PEMBAHASAN
Pasien atas nama Tn. MNB usia 60 tahun datang ke RSUD Ulin Banjarmasin
dengan keluhan BAB berdarah sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.
dengan darah, darah yang keluar berwarna merah segar. Sebelumnya pasien
juga mengaku BAB hanya sedikit-sedikit 1 bulan terakhir ini, dan juga pernah
BAB dengan bentukan seperti feses kambing bentuk bulat-bulat kecil, namun
jarang terjadi. Selain itu pasien juga mengalami keluhan perut yang terasa
sangat mules sebelum BAB namun setelah BAB nyeri berkurang. Selama 5
hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengaku tidak ada BAB. Namun BAK
masih dalam batas normal. Saat masuk rumah sakit pasien merasa perut terasa
nyeri dan penuh. Selain keluhan di atas pasien mengaku mengalami penurunan
nafsu makan. Berat badan pasien menurun selama 1 bulan bulan terakhir,
pasein juga mengaku tidak ada keluhan lain seperti muncul benjolan di ketiak,
selangkangan, dan leher Selain itu pasien juga merasa kadang kadang sering
merasa lemas. Pasien mengatakan selama 2 bulan ini pasien juga sudah berobat
ke dokter spesialis penyakit dalam namun tidak ada perbaikan sehingga pasien
disarankan untuk rawat inap. Frekuensi denyut nadi pasien yang diraba melalui
arteri radialis adalah 72 kali/menit, irama regular dan pengisian kuat. Waktu
pengisian kapiler kurang dari 2 detik, akral hangat, tekanan darah 110/70
50
Di RSUD Ulin pasien diberikan infus NS 30 tpm. Selain itu pasien
Scale (GCS) 15, pupil isokor dengan diameter 3 mm kanan dan kiri, reflex
cahaya positif di kedua mata dan tidak ditemukan tanda-tanda lateralisasi, serta
ulang.
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana
isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada
Pasien Tn. MNB didiagnosa dengan ileus obstruktif karena pasien BAB
hanya sedikit sedikit dan cair. Adapun penyebab yang dicurigai menyebabkan
1. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster
sampai ileumterminal).
51
2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum
kolon sigmoid sehingga pada pasien ileus obstruktif termasuk dalam ileus
makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.
Pasien Tn. MNB masih bisa flatus dan BAB sedikit sehingga ileus
menjadi:7
52
3. Extraluminal dengan lokasi di luar lumen, misalnya; tumor, adhesi, herniasi,
kembung. Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan
dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal
sampai demam. Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi
proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang
meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri
53
Gejala yang ditemukan pada pasien Tn. MNB berupa nyeri perut, disertai
kembung. Adapun tanda vital masih dalam batas normal karena obstruksi yang
buang air besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai
kolik pada perut bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut
yang hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding
perut. Biasanya distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena
(bising usus). Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras
1
dan bernada tinggi, atau tidak terdengar sama sekali. Pada pemeriksaan
auskultasi abdomen didapatkan suara metallic sound yang menjadi salah satu
gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami dilatasi dengan air fluid
letaknya. Pada ileus obstruktif letak rendah jangan lupa untuk melakukan
54
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Januari 2018 didapatkan
- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)
- Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi
abdomen
- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon. Sedangkan pada ileus paralitik
sampai rectum.
55
Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa
Pada pasien Tn.MNB keluhan tidak bisa BAB sembuh dengan sendirinya.
besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan atau rektum
terjadinya KKR; faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu faktor yang dapat
risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwayat KKR atau polip adenoma
individu dan keluarga, dan riwayat individu penyakit inflamasi kronis pada
usus. Yang termasuk di dalam faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah
alkohol sedang-sering. 3
Faktor risiko yanga ada pada pasien adalah faktor risiko yang dapat
besar, dan apakah telah menyebar ke tempat lain di tubuh (metastasis). Tanda
56
peringatan klasik meliputi: konstipasi, darah di tinja, penurunan kaliber tinja
(ketebalan), kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, dan mual atau
rektum atau anemia merupakan fitur berisiko tinggi pada mereka yang berusia
di atas 50. Gejala umum lainnya termasuk penurunan berat badan dan
Manifestasi klinis kanker kolon yang ada pada pasien Tn.MNB adalah
penyakit ini biasanya ditentukan oleh CT scan pada dada, perut dan panggul.
Uji potensi imaging yang lain seperti PET (position imaging tomography) dan
MRI yang bisa digunakan pada kasus tertentu. Keparahan kanker usus besar
getah bening, dan M:metastasis) yang ditentukan oleh seberapa besar tumor
awal telah menyebar, kapan dan dimana kelenjar getah bening terlibat, dan
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan foto thoraks dengan hasil TB paru
lama aktif, pemeriksaan colon in loop menunjukkan hasil Filling Defek Colon
57
Pemeriksaan yang Disarankan Sebelum Terapi Kanker.12
sekum, sedasi intravena selalu diperlukan, lokalisasi tumor dapat tidak akurat
58
Pemeriksaan enema barium yang dipilih adalah dengan kontras ganda
tinggi, tidak memerlukan sedasi dan telah tersedia di hampir seluruh rumah
sakit. 3
khusus. 3
stadium tumor primer (T), adanya metastasis ke kelenjar getah bening (N), dan
thoraks. 3
tabel berikut:
59
Klasifikasi Kelenjar Getah Bening (N).3,13
60
Klasifikasi Metastasis (M).3,13
dan preferensi orang, serta staging tumor. Bila kanker kolorektal tertangkap
lebih awal, operasi bisa bersifat kuratif. Namun, saat terdeteksi adanya
gejala yang disebabkan oleh tumor dan menjaga orang senyaman mungkin.3
61
Karena kecurigaan tumor masih berada pada stage I-IIA maka terapinya
Berdasarkan follow up pada pasien sejak hari pertama hingga hari ke-5
perawatan didapatkan perkembangan berupa pasien yang sudah bisa BAB dan
nyeri perut berkurang, namun pasien masih mengeluh BAB berdarah. Terapi
tidak berubah dari hari pertama hingga selanjutnya, terapi yang diberikan
berupa infus NS 30 tpm, injeksi omeprazole 1x40 mg, injeksi ketorolac 3x30
mg, dan pasien akhirnya dipulangkan dengan rencana evaluasi ulang melalui
pembedahan.
62