Anda di halaman 1dari 5

Rencana Keperawatan

Untuk intervensi pada masalah keperawatan aktual/risiko tinggi terjadinya


penurunan curah jantung, aktual/risiko tinggi aritmia, ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan, gangguan ADL dan kecemasan dapat disesuaikan dengan
masalah yang sama pada pasien GGA.

Aktual/risiko tinggi aritmia b.d. gangguan konduksi elektrikal efek sekunder dari penurunan
kalium sel
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam curah jantung mengalami peningkatan
Kriteria evaluasi:
- Klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh mual-mual dan muntah, GCS: 4,5,6.
- TTV dalam batas normal, akral hangat, CRT<3dtk, EKG dalam batas normal, kadar kalium
dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Monitor tekanan darah, nadi, catat bila ada Adanya edema paru, kongesti vaskular, dan
perubahan tanda-tanda vital dan keluhan dipsnea. keluhan dipsnea menunjukkan adanya gagal
ginjal. Hipertensi yang signifikan merupakan
akibat dari gangguan renin angiotensin dan
aldosteron. Orotostatik hipotensi juga dapat
terjadi akibat dari defisit cairan intravaskular.
Beri oksigen 31/menit. Memberikan asupan oksigen tambahan yang
diperlukan tubuh.
Monitorin EKG. Melihat adanya kelainan konduksi listrik
jantung yang dapat menurunkan curah jantung.
Kolaborasi: Kalium oral (Asapr K) dapat menghasilkan lesi
1. Pemberian suplemen kalium oral seperti obat usus kecil; oleh karena itu, klien harus dikaji
Aspar K. dan beri peringatan tentang distensi abdomen,
2. Manajemen pemberian kalium intravena. nyeri, atau perdarahan GI. Pada kasus yang
berat, pemberian kalium harus dalam larutan
nondekstrosa, sebab dekstrosa merangsang
pelepasan insulin sehingga menyebabkan K+
berpindah masuk kedalam sel. Kecepatan infus
tidak boleh melebihi 20mEq K+ perjam untuk
menghindari terjadinya hiperkalemi.
Kehilangan kalium harus diperbaiki setiap hari;
pemberian kalium adalah sebanyak 40-80 mEq/
L per hari.
Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat
(seperti 20 mEq/dl) dapat diberikan melalui
jalur sentral. Pada situasi semacam klien harus
dipantau melalui EKG dan diobservasi
perubahan pada kekuatan otot.
Aktual/risiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan b.d. penurunan volume urine, retensi
cairan dan natrium
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam tidak terjadi kelebihan volume cairan sistemik.
Kriteria evaluasi:
- Klien tidak sesak napas, edema ekstremitas berkurang, piting edema (-), produksi urine
>600ml/hr.
Intervensi Rasional
Kaji adanya edema ekstremitas Curiga gagal kongestif/kelebihan volume
cairan.
Istirahatkan/anjurkan klien untuk tirah baring pada Menjaga klien dalam keadaan tirah baring
saat edema masih terjadi. selama beberapa hari mungkin diperlukan untuk
meningkatkan diuresis yang bertujuan
mengurangi edema.
Kaji tekanan darah. Sebagai salah satu cara untuk mengetahui
peningkatan jumlah cairan yang dapat diketahui
dengan meningkatkan beban kerja jantung yang
dapat diketahui dari meningkatnya tekanan
darah.
Ukur intake dan output. Penurunan curah jantung, mengakibatkan
gangguan perfui ginjal, retensi natrium/air, dan
penurunan urine output.
Timbang berat badan. Perubahan tiba-tiba dari berat badan
menunjukkan gangguan keseimbangan cairan.
Berikan oksigen tambahan dengan kanula Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan
nasal/masker sesuai dengan indikasi. miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia.
Kolaborasi: Natrium meningkatkan retensi cairan dan
1. Berikan diet tanpa garam. meningkatkan volume plasma.
2. Berikan diet rendah protein tinggi kalori. Diet rendah protein untuk menurunkan
3. Berikan diuretik, contoh: furosemide, insufisiensi renal dan retensi nitrogen yang akan
spironolakton, hidronolakton. meningkatkan BUN. Diet tinggi kalori untuk
4. Adenokortikosteroid, golongan prednison. cadangan energi dan mengurangi katabolisme
5. Lakukan dialisis. protein.
Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume
plasma dan menurunkan retensi cairan di
jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya
edema paru.
Adenokortikosteroid, golongan prednison
digunakan untuk menurunkan proteinuri.
Dialisis akan menurunkan volume cairan yang
berlebih.
Aktual/risiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d. gangguan status metabolik, sirkulasi
(anemia, iskemia jaringan) dan sensasi (neuropati ferifer), penurunan turgor kulit, penurunan
aktivitas, akumulasi areum dalam kulit.
Tujuan: Dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
Kriteria evaluasi:
- Kulit tidak kering, hiperpigmentasi berkurang, memar pada kulit berkurang.
Intervensi Rasional
Kaji terhadap kekeringan kulit, pruritis, ekskoriasi, Perubahan mungkin disebabkan oleh penurunan
dan infeksi. aktivitas kelenjar keringat atau pengumpulan
kalsium dan fosfat pada lapiran kutaneus.
Kaji terhadap adanya petekie dan purpura. Perdarahan yang abnormal sering dihubungkan
dengan penurunan jumlah dan fungsi patelet
akibat uremia.
Monitor lipatan kulit dan area yang edema. Area-area ini sangat mudah terjadinya injuri.
Gunting kuku dan pertahankan kuku terpotong Penurunan curah jantung, mengakibatkan
pendek dan bersih. gangguan perfungsi ginjal, retensi natrium/air,
dan penurunan urine output.
Kolaborasi: Mengurangi stimulus gatal pada kulit.
1. Berikan pengobatan antipruritis sesuai
pesanan.
Aktual/risiko tinggi aritmia b.d. gangguan konduksi elektrikal efek sekunder dari penurunan
kalium sel
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam curah jantung mengalami peningkatan
Kriteria evaluasi:
- Klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh mual-mual dan muntah, GCS: 4,5,6.
- TTV dalam batas normal, akral hangat, CRT<3dtk, EKG dalam batas normal, kadar kalium
dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Monitor tekanan darah, nadi, catat bila ada Adanya edema paru, kongesti vaskular, dan
perubahan tanda-tanda vital dan keluhan dipsnea. keluhan dipsnea menunjukkan adanya gagal
ginjal. Hipertensi yang signifikan merupakan
akibat dari gangguan renin angiotensin dan
aldosteron. Orotostatik hipotensi juga dapat
terjadi akibat dari defisit cairan intravaskular.
Beri oksigen 31/menit. Memberikan asupan oksigen tambahan yang
diperlukan tubuh.
Monitorin EKG. Melihat adanya kelainan konduksi listrik
jantung yang dapat menurunkan curah jantung.
Kolaborasi: Kalium oral (Asapr K) dapat menghasilkan lesi
3. Pemberian suplemen kalium oral seperti obat usus kecil; oleh karena itu, klien harus dikaji
Aspar K. dan beri peringatan tentang distensi abdomen,
4. Manajemen pemberian kalium intravena. nyeri, atau perdarahan GI. Pada kasus yang
berat, pemberian kalium harus dalam larutan
nondekstrosa, sebab dekstrosa merangsang
pelepasan insulin sehingga menyebabkan K+
berpindah masuk kedalam sel. Kecepatan infus
tidak boleh melebihi 20mEq K+ perjam untuk
menghindari terjadinya hiperkalemi.
Kehilangan kalium harus diperbaiki setiap hari;
pemberian kalium adalah sebanyak 40-80 mEq/
L per hari.
Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat
(seperti 20 mEq/dl) dapat diberikan melalui
jalur sentral. Pada situasi semacam klien harus
dipantau melalui EKG dan diobservasi
perubahan pada kekuatan otot.

Evaluasi :

Hasil yang diharapkan setelah pasien gagal ginjal kronis mendapatkan intervensi adalah
sebagai berikut:

1. Pola napas kembali efektif.


2. Tidak terjadi penurunan curah jantung.
3. Tidak terjadi aritmia.
4. Tidak terjadi kelebihan volume cairan tubuh.
5. Peningkatan perfusi serebral.
6. Pasien tidak mengalami defisit neurologis.
7. Tidak mengalami cedera jaringan lunak.
8. Peningkatan integritas kulit.
9. Terpenuhinya informasi kesehatan.
10. Asupan nutrisi tubuh terpenuhi.
11. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari.
12. Kecemasan berkurang.
13. Mekanisme koping yang diterapkan positif.

Anda mungkin juga menyukai