Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena
berkat rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan
makalah kami tentang Pembuatan Koloid. Shalawat serta salam
kami limpahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benerang
dan dari alam kebodohan menuju alam kepintaran.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru kami bapak
Ardiansyah, Spd selaku guru Kimia yang telah membimbing kami
dalam pembuatan Makalah ini dan memberikan kami kesempatan
untuk menjelaskannya.
Kami berharap Makalah yang kami ambil dari beberapa
sumber ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami mohon maaf
atas ke tidak sempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, kami harap kepada semua pihak maupun bagi pembaca
dapat memberi kritik dan saran, karena kita tidak bisa belajar tanpa
kesalahan.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ma Bulian, Mei 2019


Kelompok 3
Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………… ii
BAB I Pendahuluan …………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………… 2
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 3
C. Tujuan Penulisan …………………………………………… 4
D. Manfaat Penulisan ………………………………………… 5
BAB II Pembahasan …………………………………………… 6
Pembuatan Koloid ………………………………………….... 7
BAB III Penutup …………………………………………… 8
A. Kesimpulan ………………………………………….... 9
B. Saran …………………………………………… 10
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada buku Kimia Kelas XI untuk SMA Semester Genap, istilah
Koloid diusulkan oleh Thomas Graham (1805-1869) dari Inggris
pada tahun 1869. Yang berarti “seperti lem” (bahasa Yunani
: Kolla = lem, oidos = seperti).[1]
Pada buku Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2, Koloid
dapat didefenisikan sebagai system heterogen, dimana suatu zat
“didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen.[2]
Pada buku Kimia 2, Koloid adalah bentuk materi yang
memiliki sifat di antara larutan dan campuran atau suspensi.[3]
Pada buku Kimia dan Kecakapan Hidup, Koloid adalah
campuran di antara campuran homogen dan heterogen yang terdiri
dari fasa terdispersi dan pendispersi.[4]
Jadi, dari beberapa pengertian Koloid diatas kami
menyimpulkan bahwa Koloid adalah campuran yang masih dapat
dibedakan.
Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati
dan partikel suspensi. Oleh karena itu, sistem koloid dapat dibuat
dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati atau
menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan
ke dalam medium dispersi. Ada beberapa cara dalam Pembuatan
Koloid yaitu cara kondensiasi dan cara dispersi.
Maka dari itu, Pembuatan Koloid sangat penting karena
banyak manfaatnya dan erat dalam kehidupan kita sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
· Bagaimana cara Pembuatan Koloid ?
C. Tujuan Penulisan
Mengingat banyaknya manfaat dan erat dalam kehidupan
kita sehari-hari, kami mencoba untuk menjelaskan cara Pembuatan
Koloid.
D. Manfaat Penulisan
· Agar dapat mengetahui cara Pembuatan koloid
BAB II
Pembahasan
Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-
partikel berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-
partikel koloid. Atau mengubah partikel besar menjadi koloid.
Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat dilakukan dengan
cara kondensasi dan dispersi.[5]
1. Cara Kondensasi
Pembuatan koloid secara kondensasi yaitu partikel-partikel
larutan diubah menjadi partikel besar yang berukuran koloid. Cara
kondensasi dapat dilakukan menurut cara penurunan kelarutan
atau cara kimia.
Penurunan kelarutan suatu zat dapat dilakukan dengan
mengganti pelarut. Cara lain untuk menurunkan kelarutan adalah
dengan pendinginan, karena kelarutan zat sejalan dengan kenaikan
suhu. Semakin rendah suhunya semakin sukar larut, dan
sebaliknya.
Adapun cara pembuatan koloid secara kondensasi
lainnya adalah sebagai berikut.[6]
a. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan
oksidasi.
Contoh:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hydrogen sulfide
(H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas
H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid)
Contoh:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan
2HAuCl4 dengan larutan K2CO3dan HCOH (formaldehida).
2HAuCl4(aq) + 6K2CO3 + 3HCOH(aq) →
2Au(koloid) + 5CO2(g) + 8KCl(aq) + 3HCOOK(aq)
+ KHCO3(aq) + 2H2O(l)
b. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH3) dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam
air mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk Fe(OH3).
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH) 3(koloid) + 3HCl(aq)[7]
c. Dekomposisi Rangkap
Dekomposisi adalah reaksi penguraian zat membentuk zat
yang lebih sederhana. Dengkomposisi rangkap merupakan reaksi
penguraian dua zat reaktan membetuk zat baru yang sederhana.
Contoh koloid yang dibuat dengan cara kondensasi melalui cara ini
adalah sol As2S3 dan sol AgCl.
sol As2S3 dibuat dengan mereaksikan larutan asam arsernit
(H3AsO3) dengan larutan H2S.
2H3AsO3 (aq) + 3H2S(aq) → As2S3 (koloid) + HNO3(l)
Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer
dengan asam klorida encer.
AgNO3 (aq) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
d. Penggantian Pelarut
Selain cara di atas, koloid juga dapat dibuat dengan penggantian
pelarut. Sebagai contoh koloid gel yang terbentuk pada
pencampuran larutan jenuh kalsium asetat dengan alcohol.[8]

2. Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara dispersi merupakan
pemecahan partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih
halus/lebih kecil. Cara pembuatan koloid dengan cara dispersi
sebagai berikut;
a. Cara Mekanik
Dengan cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumping atau
penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu
kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh:
Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang
bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir),
kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air membentuk
hydrosol.
b. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan
koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecahan). Contoh :
1) Agar-agar dipeptisasi oleh air,
2) Nitroselusosa dipeptisasi oleh aseton,
3) Karet dipeptisasi oleh bensin,
4) Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S,
5) Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.[9]
c. Cara Busur Bredig
Cara busur bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam.
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai electrode
yang dicelupkan ke dalam medium dispersi (lihat Gambar 10.20),
kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-
mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-
atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk
partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara
dispersi dan cara kondensasi.[10]
d. Cara Ultrasonik
Yaitu penghancuran butiran besar dengan tenaga ultrasonic
(frekunsi > 20.000 HZ).[11]
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pembuatan koloid yaitu dengan cara mengubah partikel-
partikel yang lebih kecil menjadi partikel yang lebih besar yaitu
partikel koloid. Ada dua cara dalam pembuatan koloid, yaitu cara
kondensasi dan cara dispersi. Cara kondensasi yaitu partikel-
partikel larutan diubah menjadi partikel besar yang berukuran
koloid. Cara kondensasi dapat dilakukan dengan cara reaksi redoks,
hidrolisis, dekompoisi rangkap dan penggantian pelarut.
Pembuatan koloid dengan cara dispersi yaitu dengan memecah
molekul besar menjadi molekul-molekul lebih kecil yang sesuai
dengan ukuran partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan
dengan cara mekanik, peptisasi, busur bredig, dan ultrasonik.

B. Saran
Dalam pembuatan koloid hendaklah memanfatkannya
dengan baik. Mengingat banyaknya manfaat dan erat dalam
kehidupan kita sehari-hari. Behati-hatilah dengan zat-zat kimia
yang digunakan dalam pembuatan koloid. Jangan sampai menyalah
gunakannya. Dan bagi semua pihak maupun pembaca sebaiknya
mencari referensi lagi agar dapat mengetahui lebih luas tentang
Pembuatan Koloid.
Soal
1. Pembuatan sol Fe(OH)2 dilakukan dengan cara ….
a. Mekanik
b. Peptisasi
c. Dekomposisi rangkap
d. Hidrolisis
e. Reaksi redoks
Pembahasan :
Sol Fe(OH)3 dibuat dari senyawa FeCl3 yang direaksikan dengan air
(hidrolisis).
Jawaban : d

2. Cara pembuatan koloid molekul-molekul atau ion-ion menjadi partikel-


partikel koloid disebut ….
a. Cara kondensasi
b. Cara dispersi
c. Cara suspensi
d. Cara koagulasi
e. Cara mekanik
Pembahasan :
Cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan menggabungkan molekul
atau ion-ion yang berukuran kecil menjadi berukuran koloid.
Jawaban : a

3. Koloid Fe(OH)3 akan terkoagulasi bila dicampur dengan koloid As2S3


karena ….
a. Koloid As2S3 bersifat hidrofil
b. Koloid As2S3 menyerap anion
c. Kedua koloid berbeda muatan
d. Kedua koloid bermuatan sama
e. Koloid Fe(OH)3 bermuatan negatif
Pembahasan :
Fe(OH)3 bermuatan positif sedangkan As2S3 bermuatan negatif, sehingga
bila dicampur keduanya akan terkoagulasi karena berbeda muatan.
Jawaban : c
4. Berikut ini yang bukan merupakan sistem koloid adalah ….
a. Lateks
b. Air sadah
c. Tinta
d. Margarine
e. Batu apung
Pembahasan :
Air sadah air di dalamnya terlarut ion-ion logam seperti Ca2+ dan Mg2+,
sehingga sabun tidak menjadi tidak berbusa.
Jawaban : b

5. Buih adalah ….
a. Zat padat terdispersi dalam zat cair
b. Zat cair terdispersi dalam gas
c. Gas terdispersi dalam zat padat
d. Gas terdispersi dalam zat cair
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair
Pembahasan :
Pada sistem buih fase terdispersinya gas dan pendispersinya cair.
Jawaban : d
Makala

“PEMBUATAN KOLOID”

NAMA KELOMPOK 3:

1. DIDIK SURYANSYAH

2. LISA APRILIA

3. PUJA SAFITRI

4. ROHADIL ILHAM

5. SRY NUR ADMIDHA

KELAS:

XI MIPA 1

GURU PEMBIMBING:

ARDIANSYAH,S.pd

SMA NEGERI 6 BATANGHARI

TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai