Anda di halaman 1dari 46

Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Data kualitas air merupakan dasar perencanaan, evaluasi, maupun
pengawasan yang sangat berguna bagi para pengambilan keputusan,
perencana, penyusunan program, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah dalam menentukan kebijakan lingkungan hidup. Untuk mendapatkan
validitas data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan yang dapat
dipercaya sesuai tujuan.
Pengambilan sampel dan pengujian parameter kualitas air merupakan suatu
pekerjaan yang tidak mudah karena polutan air mempunyai sifat yang dinamis
serta bermigrasi seiring dengan pengaruh situasi dan kondisi setempat. Pada
umumnya, mekanisme migrasi polutan lingkungan terjadi melalui hujan, air
permukaan, air tanah dan air laut dan intervensi manusia melalui limbah cair,
drainase dan lain-lain.
Dalam mengambil sampel yang homogen sebagaimana kondisi yang
sesungguhnya merupakan masalah yang sering muncul karena pengambilan
sampel kualitas air dituntut untuk representatif dengan kata lain, sampel
diambil harus mewakili kumpulannya. Dengan sampel representatif data hasil
pengujian dapat mengambarkan kualitas air yang mendekati sesungguhnya
pada daerah dan waktu tertentu.
Untuk mengatasi permasalahan yang komplek tersebut, dibutuhkan bukan
saja peralatan pegambil sampel yang memenuhi syarat serta personel yang
kompeten, namun juga prosedur dan teknik yang pengambilan sampel air
serta sensitivitas dan selektivitas metode pengujian analitik termasuk
pengendalian mutu dan jaminan mutu baik di lapangan maupun di
laboratorium.
Hal tersebut menjadi gambaran umum, tentang bagaimana pelaksanaan
pengambilan sampel kualitas air di lapangan dan di laboratorium sangat
membutuhkan kemampuan personal yang kompeten dan berbagai peralatan
yang memenuhi standar.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 1


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

1.2. Deskripsi Singkat


Mata Pengambilan Sampel Air dimaksudkan agar semua peserta Diklat
mampu melaksanakan perencanaan dan pengambilan sampel kualitas air (air
tanah, air permukaan dan air limbah) sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) dalam rangka meningkatkan kompetensi ASN bidang
sumberdaya air di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.

1.3. Tujuan Pembelajaran


1.3.1 Hasil Belajar
Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,
peserta diharapkan mampu melaksanakan pengambilan sampel kualitas air.
1.3.2 Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat:
a) Melakukan pengambilan sampel kualitas air tanah
b) Melakukan pengambilan sampel kualitas air permukaan
c) Melakukan pengambilan sampel kualitas air limbah

1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


a) Materi Pokok 1 : Pengambilan Sampel Air Tanah
1) Umum
2) Peralatan dan Media Pengambilan Sampel Air Tanah
3) Titik Pengambilan Sampel Air Tanah
4) Cara Pengambilan Sampel Air Tanah
5) Latihan
6) Rangkuman
7) Evaluasi
8) Umpan Balik dan Tindakk Lanjut
b) Materi Pokok 2 : Pengambilan Sampel Air Permukaan
1) Umum
2) Peralatan dan Media Pengambilan Sampel Air Permukaan
3) Titik Pengambilan Sampel Air Permukaan
4) Cara Pengambilan Sampel Air Permukaan
5) Latihan
6) Rangkuman

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 2


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

7) Evaluasi
8) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
c) Materi Pokok 3 : Pengambilan Sampel Air Limbah
1) Umum
2) Peralatan dan Media Pengambilan Sampel Air Limbah
3) Titik Pengambilan Sampel Air Limbah
4) Cara Pengambilan Sampel Air Limbah
5) Latihan
6) Rangkuman
7) Evaluasi
8) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
d) Materi Pokok 4 : Pengawetan Sampel Air
1) Pengawetan Sampel Air
2) Latihan
3) Rangkuman
4) Evaluasi
5) Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 3


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

BAB II
PENGAMBILAN SAMPEL AIR TANAH
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan pengambilan
sampel air tanah

2.1. Umum
Dalam rangka menyeragamkan teknik pengambilan contoh air tanah
sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka
dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah –
Bagian 58: Metode pengambilan contoh air tanah. SNI ini diterapkan untuk
teknik pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di dalam
Keputusan Menteri tersebut.
Akuifer adalah suatu lapisan di bawah permukaan tanah yang mengandung
bebatuan, pasir atau kerikil dan mempunyai porositas serta permeabilitas
sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah. Sehubungan dengan
hal tersebut, kecepatan alir air tanah lebih lambat dari kecepatan air
permukaan.

2.2. Metode Pengambilan Sampel Air Tanah


Pendekatan yang sering digunakan dalam pemantauan kualitas air tanah
adalah melakukan pengambilan dan menganalisis sampel air sumur pantau
yang ada. Jika suatu daerah tidak ditemukan sumur pantau harus diusahakan
pembuatan sumur pantau terlebih dahulu. Secara umum, lokasi pemantauan
kualitas air tanah ditujukan pada sumur pantau di daerah sekitar
pemanfaatan :
1. Penduduk yang mengunakan air tanah/sumur untuk keperluan sehari-hari
termasuk untuk air minum.
2. Penimbunan atau pembuangan akhir sampah perkotaan
3. Pertanian yang intensif mengunakan pestisida
4. Kawasan industri atau kawasan pertambangan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 4


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

5. Wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air laut


6. Tempat lain yang dianggap perlu
Dalam proses pengambilan sampel air tanah, maka beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Alat Pengambil Sampel Air Tanah
Alat yang digunakan dalam proses pengambilan sampel air tanah, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
b) Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
c) Contoh mudah dipindah ke dalam botol penampung tanpa ada sisa
bahan tersuspensi di dalamnya
d) Mudah dan aman di bawa
e) Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian
Adapun jenis alat yang digunakan dalam proses pengambilan sampel air
tanah :
a. Jenis alat pengambil contoh air sumur bor
Salah satu contoh alat pengambil contoh air sumur bor adalah alat
Bailer yang terdiri dari teflon dengan ujung atas terbuka dan ujung
bawah tertutup dilengkapi dengan katup ball valve.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 5


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Gambar 1 Contoh alat pengambil contoh air sumur bor tipe Bailer

b. Jenis alat pengambil contoh air sumur gali


Salah satu contoh alat pengambil contoh air sumur gali terdiri dari botol
gelas dan stainless steel yang ujung atasnya dapat di buka tutup dan
terikat tali keatas sedangkan ujung bawah tertutup dan dilengkapi
pemberat di bawah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 6


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Gambar 2 Contoh alat pengambil contoh air sumur gali


2. Alat pengukur parameter lapangan
Peralatan yang perlu dibawa antara lain:
a) pH meter
b) konduktimeter
c) thermometer
d) meteran
e) water level meter atau tali yang telah dilengkapi pemberat dan terukur
panjangnya
f) Global Positioning System (GPS)
3. Alat pendingin
Alat pendingin dapat menyimpan contoh pada suhu 4 0 C ± 2°C, digunakan
untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
4. Alat penyaring
Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta saringan
berpori pori 0,45 μm.
5. Alat ekstraksi (corong pemisah)
Corong pemisah terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus
pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.

2.3. Titik Pengambilan Contoh


Titik pengambilan contoh ditentukan berdasarkan pada tujuan pemeriksaan.
Titik pengambilan contoh air tanah harus memeperhatikan pola arah aliran air
tanah, dapat berasal dari air tanah bebas (tak tertekan) dan air tanah tertekan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 7


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

2.3.1 Air tanah bebas (akuifer tak tertekan)


Titik pengambilan contoh air tanah bebas dapat berasal dari sumur gali
dan sumur pantek atau sumur bor dengan penjelasan sebagai berikut :
a) Di sebelah hulu dan hilir sesuai arah aliran air tanah dari lokasi
yang akan di pantau.
b) Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin dan beberapa
titik kearah daratan, bila diperlukan
c) Tempat-tempat lain yang dianggap perlu tergantung pada tujuan
pemeriksaan.
2.3.2 Air tanah tertekan (akuifer tertekan)
Titik pengambilan contoh air tanah tertekan dapat berasal dari sumur
bor yang berfungsi sebagai :
a) Sumur produksi untuk pemenuhan kebutuhan perkotaan,
pedesaan, pertanian, industry, dan sarana umum.
b) Sumur-sumur pemantaauan kualitas air tanah.
c) Sumur observasi untuk pengawasan imbuhan.
d) Sumur observasi suatu cekungan air tanah artesis.
e) Sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi penyusupan air
asin.
f) Sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah domestic
atau limbah industry.
g) Sumur lain yang dianggap perlu.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 8


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Gambar 6.14 Diagram lokasi pengambilan contoh air tanah


Keterangan gambar :
1. Sumur Observasi untuk pemantauan damapak pencemaran pertanian
2. Sumur Observasi untuk pemantauan damapak pencemaran industri
3. Sumur Observasi untuk pemantauan damapak pencemaran intrusi air
laut

2.4. Cara Pengambilan Sampel


2.4.1 Cara pengambilan contoh pada sumur bor
1) Cara pengambilan contoh pada sumur produksi
Lakukan pengambilan contoh pada sumur produksi dengan cara
membuka kran air sumur produksi dan biarkan air mengalir semala
1 menit – 2 menit kemudian masukkan contoh ke dalam wadah.
2.4.2 Cara pengambilan contoh pada sumur pantau
Kuras dahulu sumur pantau hingga seluruh air pada pipa sumur pantau
habis, tunggu sampai air terkumpul kembali, lalu ambil contoh uji.
1) Bila menggunakan alat Bailer, lakukan langkah – langkah sebagai
berikut:
a) Baca petunjuk penggunaan alat pengambil contoh ;
b) Turunkan alat pengambil contoh (Bailer) ke dalam sumur
sampai kedalaman tertentu;
c) Angkat alat pengambil contoh setelah terisi contoh;
d) Buka kran dan masukan contoh air ke dalam wadah.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 9


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

2) Bila menggunakan pompa maka langsung diambil keluaran pompa.


2.4.3 Cara pengambilan contoh pada sumur gali
Lakukan pengambilan contoh pada sumur gali, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a) Baca petunjuk penggunaan alat pengambil contoh;
b) Turunkan alat pengambil contoh kedalam sumur sampai kedalaman
tertentu.
c) Angkat alat pengambil contoh setelah terisi contoh ;
d) Pindahkan air dari alat pengambilan contoh ke dalam wadah.
2.4.4 Pengambilan contoh untuk pengujian kualitas air
a) siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan jenis air yang akan di
uji;
b) bilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak 3 (tiga) kali ;
c) ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis ;
d) masukkan kedalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
e) lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan, daya
hantar listrik dan pH;
f) hasil pengujian parameter pengujian di laboratorium dilakukan
pengawetan.
2.4.5 Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organic yang
mudah menguap (Volatile Organic Compound, VOC)

Lakukan penambilan contoh pada pengujian senyawa organik yang


mudah munguap, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Selama melakukan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa
VOC, sarung tangan lateks harus terus dipakai, arung tangan plastic
atau sintetis tidak boleh digunakan;
b) Saat mengambil contoh untukn analisa VOC, contoh tidak boleh
terkocok untuk menghindari aerasi, aerasi contoh akan
menyebabkan hilangnya senyawa yang mudah menguap dari
contoh;
c) Bila menggunakan alat Bailer :
1) Jangan menyentuh bagian dalam septa, buka vial VOC 40 ml dan
masukkan contoh secara perlahan ke dalam vial hingga terbentuk
convex meniscus di puncak vial;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 10


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

2) Tutup vial secara hati-hati dan tidak boleh ada udara dalam vial;
3) Balikkan vial dan tahan ;
4) Bila terlihat gelembung dalam vial, contoh harus diganti dan ambil
contoh yang baru.
CATATAN : Contoh VOC biasanya dibuat dalam dua atau tiga buah
contoh, tergantung kebutuhan labratorium; ulangi pengambilan contoh
bila daiperlukan.

d) Seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening
bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat
pendingan.

2.7. Pelaporan
Catat pada lembar data jaminan mutu untuk setiap parameter yang diukur
dan contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di lapangan
harus memiliki informasi sekurangkurangnya sebagai berikut:
a) Identifikasi contoh.
b) Tanggal. Pengambilan contoh
c) Waktu pengambilan contoh
d) Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC).
e) Nilai parameter yang diukur di lapangan.
f) Analisa yang diperlukan.
g) Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat atau blanko).
h) Komentar dan pengamatan.

2.8. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini

1. Jelaskan cara pengambilan sampel sumur pantau ?


2. Jelaskan cara pengambilan sampel menggunakan alat Bailer ?
3. Sebutkan titik pengambilan sampel air tanah bebas ?

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 11


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

2.9. Rangkuman
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah – Bagian 58:
Metode pengambilan contoh air tanah. SNI ini diterapkan untuk teknik
pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di dalam
Keputusan Menteri tersebut.
Akuifer adalah suatu lapisan di bawah permukaan tanah yang
mengandung bebatuan, pasir atau kerikil dan mempunyai porositas serta
permeabilitas sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah.
Sehubungan dengan hal tersebut, kecepatan alir air tanah lebih lambat
dari kecepatan air permukaan.

2.10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!

Pilih jawaban yang benar


1. Lapisan di bawah permukaan tanah yang mengandung bebatuan, pasir
atau kerikil dan mempunyai porositas serta permeabilitas sehingga dapat
menyimpan dan mengalirkan air tanah disebut .....
a. Waduk
b. Danau
c. Akuifer
d. Sumur
2. Salah satu lokasi pemantauan kualitas air tanah ditujukan pada sumur
pantau adalah.....
a. Bailer
b. Pertanian yang intensif menggunakan pestisida
c. Chemical Oxygen Deman (COD)
d. konsentrasi ion hydrogen
3. Pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air
(kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau
dan rasa adalah.....
a. Pengamatan secara fisis
b. Pengamatan secara kimiawi
c. Pengamatan secara langsung

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 12


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

d. Pengamatan secara biologis

2.11. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta pelatihan agar mencocokkan jawaban hasil evaluasi dengan kunci
jawaban yang ada agar dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap
materi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
Kegiatan Belajar, gunakan rumus berikut untuk menghitung dan mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta memahami materi berdasarkan evaluasi
yang sudah dikerjakan sebelumnya.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan= 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti Tingkat Penguasaan :


90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Diharapkan setelah pembelajaran dalam bab ini, peserta dapat saling berbagi
dan berdiskusi dalam kelas sehingga menjadi pengayaan pengambilan
sampel air tanah. Untuk memperdalam pemahaman akan pengambilan
sampel air tanah, diperlukan perbanyak pengerjaan latihan soal dan evaluasi.
Sebelum melangkah ke bab selanjutnya, coba Anda lihat hasil evaluasi yang
Anda kerjakan, jika 80 % benar maka mulailah membaca bab selanjutnya.
Jika jawaban hasil evaluasi masih di bawah 80 % benar, coba Anda pelajari
kembali materi yang diberikan serta diskusikan bersama teman-teman Anda.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 13


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

BAB III
PENGAMBILAN SAMPEL AIR PERMUKAAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan pengambilan
sampel air permukaan

3.1. Umum
Dalam rangka menyeragamkan teknik pengambilan contoh air permukaan
sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka
dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah –
Bagian 57: Metode pengambilan contoh air permukaan. SNI ini diterapkan
untuk teknik pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di
dalam Keputusan Menteri tersebut.
Air permukaan adalah air yang berasal dari ar sungai, air danau, air waduk,
mata air, rawa. Pengujian air permukaan antara lain, bertujuan untuk :
1. Kajian rona awal lingkungan terkait sumber daya air permukaan
2. Dasar penetapan kebijakan pengelolaan air permukaan
3. Mengetahui kualitasnya sehingga dapat ditentukan peruntukannya sebagai
air minum, air untuk industri, air perikanan, air untuk pertanian dan lain
sebagainya.
4. Pembuktian adanya pencemaran air sehingga dapat dilakukan
pengendaliannya.

3.2. Metode Pengambilan Sampel Air Permukaan


Langkah awal dalam pengambilan sampel air permukaan adalah mengetahui
tentang geografis yang mengambarkan kondisi air permukaan serta
aktivitasnya yang ada disekitarnya. Dalam proses pengambilan sampel air
tanah, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 14


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

3.2.1. Peralatan
1) Alat Pengambil Contoh
Persyaratan alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
b) Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
c) Contoh mudah dipindah ke dalam botol penampung tanpa ada
sisa bahan tersuspensi di dalamnya
d) Mudah dan aman di bawa
e) Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian

2) Jenis alat pengambil contoh


a) Alat pengambil contoh sederhana
Alat pengambil contoh sederhana dapat berupa ember plastik
yang dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai
panjang.

Keterangan Gambar :
A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen
B adalah handle ( tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium
atau stanlestil)

Gambar 1. Contoh alat pengambil contoh gayung bertangkai


panjang

Gambar 2. Contoh botol biasa secara langsung

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 15


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Gambar 3. Contoh alat pengambl air Botol dengan pemberat


b) Alat pengambil contoh pada kedalaman tertentu
Alat pengambil contoh untuk kedalaman tertentu atau point
sampler digunakan untuk mengambil contoh air pada kedalaman
yang telah ditentukan pada sungai yang relative dalam, danau
atau waduk. Ada dua tipe point sampler yaitu tipe vertikal dan
horizontal.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 16


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Gambar 4. Contoh alat pengambil contoh air point sampler tipe vertikal

Gambar 5. Contoh alat pengambil contoh air point sampler tipe horizontal
c) Alat pengambil contoh gabungan kedalaman
Alat pengambil contoh gabungan kedalaman digunakan
untuk mengambil contoh air pada sungai yang dalam ,
dimana contoh yang diperoleh merupakan gabungan
contoh air mulai dari permukaan sampai ke dasarnya

Gambar 6. Contoh alat pengambil contoh air gabungan kedalaman

d) Alat pengambil contoh air otomatis


Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat ukur
waktu dan volume yang diambil, digunakan untuk contoh
gabungan waktu dari air limbah, agar diperoleh kualitas air rata-
rata selama periode tertentu.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 17


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Gambar 7 Contoh alat pengambil contoh otomatis

3) Alat pengukur parameter lapangan


Peralatan yang perlu dibawa antara lain:
a) DO meter atau peralatan untuk metode Winkler
b) pH meter
c) thermometer
d) turbidimeter
e) konduktimeter
f) 1 set alat pengukur debit.
4) Alat pendingin
Alat pendingin dapat menyimpan contoh pada suhu 4 0 C ± 2°C,
digunakan untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan
kimia.
5) Alat ekstraksi (corong pemisah)
Corong pemisah terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus
pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.
6) Alat penyaring
Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta
dapat menahan saringan yang mempunyai ukuran pori 0,45 μm.

3.3. Titik Pengambilan Contoh


1) Titik Pengambilan Sampling Air Waduk/Danau
Titik pengambilan sampling disesuaikan dengan kedalaman danau/waduk
sebagai berikut:
a. Danau atau waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, sampling
diambil di dua titik yaitu permukaan dan bagian dasar, kemudian
dicampurkan.
b. Danau atau waduk yang kedalamannya 10m – 30m, sampling diambil
di tiga titik yaitu permukaan, lapisan termoklin, dan bagian dasar
kemudian dicampurkan.
c. Danau atau waduk yang kedalamannya 31m – 100m, sampling
diambil di empat titik yaitu permukaan, lapisan termoklin, di atas
lapisan hipolimnion, dan bagian dasar kemudian dicampurkan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 18


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

d. Danau atau waduk yang kedalamannya lebih dari 100m, titik


pengambilan sampling ditambah sesuai keperluan kemudian
dicampurkan.

Gambar Titik Pengambilan Sampel Waduk/Danau


Sumber: SNI 6989.57:2008

2) Titik Pengambilan Sampling Air Sungai


Titik pengambilan sampling air sungai ditentukan berdasarkan debit air
sungai yang diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Sungai dengan debit antara 5 m3/s, sampling diambil pada satu titik
ditengah sungai pada kedalaman 0.5 kali kedalaman dari permukaan
(Gambar 4.2).
b) Sungai dengan debit kurang dari 150 m3/s, sampling diambil pada dua
titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada
kedalaman 0.5 kali kedalaman dari permukaan (Gambar 4.2).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 19


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

c) Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/s, sampling diambil minimum
pada enam titik masing-masing pada jarak 1/4. 1/2. Dan 3/4 lebar
sungai pada kedalaman 0.2 dan 0.8 kali kedalaman dari permukaan
(Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Titik Pengambilan Sampel Sungai


Sumber: SNI 6989.57:2008

3.4. Cara Pengambilan Sampel Air Permukaan


3.4.1. Pengambilan Contoh Untuk Pengujian Kualitas Air Secara Umum
a) siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan;
b) bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;
c) ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan
dalam penampung sementara, kemudian homogenkan;
d) masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
e) lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan
daya hantar listrik, pH dan oksigen terlarut yang dapat berubah
dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;
f) hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan
khusus;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 20


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

g) pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium


dilakukan pengawetan seperti pada lampiran B.
3.4.2. Pengambilan Contoh Untuk Pengujian Oksigen Terlarut
Pengambilan contoh dapat dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu:
1) Cara Langsung
a. Gunakan alat DO meter.
b. Cara pengoperasian alat, lihat petunjuk kerja alat.
c. Nilai oksigen terlarut dapat langsung terbaca.
2) Cara Tidak Langsung
a) Cara Umum
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan cara titrasi,
sebagai berikut:
 siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang
diketahui serta dilengkapi dengan tutup asah;
 celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi
mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air masuk ke
dalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan
menggunakan sifon;
 isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi
dan gelembung udara selama pengisian, kemudian botol
ditutup;
 contoh siap untuk dianalisa.
b) Cara Khusus
Tahapan pengambilan contoh dengan cara alat khusus,
dilakukan sebagai berikut:
 siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang
diketahui serta dilengkapi dengan tutup asah;
 masukkan botol ke dalam alat khusus (lihat Gambar 3);
 ikuti prosedur pemakaian alat tersebut;
 Alat pengambil contoh untuk pengujian oksigen terlarut ini
dapat ditutup segera setelah terisi penuh.
3.4.3. Pengambilan Contoh Untuk Pengujian Senyawa Organik Mudah
Menguap (Volatile Organic Compound, VOC)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 21


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

a) selama melakukan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa


VOC, sarung tangan lateks harus terus dipakai, sarung tangan
plastik atau sintetis tidak boleh digunakan;
b) saat mengambil contoh untuk analisa VOC, contoh tidak boleh
terkocok untuk menghindari aerasi, aerasi contoh akan
menyebabkan hilangnya senyawa volatil dari dalam contoh;
c) bila menggunakan alat bailer (Gambar 11) :
 jangan menyentuh bagian dalam septa, buka vial VOC 40 mL
dan masukkan contoh secara perlahan ke dalam vial hingga
terbentuk convex meniscus di puncak vial.
 tutup vial secara hati-hati dan tidak boleh ada udara dalam vial;
 balikkan vial dan tahan.
 bila terlihat gelembung dalam vial, contoh harus diganti dan
ambil contoh yang bar.
CATATAN
Contoh VOC biasanya dibuat dalam dua atau tiga buah contoh, tergantung
kebutuhan laboratorium; ulangi pengambilan contoh bila diperlukan. :

Gambar 11 Alat pengambil contoh untuk parameter VOC tipe Bailer

d) seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening
bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat
pendingin.
e) bila air limbah mengandung residual klorin tambahkan 80 mg
Na2SO3 ke dalam 1 L contoh.
f) contoh VOC karena sifatnya yang volatil, maka pengambila contoh
dilakukan secara sesaat (grab contoh), bukan komposit.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 22


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

3.4.4. Pengambilan Contoh Untuk Pengujian Senyawa Aromatik Dan


Akrolein Dan Akrilonitril
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa aromatik dan
akrolein dan akrilonitril, dilakukan sebagai berikut:
a) lakukan pengambilan contoh seperti pada butir 8.3 untuk pengujian
senyawa aromatik, tetapi vialnya hanya diisi setengah dan sisanya
ditambahkan dengan asam dalam jumlah yang diperlukan;
b) untuk pengujian senyawa akrolein dan akrilonitril contoh diatur
hingga pH 4 - 5.
c) contoh akrolein dan akrilonitril harus dianalisa dalam waktu 3 hari
setelah pengambilan contoh.
3.4.5. Pengambilan Contoh Untuk Pengujian Senyawa Organik Yang
Dapat Diekstraksi
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik yang
dapat diekstraksi, dilakukan sebagai berikut:
a) ambil contoh dengan menggunakan bailer;
b) buka tutup botol gelas 1000 mL secara hati-hati agar tidak
menyentuh bagian dalam dari tutup;
c) isi botol hingga 1 cm dari puncak botol;
d) bila satu bailer tidak cukup untuk mengisi botol, tutup botol untuk
menghindari kontaminasi contoh dan ambil lagi contoh, dan
lanjutkan pengisian botol;
e) bila contoh memerlukan analisa pestisida, pH contoh harus diatur
antara pH 5 - 9 dengan menggunakan H2SO4 atau NaOH.
3.4.6. Pengambilan Contoh Untuk Pengujian Total Logam Dan Terlarut
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut,
dilakukan sebagai berikut:
a) bilas botol contoh dan tutupnya dengan contoh yang akan dianalisa;
b) buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa
cm di bawah puncak botol agar masih tersedia ruang untuk
menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan.

CATATAN
Pengambilan contoh untuk pengujian logam terlarut, lakukan penyaringan contoh.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 23


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

3.5. Pelaporan
Catat pada lembar data jaminan mutu untuk setiap parameter yang diukur dan
contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di lapangan harus
memiliki informasi sekurang kurangnya sebagai berikut:
a) Identifikasi contoh.
b) Tanggal.
c) Waktu.
d) Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC).
e) Nilai parameter yang diukur di lapangan.
f) Analisa yang diperlukan.
g) Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat atau blanko).
h) Komentar dan pengamatan.

3.6. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini

1. Jelaskan cara pengambilan sampel untuk senyawa organik ?


2. Jelaskan cara pengambilan sampel total logam ?
3. Sebutkan 2 cara pengambilan sampel oksigen terlarut (BO) ?

3.7. Rangkuman
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang
Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37
Tahun 2003 tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan
Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional
Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah – Bagian 57: Metode pengambilan
contoh air permukaan. SNI ini diterapkan untuk teknik pengambilan contoh air
tanah sebagaimana yang tercantum di dalam Keputusan Menteri tersebut.
Langkah awal dalam pengambilan sampel air permukaan adalah
mengetahui tentang geografis yang mengambarkan kondisi air permukaan
serta aktivitasnya yang ada disekitarnya

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 24


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

3.8. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!

3.9. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta pelatihan agar mencocokkan jawaban hasil evaluasi dengan kunci
jawaban yang ada agar dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap
materi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
Kegiatan Belajar, gunakan rumus berikut untuk menghitung dan mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta memahami materi berdasarkan evaluasi
yang sudah dikerjakan sebelumnya.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan= 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti Tingkat Penguasaan :


90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Diharapkan setelah pembelajaran dalam bab ini, peserta dapat saling berbagi
dan berdiskusi dalam kelas sehingga menjadi pengayaan pengambilan
sampel air permukaan. Untuk memperdalam pemahaman akan pengambilan
sampel air permukaan, diperlukan perbanyak pengerjaan latihan soal dan
evaluasi. Sebelum melangkah ke bab selanjutnya, coba Anda lihat hasil
evaluasi yang Anda kerjakan, jika 80 % benar maka mulailah membaca bab
selanjutnya. Jika jawaban hasil evaluasi masih di bawah 80 % benar, coba
Anda pelajari kembali materi yang diberikan serta diskusikan bersama teman-
teman Anda.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 25


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

BAB IV

PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH


Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan pengambilan
sampel air limbah

4.1. Umum
Dalam rangka menyeragamkan teknik pengambilan contoh air limbah
sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka
dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah –
Bagian 59: Metode pengambilan contoh air limbah. SNI ini diterapkan untuk
teknik pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di dalam
Keputusan Menteri tersebut.
Air limbah atau limbah cair industri adalah bahan sisa yang berwujud cair dari
kegiatan produksi termasuk bekas pakai proses produksi dan bekas
pencucian peralatan dan/atau bahan yang tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya karena kadarluwarsa atau sebab lain. Dan sesuai
peraturan perundangan lingkungan hidup, air limbah industri harus dipantau
setiap waktu yang telah ditetapkan.

4.2. Metode Pengambilan Sampel Air Permukaan


Lokasi pemantauan dan titik pengambilan sampel air limbah harus
representatif sehingga data yang diperoleh dapat menggambarkan kualitas air
limbah yang akan disalurkan ke perairan penerima atau badan air. Secara
umum pengambilan sampel air limbah haruslah memperhatikan karakteristik
industri, apakah industri memiliki IPAL atau masih belum memiliki IPAL.
1. Untuk Industri Yang Telah Memiliki IPAL
2. Untuk Industri Yang Belum Memiliki IPAL

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 26


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

4.2.1. Peralatan
1) Alat Pengambil Contoh
Persyaratan alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
f) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
g) Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
h) Contoh mudah dipindah ke dalam botol penampung tanpa ada
sisa bahan tersuspensi di dalamnya
i) Mudah dan aman di bawa
j) Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian

2) Jenis alat pengambil contoh


a) Alat pengambil contoh sederhana
Alat pengambil contoh sederhana dapat berupa ember plastik
yang dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang bertangkai
panjang.

Keterangan Gambar :
A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen
B adalah handle ( tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium atau stanlestil)

Gambar 1. Contoh alat pengambil contoh gayung bertangkai


panjang

Gambar 2. Contoh botol biasa secara langsung

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 27


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

CATATAN : Dalam praktiknya , alat sederhana ini paling sering digunakan dan
dipakai untuk mengambil air permukaan atau air sungai kecil yang relatif
dangkal.

b) botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman


tertentu.

Gambar 3. Contoh alat pengambl air Botol dengan pemberat

b) Alat pengambil contoh air otomatis


Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat ukur
waktu dan volume yang diambil, digunakan untuk contoh
gabungan waktu dari air limbah, agar diperoleh kualitas air rata-
rata selama periode tertentu.

Gambar 4. Contoh alat pengambil contoh otomatis

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 28


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

3) Alat pengukur parameter lapangan


Peralatan yang perlu dibawa antara lain:
a) DO meter atau peralatan untuk metode Winkler
b) pH meter
c) turbidimeter
d) konduktimeter
e) thermometer
f) 1 set alat pengukur debit.
4) Alat pendingin
Alat pendingin dapat menyimpan contoh pada suhu 4 0 C ± 2°C,
digunakan untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan
kimia.
5) Alat ekstraksi (corong pemisah)
Corong pemisah terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus
pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.
6) Alat penyaring
Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta
dapat menahan saringan yang mempunyai ukuran pori 0,45 μm.
4.2.2. Tipe Contoh Air Limbah
Beberapa tipe contoh air limbah ;
a) Contoh sesaat (grab sample) : merupakan air limbah yang diambil
sesaat pada satu lokasi tertentu.
b) Contoh gabungan waktu (composite samples) : merupakan
campuran contoh yang diambil dari satu titik pada waktu yang
berbeda, dengan volume yang sama.
c) Contoh gabungan tempat (integrated samples) : merupakan
campuran contoh yang diambil dari satu titik pada waktu yang
sama, dengan volume yang sama.
d) Contoh gabungan waktu dan tempat : merupakan campuran contoh
yang diambil dari beberapa titik dalam satu lokasi pada waktu yang
berbeda dengan volume yang sama.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 29


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

4.3. Titik Pengambilan Contoh


Titik Pengambilan Sampel (Sampling) pada Air Limbah telah diatur dalam SNI
6989.59.2008. Pemilihan lokasi pengambilan contoh :
1. Lokasi pengambilan contoh air limbah industri harus mempertimbangkan
ada atau tidak adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
2. Contoh harus diambil pada lokasi yang telah mengalami pencampuran
secara sempurna.
Penentuan lokasi pengambilan contoh :
1. Lokasi pengambilan contoh dilakukan berdasarkan pada tujuan pengujian,
sebagai berikut :
a. Untuk keperluan evaluasi efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) , contoh diambil pada lokasi sebelum dan setelah IPAL dengan
memperhatikan waktu tinggal (waktu retensi).
b. Titik lokasi pengambilan contoh pada inlet (titik 2, Gambar 6.14)
 Dilakukan pada titik pada aliran bertubulensi tinggi agar terjadi
pencampuran dengan baik, yaitu pada titik dimana limbah mengalir
pada akhir proses produksi menuju ke IPAL.
 Apabila tempat tidak memungkinkan untuk pengambilan contoh
maka dapat ditentukan lokasi lain yang dapat mewakili karakteristik
air limbah.
c. Titik lokasi pengambilan contoh pada outlet (titik 3, Gambar 6.14)

Pengambilan contoh pada outlet dilakukan pada lokasi setelah IPAL atau
titik dimana air limbah yang mengalir sebelum memasuki badan air
penerima (sungai).

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 30


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Gambar 6.15 Contoh lokasi pengambilan contoh sebelum dan sesudah IPAL

2. Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, contoh diambil pada 3


(tiga) lokasi:
a. Pada perairan penerima sebelum tercampur limbah (upstream) (titik 4,
Gambar 6.14)
b. Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima
(titik 3, Gambar 6.14)
c. Pada perairan penerima setelah bercampur dengan air limbah
(downsream), namun belum tercampur atau menerima limbah cair
lainnya (titik 5, Gambar 6.14).
3. Untuk industri yang belum memiliki IPAL juga telah diatur dalam SNI SNI
6989.59.2008.

4.4. Cara Pengambilan Sampel Air Limbah


4.4.1. Pengambilan contoh untuk pengujian kualitas air
a) siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran
pembuangan;
b) bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;
c) ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan
dalam penampung sementara, kemudian homogenkan;
d) masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
e) akukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan
daya hantar listrik, pH dan oksigen terlarut yang dapat berubah
dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 31


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

f) hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan


khusus;
g) pengambilan contoh untuk parameter pengujian di laboratorium
dilakukan pengawetan seperti pada lampiran B.
4.4.2. Pengambilan contoh untuk pengujian oksigen terlarut
Pengambilan contoh dapat dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu:
1) Cara Langsung
a) Gunakan alat DO meter.
b) Cara pengoperasian alat, lihat petunjuk kerja alat.
c) Nilai oksigen terlarut dapat langsung terbaca.
2) Cara Umum
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan cara titrasi, sebagai
berikut:
a) siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang diketahui
serta dilengkapi dengan tutup asah;
b) celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi
mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air masuk ke
dalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan
menggunakan sifon;
c) isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan
gelembung udara selama pengisian, kemudian botol ditutup;
d) contoh siap untuk dianalisa.
3) Cara Khusus
Tahapan pengambilan contoh dengan cara alat khusus, dilakukan
sebagai berikut:
a) siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang diketahui
serta dilengkapi dengan tutup asah;
b) masukkan botol ke dalam alat khusus (lihat Gambar 3);
c) ikuti prosedur pemakaian alat tersebut;
d) Alat pengambil contoh untuk pengujian oksigen terlarut ini dapat
ditutup segera setelah terisi penuh.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 32


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

4.4.3. Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik mudah


menguap (Volatile Organic Compound, VOC)

a) selama melakukan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa


VOC, sarung tangan lateks harus terus dipakai, sarung tangan
plastik atau sintetis tidak boleh digunakan;
b) saat mengambil contoh untuk analisa VOC, contoh tidak boleh
terkocok untuk menghindari aerasi, aerasi contoh akan
menyebabkan hilangnya senyawa volatil dari dalam contoh;
c) bila menggunakan alat bailer (Gambar 5) :
1) jangan menyentuh bagian dalam septa, buka vial VOC 40 mL
dan masukkan contoh secara perlahan ke dalam vial hingga
terbentuk convex meniscus di puncak vial.
2) tutup vial secara hati-hati dan tidak boleh ada udara dalam vial;
3) balikkan vial dan taha.
4) bila terlihat gelembung dalam vial, contoh harus diganti dan
ambil contoh yang bar.

CATATAN Contoh VOC biasanya dibuat dalam dua atau tiga buah contoh,
tergantung kebutuhan laboratorium; ulangi pengambilan contoh bila
diperlukan. :

Gambar 5. Alat pengambil contoh untuk parameter VOC tipe Bailer

d) seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening
bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat
pendingin.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 33


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

e) bila air limbah mengandung residual klorin tambahkan 80 mg


Na2SO3 ke dalam 1 L contoh.
f) contoh VOC karena sifatnya yang volatil, maka pengambila contoh
dilakukan secara sesaat (grab contoh), bukan komposit.

4.4.4. Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa aromatik dan


akrolein dan akrilonitril

Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa aromatik dan


akrolein dan akrilonitril, dilakukan sebagai berikut:
a) lakukan pengambilan contoh seperti pada butir 8.3 untuk pengujian
senyawa aromatik, tetapi vialnya hanya diisi setengah dan sisanya
ditambahkan dengan asam dalam jumlah yang diperlukan;
b) untuk pengujian senyawa akrolein dan akrilonitril contoh diatur
hingga pH 4 - 5.
c) contoh akrolein dan akrilonitril harus dianalisa dalam waktu 3 hari
setelah pengambilan contoh.

4.4.5. Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat


diekstraksi

Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik yang


dapat diekstraksi, dilakukan sebagai berikut:
a) ambil contoh dengan menggunakan bailer;
b) buka tutup botol gelas 1000 mL secara hati-hati agar tidak
menyentuh bagian dalam dari tutup;
c) isi botol hingga 1 cm dari puncak botol;
d) bila satu bailer tidak cukup untuk mengisi botol, tutup botol untuk
menghindari kontaminasi contoh dan ambil lagi contoh, dan
lanjutkan pengisian botol;
e) bila contoh memerlukan analisa pestisida, pH contoh harus diatur
antara pH 5 - 9 dengan menggunakan H2SO4 atau NaOH.

4.4.6. Pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut


Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut,
dilakukan sebagai berikut:
a) bilas botol contoh dan tutupnya dengan contoh yang akan dianalisa;

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 34


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

b) buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa
cm di bawah puncak botol agar masih tersedia ruang untuk
menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan.

CATATAN Pengambilan contoh untuk pengujian logam terlarut, lakukan


penyaringan contoh.

4.5. Pelaporan
Catat pada lembar data jaminan mutu untuk setiap parameter yang diukur dan
contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di lapangan harus
memiliki informasi sekurangkurangnya sebagai berikut:
a) Identifikasi contoh.
b) Tanggal.
c) Waktu.
d) Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC).
e) Nilai parameter yang diukur di lapangan.
f) Analisa yang diperlukan.
g) Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat atau blanko).
h) Komentar dan pengamatan.

4.6. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini

1. Jelaskan cara pengambilan sampel oksigen terlarut ?


2. Jelaskan cara pengujian oksigen terlarut dengan cara titrasi ?
3. Sebutkan 4 (empat) jenis air limbah ?

4.7. Rangkuman
Air limbah atau limbah cair industri adalah bahan sisa yang berwujud cair dari
kegiatan produksi termasuk bekas pakai proses produksi dan bekas
pencucian peralatan dan/atau bahan yang tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya karena kadarluwarsa atau sebab lain. Dan sesuai
peraturan perundangan lingkungan hidup, air limbah industri harus dipantau
setiap waktu yang telah ditetapkan. Lokasi pemantauan dan titik pengambilan
sampel air limbah harus representatif sehingga data yang diperoleh dapat
menggambarkan kualitas air limbah yang akan disalurkan ke perairan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 35


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

penerima atau badan air. Secara umum pengambilan sampel air limbah
haruslah memperhatikan karakteristik industri, apakah industri memiliki IPAL
atau masih belum memiliki IPAL

4.8. Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang


paling benar!
Pilih jawaban yang benar
1. Masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya disebut .....
a. Kualitas air
b. Pengolahan air
c. Pencemaran air
d. Badan air
2. Banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam
lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik
yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air disebut .....
a. Dissolved Oxygen (DO)
b. Biochemiycal Oxygen Demand (BOD)
c. Chemical Oxygen Deman (COD)
d. konsentrasi ion hydrogen
3. Pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air
(kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau
dan rasa adalah.....
a. Pengamatan secara fisis
b. Pengamatan secara kimiawi
c. Pengamatan secara langsung
d. Pengamatan secara biologis

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 36


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

4.9. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta pelatihan agar mencocokkan jawaban hasil evaluasi dengan kunci
jawaban yang ada agar dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap
materi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
Kegiatan Belajar, gunakan rumus berikut untuk menghitung dan mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta memahami materi berdasarkan evaluasi
yang sudah dikerjakan sebelumnya.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan= 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti Tingkat Penguasaan :


90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Diharapkan setelah pembelajaran dalam bab ini, peserta dapat saling berbagi
dan berdiskusi dalam kelas sehingga menjadi pengayaan akan proses-proses
konsepsi rencana alokasi air rinci. Untuk memperdalam pemahaman akan
rencana alokasi air rinci, diperlukan perbanyak pengerjaan latihan soal dan
evaluasi. Sebelum melangkah ke bab selanjutnya, coba Anda lihat hasil
evaluasi yang Anda kerjakan, jika 80 % benar maka mulailah membaca bab
selanjutnya. Jika jawaban hasil evaluasi masih di bawah 80 % benar, coba
Anda pelajari kembali materi yang diberikan serta diskusikan bersama teman-
teman Anda.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 37


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

BAB V

PENGAWETAN SAMPEL AIR


Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan pengawetan
sampel air

5.1. Pengawetan Sampel Air


Pengambilan sampel pada lingkungan perairan dilakukan untuk memperoleh
data yang mencerminkan keadaan sesungguhnya. Namun, sampel yang telah
diambil tidak menutup kemungkinan akan dilakukan analisa parameter tidak
dihari yang sama pada saat pengambilan sampel. SNI 6989.57.2008, SNI
6989.58.2008, dan SNI 6989.59.2008 tentang metode pengambilan contoh air
tertulis bahwa, pengawetan contoh dilakukan apabila pemeriksaan tidak dapat
langsung dilakukan setelah pengambilan contoh/sampel. Jenis bahan
pengawet yang digunakan dan lama penyimpanan berbeda-beda tergantung
pada jenis parameter yang akan diperiksa. Ada dua metode pengawetan yaitu
pengawetan cara fisika dengan cara pendinginan sampel pada suhu 4 oC atau
pembekuan dan pengawetan cara kimia yang tergantung pada jenis
parameter yang diawetkan. Pengawetan yang dilakukan untuk air permukaan,
air tanah maupun air limbah tidak dibedakan atau pengawetan yang dilakukan
untuk ketiga jenis air tersebut sama. Hal ini dapat disimpulkan dengan melihat
membandingkan masing-masing pengawetan jenis air dan didapatkan hasil
bahwa pengawetan untuk ketiga air tersebut sama baik dalam hal perlakuan
pengawetan, lama penyimpanan yang dianjurkan serta lama penyimpanan
maksimumnya. Berikut merupakan tabel cara pengawetan dan penyimpanan
contoh air setelah dilakukan pengambilan sampel air di lapangan :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 38


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Tabel 4.1 Cara Pengawetan dan Penyimpanan Contoh Air Permukaan, Air Tanah
dan Air Limbah
Minimum Lama Lama
Wadah jumlah contoh Penyimpanan penyimpanan
No Parameter Pengawetan
Penyimpanan yang yang maksimum
diperlukan (ml) dianjurkan menurut EPA
1 Asiditas P,G (B) 100 Pendingin 24 jam 14 hari
2 Alkalinitas P,G 200 Pendingin 24 jam 14 hari
3 BOD )* P,G 1000 Pendinginan 6 jam 2 hari
4 Boron P 100 Tambah HNO3 28 hari 6 bulan
sampai pH < 2,
didinginkan
5 Total G 100 Pendinginan dan 7 hari 28 hari
organik ditambahkan HCl
karbon sampai pH < 2
6 Karbon P,G 100 Langsung analisa - -
dioksida
7 COD P,G 100 Analisa secepatnya / 7 hari 28 hari
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
didinginkan
8 Minyak dan G, bermulut 1000 Tambahkan H2SO4 28 hari 28 hari
lemak lebar dan sampai ph < 2,
dikalibrasi didinginkan
9 Bromida P,G - Tanpa diawetkan 28 hari 28 hari
10 Sisa klor P,G 500 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
11 Klorofil P,G 500 Ditempat gelap 30 hari 30 hari
12 Total P,G 500 Ditambahkan NaOH 24 jam 14 hari (24
sianida sampai pH>12, jam jika ada
dinginkan di tempat sulfide di
gelap dalam contoh)
13 Fluoride P 300 Tanpa diawet 28 hari 28 hari
14 Iodine P.G 500 Segera dianalisa 0.5 jam 0.5 jam
15 Logam P (A), G (A) - Untuk logam-logam 6 bulan 6 bulan
(secara terlarut contoh air
umum) segera disaring,
tambahkan HNO3
sampai pH < 2
Kromiun VI P (A), G (A) 300 Dinginkan 24 jam 1 hari
Air Raksa P (A), G (A) 500 Tambahkan HNO3 28 hari 28 hari
sampai pH<2
dinginkan
16 Ammonia - P,G 500 Analisa secepatnya 7 hari 28 hari
nitrogen atau tambahkan
H2SO4 sampai pH <
2, didinginkan
17 Nitrat - P,G 100 Analisa secepatnya 48 jam 2 hari (28 hari
nitrogen atau didinginkan jika contoh air
diklorinasi)
18 Nitrat - nitrit P,G 200 Tambahkan H2SO4 - 28 hari
sampai pH < 2,
didinginkan
19 Nitrogen P,G 500 Dinginkan ; 7 hari 28 hari
organik, tambahkan H2SO4
kjedal sampai pH < 2,
20 Nitrit - P,G 100 Analisa secepatnya - 2 hari
nitrogen atau didinginkan
21 Phenol P,G 500 Dinginkan ; - 28 hari

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 39


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

Minimum Lama Lama


Wadah jumlah contoh Penyimpanan penyimpanan
No Parameter Pengawetan
Penyimpanan yang yang maksimum
diperlukan (ml) dianjurkan menurut EPA
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
didinginkan
22 Oksigen G botol BOD 300
terlarut

Dengan Langsung dianalisis


elektroda - 0.25 jam
Titrasi dapat ditunda
Metode setelah contoh
Winkler diasamkan 8 jam 8jam
23 Ozon)* G 1000 Segera dianalisis 0,5 jam 0,5 jam
24 pH P,G - Segera dianalisa 2 jam 2 jam
25 Fosfat G (A) 100 Untuk fosfat terlarut 48 jam
segera disaring,
didinginkan
26 Salinitas P - Didinginkan, jangan - 6 bulan
dibekukan
27 Sulfat P,G - Didinginkan 28 hari 28 hari
28 Sulfida P,G 100 Didinginkan, 28 hari 7 hari
tambahkan 4 tetes
2N seng asetat/100
ml, contoh
tambahkan NaOH
sampai pH>9
29 Pestisida G(S) - Didinginkan , 7 hari 7 hari untuk
tambahkan 1000 mg ekstraksi, 40
asam askorbat per hari setelah
liter, contoh jika diekstraksi
terdapat klorin
30 VOC G, Teflon line 40 Didinginkan pada 14 hari
cap suhu 4oc ± 2oC,
(Na2S2O3
disesuaikan)*
31 Senyawa G 1000 Didinginkan pada 3 hari 24 jam
aromatic suhu 4oC ± 2oC
dan akrolin
dan
akrilonitril
Keterangan :
Didinginkan pada suhu 4oC ± 2oC
P : plastic (polietilen atau sejenisnya)
G(A) : gelas dicuci dengan 1 + 1 HNO3
P(A) : plastik dicuci dnegan 1 + 1 HNO3
G(S) : gelas dicuci dengan pelarut organik
)* : tambahan standar pengawetan di SNI 6989.59.2008
Sumber : SNI 6989.57.2008, SNI 6989.58.2008, dan SNI 6989.59.2008
Setelah dilakukan pengawetan sesuai standar yang telah ditentukan, sampel air
dapat segera diujikan di laboratorium lingkungan yang telah terakreditasi untuk
diketahui kualitas air nya.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 40


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

5.2. Latihan

5.3. Rangkuman

5.4. Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang


paling benar!
Pilih jawaban yang benar

5.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Peserta pelatihan agar mencocokkan jawaban hasil evaluasi dengan kunci
jawaban yang ada agar dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap
materi pembelajaran. Untuk mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi
Kegiatan Belajar, gunakan rumus berikut untuk menghitung dan mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta memahami materi berdasarkan evaluasi
yang sudah dikerjakan sebelumnya.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟


Tingkat Penguasaan= 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙

Arti Tingkat Penguasaan :


90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Diharapkan setelah pembelajaran dalam bab ini, peserta dapat saling berbagi
dan berdiskusi dalam kelas sehingga menjadi pengayaan pengawetan sampel
air. Untuk memperdalam pemahaman akan pengawetan sampel air,
diperlukan perbanyak pengerjaan latihan soal dan evaluasi. Sebelum
melangkah ke bab selanjutnya, coba Anda lihat hasil evaluasi yang Anda
kerjakan, jika 80 % benar maka mulailah membaca bab selanjutnya. Jika
jawaban hasil evaluasi masih di bawah 80 % benar, coba Anda pelajari
kembali materi yang diberikan serta diskusikan bersama teman-teman Anda.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 41


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

BAB VI
PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Tindak Lanjut

Modul pembelajaran pencemaran sumber air ini merupakan modul keenam


dalam pelatihan kualitas air. Setelah mengikuti pelatihan ini para karya siswa
diharapkan dapat melakukan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan
pencemaran sumber air pada permasalahan yang dihadapi sehari-hari di
lapangan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 42


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 43


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

GLOSARIUM

Air permukaan :

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 44


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

KUNCI JAWABAN
A. Latihan Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air
1. Jelaskan fungsi model alokasi air
Jawab: Menelusuri perjalanan air, dari hulu ke hilir, memeriksa apakah
kebutuhan air terpenuhi.
2. Jelaskan tahap penyusunan model alokasi air
Jawab: Tahapan: Skematisasi, Perhitungan air tersedia; Perhitungan
kebutuhan air; Alokasi air
3. Sebutkan berbagai jenis simpul dalam skematisasi sistem tata air
Jawab: simpul biasa, simpul aktivitas, simpul kendali.

B. Evaluasi Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air


1. d
2. b
2. c

C. Latihan Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air


4. Jelaskan fungsi model alokasi air
Jawab: Menelusuri perjalanan air, dari hulu ke hilir, memeriksa apakah
kebutuhan air terpenuhi.
5. Jelaskan tahap penyusunan model alokasi air
Jawab: Tahapan: Skematisasi, Perhitungan air tersedia; Perhitungan
kebutuhan air; Alokasi air
6. Sebutkan berbagai jenis simpul dalam skematisasi sistem tata air
Jawab: simpul biasa, simpul aktivitas, simpul kendali.

D. Evaluasi Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air


1. d
2. b
3. c
E. Latihan Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air
7. Jelaskan fungsi model alokasi air
Jawab: Menelusuri perjalanan air, dari hulu ke hilir, memeriksa apakah
kebutuhan air terpenuhi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 45


Modul 6 : Pengambilan Sampel Air

8. Jelaskan tahap penyusunan model alokasi air


Jawab: Tahapan: Skematisasi, Perhitungan air tersedia; Perhitungan
kebutuhan air; Alokasi air
9. Sebutkan berbagai jenis simpul dalam skematisasi sistem tata air
Jawab: simpul biasa, simpul aktivitas, simpul kendali.

F. Evaluasi Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air


1. d
2. b
4. c
G. Latihan Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air
10. Jelaskan fungsi model alokasi air
Jawab: Menelusuri perjalanan air, dari hulu ke hilir, memeriksa apakah
kebutuhan air terpenuhi.
11. Jelaskan tahap penyusunan model alokasi air
Jawab: Tahapan: Skematisasi, Perhitungan air tersedia; Perhitungan
kebutuhan air; Alokasi air
12. Sebutkan berbagai jenis simpul dalam skematisasi sistem tata air
Jawab: simpul biasa, simpul aktivitas, simpul kendali.

H. Evaluasi Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air


1. d
2. b
5. c

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi 46

Anda mungkin juga menyukai