Fisik
Individu → Dpt
Sosial Berkembang Mental
Spiritual
FAKTA-FAKTA TENTANG
MASALAH KESEHATAN Lebih dr 19 juta
penduduk usia > 15 th
JIWA DI INDONESIA terkena GANGGUAN 730 Milyar dana BPJS
1 dari 4 orang
MENTAL utk gangguan jiwa (th
dewasa, akan
EMOSIONAL 2016)
mengalami masalah
kesehatan jiwa
7 dari 1.000 Rumah Tangga
Lebih dr 12 juta terdapat anggota keluarga
penduduk usia > 15 dengan Skizofrenia/Psikosis
th terkena DEPRESI
- Kondisi kemiskinan
Peningkatan prevalensi
- Transisi demografi
gangguan jiwa
- Konflik2 dalam masyarakat
- bencana alam
SKIZOFRENIA
10
Adalah gangguan / penyakit otak yang bersifat kronis, berat, yang ditandai
dengan distorsi pada proses pikir
gejala
Transitional
⚫medikamentosa ⚫medikamentosa
⚫living skills volunteer work
⚫psikoterapi ⚫psikoterapi
⚫learning skills
⚫living skills ⚫living skills
⚫social skills
⚫learning skills sheltered
⚫working skills workshop
temporary
try out work
KUALITAS HIDUP
special
Universitas Indonesia 4/23/2019 placement
12
GANGGUAN BIPOLAR
13
Penanganan psikososial:
FASE AKUT : FASE STABILISASI : - Edukasi
Stabilisasi gejala - Farmakoterapi - Latihan monitoring mood
(Farmakoterapi) - Psikoterapi - Social training
- Pencegahan relaps
15
GUIDELINE : CLINICAL
PATHWAY
Lingkaran mencapai layanan bermutu 17
Literatur
(Apa yang dapat kita
lakukan)
Audit Klinik
HTA
(apakah kita benar-benar
(Mana yang harus kita
melakukan yang seharusnya kita
pilih)
lakukan)
Algoritma
Protokol/Panduan
Prosedur/SPO
10
Skizofrenia tak terinci
50.6
Skizoafektif
Psikotik akut
RAWAT INAP
30
25
20
30 30
15
10
RAWAT INAP
RAWAT JALAN
8,728,684
9,000,000 377,000
400,000
8,000,000
350,000
7,000,000
300,000
6,000,000
4,500,000
5,000,000 250,000 208,671
4,000,000 200,000
3,000,000
150,000
2,000,000
100,000
1,000,000
50,000
-
-
RATA2 KLAIM PEMBIAYAAN/PASIEN
KLAIM PEMBIAYAAN/PASIEN
25
KOMPONEN-KOMPONEN PELAYANAN YANG PERLU
MENDAPATKAN PERHATIAN DALAM PEMBIAYAAN
PENANGANAN/PENJEMPUTAN
KUNJUNGAN RUMAH
PASIEN PD KONDISI KRISIS
(HOME VISIT)
(crisis intervention)
KESIMPULAN
- Diera JKN, (RS Jiwa dituntut) untuk memberikan layanan yang bermutu mengutamakan
keselamatan pasien dengan tetap mempertimbangkan asas efektifitas dan
efisiensi
- Antisipasi Rumah Sakit dalam mengelola pasien di era JKN :
Rawat Inap
A. Melakukan Evaluasi terus menerus terhadap tindakan dan tatalaksana pasien
B. Melakukan perhitungan unit cost untuk tiap-tiap komponen biaya (mis. Obat,
akomodasi, biaya penunjang, SDM tindakan dengan proporsi yang sesuai) dan
melakukan monev serta pengendalian biaya
o Melakukan efisiensi hari rawat
o Menerapkan efektivitas prosedur diagnostik dan terapi sesuai kebutuhan
o Menerapkan clinical pathway dan discharge planning yang tepat secara klinis
o Meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pemberi layanan lain melalui
sistem rujukan terintegrasi
Rawat Jalan
- Pengembangan layanan subspesialistik
- Optimalisasi sistem rujukan dan rujukan balik
27
TERIMA KASIH
PANDANGAN PERSI TERHADAP PELAYANAN
PENYAKIT KEJIWAAN DI ERA JKN
“ The secret of change is to focus all of your energy, not on fighting the old, but on building the new ”
- Socrates -
Masalah
Lebih kompleks E
D
Lolos Babak
Penyisihan
Menjadi Lebih Besar & Tangguh
C Lebih Baik
B Continous
Improvement
A
“ Tak ada yang bisa diubah sebelum dihadapi, motivasi saja tidak cukup “
Rhenald Kasali, 2017
More productive People
Kuntjoro-PERSI 31
Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Strukutur Penduduk Indonesia Periode Bonus Demografi Generasi 100 thn Merdeka
Tahun 2010 2005-2035 (Usia pada tahun 2045)
Jumlah Penduduk:
238,5 Juta orang Pendidikan dan Kesehatan
75 + 3,853
Pastikan setiap anak bangsa
70-74 3,376
mendapatkan layanan
Pendidikan dan Kesehatan
60-69 10,808
50-59
55-64 tahun
20,026
45-54 tahun
Kelompok umur
40-49 30,730
35-44 tahun
30-39 38,501
20-29 41,529
Generasi
10-19 43,724
Pemegang Kunci
0-9 45,972
Kejayaan
Indonesia
Jumlah Penduduk (juta) Pendidikan dan Kesehatan
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2015
(Bappenas, BPS, UNFPA 2013)) Kuntjoro-PERSI 32
Mulai 2030 Indonesia akan mengalami aging population
1980 Population by Age and Sex,
2010
Indonesia Census 1980
Population by Age and Sex,
Indonesia Census 2000
Not Stated
85 + 75+
80 - 84 70-74
75 - 79
65-69
70 - 74
60-64
65 - 69
60 - 64 55-59
55 - 59 50-54
Age Group
50 - 54 45-49
Age Group
45 - 49
40-44
40 - 44
35-39
35 - 39
30 - 34 30-34
25 - 29 25-29
20 - 24 20-24
15 - 19
15-19
10 - 14
10-14
5-9
0-4 5-9
0-4
20 15 10 5 0
0 5 10 15 20
Percentage Percentage 20 15 10 5 0 5 10 15 20
Male Female
2050 2030
Population by Age and Sex, Population by Age and Sex,
Indonesia 2050 Indonesia 2030
75+ 75+
70-74 70-74
65-69 65-69
60-64 60-64
55-59 55-59
50-54 50-54
45-49 45-49
Age Group
Age Group
40-44 40-44
35-39 35-39
30-34 30-34
25-29 25-29
20-24 20-24
15-19 15-19
10-14 10-14
5-9 05-9
0-4 0-4
20 15 10 5 0 5 10 15 20 20 15 10 5 0 5 10 15 20
Males
Male Female
Male Female
Dalam 15 tahun ini apa peran sektor kesehatan
Kuntjoro-PERSI 34
BEBAN PENYAKIT DI INDONESIA
59.30%
57.10%
Prediksi DALYs Loss di Indonesia, 2015 dan 2019
30.30% 28.30%
12.60% 12.30%
2015 2019
▪ Meningkatnya jumlah kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) dan kasus trauma / cedera membutuhkan
pelayanan yang lebih kompleks dan tenaga kesehatan terlatih.
▪ Proyeksi jumlah kasus PTM dan trauma / cedera pada tahun 2015 akan menjadi 111.895.440 dan
2.662.730.
▪ Proyeksi pada tahun 2019 masing-masing akan menjadi 120.946.480 dan 2.788.180; hal tersebut
akan menjadi beban berat untuk Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia.
35
Sumber: Agenda Pembangunan Kesehatan 2015-2019, Depkes RI Kuntjoro-PERSI
Belanja Kesehatan di Indonesia relatif masih rendah dibandingkan
negara lain
17,2
7,7
5,5
4,8 4,4
3,8 4,0 4,3
2,8
Accessible
In addition, in order to realize the benefits of
Defining quality health care, health services must be:
• Timely: reducing waiting times and
quality health care sometimes harmful delays for both those who
Quality health care can be defined in many receive and those who give care.
ways but there is growing • Equitable: providing care that does not vary in
acknowledgement that quality health quality on account of age, sex, gender, race,
services across the world should be: ethnicity, geographical location, religion,
▪ Effective: providing evidence-based socioeconomic status, linguistic or political
health care services to those who affiliation.
need them. • Integrated: providing care that is coordinated
▪ Safe: avoiding harm to people for across levels and providers and makes available
whom the care is intended. the full range of health services throughout the
▪ People-centred: providing care that life course.
responds to individual preferences, • Efficient: maximizing the benefit of available
needs and values. resources and avoiding waste.
(Dhingra-Kumar, N, Global Overview on Patient Safety and Quality Improvement, Patient Safety and Quality Improvement WHO-HQ, 2016, dikutip oleh dr Nico Lumenta, 2017
WHO global strategy
on integrated people-centred health services,2016-2026: an overview
PELAYANAN
EFEKTIF-EFISIEN VS
KENDALI MUTU-
Best
BIAYA
Practice
Utilization
Review
UHC WITHOUT
HARM ?
3 VALUES ‘TUK
MERUBAH PERILAKU ORGANISASI RS:
①Akreditasi SNARS / JCI,
② Program JKN ,
③ Otonomi-Fleksibilitas ( PPK – BLU / BLUD )
47
INTEGRITY ?
48
TERIMA KASIH
If you want to travel fast, you travel alone…
If you want to go far, travel with others…
Kebijakan Tarif INA-CBG Untuk
Optimalisasi Pelayanan Skizofrenia
dan Bipolar
Sumber
Swasta
Lain
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan yang
berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Update Regulasi dalam JKN (1)
NO LANDASAN HUKUM TENTANG
UUD 1945 :
15 Permenkes No. 51/2018 Tentang Pengenaan Urun Biaya & Selisih Biaya dlm Program Jaminan Kesehatan
Area Perbaikan Kebijakan JKN:
Area Perbaikan
Perluasan Kepesertaan
Kolektabilitas Iuran
Kebijakan :
1. Peraturan Pemerintah tentang
Akses, Kendali Mutu dan Kendali Biaya Pengelolaan Aset Dana Jaminan Sosial
Kesehatan (PP No. 53 Tahun 2018)
Prosedur Layanan
2. Peraturan Presiden No.82 Tahun 2018
tentang Jaminan Kesehatan
Perbaikan Sistem Pembayaran
3. Revisi Permenkes, Per BPJS Kesehatan,
Manajemen Klaim Permenkeu dll
Pendanaan Program
Cakupan Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
250
220 Juta
207 juta
187.9 juta
200 171.9 juta
156.7 juta NON PBI
PBI JKN
50 86.4 87.8 91 92.3 92.46 96.5
0
2014 2015 2016 2017 2018 April 2019
Sumber : BPJS Kesehatan
Perkembangan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
dalam JKN
FKTP FKTRL
25,000
23,039 23,019 3,000
21,763
20,708
19,969 2,456 2,489
20,000 18,437 2,500
2,292
2,069
2,000 1,847
15,000
1,681
1,500
10,000
1,000
5,000
500
-
-
2014 2015 2016 2017 2018 Apr-19
2014 2015 2016 2017 2018 Apr-19
Sumber data : BPJS Kesehatan
Pemanfaatan (Kunjungan) dalam JKN
2014 2015 2016 2017 2018
( Laporan (Laporan (Laporan Non (Laporan Bulanan BPJS ( Laporan Bulanan
Audited Des) Audited Des) Audited Des) Sampai dengan Bulan BPJS Kesehatan
Desember) sampai Bulan
Desember)
Kunjungan di FKTP 66,8 juta 100,6 juta 134,9 juta 146,5 juta 147,4 juta
(Puskesmas, Dokter
Praktek Perorangan/
Klinik Pratama)
Kunjungan di Poliklinik 21,3 juta 39,8 Juta 50,4 Juta 64,43 juta 76,7 juta
Rawat jalan RS
Kunjungan Rawat Inap 4,2 juta 6,3 juta 7,6 Juta 8,72 juta 9,65 juta
RS
Total Pemanfaatan 92,3 juta 146,7 Juta 192,9 Juta 219.6 juta 233,75 juta
Biaya Pelayanan Kesehatan dalam JKN meningkat setiap tahunnya dan 70%-80% dari biaya tersebut di gunakan pada
Pelayanan Kesehatan di FKRTL
Sumber : BPJS Kesehatan
Trend Peningkatan Biaya Pelayanan
Katastrofik dalam JKN
% dari Biaya
24,12 % 21,81 % 21,64 %
Pelayanan
Dari tahun 2016 sampai tahun 2018 terlihat peningkatan biaya pelayanan katastrofik dalam JKN. Biaya pelauanan
katastrofik mencapai 20% dari total biaya pelayanan kesehatan. Penyakit katastrofik dapat dicegah sejak dini dengan
penguatan upaya promotive preventif termasuk deteksi dini dan skrining.
Admin Pemeliharaan
ICU
Bahan Habis Pakai
Obat
Kamar Operasi Akomodasi
Sistem Informasi
Radiologi
Physiotherapy Lain-lain
Laboratorium
Ruang Rawat
Model Pembayaran
INA-CBG & Non-INA-CBG
Special CMG
(Drugs,Procedures,
Investigation,
Additional payment
Prothesis,
Subacute, Chronic)
Perubahan pada tarif INA-CBG di RS
yang dilakukan :
INA-CBG
1. Perbedaan Tarif RS pemerintah
dan Swasta (1075 klpk kasus FFS separately
2. Rasionalisasi tarif pada beberapa reimbursed
Group Tarif INA-CBG yang
RI & RJ) 64
(some medical
supplies,
dianggap terlalu tinggi ataupun chemoteraphy
yang dianggap terlalu rendah agent, chronic
3. Upaya rasionalisasi sesuai diseases medicine,
CAPD, Petscan)
dengan kompetensi RS
Permenkes 52 & 64 tahun 2016
Pengelompokkan Tarif INA-CBG 2016
berdasarkan Klasifikasi RS
September 2014
Tarif PMK 59/2014
Januari 2014
Tarif PMK 69/2014 2016
Reklasifikasi INA-CBG
2015
Proses Updating Tarif
TARIF INA-CBG UNTUK KASUS JIWA
Special CMG untuk Subacute dan Chronic
Fase Akut : 1 sampai dengan 42 Hari Fase Akut : 1 sampai dengan 42 Hari
Fase Subakut : 43 sampai dengan 103 Hari Fase Subakut : 43 sampai dengan 103 Hari
Fase Kronis : 104 sampai dengan 180 Hari Fase Kronis : 104 sampai dengan 180 Hari
Dalam hal pasien mendapatkan perawatan lebih dari 180 hari, maka diklaimkan satu episode
dengan fase kronis.
Penilaian pasien subakut dan kronis dengan menggunakan WHO-DAS (WHO – Disability
Assesment Schedule) versi 2.0 → instrumen yang digunakan untuk mengukur disabilitas
Untuk pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit khusus di luar kekhususannya, berlaku
kelompok tarif INA-CBG satu tingkat lebih rendah dari kelas rumah sakit yang ditetapkan.
Daftar kode diagnosis untuk pelayanan yang sesuai dengan kekhususan rumah sakit
sesuai Lampiran Permenkes No. 76 Tahun 2016.
Pelayanan dan Pembayaran Obat Jiwa
Penyusunan Pengembangan
Piloting &
monitoring system, Indonesian Finalisasi
Implementasi
Updating tariff & Pengembangan Grouper Indonesian
Indonesian
Penyesuaian Indonesian (Reklasifikasi Grouper,
Grouper,
Algoritma Grouper INACBG) lanjutan, Penyusunan
Penyesuaian
(Reklasifikasi Pengumpulan Data Manual Grouper
Regulasi
INACBG) Costing & COding
INA
Grouper Mempunyai peran melakukan mapping
02 dan partisi dari diagnosis dan prosedur
serta menyusun algoritma sesuai
dengan kompetensinya
Rumah Sakit
Pelayanan
Kesehatan Penerapan
Costing yg VALID
PNPK/PPK/CP
900
800 2010
700 2011
600 2012
500 2013
400 2014
300 2015
200 2016
100 2017
0 2018
Jumlah
LAMA RAWAT INAP
35
30
25
20
15 LOS
10
5
0
2007 2009 2011 2013 2015
• Kunjungan Rawat Inap dengan episode perawatan 45 hari,
pembiayaan INA CBGs, selanjutnya dengan WHO DASH.
• Pasien Kambuh dalam episode perawatan inap, rujuk ke RS lain:
masalah tenaga medis dengan keluarga pasien.
• Ekspektasi keluarga: rawat sampai “Sembuh” dalam waktu lama
• Menolak membawa pulang pasien
• Ingin membayar sendiri tanpa jaminan JKN
• Rehabilitasi Psikososial sangat membantu “Kemandirian”
PENGOBATAN
• Tarif INA CBGs pembiayaan obat untuk 7 hari pasien kronis.
• Perbedaan persepsi verifikator terhadap obat di RS yg berbeda
• Pembatasan obat, hanya untuk Diagnosa tertentu, restriksi Fornas
• Pasien lama yang sudah biasa dengan kombinasi obat menolak berubah dan “memaksa” tetap
dengan obat yg sama dengan pembiayaan JKN
• Pasien JKN dengan obat diluar Fornas
• Peraturan BPJS tidak boleh cost sharing kondisi dilematis
• Coding untuk ESO yang tidak sama dengan persepsi DPJP
• Top Up Anti Psikotik Long acting untuk pasien “sulit “
SIMULASI PEMBIAYAAN OBAT PASIEN SKIZOFRENIA
/BIPOLAR DENGAN INA CBGS
• Pasien dengan Diagnosa Skizofrenia/ Bipolar di RSJ tipe C atau RSU tipe C dan B,
• Biaya perkali kunjungan Rawat Jalan INA CBGs :Rp 192,400,-
• Biaya terdiri dari: Jasa Konsultasi Dokter, administrasi RS dan biaya Obat.
• Pembiayaan obat penyakit kronis menggunakan INA CBGs untuk 7 hari dan 23 hari
dengan Fee for service
• Pasien kronis diberikan obat untuk satu bulan
Contoh Simulasi Therapi pasien Skizofrenia dan Bipolar :
I. R/ Risperidone 2 dd 3 mg … 7 hari: 14 x Rp 6160
THP 2 dd 2mg …………………:14 X Rp 1400
Clozapin 2 dd 25 mg …………...: 14 X Rp 15.694
Total biaya obat untuk 7 hari Rp, 23.254,-
II. R/ Aripiperazol 1dd 15 mg ...........7 hari : 7 x Rp 32.400 = Rp, 226.800
Lorazepam 1 dd 2 mg ……...7 hari : 7 x Rp 864 = Rp, 6.048
Total Biaya 7 hari dengan INA CBGs Rp, 232.848,-
III. R/ Quetiapin XR 1 dd 600mg ……7 hari: 400mg x Rp 18.865,= Rp, 132.055
200mg x Rp 15.260=Rp, 106.820
Total biaya 7 hari dengan INA CBGs Rp, 238.875
KESIMPULAN
Aplikasi INA-CBGs
Kasus: 2. Harga Quetiapin XR di E-Katalog
Paket INA-
CBGs • 7 x Tablet 300 mg =
Rp 108,836
2.
TIPS KLAIM OBAT SKIZOFRENIA DAN BIPOLAR
1. Dokter harus patuh meresepkan obat sesuai dengan restriksi FORNAS
2. Farmasi mengkonfirmasi ke dokter bila ada resep yang tidak sesuai dengan restriksi FORNAS
tidak
Resep
Obat
ya Obat