96). Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’raf : 96) Ini adalah janji Allah kepada penduduk negeri mana saja yang jika mereka beriman, Allah pasti akan membukakan keberkahan dari langit dan dari bumi, dan jika mereka kufur maka Allah akan mengazab mereka dengan kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Janji Allah ini, pernah terwujud secara penuh pada penduduk negeri Ninawa, Mosul, yaitu pada masa kenabian Yunus as., ketika pada mulanya penduduk negeri itu menolak ajakan Nabi mereka (Yunus as.) meskipun sudah diajak dan diseru kepada keimanan dengan berbagai cara dalam waktu yang cukup panjang, siang dan malam hingga terasa oleh Nabi mereka bahwa tidak ada harapan lagi bagi kaumnya untuk beriman, sementara di sisi lain, seruan Nabi Yunus seolah tidak ada artinya lagi bagi mereka. Bertahun-tahun tiada yang hendak beriman hingga Nabi Yunus pun merasa tidak berarti lagi di tengah kaumnya, beliau kemudian pergi menaiki perahu ke tengah samudera yang luas, meninggalkan kaumnya dalam “keputusasaan”. Sepeninggal Nabi mereka, langit berubah menjadi gelap, pertanda azab segera akan turun. Mereka melihat kebinasaan sudah di depan mata mereka, tinggal beberapa saat lagi mereka akan binasa seluruhnya. Ketika itu, keimanan masuk ke dalam hati mereka, dalam keadaan penuh harap dan cemas. Mereka berkumpul semuanya sembari mengucap taubat dengan air mata penyesalan hingga Allah melihat kesungguh-sungguhan terpancar dari wajah mereka. Ketika itu, Allah menerima taubat mereka, menerima iman mereka, serta menyingkirkan azab yang hampir saja membinasakan mereka. Demikian yang dikisahkan Allah dalam Al Qur’an surat Yunus [10], ayat 98: Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (QS. Yunus [7]: 98) Di sisi lain, perahu yang dinaiki Nabi Yunus as yang meninggalkan kaumnya dihempas gelombang dan beliau pun ditelan oleh ikan Huut hingga beberapa waktu lamanya. Dalam kesendiriannya dan kegelapan dalam perut ikan Nun itu beliau berdo’a; “Laa ilaaha illa Anta. Subhaanaka, innii kuntu minaz zhaalimiin” (Tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri).(QS Al-Anbiya’: 87). Allah menerima taubat Nabi Yunus dan mengutus beliau kembali untuk berdakwah, menyampaikan misi risalah. Maka, berimanlah melalui dakwah beliau lebih dari seratus ribu orang yang karena keimanan mereka Allah memberi mereka kenikmatan di dunia hingga waktu tertentu. Jika kita perhatikan kutipan firman Allah dalam surat Al A’raf ayat 96: “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”. Ini adalah janji yang pasti, maka apabila kita melihat kenyataan bahwa; ternyata Allah belum membukakan pintu keberkahan bagi kita, sepatutnya kita mengintrospeksi diri, apakah penduduk negeri kita memang sudah beriman atau baru hanya mengaku beriman.Jika tolok ukurnya adalah ayat Al Qur’an, coba kita perhatikan surat An Nisa, ayat 65: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad saw) hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An Nisa, ayat 65) Allah swt bersumpah, demi diri-Nya dalam menidakkan keimanan mereka yang tidak bersedia untuk bertahkim kepada Rasul-Nya, bahwa pada hakikatnya mereka tidak beriman, karena mereka tidak menerima keputusan hukum yang diberikan oleh Rasulullah. Bukan hukum Allah yang mereka tolak, tetapi hukum Rasulullah, lantas bagaimana dengan penduduk negeri yang menolak hukum Allah yang sudah jelas- jelas tertera di dalam Al Qur’an. Apakah mereka masih juga bisa mengaku beriman…? Apakah mereka masih bisa merasa aman dari azab Allah yang datang kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? “atau apakah mereka bisa merasa aman dari kedatangan siksaan Allah kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka Apakah mereka juga bisa merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (ayat 97-99). Semoga Allah segera menyadarkan penduduk negeri yang mengaku beriman, akan tetapi pengakuan mereka masih ditolak Allah, semoga kita semua segera sadar untuk tidak sedikitpun ikut andil dalam mendukung siapa saja yang menolak hukum Allah dan Rasul-Nya, agar kita terbebas dari azab Allah di dunia dan di akhirat. Yaa Allah, yang memiliki kerajaan langit dan bumi, Engkau memberi kekuasaan kepada siapa yang kau kehendaki dan melepaskan kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki, kami memohon dengan kebesaran dan keagungan-Mu, cabutlah kekuasaan dari mereka yang tidak bersedia tunduk pada aturan hukum yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, lepaskanlah kekuasaan dari mereka yang tidak bersedia mengikuti sunnah Rasul-Mu dan berikanlah kekuasaan kepada mereka yang benar-benar beriman dan mereka yang bersedia tunduk kepada- Mu, Aamiin! (ZR)