Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan


Berdasarkan percobaan kompleksometri yang telah dilakukan, didapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel IV.1 Standarisasi larutan Na2EDTA dengan ZnSO4 sebanyak 10 mL
Titrasi ke- V Na2EDTA (mL)
1 5
2 7
3 9,4
4 7,3
5 8,2
6 7,5
Volume Rata - rata 7,4

Tabel IV.2 Titrasi air isi ulang Ar-Rahman sebanyak 10 mL dengan Larutan Na2EDTA
Titrasi ke V Na2EDTA (mL)
1 1,7
2 1,9
3 1,6
Volume Rata - rata 1,733

Tabel IV.3 Titrasi air sumur daerah Gebang Lor sebanyak 10 mL dengan larutan Na2EDTA
Titrasi ke V Na2EDTA (mL)
1 1
2 1
3 1,1
Volume Rata-rata 1,03

IV-1
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Tabel IV.4 Titrasi sampel X sebanyak 10 mL dengan larutan Na2EDTA

Titrasi ke V Na2EDTA (mL)


1 4,1

2 4,5

3 4,2

Volume Rata-rata 4,2

4.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan kompleksometri ini, pertama untuk mengetahui cara
menstandarisasi larutan Na2EDTA 0,15 M dengan ZnSO4 0,15 M menggunakan titrasi
kompleksometri. Kedua untuk mengetahui nilai kesadahan air (Ca) pada air minum
isi ulang merek Ar-Rahman dengan menggunakan metode kompleksometri dan
membandingkan dengan standar baku air minum. Dan ketiga, untuk mengetahui nilai
kesadahan pada air sumur daerah Gebang Lor dengan menggunakan metode
kompleksometri dan membandingkan dengan standar baku air bersih.
Metodologi praktikum yang digunakan dalam percobaan kompleksiometri ini
yaitu pertama melakukan pembakuan larutan Na2EDTA dengan menggunakan
larutan ZnSO4 0,15M. Sebagai indikator tercapainya titik akhir titrasi maka
ditambahkan indikator EBT, hingga warna larutan menjadi ungu bening. Tujuan
penambahan indikator EBT yaitu sebagai indikator pada percobaan kompleksometri.
EBT adalah sejenis indikator yang berwarna merah muda bila berada dalam larutan
yang mengandung ion kalsium dan ion magnesium dengan pH 10,0 (Alaerts, 1984).
Setela terjadi perubahan warna dilanjutkan dengan menitrasi larutan ZnSO4 dengan
larutan Na2EDTA. Dilakukan titrasi hingga warna berubah menjadi biru bening.
Standarisasi Na2EDTA dengan ZnSO4 dilakukan untuk mengetahui konsentrasi
larutan Na2EDTA yang sebenarnya.

Gambar IV.1 Hasil standarisasi larutan Na2EDTA dengan larutan ZnSO4 0,15 M 10 mL

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember IV-2
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Setelah melakukan pembakuan dan mengetahui konsentrasi Na2EDTA yang
sebenarnya dilakukan analisa terhadap kesadahan air minum isi ulang Ar-Rahman
dengan cara titrasi larutan Na2EDTA 0,15 M dengan 10 mL sampel air isi ulang Ar-
Rahman. Tahap yang dilakukan pertama memasukkan air minum isi ulang Ar-
Rahman sebanyak 10 mL ke dalam erlenmeyer. Setelah itu, menambahkan 5 mL
larutan NaOH 1 N. Fungsi penambahan NaOH yaitu agar sampel berada dalam
suasana basa karena langkah selanjutnya ditambahkan EBT yang dapat berfungsi saat
suasana basa. Selanjutnya, menambahkan indikator Eriochrome Black T (EBT)
kemudian homogenkan. Tujuan penambahan indikator EBT yaitu EBT sebagai
indikator untuk menentukan titik akir titrasi. Setelah penambahan EBT akan terjadi
perubahan warna menjadi berwarna merah muda bila berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium dan ion magnesium dengan pH 10,0 (Alaerts, 1984).
Selanjutnya menitrasi air isi ulang Ar-Rahman dengan larutan Na2EDTA dan mencatat
volume Na2EDTA yang diperlukan. Larutan yang sudah ditambahkan Eriochrome
Black T (EBT) dititrasi hingga titik akhir yang ditandai dengan terjadi perubahan
warna larutan dari merah muda menjadi biru. Adanya perubahan warna menandakan
bahwa didalam sampel air mengandung adanya kandungan Ca
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, berikut ini adalah hasil analisa
sampel air minum isi ulang Ar-Rahman dengan larutan standar Na2EDTA :

Gambar IV.2 Perubahan warna setelah titrasi analisa air minum isi ulang Ar-Rahman
Dengan prosedur yang sama dengan analisa air minum isi ulang, analisa
sampel yang kedua dilakukan pada air sumur daerah Gebang Lor, berikut ini
didapatkan gambar percobaan analisis sampel air sumur Gebang Lor dengan larutan
standar Na2EDTA sebagai berikut:

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember IV-3
BAB IV Hasil dan Pembahasan

Gambar IV.3 Perubahan warna setelah titrasi sampel air sumur daerah Gebang Lor
Dengan prosedur yang sama dengan analisa air minum isi ulang dan air sumur,
analisa sampel yang ketiga dilakukan pada sampel X, didapatkan gambar percobaan
analisis sampel X dengan larutan standar Na2EDTA sebagai berikut:

Gambar IV.4 Perubahan warna setelah titrasi analisa sampel X


Setelah melakukan standarisasi larutan Na2EDTA 0,15 M oleh ZnSO4 0,15 M
dengan volume 10 mL didapatkan grafik sebagai berikut:

10
9.4
Volume Na2EDTA (mL)

8.2
8
7 7.3 7.5
6
5
4
2
0
1 2 3 4 5 6
Titrasi ke

Grafik IV.1 Hasil Standarisasi larutan Na2EDTA dengan ZnSO4 0,15 M 10 mL


Berdasarkan Grafik IV.1 volume Na2EDTA yang dibutuhkan untuk menitrasi
larutan ZnSO4 sebanyak 10 mL, yaitu pertama volume Na2EDTA dibutuhkan sebanyak

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember IV-4
BAB IV Hasil dan Pembahasan
5 mL, pada standarisasi kedua volume Na2EDTA dibutuhkan sebanyak 7 mL, pada
standarisasi ketiga volume Na2EDTA dibutuhkan sebanyak 9,4 mL, pada standarisasi
keempat volume Na2EDTA dibutuhkan sebanyak 7,3 mL, pada standarisasi kelima
volume Na2EDTA dibutuhkan sebanyak 8,2 mL, pada standarisasi keenam volume
Na2EDTA dibutuhkan sebanyak 7,5 mL, dan diperoleh volume rata-rata Na2EDTA
dibutuhkan sebanyak 7,4 mL. Untuk mendapatkan molaritas Na2EDTA menggunakan
rumus pengenceran, sehingga didapatkan molaritas Na2EDTA yaitu 0,2 M. Nilai error
yang didapatkan pada standarisasi ini sebesar 33,33%.
Nilai error yang didapatkan cukup besar. Penyebab error pada praktikum
kompleksometri yaitu dikarenakan larutan EDTA juga berubah kepekatannya selama
penyimpanan. Perubahan ini terjadi karena besarnya kemampuan EDTA membentuk
kompleks sehingga kalsium yang ada dalam bahan pembentuk wadah tempat
menyimpannya dapat ditarik oleh EDTA, terutama bila wadah penyimpanan itu
terbuat dari kaca bermutu rendah. Dengan adanya cemaran sumber-sumber lain,
maka perbedaan bisa terjadi antara titer yang ditentukan dalam larutan yang bersifat
asam dan titer larutan yang ditentukan dalam larutan yang bersifat basa (Rivai,1995).
Dari Tabel IV.2 hasil analisa sampel air minum isi ulang Ar-Rahman
menggunakan larutan Na2EDTA didapatkan grafik sebagai berikut :

2
Volume Na2EDTA (mL)

1.9 1.9
1.8
1.7 1.7
1.6 1.6
1.5
1.4
1 2 3
Titrasi ke

Grafik IV.2 Hasil analisa sampel air minum isi ulang Ar-Rahman sebanyak 10 mL
dengan larutan standar Na2EDTA
Berdasarkan Grafik IV.2 didapatkan data pada titrasi pertama diperoleh hasil
volume Na2EDTA sebanyak 1 mL, pada titrasi kedua sebanyak 1 mL, pada titrasi
ketiga sebanyak 1,1 mL, dan diperoleh volume rata-rata Na2EDTA sebanyak 1,733
mL. Titrasi dilakukan sampai mencapai titik akhir titrasi dan berubah warna menjadi

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember IV-5
BAB IV Hasil dan Pembahasan
biru. Dan di dapat hasil kesadahan Ca air minum isi ulang Ar-Rahman sebesar 1039,8
ppm dimana hasil tersebut melebihi ambang batas maksimum kesadahan air minum
menurut Permenkes nomor : 416/menkes/per/ix/1990 tanggal : 3 september 1990
berdasarka mutu air minum sebesar 500 ppm. Karena hasil kesadahan sampel air
minum isi ulang Ar-Rahman yang diperoleh tersebut melebihi batas kesadahan yang
ditetapkan dapat disimpulkan bahwa sampel air minum Ar-Rahman tidak masuk
kriteria air minum yang layak konsumsi. Namun perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut karena terjadi kesalahan dalam proses titrasi.
Analisa kesadahan juga dilakukan pada air sumur, sampel yang akan diuji
merupakan air sumur daerah Gebang Lor , berasarkan Tabel IV.3 dihasilkan grafik
sebagai berikut :
Volume Na2EDTA (mL)

1.12
1.1 1.1
1.08
1.06
1.04
1.02
1 1 1
0.98
0.96
0.94
1 2 3
Titrasi ke

Grafik IV.3 Hasil analisa sampel air sumur daerah Gebang Lor sebanyak 10 mL
dengan larutan standar Na2EDTA
Berdasarkan Grafik IV.3 titrasi pertama membutuhkan 1 mL Na2EDTA, pada
titrasi kedua membutuhkan 1 mL Na2EDTA, dan pada titrasi ketiga membutuhkan 1,1
mL Na2EDTA, dan diperoleh volume rata-rata Na2EDTA sebanyak 1,03 mL. Dari data
terebut didapatkan kesadahan Ca sebesar 619,8 ppm. Dimana hasil tersebut melebihi
ambang batas maksimum kesadahan air sumur menurut Permenkes nomor :
416/menkes/per/IX/1990 tanggal : 3 september 1990 berdasarka mutu air minum
sebesar 500 mg/l. Menurut Permenkes hasil perhitungan kesadahan tersebut
melebihi batas tapi tidak lebih terlalu banyak. Jadi, sampel air sumur tersebut sedikit
kurang layak digunakan sebagai air bersih karena nilai kesadahannya sedikit
melebihi kesadahan yang ditetapkan oleh Permenkes.

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember IV-6
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Analisa kesadahan juga dilakukan pada sampel X, berasarkan Tabel IV.4
dihasilkan grafik sebagai berikut :

4.6
Volume Na2EDTA

4.5 4.5
4.4
4.3
4.2 4.2
4.1 4.1
4
3.9
1 2 3
Titrasi ke

Grafik IV.4 Hasil analisa sampel X sebanyak 10 mL dengan larutan standar Na2EDTA
Berdasarkan Grafik IV.4 titrasi pertama membutuhkan 4,1 mL Na2EDTA, pada
titrasi kedua membutuhkan 4,5 mL Na2EDTA, dan pada titrasi ketiga membutuhkan
4,2 mL Na2EDTA, dan diperoleh volume rata-rata Na2EDTA sebanyak 4,26 mL Dari
data terebut didapatkan kesadahan Ca sebesar 2.556 ppm.

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember IV-7
BAB IV Hasil dan Pembahasan

Laboratorium Kimia Terapan I


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember IV-8

Anda mungkin juga menyukai