas Kapal dan
Dermaga (SOA & WOA) sebagai perintah
pelaksanaan pelayanan bongkar/muat
petikemas Dangerous Goods (DG).
b) Selanjutnya Petugas Operasi Kapal (SOA) :
-Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi
pelaksanaan bongkar/muat petikemas OOG;
~ 58 ~

-Melakukan koordinasi dengan petugas control


tower jika terjadi perubahan
bongkaran/muatan;
-Memandu operator QCC dalam pelaksanaan
bongkar/muat petikemas Out Of Gauge
(OOG) dengan menambahkan sling dengan
hati-hati dan pelan.
i. Operasi Bongkar Petikemas Out Of Gauge (OOG)
• Berdasarkan bay plan discharge /dischargeing
list, maka Petugas Kapal dan Dermaga (SOA &
WOA) menginstruksikan kepada :
1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock,
bridge fitting, dll) setelah pengikat petikemas
(lashing) yang berada di atas palka (on-deck)
dilepas oleh ABK kapal;
2) Operator QCC untuk membongkar
petikemas dari kapal dan meletakkannya ke
atas chassis Head Truck dengan hati-hati.
• Selanjutnya PetugasOperasi Dermaga (WOA):
1) Memeriksa adanya kerusakan pada
petikemas Out Of Gauge (OOG) yang
dibongkar, dengan ketentuan :
- Apabila ada kerusakan maka memberi
keterangan kerusakan dan membuat
Berita Acara Kerusakan (CDR) untuk
dilaporkan dan diketahui bersama
dengan Petugas Operasi Kapal dan
Petugas Perusahaan/Agen;
- Apabila tidak ada kerusakan maka
petugas Operasi dermaga
(WOA)melakukan confirm data dengan
HandHeld yang terkoneksi dengan
jaringan system TOS OPUS, dan secara
otomatis menginstruksikan Operator
~ 59 ~

Head Truck via Pager untuk


mengangkut petikemas refeer ke CY
khusus Out Of gauge (OOG).
2) Petugas Operasi Dermaga (WOA)
melakukan konfirmasi input nomor petikemas
yang telah dibongkar menggunakan Head
Heald Terminal (HHT) yang terkoneksi dengan
systemTOS OPUS.
j. Pelayanan Penumpukan Petikemas Out OF Gauge (
OOG )
1) Setelah Petugas Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi nomor petikemas Dangerous Goods
(DG) melalui HHT, secara otomatis Operator
Head Truck akan menerima Job List via
handheld untuk mengangkut petikemas
Dangerous Goods (DG) ke CY khusus petikemas
Out OF Gauge (OOG);
2) Yard Planner mengalokasikan petikemas DG
ke CY khusus untuk OOG sesuai klasifikasi/label
IMO dan sesuai Discharging List/receiving.
3) Selanjutnya Operator RTGC/RS dapat
menurunkan container OOG dari atas chasis
dengan hati-hati.

k. Operasi Muat Petikemas Dangerous Goods (DG)


a) Berdasarkan loading list dan bay plan maka
Petugas Operasi Kapal menginstruksikan
kepada :
1) Operator QCC untuk mengangkat petikemas
Out Of Gauge (OOG) dari Head Truck dan
memuatnya ke kapal;
2) TKBM untuk memasang pengait antar
petikemas (twist lock, bridge fitting, dll)
sebelum pihak kapal memasang pengikat
~ 60 ~

petikemas (lashing) yang berada di atas


palka (on-deck).
3) Petugas Control Tower mengirimkan Job List
via System ke Operator RTGC/RS (VMT)
untuk mengambil container Out OF Gauge
(OOG)
4) Selanjutnya Petugas Operasi Dermaga
(WOA) :
-. Menginstruksikan Operator Head Truck
kembali ke CY blok muat Out Of Gauge (OOG)
untuk mengambil petikemas Out Of Gauge
(OOG) selanjutnya;
-. Melakukan konfirmasi nomor petikemas Out
Of Gauge ) yang telah dimuat menggunakan
HHT yang terkoneksidengan system TOS
OPUS.
l. Monitoring Operasi
1. SPV Rendal Ops, Petugas Operasi Kapal dan
Dermaga (SOA & WOA) dan Ship Planner
melakukan monitoring serta bertanggung
jawab atas seluruh kegiatan operasi kapal
(bongkar/muat).
2. SPV Rendal Ops melakukan pengecekan
alokasi petikemas OOG pada CY khusus
petikemas OOG.
m. Laporan dan Bukti Pelayanan
Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat
maka SPV Rendal Ops :
1. Membuat bukti pelayanan kegiatan
bongkar/muat petikemas Out Of Gauge (
OOG);
2. Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan
bongkar muat petikemas Out Of gauge
(OOG) (TDR dan dokumen lainnya) untuk
~ 61 ~

ditandatangani dan disahkan bersama


dengan pihak kapal/pelayaran;
a) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan
bongkar/muat petikemas Out Of Gauge
(OOG) (TDR dan dokumen lainnya) yang
telah disahkan tersebut kepada sub
bagian Operasi serta sub bagian
Perencanaan dan Administrasi sebagai
dasar pembuatan pra nota.
4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa Petikemas di
(jangka waktu yang
Billing TPK ± 3 menit;
diperlukan dalam
memberikan pelayanan - Sesuai meeting perencanaan
5 Biaya dan Tarif a) 20” FCL : Rp. 91.840,-
(biaya yang harus
b) 40” FCL : Rp. 137.760,-
dikeluarkan)
c) 20” EMPTY : Rp. 45.920,-
d) 40” EMPTY : Rp. 68.880,-

6 Produk Layanan - Stevedoring


(output layanan mis : - Cargodoring
sertifikal dll) - Lift On/Off
- Penumpukan di CY

7 Sarana, Prasarana,
Sarana Prasarana Jumlah Sar- Kapasitas
dan/atau fasilitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo
(01) 1 Unit 26 Ton
2. Hyundai 1 Unit 30,5 Ton
(02) 1 Unit 51 Ton
3. HDHM (03)

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
~ 62 ~

Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA
1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
Container Yard 75.000 6.848 Teus
Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton
Tambatan Dermaga 400 m 2 Berth
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car
1 Unit 8 orang

8 Kompetensi Pelaksana
Jenis Pelayanan Kompetensi

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer Crane


Operasi bongkar (CC) Bersertefikasi
muat kapal
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach
Receiving Stacker/Side
Loader/ForkLift
Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil Hantaran - Driver Hantaran Berlisensi
9 Pengasawan Internal Status/Bentuk
Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan
Internal dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
menyeluruh
Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan
dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
~ 63 ~

menyeluruh dalam bidang


keuangan

10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau klaim


kepada Bagian Customer Care(Surat, e m a i l
a t a u p u n t e l e p o n , Website dan Aplikasi
Online)
2. Tim Customer Care menerima dan mencatat
semua keluhan pelanggan ke dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi
keluhan pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya
kurang dari 1x24jam
5. Tim Customer Care memberikan tanggapan
atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari
1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan
investigasi dan analisis keluhan dapat
melibatkan General Manager/Deputy General
Manager setempat dan melakukan
pengkategorian dan langkah tindak lanjut
sebagai berikut :
a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
pemberitahuan keluhan yang diajukan
ke Kantor Pusat Perusahaan/Instansi
terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan
ditandatangani oleh General Manager
dan disampaikan ke Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi
terkait melakukan investigasi dan
membuat surat jawaban atas keluhan
pelanggan kemudian disampaikan
kembali ke Cabang Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi langkah
tindaklanjut atas surat jawaban
dimaksud kemudian disampaikan
kepada Tim keluhan pelanggan dan
dibuatkan jawaban keluhan kepada
pelanggan sesuai media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
tidak memerlukan
koordinasi Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait
~ 64 ~

1) Tim Customer Caremembuat jawaban


keluhan yang ditujukan kepada
pelanggan sesuai media keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General Manager
7. Tim Customer Care melakukukan monitoring
pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam
logbook keluhan sesuai dengan jadwal
perbaikan yang ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi


keluhan pelanggan setiap triwulan kemudian
dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan melalui
surat dan atau email ke
bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id
atau neny.windiati@indonesiaport.co.id pada
minggu kedua awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana
Pekerjaan Jumlah SDM

Operator CC 9 orang
Operator RTG 15 orang
Operator RS 6 orang
Operator Forklift 17 orang
Driver Hantaran 3 orang
12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2015 danISPS CODE

13 Jaminan Keamanan dan SMK3


Keselamatan Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang
Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada
Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.

E. Pelayanan Jasa Petikemas Reefer

Tabel 4.5 : Pelayanan Jasa Petikemas Reefer

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan


atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut

2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral


~ 65 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal


Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);

3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:


HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di
lingkungan Pelabuhan Panjang.
2 Persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan
(persyaratan untuk
atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015
mendapat layanan)
tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:
HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di
lingkungan Pelabuhan Panjang.

3 Sistem, Mekanisme 1. Pengajuan permohonan bongkar/muat petikemas :


dan Prosedur
1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan jasa
(SOP berupa
flowchart) kapal (PPK) kepada petugas loket PPSA paling lambat 1 x
24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan
prosedur pelayanan yang berlaku;
2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan
pelayanan petikemas kepada Bagian terminal Petikemas
cq Sub BagianPerencanaan dan melampirkan dokumen
via email :
2.1 Dokumen permohonan bongkar/muat: CVIA, EDI
Baplie, List container special handling via email
dari Shipping Line .
- Pengarsipan soft copy file CVIA, EDI Baplie,
Listcontainer special handling.
2.2 Melakukan verifikasi CVIA, special container list,
container special handling(Uncontainerized cargo
dan Over Weight cargo bila ada) dengan
rencana penyandaran kapal ( ROP ) serta
~ 66 ~

NO KOMPONEN URAIAN

kesiapan lapangan.
2.3 Memeriksa dan menyesuaikan isi EDI
Bapliesesuai dengan struktur systemBaplie
- Open file EDI Baplie ( format 1,5 & 2.0 ) dari
shipping lines kemudian convert excel file
untuk Upload di NBS Sistem
2.4 Mengupload Baplie yang telah disesuaikan ke
dalam sistem Baplie
2.5 Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada
menu Inbound List dan Inbound View.
2.6 Mencetak Discharge Stowage Print/Profile
Bongkar.

3) Terminal Petikemas cq Sub bagian Perencanaan


menerima dan meneliti kelengkapan dokumen
pendukungnya (termasuk juga meneliti apakah daftar
bongkar/muat yang dikirim via email sudah diterima)
dengan ketentuan :
a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka
akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk
dilengkapi;
b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka
dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
4) Sub bagian Perencanaan merencanakan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
2. Perencanaan dan Pengendalian
1) Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Operasi
mengadakan dan memimpin meeting yang diikuti oleh
Pelayaran/Agen, Spv Rendal Operasi, Spv Pendukung
Operasi untuk membahas urutan penyandaran kapal
berdasarkan master cable dengan prioritas utama dan
weekly ship’s schedule, penentuan ETB dan ETD, posisi
sandar kapal, posisi kade meter tempat sandar, jumlah
petikemas yang akan dibongkar/muat, jumlah restowage
dan special cargo (bila ada), kesiapan dan kebutuhan
~ 67 ~

NO KOMPONEN URAIAN

lapangan penumpukan, kesiapan dan kebutuhan


peralatan bongkar/muat, penetapan waktu closing time,
dan permintaan TKBM;
2) Setelah selesai meeting, maka Sub bagian Perencanaan :
a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan
b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas
Pelayaran/Agen untuk diketahui
c) Mendistribusikan berthing plan kepada :
(1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan
perencanaan kapal dan lapangan
(2) Asman Operasi Petikemas, sebagai bahan
persiapan pelayanan
(3) Asman Peralatan Petikemas, sebagai bahan
persiapan pelayanan
(4) Spv Rendal Operasi, sebagai dasar penetapan
PPKB
(5) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan
PPKB
3. Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan
1) Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka
Sub Bagian Perencanaan melakukan proses perencanaan
kapal (ship planning) dan perencanaan lapangan (yard
planning):
a) Ship Planning
Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan
menggunakan Terminal Operating System petikemas
(OPUS) melakukan perencanaan kapal :
(1) Melakukan entry data
- Ship Particular untuk registrasi (kapal baru)
- Vessel route
- Vessel schedule
- Voyage notification
(2) Melakukan verifikasi data CVIA, Special Container
List, Container Spesial Handling (OH/OW/OOG
~ 68 ~

NO KOMPONEN URAIAN

bila ada) dengan rencana penyandaran kapal


sesuai ROP serta kesiapan lapangan
(3) Melakukan proses pemindahan data baplie EDI via
email atau convert data baplie.xls (format 1,5 &
2.0) ke TOS OPUS dan kemudian di upload di NBS
System
(4) Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada
menu Inbound List di dalam TOS OPUS
(5) Melakukan perencanaan penggunaan alat
bongkar/muat (QCC, RTGC, Head Truck, RS/SL)
(6) Membuat loading sequence kapal sesuai loading
list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general
stowage plan dan bay plan loading untuk dibawa
ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan
pemuatan dan disampaikan ke petugas
kapal/dermaga (SOA & WOA)
(7) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi
apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian
antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual
petikemas diatas kapal.
(8) Melakukan proses pengiriman data actual final
outbound baplie.edi / baplie.xls, TDR, Loading List
melalui e-mail ke masing-masing
Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setiap 2 jam
sekaliselama proses kegiatan berlangsung dan
pengiriman data actual setelah seluruh kegiatan
kapal selesai.
b) Yard Planning
Petugas Perencanaan Lapangan (Yard Planner)
dengan menggunakan TOS OPUS petikemas
melakukan perencanaan lapangan
(1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre
discharging dan pre loading
~ 69 ~

NO KOMPONEN URAIAN

(2) Merencanakan alokasi lapangan penumpukan


untuk penerimaan (receiving) petikemas reefer
dengan cara pembagian blok, slot, per kapal, per
tujuan (port destination), per berat di CY khusus
Container Reefer
(3) Monitoring kegiatan dan melakukan koordinasi
dengan petugas operasi lapangan untuk
melakukan update apabila terdapat perubahan
atau penambahan lokasi penumpukan.
2) Sub bagian Perencanaan mendistribusikan document
planning kepada petugas bongkar/muat (SOA & WOA)
yaitu dokumen-dokumen:
a) Berthing plan
b) Discharging list
c) Loading list (bila sudah closing stack)
d) Daftar penggunaan alat B/M
e) Yard allocation
3) Supervisor Group meneliti dokumen dengan ketentuan
a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen
dikembalikan ke Sub bagian Perencanan untuk dikoreksi
dan diperbaiki
b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen
diserahkan ke Petugas Operasi Kapal sebagai dasar
perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat
petikemas reefer.
4.Pelayanan Bongkar/Muat
1) Operasi Kapal (Bongkar/Muat)
a) SPV Rendal Ops mempersiapkan pelaksanaan
pelayanan, yaitu dengan :
(1) Mengkoordinasikan Operator QCC, RTGC, RS/SL
dan Head Truck untuk melaksanakan
bongkar/muat petikemas reefer;
(2) Mempersiapkan TKBM untuk melaksanakan
~ 70 ~

NO KOMPONEN URAIAN

kegiatan bongkar/muat petikemas reefer;


(3) Menginstruksikan Operator QCC untuk
menempatkan QCC di posisi yang aman pada saat
olah gerak penyandaran kapal atau pada saat
kapal akan berangkat;
(4) Menyerahkan discharging list, loading list dan bay
plan loading ke Petugas Kapal dan Dermaga (SOA
& WOA) sebagai perintah pelaksanaan pelayanan
bongkar/muat petikemas reefer.
b) Selanjutnya Petugas Operasi Kapal (SOA) :
(1) Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi
pelaksanaan bongkar/muat petikemas;
(2) Melakukan koordinasi dengan petugas control
tower jika terjadi perubahan bongkaran/muatan;
(3) Memandu operator QCC dalam pelaksanaan
bongkar/muat petikemas reefer.
2) Operasi Bongkar Petikemas Reefer
• Berdasarkan bay plan discharge/dischargeing list,
maka Petugas Kapal dan Dermaga (SOA & WOA)
menginstruksikan kepada :
(1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock, bridge
fitting, dll) setelah pengikat petikemas (lashing)
yang berada di atas palka (on-deck) dilepas oleh
ABK kapal;
(2) Operator QCC untuk membongkar petikemas dari
kapal dan meletakkannya ke atas chassis Head
Truck.
• Selanjutnya PetugasOperasi Dermaga (WOA):
(1) Memeriksa adanya kerusakan pada petikemas
reefer yang dibongkar, dengan ketentuan :
- Apabila ada kerusakan maka memberi
keterangan kerusakan dan membuat Berita
Acara Kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan
~ 71 ~

NO KOMPONEN URAIAN

diketahui bersama dengan Petugas Operasi


Kapal dan Petugas Perusahaan/Agen;
- Apabila tidak ada kerusakan maka petugas
Operasi dermaga (WOA)melakukan confirm
data dengan HandHeld yang terkoneksi
dengan jaringan system TOS OPUS, dan secara
otomatis menginstruksikan Operator Head
Truck via Pager untuk mengangkut petikemas
refeer ke CY khusus reefer.
(2) Petugas Operasi Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi input nomor petikemas yang telah
dibongkar menggunakan Head Heald Terminal
(HHT) yang terkoneksi dengan systemTOS OPUS.
3) Pelayanan Penumpukan Petikemas Reefer
a) Setelah Petugas Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi nomor petikemas reefer melalui HHT,
Petugas Dermaga (WOA) menginstruksikan kepada
Operator Head Truck via handheld untuk
mengangkut petikemas reefer ke CY khusus
petikemas reefer;
b) Setelah tiba di CY khusus petikemas reefer, Petugas
Reeferman melakukan konfirmasi nomor petikemas
reefer apakah telah sesuai dengan Yard Planning List
dengan ketentuan :
(1) Apabila sesuai maka Petugas Reeferman
menginstruksikan kepada Operator RTGC/RS dan
sesuai Job List yang dikirim oleh petugas Control
Tower via VMT untuk menurunkan petikemas
reefer ke lokasi penumpukan petikemas reefer
dan Reeferman akan melakukan pemasangan
suplai listrik (Plug In);
(2)Apabila tidak sesuai maka Reeferman
akankoordinasi dengan petugas Control Tower
~ 72 ~

NO KOMPONEN URAIAN

untuk merubah alokasi Yard Planning.


c) Setelah Reeferman melakukan pemasangan suplai
listrik (Plug In), Reeferman mencatat terperatur pada
waktu plug in pada handheld.
(1) Apabila temperatur terdapat error atau terdapat
kerusakan pada system pendingin, Reeferman
akan koordinasi dengan petugas control tower;
(2) Selanjutnya petugas Control Tower akan
koordinasi dengan pihak Agen/Cargo Owner
untuk segera memperbaiki.
d) Selanjutnya Reefermanakan melakukan pengawasan
dan/atau monitoring suplai listrik dan temperatur
yang diperlukan untuk tiap petikemas reefer setiap 2
jam sekali.
e) Jika terjadi pemadaman arus listrik, Reeferman akan
berkoordinasi dengan pihak Teknik untuk
memindahkan suplai listrik PLN ke Genset.
4) Operasi Muat Petikemas Reefer
a) Berdasarkan loading list dan bay plan maka Petugas
Operasi Kapal menginstruksikan kepada :
(1) Operator QCC untuk mengangkat petikemas
reefer dari Head Truck dan memuatnya ke kapal;
(2) TKBM untuk memasang pengait antar petikemas
(twist lock, bridge fitting, dll) sebelum pihak kapal
memasang pengikat petikemas (lashing) yang
berada di atas palka (on-deck).
b) Petugas Control Tower mengirimkan Job List via
System ke Operator RTGC/RS (VMT) untuk
mengambil container reefer.
c) Reeferman melakukan pemutusan suplai listrik (Plug
Out) sesuai job list yang dikirimkan petugas control
tower
d) Selanjutnya reeferman mencatat terperatur dan jam
~ 73 ~

NO KOMPONEN URAIAN

pada waktu Plug Out.


e) Selanjutnya Petugas Operasi Dermaga (WOA) :
(1) Menginstruksikan Operator Head Truck kembali ke
CY blok muat Reefer untuk mengambil petikemas
Reefer selanjutnya;
(2) Melakukan konfirmasi nomor petikemas reefer
yang telah dimuat menggunakan HHT yang
terkoneksi dengan system TOS OPUS.
(3) Reeferman dan petugas operasi kapal memastikan
Reefer telah termuat dan Plug In di atas kapal
serta meminta persetujuan ke pihak kapal.
5) Monitoring Operasi
(1) SPV Rendal Ops, Petugas Operasi Kapal dan Dermaga
(SOA & WOA) dan Ship Planner melakukan
monitoring serta bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan operasi kapal (bongkar/muat).
(2) Reeferman melakukan monitoring temperature dalam
2 jam sekali.

5.Laporan dan Bukti Pelayanan


Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat maka SPV
Rendal Ops :
1) Membuat bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat
petikemas reefer/TDR (Terminal Departure Report);
2) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar muat
petikemas reefer (TDR dan dokumen lainnya) untuk
ditandatangani dan disahkan bersama dengan pihak
kapal/pelayaran;
3) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat
petikemas reefer (TDR dan dokumen lainnya) yang telah
disahkan tersebut kepada subbagian Operasi serta sub
bagian Perencanaan dan Administrasi sebagai dasar
pembuatan pra nota.
~ 74 ~

NO KOMPONEN URAIAN

4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa Petikemas ± 3


menit;
- Pelayanan Stevedoring Petikemas 25 B/C/H; 35 B/S/H
- Pelayanan Receiving & Delivery 30 Menit;
- Sesuai meeting perencanaan.
5 Biaya dan Tarif Ukuran Tarif Penumpukan
20” full Rp. 413.432,01,-
40” full Rp. 647.176,-
45” full Rp. 750.972,-
6 Produk Layanan - Stevedoring
- Cargodoring
- Lift On/Off
- Penumpukan di CY

7 Sarana, Prasarana, Sarana Prasarana Jumlah Sar-


dan/atau fasilitas Kapasitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo
1 Unit 26 Ton
(01)
1 Unit 30,5 Ton
2. Hyundai (02)
1 Unit 51 Ton
3. HDHM (03)

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA
1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
~ 75 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Container Yard 75.000 6.848 Teus


Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton
Tambatan Dermaga 400 m 2 Berth
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car
1 Unit 8 orang

8 Kompetensi
Pelaksana Jenis Pelayanan Kompetensi

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer Crane (CC)


Operasi bongkar Bersertefikasi
muat kapal
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach Stacker/Side
Receiving Loader/ForkLift Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil Hantaran - Driver Hantaran Berlisensi
9 Pengasawan Status/Bentuk
Internal Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan dengan
Internal melakukan audit 1 tahun dua kali
secara menyeluruh
Kantor Akuntan Pengawasan dilakukan dengan
Publik melakukan audit 1 tahun dua kali
secara menyeluruh dalam bidang
keuangan
10 Penanganan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau klaim kepada
Pengaduan Bagian Customer Care(Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan mencatat semua
keluhan pelanggan ke dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi keluhan
pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang
dari 1x24jam
5. Tim Customer Care memberikan tanggapan atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya
memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam
~ 76 ~

NO KOMPONEN URAIAN

6. Tim Customer Care di dalam melakukan investigasi


dan analisis keluhan dapat melibatkan General
Manager/Deputy General Manager setempat dan
melakukan pengkategorian dan langkah tindak
lanjut sebagai berikut :
a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
pemberitahuan keluhan yang diajukan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani
oleh General Manager dan disampaikan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait
melakukan investigasi dan membuat surat
jawaban atas keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi langkah
tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud
kemudian disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan
kepada pelanggan sesuai media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang tidak
memerlukan koordinasi Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Caremembuat jawaban keluhan
yang ditujukan kepada pelanggan sesuai
media keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General Manager
7. Tim Customer Care melakukukan monitoring
pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook
keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang
ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi keluhan


pelanggan setiap triwulan kemudian dikirim kepada
Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau email
ke bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id atau
neny.windiati@indonesiaport.co.id pada minggu kedua
awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana
Pekerjaan Jumlah SDM

Operator CC 9 orang
Operator RTG 15 orang
~ 77 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Operator RS/FD/SL 6 orang


Operator Head Truck 17 orang
Driver Hantaran 3 orang
12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2008 dan ISPS CODE
13 Jaminan Keamanan SMK3
dan Keselamatan
Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Pelaksana
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar
Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang
Diusahakan Secara Komersial.

F. Pelayanan Buka / Tutup Palka

Tabel 4.6 : Pelayanan Buka / Tutup Palka

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:
HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang
di lingkungan Pelabuhan Panjang.

2 Persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan


(persyaratan untuk atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015
mendapat layanan) tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan Panjang
sebagai Terminal Petikemas (Full Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Nomor:
HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif Pelayanan Jasa Barang di
lingkungan Pelabuhan Panjang.

3 Sistem, Mekanisme o Pengajuan permohonan bongkar/muat petikemas


dan Prosedur
:
(SOP berupa
~ 78 ~

NO KOMPONEN URAIAN

flowchart) 1) Pelayaran/agen mengajukan permohonan pelayanan jasa


kapal (PPK) kepada petugas loket PPSA paling lambat 1 x
24 jam sebelum kapal tiba dengan proses sesuai dengan
prosedur pelayanan yang berlaku;
2) Perusahaan pelayaran/agen mengajukan permohonan
pelayanan petikemas kepada Bagian terminal Petikemas
cq Sub BagianPerencanaan dan melampirkan dokumen
via email :
2.1 Dokumen permohonan bongkar/muat: CVIA, EDI
Baplie, List container special handling via email
dari Shipping Line .
- Pengarsipan soft copy file CVIA, EDI Baplie,
Listcontainer special handling.
2.2 Melakukan verifikasi CVIA, special container list,
container special handling(Uncontainerized cargo
dan Over Weight cargo bila ada) dengan
rencana penyandaran kapal ( ROP ) serta
kesiapan lapangan.
2.3 Memeriksa dan menyesuaikan isi EDI
Bapliesesuai dengan struktur systemBaplie
- Open file EDI Baplie ( format 1,5 & 2.0 ) dari
shipping lines kemudian convert excel file
untuk Upload di NBS Sistem
2.4 Mengupload Baplie yang telah disesuaikan ke
dalam sistem Baplie
2.5 Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada
menu Inbound List dan Inbound View.
2.6 Mencetak Discharge Stowage Print/Profile
Bongkar.

3) Terminal Petikemas cq Sub bagian Perencanaan


menerima dan meneliti kelengkapan dokumen
pendukungnya (termasuk juga meneliti apakah daftar
bongkar/muat yang dikirim via email sudah diterima)
dengan ketentuan :
a) Apabila dokumen tidak lengkap/tidak benar, maka
akan dikembalikan kepada Pelayaran/Agen untuk
dilengkapi;
~ 79 ~

NO KOMPONEN URAIAN

b) Apabila dokumen dinyatakan lengjkap/benar, maka


dokumen dapat diterima sebagai bahan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
4) Sub bagian Perencanaan merencanakan meeting
Perencanaan dan Pengendalian.
b. Perencanaan dan Pengendalian
1) Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Operasi
mengadakan dan memimpin meeting yang diikuti oleh
Pelayaran/Agen, Spv Rendal Operasi (A/B/C/D), Spv
Pendukung Operasi untuk membahas urutan
penyandaran kapal berdasarkan master cable dengan
prioritas utama dan weekly ship’s schedule, penentuan
ETB dan ETD, posisi sandar kapal, posisi kade meter
tempat sandar, jumlah petikemas yang akan
dibongkar/muat, jumlah restowage dan special cargo
(bila ada), kesiapan dan kebutuhan lapangan
penumpukan, kesiapan dan kebutuhan peralatan
bongkar/muat, penetapan waktu closing time, dan
permintaan TKBM;
2) Setelah selesai meeting, maka Sub Bagian Perencanaan :
a) Membuat hasil meeting sebagai berthing plan
b) Menyampaikan berthing plan kepada Petugas
Pelayaran/Agen untuk diketahui
c) Mendistribusikan berthing plan kepada :
(1) Ship dan Yard Planner, sebagai bahan
perencanaan kapal dan lapangan
(2) Asman Rendal dan Operasi Petikemas, sebagai
bahan persiapan pelayanan
(3) Asman Pendukung Operasi Petikemas, sebagai
bahan persiapan pelayanan
(4) Spv Rendal dan Operasi, sebagai dasar penetapan
PPKB
(5) Pelayaran/Agen, sebagai dasar untuk penetapan
~ 80 ~

NO KOMPONEN URAIAN

PPKB
c. Perencanaan Kapal dan Perencanaan Lapangan
1) Berdasarkan berthing plan dan PPK Penetapan, maka
Sub Bagian Perencanaan melakukan proses perencanaan
kapal (ship planning) dan perencanaan lapangan (yard
planning):
a) Ship Planning
Petugas Perencanaan Kapal (Ship Planner) dengan
menggunakan Terminal Operating System petikemas
(OPUS) melakukan perencanaan kapal :
(1) Melakukan entry data
- Ship Particular untuk registrasi (kapal baru)
- Vessel route
- Vessel schedule
- Voyage notification
(2) Melakukan verifikasi data CVIA, Special Container
List, Container Spesial Handling (OH/OW/OOG
bila ada) dengan rencana penyandaran kapal
sesuai ROP serta kesiapan lapangan
(3) Melakukan proses pemindahan data baplie EDI via
email atau convert data baplie.xls (format 1,5 &
2.0) ke TOS OPUS dan kemudian di upload di NBS
System
(4) Melakukan verifikasi hasil upload Baplie pada
menu Inbound List di dalam TOS OPUS
(5) Melakukan perencanaan penggunaan alat
bongkar/muat (QCC, RTGC, Head Truck, RS/SL)
(6) Membuat loading sequence kapal sesuai loading
list dari Pelayaran/Agen serta menerbitkan general
stowage plan dan bay plan loading untuk dibawa
ke Chief Officer sebagai penetapan persetujuan
pemuatan dan disampaikan ke petugas
kapal/dermaga (SOA & WOA)
(7) Monitoring kegiatan dan melakukan koreksi
~ 81 ~

NO KOMPONEN URAIAN

apabila terdapat perubahan atau ketidaksesuaian


antara rencana bongkar/muat dan posisi aktual
petikemas diatas kapal.
(8) Melakukan proses pengiriman data actual final
outbound baplie.edi / baplie.xls, TDR, Loading List
melalui e-mail ke masing-masing
Pelayaran/Agen/Pelabuhan tujuan setiap 2 jam
sekaliselama proses kegiatan berlangsung dan
pengiriman data actual setelah seluruh kegiatan
kapal selesai.
b) Yard Planning
Petugas Perencanaan Lapangan (Yard Planner)
dengan menggunakan TOS OPUS petikemas
melakukan perencanaan lapangan
(1) Membuat yard allocation sesuai dengan pre
discharging dan pre loading
(2) Merencanakan alokasi lapangan penumpukan
untuk penerimaan (receiving) petikemas dengan
cara pembagian blok, slot, per kapal, per tujuan
(port destination), per berat
(3) Monitoring kegiatan dan melakukan koordinasi
dengan petugas operasi lapangan untuk
melakukan update apabila terdapat perubahan
atau penambahan lokasi penumpukan.
2) Sub bagian Perencanaan mendistribusikan document
planning kepada petugas bongkar/muat (SOA & WOA)
yaitu dokumen-dokumen
a) Berthing plan
b) Discharging list
c) Loading list (bila sudah closing stack)
d) Daftar penggunaan alat B/M
e) Yard Allocation
3) Supervisor Rendal Operasi meneliti dokumen dengan
~ 82 ~

NO KOMPONEN URAIAN

ketentuan:
a) Apabila terdapat kekeliruan maka dokumen
dikembalikan ke Sub bagian Perencanan untuk dikoreksi
dan diperbaiki
b) Apabila tidak terdapat kekeliruan maka dokumen
diserahkan ke Petugas Operasi Kapal sebagai dasar
perintah pelaksanaan pelayanan bongkar/muat
petikemas.
d). Pelayanan Buka Tutup Palka
Berdasarkan dokumen planning (berthing plan, discharging
list, dll), maka Petugas Operasi Kapal (SOA)
menginstruksikan kepada :
Operator CC untuk membuka/menutup palka dengan
baik di Backreach QCC.
a) Selanjutnya Petugas Operasi Kapal (SOA) :
(1) Menghubungi pihak kapal untuk koordinasi
pelaksanaan buka/tutup palka ;
(2) Melakukan koordinasi dengan petugas control
tower jika terjadi perubahan bongkaran/muatan;
(3) Memandu operator QCC dalam pelaksanaan
buka/tutup palka petikemas dengan hati-hati dan
pelan.
(4) Memastikan kunci palka terpasang dengan baik
dan benar pada saat tutup palka
b) Selanjutnya Operator QCC :
(1). Melakukan gerakan QCC untuk
membuka/menutup palka dengan hati-hati.
(2). Kecepatan pada gerakan Trolley saat membawa
tutup palka maksimal 2 Knot.
(3). Meletakan tutup palka di area Backreach QCC
pada saat buka palka.
1) Operasi Bongkar Petikemas
• Berdasarkan bay plan discharge/dischargeing list,
~ 83 ~

NO KOMPONEN URAIAN

maka Petugas Kapal dan Dermaga (SOA & WOA)


menginstruksikan kepada :
(1) TKBM untuk melepas petikemas (twist lock, brie
fitting, dll) setelah pengikat petikemas (lashing)
yang berada di atas palka (on-deck) dilepas oleh
ABK kapal;
(2) Operator QCC untuk membongkar petikemas dari
kapal dan meletakkannya ke atas chassis Head
Truck dengan hati-hati.
• Selanjutnya PetugasOperasi Dermaga (WOA):
(1) Memeriksa adanya kerusakan pada petikemas
yang dibongkar, dengan ketentuan :
- Apabila ada kerusakan maka memberi
keterangan kerusakan dan membuat Berita
Acara Kerusakan (CDR) untuk dilaporkan dan
diketahui bersama dengan Petugas Operasi
Kapal dan Petugas Perusahaan/Agen;
- Apabila tidak ada kerusakan maka petugas
Operasi dermaga (WOA)melakukan confirm
data dengan HandHeld yang terkoneksi
dengan jaringan system TOS OPUS, dan secara
otomatis menginstruksikan Operator Head
Truck via Pager untuk mengangkut petikemas.
(2) Petugas Operasi Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi input nomor petikemas yang telah
dibongkar menggunakan Head Held Terminal
(HHT) yang terkoneksi dengan systemTOS OPUS.
4) Pelayanan Penumpukan Petikemas
a) Setelah Petugas Dermaga (WOA) melakukan
konfirmasi nomor petikemas melalui HHT, secara
otomatis Operator Head Truck akan menerima Job
List via handheld untuk mengangkut petikemas ke
CY ;
~ 84 ~

NO KOMPONEN URAIAN

b) Selanjutnya Operator RTGC/RS dapat menurunkan


container dari atas chasis dengan hati-hati.
5) Operasi Muat Petikemas
a) Berdasarkan loading list dan bay plan maka Petugas
Operasi Kapal menginstruksikan kepada :
(1) Operator QCC untuk mengangkat petikemas ()
dari Head Truck dan memuatnya ke kapal;
(2) TKBM untuk memasang pengait antar petikemas
(twist lock, brie fitting, dll) sebelum pihak kapal
memasang pengikat petikemas (lashing) yang
berada di atas palka (on-deck).
b) Petugas Control Tower mengirimkan Job List via
System ke Operator RTGC/RS (VMT) untuk
mengambil container.
c) Selanjutnya Petugas Operasi Dermaga (WOA) :
(1) Menginstruksikan Operator Head Truck kembali ke
CY blok muat untuk mengambil petikemas
selanjutnya;
(2) Melakukan konfirmasi nomor petikemas yang telah
dimuat menggunakan HHT yang terkoneksi
dengan system TOS OPUS.
6) Monitoring Operasi
(1) SPV Rendal Operasi, Petugas Operasi Kapal dan
Dermaga (SOA & WOA) , Ship Planner dan petugas
Control Tower melakukan monitoring serta
bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasi
kapal (bongkar/muat).
(2) SPV Rendal Operasi melakukan pengecekan alokasi
petikemas pada CY .

o Laporan dan Bukti Pelayanan


Berdasarkan laporan hasil kerja bongkar/muat maka SPV
Rendal Operasi :
~ 85 ~

NO KOMPONEN URAIAN

1) Membuat bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat


petikemas/TDR (Terminal Departure Report);
2) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar muat
petikemas (TDR dan dokumen lainnya) untuk
ditandatangani dan disahkan bersama dengan pihak
kapal/pelayaran;
3) Menyerahkan bukti pelayanan kegiatan bongkar/muat
petikemas (TDR dan dokumen lainnya) yang telah
disahkan tersebut kepada subbagian Operasi serta sub
bagian Perencanaan dan Administrasi sebagai dasar
pembuatan pra nota.
4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa Petikemas di Billing
± 3 menit;
- Pelayanan Stevedoring Petikemas 25 B/C/H; 35 B/S/H;
- Pelayanan Receiving & Delivery 30 Menit;
- Sesuai meeting perencanaan.
5 Biaya dan Tarif PALKA = $. 60,17,-
6 Produk Layanan - Stevedoring
- Cargodoring
- Lift On/Off
- Penumpukan di CY

7 Sarana, Prasarana,
Sarana Prasarana Jumlah Sar- Kapasitas
dan/atau fasilitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo (01) 1 Unit 26 Ton
2. Hyundai (02) 1 Unit 30,5 Ton
3. HDHM (03) 1 Unit 51 Ton

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
~ 86 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA
1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
Container Yard 75.000 6.848 Teus
Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton
Tambatan Dermaga 400 m 2 Berth
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car
1 Unit 8 orang

8 Kompetensi
Pelaksana Jenis Pelayanan Kompetensi

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer Crane (CC)


Operasi bongkar Bersertefikasi
muat kapal
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach Stacker/Side
Receiving Loader/ForkLift Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil Hantaran - Driver Hantaran Berlisensi
9 Pengasawan Status/Bentuk
Internal Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan dengan
Internal melakukan audit 1 tahun dua kali
secara menyeluruh

Kantor Akuntan Pengawasan dilakukan dengan


Publik melakukan audit 1 tahun dua kali
secara menyeluruh dalam bidang
keuangan
~ 87 ~

NO KOMPONEN URAIAN

10 Penanganan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau klaim kepada


Pengaduan Bagian Customer Care(Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan mencatat semua
keluhan pelanggan ke dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi keluhan
pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya kurang
dari 1x24jam
5. Tim Customer Care memberikan tanggapan atas
keluhan pelanggan apabila penyelesaiannya
memerlukan waktu lebih dari 1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan investigasi
dan analisis keluhan dapat melibatkan General
Manager/Deputy General Manager setempat dan
melakukan pengkategorian dan langkah tindak
lanjut sebagai berikut :
a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
pemberitahuan keluhan yang diajukan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan ditandatangani
oleh General Manager dan disampaikan ke
Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi terkait
melakukan investigasi dan membuat surat
jawaban atas keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi langkah
tindaklanjut atas surat jawaban dimaksud
kemudian disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban keluhan
kepada pelanggan sesuai media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang tidak
memerlukan koordinasi Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Caremembuat jawaban keluhan
yang ditujukan kepada pelanggan sesuai
media keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General Manager
7. Tim Customer Care melakukukan monitoring
pelaksanaan perbaikan yang tertuang dalam logbook
keluhan sesuai dengan jadwal perbaikan yang
ditetapkan
~ 88 ~

NO KOMPONEN URAIAN

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi keluhan


pelanggan setiap triwulan kemudian dikirim kepada
Kantor Pusat Perusahaan melalui surat dan atau email
ke bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id atau
neny.windiati@indonesiaport.co.id pada minggu kedua
awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana
Pekerjaan Jumlah SDM

Operator CC 9 orang
Operator RTG 15 orang
Operator RS/FD/SL 6 orang
Operator Head Truck 17 orang

Driver Hantaran 3 orang


12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2008 dan ISPS CODE
13 Jaminan Keamanan SMK3
dan Keselamatan
Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Pelaksana
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang Standar
Kinerja Pelayanan Operasional Pada Pelabuhan Yang
Diusahakan Secara Komersial.

G. Pelayanan Receiving & Delivery

Tabel 4.7 : Pelayanan Receiving & Delivery Petikemas

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


(dasar hukum yang terkait
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
dengan layanan)
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan
Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
~ 89 ~

NO KOMPONEN URAIAN

3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)


Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif
Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan
Panjang.

2 Persyaratan (persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


untuk mendapat layanan)
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan
Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif
Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan
Panjang.

3 Sistem, Mekanisme dan a. Pengajuan permohonan Receiving Petikemas :


Prosedur
1) Menerima permohonan open stack dari
(SOP berupa flowchart)
shipping line.
2) Melakukan verifikasi ketersediaan lapangan
penumpukan dengan jumlah pengajuan
rencana muat.
3) Membuat PA alokasi penumpukan muatan
petikemas.
a) Yard Planning
Petugas Perencana Lapangan (Yard
Planner) dengan menggunakan sistim
aplikasi petikemas melakukan perencanaan
lapangan
(1) Membuat yard allocation sesuai dengan
pre discharging dan pre loading
~ 90 ~

NO KOMPONEN URAIAN

(2) Merencanakan alokasi lapangan


penumpukan untuk penerimaan
(receiving) petikemas dengan cara
pembagian blok, slot, per kapal, per
tujuan (port destination)
(3) Monitoring kegiatan dan melakukan
koordinasi dengan petugas operasi
lapangan untuk melakukan update
apabila terdapat perubahan atau
penambahan lokasi penumpukan.
Pelayanan Bongkar/Muat
b. Pengajuan permohonan Delivery Petikemas :
1) Menerima dokumen SPPB dan D/O
2) Memverifikasi nomor petikemas antara
SPPB dan D/O
3) Membuat request delivery pada NBS
Petikemas
4) Menyimpan request delivery pada NBS
Petikemas
5) Tampil pranota delivery pada NBS
Petikemas.
6) Membuat memo nomor request, nama
eksportir, jumlah tagihan pranota delivery
yang diberikan kepada pengguna jasa
untuk persetujuan besaran biaya pranota
receiving.

4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa Kapal ± 3


(jangka waktu yang
menit;
diperlukan dalam
memberikan pelayanan - Pelayanan Petikemas 25 B/C/H; 35 B/S/H;
- Pelayanan TRT Receiving & Delivery 30 Menit;
- Sesuai meeting perencanaan.

5 Biaya dan Tarif a) Tarif Receiving / Delivery FCL :


(biaya yang harus
1) 20” : Rp 173.600,-
dikeluarkan)
2) 40” : Rp 260.960,-
~ 91 ~

NO KOMPONEN URAIAN

3) 45” : Rp 326.200,-
b) Tarif Receiving / Delivery Empty :
1) 20” : Rp 86.800,-
2) 40” : Rp 130.480,-
3) 45” : Rp 163.100,-

6 Produk Layanan - Stevedoring


(output layanan mis : - Cargodoring
sertifikal dll) - Lift On/Off
- Penumpukan di CY

7 Sarana, Prasarana, Sarana Prasarana Jumlah Sar-


dan/atau fasilitas Kapasitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo
(01)
1 Unit 26 Ton
2. Hyundai
1 Unit 30,5 Ton
(02)
1 Unit 51 Ton
3. HDHM
(03)

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA
1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
Container Yard 75.000 6.848 Teus
Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton
Tambatan 400 m 2 Berth
~ 92 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Dermaga
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car
1 Unit 8 orang

8 Kompetensi Pelaksana Jenis


Kompetensi
Pelayanan
Pelayanan - Operator Cotainer Crane
Jasa Operasi (CC) Bersertefikasi
bongkar
muat kapal
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach Stacker/Side
Receiving Loader/ForkLift
Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil - Driver Hantaran Berlisensi
Hantaran
9 Pengasawan Internal Status/Bentuk
Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan
Internal dengan melakukan audit
1 tahun dua kali secara
menyeluruh
Kantor Akuntan Pengawasan dilakukan
Publik dengan melakukan audit
1 tahun dua kali secara
menyeluruh dalam
bidang keuangan
10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau
klaim kepada Bagian Customer
Care(Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan
mencatat semua keluhan pelanggan ke
dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi
keluhan pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban
atas keluhan pelanggan apabila
~ 93 ~

NO KOMPONEN URAIAN

penyelesaiannya kurang dari 1x24jam


5. Tim Customer Care memberikan
tanggapan atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya memerlukan waktu lebih
dari 1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan
investigasi dan analisis keluhan dapat
melibatkan General Manager/Deputy
General Manager setempat dan melakukan
pengkategorian dan langkah tindak lanjut
sebagai berikut :
a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
pemberitahuan keluhan yang
diajukan ke Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan
ditandatangani oleh General
Manager dan disampaikan ke Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi
terkait melakukan investigasi dan
membuat surat jawaban atas
keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang
Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi
langkah tindaklanjut atas surat
jawaban dimaksud kemudian
disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban
keluhan kepada pelanggan sesuai
media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
tidak memerlukan
koordinasi Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Caremembuat
jawaban keluhan yang ditujukan
kepada pelanggan sesuai media
keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General
Manager
7. Tim Customer Care melakukukan
monitoring pelaksanaan perbaikan yang
tertuang dalam logbook keluhan sesuai
~ 94 ~

NO KOMPONEN URAIAN

dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi


keluhan pelanggan setiap triwulan kemudian
dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan
melalui surat dan atau email ke
bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id
atau neny.windiati@indonesiaport.co.id pada
minggu kedua awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana
Pekerjaan Jumlah SDM

Operator CC 9 orang
Operator RTG 15 orang
Operator RS 6 orang
Operator Forklift 17 orang
Driver Hantaran 3 orang
12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2008 dan ISPS CODE
13 Jaminan Keamanan dan SMK3
Keselamatan Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang
Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada
Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.

H. Pelayanan Batal / Muat Delivery

Tabel 4.8 : Pelayanan Batal / Muat Delivery

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


(dasar hukum yang terkait
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
dengan layanan)
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
~ 95 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan


Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif
Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan
Panjang.

2 Persyaratan (persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


untuk mendapat layanan)
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan
Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif
Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan
Panjang.

3 Sistem, Mekanisme dan a. Permohonan Pelayanan Batal Muat


Prosedur
Delivery
(SOP berupa flowchart)
1) Pengguna jasa mengajukan permohonan
pelayanan batal muat delivery ke Billing :
a) Dokumen Permohonan Pengajuan
pembatalan , pembatalan PEB, SP2B lama;
b) Petikemas batal muat ditarik
keluar/delivery dikenakan biaya sesuai
ketentuan tarif yang berlaku.
2) Petugas Billing input data untuk pembatalan
delivery di system NBS sesuai request dari
~ 96 ~

NO KOMPONEN URAIAN

pengguna jasa dan secara otomatis


terintegrasi dengan system TOS OPUS.
3) Petugas Billing memverifikasi dokumen
pengajuan batal muat delivery dan
selanjutnya menerbitkan nota pembayaran.
4) Pengguna jasa melakukan pembayaran sesuai
dengan perhitungan biaya batal muat
delivery melalui bank atau mesin EDC;
5) Pengguna jasa mendapatkan nota pelunasan
dan SP2B baru;
6) Petugas Yard Planner dan Control Tower
melakukan pembatalan job list di System TOS
OPUS kepada operator RTGC/RS (VMT).
b. Operasi Pelayanan Batal Muat Delivery
1) Berdasarkan job batal muat delivery petugas
control tower melakukan pengaturan proses
pemindahan petikemas;
c. Monitoring Pelayanan Batal Muat/Alih Kapal
Spv Perencanaan dan Pengendalian Operasi dan
Control Tower melakukan monitoring serta
bertanggung jawab atas seluruh kegiatan
pelayanan batal muat/alih kapal.
4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa
(jangka waktu yang
Petikemas ± 3 menit;
diperlukan dalam
memberikan pelayanan - Sesuai meeting perencanaan.
5 Biaya dan Tarif c. Petikemas Isi
(biaya yang harus
20” : Rp. 91.840,-
dikeluarkan)
40” : Rp. 137.760,-
d. Petikemas Kosong
20” : Rp. 45.920,-
40” : Rp. 68.880,-
6 Produk Layanan - Relokasi
(output layanan mis :
- Cargodoring
sertifikal dll)
~ 97 ~

NO KOMPONEN URAIAN

- Lift On/Off

7 Sarana, Prasarana, Sarana Prasarana Jumlah Sar-


dan/atau fasilitas Kapasitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo
(01)
1 Unit 26 Ton
2. Hyundai
1 Unit 30,5 Ton
(02)
1 Unit 51 Ton
3. HDHM
(03)

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA
1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
Container Yard 75.000 6.848 Teus
Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton
Tambatan
400 m 2 Berth
Dermaga
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car
1 Unit 8 orang

8 Kompetensi Pelaksana
Jenis Pelayanan Kompetensi

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer Crane (CC)


~ 98 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Operasi bongkar Bersertefikasi


muat kapal
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach Stacker/Side
Receiving Loader/ForkLift Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil Hantaran - Driver Hantaran Berlisensi
9 Pengasawan Internal Status/Bentuk
Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan
Internal dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
menyeluruh
Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan
dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
menyeluruh dalam bidang
keuangan
10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau
klaim kepada Bagian Customer
Care(Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan
mencatat semua keluhan pelanggan ke
dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi
keluhan pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban
atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya kurang dari 1x24jam
5. Tim Customer Care memberikan
tanggapan atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya memerlukan waktu lebih
dari 1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan
investigasi dan analisis keluhan dapat
melibatkan General Manager/Deputy
General Manager setempat dan melakukan
pengkategorian dan langkah tindak lanjut
sebagai berikut :
a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
1) Tim Customer Caremembuat surat
~ 99 ~

NO KOMPONEN URAIAN

pemberitahuan keluhan yang


diajukan ke Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan
ditandatangani oleh General
Manager dan disampaikan ke Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi
terkait melakukan investigasi dan
membuat surat jawaban atas
keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang
Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi
langkah tindaklanjut atas surat
jawaban dimaksud kemudian
disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban
keluhan kepada pelanggan sesuai
media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
tidak memerlukan
koordinasi Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Caremembuat
jawaban keluhan yang ditujukan
kepada pelanggan sesuai media
keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General
Manager
7. Tim Customer Care melakukukan
monitoring pelaksanaan perbaikan yang
tertuang dalam logbook keluhan sesuai
dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi


keluhan pelanggan setiap triwulan kemudian
dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan
melalui surat dan atau email ke
bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id
atau neny.windiati@indonesiaport.co.id pada
minggu kedua awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana Pekerjaan Jumlah SDM


Operator CC 9 Orang
~ 100 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Operator RTG 15 Orang


Operator 6 Orang
RS/Forklift
Operator 17 Orang
HeadTruck
Driver Hantaran 3 Orang
12 Jaminan Pelayanan ISO 9001:2008 & ISPS CODE
13 Jaminan Keamanan dan SMK3
Keselamatan Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang
Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada
Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.

I. Pelayanan Jasa Behandle

Tabel 4.9 : Pelayanan Jasa Behandle

NO KOMPONEN URAIAN

1 Dasar Hukum 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


(dasar hukum yang terkait
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
dengan layanan)
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan
Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif
Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan
Panjang.

2 Persyaratan (persyaratan 1. Peraturan Menteri PM 146 Tahun 2016 tentang


untuk mendapat layanan)
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
~ 101 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Pelabuhan Laut
2. SK Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut Nomor: PP 72/3/11-96 perihal
Pengoperasian Dermaga Petikemas Pelabuhan
Panjang sebagai Terminal Petikemas (Full
Container);
3. SK Direksi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Nomor: HK56/2/4/PI-II-12 Perihal Tarif
Pelayanan Jasa Barang di lingkungan Pelabuhan
Panjang.

a. Permohonan Pelayanan Behandle


Sistem, Mekanisme dan
3
Prosedur 1) Pengguna jasa mengajukan permohonan
(SOP berupa flowchart)
behandle ke Billing :
a) Dokumen untuk pengajuan pelayanan
behandle; SPJM (dari Bea Cukai), Bill Of
Loading (BIL).
b) Petikemas behandle dikenakan biaya
sesuai ketentuan tarif yang berlaku.
2) Petugas Billing input data petikemas
behandle di system NBS sesuai request dari
pengguna jasa dan secara otomatis
terintegrasi dengan system TOS OPUS.
3) Petugas Billing memverifikasi dokumen
pengajuan behandle dan selanjutnya
menerbitkan nota pembayaran.
4) Pengguna jasa melakukan pembayaran sesuai
dengan perhitungan biaya behandle melalui
bank atau mesin EDC;
5) Pengguna jasa mendapatkan nota pelunasan
dan SP3 ;
6) Petugas Yard Planner mengalokasikan
~ 102 ~

NO KOMPONEN URAIAN

petikemas yang akan dibehandle di blok


khusus behandle.
7) Control Tower membuat job list di System
TOS OPUS untuk dilaksanakan pemindahan
petikemas ke blok behandle kepada operator
RTGC/RS via VMT.
b. Operasi Pelayanan Behandle
1) Petugas Yard Plannermengalokasikan
pemindahan petikemas ke blok behandle;
2) Selanjutnya petugas control tower membuat
Job List dan melakukan pengaturan proses
pemindahan petikemas;
3) Petugas control tower mengirimkan job list ke
operator RTGC/RS dengan system TOS
OPUS;
4) Operator RTGC/RS dapat mengangkat
petikemas sesuai job list yang dikirim oleh
petugas control tower.
c.Monitoring Pelayanan Behandle
1) Spv Perencanaan dan Pengendalian Operasi
menyiapkan TKBM untuk melakukan
behandle;
2) Spv Perencanaan dan Pengendalian Operasi
dan petugas control tower melakukan
monitoring serta bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pelayanan behandle.

4 Waktu Pelayanan - Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa


(jangka waktu yang Petikemas ± 3 menit;
diperlukan dalam - Pelayanan Stevedoring 25 B/C/H; 35 B/S/H;
memberikan pelayanan - Pelayanan TRT Receiving & Delivery 30 Menit;
- Sesuai meeting perencanaan.
5 Biaya dan Tarif 20” : Rp. 671,550,-
(biaya yang harus 40” : Rp. 1.279.190,-
dikeluarkan)
~ 103 ~

NO KOMPONEN URAIAN

6 Produk Layanan - Relokasi


(output layanan mis :
- Cargodoring
sertifikal dll)
- Lift On/Off

7 Sarana, Prasarana, Sarana Prasarana Jumlah Sar-


dan/atau fasilitas Kapasitas
Layanan Pras
Container Crane
1. Sumitomo
(01)
1 Unit 26 Ton
2. Hyundai
1 Unit 30,5 Ton
(02)
1 Unit 51 Ton
3. HDHM
(03)

RTG
1. Bukaka 3 Unit 35 Ton
2. Noel 2 Unit 35 Ton
Reach Stacker 1 Unit 45 Ton
Side Loader 1 Unit 7 Ton
Forklift
1. FD 01 1 Unit 15 Ton
2. FD 02 1 Unit 2 Ton
3. FD 03 1 Unit 3,5 Ton
4. FD 04 1 Unit 3,5 Ton
Head Truck 17 Unit 220 Hp
5 Unit 70 Ton
Chassis 18 Unit
13 Unit 40 Ton
Refer Plug 100 plug 1000 KVA
1 Unit 725 KVA
Genset 3 Unit 1 Unit 400 KVA
1 Unit 200 KVA
Container Yard 75.000 6.848 Teus
Area CFS 7.200 m2 21.600 Ton
Tambatan
400 m 2 Berth
Dermaga
CCTV 13 Unit
Mobil Hantaran 1 Unit 8 orang
Golf Car
1 Unit 8 orang

8 Kompetensi Pelaksana Jenis Pelayanan Kompetensi


~ 104 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Pelayanan Jasa - Operator Cotainer Crane (CC)


Operasi bongkar Bersertefikasi
muat kapal
Petikemas
Stevedoring, - Operator RTG Bersertefikasi
Delivery,dan - Operator Reach Stacker/Side
Receiving Loader/ForkLift Bersertefikasi
- Operator HeadTruck
Bersertefikasi
Mobil Hantaran - Driver Hantaran Berlisensi
9 Pengasawan Internal Status/Bentuk
Prosedur
Organisasi
Satuan Pengawas Pengawasan dilakukan
Internal dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
menyeluruh
Kantor Akuntan Publik Pengawasan dilakukan
dengan melakukan audit 1
tahun dua kali secara
menyeluruh dalam bidang
keuangan
10 Penanganan Pengaduan 1. Pelanggan mengajukan keluhan atau
klaim kepada Bagian Customer
Care(Surat, e m a i l a t a u p u n
t e l e p o n , Website dan Aplikasi Online)
2. Tim Customer Care menerima dan
mencatat semua keluhan pelanggan ke
dalam logbook
3. Tim Customer Care melakukan verifikasi
keluhan pelanggan
4. Tim Customer Care memberikan jawaban
atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya kurang dari 1x24jam
5. Tim Customer Care memberikan
tanggapan atas keluhan pelanggan apabila
penyelesaiannya memerlukan waktu lebih
dari 1x24 jam
6. Tim Customer Care di dalam melakukan
investigasi dan analisis keluhan dapat
melibatkan General Manager/Deputy
General Manager setempat dan melakukan
pengkategorian dan langkah tindak lanjut
sebagai berikut :
a. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
memerlukan koordinasi Kantor Pusat
Peluasan/Instansi terkait:
~ 105 ~

NO KOMPONEN URAIAN

1) Tim Customer Caremembuat surat


pemberitahuan keluhan yang
diajukan ke Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait.
2) Surat pemberitahuan keluhan
ditandatangani oleh General
Manager dan disampaikan ke Kantor
Pusat Perusahaan/Instansi terkait.
3) Kantor Pusat Perusahaan/Instansi
terkait melakukan investigasi dan
membuat surat jawaban atas
keluhan pelanggan kemudian
disampaikan kembali ke Cabang
Pelabuhan.
4) General Manager mendisposisi
langkah tindaklanjut atas surat
jawaban dimaksud kemudian
disampaikan kepada Tim keluhan
pelanggan dan dibuatkan jawaban
keluhan kepada pelanggan sesuai
media keluhan.
b. Penyelesaian keluhan pelanggan yang
tidak memerlukan
koordinasi Kantor Pusat
Perusahaan/Instansi terkait
1) Tim Customer Caremembuat
jawaban keluhan yang ditujukan
kepada pelanggan sesuai media
keluhan
2) Terhadap surat jawaban keluhan
ditandatangani oleh General
Manager
7. Tim Customer Care melakukukan
monitoring pelaksanaan perbaikan yang
tertuang dalam logbook keluhan sesuai
dengan jadwal perbaikan yang ditetapkan

8. Tim Customer Care melakukan rekapitulasi


keluhan pelanggan setiap triwulan kemudian
dikirim kepada Kantor Pusat Perusahaan
melalui surat dan atau email ke
bagianhubunganpelanggan@indonesiaport.co.id
atau neny.windiati@indonesiaport.co.id pada
minggu kedua awal triwulan berikutnya.

11 Jumlah Pelaksana Pekerjaan Jumlah SDM


Operator CC 9 Orang
~ 106 ~

NO KOMPONEN URAIAN

Operator RTG 15 Orang


Operator RS/Forklift 6 Orang
Operator HeadTruck 17 Orang
Driver Hantaran 3 Orang
12 Jaminan Pelayanan ISO 9001 : 2008 & ISPS CODE
13 Jaminan Keamanan dan SMK3
Keselamatan Pelayanan
14 Evaluasi Kinerja Pelaksana Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan Nomor HK.103/2/18/DJPL-16 tentang
Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pada
Pelabuhan Yang Diusahakan Secara Komersial.
~ 107 ~

BAB V
PENUTUP

Standar Pelayanan Jasa Petikemas di Terminal Petikemas Cabang Panjang merupakan


bentuk pelayanan yang selama ini telah dilaksanakan oleh PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero) Cabang Panjang. Standar Pelayanan merupakan patokan dan indikator
pencapaian kinerja yang dicanangkan sebagai standar pelayanan pengoperasian PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang.Standar Pelayanan sebagai hak
konstitusional, harus menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran.
Selanjutnya dengan prioritas tersebut, diharapkan standar pelayanan yang diberikan
kepada pengguna jasa selalu meningkat.

Dengan disusunnya petunjuk teknis standar pelayanan PT Pelabuhan Indonesia II


(Persero) Cabang Panjang diharapkan dapat menjadi acuan petugas dan unsur terkait
dalam pelaksanaan pelayanan pengoperasian PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
Cabang Panjang. Hal yang belum tercantum dalam Standar Pelayanan ini akan
ditetapkan kemudian sesuai dengan keperluan dan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai