Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM IV

PL2105R METODE ANALISIS PERENCANAAN I

ANALISIS STATISTIK ASOSIASI


Analisis Karakteristik Hubungan Jenis Kelamin Dengan Tingkat Persetujuan
Penerapan Kebijakan Hari Tanpa Asap (Studi Kasus: Kampus ITERA)

Oleh:
Annisya Meilia Dwi Safitri (22116163)
Jessica Patricia Sirait (22116165)

Kelas C:
Rabu, 10.00-12.00

Asisten Praktikum:
Alhamidi (22115014)
Aken Andha Runiawan (22115020)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN


TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT
TEKNOLOGI SUMATERA
2017

i
DAFTAR ISI

1.BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1


1.1Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................................. 2
2.3 Sasaran ................................................................................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................................. 3
1.4.1Ruang Lingkup Materi ....................................................................................................... 3
1.4.2Ruang Lingkup Wilayah .................................................................................................... 3
1.4.3Ruang Lingkup Waktu ....................................................................................................... 3
1.5 Metodologi Penelitian .......................................................................................................... 4
1.5.1 Data Primer ....................................................................................................................... 4
1.5.2 Data Sekunder ................................................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 4

BAB II DASAR TEORI ............................................................................................................ 5


2.1Teori Substansi...................................................................................................................... 5
2.2 Teori Analisis Deskriptif...................................................................................................... 8
2.3 Penggunaan Analisis Deskriptif dengan Aplikasi SPSS ...................................................... 8
2.4 Teori Analisis Statistik Asosiasi .......................................................................................... 8
2.4.1Uji Chi-Square Phi (f) ........................................................................................................ 9
2.4.2 Uji Korelasi R-Pearson ..................................................................................................... 9
2.5 Penggunaan Analisis Statistik Asosiasi dengan Aplikasi SPSS ........................................ 10

BAB III INPUT DAN ANALISIS DATA............................................................................... 13


3.1 Input Data........................................................................................................................... 13
3.2 Analisis Output Data .......................................................................................................... 13
3.2.1 Uji Chi-Square Phi .......................................................................................................... 13
3.2.2 Uji Korelasi R-Pearson ................................................................................................... 17
3.3 Interpretasi Terhadap Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota ......................................... 18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 19


4.1Kesimpulan ......................................................................................................................... 19
4.2 Saran .................................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
1

iii
iv
2 BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah sebagai
permasalahan yang akan dibahas, selanjutnya menentukan tujuan dan sasaran yang
akan dicapai. Dari tujuan dan sasaran ditentukan ruang lingkup penelitian, baik ruang
lingkup materi, wilayah, dan waktu. Lalu metodologi penelitian yang digunakan sesuai
dengan penelitian ini, dan terakhir sistematika penulisan dalam laporan penelitian.

1.1Latar Belakang
Pencemaran udara atau polusi udara kian hari semakin meningkat, ini sangat
memprihatinkan mengingat pencemaran adalah hal yang sangat membahayakan bagi
kelangsungan makhluk hidup dan lingkungannya. Di kota-kota besar, kontribusi gas buang
kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi
gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber
pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan
lain-lain. Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi
kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius.

Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta
benda adalah partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur
dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor Kendaraan
bermotor kini merupakan hal yang sangat lazim kita saksikandi sepanjang jalan raya. Mulai
dari kendaraan roda dua sampai roda empat, mulai dari kendaraan umum sampai
kendaraan pribadi. Tentunya kendaraan bermotor ini mengeluarkan asap yang
mengandung CO2, yaitu hasil pembakaran yang tidak sempurna, sehingga dapat
mengganggu proses pernapasan bagi manusia. Di samping itu, asap kendaraan bermotor
juga dapat menyebabkan polusi udara yang sangat mencemari dan merusak lingkungan.

Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor dengan mengesampingkan perhatian terhadap


dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti pada akhirnya akan merugikan
lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.” Para ahli lingkungan telah
menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global
akibat polusi dari asap kendaraan bermotor yang telah berkembang pesat (Bapedal, 1998)

WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor
akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10% sisanya menghirup udara yang bersifat
marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak dan dewasa yang beresiko tinggi,

1
misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru
dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak
menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi
kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.
Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala resikonya telah
dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu
warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma,
maupun kanker paru-paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan
langit di kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh gejala
dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun
mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran
pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan
pertama dalam pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya
jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru-paru.

Karena besar nya pengaruh polusi dan pencemaran udara yang di sebabkan oleh kendaraa
maka institut teknologi sumatera mengeluarkan kebijakan hari tanpa asap (HTA) yang di
berlakukan setiap hari rabu,kebijakan ini merupakan kebijakan bijak yang memberi
pengaruh positif bagi kampus dan semua warga kampus yang ada di dalam nya untuk
mengurangi masalah polusi yang berakibat fatal bagi kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan berkaitan dengan yang akan kami bahas, yaitu:
1. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin terhadap tingkat persetujuan
masahiswa dalam penerapan kebijakan Hari Tanpa Asap di ITERA?
2. Bagaimana karakteristik hubungan antara jenis kelamin mahasiswa dengan
ketersediaan bus trans saat berlaku nya kebijakan hari tanpa asap?
3. Bagaimana tingkat rentang pendapatan Kabupaten dari tahun 2000-2005 ?

1.3 Tujuan dan Sasaran


Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin terhadap tingkat persetujuan
masahiswa dalam penerapan kebijakan Hari Tanpa Asap di ITERA
2. Mengetahui karakteristik hubungan antara jenis kelamin mahasiswa dengan
ketersediaan bus trans saat berlaku nya kebijakan hari tanpa asap

2
3. Mengetahui tingkat rentang pendapatan Kabupaten dari tahun 2000-2005

2.3 Sasaran
1. Untuk menngetahui dan menilai tingkat persetujuan mahasiswa terhadap
kebijakan
2. Untuk mengetahui karakteristik hubungan antara tingkat keberadaan bus trans
dengan jenis kelamin

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dari penelitian ini terdiri atas ruang lingkup materi, ruang lingkup
wilayah, dan ruang lingkup waktu.

1.4.1 Ruang Lingkup Materi


Variabel yang digunakan dalam analisis kali ini, yaitu (a) skala nominal: berdasarkan
jenis kelamin (b) skala interval/rasio: Tingkat setuju atas penerapan kebijakan Hari
Tanpa Asap (HTA)

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah pengambilan data dibatasi pada Kampus Institut Teknologi
Sumatera (ITERA)

1.1 gambar peta itera 1

sumber : Gambar Peta Itera 2017

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu

3
Waktu pengambilan data pada Penelitian dan penyebaran kuisioner kami lakukan pada
Rabu, 21 September 2017, waktu 14.00-16.30 WIB pada penelitian pertama
Sedangkan waktu penulisan laporan 25-26 November 2017

1.5 Metodologi Penelitian


Metoda yang penulis lakukan dalam penelitian ini mencakup dua hal, yaitu metoda
pengumpulan data dan metoda analisis data. Ada 2 jenis data yang digunakan, yaitu:

1.5.1 Data Primer


Data primer kami dapatkan dengan wawancara dan membagikan kuesioner secara
langsung terhadap pembeli yang berbelanja di Pasar Tradisional Koga Kecamatan
Kedaton Kota Bandar Lampung.

1.5.2 Data Sekunder


Data sekunder kami peroleh dengan mencari studi literatur dari referensi terkait
penelitian. Serta data yang diperoleh dilakukan analisis menggunakan program SPSS 23.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan praktikum ini adalah dimulai dari latar belakang
mengenai permasalahan yang dilanjutkan dengan perumusan masalah, penjabaran
tujuan dan sasaran , ruang lingkup materi, ruang lingkup wilayah, ruang lingkup waktu,
dan metodologi penelitian. Pada Bab II Dasar Teori, kami memaparkan teori pasar, teori
analisis yang digunakan dalam substansi penelitian, teori analisis yang digunakan dalam
metode analisis pada perkuliahan Metode Analisis Perencanaan I, dan menjelaskan
langkah-langkah analisis dalam analisis SPSS. Pada bagian Bab III Input dan Analisis
Data, kami memaparkan tentang tabel input data yang berisi variabel yang akan
diujikan, analisis output data berupa analisis data, dan interprestasi data setelah diolah
dalam SPSS. Kemudian Interprestasi dari hasil analisis terhadap bidang Perencanaan
Wilayah dan Kota. Lalu pada bagian bab IV Penutup, kami membuat kesimpulan dari
hasil analisis data dan saran terhadap materi yang dibahas.

4
BAB II

DASAR TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori hari tanpa asap (HTA) yang digunakan
mengenai substansi penelitian, teori lokasi, teori analisis asosiasi teknik pengukuran
dengan chi-square phi dan korelasi r-pearson yang digunakan pada kuliah Metode
Analisis Perencanaan (MAP) I, serta teori analisis yang menjelaskan langkah-langkah
analisis dalam menggunakan SPSS.

1.1 Teori Substansi

Pengertian pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23


tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1 ayat 12 adalah sebagai
berikut:Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lainnya kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tersebut tidak dapat berfungsi sebagimana
Didalam buku , A System View of Accounting for Waste oleh Munn pencemaran lingkungan
didefinisikan secara sederhana sebagai bentuk atas bercampurnya senyawa asing dalam
senyawa alami yang berakibat pada terbentuknya senyawa baru yang sama sekali berbeda
dengan senyawa sebelumnya, atau dalam pengertian bahwa senyawa tersebut adalah
komponen dari lingkungan hidup yang tercemar. Unsur unsur pendukung dalam
pencemaran dapat dikategorikan sebagai pulutan yang berpotensi menimbulkan masalah
dalam kondisi lingkungan yang sesuai dengan peruntukkanya, sehingga dalam proses
selanjutnya sangat mempengaruhi kondisi secara signifikan dalam pemanfaatan ekonomis
lainnya.

Pencemaran lingkungan dapat diartikan pula sebagai penurunan kualitas kondisi lingkungan
yang dimaksud yang dikarenakan gangguan atas kegiatan kegiatan oelh penyebab atau
faktor rangsangan dari luar yang tidak terkontrol sesuai dengan fungsi semestinya.
Gangguan yang mungkin terjadi selama ini adalah ditimbulkan dari kegiatan operasional
usaha manusia dalam menjalankan kegiatan bisnis, artinya manusia dalam menjalankan
kegiatan bisnis tersebut menimbulkan dampak dampak sisa dari kegatan tersebut sehingga
secara normal peruntukkan lingkungan tersebut tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Dengan demikian ada tiga hal penting yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan,
yaitu:
1. Unsur yang masuk dan atau dimasukkan kedalam lingkungan

2. Kualitas dan atau penurunan kualitas lingkungan

3. Peruntukkan atau fungsi lingkungan.

Berkaitan dengan hal tersebut, yang menjadi persoalan adalah bagaimana mengetahui dan
mengukur komponen yang masuk atau dimasukkan kedalam lingkungan serta kualitas
lingkungan itu sendiri, serta hal hal yang berkaitan dengan peruntukan lingkungan bagi
sekitarnya. Dalam hal ini, perlu suatu penanganan masalah pencemaran lingkungan dalam
sebuah pedoman baku mutu, baik berupa baku mutu lingkungan yang terdiri dari air,
tanah, dan udara maupun baku mutu limbah yaitu caur, gas, dan padat serta partikel.

5
Menurut Chambers, Pengertian Pencemaran Udaraadalah bertambahnya bahan atau
substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah
tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur,
serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material.
Pengertian Pencemaran Udara menurut Parker, Pencemaran Udara adalah perubahan
atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer
tersebut.

Menurut Kumar, Pengertian Pencemaran Udara ialah adanya bahan polutan di atmosfer
yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan
mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya.
Menurut Corman, Pengertian Pencemaran Udara adalah terdapat bahan kontamina di
atmosfer karena perbuatan manusia. Hal ini untuk membedakan dengan pencemaran
udara alamiah dan pencemaran udara di tempat kerja.

Asal pencemaran udara dapat diterangkan dengan tiga proses yaitu atrisi, penguapan dan
pembakaran. Dari ketiga proses pencemaran udara tersebut, pembakaran merupakan
proses yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan.Bahan
pencemar udara atau polutan terbagi atas dua bagian, yaitu polutan primer dan polutan
sekunder.
Polutan Primer ialah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat
berupa gas yang terdiri dari senyawa karbon, senyawa sulfur, senyawa nitrogen dan
senyawa halogen.Polutan Sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih
bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Polutan sekunder ini mempunyai sifat
kimia dan sifat fisik yang tidak stabil. Yang termasuk dalam polutan sekunder ini adalah
ozon, peroxy acyl nitrat dan formaldehid.

Penyebab pencemaran udara di atmosfer biasanya berasal dari sumber kendaraan


bermotor dan industri. Bahan pencemar yang dikeluarkan tersebut antara lain ozon,
partikel debu dan lain-lain. Gas-gas ini dapat dihasilkan dari proses pembakaran oleh
mesin yang menggunakan bahan bakar yang berasal dari bahan fosil.Sumber : Buku dalam
Penulisan Pengertian Pencemaran Udara Menurut Pakar :
Pencemaran Kabut Asap lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di
sekeliling kehidupan atau organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu
yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung
baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun kuminitas)pada te pada tempat
tertentu.
1. Klsdifiksdi asap kendaraan asap kendaraan bermotor mengandung beberapa zat
yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan, diantaranya adalah karbon dioksida,
karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang
ditimbulkan. Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata,
saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan,
karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb
(karboksihemoglobin).

2. Oksida Belerang Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi
dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan
merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut
dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.

3. Oksida nitrogen. NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan


menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya
daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu,
serta menurunkan kualitas materi.

6
4. Nitrogen Monoksida (NO). Zat ini elemahkan sistem pernapasan paru dan saluran
nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.

Seberapa besar alih asap kendaraan bermotor dalam menyebabka polusi udara?
Sebuah sumber menyatakan bahwa konstribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai
sumber polusi udara mencapai 60-70%, dibandingkan dengan industri yang hanya berkisar
antara 10-15%. Sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga, pembakaran sampah,
kebakaran hutan/ladang dan lain-lain.

“Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang
menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan perbandingan
antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta.
Berdasarkan data Komisi Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar
di DKI Jakarta (tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni 2009 adalah
9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan Maret 2009
adalah 8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa kendaraan
bermotor di DKI Jakarta lebih banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan jumlah
kendaraan di DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per tahun. Angka-
angka tersebut menjadi sangat signifikan karena ketersediaan prasarana jalan di DKI
Jakarta ternyata belum memenuhi ketentuan ideal.Panjang jalan di DKI Jakarta hanya
sekitar 7.650 kilometer dengan luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari
luas wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah
adalah 14 persen.

Dengan kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila
kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat.”
(kabarindonesia.com tahun 2010)
Selain pencemaran udara disini juga di jelaskan tentang pencemaran
lingkungan,pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup
mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya
terganggu. Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam
atau juga karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau
perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga
banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.
Apabila Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah peristiwa
penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan
keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga
mengganggu kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat
terhadap jiwa manusia ataupun ekosistem lain yang berkaitan dengan manusia.

Berdasarkan medium fisik lingkungan tempat tersebarnya bahan kimia ini, maka
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan kimia dapat dibagi menjadi tiga jenis
pencemaran, yaitu:
1. Pencemaran tanah

2. Pencemaran udara

3. Pencemaran air

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup pada pasal 1 ayat 14 menyatakan :
“Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya
perubahan yang tidak menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik
7
yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi
manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran
tersebut disebut bahan pencemar atau polutan.

2.2 Teori Analisis Deskriptif


Kebijakan penerapan hari tanpa asap di institut teknologi sumatera merupakan
program kampus yang mana tidak adanya asap yang mencemari lingkungan area kampus
baik dari kendaraan maupun asap rokok,penerapan kebijakan ini di terapkan mulai dari
tahun 2016 sampai sekarang dan program ini merupakan program positif yang bertujuan
untuk mengurangi polusi udara karena kita tahu dampak akibat pencemaran yang di
sebabkan oleh polusi banyak sekali dan berbahaya bagi kesehatan seperti yanh di jelaskan
dalam kajian teori di atas.Kebijakan ini merupakan program kampus sehat yang
diberlakukan setiap hari rabu, ,di istritut teknologi sumatera dan penerapan nya sejauh ini
berjalan dengan baik dan di patuhi oleh semua warga kampus mulai dari rektor,staf,dosen
,mahasiswa/mahasiswi ,pengurus kebersihan satpam sampai penjaga kantin ikut memetuhi
program ini tanpa kecuali.

2.3 Penggunaan Analisis Deskriptif dengan Aplikasi SPSS


Analisis Deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk menilai karakteristik dari sebuah
data. Karakterisitik seperti : nilai Mean, Median, Sum, Variance, Standar error, standar
error of mean, mode, range atau rentang, minimal, maksimal, skewness dan kurtosis.
Dengan adanya peraktikum MAP menggunakan aplikasi SPSS ini memudahkan kami dalam
menganalisis data yang kami dapatkan dan memperkecil kesalahan dalam perhitungan jika
di bandingkan dengan perhitungan scara manual tanpa aplikasi

2.4 Teori Analisis Statistik Asosiasi


Analisis statistik asosiasi adalah suatu metoda analisis statistik yang membantu dalam
melihat korelasi/kaitan atau hubungan yang ada di antara sekumpulan observasi, yaitu
untuk mengetahui hubungan antar variabel (ada/tidak), seberapa kuat hubungan antara
kedua variabel (kuat/lemah), arah hubungannya (positif/negatif), dan pola hubungan.
Analisis statistik asosiasi juga memiliki manfaat dalam penggunaannya, yaitu untuk
mempredisksi skor suatu variabel berdasarkan variabel lain dan melacak hubungan
kausal antara beberapa variabel data nominal, ordinal, dan interval rasio.
Tabel 2.1
Metode Analisis Asosiasi Antara Variabel
Metode Analisis Menurut Skala Pengukuran
Penerapan
Nominal Ordinal Interval/Rasio

Asosiasi bersifat Ukuran korelasi Ukuran korelasi Koefisien korelasi


Korelatif berbasis Chi-Square: variabel ordinal r-person (Product
- Koefisien Phi kontinyu: Moment)

8
Metode Analisis Menurut Skala Pengukuran
Penerapan
Nominal Ordinal Interval/Rasio

- Koefisien V - Koefisien korelasi


Creamer Tau Kendal
- Koefisien - Koefisien korelasi
Kontingensi C Rho Spearmen

Ukuran korelasi Ukuran korelasi


berbasis Propotional variabel ordinal
Reduction Error collapsed:
(PRE) - Koefisien Gamma
- Koefisien Lambda - Koefisien d Sommer
- Koefisien Tau-b
Kendal

Asosiasi bersifat Analisis variansi


Eksperimental (ANOVA)

Analisis regresi

Sumber: Power Point MAP I Analisis Asosiasi, 2017

2.4 2.4.1Uji Chi-Square Phi (f)


Chi-square phi digunakan jika data tabel kontingensi berupa matriks atau tabel 2x2
artinya baris X kolom memiliki pola yang sama 2x2.

2.4.2 Uji Korelasi R-Pearson


Uji korelasi r-pearson menjelaskan keberadaan, kekuatan, dan arah hubungan antara
kedua variabel dan digunakan juga untuk mengukur hubungan dua variabel yang diukur
dalam skala interval rasio dengan asumsi dasar:
1. Linear: Koefisien korelasi hanya cocok untuk mengukur derajat hubungan antara
variabel yang terkait secara linier. Bila hubungan tidak linear, maka koefisien
korelasi akan menunjukkan angka nol.
2. Kedua variabel merupakan variabel random yang diukur dalam skala interval
rasio.
3. Kedua variabel mempunyai distribusi normal bivariat.
4. Sampel random sampling dan homoscedasticity.

Berdasarkan interpretasi hubungan nya maka dapat dinyatakan

9
Interpretasinya r = 0 tidak ada hubungan, r = ±1 ada hubungan sempurna, dan r2
koefisien determinasi menunjukkan proporsi variasi yang dijelaskan oleh variabel lain.
Angka yang diperoleh akan menunjukkan hasil dari hipotesa dan positif/negatif
menunjukkan arah. Sehingga hipotesa pada korelasi r-pearson, diantaranya:

H0 : = 0 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kedua variabel.

H1 : = 1 menunjukkan bahwa ada hubungan kedua variabel.

2.5 Penggunaan Analisis Statistik Asosiasi dengan Aplikasi SPSS


Pada praktikum ini akan dilakukan beberapa cara dalam pengolahan data, yaitu uji chi-
square phi dan uji korelasi r-pearson. Uji chi-square phi dilakukan untuk mengetahui
korelasi antar variabel, yaitu ada atau tidak ada hubungan dari jenis kelamin sampel
konsumen dengan tingkat kebersihan pasar. Selanjutnya uji korelasi r-pearson dilakukan
untuk melihat hubungan antara pendapatan per bulan sampel konsumen dengan
pengeluaran konsumen yang berbelanja sebelum lebaran 2016 di pasar tradisional Koga.
a.Uji Chi-Square Phi
Langkah-langkah Uji Chi-Square Phi dalam analisis data statistik menggunakan SPSS
adalah sebagai berikut.
1. Masukkan data dari hasil survei lapangan yang akan diuji dalam hal ini variabel
jenis kelamin dan variabel tingkat mendukung adanya HTA. Setelah itu klik menu
“Analyze”. Pilih sub-menu
“Descriptive Statistics” dan lalu pilih “Crosstabs”
2. Masukkan variabel jenis kelamin ke column (s) dan variabel
tingkat kebersihan ke row. Lalu klik mouse pada pilihan
“Statistics” dan ceklist pada “chi-square” dan “phi and cramer’s
v”. Tekan “Continue”.

Gambar 2.5 kotak dialog statistik 1

(Sumber: SPSS 23, 2017)

10
3. Klik mouse pada pilihan “cells” dan ceklist “Observed” pada
count dan pada noninteger weight pilih “Round cell counts”.
Tekan “Continue”.

2.5 kotak dialog cell display 1

(Sumber: SPSS 23, 2017)

4. Klik mouse pada pilihan “Format” dan checklist “Ascending” pada


row order.

5. Terakhir klik “ok” untuk mengkhiri pengisian prosedur analisis.


Kemudian akan telihat output dan interpretasi SPSS.

Gambar 2.5 interferensi uji sequare 1

(Sumber: SPSS 23, 2016)

11
b. Uji Korelasi R-Pearson
Langkah-langkah Uji Korelasi R-Pearson dalam analisis data
statistik menggunakan SPSS adalah sebagai berikut.
1. Masukkan data dari hasil survei lapangan yang akan diuji dalam
hal ini variabel pendapatan pe bulan dan variabel pengeluaran
sebelum lebaran 2016. Setelah itu klik menu “Analyze”. Pilih sub-
menu “Correlate” dan lalu pilih “Bivariate”. Masukkan variabel
pendapatn per bulan dan pengeluaran sebelum lebaran 2016 ke
dalam variables. Kemudian checklist pearson pada “Correlation
coefficients”, two-tailed pada Test of Significance, dan checklist
flag significant correlations
2. Klik mouse pada pilihan “Options” dan pilih “Exclede cases
pairwise” pada missing values. Tekan “Continue”.
Gambar 2.7 Kotak Dialog Options (Sumber: SPSS 23, 2016)

3. Kemudian terakhir klik “ok” untuk mengkhiri pengisian prosedur


analisis. Lalu akan telihat output dan interpretasi SPSS.

2.5 output corelasi R Person 1

(Sumber: SPSS 23, 2016)

12
3 BAB III
INPUT DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan membahas analisis dari uji yang dilakukan dalam penelitian tentang
input data, analisis output data yang terdiri atas 2 uji hipotesis pada penelitian kali ini,
yaitu : uji chi-square phi (f) dan uji korelasi r-pearson, serta interpretasi terhadap
bidang perencaanaan wilayah dan kota.

3.1 Input Data


Data yang diperoleh dari survei pada pasar Koga akan ditampilkan dalam suatu tabel
input yang berisikan variabel-variabel yang akan diuji saja. Dalam analisis ini, variabel
yang akan dianalisis adalah variabel jenis kelamin sampel konsumen pasar, variabel
pendapatan per bulan sampel konsumen pasar, variabel pengeluaran sebelum lebaran
2016 sampel konsmen pasar, dan variabel penilaian tingkat kebersihan pasar dari
sampel konsumen di pasar tradisional Koga, Kota Bandar Lampung. Input data
terlampir.

3.2 Analisis Output Data


Data yang diolah dari hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square Phi untuk
menjadi bahan analisis hubungan antara dua variabel dengan matriks atau tabel 2x2
yang data tabel digunakan kontingensi dan Korelasi R-Pearson akan menjadi bahan
analisis untuk mengetahui karakteristik korelasi antar variabel.

3.2.1 Uji Chi-Square Phi


Pada chi-square phi jika data tabel yang digunakan kontingensi variabelnya adalah
tingkat kebersihan dan jenis kelamin sampel konsumen dari pasar berupa data skala
nominal dan tabel data yang matriks 2x2, agar diperoleh korelasi dari variabel tingkat
kebersihan dan variabel jenis kelamin sampel konsumen di pasar tradisional Koga.

13
No table of figures entries found.

Cases

Valid Missing Total

Perce
N Percent N Percent N nt

Jenis kelamin * apakah


100.0
mendukung kebijakan hari 12 100.0% 0 .0% 12
%
tanpa asap
Tabel 3.1 case prosenning sumary 1

tabel di atas menjelaskan hubungan antara kedua variabel, bahwa dari hasil data yang
di input terdapat 6 sampel laki-laki dan 6 sampel perempuan , jumlah keseluruhan ada
12 sampel berdasarkan sampel tingkat persetujuan dan jenis kelamin penerapan hari
tanpa asap di ITERA .

Chi-Square Tests

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square .686 1 .408
b
Continuity Correction .043 1 .836

Likelihood Ratio .712 1 .399

Fisher's Exact Test .576 .424

Linear-by-Linear Association .629 1 .428


b
N of Valid Cases 12

a. 4 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.67.

b. Computed only for a 2x2 table


Tabel 3.2 chi square tests 1

14
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count
is ,90.
b. Computed only for a 2x2 table

Uji Chi-Square phi ini untuk melihat ada atau tidak ada hubungan antara 2 variabel
nominal. Pada tabel 3.3 dijelaskan dari hasil output data, nilai pearson chi-square (X2)
6,86, value continuity correction sama dengan 0,43 dan value linear by linear
association sebesar 6,29

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi -.239 .408

Cramer's V .239 .408

N of Valid Cases 12
Tabel 3.3 symetric measur 1

3.3 grafik uji 1


a. Asumsi :
 Pengambilan sampel random sampling.
 Tipe skala pengukuran nominal.
 Data terdistribusi mendekati normal.

b. Hipotesa :
 Ho = 0, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis
kelamin dengan penilaian tingkat kebersihan pasar Koga.
 H1 ≠ 0, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jenis
kelamin dengan penilaian tingkat kebersihan pasar.
 X22 (SPSS) ≤ Xtabel Ho diterima.
 X (SPSS) > Xtabel H1 diterima.
 Asymp. Sig < 0,05 Ho ditolak.

15
 Asymp. Sig > 0,05 H1 ditolak.
c. Menentukan α
Tingkat kepercayaan adalah 90%, dengan α sama dengan 0,1
untuk satu sisi (a) dan α sama dengan 0,05 untuk dua sisi (b).

d. Wilayah kritis: X2 > Xa; df = (b-1)(k-1);


 Df = (2-1)(2-1) = 1;
 X2 > X0,05; df=1
 X2 > 3,841

e. Statistik uji X2
 Wilayah kritis = X2 > X0,05;df=1
X2 = 0,019; X0,05; df=1 =
3,841;
X2 (0,019) < 6,86 Ho diterima

 Asymp. Sig = 4,24 6,86 > 0,05 Ho diterima.

f. Kesimpulan
 X2 > X0,05;df=1
0,019 < 6,86 Ho diterima.

 Asymp. Sig > 0,05


0,891 > 0,05 Ho diterima.

16
Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi-square phi X2 (06,86) < X0,05;df=1 (3,841), maka
X2 jatuh di luar dari wilayah kritis karena Ho diterima. Selain itu, juga dibuktikan
dengan nilai Asymptotic Signi-ficance (2-sided) sama dengan 4,24 yakni lebih besar dari
0,05 berarti Ho diterima. Ini menujukkan bahwa saat Ho diterima berarti tidak ada
hubungan nyata antara jenis kelamin dengan penilaian tingkat kebersihan pasar
tradisional Koga.

3.2.2 Uji Korelasi R-Pearson


Uji korelasi r-pearson adalah menjelaskan keberadaan, kekuatan, dan arah hubungan
antara kedua variabel dan digunakan juga untuk mengukur hubungan dua variabel yang
diukur dalam skala interval rasio. Variabel mempunyai distribusi normal bivariat dan
random sampling. Koefisien korelasi hanya cocok untuk mengukur derajat hubungan
antara variabel yang terkait secara linier. Bila hubungan tidak linear, maka koefisien
korelasi akan menunjukkan angka nol.

Correlations

tingkat tingkat
pendapatan pendapatan
tahun 2000 2005

tingkat pendapatan tahun 2000 Pearson Correlation 1 .424

Sig. (2-tailed) .193

N 11 11

tingkat pendapatan 2005 Pearson Correlation .424 1

Sig. (2-tailed) .193

N 11 11
Gambar 3.2.2 Corelation 1

Nilai yang diperoleh = 0, menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan rentang


pendapatan dari tahun 2000-2005
Nilai yang diperoleh = 1, menunjukkan terdapat hubungan sempurna antara rentang
pendapatan
Nilai yang diperoleh positif: hubungan antara pendapatan berdasarkan jenis kabupaten
Nilai yang diperoleh negatif: hubungan antara pendapatan 2000-2005 tidak
sejalan/berbanding terbalik.

Berdasarkan hasil analisis uji korelasi r-pearson dari variabel pendapatan berdasarkan
tingkat kabupaten pada tahun 2000-2005 pada tabel 3.2.2. dari tabel tersebut, dapat
17
dijelaskan bahwa terdapat korelasi Hubungan yang cukup kuat yaitu adanya rentang
pendapatan dari tahun 2000-2005 berdasarkan jenis pendapatan dan ditunjukkan
sebesar 1,93. Selanjutnya, nilai (+) positif pada hubungan tersebut menunjukkan arah
hubungan yang searah/berbanding lurus antara variabel-variabel tersebut. Jadi,
berdasarkan perhitungan dapat dilihat bahwa nilai naik secara signifikan dari tahun ke
tahun.

3.3 Interpretasi Terhadap Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota


Berdasarkan hasil analisis data di kampus ITERA ternyata memiliki tingkat persetujuan
terhadap penerapan kebijakan di lihat dari data yang dibandingkan yaitu jenis kelamin
selain itu pula terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan adanya bus trans .
Besarnya pendapatan per tahun yang memiliki hubungan antara tahun 2000-2005 dapat
dilihat dari nilai yang diperoleh yaitu=1 dan dapat disimpulkan ada keterkaitan yang
signifikan dari tahun ke tahun berdasarkan tingkat pendapatan.

Interpretasi dalam perencanaan wilayah dan kota dari hasil analisis di atas adalah
Adanya hubungan antara tingkat jenis kelamin dan trans lampung bila kebijakan
diterima oleh seluruh mahasiswa kampus dengan adanya hubungan itu maka perlu ada
nya penyediaan bus yang aman nyaman dan bersih untuk kedepan nya agar
memudahkan mahasiswa berpergian dalam rute ulak alik menuju kampus, dengan
adanya jaminan pemenuhan bus dapat mengurangi kemacetan.

Berdasarkan tingkat pendapatan pendapatan terus meningkat dari tahun ke tahun


dilihat dari nilai yang ada dengan adanya peningkatan maka dalam hal ini dapat memicu
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan , untuk itu perlunya perhatian
khusus dalam peningkatan pendapatan oleh pemerintah dan mempertahankan tingkat
pendapatan yang ada agar terjamin nya kesetabilan pendaopatan di suatu wilayah.

18
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini akan memuat kesimpulan dan saran dari hasil analisis yang telah
dilakukan.

4.1Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis uji chi-square phi menunjukkan variabel
jenis kelamin dengan tingkat persetujuan yaitu (X2 (0,019) < X0,05;df=1 (6,86) dan nilai
Asymptotic Signi-ficance (2-sided) sama dengan 4,24, yakni lebih besar dari 0,05, maka
X2 jatuh di luar dari wilayah kritis karena Ho diterima). Maka adanya hubungan antara
jenis kelamin dengan tingkat persetujuan mahasiswa, Tetapi harus adanya ketersediaan
bus trans yang menjamin rute ulak alik mahasiswa dan tepat waktu karena hubungan
antara jenis kelamin dengan ketersediaan bus trans sangat berpengaruh dilihat dari uji
yang ada dan uji yang telah di asumsikan .
Hasil dari uji korelasi r-pearson menunjukkan bahwa variabel pendapatan dari tahun
2000-2005 memiliki pengaruh yang besar dan memiliki peningkatan untuk itu harus ada
upaya dalam peningkatan penghasilan dan mempertahankan peningkatan yang terjadi
saat ini.

4.2 Saran
Perlu ada nya penyediaan bus trans yang aman nyaman bagi mahasiswa karena semakin
layak kendaraan umum yang ada maka semakin menembah minat mahasiswa untuk naik
kendaraan umum dan dapat mengurangi kemacetan
Untuk praktikum selanjutnya perlu adanya panduan atau modul yang kami pegang
sebelum di mulai praktikum agar kami mudah mengerti dan memahami materi yang
disampaikan.

19
4 DAFTAR PUSTAKA

PP no.27 th 1997 UU lingkungan hidup


Didalam buku , A System View of Accounting for Waste oleh Munn pencemaran lingkungan
– H. J. Mukono, 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernapasan. Penerbit Airlangga University Press : Surabaya
Pencemaran Kabut Asap lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di
sekeliling kehidupan atau organism
(Achmad Lutfi,2009. Pengertian Pencemaran.http://www.chem-is-try.org/materi
kimia/kimia-lingkungan/pencemaran lingkungan/pengertian-pencemaran/ diakses pada tanggal 5
Desember 2011)
kabarindonesia.com tahun 2010
(Admin,Pencemaran Lingkungan Solusi dan Permasalahannya,
http://www.peutuah.com/pencemaran-lingkungan-dan-solusi-permasalahannya/.diakses Jumat 10
Februari 2012)
.(Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan Iso 14001,(Jakarta : PT
Gramedia Widiasarana Indonesia,2001), hal.41.)
UU No.23 Tahun 2009.http://birohukum.pu.go.id/peraturan/UU32-2009.pdf.diakses 10
Februari 2012.)
Arianto Sam, Pengertian Pencemaran,
http://smileboys.blogspot.com/2008/08/pengertian-pencemaran.html diakses pada tanggal 5
Desember 2011.)

20
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

21
LaAMPIRAN

1
2

Anda mungkin juga menyukai