Anda di halaman 1dari 6

1

Desain Konseptual Pengembangan Pelabuhan Khusus


Ternak : Studi Kasus Pelabuhan Kalbut Situbondo
Arrazi Rustam, Christino Boyke SP, S.T., M.T, dan Hasan Iqbal Nur, S.T., M.T.
Jurusan Transportasi Laut, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: rustamarrazi55@gmail.com, christino.boyke@gmail.com, hasaniqbaln@gmail.com.
penting, bahkan sangat menentukan dalam kelancaran dan
Abstrak — Salah satu sentra populasi ternak yang keamanan transportasi secara keseluruhan. (2).
melimpah berada di Pulau Madura khusunya di Pulau Dengan permasalahan pada paragraf kedua serta
Sapudi. Data dari UPP Kalbut Situbondo pengiriman pentingnya peranan pelabuhan dalam dunia transportasi,
sapi dari Pulau Sapudi tiap minggunya sekitar 60-70 maka diperlukan pengembangan pelabuhan. Dalam
ekor, sedangkan pada saat hari raya kurban naik hingga penelitian ini dilakukan kajian kondisi saat ini dalam
100 ekor/minggu. Namun aktivitas bongkar muat ternak aktivitas bongkar muat ternak dan juga beberapa alternatif
di Pelabuhan Kalbut dilakukan dengan cara dilempar pengembangan yang dapat dilakukan yang selanjutnya
ke laut. Selain dapat menyebabkan ternak terluka dan dilakukan cost benefit analisis untuk mementukan kelayakan
ternak mengalami penyusutan berat badan. pengembangan Pelabuhan Kalbut Situbondo.
Pengembangan pelabuhan menjadi salah satu opsi untuk
menyelesaikan permasalahan. Terdapat 3 alternatif
II. METODOLOGI PENELITIAN
pengembangan pelabuhan dengan rincian biaya
pembangunannya seperti berikut alternatif 1 yaitu A. Tahap Telaah
pembangunan dermaga dengan biaya pembangunan Rp Hal pertama yang dilakukan identifikasi mengenai
53.259 Miliar. Alternatif 2 yaitu pengerukan dengan permasalahan. Permasalahan yang ada adalah aktivitas
biaya pembangunan Rp 1.894 Miliar. Alternatif 3 yaitu bongkar muat ternak yang tidak animal welfare. Beberapa
pembangunan dermaga HDPE dengan biaya hal yang menjadi fokusan identifikasi merupakan
pembangunannya Rp 274.36 Juta dan pembangunan 2 infrastruktur, dan analisa kelayakan. Selanjutnya
Breasting Dolphin dengan biaya pembangunannya Rp pengumpulan dasar teori dengan mencari materi rujukan
1.141 Miliar. Pembangunan dermaga HDPE dan pada penelitian mengenai peraturan kesejahteraan hewan,
breasting dolphin menjadi solusi pengembangan yang fasilitas pelabuhan ternak, pengembangan pelabuhan, dan
bisa diterapkan sebesar Rp 1.416 Miliar. Setelah itu metode kalayakan menggunakan cost benefit analysis
didapat dilakukan pehitungan Cost Benefit Ratio (CBR) (CBA). Selanjutnya, pengumpulan data primer meliputi
untuk mengetahui kelayakan pengembangan. jumlah pengiriman sapi, dan tarif pengiriman sapi dari Pulau
Didapatkan nilai CBR sebesar 1.02 pada tahun 2023. Sapudi. Data sekunder yang meliputi data kapal masuk
Dari hasil tersebut diperoleh kesimpulan pelabuhan seperti GT (Gross Tonnage) dan LOA (Length
pengembanganPelabuhan Kalbut layak untuk Over All), data arus barang, data aktifitas kapal di
direalisasikan. Pelabuhan, dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Kata kunci : Ternak, Pengembangan Pelabuhan, Situbondo.
Cost Benefit Analysis
I. PENDAHULUAN B. Tahap Analisis
Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data dengan
Pelabuhan Kalbut, terletak di desa Semiring, meramalkan supply demand sapi di Pelabuhan Kalbut
kecamatan Mangaran, Situbondo. Pelabuhan ini merupakan Situbondo hingga tahun 2025. Langkah selanjutnya adalah
tempat bersandar kapal-kapal kecil dengan rute khusus analisis kondisi eksisting seperti dimensi pelabuhan, fasilitas
kepulauan Madura, seperti Kangean, Sepudi dan Raas. Data pelabuhan, sistem bongkar muat ternak. Kemudian
dari Dinas Peternakan Situbondo mencatat pengiriman sapi dilakukan perhitungan BOR (Berth Occupancy Ratio) dan
dari Pulau Sapudi ke Pelabuhan Kalbut mencapai 60-70 juga perencanaan bongkar muat ternak dengan membuat
ekor/minggunya. Pengiriman sapi akan meningkat hampir desain layout garbarata sebagai jalur ternak dari pelabuhan
30% pada saat menjelang hari raya kurban dengan ke kapal. Spesifikasi dibuat berdasarkan ukuran sapi
pengiriman 100 ekor/minggu (1). Madura. Langkah selanjutnya dengan melakukan
Aktivitas bongkar muat ternak yang tidak animal pengembangan pelabuhan dengan 3 alternatif yaitu
welfare membuat ternak mengalami penurunan berat badan pembangunan dermaga beton, pengerukan dan dermaga
dan juga terluka pada saat dibongkar dengan cara HDPE. Biaya pengembangan pelabuhan dari ketiga
diceburkan langsung ke laut. Selain dapat menyebabkan alternatif tersebut masing – masing akan dibandingkan.
ternak terluka, ternak mengalami penyusutan berat badan, Setelah diketahui alternatif pengembangan yang paling
hal ini tentu juga sangat bertentangan dengan peraturan murah dan efisien, maka dihitung biaya penyusutannya dan
pemerintah No. 82 tahun 2000 yaitu pada Pasal 47, Pasal 55, biaya yang akan dibebankan per ekor sapi pada saat bongkar
dan Pasal 80 tentang kesejahteraan hewan. Dalam sistem muat. langkah selanjutnya dengan menganalisa benefit yang
transportasi laut pelabuhan mempunyai peranan yang sangat dihasilkan dan dikonversikan ke dalam uang dan setelah itu
dilakukan analisa CBA (Cost benefit analisis) dimana CBR
2

(cost benefit ratio) > 1 pengembangan dikatakan layak dan


CBR < 1 model dikatakan tidak layak.

III. GAMBARAN UMUM


A. Pelabuhan Kalbut
Pelabuhan Kalbut, terletak di desa Semiring, kecamatan
Mangaran, Situbondo. Pelabuhan ini merupakan tempat
bersandar kapal-kapal kecil dengan rute khusus kepulauan
Madura, seperti Kangean, Sepudi dan Raas.
Gambar 2. Aktivitas Bongkar Muat Ternak di Pelabuhan
Kalbut

Pengiriman sapi berasal dari Pulau Sapudi ke Pelabuhan


Kalbut. Data UPP Kalbut menyebutkan bahwa pada tahun
2012 supply sapi sebesar 3.797 ekor meningkat tiap
tahunnya dan pada tahun 2015 menjadi sebesar 6.931 ekor
sapi.

Gambar 1. Pelabuhan Kalbut Situbondo

Data dari Dinas Peternakan Situbondo mencatat


pengiriman sapi dari Pulau Sapudi ke Pelabuhan Kalbut
mencapai 60-70 ekor/minggunya. Pengiriman sapi akan
meningkat hampir 30% pada saat menjelang hari raya
kurban dengan pengiriman 100 ekor/minggu.
Pelabuhan Kalbut memiliki beberapa fasilitas pelabuhan
diantaranya dermaga dengan panjang 185 m, lebar 23 m,
gudang 101 m², lapangan penumpukan 12.292 m², panjang
breakwater 585m, kantor dan juga beberapa fasilitas Gambar 3. Bongkar Muat Sapi Tahun 2012-2015
pendukung lainnya. Draft di Pelabuhan Kalbut sangat kecil
dengan draft maksimal 2 m. hal inilah yang menjadi
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
penyebab kappa tidak bisa sandar dan sehingga menggangu
kelancaran proses bongkar muat baik ternak, penumpang A. Analisis Potensi Ternak
dan barang.
Selain melayani aktivitas bongkar muat ternak,
B. Supply - Demand Sapi
Pelabuhan Kalbut juga melayani bongkar muat penumpang
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Kalbut tidak dan barang. Rute pelayaran penumpang dari Pelabuhan
memperhatikan aspek animal welfare. Bongkar muat ternak Kalbut biasanya menuju ke Pulau Madura, Pulau Sapudi dan
dilakukan dengan cara melemparkan ternak – ternak dari juga Pulau Kangean. Jadwal pelayaran ke Pulau – pulau
kapal langsung ke laut tanpa adanya bantuan alat. Setelah tersebut ada tiap harinya dengan menggunakan Kapal Layar
berenang, sapi dikumpulkan dipesisir dan kemudian dibawa Motor (KLM) atau kapal kayu. Shipcall di Pelabuhan yang
secara paksa ke tempat karantina hewan. Hal ini tentu sangat paling banyak disumbangkan oleh Kapal penyeberangan
bertentangan dengan persyaratan animal welfare yaitu (3) : penumpang tersebut.
 Bebas dari rasa lapar dan haus.

 Bebas dari rasa tidak nyaman.

 Bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit.

 Bebas mengekspresikan perilaku normal

 Bebas dari rasa stress dan tertekan.

Gambar 4. Data Peramalan

Data peramalan menunjukkan bahwasannya terjadi


peningkatan volume pengiriman sapi pada tahun 2015
sebesar 6.931 ekor menjadi 17.305 ekor sapi
3

B. Pengembangan Pelabuhan Kalbut Setelah dianalisa, maka kelebihan dan kekurangan


Pelabuhan Kalbut merupakan pelabuhan kelas 3 yang dari pembangunan dermaga tersebut adalah seperti
terletak di situbondo. Sebelum dikembangkan, diperlukan berikut :
layout eksisting.
 Umur ekonomis dermaga bisa mencapai 40
tahun
 Biaya yang dikeluarkan sangat besar
 Memperkecil kolam putar
 Sudah ada dermaga eksisting membuat
pembangunan dermaga sedikit useless

2. Pengerukan merupakan alternatif berikutnya.


Pengerukan adalah pengambilan material endapan
Gambar 5. Layout Eksisting Pelabuhan Kalbut dari dasar laut baik berpa pasir maupun lumpur untuk
menambah kedalaman suatu tempat atau alur (5).
Dalam tugas akhir ini ada 3 (tiga) alternatif yang Perhitungan dimensi pengerukan terlihat dalam tabel
sekiranya dapat direalisasikan dalam pengembangan 3. Volume pengerukan total adalah 19,425 m³.
Pelabuhan Kalbut yaitu pembangunan penambahan dermaga kedalaman pengerukan sebesar 3 meter karena
beton, pengerukan dan dermaga HDPE dengan breasting kondisi eksisting sekarang draft pelabuhan hanya
dolphin. mencapai 1-2 meter.
1. Alternatif pertama adalah pembangunan dermaga Tabel 3. Dimensi Pengerukan
beton. Pembangunan dermaga juga memperhatikan
bentuk dermaga yang sesuai dengan kondisi No Pengerukan Jumlah satuan
eksisting. Bentuk dermaga ada 3 yaitu tipe wharf, 1 panjang dermaga 185 m
jetty, dan juga dolphin (4). Dermaga ini nantinya 2 lebar pengerukan 40 m
direncanakan akan dibangun sesuai dengan jarak
3 kedalaman pengerukan 4 m
kapal biasanya melego jangkarnya pada saat
melakukan aktivitas bongkar muat. Dermaga yang 4 volume pengerukan 29600 m³
akan dibangun dengan tipe wharf dengan panjang 185
m dan lebar 30 m. Biaya pengerukan terbagi dalam 3 kegiatan yaitu
pemasangan rambu dan juga awal pengerjaan,
pengerukan dermaga dan upah pekerja. Total cost
dari pengerjaan pengerukan sebesar Rp 1.828 Miliar.

Tabel 4. Biaya Pengerukan

Jumlah Biaya
No. Kegiatan
(Rp)
1 Pemasangan Rambu dan pengerjaan awal 84,925,000
2 Pengerukan dermaga 1,034,598,920
Gambar 6. Layout Pembangunan Dermaga Beton 3 Upah 108,714,000
4 Pengadaan Garbarata 300,000,000.00
5 Pengadaan Truk 300,000,000.00
Tabel 1. Dimensi Dermaga Beton
Total Cost 1,828,237,920
No Pembangunan Dermaga satuan Jumlah
1 Panjang Dermaga m 185
2 Lebar Dermaga m 30
3 Tinggi Dermaga m 1.5
4 Volume Pembangunan Beton m³ 8325
5 Tiang Pancang buah 222
6 Waktu Penyelesaian Dermaga hari 60

Tabel 2. Biaya Pembangunan Dermaga Beton


Gambar 7. Layout Pengerukan
No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan Unit Biaya (Rp) Total Biaya (Rp)
1 1 m³ Beton K - 300 5550 m³ 7,500,000 41,625,000,000
2 Bekisting 5550 m² 272,383 1,511,725,800
Biaya pengerukan juga ditambah dengan penambahan
5 Beton Bertulang Pengisi Tiang Pancang 222 buah 11,340,175 2,517,518,850 truk dan juga pengadaan alat bongkar muat ternak.
6 Pengadaan Tiang Pancang 222 buah 20,500,000 4,551,000,000
7 Pemancangan Tiang Tegak Tiang Pancang 222 buah 7,357,135 1,633,284,000
8 Pengangkatan Tiang Pancang 222 buah 1,731,544 384,402,720
9 Selimut Beton 185 m 1,389,428 257,044,269
10 Fender 13 buah 60,000,000 780,000,000
11 Bollard 13 buah 24,000,000 312,000,000
Total Biaya 53,259,975,639
4

No Uraian Jumlah Satuan


1 Material HMWHDPE -
2 Dimensi 500 x 500 x 400 (PxLxT) mm
3 Berat 7 kg
4 Daya Apung 350 kg / m²
5 Daya Tahan Cuaca – 60⁰ - 80⁰ celcius
6 Assesoris Fender, Pagar, Bollard, Pile Guide buah
7 Lifetime 20 tahun

Tabel 7. Biaya Pembangunan Dermaga HDPE


Gambar 8. Layout Alat Bongkar Muat Ternak
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Satuan Unit Biaya (Rp) Total Biaya (Rp)
Layout diatas didesai dengan skala 1:40. Garbarata 1 Kubus Apung HDPE 186 m² 1,300,000 241,800,000
tersebut dilengkapi dilengkapi dengan crane untuk 2 Pagar Jalan Ternak 56 m 130,000 7,280,000
mengatur tinggi garbarata agar sesuai dengan pintu 3 Pagar Jalan Penumpang 56 m 130,000 7,280,000
keluarnya sapi dari kapal dan timbangan digital untuk 4 Pekerja 14 org/hari 1,300,000 18,000,000
mengetahui berat badan sapi setibanya di pelabuhan. Total Biaya 274,360,000
Hal ini digunakan untuk mengetahui angka
penyusutan berat badan ternak. Pada gambar 8 layout Pembangunan dermaga apung HDPE dibuat berdasarkan
didesain dengan berdasarkan dengan ukuran sapi jarak eksisting pada saat kapal tidak bisa sandar yakni 30
yang dikirim dari Pulau Sapudi yang masih berumur meter dari dermaga. Jalur ke dermaga apung juga dibedakan
8 - 10 bulan. antara jalur penumpang dan juga jalur ternak dengan
dibatasi pagar stainless steel. Estimasi waktu pengerjaan
Tabel 5. Dimensi Alat Bongkar Muat Ternak dermaga yaitu 10 hari. Total pembangunan dermaga apung
HDPE sekitar Rp 274,36 juta.
Detail Desain Alat Bongkar Muat Ternak
No. Variabel Ukuran Satuan Tabel 8. Dimensi Breasting Dolphin
1 Panjang Garbarata Total 7 m
No Pembangunan Dermaga Satuan Jumlah
2 Tinggi Garbarata 1,5 m
1 panjang dermaga m 5
3 Lebar Jembatan 1 m
2 lebar dermaga yang direncanakan m 5
4 Jumlah Crane 1 Buah 3 estimasi kedalaman perairan m 4
5 Tinggi Crane 2 m 4 Volume pembangunan beton m³ 75
6 Lebar Crane 1 m 5 tiang pancang yang dibutuhkan buah 12
7 Panjang Crane 4 m 6 estimasi penyelesaian dermaga hari 10

Pengerukan memiliki manfaat dalam jangka panjang Breasting dolphin dibangun untuk tempat sandar kapal.
diantaranya : Pembangunan ini dilakukan karena dermaga HDPE tidak
dapat menanggung beban dari kapal yang sandar.
 Biaya yang dikeluarkan Rp 1,894 Miliar.
 Memaksimalkan penggunaan dermaga. Tabel 9. Biaya Pembangunan Breasting Dolphin
 Tidak memperkecil luas kolam pelabuhan dan Unit Biaya
kolam putar. No. Uraian Pekerjaan Volume Satuan
(Rp) Total Biaya (Rp)
 Kapal dengan draft 2-5 meter bisa sandar. 1 1 m³ Beton K - 300 75 m³ 7,500,000 562,500,000.00

 umur ekonomis pengerukan sekitar 20-30 tahun. 2


3
Beton Bertulang Pengisi Tiang Pancang
Pengadaan Tiang Pancang
12
12
Buah
Buah
11,340,175
20,500,000
136,082,100.00
246,000,000.00
 Biaya perawatan dan pemeliharaan tinggi 4 Pemancangan Tiang Tegak Tiang Pancang 12 Buah 7,696,500 92,358,000.00
5 Pengangkatan Tiang Pancang 12 Buah 2,573,000 30,876,000.00
3. Alternatif selanjutnya yang ketiga terkait dengan
6 Fender 2 Buah 13,000,000 26,000,000.00
alternatif pengembangan pelabuhan adalah dengan 7 Bollard 2 Buah 24,000,000 48,000,000.00
pembangunan dermaga apung HDPE dengan Total Biaya 1,141,816,100.00
breasting dolphin. Ramah Lingkungan karena terbuat
dari terbuat dari material HMW HDPE (High Pembangunan breasting dolphin untuk melengkapi dermaga
Molecular Weight – Hight Density Polyethylene) Apung HDPE untuk tempat sandar kapal. Biaya
karena dapat di daur ulang serta tahan terhadap bahan pembangunan 2 breasting dolphin sebesar Rp 1,141 Miliar
kimia. Lebih aman karena dapat menyesuaikan
dengan pasang surut air laut.

Tabel 6. Spesifikasi Dermaga Apung HDPE


5

Tabel 11. Nilai Penyusutan

Nilai Depresiasi Umur Ekonomis Nilai Buku (I-


Tahun Investasi (I) (Rp)
(D) (Rp) (Tahun) D)(Rp)
2012 67,277,865 1 1,349,098,235
2013 67,277,865 2 1,281,820,371
2014 67,277,865 3 1,214,542,506
2015 67,277,865 4 1,147,264,641
2016 67,277,865 5 1,079,986,776
2017 67,277,865 6 1,012,708,912
2018 67,277,865 7 945,431,047
2019 67,277,865 8 878,153,182
Gambar 9. Layout Dermaga Apung HDPE dan Breasting 2020 67,277,865 9 810,875,317
Dolphin 2021
1,416,376,100.00
67,277,865 10 743,597,453
2022 67,277,865 11 676,319,588
2023 67,277,865 12 609,041,723
Pembangunan dermaga HDPE dan breasting dolphin 2024 67,277,865 13 541,763,858
memiliki manfaat baik dalam jangka pendek maupun jangka 2025 67,277,865 14 474,485,994
panjang diantaranya : 2026 67,277,865 15 407,208,129
2027 67,277,865 16 339,930,264
1. Minimum cost dengan biaya yang dikeluarkan
2028 67,277,865 17 272,652,399
hanya sekitar Rp 1,416 Miliar 2029 67,277,865 18 205,374,535
2. Biaya bongkar muat yang dikenakan per sapi 2030 67,277,865 19 138,096,670
paling murah. 2031 67,277,865 20 70,818,805

3. Umur ekonomis bisa mencapai 20 tahun


4. Material hemat biaya dalam perawatan dan Dengan beberapa pembangunan dan penambahan fasilitas
pemeliharaannya membuat biaya pengembangan dibebankan kepada
5. Beradaptasi dengan perbedaan tinggi gelombang pengguna jasa yang dalam hal ini adalah biaya bongkar
air, di laut, sungai, danau dan Kolam muat yang dikenakan untuk per ekor sapi. Perhitungannya
Penampungan. dapat dilihat dalam tabel 12.
6. Ramah lingkungan dan dapat dibongkar pasang
dengan mudah sesuai kebutuhan. Tabel 12. Biaya yang Dikenakan per Ekor Sapi
Jumlah sapi / Biaya Investasi / Biaya / sapi
Tahun Investasi (Rp)
C. Cost Benefit Analysis tahun (ekor) tahun (Rp) (Rp)
2012 3797 70,818,805.00 18,651.25
Analisis manfaat biaya adalah analisis yang sangat 2013 5510 70,818,805.00 12,852.78
umum digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek 2014 6264 70,818,805.00 11,305.68
pemerintah. Dimana. CBR merupakan indikator pengambila 2015 6931 70,818,805.00 10,217.69
2016 8165 70,818,805.00 8,673.99
n keputusan, dimana saat CBR < 1 model tidak layak, CBR 2017 9180 70,818,805.00 7,714.38
> 1 model layak, dan CBR = 1 model tidak memberikan 2018
1,416,376,100
10196 70,818,805.00 6,945.95
dampak, sehingga perlu mempertimbangkan hal lain untuk 2019 11211 70,818,805.00 6,316.73
2020 12227 70,818,805.00 5,792.05
memutuskan model layak atau tidak. 2021 13243 70,818,805.00 5,347.84
2022 14258 70,818,805.00 4,966.92
2023 15274 70,818,805.00 4,636.65
a. Cost
2024 16289 70,818,805.00 4,347.57
Pelabuhan Kalbut dikembangkan dengan 3 alternatif 2025 17305 70,818,805.00 4,092.41
pembangunan diantaranya pembangunan penambahan
dermaga beton dengan investasi sebesar Rp 31.652 Miliar. b. Benefit
pengembangan pelabuhan dengan pengerukan dengan
investasi sebesar Rp 1.894 Miliar. Pengembangan pelabuhan Pada pengembangan Pelabuhan Kalbut ada beberapa
dengan pembangunan dermaga apung HDPE dan breasting pihak yang mendapatkan benefit antara lain:
dolphin dengan investasi sebesar Rp 988.825 Juta. Dari pengirim/penerima barang, forwarder, penumpang, dan
keriga alternatif tersebut, alternatif pengembangan Pelabuhan Kalbut. Manfaat yang diperoleh dari
pelabuhan yang terpilih dan minimum cost adalah pengembangan pelabuhan ternak ini diantaranya adalah :
pembangunan dermaga apung HDPE dengan breasting  Meminimalisir risiko kerugian ternak akibat
dolphin. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel bongkar muat yang tidak animal welfare sehingga
menimbulkan biaya perawatan
Tabel 10. Biaya Pengembangan Pelabuhan Kalbut  Meminimalkan biaya penyusutan ternak.
Perhitungan benefit ini berdasarkan perhitngan yang berasal
No. Uraian Pekerjaan Jumlah Satuan Unit Biaya (Rp) Total Biaya (Rp)
dari manfaat yang didapatkan setelah pengembangan
1 Kubus Apung HDPE 186 m² 1,300,000 241,800,000
2 Pagar Jalan Ternak 56 m 130,000 7,280,000
pelabuhan, dengan kata lain sebelum adanya
3 Pagar Jalan Penumpang 56 m 130,000 7,280,000 pengembangan, biaya yang keluar berasal dari biaya
4 Pekerja 14 org/hari 1,300,000 18,200,000 perawatan akibat konsekuensi dari aktivitas bongkar muat
5 Breasting Dolphin 2 buah 570,908,050 1,141,816,100 ternak yang tidak animal welfare. Biaya penyusutan berat
Total Biaya 1,416,376,100 badan ternak juga berasal dari transportasi selama di kapal
dan juga aktivitas bongkar muat ternak. Biaya penyusutan
Biaya penyusutan adalah biaya yang terjadi akibat diambil presentasenya sekitar 2.5% dari berat badan total
berkurangnya kemampuan suatu benda dalam hitungan uang ternak (6). Perhitungan biaya penyusutan ternak dapat
atau alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari dihitung dengan cara mengalikan presentase penyusutan
suatu aset selama umur manfaatnya. ternak dengan forecasting supply demand dari Pulau Sapudi
6

ke Pelabuhan Kalbut tiap tahunnya, maka didapat biaya pengembangan yang bisa dilakukan dilihat dari
penyusutan berat badan ternak akibat konsekuensi dari sisi ekonomi dan juga efisiensi. Total biaya
transportasi pengiriman dan aktivitas bongkar muat yang investasi pengembangan Pelabuhan Kalbut
tidak animal welfare. dengan pembangunan dermaga apung HDPE
dan breasting dolphin Rp 988,825 Juta
Tabel 13. Total Benefit
2. Layout dermaga di Pelabuhan Kalbut dibuat
Biaya Perawatan Biaya Penyusutan Total Benefit menjorok ke laut dengan dimensi head jetty
Tahun sepanjang 20 m dan lebar 2 m dan
(Rp) Sapi (Rp) (Rp)
2012 18,985,000 341,730,000 360,715,000 dihubungkan ke dermaga eksisting dengan
2013 27,550,000 495,900,000 523,450,000 trestle sepanjang 28 m dan lebar 5 m. Trestle
2014 31,320,000 563,760,000 595,080,000 memiliki 2 fungsi yang pertama jalur ternak
2015 34,655,000 623,790,000 658,445,000 dengan dibatasi oleh pagar di kedua sisinya
2016 40,822,500 734,805,000 775,627,500 dengan panjang total pagar 56 m untuk jalur
2017 45,900,500 826,209,000 872,109,500 ternak dan 56 m untuk jalur penumpang.
2018 50,978,500 917,613,000 968,591,500 Dimensi 2 breasting dolphin berbentuk persegi
2019 56,056,500 1,009,017,000 1,065,073,500 dengan masing – masing luasnya 25 m² dan
2020 61,134,500 1,100,421,000 1,161,555,500 menggunakan struktur tiang pancang.
2021 66,212,500 1,191,825,000 1,258,037,500
2022 71,290,500 1,283,229,000 1,354,519,500 3. Nilai cost benefit ratio (CBR) sebesar 0,49 di
2023 76,368,500 1,374,633,000 1,451,001,500 tahun 2016 dan menjadi 1,03 pada tahun
2024 81,446,500 1,466,037,000 1,547,483,500 2025. Dengan hasil CBR tersebut maka
2025 86,524,500 1,557,441,000 1,643,965,500 Pelabuhan Kalbut Situbondo layak untuk
dikembangkan.
c. Cost Benefit ratio (CBR)
(CBR) merupakan indikator pengambilan keputusan, UCAPAN TERIMA KASIH
dimana saat CBR < 1 model tidak layak, CBR > 1 model
layak, dan CBR = 1 model tidak memberikan dampak, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua UPP
sehingga perlu mempertimbangkan hal lain untuk Kalbut dan Bapak Dainur selaku Divisi Operasional
memutuskan pengembangan pelabuhan layak atau tidak. bongkar muat serta seluruh karyawan yang telah banyak
Tabel 14. Nilai CBR membantu terutama dalam memberikan masukan terkait
tugas akhir dan juga data – data yang sudah diberikan.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada seluruh
civitas akademik Jurusan Transportasi Laut dan
Teknik Perkapalan serta semua pihak yang turut
membantu dalam pengarjaan tugas ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] UPP Kalbut Situbondo dan Tempat Karantina


Hewan Wilayah Kerja Pelabuhan Kalbut Situbondo.
2016
[2] Ginting, N. (2006). Komunikasi Pribadi Tentang
Penyusutan Bobot Badan Pada Sapi Potong Akibat
Pengangkutan. Jakarta: Penebar Swadaya.
[3] Ministry For Primary Industries. (2013). Guidance
Material for the Transport of Cattle by Sea - Version
1_ 26 .
[4] Widyatmoko, Y. (2008). Analisa Percepatan Waktu
Menggunakan Metode Crashing Pada Proyek
Dermaga 115 Tanjung Priok Dengan Aplikasi
Program PERTMaster .
[5] Departemen Perhubungan. (2006). Pedoman Teknis
Gambar 10. Layout Pengembangan Pelabuhan Kegiatan Pengerukan Dan Reklamasi
Kalbut
[6] Kementerian Pertanian. (2015). Outlook Komoditas
Pertanian Sub Sektor Peternakan Daging Sapi.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat
ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Alternatif 3 berupa pembangunan dermaga
apung HDPE dan breasting dolphin menjadi

Anda mungkin juga menyukai