Anda di halaman 1dari 5

Materi Pembelajaran

Dampak pembakaran bahan bakar dan cara mengatasinya

Materi Konsep :

A. Pembakaran sempurna dan tidak sempurna


Pembakaran bahan bakar minyak dapat berlangsung dua cara yaitu pembakaran sempurna dan
tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan energi yang cukup besar dibandingkan
pembakaran tidak sempurna. Tetapi gas CO 2 yang dihasilkan dapat menyebabkan terjadinya
greenhouse effect (efek rumah kaca). Reaksi pembakaran sempurna:
CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi
Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar minyak akan menghasilkan jelaga yang dapat
mengotori alat-alat seperti perkakas rumah tangga, mesin, knalpot, dan lain-lain. Sehingga
mempercepat kerusakan pada alat-alat tersebut. Selain itu juga menghasilkan gas CO yang dapat
menyebabkan keracunan. Reaksi pembakaran tak sempurna:
2 CH4(g) + 3 O2(g) 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi
Coba perhatikan proses pembakaran menggunakan gas LPG dan minyak tanah. Ternyata
terdapat perbedaan pada proses pembakaran tersebut. Ketika memasak menggunakan LPG, api yang
dihasilkan berwarna biru dan tidak ada jelaga pada alat yang digunakan untuk memasak. Masakan
lebih cepat matang karena kalor yang dihasilkan lebih banyak. Itulah pembakaran sempurna. Berbeda
jika memasak menggunakan minyak tanah. Api yang dihasilkan bercampur antara warna biru dan
kuning, serta timbul jelaga berwarna hitam. Jelaga ini biasanya mengotori alat yang digunakan untuk
memasak. Waktu yang digunakan untuk memasak juga lebih lama karena kalor yang dihasilkan lebih
sedikit. Pembakaran seperti ini tidak sempurna.
Selain menghasilkan gas CO dan CO2 pembakaran bahan bakar minyak juga dapat
menghasilkan zat polutan lain seperti: oksida belerang (SO 2 dan SO3), oksida nitrogen (NO dan NO2).
Gas-gas tersebut jika masuk di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Karbon monoksida (CO)


Karbon monoksida adalah gas beracun yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini
terbentuk dari pembakaran dalam kendaraan bermotor. Jika kadar gas CO diudara melebihi ambang
batas normal (±20ppm), maka akan mempengaruhi kondisi lingkungan, terutama kesehatan. Dalam
jumlah sedikit saja, gas CO dapat mempengaruhi hemoglobin dalam darah, karena dapat bereaksi
membentuk karbon hemoglobin (COHb)
CO + Hb COHb
Seperti diketahui, hemoglobin ini seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi O 2Hb
(oksihemoglobin) dan membawa oksigen yang diperlukan kesel-sel jaringan tubuh.
O2 + Hb O2Hb
Akan tetapi, afinitas CO terhadap Hb sekitar 300 kali lebih besar dari pada O 2. Bahkan Hb yang telah
mengikat oksigen dapat diserang oleh CO.
CO + O2Hb COHb + O2
Jadi, CO menghalangi fungsi Hb untuk membawa oksigen bagi tubuh. Udara dengan kadar CO
sampai 50-100 ppm dapat mempengaruhi sistem peraba dan syaraf gerak sehingga mengakibatkan
penurunan koordinasi gerak dan daya reflek. Pada kadar sebesar 500 ppm dapat mengakibatkan
kematian.

Karbon dioksida (CO2)


Gas CO2 merupakan gas tak berwarna, tak berbau, mudah larut dalam air, meneruskan sinar
matahari gelombang pendek tapi menahan pantulan energi matahari gelombang panjang
(sinarinframerah). Jika jumlahnya melebihi ambang batas (lebih dari 330 bpj), maka akan
menyebabkan sesak napas dan membentuk “selubung” di atmosfer. Gas CO 2 mempunyai kemampuan
untuk menahan energi matahari gelombang panjang sehingga panas tidak dapat dilepaskan ke ruang
angkasa. Peristiwa terjebaknya sinar matahari oleh gas CO 2 inilah yang disebut efek rumah kaca.
Akibatnya suhu bumi menjadi naik atau lebih dikenal dengan istilah pemanasan global.
Gambar 1 : Proses terbentuknya efek rumah kaca
Sumber: www.google.com/search?q=efek+rumah+kaca&ie

Oksida belerang (SO2 dan SO3)


Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna, tetapi berbau sangat dan dapat
menyesakkan napas meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau pembakaran
belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi serta dari pembakaran belerang yang
terkandung dalam bijih logam yang diproses pada industry pertambangan. Penyebab terbesar
berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada pembakaran batu bara. Akibat yang
ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia,
akan tetapi menyebabkan terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam dapat dijelaskan
dengan reaksi berikut.
a. Pembentukan asam sulfit di udara lembap
SO2(g) + H2O(l) H2SO3(aq)
b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara
2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g)
c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih
berbahaya daripada SO2 dan H2SO3
2 SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki pH < 5, sehingga menyebabkan
sangat korosif terhadap logam dan berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam,
oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat pernapasan masuk ke paru-paru
juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan,
khususnya paru-paru.

Oksida nitrogen (NO dan NO2)


Gas nitrogen monoksida memiliki sifat tidak berwarna, yang pada konsentrasi tinggi juga
dapat menimbulkan keracunan. Di samping itu, gas oksida nitrogen juga dapat menjadi penyebab
hujan asam. Keberadaan gas nitrogen monoksida di udara disebabkan karena gas nitrogen ikut
terbakar bersama dengan oksigen, yang terjadi pada suhu tinggi. Reaksinya adalah:
N2(g) + O2(g) 2 NO(g)
Pada saat kontak dengan udara, gas NO akan membentuk gas NO 2 dengan reaksi sebagai berikut.
2 NO(g) + O2(g) 2 NO2(g)
Gas NO2 merupakan gas beracun, berwarna merah cokelat, dan berbau seperti asam nitrat
yang sangat menyengat dan merangsang. Keberadaan gas NO 2 lebih dari 1 ppm dapat menyebabkan
terbentuknya zat yang bersifat karsinogen atau penyebab terjadinya kanker. Jika menghirup gas NO 2
dalam kadar 20 ppm akan dapat menyebabkan kematian.

Gambar 2 : Proses terbentuknya hujan asam


Sumber : www.google.com/search?q=hujan+asam&client

Timbal (Pb)
Penggunaan TEL (Pb(C2H5)4) pada bahan bakar (bensin) dapat menyebabkan adanya unsur
timbal (Pb) pada gas buang sisa pembakaran. Kadar timbal yang berlebihan diudara dapat
menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia. Gangguan kesehatan tersebut diantaranya adanya
efek keracunan, iritasi, kerusakan otak, fungsi ginjal terganggu dan menimbulkan depresi berat.

B. Upaya Pencegahan Pencemaran Udara


Beberapa upaya pencegahan pencemaran udara akibat kendaraan bermotor adalah sebagai berikut.
- Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemaran yang berasal dari asap kendaraan bermotor
adalah dengan memasangkan pengubah katalitik (catalytic converter) pada knalpot kendaraan.
Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk
sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada spora bagian pertama dari pengubah
katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida
dan gas nitrogen.
katalis
2 CO(g) + 2NO2(g) 2 CO2(g) + N2(g)
gas-gas racun gas takberacun
Timbal dapat meracuni katalis dalam pengubah katalitik. Oleh karena itu, pengubah katalitiknya
dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbal.
- Menggunakan bensin yang mempunyai katalis timbal yang minimal atau dikenal dengan bensin
unleaded (bensin bebes timbal).
- Menggunakan kendaraan yang layak dan memenuhi standar baku mutu emisi kendaraan bermotor.
- Untuk mengurangi jumlah CO2 di udara maka perlu dilakukan upaya-upaya, yaitu dengan
penghijauan, menanam pohon, memperbanyak taman kota, serta pengelolaan hutan dengan baik.
- Untuk menangani hujan asam dapat dilakukan dengan menetralkan asamnya. Danau yang telah
menjadi asam dapat dinetralkan dengan suatu basa. Biasanya digunakan kalsium karbonat, suatu
basa yang relative murah.
- Sebagai pencegahan agar gas NO2 tadak bertanbah banyak maka di pabrik atau motor, bagian
pembuangan asap ditambahkan katalis logam nikel yang berfungsi sebagai konverter. Prinsip
kerjanya adalah mengubah gas buang yang mencemari menjadi gas yang tidak berbahaya bagi
lingkungan maupun kesehatan manusia. Proses pengubahan tersebut dapat dilihat pada reaksi
berikut.
katalis Ni
NO2(g) N2(g) + 2 O2(g)

C. Bahan Bakar Alternatif


Mengingat dampak yang ditimbulkan dan terbatasnya sumber tambang minyak di dunia ini,maka
mulai dicari energi alternatif lain seperti:
- Biodiesel dari minyak jarak dan biodiesel (etanol dari tebu, minyak jagung, minyak kelapa sawit)
- Biogas dari kompos/kotoran hewan
- Tenaga panas bumi /geothermal,air terjun, gelombang air laut, angin dan surya

Anda mungkin juga menyukai