Mak alah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah “Teori Organisasi”
Dosen Pengampu:
Oleh:
Tuti Holilah
NIM: 184211005
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ahmad Shobirin, Perilaku Organisasi, (t.p: t. t., t. th), h. 5.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1023.
2
2. Ormas juga merupakan ruang untuk menghimpun kepentingan anggotanya, dalam hal
ini publik yang dibelanya.
3. Ormas adalah salah satu ruang untuk melatih rasa tanggung jawab.
4. Ormas adalah salah satu pilar demokrasi. Untuk itu, semakin banyak individu yang
terhimpun dalam lembaga itu, maka akan semakin memudahkan mereka
menyampaikan aspirasi/kepentingannya.
5. Ormas juga berfungsi sebagai wahana kaderisasi pemimpin dalam masyarakat, baik
pemimpin formal ataupun pemimpin non formal. Hal ini disebabkan karena mereka
yang tergabung dalam lembaga ini telah terbiasa menyusun program untuk
kepentingan anggota ormas. Karenanya itu, tidak heran ketika rata-rata parpol juga
merekrut alumni Ormas ini sebagai kader mereka. Mereka diincar karena 5 pada
umumnya mereka telah cukup matang dalam proses kepemimpinan. Dengan
demikian, organisasi juga berarti menawarkan karir karena pengetahuan dan
keterampilan bisa didapatkan dalam organisasi masyarakat tersebut.3
Secara umum, misi setiap Ormas dapat dikelompokkan dalam dua kategori.
1. Menyediakan pilihan-pilihan (choice) yang beragam dan berkualitas kepada
masyarakat, termasuk melahirkan pemimpin, pada semua bidang kehidupan.
2. Menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat serta meningkatkan
kemampuan masarakat untuk memilih berbagai pilihan yang ditawarkan
kepadanya.
3
Dimas Prayoga, Kebijakan Pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan Berdasarkan Uu No.17 Tahun
2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan, h. 4-5.
3
Indonesia sejatinya tengah mengulang kembali sejarah negara-negara Afrika dan
Amerika Latin di awal 1990-an yang menempuh transisi demokrasi mereka melalui
program penyehatan ekonomi. Dalam paket resep itu, demokratisasi memang menjadi
prasyarat utama yang digariskan oleh lembaga-lembaga tersebut. 18
Demokratisasi, dalam hal ini, menyangkut pemenuhan prosedur-prosedur
penyelenggaraan kekuasaan tertentu, mulai dari pemilu demokratis hingga good
governance. Pada puncaknya, demokratisasi dimuarakan pada liberalisasi (the best
government is the least government).4
Partisipasi publik dibuka lebar-lebar dengan menekan intervensi Negara pada
batas minimal, dunia usaha harus dibangkitkan kembali dengan menyemarakkan pasar
investasi, beberapa perusahaan negara perlu disehatkan dengan melakukan privatisasi
dan aturan hukum dibuat secara ketat untuk menjamin persaingan ekonomi yang sehat.
Demokratisasi dalam konteks itu bagi sebagian besar organisasi masyarakat sipil di
Indonesia memiliki dilema tersendiri. Di satu sisi, ia adalah sebuah keharusan sejarah,
namun di sisi lain, ia tidak diharapkan karena berkembang melalui intervensi asing.
Namun, terlepas dari semua perdebatan tentang liberalisasi, masyarakat sipil-pun
“dipaksa” untuk menempatkan diri dalam arus liberalisasi yang berlangsung. Lemahnya
peran negara secara otomatis membuat masyarakat sipil mereguk keuntungan tersendiri.
Lembaga-lembaga donor asing lebih melirik mereka daripada negara. Disisi lain, negara
juga membutuhkan mereka demi mengais legitimasi dan menyewa tenaga professional
mereka. Kucuran donor asing semakin melimpah ruah dan proyek pemerintah pun tak
pernah sepi. Organisasi masyarakat sipil inipun bahkan melakukan hal-hal yang
semestinya menjadi tugas negara, mulai dari penghitungan hasil pemilu hingga
pengentasan kemiskinan.
Merekapun juga mengambil alih banyak tugas-tugas legislatif dan yudikatif,
mulai pengawasan kinerja pemerintah hingga investigasi kasus-kasus korupsi. Mereka
menyadari posisi strategis ini, sehingga, tak heran jika pasca reformasi, industri LSM
pun semakin berkecambah. Maka, alih-alih menyelesaikan misinya sebagai motor
gerakan sosial, organisasi masyarakat sipil justru berkembang menjadi industri jasa
modern. Mereka memiliki kantor-kantor yang dikelola secara profesional.
Bagi institusi-institusi yang mapan, para aktivisnya mengisi lapisan kelas-kelas
borjuis baru. Mereka tidak hanya bekerja di satu institusi, namun pada banyak lainnya.
4
Darwin, Muhadjir, Teori Organisasi Publik (revisi 3), Magister Administrasi Publik
UGM,Yogyakarta, 2004.
4
Lingkup kerja mereka tidak lagi nasional, namun dalam sistem jaringan transnasional.
Disini, kemudian muncul persoalan tentang keadaban (civility) dan kewarganegaraan
(civic) yang memberi karakter bagi masyarakat sipil. Keadaban tidak lagi sekadar
menyangkut isu-isu kekerasan, namun juga isu kemandirian, sementara kewarganegaraan
menyangkut tanggung jawab politis sebagai warganegara. Kedua isu saling bertautan
satu sama lain. Kemandirian terhadap negara tidak lantas digantikan pada
ketergantungan pada yang lain sehingga mengikis tanggung jawab kewarganegaraannya.
Organisasi masyarakat sipil di negeri ini, terbukti dikuasai serta dikendalikan oleh
negara dan swasta. Secara ekonomi, organisasi masyarakat sipil tersebut adalah
organisasi pemburu provit, mereka bergantung pada donor mana yang bersedia
menerima program-program mereka atau memberikan proyek-proyek baru bagi mereka.
Masyarakat sipil sendiri bukanlah diskursus yang tercipta karena pengalaman
domestik, namun diskursus impor yang diapropriasi oleh pengalaman lokal. Di tempat
asalnya, masyarakat sipil bersifat mandiri (dari negara) karena hidup beriringan dengan
berfungsinya ekonomi pasar kapitalis.
Organisasi-organisasinya hidup dari bisnis mandiri, seperti media, atau dari
kesadaran filantropis masyarakatnya yang tinggi. Sementara, saat datang ke negeri-
negeri berkembang, ide-ide ini dicangkokkan pada ragam organisasi yang ada.
Organisasi-organisasi masyarakat sipil selalu menyiasati berbagai macam permasalahan
yang ada, sebagaimana pasar yang bekerja mencapai tujuannya sendiri, masyarakat sipil
inipun pada akhirnya berkembang untuk dapat meraih identitasnya sendiri.
Dasar hukum ormas tertuang dalam beberapa peraturan pemerintah dan undang-
undang, yaitu:
5
http://Kesbangpol.jatengprov.go.id
5
D. Tujuan Organisasi Masyarakat
Kekhususan Ormas seperti yang ada saat ini, misal dalam bidang lingkungan
hidup (Walhi, Kalhi, dll), hukum (Bina Kesadaran Hukum Indonesia, Rifka Annisa, LBH
Apik), Agama (FPUB, Institut Dialog Antar Iman Di Indonesia), Budaya, Kesehatan, dll.
Dijelaskan bahwa Organisasi Kemasyarakatan dapat mempunyai satu atau lebih
dari satu sifat kekhususan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini, yaitu kesamaan
kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang pakar
bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih untuk
berorganisasi:
1. Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon” artinya mahluk yang hidup
secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi
pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat kita temui pada organisasi-
organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi.
2. Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi manusia dapat melakukan
tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu:
a. Dapat memperbesar kemampuannya.
b. Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui
bantuan sebuah organisasi.
c. Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang
telah dihimpun.
6
Melihat beberapa fungsi organisasi masyarakat di atas dapat ditarik benang merah
bahwa dibentuknya organisasi masyarakat ini untuk melakukan perubahan sosial bagi
masyarakat agar terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Organisasi masyarakat memiliki hak dan kewajiban sebagaimana yang telah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia pasal 20 dan 21 Undang-Undang Nomor 17 tahun
2013, yaitu:
6
Undang-Undang Republik Indonesia
7
1. Mengatur dan mengurus rumah tangga organisasi secara mandiri dan terbuka,
2. Memperoleh ha katas kekayaan intelektual untuk nama dan lambing ormas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Memperjuangkan cita-cita dan tujuan organisasi
4. Melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
5. Mendapatkan perlindungan hukum terhadap keberadaan dan kegiatan organisasi
6. Melakukan kerja saama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta,
Organisasi Masyarakat lain, dan pihak lain dalam rangka pengembangan dan
keberlanjutan organisasi.
1. Ormas Agama
Ormas agama adalah ormas yang berfungsi untuk membela sila pertama dan
semua hal yang berkaitan dengan agama. Beberapa contoh Ormas Agama yaitu,
FPI, NU, Muhamadiyah, dan lain sebagainya.
2. Ormas Adat/Budaya
Ormas Adat/Budaya sangat berpegang teguh pada budaya di daerah masing-
masing, seperti Ormas Betawi, Kumpulan Suku Minahasa, dan sebagainya.
3. Ormas Nasional
Ormas Nasional adalah ormas umum yang tidak memandang agama dan suku,
ormas ini mengedepankan sesluruh rakyat yang ada di Indonesia. Yang termasuk
7
Undang-Undang Republik Indonesia
8
dalam ormas nasional yaitu Ormas Pancasila, Orang Indonesia (OI), dan
sebagainya.
Organisasi didirikan manusia bukan sebagai tujuan akhir, melainkan hanya sebagai
sarana dan bukan untuk siapa-siapa, kecuali untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada alasan-alasan tertentu mengapa seseorang atau
sekelompok orang mendirikan organisasi.8 Keberadaan organisasi masyarakat
merupakan kebutuhan, karena berekspesi dan mengaktualisasikan diri merupakan salah
satu kebutuhan manusia. dengan demikian dapat dikatakan bahwa berorganisasi adalah
salah satu cara mengaktualisasikan diri dan kebutuhan manusia yang tidak dapat
dipungkiri.
Dalam kehidupan bernegara, organisasi masyarakat berkewajiban untuk ikut serta
mewujudkan cita-cita bangsa, serta menjaga dan memelihara keutuhan NKRI. Organisasi
masyarakat yang terbentuk haruslah berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia, dan bertujuan untuk menjaga, memelihara serta memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Lebih lanjut, organisasi masyarakat merupakan agen pemerintah dalam melaksanakan
program, terutama dalam konteks pemberdayaan masyarakat. Keberadaan organisasi
masyarakat juga ikut mendukung dan memberdayakan masyarakat pada tingkat akar
rumput dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan. Melihat Peran organisasi
masyarakat yang sangat penting ini, sudah seharusnya pemerintah tidak bersikap lunak
terus menerus. Keberadaan organisasi masyarakat yang tidak berasaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar, harus ditindak secara tegas.9
Proses pembentukan nilai tambah tersebut tentunya tidak bisa dilakukan sendirian
oleh organisasi, melainkan harus melibatkan berbagai pihak lain yang berbeda
kepentingan. Gareth Jones mengatakan bahwa kelompok yang berbeda kepentingan ini
sering disebut sebagai stakeholders (pemangku kepentingan). Stakeholders mempunyai
motivasi untuk ikut berpartisipasi dalam organisasi, baik secara langsung maupun tidak
langsung, karena mereka berharap akan memperoleh imbalan yang lebih besar
dibandingkan dengan kontribusi yang diberikannya. Imbalan yang diharapkan
8
Ahmad Shobirin, Perilaku Organisasi, h. 21.
9
Yuniarti Dwi Pratiwi, “Peran Organisasi Kemasyarakatan Dalam Menjaga Keutuhan NKRI”, dalam
Artikel Pertahanan, 2017.
9
stakeholder misalnya uang, kekuasaan, dan status dalam organisasi. Sementara itu,
kontribusi yang diberikannya berupa modal, keterampilan (skill), pengetahuan, dan
keahlian.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi masyarakat ialah organisasi yang dibentuk oleh sekelompok individu
berdasarkan kesamaan aspirasi, dan tujuan untuk menopang aktivitas dan kepentingan
publik dengan secara suka rela. Dengan kata lain, organisasi masyarakat adalah
organisasi yang berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Secara umum, misi setiap Ormas dapat dikelompokkan dalam dua kategori.
1. Menyediakan pilihan-pilihan (choice) yang beragam dan berkualitas kepada
masyarakat, termasuk melahirkan pemimpin, pada semua bidang kehidupan.
2. Menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat serta meningkatkan kemampuan
masarakat untuk memilih berbagai pilihan yang ditawarkan kepadanya.
Di samping memiliki misi, organisasi masyarakat juga memiliki fungsi. Diantara
fungsi organisasi yaitu menjadi sarana penyaluran aspirasi masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat serta sarana partisipasi masyarakat dalam memelihara,
menjaga, dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Organisasi masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara. Karena organisasi masyarakat merupakan agen pemerintah dalam
menjalankan program, terutama dalam hal pemberdayaan masyarakat.
11
DAFTAR PUSTAKA
Darwin, Muhadjir. Teori Organisasi Publik (revisi 3). Magister Administrasi Publik UGM,
Yogyakarta. 2004.
http://Kesbangpol.jatengprov.go.id
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pratiwi, Yuniarti Dwi, Artikel Pertahanan, 2017.
Prayoga, Dimas. Kebijakan Pemberdayaan Organisasi Kemasyarakatan Berdasarkan UU
No.17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan. t. th.
12