TINJAUAN TEORI
B. Data Obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pemeriksaan TTV :
TD : ….. mmHG
N : … x/menit
R : … x/menit
S : … ºC
2. Pemeriksaan fisik
A. Inspeksi
Rambut : Bersih, warna,mudah rontok/ tidak. Rambut yang mudah
dicabut menandakan kurang gizi /kelainan tertentu.
Muka : Chloasmagravidarum+/-, edema ,pucat.
Mata : Sklera kuning/ tidak, konjungtiva pucat/ tidak, Konjungtiva
normal warna merah muda, bila pucat menandakan anemia.
Sklera berwarna putih, bila kuning menandakan teinfeksi
hepatitis, bila merah kemungkinan ada conjungtivitis.
Telinga : Ada/ tidak secret, pendengaran baik
Bibir : Lembab, tidakpucat, Terdapat stomatitis/ tidak.
Mulut : Tidak stomatitis,t idak adacaries padagigi, gusipucat/ tidak.
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu
perawatan mulut agar terlihat bersih.( Sarwono,1999:405).
Adanya caries yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat
hamil sering terjadi caries yang beraitan dengan emesis,
hiperemsisi gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi
infeksi. (Manuaba,1998:140).
Leher : Ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis, kelenjar limfe
/ tidak. Dalam kehamilan biasa kelenjar tyroid mengalami
hiperfunngsi dan kadang disertai pembesaran ringan.
Metabolisme basal dapat meningkat 15 – 25% walaupun
tampak gejala –gejala yang dapat menyerupai hiperfungsi
glandula tyroid namun wanita hamil itu tidak menderita
hyperthyroid. (Sarwono,1999:256). Bila terdapat pembesaran
kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit ,
misalnya peradangan akut /kronis dikepala,orofaring, kulit
kepala /daerah leher, selain itu kemungkinan terjadi TBC,
sifilis. (RobertPriharjo,1996:62). Bila terdapat pembendungan
venajugularis, menandaklan adanya kelainan cardiovaskuler,
kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantung.
Dada :Payudara tegang, hiperpigmentasi areola mamae, putting susu
menonjol, nafas teratur, tidak sesak.
Perut : Striae lividae,linea nigra, ada bekas luka operasi/ tidak
Genetalia : Bersih/ tidak, varises +/-, tidak oedem
Ekstremitas : Oedema, varises/ tidak.
B. Palpasi
Leher :Tidak teraba pembesaran kelanjar tiroid, vena
jugularis,tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Payudara : teraba benjolanabnormal/tidak,colostrum +/-
Abdomen :Diastasis abdominals <2cm, kontraksi uterus baik, TFU
2 jari dibawah pusat.
Ekstremitas : oedema, varises/ tidak.
C. Auskultasi
Dada : untuk mengetahui terdengar suara tambahan/ tidak (ronchi/
whezing).
DJJ : +/-, teratur/ tidak, frekuensi 120 – 160 x/menit, jelas terdengar
di sebalah mana.
D. Perkusi
reflek patela +/-normal : tungkai bawah akan bergerak sedikikt ketika
tendon ditekuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka hal ini
mungkin merupakan tanda eklampsia (Depkes RI,2000:20). Bila reflek
patela negatif, kemungkinan pasien mengalami kekurangan Vit B1.
(Pusdiknakes,1993:68)
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (darah lengkap,urine lengkap, tes kehamilan), USG, Hb.
2.2.5 Intervensi
Dx : NY ”...”P ...... Ab ..... Post Partum Hari Ke...dengan Nifas.....
Tujuan : Masa nifas berjalan normal
Krieria hasil :
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TFU : 2 jari dibawah pusat
4. Kontraksi uterus : baik
5. Proses laktasi lancar
6. Ibu dapat menyusui bayinya
7. Nyeri berkurang
Intervensi
1. Jelaskan pada klien suami dan keluarga tentang masa nifas.
R/ dengan bertumbuhnya pengetahuan maka klien suami dan keluarga lebih
kooperatif sehingga memudahkan untuk melakukan perawatan.
2. Anjurkan ibu untuk mobilisasi seperti miring kanan, miring kiri, duduk dan
berjalan-jalan.
R/ untuk mempercepat proses involusi, memeperlancar peredaran darah.
3. Lakukan observasi kontraksi uterus dan pengeluaran lokhea.
R/ mengetahui apakah kontraksi uterus dalam proses involusi baik atau tidak?
4. Melakukan observasi tanda-tanda vital.
R/ untuk deteksi dini adanya kelainan.
5. Anjurkan ibu untuk tidak tarah.
R/ untuk mempercepat penyembuhan luka episotomi.
6. Anjurkan ibu sering mungkin untuk menyusui.
R/ menghindari adanya bendungan ASI.
2.2.6 Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun
secara menyeluruh dan dilaksanakan secara efisien dan aman.
2.2.7 Evaluasi
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai
keefektifan dari asuhan yang diberikan.Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu masa
nifas berjalan normal tanpa adanya komplikasi.Dari hasil evaluasi ini di tentukan
apakah rencana tindakan kebidanan itu relevan diterapkan atau sudah harus di
hentikan atau revisi ulang. Berdasarkan evaluasi selanjutnya asuhan kebidanan di tulis
dalam bentuk catatan perkembangan yang mencakup SOAP :Dalam evaluasi
menggunakan SOAP, yaitu :
S : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa.
O : Menggambarkan pendokumentasian hasil dari implementasi apakah asuhan
sudah sesuai dengan tujuan dalam implementasi.
A : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
P : Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.