Anda di halaman 1dari 35

Modul 5 : Pencemaran Air

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia dan juga
makhluk hidup lainnya. Oleh Manusia air dipergunakan antara lain rumah
tangga, industri, pertanian dan sebagainya. Dan dalam memenuhi kebutuhan
air, manusia memperhatian kualitas dan kuantitas air. Kualitas yang cukup
diperoleh dengan mudah karena adanya siklus hidrologi, yakni siklus ilmiah
yang mengatur dan memungkinkan tersedianya air permukaan dan air tanah.
Namun demikian, pertambahan penduduk dan kegiatan manusia
menyebabkan pencemaran sehingga kualitas air yang baik dan memenuhi
persyaratan tertentu sulit diperoleh.
Masalah pencemaran air yang ada di Indonesia setiap tahun semakin
meningkat. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat-zat atau
komponen yang lainnya yang menyebabkan kualitas air terganggu bahkan
menurun. Pencemaran air bersumber dari beberapa hal yaitu limbah
pertanian, limbah rumah tangga, limbah industry dan penangkapan ikan yang
tidak dilakukan dengan semestinya. Akibat dari pencemaran air merusak
ekosistem yang di dalam maupun di luar kehidupan air terganggu.
Pencemaran air juga dapat berdampak bagi kehidupan manusia yang tidak
pernah luput dari penggunaan air.

1.2. Deskripsi Singkat


Mata Pencemaran Air dimaksudkan agar semua peserta Diklat mampu
memahami berbagai persoalan yang kaitan dengan konsep dasar, sumber
penyebab pencemaran dan dampak pencemaran air yang diakibatkan
berbagai sumber pencemar. Dengan memahami konsep dasar, sumber
penyebab pencemaran dan dampak pencemaran air dapat melakukan upaya
pencegahan dan berbagai upaya pemulihan pencemaran air.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1


Modul 5 : Pencemaran Air

1.3. Tujuan Pembelajaran


1.3.1 Hasil Belajar
Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,
peserta diharapkan mampu memahami pencemaran air.
1.3.2 Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:
a) Menjelaskan konsep dasar pencemaran air
b) Memahami sumber pencemaran air
c) Memahami dampak pencemaran air

1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


a) Materi Pokok 1 : Konsep Dasar Pencemaran Air
1) Pengertian Pencemaran Air
2) Indikator Pencemaran Air
3) Penyebab Pencemaran Air
4) Latihan
5) Rangkuman
6) Evaluasi
7) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
b) Materi Pokok 2 : Sumber Pencemaran Air
1) Sumber Pencemaran Air
2) Faktor-Faktor Pencemaran Air
3) Komponen Pencemaran Air
4) Beban Pencemaran Air
5) Latihan
6) Rangkuman
7) Evaluasi
8) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
c) Materi Pokok 3 : Dampak Pencemaran Air
1) Dampak Pencemaran Air
2) Latihan
3) Rangkuman
4) Evaluasi
5) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2


Modul 5 : Pencemaran Air

BAB II

KONSEP DASAR PENCEMARAN AIR


Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menelaskan konsep dasar
pencemaran air

2.1. Pengertian Pencemaran Air


Pencemaran air secara umum dapat dilihat dari terjadinya perubahan secara
fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada air; yang serta merta
dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia. Terminologi tentang
pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lainnya mengingat banyak pustaka acuan yang merumuskan
definisi istilah tersebut, baik dalam kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian
pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai
turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan
dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran
lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai
pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti
pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran
udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi
lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu
UU No. 23/1997.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran
Air pada Pasal 1, angka 2 menjelaskan :
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”
Lebih lanjut, Pencemaran air dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 pasal 1 ayat 11, menjelaskan :
Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3


Modul 5 : Pencemaran Air

Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya


menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku
dan aspek akibat (Setiawan, 2001).

Beberapa pengertian pencemaran air menurut beberapa ahli disajikan pada


tabel berikut,

Tabel 2.1. Pengertian Pencemaran Air Menurut Beberapa Sumber

Sumber Pengertian
US Senate Selected Pencemaran air adalah menambahkan suatu zat
Comitee on National pada air yang dapat mengubah karakteristik air
Water Resources (1960) secara fisik sehingga menganggu fungsi atau
peruntukan air tersebut
USPHS Drinking Water Pencemaran air diartikan sebagai masuknya zat
Standards (1962) asing pada air (organik, inorganik, radiologi dan
biologis) yang menyebabkan turunnya kualitas air
sehingga air tidak dapat digunakan dan
berbahaya
Drexell University – Pencemaran air adalah kegiatan kontaminasi
EDUC 325 lingkungan dengan limbah buatan manusia ke
dalam air. Sumber limbah ini dapat berupah
limbah bahan baku/mentah, bahan kimia, sampah
atau pupuk.
Sumber: diolah dari berbagai sumber

Berdasarkan berbagai peraturan perundangan dan beberapa kelembagaan


bahwa pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa
masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air
sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering
disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan
tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair.
Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh
manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi
hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut.
Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air
sampai ke tingkat tertentu. Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut
adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar
(tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang
telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu tertentu
untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4


Modul 5 : Pencemaran Air

tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi
masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang
persyaratan kualitas tertuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146
tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan
parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi,
fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990
(Achmadi, 2001).

2.2. Indikator Pencemaran Air


Indikator tercemarnya sumber air atau badan air ditunjukkan dengan adanya
perubahan kualitas air yang disebabkan oleh peningkatan jumlah beberapa
paramater unsur tertentu dari standar yang ditetapkan serta dengan
meningkatnya nilai biochemical oxygen demand (BOD, kebutuhan oksigen
untuk proses biokimia), dan menurunya nilai dissolved oxygen (DO, oksigen
terlarut) dari nilai standar yang ditetapkan.
Secara umum indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar
adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat
digolongkan menjadi :
- Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya
perubahan warna, bau dan rasa
- Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH
- Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya
bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah :
1. pH atau konsentrasi ion hydrogen,
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH
sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar
kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat
asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat
basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air
yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5


Modul 5 : Pencemaran Air

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan


menyukai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses
biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH
yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2 Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan


Nilai pH Pengaruh Umum
6,0 – 6,5 1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit
menurun.
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas
tidak mengalami perubahan.
5,5 – 6,0 1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton
dan bentos semakin tampak.
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas
masih belum mengalami perubahan yang
berarti.
3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada
zona litoral.
5,0 – 5,5 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi
jenis plankton, perifilton dan bentos semakin
besar.
2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan
biomassa zooplankton dan bentos.
3. Algae hijau berfilamen semakin banyak.
4. Proses nitrifikasi terhambat.
4,5 – 5,0 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi
jenis plankton, perifilton dan bentos semakin
besar.
2. Penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan bentos.
3. Algae hijau berfilamen semakin banyak.
4. Proses nitrifikasi terhambat.
Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat
bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu
Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae
Euglena pada pH 1,6.
3. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO),
Tanpa adanya oksigen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak
dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi
senyawa organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau
dari reaksi fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6


Modul 5 : Pencemaran Air

fotosintesa algae tidak efisien, karena oksigen yang terbentuk akan


digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada saat tidak
ada cahaya. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperature
dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperature dan tekanan,
maka kalarutan oksigen jenuh dalam air pada 25 o C dan tekanan 1
atmosfir adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).
Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis
bagi manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen
terlarut dengan jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi
antar organisme. Keberadaan logam berta yang berlebihan di perairan
akan mempengaruhi system respirasi organisme akuatik, sehingga pada
saat kadar oksigen terlarut rendah dan terdapat logam berat dengan
konsentrasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita (Tebbut,
1992 dalam Effendi, 2003).
Pada siang hari, ketika matahari bersinar terang, pelepasan oksigen oleh
proses fotosintesa yang berlangsung intensif pada lapisan eufotik lebih
besar daripada oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi. Kadar
oksigen terlarut dapat melebihi kadar oksigen jenuh, sehingga perairan
mengalami supersaturasi. Sedangkan pada malam hari, tidak ada
fotosintesa, tetapi respirasi terus berlangsung. Pola perubahan kadar
oksigen ini mengakibatkan terjadinya fluktuasi harian oksigen pada
lapisan eufotik perairan. Kadar oksigen maksimum terjadi pada sore hari
dan minimum pada pagi hari.
4. Kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD)
Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan
organic menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil
berubah menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia
mengalami oksidasi menjadi nitrit atau nitrat (nitrifikasi). Pada penentuan
nilai BOD, hanya dekomposisi tahap pertama ynag berperan, sedangkan
oksidasi bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu.
Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi)
bahan buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan
air. Pada dasarnya, proses oksidasi bahan organic berlangsung cukup

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7


Modul 5 : Pencemaran Air

lama. Menurut Sawyer dan McCarty, 1978 (Effendi, 2003) proses


penguraian bahan buangan organic melalui proses oksidasi oleh
mikroorganisme atau oleh bakteri aerobic adalah :

CnHaObNc + (n + a/4 – b/2 – 3c/4) O2 → n CO2 + (a/2 – 3c/2) H2O + c NH3


Bahan organic Oksigen Bakteri aerob

Untuk kepentingan praktis, proses oksidasi dianggap lengkap selama 20


hari, tetapi penentuan BOD selama 20 hari dianggap masih cukup lama.
Penentuan BOD ditetapkan selam 5 hari inkubasi, maka biasa disebut
BOD5. Selain memperpendek waktu yang diperlukan, hal ini juga
dimaksudkan untuk meminimumkan pengaruh oksidasi ammonia yang
menggunakan oksigen juga. Selama 5 hari masa inkubasi, diperkirakan
70% - 80% bahan organic telah mengalami oksidasi. (Effendi, 2003).

Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat


kebersihan air. Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme
lebih sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh
bahan buangan yang bersifat antiseptic atau bersifat racun, seperti fenol,
kreolin, detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya, jumlah
mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar
BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah
tercemar, sebagai contoh adalah kadar maksimum BOD5 yang
diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan
organisme akuatik adalah 3,0 – 6,0 mg/L berdasarkan
UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan
Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150
mg/L.
5. Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang
ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat
didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan
buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang
digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2
dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8


Modul 5 : Pencemaran Air

HaHbOc + Cr2O7 2- + H + → CO2 + H2O + Cr 3+

Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap


degradasi biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya,
maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD.
Kenyataannya hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator
kuat seperti kalium permanganat dalam suasana asam, diperkirakan
95% - 100% bahan organic dapat dioksidasi.
Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan
bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan
yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada
perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri
dapat mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).

2.3. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini

1. Jelaskan pengertian pencemaran air ?


2. Jelaskan penyebab terjadinya pencemaran air ?
3. Sebutkan 4 (empat) indikator umum pencemaran air ?

2.4. Rangkuman
Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya ( PP No 82 Tahun 2001 Psl 1 ayat
11). Indikator tercemarnya sumber air atau badan air ditunjukkan dengan
adanya perubahan kualitas air yang disebabkan oleh peningkatan jumlah
beberapa paramater unsur tertentu dari standar yang ditetapkan serta dengan
meningkatnya nilai biochemical oxygen demand (BOD, kebutuhan oksigen
untuk proses biokimia), dan menurunnya nilai dissolved oxygen (DO, oksigen
terlarut) dari nilai standar yang ditetapkan. Penyebab pencemaran air dapat
dari beberapa sumber : 1) limbah dan air limbah (sewage & wastewater), 2)
pembuangan sampah ke laut (marine dumping), 3) limbah industri (industrial
waste), 4) limbah radioaktif (radioactive waste), 5) polusi minyak (oil pollution),

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9


Modul 5 : Pencemaran Air

6) kebocoran tangki penyimpanan bawah tanah (underground storage


leakages), 7) deposisi atmosferik (atmospheric deposition), 8) pemanasan
global (global warning) dan 9) eutrapikasi.

2.5. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!
Pilih jawaban yang benar
1. Masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya disebut .....
a. Kualitas air
b. Pengolahan air
c. Pencemaran air
d. Badan air
2. Banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam
lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik
yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air disebut .....
a. Dissolved Oxygen (DO)
b. Biochemiycal Oxygen Demand (BOD)
c. Chemical Oxygen Deman (COD)
d. konsentrasi ion hydrogen
3. Pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air
(kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau
dan rasa adalah.....
a. Pengamatan secara fisis
b. Pengamatan secara kimiawi
c. Pengamatan secara langsung
d. Pengamatan secara biologis

2.6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta pelatihan agar mencocokkan jawaban hasil evaluasi dengan kunci
jawaban yang ada agar dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10


Modul 5 : Pencemaran Air

materi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi


Kegiatan Belajar, gunakan rumus berikut untuk menghitung dan mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta memahami materi berdasarkan evaluasi
yang sudah dikerjakan sebelumnya.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan= 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti Tingkat Penguasaan :


90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Diharapkan setelah pembelajaran dalam bab ini, peserta dapat saling berbagi
dan berdiskusi dalam kelas sehingga menjadi pengayaan konsep dasar
pencemaran air. Untuk memperdalam pemahaman akan konsep dasar
pencemaran air, diperlukan perbanyak pengerjaan latihan soal dan evaluasi.
Sebelum melangkah ke bab selanjutnya, coba Anda lihat hasil evaluasi yang
Anda kerjakan, jika 80 % benar maka mulailah membaca bab selanjutnya.
Jika jawaban hasil evaluasi masih di bawah 80 % benar, coba Anda pelajari
kembali materi yang diberikan serta diskusikan bersama teman-teman Anda.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11


Modul 5 : Pencemaran Air

BAB III

SUMBER PENCEMARAN AIR


Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan menjelaskan dan memahami sumber
pencemaran air

3.1. Sumber Pencemaran Air


Pencemaran air dapat bersumber dari berbagai hal. Banyak penyebab sumber
pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua)
yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung
meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan
sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan
air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010
Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, sumber pencemar air
berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi
sumber limbah domestik dan sumber limbah non-domestik. Sumber limbah
domestik umumnya berasal dari daerah pemukiman penduduk dan sumber
limbah non-domestik berasal dari kegiatan seperti industri, pertanian dan
peternakan, perikanan, pertambangan, atau kegiatan yang bukan berasal dari
wilayah pemukiman. Klasifikasi di atas dibagi lagi menjadi 2 jenis sumber
yaitu :
a. Sumber Tertentu (Point Sources)
Sumber-sumber pencemar air secara geografis dapat ditentukan lokasinya
dengan tepat. Jumlah limbah yang dibuang dapat ditentukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan pengukuran langsung, penghitungan
neraca massa, dan estimasi lainnya.
b. Sumber Tak Tentu (Area / Diffuse Sources)
Sumber-sumber pencemar air yang tidak dapat ditentukan lokasinya secara
tepat, umumnya terdiri dari sejumlah besar sumber-sumber individu yang
relatif kecil. Limbah yang dihasilkan antara lain berasal dari kegiatan
pertanian, pemukiman, dan transportasi. Penentuan jumlah limbah yang
dibuang tidak dapat ditentukan secara langsung, melainkan dengan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12


Modul 5 : Pencemaran Air

menggunakan data statistik kegiatan yang menggambarkan aktivitas


penghasil limbah.
Tabel 3.1 Klasifikasi Sumber Pencemar Air
Karakteristik Sumber Tertentu (Point Sumber Tak Tentu (Diffuse
Limbah Source) Source)
Limbah Aliran limbah urban dalam Aliran limbah daerah
Domestik sistem saluran dan sistem pemukiman di Indonesia pada
pembuangan limbah domestik umumnya
terpadu
Limbah Non Aliran limbah industri,
Aliran limbah pertanian,
Domestik Pertambangan peternakan, dankegiatan usaha
kecil menengah
Sumber : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010
Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air

Gambar 3.1. Sumber Pencemaran Air

3.2. Faktor-faktor Pencemar Air


Air sangat penting bagi kehidupan. Jumlah air tawar di muka bumi terbatas
dan kualitasnya berada di bawah tekanan konstan. Mempertahankan kualitas
air bersih sangat penting untuk penyediaan air minum, produksi makanan dan
pengunaan lainnya. Kualitas air dapat terganggu dengan adanya agen infeksi,
bahan kimia beracun, dan bahan radiologi. Pencemaran terbesar yang sangat
berpengaruh pada kesehatan manusia adalah pencemaran kimiawi dan
biologis/bakteriologis.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13


Modul 5 : Pencemaran Air

1. Pencemar Bateriologis/Mikrobiologis
Pencemar bakteriologis berasal dari mikroba yang hidup di dalam air
dengan beberapa jenis penyakit, yaitu waterborne diseases atau
waterborne infection atau water related diseases. Water related vectors
diseases merupakan salah satu bagian dari water related diseases.
Penyakit menular yang menular melalui air yang terkontaminasi disebut
dengan waterborne diseases. Air merupakan media utama penyebaran
penyakit tersebut, meskipun dapat tersebar sacara langsung maupun
melalui lalat dan tinja.
Water related diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan bahan kimia yang terkandung dalam air minum.
Beberapa penyakit yang disebabkan seperti skistosomiasis, malaria, dan
legionelosis. Sumber pencemaran air terbesar secara bakteriologis
berasal dari domestik atau rumah tangga. Indikator pencemaran bakteri
ditandai dengan adanya bakteri koliform di dalam air yang berasal dari
kotoran manusia maupun hewan. Kuman patogen yang dalam kotoran
orang yang terinfeksi berjalan melalui sumber air dan bercampur langusng
dengan orang yang menangani makannan maupun air.
Penyakit usus (enterik) menulur serta ditularkan melalui tinja manusia dan
terjadi di daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk. Selain itu penyakit
seperti hepatitis, kolera,desentri dan tifus merupakan waterborne disease
yang sering terjadi di daerah tropis, sehingga dalam menangani pasien
yang terinfeksi harus menjaga kebersihan dan hati-hati karena termasuk
penyakit menular
2. Pencemar Kimiawi Akibat Kegiatan Manusia
Bahan kimia yang secara alami terdapat pada badan air maupun di dalam
tanah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia merupakan penyebab
pencemaran kimiawi. Pencemar kimiawi akibat dari aktivitas manusia
meliputi :
a. Detergen yang digunakan sebagai bahan pembersih atau pencuci
merupakan bahan kimia terbesar yang mencemari badan air. Detergen
dengan sifat surfaktan-nya dapat mencemari lingkungan air karena
busa dari surfaktan menyebabkan permukaan air tertutup, sehingga
menghalangi fotosintesis tumbuhan air, menghalangi masuknya

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14


Modul 5 : Pencemaran Air

oksigen, dan meningkatkan pertumbuhan alga penggangu. Selain itu


air yang tercemar detergen tidak dapat dikonsumsi dan digunakan
karena dapat mencemari tubuh.
b. Pestisida yang mengandung organofosfat dan terlarut dalam air jika
dikonsumsi dapat menyebabkan perusakan sistem saraf dan kanker.
Zat karsinogen dengan kadar tinggi yang dikandung beberapa jenis
pestisida jika terlarut dalam air dapat menyebabkan kerusakan
reproduksi dan endokrin.
c. Timbal atau lead yang larut dalam air berbahaya bagi manusia yang
mengkonsumsinya dalam jangka waktu panjang, karena menyebabkan
gangguan sistem saraf pusat yang berbahaya bagi anak-anak dan
wanita hamil.
d. Nitrat dengan jumlah berlebihan dalam air dapat berbahaya, terutama
bagi bayi yang mengkonsumsi susu formula. Nitrat yang berubah
menjadi nitrit didalam perut bayi menyebabkan sindrom “bayi biru”
karena bayi kekurangan oksigen. Selain itu dapat menyebabkan
kanker saluran pencernaan.
e. Fluorida berlebihan yang terkandung dalam air jika dikonsumsi
menyebakan menguningnya gigi, karang gigi, dan kerusakan sum-sum
tulang belakang.
f. Genangan air merupakan tempat bagi habitat nyamuk dan serangga
yang menyebabkan sebagian besar penyakit timbul di daerah tropis,
seperti malaria dan DHF yang sangat merugikan kesehatan.
g. Logam berat yang terkandung dalam air menyebabkan kerusakan
sistem saraf dan ginjal, serta gangguan metabolisme lainnya.
h. Salinasi garam membuat air tidak dapat dikonsumsi dan digunakan
sebagai irigasi karena menyebakan diare, iritasi kulit, dan gangguan
pernapasan.
i. Merkuri yang larut dalam air mengakibatkan gangguan saraf jika
dikonsumsi oleh manusia maupun hewan.
j. Petrokimia benzena dan jenis lainnya dapat menyebabkan kanker
meskipun dalam kadar yang rendah.
k. Klorinasi yang terlarut dalam air dapat menyebabkan penyakit kanker
dan gangguan reproduksi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15


Modul 5 : Pencemaran Air

l. Arsenik menimbulkan keracunan yang berakibat pada kerusakan hati


dan sistem saraf, penyakit pembuluh darah, dan kanker kulit
3. Pencemar Akibat Bahan Padat Terlarut atau Tersuspensi
Kegiatan manusia dalam mengeksploitasi sumber daya alam
menyebabkan erosi serta abrasi lapisan tanah dan batuan mengakibatkan
pencemaran air yang diakibatkan bahan padat. Selain itu aktivitas industri
seperti pertambangan dan galian dapat mencemari air dan menurunkan
kualitasnya. Indikator pencemaran dapat dilihat dari meningktanya angka
total suspended solid dan total dissolved solid serta kekeruhan pada air
tersebut. Pencemaran benda padat mengakibatkan fisik kualitas air
berkurang dan zat berbahaya kemungkinan dapat mencemari air.
4. Pencemar Kimiawi (Chemical Pullotant) dan B3
Kegiatan domestik, komersial, industri, pembuangan sampah akhir,
tambang, bencana alam, serta kelalaian yang menyebabkan kebocoran
kilang minyak merupakan penyebab pencemaran kimiawi. Pencemaran ini
ditandai dengan meningkatnya BOD dan COD, serta menurunnya DO
dalam air. Selain itu kualitas fisik yang meliputi bau, rasa, warna dan
kesegaran air mengalami penurunan.
5. Pencemar Fisik Akibat Tingginya Temperatur Air (Thermal Water
Pollution)
Peningkatan temperatur pada badan air diakibatkan oleh hasil buangan
industri, aktivitas gunung vulkanik, lumpur panas, dan adanya sumber air
panas. Pencemaran ditandai dengan meningkatnya temperatur air diatas
standar, meningkatnya BOD, menurunnya DO dalam air, dan penurunan
kualitas fisik air. Situasi panas akibat pencemaran juga menyebabkan
kerusakan ekosistem makhluk hidup
6. Pencemar Radiasi
Pencemaran zat radioaktif disebabkan oleh debu radioaktif akibat ledakan
reaktor atom dan bom atom. Radiasi sinar alfa, beta, dan gamma
merupakan kandungan berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti
nuklir, sehingga berakibat buruk bagi makhluk hidup di sekitarnya. Akibat
dari radiasi nuklir yang berbahaya yaitu mutasi gen karena perubahan
struktur dan perusakan sel makhluk hidup. Gejala yang diakibatkan seperti
pusing, nafsu makan berkurang, diare, demam, meningkatnya denyut

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16


Modul 5 : Pencemaran Air

nadi, serta terjadi gejala kanker darah atau leukemia. Berikut merupakan
pajanan radioaktivitas dari berbagai sumber terhadap air minum yang
dikonsumsi oleh manusia (WHO,Guidelines for dirinking water quality):
1. Radon (pajan alami internal) sebesar 43%
2. Pajanan medis sebesar 20%
3. Radiasi gamma bumi (pajanan alami eksternal) sebesar 15%
4. Sinar kosmik (pajanan alami eksternal) sebesar 13%
5. Makanan, air (pajanan alamiah eksternal) sebesar 8%
6. Sumber artifisial lainnya (buatan manusia) sebesar 1%
Radiasi lingkungan bersumber dari alam maupun buatan manusia. Bahan
radioaktif yag terjadi secara alami dapat ditemukan di berbagai tempat di
lingkungan, seperti uaranium, thorium maupun kalium. Produksi senjata
nuklir dan pengujian senjata nuklir merupakan pencemar yang paling kecil
di seluruh dunia. Unsur radioaktif air minum yang ditemukan merupakan
hasil dari :
1. Spesies radioaktif alami, seperti radionuklida thorium dan pembusukan
uranium pada sumber air.
2. Proses teknologi yang melibatkan bahan radioaktif alami
3. Radionuklida yang dilepaskan dari fasilitas daur bahan bakar nuklir
4. Produksi radionuklida (diproduksi dan digunakan dalam bentuk
terbuka), memasukan pasokan air minum hasil pembuangan medis,
industri, dan bahan radioaktif.
5. Pelepasan terakhir radionuklida ke lingkungan yang meliputi sumber
air.

3.3. Komponen Pencemaran Air


Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000
zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia
tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah
pestisida yang biasa digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga,
detergen yang biasa digunakan di rumah tangga atau PCBs yang biasa
digunakan pada alat-alat elektronik. Erat kaitannya dengan masalah indikator
pencemaran air, ternyata komponen pencemaran air turut menentukan
bagaimana indikator tersebut terjadi. Menurut Wardhana (1995), komponen
pencemaran air dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan:

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17


Modul 5 : Pencemaran Air

1. Padat
Yang dimaksud bahan buangan padat adalah bahan buangan yang
berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah.
Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan
menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal
2. Organik dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat membusuk
atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke
perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam
hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan dengan berambahnya
mikroorganisme dapat berkembang pula bakteri pathogen yang
berbahaya bagi manusia. Demikian pula untuk buangan olahan bahan
makanan yang sebenarnya adalah juga bahan buangan organic yang
baunya lebih menyengat. Umumnya buangan olahan makanan
mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai
menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk
3. Anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme,
umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini
biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan penggunaan
unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air
raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
4. Cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan
mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak
mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan
luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.
Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu.Lapisan
minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.Lapisan minyak di
permukaan akan mengganggu mikroorganisme dalam air. Ini disebabkan
lapisan tersebut akan menghalangi diffusi oksigen dari udara ke dalam
air, sehingga oksigen terlarut akan berkurang.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18


Modul 5 : Pencemaran Air

5. Berupa panas
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat
menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat
proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan
tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau
akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus
dihindari. Sebaiknya industri-industri jika akan membuang air buangan ke
perairan harus memperhatikan hal ini.
6. Zat kimia.
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan
pencemar air ini akan dikelompokkan menjadi sabun, insektisida, zat
warna kimia, dan radioaktif.

3.4. Beban Pencemaran Air


Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 dan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003, daya tampung beban pencemaran
adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan
beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi tercemar.
Penetapan daya tampung beban pencemaran merupakan pelaksanaan
pengendalian pencemaran air berdasarkan pendekatan kualitas
air.Sedangkan, menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 110 Tahun
2003, beban pencemaran sungai adalah jumlah suatu unsur pencemar yang
terkandung dalam air sungai. Beban pencemaran ini merupakan daya
tampung beban pencemaran bagi air penerima yang telah ditetapkan
peruntukannya.
Penentuan daya tampung beban pencemaran air dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003):
a) Metode Neraca Massa, adalah metode penetapan daya tampung beban
pencemaran air dengan menggunakan perhitungan neraca massa
komponen-komponen sumber pencemaran. Perhitungan Neraca Massa
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi rata-rata aliran hilir
(downstream) yang berasal dari sumber pencemar point sources (sumber
yang jelas diketahui) dan non point sources (sumber yang belum jelas
diketahui), perhitungan ini dapat pula dipakai untuk menentukan
persentase perubahan laju alir atau beban polutan. Metode neraca massa

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19


Modul 5 : Pencemaran Air

ini hanya tepat digunakan untuk komponen-komponen yang konservatif


yaitu komponen yang tidak mengalami perubahan (tidak terdegradasi,
tidak hilang karena pengendapan, tidak hilang karena penguapan,
atau akibat aktivitas lainnya) selama proses pencampuran
berlangsung.

Prosedur:

Diukur konsentrasi Diukur konsentrasi Dihitung konsentrasi


setiap konstituen dan setiap konstituen rata-rata setelah
laju aliran sebelum dan laju aliran aliran bercampur
sumber pencemar. sumber pencemar. dengan
sumber.pencemar.

A
C

Keterangan: ∑𝐶𝑖𝑄𝑖 ∑𝑀𝑖


𝐶𝑅 = =
Titik A : Aliran sungai sebelum sumber pencemar ∑𝑄𝑖 ∑𝑄𝑖
Titik B : Sumber pencemar
Dimana:
Titik C : Aliran akhir di sungai setelah bercampur
CR =Konsentrasi rata-rata aliran
dengan sumber pencemar
gabungan (mgL-1)
Arah aliran sungai dari titik A ke C
Ci = Konsentrasi konstituen pada
aliranke-i (mgL-1)
Qi = Debit aliran ke-i (m3s-1)
Mi =Massa konstituen pada aliran ke-
i (m3s-1)

Beban pencemaran sungai dihitung berdasarkan besarnya konsentrasi


masing-masing unsur pencemar dan debit air sungai. Konsentrasi yang diukur
merupakan konsentrasi pada tiap parameter yang telah ditentukan di titiknya
dan dihitung per parameter dalam satu aliran tersebut (contoh: Dissolved
Oxygen (DO), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand
(COD), dan Cl- yang berupa pendekatan saja). Perhitungan daya tampung
beban pencemaran diperlukan untuk mengendalikan zat pencemar yang
berasal dari berbagai sumber pencemar yang masuk ke dalam sumber air
dengan mempertimbangkan kondisi intrinsik sumber air dan baku mutu air
yang ditetapkan. Metode ini lebih umum dan lebih sering digunakan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20


Modul 5 : Pencemaran Air

Penentuan: Pertimbangan:

a. Daerah hulu atau sumber air a. Sampel air limbah harus diambil
alamiah, untuk identifikasi pada lokasi yang mewakili
kondisi asal (base line) sistem seluruh karakteristik limbah dan
tata air. kemungkinan pencemaran yang
b. Daerah pemanfaatan air akan ditimbulkannya.
sungai, untuk mengetahui b. Sampel air dari badan air harus
kualitas air sebelum Lokasi diambil dari lokasi yang dapat
dipengaruhi suatu aktivitas. Pengambilan menggambarkan karakteristik
c. Daerah yang potensial Sampel keseluruhan badan air.
terkontaminasi, untuk c. Sumber pencemar yang
mengetahui hubungan antara mencemari badan air yang
pengaruh aktivitas tersebut dan dipantau harus diketahui
penurunan kualitas air sungai. (berupa sumber pencemar
d. Daerah pertemuan dua sungai setempat (point source) atau
atau lokasi masuknya anak sumber pencemar tersebar
sungai, dipilih bila terdapat (disperse source).
aktivitas yang mempengaruhi d. Jenis bahan baku dan bahan
penurunan kualitas air sungai. kimia yang digunakan dalam
e. Daerah hilir atau muara, untuk proses industri perlu diketahui.
mengetahui kualitas air sungai
secara keseluruhan.
(Effendi, 2003)
(Hadi, 2007)

Gambar 3.2. Pertimbangan Lokasi Sampel

b) Metode Streeter-Phelps, adalah metode penetapan daya tampung


beban pencemaran air pada sumber air dengan menggunakan
model matematik yang dikembangkan oleh Streeter-Phelps. Pemodelan
sungai diperkenalkan oleh Streeter dan Phelps pada tahun 1925
menggunakan persamaan kurva penurunan oksigen (oxygen sag
curve) di mana metode pengelolaan kualitas air ditentukan atas dasar
defisit oksigen kritik Dc. Pemodelan Streeter dan Phelps hanya terbatas pada
dua fenomena yaitu proses pengurangan oksigen terlarut (deoksigenasi)
akibat aktivitas bakteri dalam mendegradasikan bahan organik yang ada
dalam air dan proses peningkatan oksigen terlarut (reaerasi) yang
disebabkan turbulensi yang terjadi pada aliran sungai.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21


Modul 5 : Pencemaran Air

3.5. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini

1. Jelaskan pengertian beban pencemaran air ?


2. Sebutkan dan jelaskan sumber pencemar air berdasarkan karakteristik
limbah yang dihasilkan ?
3. Jelaskan pengertian beban pencemaran air ?

3.6. Rangkuman
Pencemaran air dapat bersumber dari berbagai hal. Banyak penyebab sumber
pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua)
yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung
meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan
sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan
air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan.
Pencemaran terbesar yang sangat berpengaruh pada kesehatan manusia
adalah pencemaran kimiawi dan biologis/bakteriologis. Erat kaitannya
dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen pencemaran
air turut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi. komponen
pencemaran air dapat dikelompokkan sebagai bahan buangan: padat,
organik dan olahan bahan makanan, anorganik, cairan minyak dan zat kimia.
Beban pencemaran sungai adalah jumlah suatu unsur pencemar yang
terkandung dalam air sungai. Beban pencemaran ini merupakan daya
tampung beban pencemaran bagi air penerima yang telah ditetapkan
peruntukannya.

3.7. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!
Pilih jawaban yang benar

1. Metode penetapan daya tampung beban pencemaran air dengan


menggunakan perhitungan neraca massa komponen-komponen sumber
pencemaran adalah.....
a. Metode Neraca Massa

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22


Modul 5 : Pencemaran Air

b. Metode Storet
c. Metode Streeter-Phelps
d. Metode Gravitasi
2. Jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air sungai disebut
.....
a. Mutu air
b. Skala Pencemaran
c. Beban pencemaran sungai
d. Badan Air
3. Bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus,
misalnya sampah adalah.....
a. Padat
b. Organik
c. Anorganik
d. Cairan Minyak

3.8. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta pelatihan agar mencocokkan jawaban hasil evaluasi dengan kunci
jawaban yang ada agar dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap
materi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
Kegiatan Belajar, gunakan rumus berikut untuk menghitung dan mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta memahami materi berdasarkan evaluasi
yang sudah dikerjakan sebelumnya.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan= 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti Tingkat Penguasaan :


90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Diharapkan setelah pembelajaran dalam bab ini, peserta dapat saling berbagi
dan berdiskusi dalam kelas sehingga menjadi pengayaan sumber-sumber
pencemaran air. Untuk memperdalam pemahaman pengayaan sumber-
sumber pencemaran air, diperlukan perbanyak pengerjaan latihan soal dan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23


Modul 5 : Pencemaran Air

evaluasi. Sebelum melangkah ke bab selanjutnya, coba Anda lihat hasil


evaluasi yang Anda kerjakan, jika 80 % benar maka mulailah membaca bab
selanjutnya. Jika jawaban hasil evaluasi masih di bawah 80 % benar, coba
Anda pelajari kembali materi yang diberikan serta diskusikan bersama teman-
teman Anda.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 24


Modul 5 : Pencemaran Air

BAB IV

DAMPAK PENCEMARAN SUMBER AIR


Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan dampak
pencemaran sumber air

4.1. Dampak Pencemaran Air


Dampak pencemaran air, umumnya terbagi menjadi 4 kategori, yaitu
(Kementrian Lingkungan Hidup, 2004):
a) Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya
kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan
kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta
mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan
adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses
penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah
juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri
juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air
limbah tidak didinginkan dahulu (,)
b) Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas.
c) Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen, air sebagai sarang
insekta penyebar penyakit, jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga
manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri, air sebagai media
untuk hidup vector penyakit Ada beberapa penyakit yang masuk dalam
katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh
air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini
dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber
air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis
mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain adalah bakteri,
protozoa dan metazoa.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25


Modul 5 : Pencemaran Air

d) Dampak terhadap estetika lingkungan


Banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairanmenyebabkan
perairan tersebut akan semakin tercemar dengan ditandai dengan bau
yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika
lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi
estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya
menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
Secara spesifik, tiap-tiap pencemar yang masuk ke badan air memiliki
dampak yang berbeda-beda. Tabel berikut menyajikan beberapa dampak
pencemaran secara spesifik dan sumber pencemar yang berpotensi
mengandung pencemar tersebut,

Tabel 4.1. Zat Pencemar, Sumber dan Dampak Pencemaran


Zat Sumber
Dampak Pencemaran
Pencemar Pencemaran
Nitrat Kegiatan  Apabila dikonsumsi dalam jumlah
pertanian, alami besar, dapat menyebabkan
methaemoglobinameia, adalah
kondisi dimana hemoglobin
dalam darah berubah menjadi
merhaemoglobin sehingga darah
menjadi kekurangan oksigen
Flourida Alamiah di alam  Dalam dosis tertentu yang
dikonsumsi manusia,
menyebabkan kerusakan struktur
tulang dan gigi
Raksa Kegiatan  Akumulasi Hg dalam tubuh
(Merkuri/Hg) industri menyebabkan keracunan, cacat
lahir dan kerusakan sistem saraf
Kadmium Kegiatan  Jika dikonsumsi dalam jumlah
(Cd) industri dan besar dapat menyebabkan
pertambangan hipertensi, gagal jantung, dan
gagal ginjal
Kobalt (Co) Kegiatan  Konsumsi air mengandung Co
industri yang tinggi menyebabkan
keracunan, penyakit gondok,
gagal janting, dan tekanan darah
tinggi
Fosfat Kegiatan  Menyebabkan eutrofikasi pada
domestik dan badan air. Eutrofikasi dapat
pertanian diartikan sebagai suatu
penomena pengkayaan nutrien di
perairan (Mason 2002;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 26


Modul 5 : Pencemaran Air

Zat Sumber
Dampak Pencemaran
Pencemar Pencemaran
Tarczynska 2004; Sheng et al.
2006), berupa bahan anorganik
yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan mengakibatkan
meningkatnya produktivitas
primer perairan. Nutrien yang
dimaksud adalah nitrogen dan
fosfor. (LWSB 2006) tingkat
eutrofikasi di danau umumnya
ditentukan dari perubahan
konsentrasi fosfor, kecerahan
dan kandungan klorofil-a yang
mempengaruhi perkembangan
alga. Dampak eutrofikasi dalam
perairan diantaranya adalah,
- Menurunnya
keanekaragaman spesies
dan diganti biota dominan
- Meningkatnya biomassa flora
dan fauna
- Meningkatnya kekeruhan
- Meningkatnya laju
sedimentasi
- Berkembangnya kondisi
kekurangan oksigen
- Menurunkan manfaat air
- Meningkatkan vegetasi yang
dapat menghambat air dan
navigasi
Sumber: diolah dari berbagai sumber

Salah satu dampak tercemarnya sumber air adalah munculnya penyakit


yang terbawa oleh air terkontaminasi, dikarenakan air tercemar
mengandung bakteri yang dapat merugikan kesehatan manusia. Penyakit
yang timbul melalui media air tercemar disebut dengan waterborne
disease.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 27


Modul 5 : Pencemaran Air

Kasus Minamata Disease

Penyakit minamata atau Minamata diseases merupakan penyakit gangguan


sistem saraf pusat dengan gejala gangguan sensorik pada bagian distal kaki,
ataksia, kontraksi konsentris dari bidang visual, dan lainnya. Awal mula penyakit
minamata ditemukan di kota kecil yang berada di kawasan Kumamoto yang
disebut Minamata. Didaerah tersebut didirikan perusahaan yang bergerak di
bidang industri kimia bernama Chisso Corporation pada tahun 1908. Perusahaan
ini awalnya memproduksi pupuk yang kemudian berkembang menjadi produsen
asetilena, asetaldehida, asam asetat, vinil klorida, dan oktanol.
Asetaldehida yang diproduksi perusahaan melonjak hingga 6000 ton per tahun
sejak tahun 1951, yang awalnya pada tahun 1932 produksinya 210 ton per tahun.
Dalam proses produksi asetildehida diperlukan katalisator berupa sulfat merkuri.
Proses katalisator menghasilkan senyawa merkuri organik berupa metilmerkuri
yang beracun. Senyawa berbahaya tersebut menjadi limbah yang terus menerus
dibuang ke Teluk Minamata. Secara terus-menerus biota laut yang berada di
dalamnya menyerap lembah metilmerkuri, mulai dari kerang, ikan kecil, hingga
ikan besar. Dampak yang ditimbulkan yaitu populasi biota menjadi berkurang
karena banyak yang mati dan lingkungan di sekitar pantai menjadi rusak. Hewan
laut yang masih bertahan hidup telah terkontaminasi oleh zat beracun tersebut
dengan kadar yang tinggi.
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan, sehingga
konsumsi laut merupakan sumber makanan utama bagi penduduk setempat.
Secara tidak sadar hewan laut dikonsumsi dapat menimbulkan penyakit bagi
penduduk kawasan Minamata. Penyakit ini ditemukan setelah mengetahui dua
orang anak yang menderita gejala anah, yakni sulit berjalan, sulit berbicara, dan
kejang-kejang. Hasil pemeriksaan oleh dokter tersebut menimbulkan kebingungan
karena epidemi dari penyakit tersebut tidak diketahui menyerang sistem saraf
pusat. Tanda lain terlihat pada kucing yang terlihat berperilaku aneh seperti
melompat-lompat, berputar-putar, kejang, kemudian menunjukan gejala gila dan
tiba-tiba mati, sehingga warga menyebut penyakit kucing menari. Gejala lain yang
ditimbulkan yaitu berupa berjatuhannya burung gagak, ikan mati mengambang,
dan tumbuhan laut tidak lagi hidup. Setelah diteliti lebih lanjut oleh peneliti dari
Universitas Kumamoto, dan pada tahun 1968 pemeintah mengumumkan bahwa
penyakit Minamata diakibatkan konsumsi ikan dan kerang yang terkontamisai oleh
metilmerkuri industri kimia.

4.2. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini

1. Sebut dan Jelaskan dampak pencemaran air?


2. Jelaskan pengertian waterborne disease ?
3. Jelaskan dampak pencemaran yang diakibatkan Raksa (Merkuri) ?

4.1. Rangkuman
Dampak pencemaran air, umumnya terbagi menjadi 4 kategori, yaitu
(Kementrian Lingkungan Hidup, 2004): 1) Dampak terhadap kehidupan biota

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 28


Modul 5 : Pencemaran Air

air, 2) Dampak terhadap kualitas air tanah, 3) Dampak terhadap kesehatan


dan 4) Dampak terhadap estetika lingkungan.

4.2. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!
Pilih jawaban yang benar
1. Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform
telah terjadi dalam skala yang luas adalah.....
a. Dampak terhadap kualitas air tanah
b. Dampak terhadap kesehatan
c. Dampak terhadap kehidupan biota air
d. Dampak terhadap estetika lingkungan
2. Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut merupakan dampak
pencemaran terhadap .....
a. Dampak terhadap kualitas air tanah
b. Dampak terhadap kesehatan
c. Dampak terhadap kehidupan biota air
d. Dampak terhadap estetika lingkungan
3. Konsumsi air mengandung Co yang tinggi menyebabkan keracunan,
penyakit gondok, gagal janting, dan tekanan darah tinggi merupakan
dampak zat pencemar ...........
a. Kadmium
b. Raksa
c. Kobalt
d. Fosfat

4.3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta pelatihan agar mencocokkan jawaban hasil evaluasi dengan kunci
jawaban yang ada agar dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap
materi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
Kegiatan Belajar, gunakan rumus berikut untuk menghitung dan mengetahui

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 29


Modul 5 : Pencemaran Air

sejauh mana kemampuan peserta memahami materi berdasarkan evaluasi


yang sudah dikerjakan sebelumnya.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan= 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti Tingkat Penguasaan :


90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Diharapkan setelah pembelajaran dalam bab ini, peserta dapat saling berbagi
dan berdiskusi dalam kelas sehingga menjadi pengayaan dampak
pencemaran sumber air. Untuk memperdalam pemahaman akan dampak
pencemaran sumber air, diperlukan perbanyak pengerjaan latihan soal dan
evaluasi. Sebelum melangkah ke bab selanjutnya, coba Anda lihat hasil
evaluasi yang Anda kerjakan, jika 80 % benar maka mulailah membaca bab
selanjutnya. Jika jawaban hasil evaluasi masih di bawah 80 % benar, coba
Anda pelajari kembali materi yang diberikan serta diskusikan bersama teman-
teman Anda.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 30


Modul 5 : Pencemaran Air

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Pencemaran sumber air bermanfaat untuk mendapatkan pengetahuan yang


berkaitan dengan sumber pencemar dan dampak pencemaran air.
Pencemaran terbesar yang sangat berpengaruh pada kesehatan manusia
adalah pencemaran kimiawi dan biologis/bakteriologis. Dengan memahami
materi Pencemaran sumber air danpat menyusun langkah yang tepat dalam
penanggulangan dan pemulihan pencemaran sumber air.

5.2 Tindak Lanjut

Modul pembelajaran pencemaran sumber air ini merupakan modul kelima


dalam pelatihan kualitas air. Setelah mengikuti pelatihan ini para karya siswa
diharapkan dapat melakukan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan
pencemaran sumber air pada permasalahan yang dihadapi sehari-hari di
lapangan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 31


Modul 5 : Pencemaran Air

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air.
Jakarta: Kementerian Sekretaris Negara Republik Indonesia

Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2003. Peraturan Menteri


Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta: Kementrian Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia

Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset

Mukono. 2008. Epidemiologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga Press

Soeparman & Suparmin. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. EGP. Jakarta

Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta: Kementerian Sekretaris Negara
Republik Indonesia

Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri


Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penetapan Daya
Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air. Jakarta: Kementrian
Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri


Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Daya Tampung
Beban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk. Jakarta: Kementrian Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 32


Modul 5 : Pencemaran Air

GLOSARIUM

Anorganik :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 33


Modul 5 : Pencemaran Air

KUNCI JAWABAN
A. Latihan Materi Pokok 1 : Konsep Dasar Pencemaran Air
1. Jelaskan pengertian pencemaran air
Jawab:.
2. Jelaskan penyebab terjadinya pencemaran air
Jawab:
3. Sebutkan 4 (empat) indikator umum pencemaran air
Jawab:.

B. Evaluasi Materi Pokok 1 : Konsep Dasar Pencemaran Air


1. c
2. b
3. a

C. Latihan Materi Pokok 2 : Sumber Pencemaran Air


1. Jelaskan pengertian beban pencemaran air
Jawab:
2. Sebutkan dan jelaskan sumber pencemar air berdasarkan karakteristik
limbah yang dihasilkan
Jawab:
3. Jelaskan pengertian beban pencemaran air
Jawab:.

D. Evaluasi Materi Pokok 1 : Sumber Pencemaran Air


1. a
2. c
3. a

E. Latihan Materi Pokok 3 : Dampak Pencemaran Sumber Air


1. Jelaskan fungsi model alokasi air
Jawab: Menelusuri perjalanan air, dari hulu ke hilir, memeriksa apakah
kebutuhan air terpenuhi.
2. Jelaskan tahap penyusunan model alokasi air

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 34


Modul 5 : Pencemaran Air

Jawab: Tahapan: Skematisasi, Perhitungan air tersedia; Perhitungan


kebutuhan air; Alokasi air
3. Sebutkan berbagai jenis simpul dalam skematisasi sistem tata air
Jawab: simpul biasa, simpul aktivitas, simpul kendali.

F. Evaluasi Materi Pokok 3 : Dampak Pencemaran Sumber Air


1. d
2. b
3. c

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 35

Anda mungkin juga menyukai