Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA BATAM
GOLONGAN III ANGKATAN 6
disusun oleh:
dr. Arys Trys Nani
NIP. 19880110 201903 2 001
i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
PEMERINTAH KOTA BATAM
GOLONGAN III ANGKATAN VI
Dengan Judul:
OPTIMALISASI KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP TRIASE
DI UNIT GAWAT DARURAT UPT. PUSKESMAS BATUAJI
Coach Mentor
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peserta panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga peserta dapat menyusun Rancangan Aktualisasi Nilai-
nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil sampai selesai. Rancangan aktualisasi yang
berjudul “Optimalisasi Keapatuhan Petugas terhadap Triase di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Batu Aji”. Hal ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan
Kota Batam.
Peserta menyadari bahwa seluruh proses dalam melaksanakan rancangan
aktualisasi ini tidak akan dapat dijalani tanpa bantuan dari banyak pihak. Untuk
itu peserta ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini:
1. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Batam, Ibu
Dra. Hasnah atas penyelenggaraan pelatihan dasar ini.
2. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam, Bapak Asep Zaenal Mustofa, M.
Epid atas bimbingan selama pelatihan.
3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, dr. Didi Kusumarjadi yang
memberikan orientasi CPNS.
4. Ibu Fitriati, SKM selaku mentor yang selalu membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan laporan ini.
5. Ibu Sachimala, SKM. selaku coach yang selalu memberikan bimbingan
dan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
6. Seluruh Fasilitator Latsar CPNS Bapelkes Batam yang telah memberikan
banyak kesempatan pada peserta untuk belajar.
7. Seluruh staf dan panitia Bapelkes Batam yang telah memberikan fasilitas
dan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta diklat, sehingga Pelatihan
Dasar CPNS 2019 dapat berjalan dengan baik dan lancar.
8. Rekan-rekan peserta Diklat Latsar Golongan III angkatan 1 angkatan 2,
angkatan 3, angkatan 5, angkatan 6, angkatan 7. Khususnya peserta Diklat
Latsar Golongan III angkatan 6 yang selama ini saling mendukung dan
memotivasi.
iii
9. Orang tua dan sanak saudara peserta yang selalu mendoakan dan
mendukung penulis selama melewati proses pendidikan Latsar.
10. Semua pihak yang mendukung yang tidak dapat peserta sebutkan satu per
satu.
Demikian laporan ini dibuat, semoga bermanfaat. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
iv
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................... i
A. RANCANGAN AKTUALISASI................................................. 11
a. Unit Kerja............................................................................... 11
b. Identifikasi isu ........................................................................ 11
c. Isu yang diangkat ................................................................... 11
d. Gagasan Pemecahan Isu ......................................................... 11
v
e. Rancangan Kegiatan ............................................................. 12
B. JADWAL KEGIATAN ............................................................... 19
A. SIMPULAN ................................................................................. 21
B. SARAN ........................................................................................ 22
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ................................................................................................ 26
LAMPIRAN II ............................................................................................... 27
LAMPIRAN III .............................................................................................. 30
LAMPIRAN IV ............................................................................................. 34
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Dalam suatu Unit Gawat Darurat untuk mengoptimalkan pelayanan harus
dilaksanakan triase. Triage sebagai pintu gerbang perawatan pasien memegang
peranan penting dalam pengaturan darurat melalui pengelompokan dan
memprioritaskan paien secara efisien sesuai dengan tampilan medis pasien. Triage
adalah perawatan terhadap pasien yang didasarkan pada prioritas pasien ( atau
korban selama bencana) bersumber pada penyakit/ tingkat cedera, tingkat
keparahan, prognosis dan ketersediaan sumber daya. Dengan triage dapat
ditentukan kebutuhan terbesar pasien/korban untuk segera menerima perawatan
secepat mungkin. Tujuan dari triage adalah untuk mengidentifikasi pasien yang
membutuhkan tindakan resusitasi (C-A-B step) segera, menetapkan pasien ke area
perawatan untuk memprioritaskan dalam perawatan dan untuk memulai tindakan
diagnostik atau terapi. Perawat dalam melakukan pengkajian dan menentukan
prioritas perawatan (triage) tidak hanya didasarkan pada kondisi fisik, lingkungan
dan psikososial pasien tetapi juga memperhatikan patient flow di departemen
emergensi dan akses perawat. Triage departemen emergensi memiliki beberapa
fungsi diantaranya : 1) identifikasi pasien yang tidak harus menunggu untuk
dilihat, dan 2) memprioritaskan pasien (Mace and Mayer, 2013). Berbagai macam
sistem triage telah digunakan diseluruh dunia yaitu The Australian Triage Scale
(ATS), The Manchester Triage Scale, The Canadian Triage and Acuity Scale
(CTAS) dan Emergency Severity Index (ESI). CTAS (Canadian Triage and
Acuity Scale) diakui sebagai sistem triage yang handal dalam penilaian pasien
dengan cepat. Kehandalan dan validitasnya telah dibuktikan dalam triage pada
pasien pediatrik dan pasien dewasa (Lee, Et al, 2011).
Triase dapat berjalan dengan baik jika didukung tenaga medis yang
kompeten dan sarana yang memadai. Dimana tenaga medis dapat melakukan
pelayanan triase sesuai SOP dan sarana yang sesuai standar dapat terpenuhi.
Seperti adanya jalur triase dilantai area unit gawat darurat dan jumlah bed yang
mencukupi yaitu minimal tiga bed. Jika triase dapat berjalan dengan baik pada
suatu Unit Gawat Darurat maka akan terjadi peningkatan kepuasan pasien
sehingga mutu pelayanan di Unit Gawat Darurat pun dapat meningkat.
2
B. ANALISIS ISU
a. Environmental Scanning
Selama 4 bulan peserta dalam melaksanakan orientasi di puskesmas batu
aji terlihat bahwa pada kegiatan posyandu pemberian penyuluhan kesehatan
belum optimal. Faktor yang mempengaruhi diantaranya tidak adanya
penjadwalan materi yang akan disampaikan pada setiap bulannya. Dan juga
tidak adanya pengisian form absensi audience sehingga sekalipun di adakan
penyuluhan kesehatan hal itu tidak tercatat dan sasaran penyuluhan belum bias
maksimal.
Peserta juga mengamati pada saat petugas melaksanakan tugas jaga siang
ataupun malam masih sering ditemukan penaganan pasien tanpa menggunakan
rekam medis. Hal ini akan menyulitkan petugas lain jika pasien tersebut
melakukan kontrol ulang karena pemeriksaan sebelumnya tidak tercatat. Dan
membuat pelayanan tidak dapat dilakukan secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Berdasarkan pengalaman peserta selama orientasi di puskesmas batu aji
program senam peregangan belum berjalan secara optimal. padahal itu sangat
diperlukan bagi para pegawai di puskesmas batu aji guna menghindari
gangguan otot sehingga tenaga medis dapat bekerja secara sehat dan tidak
menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar. Dengan
perubahan gaya hidup diharapkan dapat membuat semua pekerja menjadi
sehat dan bugar sehingga menunjang produktivitas kerja.
Pelayanan poli lansia yang terpadu diharapkan dapat dilakukan di
puskesmas batu aji. Dimana pendaftaran, pemeriksaan dan pengambilan obat
berada dalam satu ruangan sehingga pasien lansia tidak perlu repot mengantri
untuk pendaftaran. Namun yang peserta lihat di puskesmas batu aji belum
menerapkan hal tersebut pada pelayanan poli lansia.
Pelayanan di unit gawat darurat seharusnya melaksanakan triase sehingga
pasien dapat ditangani dengan baik sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratannya. Namun selama peserta bekerja di unit gawat darurat
puskesmas batu aji hal itu belum dilakukan secara optimal.
3
Dari permasalahan diatas peserta menemukan isu-isu sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pemberian penyuluhan kesehatan pada kegiatan
Posyandu. (Pelayanan Publik dan Manajemen ASN)
2. Belum optimalnya pencacatan rekam medis oleh petugas shift siang dan
malam. (Manajemen ASN dan Pelayanan publik)
3. Belum terbangunnya kesadaran pegawai akan perlunya senam peregangan
di tempat kerja. (Manajemen ASN)
4. Belum optimalnya pelayanan di ruangan lansia. (Pelayanan Publik dan
Manajemen ASN)
5. Belum optimalnya triase di unit gawat darurat puskesmas batu aji.
(Pelayanan Publik dan Manajemen ASN)
4
Kriteria APKL
No Identifikasi Isu Peringkat
A K P L Total
3 Belum terbangunnya kesadaran
pegawai akan perlunya senam 2 3 3 2 10 5
peregangan di tempat kerja
4 Belum optimalnya pelayanan di
5 4 5 3 18 2
ruangan lansia.
5 Belum optimalnya triase di unit
5 4 5 5 19 1
gawat darurat puskesmas batu aji
Penentuan prioritas masalah yang digunakan oleh peserta dalam penetapan isu
menggunakan metode USG (Urgency,Seriousness,Growth) mendapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 1.2 USG
No Isu U S G Total Peringkat
1. Belum optimalnya pencacatan rekam
medis oleh petugas shift siang dan 3 4 3 10 3
malam.
2. Belum optimalnya pelayanan di
4 4 3 11 2
ruangan lansia.
3 Belum optimalnya tindakan triase di
5 5 4 14 1
unit gawat darurat.
C. RUMUSAN ISU
Berdasarkan analisa diatas peserta memilih isu “Belum Optimalnya
Triase di Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji”.
5
pelayanan medik yang sesuai dengan kebutuhan klinis (prinsip berkeadilan) dan
penggunaan sumber daya unit yang tepat sasaran (prinsip efisien). Selain tingkat
kegawatan suatu kondisi medis, triase juga harus menilai urgensi kondisi pasien.
Urgensi berbeda dengan tingkat keparahan. Pasien dapat dikategorikan memiliki
kondisi tidak urgen tapi masih tetap membutuhkan rawat inap dirumah sakit
karena kondisinya. Setelah penilaian keparahan (severity) dan urgensi (urgency),
maka beberapa sistim triase menentukan batas waktu menunggu. Yaitu berapa
lama pasien dapat dengan aman menunggu sampai mendapatkan pengobatan di
IGD.
Sistem triase yang sering di gunakan dan mudah dalam
mengaplikasikanya adalah mengunakan START (Simple triage and rapid
treatment) yang pemilahanya menggunakan warna. Warna merah menunjukan
prioritas tertinggi yaitu korban yang terancam jiwa jika tidak segera
mendapatkan pertolongan pertama. Warna kuning menunjukan prioritas
tinggi yaitu koban moderate dan emergent. Warna hijau yaitu korban gawat tetapi
tidak darurat meskipun kondisi dalam keaadaan gawat ia tidak memerlukan
tindakan segera. Terakhir adalah warna hitam adalah korban ada tanda-tanda
meninggal.
Unit gawat darurat di Puskesmas Batu Aji dengan ukuran ruangan tiga kali
tiga meter relatif kecil. Alat dan bahan yang terdapat di dalam Unit gawat
Darurat yaitu memiliki: satu bed tindakan pasien, satu buah lemari alat, satu
troly alat tindakan.
6
Gambar 1. Ruangan Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji
7
juga mempengaruhi kualitas pelayanan jika pasien yang lebih tinggi tingkat
prioritas kedaruratannya didahulukan penangannya sesuai dengan standar
operasional pelayanan maka mutu pelayanan di Unit Gawat darurat akan
meningkat. Untuk faktor kurang luasnya ruangan UGD dan agar triase tetap dapat
dilaksanakan secara maksimal pasien yang masih dapat berjalan dan tidak ada
luka terbuka dialihkan ke ruangan rawat jalan. Namun hal tersebut masih perlu
disosialisasikan kepada petugas yang ada. Selain permasalahan diatas masih ada
yang beberapa faktor yang mempengaruhi belum optimalnya triase di Unit Gawat
Darurat puskesmas Batu Aji, yaitu belum adanya jalur triase dan media informasi
mengenai triase.
Permasalahan diatas berhubungan dengan belum optimalnya pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dimana pelayanan tersebut belum sesuai
dengan standar ada dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kepatuhan petugas
terhadap SOP Triase.dan juga didukung oleh sarana dan prasarana yang kurang
memadai seperti ruangan yang sempit, jumlah bed yang kurang, tidak adanya jalur
triase dan media informasi mengenai triase. Isu diatas perlu diperbaiki agar
terwujudnya pelayanan prima dipuskesmas batu aji dengan cara meningkatkan
pelayanan yang bertanggung jawab, tidak membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan dan cepat tanggap dalam melayani pasien. Hal ini juga berpengaruh
pada kualitas ASN dimana akan numbuhbuhkan jiwa yang akuntabel, disiplin dan
teliti dan cermat pada diri petugas.
Pengelolaan ASN dalam menjalankan kedudukan, peran, tugas, dan hak
serta kewajiban dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Sesuai (Manajemen
ASN dan Pelayanan publik).
E. ANALISIS DAMPAK
Pelaksanaan triase di Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji bertujuan
untuk mengidentifikasi prioritas pasien menurut ke akutannya, untuk menetapkan
tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan pertolongan kedaruratan.
8
1. Menurunnya kepercayaan pasien terhadap kualitas mutu pelayanan di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji
F. RUANG LINGKUP
Dalam penyelesaian isu diatas sumber kegiatan berasal dari SKP dan
kreaktifitas. Ruang lingkup tempat aktualisasi berada di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Batu Aji.
9
G. LEMBAR KONFIRMASI ISU
Tabel 1.3 Pengesahan Coach dan Mentor
PENGESAHAN COACH DAN MENTOR
COACH MENTOR
H. JUDUL AKTUALISASI
Judul yang diangkat oleh peserta adalah “Optimalisasi Triase di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Batu Aji “.
10
BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. RANCANGAN AKTUALISASI
11
e. Rancangan Kegiatan
Rancangan kegiatan dari isu yang diangkat terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan
KONTRIBUSI
OUTPUT/HA
No. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN TERHADAP MISI PENGUATAN NILAI
SIL
ORGANISASI
1. Konsultasi 1. Mengatur Pertemuan Jadwal Mengatur jadwal dengan jelas dan konsisten dalam pertemuan yang akan Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
dengan Atasan Pertemuan dilakukan (jelas, konsisten) (Akuntabilitas) pembangunan daerah memberikan layanan
dan tim terkait Dalam mengatur jadwal pertemuan dengan Kepala Puskesmas peserta berwawasan kesehatan
melakukan dengan sopan dan santun (sopan) (Etika Publik)
Keramahan dan komunikasi yang baik dengan atasan dan teman
sejawat(ramah,efektif)(Komitmen Mutu)
2. Menyampaikan maksud dan Rancangan Tujuan dan maksud dari kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
tujuan rancangan aktualisasi aktualisasi memunculkan habituasi bertanggung jawab dan jelas (jelas, tanggung
kepada Kepala Puskesmas telah jawab) (Akuntabilitas)
Batu Aji disampaikan Dalam menyampaikan rancangan aktualisasi menggunakan bahasa
indonesia yang baik (cinta tanah air) (Nasionalisme) dengan sopan,
santun dan menjaga etika saat bertemu Kepala Puskesmas dan teman
sejawat (sopan) (Etika Publik)
Keramahan dan komunikasi yang baik dengan Atasan (ramah) dan
memaksimalkan pertemuan secara efektif dan efisien dalam
menyampaikan maksud dan tujuan (efektif efisien) (Komitmen Mutu)
3. Meminta Izin Pelaksanaan Draft surat Dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan (Akuntabilitas)
Kegiatan persetujuan Dalam meminta izin dengan Kepala Puskesmas peserta melakukan
telah selesai dengan sopan dan santun (sopan) (Etika Publik)
Ramah dan berkomunikasi yang baik dengan atasan (ramah,efektif)
(Komitmen Mutu)
12
2 Telaah SOP 1. Meminta SOP Alur Pasien SOP Triase • Dalam peminjamam SOP menggunakan bahasa yang sopan, santun dan Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
Alur Pasien kepada tim UKP (print out) menjaga etika saat bertemu (etika publik) pembangunan daerah memberikan layanan
• Keramahan dalam komunikasi dengan pegawai lainnya (ramah), efektif berwawasan kesehatan D : Disiplin terhadap tugas dan
dan efisien dalam mendapatkan SOP (efektif dan efisien) peraturan yang ada
(Komitmen Mutu)
• Kerja keras dalam mencari SOP yang ada (kerja keras) dan
bertanggung Jawab menyalin SOP yang ada dan mengembalikan Sop
yang dipinjam ketempat penyimpanan
2. Menelaah dan membaca kesesuaian • Jujur dan dapat dipertanggungjjawabkan hasil telaah
poin demi poin SOP Alur SOP Triase (Akuntabilitas)
Pasien dengan • Kerja Keras (Nilai Keadilan)
referensi (Nasionalisme)
• Teliti, efektif dan efisien dalam membaca SOP poin perpoin
(Komitmen Mutu)
3 Memahami poin per poin Paham maksud Profesional dalam memahami poin SOP
dalam SOP Alur Pasien dan tujuan dan (Akuntabilitas)
prosedur Triase Kerja keras dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)
4 Merevisi SOP yang telah SOP yang telah Profesional dalam memahami poin SOP
ditelah menyesuaikan direvisi (Akuntabilitas)
dengan pedoman yang ada Kerja keras dan teliti dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)
13
3 Telaah SOP 1. Meminta SOP Triase kepada SOP Triase • Dalam peminjamam SOP menggunakan bahasa yang sopan, santun dan Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
Triase tim UKP (print out) menjaga etika saat bertemu (etika publik) pembangunan daerah memberikan layanan
• Keramahan dalam komunikasi dengan pegawai lainnya (ramah), efektif berwawasan kesehatan D : Disiplin terhadap tugas dan
dan efisien dalam mendapatkan SOP (efektif dan efisien) peraturan yang ada
(Komitmen Mutu)
• Kerja keras dalam mencari SOP yang ada (kerja keras) dan
bertanggung Jawab menyalin SOP yang ada dan mengembalikan Sop
yang dipinjam ketempat penyimpanan
(Anti Korupsi)
2. Menelaah dan membaca kesesuaian • Jujur dan dapat dipertanggungjjawabkan hasil telaah
poin demi poin SOP Triase SOP Triase (Akuntabilitas)
dengan • Kerja Keras (Nilai Keadilan)
referensi (Nasionalisme)
• Teliti, efektif dan efisien dalam membaca SOP poin perpoin
(Komitmen Mutu)
3 Memahami poin per poin Paham maksud Profesional dalam memahami poin SOP
dalam SOP Triase dan tujuan dan (Akuntabilitas)
prosedur Triase Kerja keras dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)
4 Merevisi SOP yang telah SOP yang telah Profesional dalam memahami poin SOP
ditelah menyesuaikan direvisi (Akuntabilitas)
dengan pedoman yang ada Kerja keras dan teliti dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)
5 Membuat hasil telaah SOP Kesesuaian Hasil telaah dapat dipertanggungjawaban
Triase sesuai dengan Role SOP mencuci (Akuntabilitas)
Model tangan dengan Efektif dan efisien dalam melakukan telaah SOP (efektif dan efisien)
referensi (Komitmen mutu)
Bekerja keras dalam melaksanakan telaah (kerja keras) (Anti korupsi)
14
4 Sosialisasi SOP 1 Memberitahukan jadwal Pemberitahuan Akuntabilitas Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
Triase kegiatan sosialisasi jadwal telah Kejelasan dan konsisten dalam pertemuan yang akan dilakukan (jelas, pembangunan daerah memberikan layanan
disampaikan konsisten) berwawasan kesehatan
(undangan) Nasionalisme Misi 4. Mewujudkan
Kegiatan ini dilakukan dengan semangat untuk berubah menjadi lebih pelayanan kesehatan yang
baik dan saling bertukar pikiran (kerakyatan kebijaksanaan) prima, adil, merata,
Etika Publik terjangkau.
Dalam mengatur jadwal pertemuan sosialisasi melakukan dengan sopan Misi 5. Mewujudkan
dan santun (sopan) manajemen kesehatan yang
Komitmen Mutu bermutu.
Keramahan dan komunikasi yang baik (ramah,efektif)
Anti Korupsi
Jujur dan tanggung jawab dengan janji dengan Sosialisasi yang akan
dilakukan (jujur, tanggung jawab)
3 Melaksanakan Sosialisasi Dokumentasi Menyampaikan bahan sosialisasi dengan professional dan jelas
sosialisasi, (professioanal, kejelasan)
(absensi, foto Akuntabilitas
kegiatan) Memberikan sosialisasi yang sama ada setiap peserta (Nilai
Kemanusiasan)
Nasionalisme
Memberikan informasi secara benar
Etika Publik
• Menggunakan waktu sosialisasi dengan tepat sehingga tujuan tercapai.
(Efektif dan efisien)
• komunikasi yang baik saat sosialisasi(ramah)
Komitmen Mutu
Melaksanakan sosialisai sesuai dengan waktu yang ditetapkan (disiplin)
Anti Korupsi
15
5 Pembuatan dan 1. mencari referensi referensi Referensi dapat dipertanggungjawaban Misi 4. Mewujudkan D : Disiplin terhadap tugas dan
Jalur Triase didapat (Akuntabilitas) pelayanan kesehatan yang peraturan yang ada
Teliti dan Cermat dalam mencari referensi (efektif dan efisien) prima, adil, merata,
(Komitmen mutu) terjangkau.
Bekerja keras dalam mencari referensi (kerja keras) (Nasionalisme) Misi 5. Mewujudkan
manajemen kesehatan yang
2. membuat kerangka jalur Draft Jalur Membuat draft jalur triase sesuai dengan referensi (jujur) (etika publik) bermutu.
Triase Triase dapat dipertanggungjawaban
(Akuntabilitas)
Teliti dan Cermat dalam membuat jalur triase (efektif dan efisien)
(Komitmen mutu)
Bekerja keras dalam membuat jalur triase (kerja keras) (Nasionalisme)
3 memasang jalur trriase jalur triase Memasang stiker peserta melakukan dengan teliti (komitmen mutu),
terpasang tanggung jawab dan intergritas ( akuntabilitas), bekerja keras
(nasionalisme)
6 Pembuatan 1. mencari referensi referensi Referensi dapat dipertanggungjawaban Misi 4. Mewujudkan D : Disiplin terhadap tugas dan
media informasi didapat (Akuntabilitas) pelayanan kesehatan yang peraturan yang ada
dengan Triase Teliti dan Cermat dalam mencari referensi (efektif dan efisien) prima, adil, merata,
(Komitmen mutu) terjangkau.
Bekerja keras dalam mencari referensi (kerja keras) (Nasionalisme) Misi 5. Mewujudkan
manajemen kesehatan yang
2. membuat stiker bahan Membuat draft jalur triase sesuai dengan referensi (jujur) (etika publik) bermutu.
pembuatan dapat dipertanggungjawaban
stiker (Akuntabilitas)
Teliti dan Cermat dalam membuat jalur triase (efektif dan efisien)
(Komitmen mutu)
Bekerja keras dalam membuat jalur triase (kerja keras) (Nasionalisme)
3. mencetak stiker stiker Bertanggung jawab dalam proses pencetakan stiker (Akuntabilitas)
Rela berkorban dalam pembiayaan pembuatan stiker (Nasionalisme)
Efektif dan efisien dalam mencari percetakan (Komitmen mutu)
4 memasang stiker stiker terpasang Memasang stiker dengan teliti (Komitmen mutu)
Memasang dengan tanggung jawab (Akuntabilitas)
Dilakukan secara tepat, cepat dan akurat (Etika publik)
16
7 Pelaksanaan 1. menentukan jadwal mulai jadwal Akuntabilitas Misi 2. Menggerakkan R: ramah dan santun dalam
Triase di Unit pelaksanaan triase pelaksanaan Kejelasan dan konsisten dalam melaksanakan jadwal (jelas, konsisten) pembangunan daerah memberikan pelayanan
Gawat Darurat (draft jadwal) Komitmen Mutu berwawasan kesehatan. C : Cekatan dalam memberi
Jelas dan Konsisten terhadap jadwal yang ada Misi 4.Mewujudkan pelayanan yang prima
Anti Korupsi pelayanan kesehatan yang D : Disiplin terhadap tugas dan
Jujur dalam menjalankan jadwal yang sudah dibuat prima, adil, merata, peraturan yang ada
terjangkau.
Misi 5. Mewujudkan
2. Menyediakan form daftar Form daftar Akuntabilitas
manajemen kesehatan yang
tilik SOP Alur Pasien dan tilik SOP Menyediakan daftar tilik SOP dan jika habis disediakan kembali
bermutu.
Triase di Unit Gawat tersedia di Unit (konsisten)
Darurat Gawat Darurat Mengisi daftar tilik dengan benar (transparan)
Etika Publik
Meminta izin kepada penanggung jawab UKP dan UGD saat akan
mearuh daftar tilik dengan sopan (sopan)
Komitmen Mutu
Menyediakan daftar tilik sesuai kebutuhan (efisiensi)
17
8 Monitoring dan 1 memeriksa ulang daftar tilik hal yang Melakukan pemeriksaan daftar tilik dengan tanggung jawab Misi 5. Mewujudkan D : Disiplin terhadap tugas dan
Evaluasi SOP dan absensi petugas dikurang Akuntabilitas manajemen kesehatan yang peraturan yang ada
terhadap Kerja keras bermutu.
pelaksaanan Nasionalisme
Memeriksan dengan cermat
Etika Publik
2 Membuat Hasil Evaluasi Hasil evaluasi Akuntabilitas
Mencatat hasil evaluasi sesuai dengan hasil yang ditemukan (transparan)
Etika Publik
Membuat hasil evaluasi dengan benar sebagai informasi yang akan
diberikan kepada atasan (jujur)
Komitmen Mutu
Hasil Evaluasi merupakan suatu yang nyata
3 Melaporkan hasil evaluasi Kesepakatan Menyampaikan hasil evaluasi dengan transaparan (transparansi)
kepada mentor dan role dengan Mentor Akuntabilitas
model dan role model Menjelaskan hasil evaluasi kepada mentor dan role model dengan sopan
dan hormat (hormat)
Etika Publik
Hasil evaluasi sesuati yang dapat dipercaya
Komitmen Mutu
18
B. JADUAL KEGIATAN
Jadual kegiatan menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel. 2.3 Jadual Kegiatan
AGUSTUS SEPTEMBER
No. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
19
LEMBAR KONSUL
Tanggal
NO Penyelesaian Kegiatan Coach / Mentor Paraf
Konsul
Sosialisasi Rancangan
1. 29 Juli 2019 Lidia S.kep, Ners, MARS
Aktualisasi
Revisi rancangan
3. 5 Agustus 2019 Lidia S.kep, Ners, MARS
Aktualisasi, revisi Bab I
4. 8 Agustus 2019 Revisi Bab II dan BAB III Lidia S.kep, Ners, MARS
20
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Isu yang diangkat terkait dengan pelatihan dasar ini adalah belum
optimalnya Triase di Unit Gawat Darurat Puskemas Batu Aji. Puskesmas sebagai
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ada.
yang prima. Oleh karena itu peserta mengangkat core isu dengan persetujuan
mentor dan coach sebagai berikut “ Belum Optimalnya Triase di Unit gawat
yang menjadi upaya untuk menyelesaikan isu diatas. Adapun sebagai sumber
publik yang bersumber dari tugas kreatif dari peserta dan Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP). Jadwal kegiatan aktualisasi ini telah dilaksanakan mulai pada
Kepala Puskesmas Batu Aji dan tim terkait, telaah SOP Triase, sosialisasi SOP,
21
pembuatan jalur triase, pembuatan media informasi tentag triase, pelaksanaan
Aktualisasi ini tercermin dalam nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai ANEKA.
musyawarah dan mufakat. Nilai-nilai etika publik yang terdapat dalam cermat
ramah, kreatif, efektif dan efisien. Dan nilai-nilai Anti korupsi diantaranya jujur,
mampu memberikan pelayanan prima dengan tugas dan peran sebagai ASN.
diharapkan mutu kinerja pelayanan puskesmas dapat menjadi lebih baik lagi.
B. SARAN
22
1. Sebagai seorang ASN yang bekerja dalan lingkup pelayanan publik
kinerja seluruh petugas menjadi lebih baik dan dapat memberikan pelayanan
melayani masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Modul :
1. Fatimah, Elly, dkk. 2017. Manajemen ASN, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
2. Kumorotomo,Wahyudi, dkk. 2017. Etika Publik, Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
3. Kusumasari, Bevaola,dkk. 2017. Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
4. Latief, Yudi, dkk. 2017. Nasionalisme,Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
5. Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2017. Pelayanan Publik, Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
6. Suwarno, Yogi, dkk. 2017. Whole Of Governtment, Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
7. Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2017. Anti Korupsi, Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
8. Yuniarsih,Tjutju, dkk. 2017. Komitmen Mutu,Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Peraturan Perundangan-undangan
24
7. Permenkes RI Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan
25
Lampiran I
RESUME AGENDA II :
AKUNTABILITAS
NASIONALISME
ETIKA PUBLIK
KOMITMEN MUTU
ANTIKORUPSI
PELAYANAN PUBLIK
MANAJEMEN ASN
WHOLE OF GOVERNMENT
26
Lampiran II
TINJAUAN PUSTAKA
27
penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD (Igede, 2012). Ketidaktahuan
tentang penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD berpengaruh terhadap
kepuasan dan kecemasan pasien (Qureshi, 2008). Kecemasan menurut Dongoes
(2006) merupakan keadaan individu atau kelompok mengalami kegelisahan dan
meningkatnya aktifitas syaraf otonom ketika mengalami ancaman yang tidak
jelas. Kecemasan dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik dan mental pasien.
Respon kecemasan umumnya di tandai dengan gejala nafas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat, muka 3 berkerut, terlihat tidak tenang dan juga sukar
tidur (Hawari, 2013). Kondisi lingkungan IGD yang overcrowded menambah
ketidaknyamanan dan menambah tingkat kecemasan pasien. Stuart & laraia
(2005) mengatakan bahwa perubahan status kesehatan individu mengakibatkan
terjadinya kecemasan. Banyaknya pasien yang datang di IGD membuat perawat
harus memilah pasien dengan cepat dan tepat sesuai prioritas bukan berdasarkan
nomor antrian. Tindakan perawat dalam melakukan perawatan pasien harus
bertindak cepat dan memilah pasien sesusai prioritas, sehingga mengutamakan
pasien yang lebih diprioritaskan dan memberikan waktu tunggu untuk pasien
dengan kebutuhan perawatan yang kurang mendesak (Igede ,2012). Triase adalah
pengelompokan pasien berdasarkan berat cideranya yang harus di prioritaskan ada
tidaknya gangguan airway, breathing, dan circulation sesuai dengan sarana,
sumberdaya manusia dan apa yang terjadi pada pasien (Siswo, 2015). Sistem
triase yang sering di gunakan dan mudah dalam mengaplikasikanya adalah
mengunakan START (Simple triage and rapid treatment) yang pemilahanya
menggunakan warna . Warna merah menunjukan prioritas tertinggi yaitu korban
yang terancam jiwa jika tidak segera mendapatkan pertolongan pertama. Warna
kuning menunjukan prioritas tinggi yaitu koban moderete dan emergent. Warna
hijau yaitu korban gawat tetapi tidak darurat meskipun kondisi dalam keaadaan
gawat ia tidak memerlukan tindakan segera. Terakhir adalah warna hitam adalah
korban ada tanda-tanda meninggal (Ramsi, IF. dkk ,2014) 4 Label kuning
merupakan salah satu indikator warna yang digunakan ketika mengidentifikasi,
memilah dan menempatkan pasien pada kategori prioritas untuk mendapatkan
perawatan sesuai dengan tingkat keparahan dalam sistem triase. Pada label
kuning, perawatan pasien dapat ditunda dalam waktu kurang dari 30 menit. Warna
28
kuning termasuk prioritas tinggi yaitu korban gawat dan darurat yang tidak dapat
dimasukan prioritas tertinggi (label merah) maupun prioritas sedang (label hijau)
(Ramsi ,2014). Pasien dengan kriteria respirasi 10-30 x/menit , nadi teraba,
capillary revilltime lebih dari 2 detik dan niali GCS kurang dari 13 merupakan
kriteria pasien label kuning (Kilner T, 2002).
29
Lampiran III
PROFIL PUSKESMAS
1. Profil Organisasi
UPT.Puskesmas Batu Aji Batam dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Batam Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pemekaran, Perubahan dan
Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan Dalam Daerah Kota Batam.
Puskesmas Batu Aji beroperasi sejak bulan Maret tahun 2009.UPT.Puskesmas
Batu Aji terletak di Kelurahan Buliang, berjarak + 200 M dari jalan Raya
RKT - Aviari.
Gambar 1 Gedung UPT. Puskesmas Batu Aji Batam
Wilayah Kecamatan Batu Aji terletak pada posisi sebelah Barat dari
Wilayah Pulau Batam.Dan bersebelahan dengan wilayah Kecamatan hasil
Pemekaran Kecamatan Sagulung atau berada pada posisi 60o02 Lintang Utara
dan 10o30 Bujur Timur. Di sebelah Utara kecamatan Batu Aji berbatasan
dengan Kecamatan Sekupang, di sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Sagulung, Kecamatan Bulan, disebelah Barat berbatasan dengan
30
Kecamatan Belakang Padang dan di Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Sei Beduk.
Pada tahun 2018, UPT. Puskesmas Batu Aji telah memenuhi standar
akreditasi Puskesmas dan dinyatakan lulus tingkat utama. Pelayanan di UPT.
Puskesmas Batu Aji Batam terdiri dari pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan pemantauan tumbuh
kembang balita, Pelayanan Kesehatan Peduli Kesehatan (PKPR) pelayanan
gizi, pelayanan gigi dan mulut, farmasi, pelayanan infomasi serta pelayanan
rujukan
VISI
Visi Puskesmas Batu Aji Kecamatan Batu Aji adalah : ”Menjadikan
Masyarakat Kecamatan Batu Aji yang mandiri ber-Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat”.
MISI
Dalam rangka mewujudkan visi Puskesmas Batu Aji sebagai penggerak
pembangunan kesehatan “MenjadiMasyarakat Kecamatan Batu Aji yang
mandiri ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” maka penjabarannya
melalui beberapa misi sebagai berikut :
31
5. Mewujudkan manajemen kesehatan yang bermutu.
MOTTO
TATA NILAI
“CERDAS”
C : Cekatan dalam memberi pelayanan yang prima
E : Empati
R : Ramah dan santun dalam memberikan layanan
D : Disiplin terhadap tugas dan peraturan yang ada
A : Amanah
S : Senyum dalam memberikan pelayanan
3. Struktur Organisasi
FITRIATI, SKM
KEPALA SUB. BAGIAN
TATA USAHA
HASAN, SKM
BENDAHARA BAG. BAGIAN
PENERIMAAN INVENTARIS PENGELOLA DATA
BENDAHARA
ELVINARENOSA, YETTI VINOLA, BAGIAN RUMAH
HARDIANSYAH, S.Si
KAPITASI
SKM A.Md. TKF TANGGA
PROGRAM KESJAOR 32
Keterangan: : Posisi Penulis dalam Struktur Organisasi UPT. Puskesmas
Batu Aji Batam
33
LAMPIRAN IV
Email : arystrysnani@gmail.com
Data Mentor
34
Data Coach
NIP : 196601171986022001
Email : lidia.alwi@gmail.com
35
36