Anda di halaman 1dari 14

PAPARE AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

Laporan Laba-Rugi dan Informasi Terkait


Resume ini disusun untuk Memenuhi Tugas Presentasi
Dosen Pengampu: Anita Prastiwi SE.,M.SC.

Disusun Oleh: Kelompok 3


Nama Anngota:
1. Intan Anggarini (2017017170)
2. Anjela Elisa (2017017194)
3. Angela Yuanita (2017017191)
4. Revita Rati Nurohmah (2017017193)
5. Desi Puspita Rini (2017017199)
Kelas: 3 A 05

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERISTAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
TAHUN AJARAN 2017/2018
LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT

A. TERMINOLOGI
Menurut IASB bahwa penghasilan kompherensif (comprehensive income) adalah
perubahan ekuitas (aset bersih ) suatu entitas selama satu perioda yang bersal dari
transaksi, peristiwa, dan keadaan lain selain dari sumber non pemilik (Make h.7)
Komponen penghasilan kompherensif yaitu laba atau rugi dan penghasilan
kompherensif lain.
B. LAPORAN LABA-RUGI

Laporan laba-rugi (income statement) yaitu suatu laporan yang mengukur


keberhasilan operasi sebuah perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Para
pengguna menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi dan
kelayakan kredit. Laporan ini memberikan informasi kepada investor dan kreditor
untuk membantu mereka dalam memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus
kas mendatang yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi yang
mereka lakukan.
Manfaat Laporan Laba-Rugi
1. Mengevaluasi kinerja perusahaan dimasa lalu. Dengan menguji pendapatan
dan biaya akan dapat diketahui bagaimana perusahaan meraih kinerjanya dan
memungkinkan melakukan pembandingan dengan kinerja para pesaingnya.
2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa mendatang.
Informasi mengenai kinerja masa lalu membantu dalam meentukan suatu tren,
yang keberlanjutannya akan memberikan informasi mengenai kinerja masa
mendatang. Analisis dapat melakukan prediksi dengan baik mengenai besarnya
pendapatan, yang berarti juga laba dan arus kas, jika terdapat korelasi yang
rasional anatar kinerja masa lalu dan kinerja masa mendatang.
3. Membantu menaksir risiko atau ketidak-pastian pencapaian arus kas
masa mendatang. Komponen pendapatan, biaya, serta laba dan rugi luar usaha
dapat membantu menaksir risiko tidak tercapainya tingkat arus kas tertentu
dimasa mendatang. Hasil dari operasi yang berjalan terus-menerus mempunyai
makna yang lebih besar dalam memprediksi kinerja masa mendatang daripada
operasi yang tidak berjalan terus menerus atau operasi yang dihentikan.
 Keterbatasan Laporan Laba-Rugi
1. Perusahaan menghapus item-item yang tidak dapat diukur dengan
handal (realible). praktik yang berlaku sekarang melarang mengakui item-item
tertentu dalam penentuan laba, meskipun item-item tersebut mempunyai
dampak yang jelas terhadap kinerja perusahaan. Contohnya, perusahaan tidak
dapat mencatat laba atua rugi dari sekuritas investasi jika tidak da kepastian
bahwa perubahan nilai sekuritas tersebut akan direalisasi.
2. Angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Sebagai
contoh, misalkan perusahaan A mendepresiasi mesin dengan basis akselerasi,
sementara perusahaan B memilih metoda depresiasi garis-lurus. Dengan
asumsi bahwa semua faktor yang lain adalah sama, pada tahun-tahun awal
perusahaan A akan melaporkan laba yang lebih rendah daripada perusahaan B,
yang berarti tidak dapat dilakukan pembandingan kerja.
3. Pengukuran laba melibatkan judgement. Sebagai akibat dari periodisasi
operasi perusahaan, diperlukan atas penaksiran informasi masa mendatang, dan
untuk itu diperlukan judgement (pertimbangan). Sebagai contoh, sebuah
perusahaan mungkin mendepresiasi mesinnya selama 10 tahun, sementara
perusahaan yang lain mungkin mendepresiasi selama 9 tahun untuk mesin yang
sama. Demikian pula dengan nilai residunya.
 Elemen-Elemen Laba-Rugi
1. Penghasilan (income), yaitu suatu pertambahan benefit ekonomi perusahaan
yang terjadi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus masuk aset atau
peningkatan aset atau berkurangnya utang yang menyebabkan pertambahan
ekuitas, selain yang terkait dengan kontribusi saham. Menurut IFRS
penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan laba non usaha
(gains)
2. Biaya (Expenses), yaitu suatu penurunan benefit ekonimi perusahaan yang
terjadi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk keluar aset atau
deplesi/depresiasi/amortisasi saet non lancar atau bertambahnya utang yang
menyebabkan berkurangnya ekuitas, selain benefit ekonomi yang keluar dari
perusahaan yang terkait dengan distribusi kepada pemegang saham. Menurut
IFRS biaya (expenses) meliputi yang terkait dengan operasi perusahaan dan
rugi non usaha (lasses).
 Disklosur Minimum
Disklosur merupakan pengungkapan informasi keuangan yang relevan dan baik
sehingga perusahaan menjadi transparan dan memudahkan para pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan secara tepat. Menurut IFRS paling tidak
item-item berkut ini yang harus ada pada statemen laba rugi :
1. Pendapatan (revenues), yaitu arus masuk benefit ekonomi selama satu periode
yang berasal dari kegiatan perusahaan.
2. Biaya Pajak (Tax) :
3. Kos pendanaan (biaya bunga)
4. Bagian laba atau rugi asosiasi dan usaha patungan (join ventures)
5. Suatu jumlah yang merupakn total dari:
i. Laba atau rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan, dan
ii. Laba atau rugi setelah pajak yang diakui dalam pengukuran nilai-wajar
dikurangi biaya penjualan atau pengeluaran aset atau kelompok yang
membentuk operasi yang dihentikan
6. Penghasilan bersih (net income) atau kegiatan bersih (net loss) yang kadang-
kadang disebut laba atau rugi bersih (net profit or loss)
 Komponen-komponen Tengah
Merupakan komponen-komponen pendukung ata item-item utama. Biasanya
perusahaan menyajikan sebagian atau seluruh komponen berikut ini:
1. Seksi penjualan atau pendapatan. Menyajikan penjualan, diskon, cadangan,
retur, dan hal-hal lain yang terkait dengan penghitungan jumlah pendapatan
penjualan bersih.
2. Seksi Kos (harga pokok) Produk Terjual (Cost Of Goods Sold, yang sering
diterjemahkan sebagai harga pokok penjualan). Menunjukkkan kos (harga
pokok) atau harga perolehan barang yang telah terjual.
Laba Brutto (Gross Profit). Merupakan selisih pendapatan penjualan dengan
kos produk terjual.
3. Biaya Penjualan (Selling Expenses). Melaporkan biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan upaya perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
penjulan.
4. Biaya Administrasi atau Umum. Melaporkan biaya-biaya administrasi
umum, yaitu biaya-biaya yang tidak dapat dikaitkan dengan kegiatan produksi
(atau pengadaan barang) dan biaya penjualan.
5. Penghasilan (income) dan Biaya Lain. Meliputi sebagian besar transaksi lain
yang tidak dapat dikategori sebagai pendapatan (renevue) dan kategori biaya
yang disebutkan di atas. Item-item seperti misalnya laba atau rugi penjualan
aset tidak lancar, penurunan nilai (impairment) aset, dan beban restrukturisasi
dilaporkan pada seksi ini. Di samping itu, pendapatan-pendapatan seperti
pendapatan sewa, pebdapatan dividen, dan pendapatan bunga juga sering
dilaporkan disini.
Laba dari operasi (income from operation). Melaporkan hasil operasi normal
perusahaan.
6. Biaya pendanaan (Financing Costs). Melaporkan biaya yang terkait dengan
pendanaan perusahaan, yang juga disebut biaya bunga.
Laba sebelum pajak (Income before Income Tax). Melaporkan laba
perusahaan sebelum dikenai pajak penghasilan.
7. Pajak penghasilan (income tax). Melaporkan besarnya pajak yang harus
dibayar perusahaan terkait dengan laba perusahaan.
Laba dari operasi yang terus berlanjut. Melaporkan laba sebelum ditambah
laba atu rugi yang berasal dari penghentian sebuah komponen operasi. Jika
perusahaan tidak mempunyai laba atau rugi dari komponen operasi yang
dihentikan, seksi ini tidak dilaporkan, dan jumlahnya dilaporkan sebagai
penghasilan bersih (net income)
8. Operasi yang dihentikan. Melaporkan laba atau rugi yang terkait dengan
penghentian sebuah komponen operasi perusahaan.
Penghasilan Bersih (Net Income). Merupakan hasil bersih kinerja perusahaan
selama satu perioda waktu tertentu.
9. Hak non pengendali (non-controlling interest). Melaporkan alokasi laba
bersih kepada pemegang saham utama dan pemegang saham non pengendali
(pemegang saham minioritas).
10. Laba per saham. Melaporkan jumlah laba per lembar saham, yaitu laba yang
diperoleh perusahaan dalam perioda waktu tertentu (biasanya 1 tahun) dibagi
dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Format Laporan Laba Rugi bedasarkan IFRS
Seksi Penjualan/Pendapatan
Penjualan XXX
Potongan Penjualan XXX
Cadangan dan Retur Penjualan XXX (XXX)
Net Income/ Pendapatan Bersih XXX
Seksi Kos (Harga Pokok) Produk Terjual (Cost Of (XXX)
Goods Sold)
Laba Brutto (Gross Profit) XXX
Biaya Penjualan (Selling Expense)
Biaya –biaya XXX XXX
Biaya Administrasi atau Umum
Biaya-biaya XXX XXX (XXX)
Penghasilan (Income) dan Biaya Lain
Pendapatan lain-lain XXX
Biaya lain-lain (XXX) XXX
Laba dari Operasi (Income Form Operation) XXX
Biaya Pendanaan (Financing Cost) (XXX)
Laba sebelum pajak (Income befire tax) XXX
Pajak penghasilan (income tax) (XXX)
Laba operasi yang terus berlanjut XXX
Operasi yang dihentikan XXX
Penghasilan bersih (net income) XXX
Hak non pengendali (non-controling interest) XXX
Laba per saham XXX

 Statemen Laba-Rugi Singkat


Format laporan laba rugi yang terpisah dapat mengurangi panjangnya statemen
laba-rugi sehingga statemen tersebut dapat dipertahankan hanya satu lembar saja.
Statemen laba-rugi meliputi semua elemen dasar, tetapi perusahaan dapat
menyajikannya dalam berbagai format.

Statemen Laba- Rugi Singkat


PT xxx
Statemen Laba- Rugi
Periode 20XX
Penjualan kotor Rp xxx
Kos produk terjual Rp xxx
Laba kotor Rp xxx
Biaya penjualan (lihat catatan d) Rp xxx
Biaya administrasi Rp xxx
Penghasilan (income) dan biaya lain-lain Rp xxx
Penghasilan dari operasi Rp xxx
Biaya bunga Rp xxx
Penghasilan (income) sebelum pajak Rp xxx
Pajak penghasilan Rp xxx
Penghasilan bersih (net income) tahun ini Rp xxx
Dapat diatributkan ke :
Para pemegang saham PT xxx Rp xxx
Hak non pengendali Rp xxx
Laba per saham (earnings per share) Rp xxx

Skedul Pendukung
Hal. Xx
Catatan D : biaya penjualan
Gaji dan komisi penjualan Rp xxx
Gaji kantor penjualan Rp xxx
Travel dan hiburan Rp xxx
Biaya iklan Rp xxx
Freight & transportation – out Rp xxx
Shipping supplies and expense Rp xxx
Postage and stationery Rp xxx
Biaya telephon dan internet Rp xxx
Depresiasi perlengkapan penjualan Rp xxx
Biaya penjualan total

C. PESTATEMEN DALAM STATEMEN LABA-RUGI


 Laba Brutto (Gross Profit)
Merupakan Hasil pengurangan harga pokok barang terjual/ harga pokok
penjualan terhadap pendapatan penjualan. Laba bruto melaporkan hasil
kegiatan normal perusahaan yang mempunyai sifat berulang. Informasi
mengenai laba brutto penting karena angka ini dapat mempermudah pemakai
statemen keuangan dalam menilai kinerja dan memprediksi laba masa
mendatang serta mempelajari besarnya tekanan kompetitif yang dapat
mempengaruhi besarnya marjin laba (profit margins).
 Penghasilan Dari Operasi (Income From Operation)
Penghasilan ini diperoleh dari Laba brutto dikurangi biaya penjualan,biaya
administrasi, dan biaya lain-lain. Penghasilan ini digunakan oleh analis dalam
membantu memprediksi jumlah, waktu,dan ketidakpastian arus kas mendatang.
 Klasifikasi Biaya
1. Menurut Sifat Biaya : mudah diterapkan karena tidak diperlukan alokasi
biaya ke berbagai fungsi yang berbeda. Dengan menggunakan metoda ini,
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan biaya tanpa melaksanakan
alokasi arbritrer
2. Menurut Fungsi Biaya : dianggap lebih relevan karena metode ini
mengidentifikasi pemicu biaya utama yang akan membantu pemakai
statemen dalam menaksir kebenaran dan ketepatan angka-angka
pendapatan yang dihasilkan. Metode ini memungkinkan adanya alokasi
biaya kos ke berbagai fungsi dapat bersifat arbriter sehingga klasifikasi
biaya dapat menyesatkan
 Laba dan Rugi non Usaha (gains dan losses)

IASB menyatakan bahwa pendapatan dan biaya serta penghasilan


(income) dan biaya lain harus dilaporkan sebagai bagian dari penghasilan dari
operasi. Berikut item-item yang perlu didisklos pada statemen laba rugi
menurut IFRS:
o Kerugian penurunan nilai sediaan dari sebesar kos mejadi nilai realisasi
bersih, penurunan pabrik, properti, dan peralatan yang semula sebesar
kos menjadi sebesar jumlah pemulihan (recverable amount), dan juga
kebalikanya.
o Kerugian dari restrukturisasi kegiatan-kegiatan sebuah perusahaan dan
perubahan provisi restrukturisasi biaya
o Laba atau rugi pelepasan item-item pabrik, properti, dan peralatan atau
investasi
o Penyelesaian perkara pengadilan
o Perubahan utang yang lain
 Penghasilan Sebelum Pajak (Income Before Tax)
PSB = penghasilan dari oprasi – biaya pendanan (biaya bunga) – rugi atau +
laba dari operasi yang dihentikan (jika ada). Biasanya biaya dikategori sebagai
biaya pendanaan (financing costs). Konsep ini memperlakukan biaya bunga
sebagai biaya pendanaan dan pendapatan bunga sebagai pendapatan non usaha.
 Penghasilan Bersih (Net Income)
Penghasilan bersih = Penghasilan sebelum pajak – pajak penghasilan. Laba
bersih dianggap merupakan ukuran yang paling penting mengenai keberhasilan
atau kegagalan perusahaan pada suatu periode tertentu. Pajak penghasilan
dilaporkan pada statemen laba-rugi setelah dihitung terlebih dahulu semua
pendapatan dan biaya, dan merupakan komponen pengurang terhadap
pendapatan yang terakhir.
 Alokasi ke Kelompok Minoritas
Pemegang saham perusahaan induk dibedakan menjadi pemgang saham
mayoritas (pemegang saham biasa di perusahan induk) dan pemegang saham
minoritas (pemegang saham biasa di perusahaan anak yang beredar). Alokasi
laba ke pemegang saham minoritas Dilaksanakan jika perusahaan memiliki
lebih dari 50% saham perusahaan lain yang disebut perushaan anak.
 Laba per Saham (Earnings per Share)
EPS = Penghasilan bersih – Deviden Preferen
Rerata tertimbang saham Beredar.
Penghitungan EPS ini biasanya bersifat langsung.
 Operasi yang Terhenti (Discontinued Operation)
Yang dilaporkan oleh perusahaan mengenai operasi yang terhenti adalah laba
atau rugi dari penghentian sebuah komponen bisnis serta hasil operasi suatu
komponen yang telah atau akan dihentikan terpisah dari operasi-operasi yang
akan berlanjut. Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan harus
melaporkan jumlah-jumlah per lembar mengenai pos-pos pada statemen laba-
rugi atau pada catatan statemen keuangan. IASB mendefinisi operasi yang
terhenti sebagai sebuah komponen dari suatu entitas yang telah dilepas, atau
diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual (held for sale).
 Aplikasi Pajak Intra Perioda
Alokasi pajak intra perioda, yaitu alokasi dalam sebuah perioda. Alokasi pajak
untuk pelaporan operasi yang dihentikan pada statemen laba rugi dalam sebuah
perioda yang menghubungkan biaya pajak penghasilan dari perioda fiskal
tersebut ke item-item tertentu yang menimbulkan provisi pajak penghasilan.
Item-item yang dimaksud yaitu item laba dari operasi yang belanjut dan item
laba dari operasi yang dihentikan Alokasi pajak intra perioda ini akan
membantu pemakai statemen keuangan dalam memahami dampak laba
terhadap berbagai komponen laba bersih. Konsep umumnya adalah “silahkan
pajak mengikuti laba”
D. ISU-ISU PESTATEMEN YANG LAIN
1. Perubahan Akuntansi dan Kesalahan
 Perubahan prinsip akuntansi
Suatu tipe akuntansi akan mengubah hasil jika perusahaaan mengadopsi sebuah
prinsip akuntansi yang berbeda. Perubahan ini meliputi perubahan metoda
penentuan harga sediaan dari FIFO ke Rerata, atau perubahan akuntansi untuk
kontrak konstruksi dari metoda persentase penyelesaian ke metoda kontrak
selesai. Perusahaan mengakui perubahan ini dengan membuat penyesuaian
retrospektif (retrospective adjusment) terhadap statemen keuangan tahun
sebelumnya. Penyesuaian ini mencetak ulang statemen tahun sebelumnya
dengan basis yang konsisten dengan prinsip yang baru diadosi sekarang.
Perusahaan mencatat dampak kumulatif perubahan terhadap perioda-perioda
sebelumnya sebagai sebuah penyesuaian terhadap laba ditahan (retained
earings) awal perioda dari tahun yang disajikan paling awal.
Contoh Soal
Pada tahun 2011 PT Sejahtera memutuskan untuk mengubah metode penetapan
harga persediaan dari FIFO menjadi Rata-Rata Tertimbang. Laba sebelum pajak
PT Sejahtera, dengan menggunakan metode Rata-rata Tertimbang yang baru di
tahun 2011 adalah sebesar Rp30.000. berikut data laba sebelum pajak untuk
tahun 2009 dan 2010:
Tahun Metode FIFO Metode Rata- Kelebihan FIFO
Rata Tertimbang atas metode Rata-
rata Tertimbang
2009 Rp40.000 Rp35.000 Rp5.000
2010 Rp30.000 Rp27.000 Rp3.000
Total Rp8.000

Berikut informasi yang disajikan PT Sejahtera dalam laporan laba rugi


komparatif berdasarkan tarif pajak 30%.
2011 2010 2009
Laba sebelum Rp30.000 Rp27.000 Rp.35.000
Pajak Rp9.000 Rp8.100 Rp10.500
Pajak
Penghasilan
Laba Bersih Rp21.000 Rp18.900 Rp24.500

Jadi, berdasarkan pendekatan retrospektif,perusahaan memasukkan kembali


angka laba tahun lalu menurut metode yang baru diadopsi. Pendekatan ini
mempertahankan komparabilitas anatar tahun.
 Perubahan estimasi
Estimasi melekat pada proses akuntansi. contohnya perusahaan mengestmasi
umur kegunaan dan nilai residu aset yang disusut, piutang yang tidak tertagih,
keusangan sediaan, dan jumlah periode yang diduga menerima benefit dari
pengeluaran tertentu. Sering kali, karena waktu, informasi, atau hal-hal lain,
estimasi tersebut harus diubah. Perusahaan mempertangung jawabkan
perubahan estimasi tersebut pada periode yang bersangkutan. Jika perubahan
tersebut hanya mempengaruhi perioda itu saja, atau pada priode tersebut dan
periode berikutnya jika perubahannya mempengaruhi keduanya.
Contoh Soal
PT Sejahtera secara konsisten telah mengestimasi beban piutang tak tertagih
sebesar 1% dari penjualan kredit sebesar Rp10.000.000. Namun, pada tahun
2006 PT Sejahtera menentukan estimasi piutang tak tertagih untuk penjualan
kredit tahun berjalanharus direvisi menjadi 2%, atau dua kali lipat dari prsentasi
dari tahun-tahun sebelumnya. Tarif sebesar 2% ini diperlukan untuk
mengurangi piutang usaha menajdi nilai bersih yang dapat direalisasi
(netrealisable value) dengan menggunkan 2% sebgai dasar estimasi baru,
jumlah beban piutang tak tertagih tahun berjalan adalah sebesar Rp200.000 atau
dua kali lipat dari estimasi tahun berikutnya yang sebesar 1%. Perubahan
estimasi ini tidak mempengaruhi laba tahun lalu maupun laba tahun mendatang.
Provisi ini dicatat pada tanggal 31 Desember 2006 sebagi berikut:
Beban piutang tak tertagih Rp200.000
Penyisihan piutang tak tertagih Rp200.000

 Koreksi kesalahan
Kesalahan dapat terjadi akibat dari kekeliruan matematis, kekeliruan dalam
mengaplikasi prinsip akuntansi, atau kesalahan dalam menggunakan fakta yang
ada pada waktu penyusunan statemen keuangan. Kesalahan tersebut biasanya
melibatkan item-item seperti pestatemen pendapatan, akuntansi untuk opsi
saham, cadangan kerugian piutang, sediaan, dan provisi-provisi lain.
Perusahaan melaporkan kesalahan tersebut di statemen keuangan pada tahun
ditemukannya, dan diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap saldo laba
ditahan awal, serupa dengan kasus perubahan prinsip akuntansi. Jika
perusahaan menyusun statemen keuangan komparatif, maka perusahaan harus
menyatakan ulang statemen sebelumnya untuk menyatakan dampak kesalahan
tersebut.
Contoh Soal
Dalam penyusunan statemen keuangan 31 Desember 2011, PT Sejahtera
menestimasi bahwa besarnya piutang usaha yang akan tidak tertagih sebesar
Rp13.500. Pada tanggal 20 April 2012 diketahui bahwa jumlah piutang usaha
yang tidak tertagih sebesar Rp25.700. dengan mengabaikan pengaruh pajak
maka ayat jurnal yang dibuat adalah:
Laba ditahan Rp12.200
Cadangan kerugian piutang Rp 12.200
2. Statemen Laba Ditahan
Laba ditahan bertambah karena adanya laba bersih dan berkurang karena
kerugian bersih dan pembagian deviden, baik tunai maupun dividen saham serta
jika ada perubahan prinsip akuntansi dan penyesuaian pada perioda sebelumnya
 Pembatasan laba di tahan
Perusahaan sering membatasi penggunaan laba ditahan sesuai dengan tuntutan
kontrak, kebijakan dewan direksi, atau tuntutan kepentingan perusahaan. Pada
sejumlah kasus, jumlah laba ditahan yang dibatasi ke akun Laba Ditahan
Apropriasian (apropriated retained earnings)
3. Laba komprehensif
Perusahaan biasanya memasukan semua pendapatan, biaya, dan laba rugi usaha,
sehingga pemakai statemen keuangan dapat memahami dengan lebih baik
signifikansi berbagai komponen laba bersih. Perubahan prinsip akuntansi dan
koreksi kesalahan tidak dimasukkan dalam penghitungan laba bersih karena
pengaruhnya terkait dengan periode sebelumnya. Namun karena perkembangan
tuntutan pemangku kepentingan, perusahaan harus memperhitungkan item-item
tersebut ke statemen laba-rugi dalam suatu ukuran yang disebut laba komprehensif
(comprehensive income). Laba komphrensif meliputi semua perubahan ekuitas
selama satu perioda kecuali yaang berasal dari investasi dari pemilik dan distribusi
ke pemilik, yaitu pendapatan dan biaya, laba dan rugi non usaha, serta laba/rugi non
usaha yang tidak mempengaruhi laba bersih tetapi mempengaruhi laba ditahan.
Item-item non pemilik yang melewati laba bersih tetapi mempengaruhi laba ditahan
disebut laba komperhensif lain (other comprehensive income).
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi T keserumpunan program studi. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Akunt Keuang


menengah. 2017.

Keiso D, Weygandt jerry j, Warfield terry d. Akuntansi Intermediate Jilid 1. keduabelas.


(Saat S, Maulan A, Hardani W, eds.). Jakarta: Airlangga; 2007.

Anda mungkin juga menyukai