Anda di halaman 1dari 18

PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI

AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR


( Studi Deskriptif pada siswa SDN 103 Coblong )

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh :
RISKY FATUROHMAN
1503535

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN
JASMANI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Risky Faturohman


Nim : 1503535
Judul : PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN
PRESTASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH DASAR
( Studi Deskriptif pada siswa SDN 103 Coblong )

Dosen Pembimbing Akademik,

Suherman Slamet, M. Pd
NIP. 197603062005011010

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Guru DekolahDasarPendidikanJasmani
FPOK UPI

Dr. Agus Mahendra, MA


NIP. 196308241989031002
A. PROFIL TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI
AKADEMIK SISWA SD
( Studi Deskriptif pada siswa SDN 103 COBLONG )

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan jasmani merupakan program dari bagian pendidikan
umum yang memberikan kontribusi terhadap perubahan dan perkembangan
anak secara menyeleluruh. Sehingga pendidikan jasmani didefinisikan
sebagai pendidikan gerak, dan pendidikan melalui gerak, yang harus
dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan kosepnya. Melalui
pendidikan jasmani peserta didik dapat mengungkapkan kesan, kreasi, dan
inovasi dalam gerak yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani sekaligus
turut membangun fungsi fisik dan psikis lainya. Seprti yang di ungkapkan
Mahendra (2009, hlm. 3), mengemukakan :
Pendidikan jasmani pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik, untuk menghasilkan perubahan holistic dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan
jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,
dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya.
Dalam kaitan ini diartikan bahwa pendidikan memiliki peranan
penting dalam dunia pendidikan. pendidikan jasmani membentuk fisik,
mental, serta emosional anak menjadi berkembang. Nilai-nialai yang
dikandung di dalam penjas, untuk mengembangkan manusia utuh
menyeluruh, sungguh masih jauh dari kesadaran dan pengakuan yang
dimiliki oleh masyarakat kita, ini bersumber dan disebabkan oleh kenyataan
pelaksanaan praktik penjas di lapangan. Teramat banyak kasus contoh
dimana orang menolak atau nilai positif dari penjas dengan menunjukan
pada kurang bernilai dan tidak seimbangnya program pendidikan jasmani di
lapangan seperti yang dapat mereka lihat.
Sekarang ini perkembangan pendidikan jasmani dan kesehatan di
instansi sekolah dasar sangat berkembang pesat, akibat dari pengaruh
perkembangan penjas di dunia pendidikan, Terkadang mengingat menjadi
masalah bagi siswa sekolah dasar karena hal tersebut sangat perlu untk
dilatih untuk dipersiapkan di kemudian hari, Sesuai dengan kemampuan
masing-masing individu dalam menerima pesan ada orang yang menyimpan
kesan dengan setia atau dapat menahan dalam waktu lama dan ada orang
yang hanya sebentar. Demikian juga dalam mereproduksi kesan, ada orang
yang dapat melakukan dengan mudah dan cepat, dan ada yang sulit dan
lambat, Dakir (1986:65).
Salah satu sasaran evaluasi pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan yang tercantum dalam PP NO. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional, Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Pendidikan Nasional, dan Permendiknas No. 23 tahun 2006. Standar
kompetensi lulusan adalah kebugaran jasmani, Tujuan mata pelajaran PJOK
untuk meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik diamanahkan
disemua jenis dan jenjang pendidikan.
Menurut Suratman, Kebugaran Jasmani adalah suatu aspek fisik dari
kesegaran menyeluruh atau total fitness yang memberi kemampuan pada
seseorang untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat
menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang wajar, ( Suratman
(1975) , dapat disimpulakan bahwa Kebugaran jasmani adalah kemampuan
dan daya tahan fisik atau tubuh seseorang dalam melakukan berbagai
aktifitas kehidupan sehari-hari, tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Istilah kebugaran jasmani memiliki pengertian yang tidak berbeda dari
aspek fisik dalam total fitness atau yang dikenal sebagai physical fitness.
Melihat fakta yang terjadi di SDN 103 juga, menunjukan bahwa
siswa dalam melakukan gerakan dan keterampilan yang diberikan ada
beberrapa siswa yang kesulitan. Masalah selanjutnya adalah kurangnya
aktivitas bergerak pada anak dan keseharian mereka memakai gadget
memungkinkan rendahnya kebugaran jasmani siswa tersebut ,dan faktor
lainya adalah kurangnya waktu bermain yang tersita dihabiskan untuk
bermain gadget di rumah maupun lingkungan sekolah , dan setelah saya
memikirkan dan menimbang , saya ingin meneliti tingkat kebugaran
jasmani siswa dan prestasi akademik dari fakta yang sudah saya alami di
lapangan
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melihat profil tingkat
kebugaran jasmani siswa menggunakan tes kebugaran jasmani indonesia
dan ,menggunakan permainan saat pemanasan untuk meningkatkan rasa
gembira pada anak. Dengan harapan proses pembelajaran dapat tetap
terlaksana serta proses pembelajaran dan hasil belajar yang di harapkan
dapat tercapai secara maksimal.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, terdapat
beberapa masalah yang muncul saat proses pembelajaran pendidikan
jasmani berlangsung, di antaranya yaitu :
1. Kurangnya aktivitas bergerak pada anak dan pmakaian gadget yang
berlebihan sehingga kurangnya aktivitas bermain anak

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang tertulis di atas dapat di
rumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “ Seberapa Tinggi Tingkat
Kebugaran Jasmani dan prestasi akademik Pada Siswa SDN 103 Coblong
Bandung “

E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian deskriptif ini di susun dengan tujuan meningkatkan dan
memberikan sumbangan bagi lembaga pendidikan terutama dalam
pengoptimalan dalam proses pembelajaran penjas khususnya di sekolah
dasar untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa dan prestasi
akademik dengan menggunakan tes kebugaran jasmani.

F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini di susun dengan harapan memberikan
sumbangan ilmiah untuk :
1) Bagi Guru Penjas SDN 108 Coblong) :
Dengan dilaksanakannya penelitian deskriptif ini, diharapkan guru
dapat menerapkan rencana pembelajaran yang variatif, efektif dan
efisien Sebagai wacana Untuk meningkatkan kreatifitas guru penjas
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, terutama pada pembelajaran
penjas
2) Bagi Siswa SDN 108 Coblong ) :
a) Meningkatnya kebugaran jasmani secara perlahan
b) memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang menarik minat
belajar siswa terutama untuk meningkatkan pembelajaran serta
pemahaman siswa dalam ruang lingkup penjas.
3) Sekolah Dasar : diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan
yang baik dan berarti pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan
pembelajaran pendidikan jasmani
4) Peneliti : peneliti dapat mengetahui salah satu alternatif pembelajaran
pendidikan jasmani, yaitu dengan mengetahui tingkat kebugaran
jasmani siswa dan prestasi akademik siswa sekolah dasar

G. BATASAN MASALAH
Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang diteliti, maka peneliti
membatasi pada masalah “Profil Tingkat Kebugaran Jasmani dan Prestasi
Akademik Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 108 Coblong Kota
Bandung‘’.
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat pendidikan jasmani
a. Pengertian pendidikan jasmani
Menurut Mahendra (2009:3), Pendidikan jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu,
baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total,
daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah
kualitas fisik dan mentalnya.
Sedangkan menurut bucher (1960:40), Pendidikan jasmani itu
merupakan bagian dari proses pendidikan umum, yang bertujuan
untuk mengembangkan jasmani, mental, emosi, dan sosial anak
menjadi baik, dengan aktivitas jasmani sebagai wahananya.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang
kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan
gerak manusia. Pendidikan jasmani memiliki pengaruh yang sangat
luas, tidak hanya meningkatkan gerak manusia saja, namun
pendidikan jasmani dapat pula meningkatkan aspek-aspek lainnya,
seperti hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan
jiwanya. Karena hasil-hasil dari pendidikan jasmani tiadk hanya
terbatas pada penyempurnaan fisik atau tubuh semata, tetapi kita harus
melihat pengertian pendidikan jasmani pada bidang yang lebih luas
dan lebih abstrak, yaitu sebagai proses pembentukan kualitas pikiran
dan juga tubuh.
Pendidikan jasmani harus menyebabkan perbaikan pada
pikiran dan tubuh, karena dapat mempengaruhi sluruh aspek
kehidupan harian seseorang. Pendidikan jasmani juga berpengaruh
pada tiga aspek domani kependidikan, yaitu: psikomotor, kognitif, dan
afektif.
Ketiga aspek domain ini saling berkaitan, atau saling
menunjang dan akan dilakukan atau dapat dilakukan baik secara
tunggal, maupun secara gabungan, baik itu dilakukan dalam senam,
permainan, atau pun dalam tari. Bagi anak, semua gerak ini dilakukan
mulai dari yang sederhana menuju gerak yang kompleks.

b. Tujuan pendidikan jasmani


secara sederhana menurut mahendra (2014, hlm. 10),
pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampila yang
berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan astetika,
dan perkembangan sosial.
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk
menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong
partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran
jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari
secara efisien dan terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi
dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun
perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan
siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas
jasmani, termasuk permainan olahraga.
Sejalan dengan itu, mahendra (2014, hlm. 11-12)
mengemukakan bahwa “diringkas dalam terminologi yang populer,
maka tujuan pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam
domain psikomotor, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam
domain afektif”. Di mana tujuan pendidikan jasman itu harus
mencakup dalam tiga ranah domain diantaranya”
1) Domain psikomotor
Pengembangan domain psikomotor secara umum
dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai
perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua,
mencapai perkembangan aspek perseptual.
2) Domain kognitif
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang
fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan
kemampuan memecahkan masalah.
3) Domain afektif
Domain adektif mencakup sifat-sifat psikologis yang
menjadi unsur kepribadian yang kukuh.
2. Hakikat kebugaran jasmani
a. Pengertian Kebugaran jasmani
kebugaran jasmani merupakan suatu keadaan yang sangat
diinginkan oleh setiap orang. Dengan kebugaran jasmani orang akan
dapat ditampilkan lebih dinamis dan tercipta produktivitas kerja.
Manfaat kebugaran jasmani pada saat ini sudah sangat disadari oleh
masyrakat. Kebugaran jasmani seseorang sangatlah penting dalam
meningkatkan kualitas hidup manusia. Kebugaran jasmani juga
merupakan aspek penting dari domain psikomotor, yang bertumpu
pada perkembangan kemampuan biologis tubuh. Seorang siswa yang
memiliki kualitas kebugaran jasmani yang baik mampu menjalani
aktivitas fisik sehari-hari tanpa adanya keluhan kelelahan yang berarti.
Kondisi bugar seperti ini merupakan gambaran atau keadaan fisik
seseorang dalam melakukan aktivitas secara rutin serta mampu
mengatasi stress dari lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan
fisiknya.
Kebugaran jasmani merupakan model setiap manusia untuk
dapat menjalani aktivitas mereka sehari-hari. Tidak hanya
olahragawan yang harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang
baik untuk menunjang prestasi belajar disekolah. Maka dari itu
kebugaran jasmani dapat diartikana dalam berbagai kulitas hidup yang
sangat berhubungan erat dengan status kesehatan seseorang dan
menjadi sumber kekuatan bagi perkembangan dan pertumbuhan
jasmani ke arah yang lebih baik, sehingga aspek lain dapat terpenuhi
sesuai keinginan dan kebutuhan.
Seseorang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik
tentu saja dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap
tugas jasmani tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang harus
diatasi dengan cara yang efisien, tanpa merasakan kelelahan yang
berlebihan dan dapat pulih sempurna sebelum melakukan tugas yang
sama atau berbeda pada hari esok.
Menurut tarigan (2012, hlm.30), kebugaran jasmani adalah
kesanggupan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan semangat
dan penuh kesadaran, yang dilakukan tanpa mengalami kelelahan
yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak
(hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan dengan baik dan
bersahaja.
b. Fungsi kebugaran jasmani
Kebugaran jasmani memiliki banaykk fungsi bagi setiap
kalangan. Oleh karena itu, pembinaan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani sangat diperlakukan dan berguna bagi siswa guna menunjang
proses pembelajaran di sekolah dan aktivitas fisik lain di luar sekoah.
Fungsi tes kebuagran jasmani dalam program pengajaran penjaskes
adalah:
1) Mengukur kemampuan fisik siswa
2) Menentukan status kondisi fisik siswa
3) Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan
pengajaran penjaskes
4) Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa
5) Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam
meningkatkan kebugaran jasmani
6) Sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan
nilai pelajaran penjaskes
c. Manfaat Kebugaran jasmani
Kebugaran jasmani sangat penting bagi kehidupan manusia.
Dengan adanya kebugaran jasmani pada diri seseorang akan membuat
orang tersebut bisa melakukan segala aktivitas. Giriwijoyo (1992)
menjelaskan bahwa:
Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani akan
bermanfaat bagi Kemampuan fungsi organ tubuh, seperti: lebih
mampu dan lebih tahn dalam getak atau kerja, tidak mudah lelash,
cepat pulih dari kesehatan, berkurangnya resiko terserang penyakit
non infeksi, seperti penyakit jantunng dan pembuluh darah. Hal ini
mencerminkan kualitas hidup yang lebih (hlm.30).
Dengan demikian, setiap manusia harus memiliki kebugaran
jasmani yang baik, karena dengan memiliki kebugaran yang baik
maka seseorang itu dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari secara
rutin, secara optimal dan efisien serta sanggup melakukan aktivtas
atau kegaiatn lainnya dengan penuh semangat dan penuh kesadaran
tanpa merasakan kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari
penyakit kurang gerak (hypokinetik) sehingga dapat menikmati
kehidupan dengan baik dan bersahaja serta akan membentuk manusia
produktif.
3. Karekteristik perkembangan kondisi fisik siswa SD
a. Perkembangan kekuatan
studi perkembangan kekuatan pada anak-anak biasa diakukan
dengan cara mengukur kekuatan menggenggam yang diukur dengan
handgrip dynamometer. Pada usia 33 sampai 6 tahun, anak laki-laki
dan perempuan kekuatannya meningkat 65 % (sugiyono dan
sudjarwo, 1991).
1) Pada anak laki-laki meningkat 2 kali lipat selama usia 6-
11 tahun, dan meningkatkan 3,6 kali lipat selama usia 6-12
tahun. Berarti antara usia 12-18 tahun meningkat 1,6 kali
lipat
2) Pada anak perempuan hanya meningkat 2,6 kali lipat
selama usia 6 sampai 18 tahun. Artinya adalah proses
perkembangan kekuatan lebih tinggi pada anak laki-laki
dibandingkan perempuan
b. Perkembangan fleksibilitas
1) Sampai usia 12 tahun anak perempuan mengalami peningkatan
fleksibilitas secara umum, dan sesudah usia 12 tahun mengalami
penurunan, kecuali pada bahu, lutut, dan paha fleksibilitas nya
mulai menurun sesudah umur 6 tahun.
2) Fleksibilitas pergelangan kaki aik pada laki-laki maupun
perempuan adalah yang konstan semua umur.
3) Fleksibilitas pada setap bagian tubuh tidak ada interkorelasi
dengan yang lainnya. Artinya fleksibilitas salah satu bagian tbuh
tidak bisa menaksir fleksibilitas bagian tubuh lainnya.
c. Perkembangan keseimbangan
Keseimbangan diklasifikasi menjadi keseimbangan statik dan
keseimbangan dinamik. Keseimbangan statik adalah keseimbangan
pada saat tubuh diam, atau kemampuan mempertahankan posisi tubuh
tertentu untuk tidak bergoyang atau roboh. Keseimbangan dinamik
adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh untuk tidak jatuh
pada saat sedang melakukan gerakan.
1) Anak pada umur 6-16 tahun umumnya mengalami
peningkatan keseimbangan dinamik, tetapi umur 12-14
tahun hanya sedikit peningkatannya.
2) Anak laki-laki peningkatannya melambat pada usia 7-9
tahun, anak perempuan pada usia 8-10 tahun.
3) Usia kurang lebih 8 tahun pada anak laki-laki cenderung
lebih baik keseimbangan dinamiknya.
4) Pada keseimbangan statik ada peningkatan yang ajeg, anak
laki-laki dan perempuan tidak mengalami perbedaan.

B. METODE PENELITIAN
1. Desain penelitian
Penenlitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Penenlitian
deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan
masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data,
menganalisis data, dan menginterpretasi, (narbuko, dkk. 2007:44). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif, serta
menggunakan teknik pengambilan data melalui survey dan angket berupa
pernyataan secara tertulis yang diberikan kepada responden untuk diisi
sesuai dengan keadaan yangsesungguhnya disertai juga observasi langsung
yang ditujukan untuk mengamati dan memberikan tes tentang kebugaran
jasmani untuk melihat tingkat kebugaran jasmani siswa disekolah tersebut.
a. Deskripsi waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa sekolah dasar
negeri 108 Coblong Kota Bandung
b. Deskripsi subyek penelitian
Arikunto (2002, hlm.122) subjek penelitian atau responden
adalah pihak-pihak yang dituju untuk diteliti yang menjadi pusat
perhatian atau sasaran peneliti dalam sebuah penelitian. Subjek
dalam peneltian kali ini adalah siswa sekolah dasar negeri 108
Coblong Kota Bandung
2. Populasi
Menurut sugiyono (2017, hlm. 80) populasi adalah wilayah
generalisai yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut arikunto
(2002:1008), populasi adalah merupakan keseluruhan subyek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Negri 108
Coblong Kota Bandung.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (sugiyono, 2017, hlm.81). pada penelitian ini
menggunakan teknik total sampling atau sering disebut dengan sampling
jenuh. Menurut sugiyono (2017, hlm. 85) mengemukakan “sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Dalam penelitian ini
digunakan seluruh anggota dari populasi yang terdiri dari 150 siswa di SDN
108 Coblong Kota Bandung.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dokumentasi untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai
referensi seperti buku literatur, surat kabar, arsip dan dokumen yang
berhubungan dengan penelitian.
b. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat
kebugaran jasmani siswa.
c. Wawancara
Wawancara digunakan oleh peneliti digunakan untuk menilai
keadaan seseorang.

5. Instrumen Penenlitan
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah di olah (arikunto. S, 2002, hlm. 126). Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melakukan aktivitas olahraga permainan dengan menggunakan tes TKJI.
Tujuannya dari tes itu yaitu, untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani
pada siswa.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini ada 2
(dua) yaitu tes dan non tes :
a. Tes TKJI
Tes yang digunakan dala penelitian ini adalah Tes
Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) umur 10-12 tahun.
Kesahihan rangkaian tes :
Rangkaian tes untuk anak umur 10-12 tahun mempunyai nilai
reliabelitas:
1) Untuk putra 0,960
2) Untuk putri 0,804
Rangkaian tes untuk anak umur 10-12 tahun mempunyai nilai
validitas:
1) Untuk putra 0,95
2) Untuk putri 0,923
Berikut ini adalah tabel tes kebugaran jasmani Indonesia
menurut nurhasan dan choli (2014, hlm. 100)

Formulir TKJI survei kualitas pelajar indonesia


Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(putra/putri)
Umur : . . . . . . . Tahun, Nama sekolah : . . . . . . . . . .
Tanggal tes : . . . . . . . . . . . . . . .Tempat tes : . . . . . . . . .
No. Jenis tes Hasil Nilai Keterangan
1 Lari 30/40/60 meter
2 Gantungan :
a. Siku tekuk
b. Angkat tubuh
3 Bering duduk 30/60 detik
4 Loncat tegak
Tinggi raihan : . . . . . . cm
Lancatan 1 . . . . . . . . . cm
Lancatan 2 . . . . . . . . . cm
Lancatan 3 . . . . . . . . . cm
5 Lari 600/800/1000/1200 m
6 Jumlah nilai
7 Klasifikasi

Tabel 2. 14
Norma tes kebugaran jasmani
No. Jumlah nilai klasifikasi
1 22 – 25 Baik sekali (BS)
2 18 – 21 Baik (B)
3 14 – 17 Sedang (S)
4 10 – 13 Kurang (K)
5 5-9 Kurang sekali (KS)
b. Kuesioner/angket
Untuk mendukung data yang telah terkumpul maka
dilakukan suatu pengumpulan informasi dengan menggunakan
angket dan wawancara.
6. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Humberman (1984:21-23) dalam buku
Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (2011) tahapan analisis data
sebagai berikut:
a. Pengumpulan data
b. Reduksi data
c. Penyajian data
d. Pengambilan keputusan atau verifikasi
DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta :


Rajagrafindo Persada.
Mahendra, A. (2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung,
FPOK UPI Bandung.

Nurhasan, Cholil. (2014). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung:


Redpoint.

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan


R&D. Bandung: ALFABETA, Cv

Tarigan, Beltasar, F. (2002) OPTIMALISASI PENDIDIKAN JASMANI DAN


OLAHRAGA BERLANDASKAN ILMU FAAT OLAHRAGA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional

Universitas Pendidikan Jasmani (2017). Peraturan Rektor Tentang


Pedoman Karya Tulis Ilimiah UPI Tahun Akademik 2017. Bandung.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Giriwijoyo, S. D. J. (2013) ILMI FAAL OLAHRAGA (FISIOLOGI
OLAHRAGA). Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Budiman, D. Y. H (2010). Psikologi Anak Dalam Pendidikan Jasmani.


Bandung.

Anda mungkin juga menyukai