Contoh Prosedur Pengambilan Sampel Air
Contoh Prosedur Pengambilan Sampel Air
BAB I
PENDAHULUAN
7) Evaluasi
8) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
c) Materi Pokok 3 : Pengambilan Sampel Air Limbah
1) Umum
2) Peralatan dan Media Pengambilan Sampel Air Limbah
3) Titik Pengambilan Sampel Air Limbah
4) Cara Pengambilan Sampel Air Limbah
5) Latihan
6) Rangkuman
7) Evaluasi
8) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
d) Materi Pokok 4 : Pengawetan Sampel Air
1) Pengawetan Sampel Air
2) Latihan
3) Rangkuman
4) Evaluasi
5) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
BAB II
PENGAMBILAN SAMPEL AIR TANAH
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan pengambilan
sampel air tanah
2.1. Umum
Dalam rangka menyeragamkan teknik pengambilan contoh air tanah
sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka
dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah –
Bagian 58: Metode pengambilan contoh air tanah. SNI ini diterapkan untuk
teknik pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di dalam
Keputusan Menteri tersebut.
Akuifer adalah suatu lapisan di bawah permukaan tanah yang mengandung
bebatuan, pasir atau kerikil dan mempunyai porositas serta permeabilitas
sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah. Sehubungan dengan
hal tersebut, kecepatan alir air tanah lebih lambat dari kecepatan air
permukaan.
Gambar 1 Contoh alat pengambil contoh air sumur bor tipe Bailer
2) Tutup vial secara hati-hati dan tidak boleh ada udara dalam vial;
3) Balikkan vial dan tahan ;
4) Bila terlihat gelembung dalam vial, contoh harus diganti dan ambil
contoh yang baru.
CATATAN : Contoh VOC biasanya dibuat dalam dua atau tiga buah
contoh, tergantung kebutuhan labratorium; ulangi pengambilan contoh
bila daiperlukan.
d) Seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening
bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat
pendingan.
2.7. Pelaporan
Catat pada lembar data jaminan mutu untuk setiap parameter yang diukur
dan contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di lapangan
harus memiliki informasi sekurangkurangnya sebagai berikut:
a) Identifikasi contoh.
b) Tanggal. Pengambilan contoh
c) Waktu pengambilan contoh
d) Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC).
e) Nilai parameter yang diukur di lapangan.
f) Analisa yang diperlukan.
g) Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat atau blanko).
h) Komentar dan pengamatan.
2.8. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini
2.9. Rangkuman
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah – Bagian 58:
Metode pengambilan contoh air tanah. SNI ini diterapkan untuk teknik
pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di dalam
Keputusan Menteri tersebut.
Akuifer adalah suatu lapisan di bawah permukaan tanah yang
mengandung bebatuan, pasir atau kerikil dan mempunyai porositas serta
permeabilitas sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah.
Sehubungan dengan hal tersebut, kecepatan alir air tanah lebih lambat
dari kecepatan air permukaan.
2.10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!
BAB III
PENGAMBILAN SAMPEL AIR PERMUKAAN
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu melaksanakan pengambilan
sampel air permukaan
3.1. Umum
Dalam rangka menyeragamkan teknik pengambilan contoh air permukaan
sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka
dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah –
Bagian 57: Metode pengambilan contoh air permukaan. SNI ini diterapkan
untuk teknik pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di
dalam Keputusan Menteri tersebut.
Air permukaan adalah air yang berasal dari ar sungai, air danau, air waduk,
mata air, rawa. Pengujian air permukaan antara lain, bertujuan untuk :
1. Kajian rona awal lingkungan terkait sumber daya air permukaan
2. Dasar penetapan kebijakan pengelolaan air permukaan
3. Mengetahui kualitasnya sehingga dapat ditentukan peruntukannya sebagai
air minum, air untuk industri, air perikanan, air untuk pertanian dan lain
sebagainya.
4. Pembuktian adanya pencemaran air sehingga dapat dilakukan
pengendaliannya.
3.2.1. Peralatan
1) Alat Pengambil Contoh
Persyaratan alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
b) Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
c) Contoh mudah dipindah ke dalam botol penampung tanpa ada
sisa bahan tersuspensi di dalamnya
d) Mudah dan aman di bawa
e) Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian
Keterangan Gambar :
A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen
B adalah handle ( tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium
atau stanlestil)
Gambar 4. Contoh alat pengambil contoh air point sampler tipe vertikal
Gambar 5. Contoh alat pengambil contoh air point sampler tipe horizontal
c) Alat pengambil contoh gabungan kedalaman
Alat pengambil contoh gabungan kedalaman digunakan
untuk mengambil contoh air pada sungai yang dalam ,
dimana contoh yang diperoleh merupakan gabungan
contoh air mulai dari permukaan sampai ke dasarnya
c) Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/s, sampling diambil minimum
pada enam titik masing-masing pada jarak 1/4. 1/2. Dan 3/4 lebar
sungai pada kedalaman 0.2 dan 0.8 kali kedalaman dari permukaan
(Gambar 4.2).
d) seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening
bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat
pendingin.
e) bila air limbah mengandung residual klorin tambahkan 80 mg
Na2SO3 ke dalam 1 L contoh.
f) contoh VOC karena sifatnya yang volatil, maka pengambila contoh
dilakukan secara sesaat (grab contoh), bukan komposit.
CATATAN
Pengambilan contoh untuk pengujian logam terlarut, lakukan penyaringan contoh.
3.5. Pelaporan
Catat pada lembar data jaminan mutu untuk setiap parameter yang diukur dan
contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di lapangan harus
memiliki informasi sekurang kurangnya sebagai berikut:
a) Identifikasi contoh.
b) Tanggal.
c) Waktu.
d) Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC).
e) Nilai parameter yang diukur di lapangan.
f) Analisa yang diperlukan.
g) Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat atau blanko).
h) Komentar dan pengamatan.
3.6. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini
3.7. Rangkuman
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang
Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37
Tahun 2003 tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan
Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka dibuatlah Standar Nasional
Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah – Bagian 57: Metode pengambilan
contoh air permukaan. SNI ini diterapkan untuk teknik pengambilan contoh air
tanah sebagaimana yang tercantum di dalam Keputusan Menteri tersebut.
Langkah awal dalam pengambilan sampel air permukaan adalah
mengetahui tentang geografis yang mengambarkan kondisi air permukaan
serta aktivitasnya yang ada disekitarnya
3.8. Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang
paling benar!
BAB IV
4.1. Umum
Dalam rangka menyeragamkan teknik pengambilan contoh air limbah
sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 tentang Metoda Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan, maka
dibuatlah Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Air dan air limbah –
Bagian 59: Metode pengambilan contoh air limbah. SNI ini diterapkan untuk
teknik pengambilan contoh air tanah sebagaimana yang tercantum di dalam
Keputusan Menteri tersebut.
Air limbah atau limbah cair industri adalah bahan sisa yang berwujud cair dari
kegiatan produksi termasuk bekas pakai proses produksi dan bekas
pencucian peralatan dan/atau bahan yang tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya karena kadarluwarsa atau sebab lain. Dan sesuai
peraturan perundangan lingkungan hidup, air limbah industri harus dipantau
setiap waktu yang telah ditetapkan.
4.2.1. Peralatan
1) Alat Pengambil Contoh
Persyaratan alat pengambil contoh
Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
f) Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh
g) Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya
h) Contoh mudah dipindah ke dalam botol penampung tanpa ada
sisa bahan tersuspensi di dalamnya
i) Mudah dan aman di bawa
j) Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian
Keterangan Gambar :
A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilen
B adalah handle ( tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium atau stanlestil)
CATATAN : Dalam praktiknya , alat sederhana ini paling sering digunakan dan
dipakai untuk mengambil air permukaan atau air sungai kecil yang relatif
dangkal.
Pengambilan contoh pada outlet dilakukan pada lokasi setelah IPAL atau
titik dimana air limbah yang mengalir sebelum memasuki badan air
penerima (sungai).
Gambar 6.15 Contoh lokasi pengambilan contoh sebelum dan sesudah IPAL
CATATAN Contoh VOC biasanya dibuat dalam dua atau tiga buah contoh,
tergantung kebutuhan laboratorium; ulangi pengambilan contoh bila
diperlukan. :
d) seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening
bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat
pendingin.
b) buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa
cm di bawah puncak botol agar masih tersedia ruang untuk
menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan.
4.5. Pelaporan
Catat pada lembar data jaminan mutu untuk setiap parameter yang diukur dan
contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di lapangan harus
memiliki informasi sekurangkurangnya sebagai berikut:
a) Identifikasi contoh.
b) Tanggal.
c) Waktu.
d) Nama Petugas Pengambil Contoh (PPC).
e) Nilai parameter yang diukur di lapangan.
f) Analisa yang diperlukan.
g) Jenis contoh (misalnya contoh, contoh split, duplikat atau blanko).
h) Komentar dan pengamatan.
4.6. Latihan
Jawab secara singkat pertanyaan berikut di bawah ini
4.7. Rangkuman
Air limbah atau limbah cair industri adalah bahan sisa yang berwujud cair dari
kegiatan produksi termasuk bekas pakai proses produksi dan bekas
pencucian peralatan dan/atau bahan yang tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya karena kadarluwarsa atau sebab lain. Dan sesuai
peraturan perundangan lingkungan hidup, air limbah industri harus dipantau
setiap waktu yang telah ditetapkan. Lokasi pemantauan dan titik pengambilan
sampel air limbah harus representatif sehingga data yang diperoleh dapat
menggambarkan kualitas air limbah yang akan disalurkan ke perairan
penerima atau badan air. Secara umum pengambilan sampel air limbah
haruslah memperhatikan karakteristik industri, apakah industri memiliki IPAL
atau masih belum memiliki IPAL
4.8. Evaluasi
BAB V
Tabel 4.1 Cara Pengawetan dan Penyimpanan Contoh Air Permukaan, Air Tanah
dan Air Limbah
Minimum Lama Lama
Wadah jumlah contoh Penyimpanan penyimpanan
No Parameter Pengawetan
Penyimpanan yang yang maksimum
diperlukan (ml) dianjurkan menurut EPA
1 Asiditas P,G (B) 100 Pendingin 24 jam 14 hari
2 Alkalinitas P,G 200 Pendingin 24 jam 14 hari
3 BOD )* P,G 1000 Pendinginan 6 jam 2 hari
4 Boron P 100 Tambah HNO3 28 hari 6 bulan
sampai pH < 2,
didinginkan
5 Total G 100 Pendinginan dan 7 hari 28 hari
organik ditambahkan HCl
karbon sampai pH < 2
6 Karbon P,G 100 Langsung analisa - -
dioksida
7 COD P,G 100 Analisa secepatnya / 7 hari 28 hari
tambahkan H2SO4
sampai pH < 2,
didinginkan
8 Minyak dan G, bermulut 1000 Tambahkan H2SO4 28 hari 28 hari
lemak lebar dan sampai ph < 2,
dikalibrasi didinginkan
9 Bromida P,G - Tanpa diawetkan 28 hari 28 hari
10 Sisa klor P,G 500 Segera dianalisa 0,5 jam 0,5 jam
11 Klorofil P,G 500 Ditempat gelap 30 hari 30 hari
12 Total P,G 500 Ditambahkan NaOH 24 jam 14 hari (24
sianida sampai pH>12, jam jika ada
dinginkan di tempat sulfide di
gelap dalam contoh)
13 Fluoride P 300 Tanpa diawet 28 hari 28 hari
14 Iodine P.G 500 Segera dianalisa 0.5 jam 0.5 jam
15 Logam P (A), G (A) - Untuk logam-logam 6 bulan 6 bulan
(secara terlarut contoh air
umum) segera disaring,
tambahkan HNO3
sampai pH < 2
Kromiun VI P (A), G (A) 300 Dinginkan 24 jam 1 hari
Air Raksa P (A), G (A) 500 Tambahkan HNO3 28 hari 28 hari
sampai pH<2
dinginkan
16 Ammonia - P,G 500 Analisa secepatnya 7 hari 28 hari
nitrogen atau tambahkan
H2SO4 sampai pH <
2, didinginkan
17 Nitrat - P,G 100 Analisa secepatnya 48 jam 2 hari (28 hari
nitrogen atau didinginkan jika contoh air
diklorinasi)
18 Nitrat - nitrit P,G 200 Tambahkan H2SO4 - 28 hari
sampai pH < 2,
didinginkan
19 Nitrogen P,G 500 Dinginkan ; 7 hari 28 hari
organik, tambahkan H2SO4
kjedal sampai pH < 2,
20 Nitrit - P,G 100 Analisa secepatnya - 2 hari
nitrogen atau didinginkan
21 Phenol P,G 500 Dinginkan ; - 28 hari
5.2. Latihan
5.3. Rangkuman
5.4. Evaluasi
BAB VI
PENUTUP
5.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
Air permukaan :
KUNCI JAWABAN
A. Latihan Materi Pokok 1 : Prinsip Dasar Pemodelan Alokasi Air
1. Jelaskan fungsi model alokasi air
Jawab: Menelusuri perjalanan air, dari hulu ke hilir, memeriksa apakah
kebutuhan air terpenuhi.
2. Jelaskan tahap penyusunan model alokasi air
Jawab: Tahapan: Skematisasi, Perhitungan air tersedia; Perhitungan
kebutuhan air; Alokasi air
3. Sebutkan berbagai jenis simpul dalam skematisasi sistem tata air
Jawab: simpul biasa, simpul aktivitas, simpul kendali.