Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI


SIPIL

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA BATAM
GOLONGAN III ANGKATAN 6

“Optimalisasi Kepatuhan Petugas Terhadap Triase


di Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji”

disusun oleh:
dr. Arys Trys Nani
NIP. 19880110 201903 2 001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM
TAHUN 2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
PEMERINTAH KOTA BATAM
GOLONGAN III ANGKATAN VI

NAMA : dr. Arys Trys Nani


NIP : 19880110 201903 2 001
PANGKAT/GOLONGAN : Penata Muda /IIIb
JABATAN : Dokter Ahli Pertama
INSTANSI : UPT. PuskesmasBatuaji

Dengan Judul:
OPTIMALISASI KEPATUHAN PETUGAS TERHADAP TRIASE
DI UNIT GAWAT DARURAT UPT. PUSKESMAS BATUAJI

Batam, 09 Agustus 2019


Menyutujui,

Coach Mentor

Lidia, S.kep, Ns, MARS Fitriati, SKM


NIP. 196601171986022001 NIP. 1962031719840320

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peserta panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga peserta dapat menyusun Rancangan Aktualisasi Nilai-
nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil sampai selesai. Rancangan aktualisasi yang
berjudul “Optimalisasi Keapatuhan Petugas terhadap Triase di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Batu Aji”. Hal ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan
Kota Batam.
Peserta menyadari bahwa seluruh proses dalam melaksanakan rancangan
aktualisasi ini tidak akan dapat dijalani tanpa bantuan dari banyak pihak. Untuk
itu peserta ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini:
1. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Batam, Ibu
Dra. Hasnah atas penyelenggaraan pelatihan dasar ini.
2. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam, Bapak Asep Zaenal Mustofa, M.
Epid atas bimbingan selama pelatihan.
3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, dr. Didi Kusumarjadi yang
memberikan orientasi CPNS.
4. Ibu Fitriati, SKM selaku mentor yang selalu membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan laporan ini.
5. Ibu Sachimala, SKM. selaku coach yang selalu memberikan bimbingan
dan dukungan dalam penyusunan laporan ini.
6. Seluruh Fasilitator Latsar CPNS Bapelkes Batam yang telah memberikan
banyak kesempatan pada peserta untuk belajar.
7. Seluruh staf dan panitia Bapelkes Batam yang telah memberikan fasilitas
dan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta diklat, sehingga Pelatihan
Dasar CPNS 2019 dapat berjalan dengan baik dan lancar.
8. Rekan-rekan peserta Diklat Latsar Golongan III angkatan 1 angkatan 2,
angkatan 3, angkatan 5, angkatan 6, angkatan 7. Khususnya peserta Diklat
Latsar Golongan III angkatan 6 yang selama ini saling mendukung dan
memotivasi.

iii
9. Orang tua dan sanak saudara peserta yang selalu mendoakan dan
mendukung penulis selama melewati proses pendidikan Latsar.
10. Semua pihak yang mendukung yang tidak dapat peserta sebutkan satu per
satu.
Demikian laporan ini dibuat, semoga bermanfaat. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Batam, 09 Agustus 2019


Peserta,

Arys Trys Nani


19880110 201903 2 001

iv
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1


B. ANALISIS ISU ............................................................................ 2

a. Enviromental Scanning ............................................................ 2


b. Alat Bantu Analisis .................................................................. 4
C. RUMUSAN ISU .......................................................................... 5
D. IDENTIFIKASI SUMBER ISU .................................................. 5
E. ANALISIS DAMPAK ................................................................. 8
F. RUANG LINGKUP ..................................................................... 9
G. LEMBAR KONFIRMASI ISU .................................................... 10
H. JUDUL AKTUALISASI ............................................................. 10

BAB II PELAKSANAAN AKTUALISASI ................................................. 11

A. RANCANGAN AKTUALISASI................................................. 11
a. Unit Kerja............................................................................... 11
b. Identifikasi isu ........................................................................ 11
c. Isu yang diangkat ................................................................... 11
d. Gagasan Pemecahan Isu ......................................................... 11

v
e. Rancangan Kegiatan ............................................................. 12
B. JADWAL KEGIATAN ............................................................... 19

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 21

A. SIMPULAN ................................................................................. 21
B. SARAN ........................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis penentuan isu (AKPL) .......................................................... 4


Tabel 1.2 Identifikasi prioritas isu (USG) ........................................................... 5
Tabel 1.3 Pengesahan Coach dan Mentor ........................................................... 10
Tabel 2.1 Jenis dan sumber kegiatan ................................................................. 11
Table 2.2 Rancangan aktualisasi ......................................................................... 12
Table 2.3 Jadual kegiatan .................................................................................... 19

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ruangan Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji ........................... 7


Gambar 2. Pos Triase Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji ........................ 7

viii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ................................................................................................ 26
LAMPIRAN II ............................................................................................... 27
LAMPIRAN III .............................................................................................. 30
LAMPIRAN IV ............................................................................................. 34

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah Fasilitas Pelayanan


Kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas Batu Aji merupakan UPTD dibawah Dinas Kesehatan Kota
Batam yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah
Kecamatan Batu Aji yang terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Kibing,
Kelurahan Buliang, Kelurahan Bukit Tempayan.
Salah satu pelayanan kesehatan Puskesmas Batu Aji yang diberikan yaitu
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP). Unit Gawat Darurat merupakan salah satu
unit pelayanan UKP di puskesmas yang memberikan pertolongan pertama dan
sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat. Keadaan
gawat darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih
lanjut. Ketepatan waktu dalam pelayanan kegawatdaruratan menjadi
perhatian penting di negara -negara seluruh dunia. Keadaaan gawat darurat
adalah sebuah kondisi klinis yang memerlukan pelayanan medik. Dalam
keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta, wajib memberikan pelayanan kesehatan untuk menyelamatkan nyawa
pasien serta mencegah kecacatan lebih lanjut.. Keanekaragaman pasien di IGD
yang datang dari berbagai latar belakang dari sisi sosial ekonomi, kultur,
pendidikan dan pengalaman membuat persepsi pasien atau masyarakat
berbeda-beda. Pasien merasa puas dengan pelayanan di IGD apabila harapan
pasien terpenuhi, seperti pelayanan yang cepat, tanggap, sopan, santun,
ramah, pelayanan yang maksimal dan interaksi yang baik.

1
Dalam suatu Unit Gawat Darurat untuk mengoptimalkan pelayanan harus
dilaksanakan triase. Triage sebagai pintu gerbang perawatan pasien memegang
peranan penting dalam pengaturan darurat melalui pengelompokan dan
memprioritaskan paien secara efisien sesuai dengan tampilan medis pasien. Triage
adalah perawatan terhadap pasien yang didasarkan pada prioritas pasien ( atau
korban selama bencana) bersumber pada penyakit/ tingkat cedera, tingkat
keparahan, prognosis dan ketersediaan sumber daya. Dengan triage dapat
ditentukan kebutuhan terbesar pasien/korban untuk segera menerima perawatan
secepat mungkin. Tujuan dari triage adalah untuk mengidentifikasi pasien yang
membutuhkan tindakan resusitasi (C-A-B step) segera, menetapkan pasien ke area
perawatan untuk memprioritaskan dalam perawatan dan untuk memulai tindakan
diagnostik atau terapi. Perawat dalam melakukan pengkajian dan menentukan
prioritas perawatan (triage) tidak hanya didasarkan pada kondisi fisik, lingkungan
dan psikososial pasien tetapi juga memperhatikan patient flow di departemen
emergensi dan akses perawat. Triage departemen emergensi memiliki beberapa
fungsi diantaranya : 1) identifikasi pasien yang tidak harus menunggu untuk
dilihat, dan 2) memprioritaskan pasien (Mace and Mayer, 2013). Berbagai macam
sistem triage telah digunakan diseluruh dunia yaitu The Australian Triage Scale
(ATS), The Manchester Triage Scale, The Canadian Triage and Acuity Scale
(CTAS) dan Emergency Severity Index (ESI). CTAS (Canadian Triage and
Acuity Scale) diakui sebagai sistem triage yang handal dalam penilaian pasien
dengan cepat. Kehandalan dan validitasnya telah dibuktikan dalam triage pada
pasien pediatrik dan pasien dewasa (Lee, Et al, 2011).
Triase dapat berjalan dengan baik jika didukung tenaga medis yang
kompeten dan sarana yang memadai. Dimana tenaga medis dapat melakukan
pelayanan triase sesuai SOP dan sarana yang sesuai standar dapat terpenuhi.
Seperti adanya jalur triase dilantai area unit gawat darurat dan jumlah bed yang
mencukupi yaitu minimal tiga bed. Jika triase dapat berjalan dengan baik pada
suatu Unit Gawat Darurat maka akan terjadi peningkatan kepuasan pasien
sehingga mutu pelayanan di Unit Gawat Darurat pun dapat meningkat.

2
B. ANALISIS ISU
a. Environmental Scanning
Selama 4 bulan peserta dalam melaksanakan orientasi di puskesmas batu
aji terlihat bahwa pada kegiatan posyandu pemberian penyuluhan kesehatan
belum optimal. Faktor yang mempengaruhi diantaranya tidak adanya
penjadwalan materi yang akan disampaikan pada setiap bulannya. Dan juga
tidak adanya pengisian form absensi audience sehingga sekalipun di adakan
penyuluhan kesehatan hal itu tidak tercatat dan sasaran penyuluhan belum bias
maksimal.
Peserta juga mengamati pada saat petugas melaksanakan tugas jaga siang
ataupun malam masih sering ditemukan penaganan pasien tanpa menggunakan
rekam medis. Hal ini akan menyulitkan petugas lain jika pasien tersebut
melakukan kontrol ulang karena pemeriksaan sebelumnya tidak tercatat. Dan
membuat pelayanan tidak dapat dilakukan secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Berdasarkan pengalaman peserta selama orientasi di puskesmas batu aji
program senam peregangan belum berjalan secara optimal. padahal itu sangat
diperlukan bagi para pegawai di puskesmas batu aji guna menghindari
gangguan otot sehingga tenaga medis dapat bekerja secara sehat dan tidak
menimbulkan penyakit bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar. Dengan
perubahan gaya hidup diharapkan dapat membuat semua pekerja menjadi
sehat dan bugar sehingga menunjang produktivitas kerja.
Pelayanan poli lansia yang terpadu diharapkan dapat dilakukan di
puskesmas batu aji. Dimana pendaftaran, pemeriksaan dan pengambilan obat
berada dalam satu ruangan sehingga pasien lansia tidak perlu repot mengantri
untuk pendaftaran. Namun yang peserta lihat di puskesmas batu aji belum
menerapkan hal tersebut pada pelayanan poli lansia.
Pelayanan di unit gawat darurat seharusnya melaksanakan triase sehingga
pasien dapat ditangani dengan baik sesuai dengan tingkat
kegawatdaruratannya. Namun selama peserta bekerja di unit gawat darurat
puskesmas batu aji hal itu belum dilakukan secara optimal.

3
Dari permasalahan diatas peserta menemukan isu-isu sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pemberian penyuluhan kesehatan pada kegiatan
Posyandu. (Pelayanan Publik dan Manajemen ASN)
2. Belum optimalnya pencacatan rekam medis oleh petugas shift siang dan
malam. (Manajemen ASN dan Pelayanan publik)
3. Belum terbangunnya kesadaran pegawai akan perlunya senam peregangan
di tempat kerja. (Manajemen ASN)
4. Belum optimalnya pelayanan di ruangan lansia. (Pelayanan Publik dan
Manajemen ASN)
5. Belum optimalnya triase di unit gawat darurat puskesmas batu aji.
(Pelayanan Publik dan Manajemen ASN)

b. Alat Bantu Analisis


Berdasarkan Identifikasi isu yang telah dipaparkan, akan dilakukan
identifikasi isu untuk menentukan prioritas isu. Proses penentuan prioritas isu
dilakukan dengan menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan) untuk memilih 3 dari 5 isu yang telah peserta
temukan.
Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu dengan metode APKL
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Analisis Penilaian Isu dengan AKPL


Kriteria APKL
No Identifikasi Isu Peringkat
A K P L Total
1. Belum optimalnya pemberian
penyuluhan kesehatan pada kegiatan 3 4 3 3 13 3
Posyandu.

2. Belum optimalnya pencacatan


Rekam Medis oleh petugas shift
4 4 3 3 14 4
siang dan malam.

4
Kriteria APKL
No Identifikasi Isu Peringkat
A K P L Total
3 Belum terbangunnya kesadaran
pegawai akan perlunya senam 2 3 3 2 10 5
peregangan di tempat kerja
4 Belum optimalnya pelayanan di
5 4 5 3 18 2
ruangan lansia.
5 Belum optimalnya triase di unit
5 4 5 5 19 1
gawat darurat puskesmas batu aji

Penentuan prioritas masalah yang digunakan oleh peserta dalam penetapan isu
menggunakan metode USG (Urgency,Seriousness,Growth) mendapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 1.2 USG
No Isu U S G Total Peringkat
1. Belum optimalnya pencacatan rekam
medis oleh petugas shift siang dan 3 4 3 10 3
malam.
2. Belum optimalnya pelayanan di
4 4 3 11 2
ruangan lansia.
3 Belum optimalnya tindakan triase di
5 5 4 14 1
unit gawat darurat.

C. RUMUSAN ISU
Berdasarkan analisa diatas peserta memilih isu “Belum Optimalnya
Triase di Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji”.

D. IDENTIFIKASI SUMBER ISU


Triase adalah pengelompokan pasien berdasarkan berat cideranya yang
harus diprioritaskan ada tidaknya gangguan airway, breathing, dan circulation
sesuai dengan sarana, sumber daya manusia dan apa yang terjadi pada pasien.
Prinsip yang dianut adalah bagaimana agar pasien mendapatkan jenis dan kualitas

5
pelayanan medik yang sesuai dengan kebutuhan klinis (prinsip berkeadilan) dan
penggunaan sumber daya unit yang tepat sasaran (prinsip efisien). Selain tingkat
kegawatan suatu kondisi medis, triase juga harus menilai urgensi kondisi pasien.
Urgensi berbeda dengan tingkat keparahan. Pasien dapat dikategorikan memiliki
kondisi tidak urgen tapi masih tetap membutuhkan rawat inap dirumah sakit
karena kondisinya. Setelah penilaian keparahan (severity) dan urgensi (urgency),
maka beberapa sistim triase menentukan batas waktu menunggu. Yaitu berapa
lama pasien dapat dengan aman menunggu sampai mendapatkan pengobatan di
IGD.
Sistem triase yang sering di gunakan dan mudah dalam
mengaplikasikanya adalah mengunakan START (Simple triage and rapid
treatment) yang pemilahanya menggunakan warna. Warna merah menunjukan
prioritas tertinggi yaitu korban yang terancam jiwa jika tidak segera
mendapatkan pertolongan pertama. Warna kuning menunjukan prioritas
tinggi yaitu koban moderate dan emergent. Warna hijau yaitu korban gawat tetapi
tidak darurat meskipun kondisi dalam keaadaan gawat ia tidak memerlukan
tindakan segera. Terakhir adalah warna hitam adalah korban ada tanda-tanda
meninggal.

Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di puskesmas


yang memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya
pasien dengan kondisi gawat darurat. Keadaan gawat darurat adalah suatu
keadaan klinis dimana pasien membutuhkan pertolongan medis yang cepat
untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut.

Unit gawat darurat di Puskesmas Batu Aji dengan ukuran ruangan tiga kali
tiga meter relatif kecil. Alat dan bahan yang terdapat di dalam Unit gawat
Darurat yaitu memiliki: satu bed tindakan pasien, satu buah lemari alat, satu
troly alat tindakan.

6
Gambar 1. Ruangan Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji

Gambar 2. Pos Triase Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji

Dalam observasi selama masa orientasi didapatkan pada saat pelayanan


kesehatan terhadap pasien belum melaksanakan triase secara maksimal. Hal ini
dikarenakan belum maksimalnya instansi dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengawasi jalannya pelaksanaan triase di puskesmas.

Belum optimalnya triase di ugd puskesmas batu aji dikarenakan kurangnya


pengetahuan petugas mengenai triase. Sebagai contoh ketika pasien datang
dengan keluhan sesak namun petugas sedang menangani pasien ganti verban
sehingga pasien sesak lambat tertangani dan muncul keluhan dari pihak keluarga
pasien. namun jika petugas mengerti mengenai triase dimana seharusnya pasien
sesak lebih dulu ditangani hal ini tidak akan terjadi. Kurangnya kepatuhan petugas

7
juga mempengaruhi kualitas pelayanan jika pasien yang lebih tinggi tingkat
prioritas kedaruratannya didahulukan penangannya sesuai dengan standar
operasional pelayanan maka mutu pelayanan di Unit Gawat darurat akan
meningkat. Untuk faktor kurang luasnya ruangan UGD dan agar triase tetap dapat
dilaksanakan secara maksimal pasien yang masih dapat berjalan dan tidak ada
luka terbuka dialihkan ke ruangan rawat jalan. Namun hal tersebut masih perlu
disosialisasikan kepada petugas yang ada. Selain permasalahan diatas masih ada
yang beberapa faktor yang mempengaruhi belum optimalnya triase di Unit Gawat
Darurat puskesmas Batu Aji, yaitu belum adanya jalur triase dan media informasi
mengenai triase.
Permasalahan diatas berhubungan dengan belum optimalnya pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dimana pelayanan tersebut belum sesuai
dengan standar ada dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kepatuhan petugas
terhadap SOP Triase.dan juga didukung oleh sarana dan prasarana yang kurang
memadai seperti ruangan yang sempit, jumlah bed yang kurang, tidak adanya jalur
triase dan media informasi mengenai triase. Isu diatas perlu diperbaiki agar
terwujudnya pelayanan prima dipuskesmas batu aji dengan cara meningkatkan
pelayanan yang bertanggung jawab, tidak membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan dan cepat tanggap dalam melayani pasien. Hal ini juga berpengaruh
pada kualitas ASN dimana akan numbuhbuhkan jiwa yang akuntabel, disiplin dan
teliti dan cermat pada diri petugas.
Pengelolaan ASN dalam menjalankan kedudukan, peran, tugas, dan hak
serta kewajiban dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Sesuai (Manajemen
ASN dan Pelayanan publik).

E. ANALISIS DAMPAK
Pelaksanaan triase di Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji bertujuan
untuk mengidentifikasi prioritas pasien menurut ke akutannya, untuk menetapkan
tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan pertolongan kedaruratan.

Dampak yang bisa terjadi apabila Pelaksanaan triase di Unit Gawat


Darurat Puskesmas Batu Aji tidak dilakukan secara maksimal :

8
1. Menurunnya kepercayaan pasien terhadap kualitas mutu pelayanan di Unit
Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji

2. Penurunan kemampuan petugas dalam menangani pasien.

3. Tidak terarahnya alur penanganan pasien gawat darurat.

4. Lambatnya penanganan pasien di Unit Gawat darurat.

5. Dapat membahayakan pasien jika pemilahan pasien prioritas tidak terlaksana


dengan baik dan sesuai standar operasional pelayanan yang ada.

6. Menurunnya kualitas pelayanan kesehatan dan kinerja petugas kesehatan


yang diberikan oleh Puskesmas Batu Aji sebagai Instansi pemerintah yang
bertanggung jawab terhadap kesehatan warga masyarakat yang berada di
wilayah kerjanya
Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat diambil hubungan antara belum
optimalnya trise di UGD dengan pelayanan publik. Dimana pelayanan publik
yang berorientasi kepada kepuasan pasien akan menurun jika tidak dilakukan
perbaikan pelayanan.
Hal itu juga berhubungan dengan manajemen ASN karena petugas belum
dapat memberikan pelayanan secara tepat dan benar sesuai dengan SOP. SOP
adalah standar operasional pelayanan yang menjadi pedoman bagi petugas dalam
melakukan tindakan. Maka dari itu perlu dilakukannya telaah pada SOP Triase
dan sosialisasi SOP yang sudah diperbarui.

F. RUANG LINGKUP
Dalam penyelesaian isu diatas sumber kegiatan berasal dari SKP dan
kreaktifitas. Ruang lingkup tempat aktualisasi berada di Unit Gawat Darurat
Puskesmas Batu Aji.

9
G. LEMBAR KONFIRMASI ISU
Tabel 1.3 Pengesahan Coach dan Mentor
PENGESAHAN COACH DAN MENTOR
COACH MENTOR

Lidia, S.Kep.,Ners.,MARS FITRIATI, SKM


Widyaiswara Bapelkes Batam Kepala UPT. Puskesmas Batu Aji
NIP. 196601171986022001 Batam
NIP. 196203171984032001

H. JUDUL AKTUALISASI
Judul yang diangkat oleh peserta adalah “Optimalisasi Triase di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Batu Aji “.

10
BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. RANCANGAN AKTUALISASI

a. Unit Kerja : Puskesmas Batu Aji


b. Identifikasi isu : Triase di Unit gawat Darurat perlu
diperhatikan karena dengan melakukan triase akan meningkatkan kualitas
penanganan pasien dengan pemilahan kegawatdarutan yang tepat sehingga
pasien dapat tertangani dengan baik. Dikarenakan kurangnya pengetahuan
petugas terhadap triase.
c. Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Triase di Unit Gawat
Darurat Puskesmas Batu Aji
d. Gagasan Pemecahan Isu : Menggunakan tabel sebagai berikut.
Tabel. 2.1 Jenis dan Sumber Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan


Konsultasi dengan Atasan dan tim
1 Tugas kreaktifitas
terkait
2 Telaah SOP Triase Tugas SKP
3 Sosialsasi SOP Triase Tugas SKP
4 Pembuatan jalur Triase Tugas kreaktifitas
Pembuatan media informasi tentang
5 Tugas kreaktifitas
Triase
6 Pelaksanaan Triase Tugas SKP
Monitoring dan evaluasi terhadap
7 Tugas SKP
pelaksanaan Triase

11
e. Rancangan Kegiatan
Rancangan kegiatan dari isu yang diangkat terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan
KONTRIBUSI
OUTPUT/HA
No. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN TERHADAP MISI PENGUATAN NILAI
SIL
ORGANISASI
1. Konsultasi 1. Mengatur Pertemuan Jadwal Mengatur jadwal dengan jelas dan konsisten dalam pertemuan yang akan Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
dengan Atasan Pertemuan dilakukan (jelas, konsisten) (Akuntabilitas) pembangunan daerah memberikan layanan
dan tim terkait Dalam mengatur jadwal pertemuan dengan Kepala Puskesmas peserta berwawasan kesehatan
melakukan dengan sopan dan santun (sopan) (Etika Publik)
Keramahan dan komunikasi yang baik dengan atasan dan teman
sejawat(ramah,efektif)(Komitmen Mutu)

2. Menyampaikan maksud dan Rancangan Tujuan dan maksud dari kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
tujuan rancangan aktualisasi aktualisasi memunculkan habituasi bertanggung jawab dan jelas (jelas, tanggung
kepada Kepala Puskesmas telah jawab) (Akuntabilitas)
Batu Aji disampaikan Dalam menyampaikan rancangan aktualisasi menggunakan bahasa
indonesia yang baik (cinta tanah air) (Nasionalisme) dengan sopan,
santun dan menjaga etika saat bertemu Kepala Puskesmas dan teman
sejawat (sopan) (Etika Publik)
Keramahan dan komunikasi yang baik dengan Atasan (ramah) dan
memaksimalkan pertemuan secara efektif dan efisien dalam
menyampaikan maksud dan tujuan (efektif efisien) (Komitmen Mutu)

3. Meminta Izin Pelaksanaan Draft surat Dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan (Akuntabilitas)
Kegiatan persetujuan Dalam meminta izin dengan Kepala Puskesmas peserta melakukan
telah selesai dengan sopan dan santun (sopan) (Etika Publik)
Ramah dan berkomunikasi yang baik dengan atasan (ramah,efektif)
(Komitmen Mutu)

12
2 Telaah SOP 1. Meminta SOP Alur Pasien SOP Triase • Dalam peminjamam SOP menggunakan bahasa yang sopan, santun dan Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
Alur Pasien kepada tim UKP (print out) menjaga etika saat bertemu (etika publik) pembangunan daerah memberikan layanan
• Keramahan dalam komunikasi dengan pegawai lainnya (ramah), efektif berwawasan kesehatan D : Disiplin terhadap tugas dan
dan efisien dalam mendapatkan SOP (efektif dan efisien) peraturan yang ada
(Komitmen Mutu)
• Kerja keras dalam mencari SOP yang ada (kerja keras) dan
bertanggung Jawab menyalin SOP yang ada dan mengembalikan Sop
yang dipinjam ketempat penyimpanan
2. Menelaah dan membaca kesesuaian • Jujur dan dapat dipertanggungjjawabkan hasil telaah
poin demi poin SOP Alur SOP Triase (Akuntabilitas)
Pasien dengan • Kerja Keras (Nilai Keadilan)
referensi (Nasionalisme)
• Teliti, efektif dan efisien dalam membaca SOP poin perpoin
(Komitmen Mutu)

3 Memahami poin per poin Paham maksud Profesional dalam memahami poin SOP
dalam SOP Alur Pasien dan tujuan dan (Akuntabilitas)
prosedur Triase Kerja keras dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)

4 Merevisi SOP yang telah SOP yang telah Profesional dalam memahami poin SOP
ditelah menyesuaikan direvisi (Akuntabilitas)
dengan pedoman yang ada Kerja keras dan teliti dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)

5 Membuat hasil telaah SOP Kesesuaian Hasil telaah dapat dipertanggungjawaban


Alur Pasien sesuai dengan SOP mencuci (Akuntabilitas)
Role Model tangan dengan Efektif dan efisien dalam melakukan telaah SOP (efektif dan efisien)
referensi (Komitmen mutu)
Bekerja keras dalam melaksanakan telaah (kerja keras) (Anti korupsi)

13
3 Telaah SOP 1. Meminta SOP Triase kepada SOP Triase • Dalam peminjamam SOP menggunakan bahasa yang sopan, santun dan Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
Triase tim UKP (print out) menjaga etika saat bertemu (etika publik) pembangunan daerah memberikan layanan
• Keramahan dalam komunikasi dengan pegawai lainnya (ramah), efektif berwawasan kesehatan D : Disiplin terhadap tugas dan
dan efisien dalam mendapatkan SOP (efektif dan efisien) peraturan yang ada
(Komitmen Mutu)
• Kerja keras dalam mencari SOP yang ada (kerja keras) dan
bertanggung Jawab menyalin SOP yang ada dan mengembalikan Sop
yang dipinjam ketempat penyimpanan
(Anti Korupsi)

2. Menelaah dan membaca kesesuaian • Jujur dan dapat dipertanggungjjawabkan hasil telaah
poin demi poin SOP Triase SOP Triase (Akuntabilitas)
dengan • Kerja Keras (Nilai Keadilan)
referensi (Nasionalisme)
• Teliti, efektif dan efisien dalam membaca SOP poin perpoin
(Komitmen Mutu)
3 Memahami poin per poin Paham maksud Profesional dalam memahami poin SOP
dalam SOP Triase dan tujuan dan (Akuntabilitas)
prosedur Triase Kerja keras dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)

4 Merevisi SOP yang telah SOP yang telah Profesional dalam memahami poin SOP
ditelah menyesuaikan direvisi (Akuntabilitas)
dengan pedoman yang ada Kerja keras dan teliti dalam memahami SOP yang ada
(Nasionalisme)
Efektif dan Efisien dalam memahami SOP yang ada
(Komitmen Mutu)
5 Membuat hasil telaah SOP Kesesuaian Hasil telaah dapat dipertanggungjawaban
Triase sesuai dengan Role SOP mencuci (Akuntabilitas)
Model tangan dengan Efektif dan efisien dalam melakukan telaah SOP (efektif dan efisien)
referensi (Komitmen mutu)
Bekerja keras dalam melaksanakan telaah (kerja keras) (Anti korupsi)

14
4 Sosialisasi SOP 1 Memberitahukan jadwal Pemberitahuan Akuntabilitas Misi 2. Menggerakkan R : Ramah dan santun dalam
Triase kegiatan sosialisasi jadwal telah Kejelasan dan konsisten dalam pertemuan yang akan dilakukan (jelas, pembangunan daerah memberikan layanan
disampaikan konsisten) berwawasan kesehatan
(undangan) Nasionalisme Misi 4. Mewujudkan
Kegiatan ini dilakukan dengan semangat untuk berubah menjadi lebih pelayanan kesehatan yang
baik dan saling bertukar pikiran (kerakyatan kebijaksanaan) prima, adil, merata,
Etika Publik terjangkau.
Dalam mengatur jadwal pertemuan sosialisasi melakukan dengan sopan Misi 5. Mewujudkan
dan santun (sopan) manajemen kesehatan yang
Komitmen Mutu bermutu.
Keramahan dan komunikasi yang baik (ramah,efektif)
Anti Korupsi
Jujur dan tanggung jawab dengan janji dengan Sosialisasi yang akan
dilakukan (jujur, tanggung jawab)

2 Membagikan SOP sebelum SOP dibagikan Profesional saat membagikan SOP


sosialisasi keseluruh Akuntabilitas
peserta Adil dan transparan dalam membagikan SOP kesemua peserta
Nasionalisme
Dalam bagikan sosialisasi SOP melakukan dengan sopan dan santun
(sopan)
Etika Publik
Keramahan dan komunikasi yang baik (ramah,efektif)
Komitmen Mutu
tanggung jawab menbagikan SOP sehingga semua peserta ( tanggung
jawab)
Anti Korupsi

3 Melaksanakan Sosialisasi Dokumentasi Menyampaikan bahan sosialisasi dengan professional dan jelas
sosialisasi, (professioanal, kejelasan)
(absensi, foto Akuntabilitas
kegiatan) Memberikan sosialisasi yang sama ada setiap peserta (Nilai
Kemanusiasan)
Nasionalisme
Memberikan informasi secara benar
Etika Publik
• Menggunakan waktu sosialisasi dengan tepat sehingga tujuan tercapai.
(Efektif dan efisien)
• komunikasi yang baik saat sosialisasi(ramah)
Komitmen Mutu
Melaksanakan sosialisai sesuai dengan waktu yang ditetapkan (disiplin)
Anti Korupsi

15
5 Pembuatan dan 1. mencari referensi referensi Referensi dapat dipertanggungjawaban Misi 4. Mewujudkan D : Disiplin terhadap tugas dan
Jalur Triase didapat (Akuntabilitas) pelayanan kesehatan yang peraturan yang ada
Teliti dan Cermat dalam mencari referensi (efektif dan efisien) prima, adil, merata,
(Komitmen mutu) terjangkau.
Bekerja keras dalam mencari referensi (kerja keras) (Nasionalisme) Misi 5. Mewujudkan
manajemen kesehatan yang
2. membuat kerangka jalur Draft Jalur Membuat draft jalur triase sesuai dengan referensi (jujur) (etika publik) bermutu.
Triase Triase dapat dipertanggungjawaban
(Akuntabilitas)
Teliti dan Cermat dalam membuat jalur triase (efektif dan efisien)
(Komitmen mutu)
Bekerja keras dalam membuat jalur triase (kerja keras) (Nasionalisme)

3 memasang jalur trriase jalur triase Memasang stiker peserta melakukan dengan teliti (komitmen mutu),
terpasang tanggung jawab dan intergritas ( akuntabilitas), bekerja keras
(nasionalisme)
6 Pembuatan 1. mencari referensi referensi Referensi dapat dipertanggungjawaban Misi 4. Mewujudkan D : Disiplin terhadap tugas dan
media informasi didapat (Akuntabilitas) pelayanan kesehatan yang peraturan yang ada
dengan Triase Teliti dan Cermat dalam mencari referensi (efektif dan efisien) prima, adil, merata,
(Komitmen mutu) terjangkau.
Bekerja keras dalam mencari referensi (kerja keras) (Nasionalisme) Misi 5. Mewujudkan
manajemen kesehatan yang
2. membuat stiker bahan Membuat draft jalur triase sesuai dengan referensi (jujur) (etika publik) bermutu.
pembuatan dapat dipertanggungjawaban
stiker (Akuntabilitas)
Teliti dan Cermat dalam membuat jalur triase (efektif dan efisien)
(Komitmen mutu)
Bekerja keras dalam membuat jalur triase (kerja keras) (Nasionalisme)

3. mencetak stiker stiker Bertanggung jawab dalam proses pencetakan stiker (Akuntabilitas)
Rela berkorban dalam pembiayaan pembuatan stiker (Nasionalisme)
Efektif dan efisien dalam mencari percetakan (Komitmen mutu)

4 memasang stiker stiker terpasang Memasang stiker dengan teliti (Komitmen mutu)
Memasang dengan tanggung jawab (Akuntabilitas)
Dilakukan secara tepat, cepat dan akurat (Etika publik)

16
7 Pelaksanaan 1. menentukan jadwal mulai jadwal Akuntabilitas Misi 2. Menggerakkan R: ramah dan santun dalam
Triase di Unit pelaksanaan triase pelaksanaan Kejelasan dan konsisten dalam melaksanakan jadwal (jelas, konsisten) pembangunan daerah memberikan pelayanan
Gawat Darurat (draft jadwal) Komitmen Mutu berwawasan kesehatan. C : Cekatan dalam memberi
Jelas dan Konsisten terhadap jadwal yang ada Misi 4.Mewujudkan pelayanan yang prima
Anti Korupsi pelayanan kesehatan yang D : Disiplin terhadap tugas dan
Jujur dalam menjalankan jadwal yang sudah dibuat prima, adil, merata, peraturan yang ada
terjangkau.
Misi 5. Mewujudkan
2. Menyediakan form daftar Form daftar Akuntabilitas
manajemen kesehatan yang
tilik SOP Alur Pasien dan tilik SOP Menyediakan daftar tilik SOP dan jika habis disediakan kembali
bermutu.
Triase di Unit Gawat tersedia di Unit (konsisten)
Darurat Gawat Darurat Mengisi daftar tilik dengan benar (transparan)
Etika Publik
Meminta izin kepada penanggung jawab UKP dan UGD saat akan
mearuh daftar tilik dengan sopan (sopan)
Komitmen Mutu
Menyediakan daftar tilik sesuai kebutuhan (efisiensi)

3. Mengisi daftar tilik SOP Form daftar Akuntabilitas


setiap penganan pasien tilik SOP terisi Mengisi daftar tilik dengan benar dan sesuai fakta (transparan) dan dapat
dilakukan di Unit Gawat sosialisasi, dipertanggungjawabkan (akuntable)
Darurat (absensi, foto Komitmen Mutu
kegiatan) Teliti pada saat mengisi form daftar tilik (teliti)
AntiKorupsi
Mengisi daftar tilik sesuai dengan yang sebenarnya semua petugas
kesehatan sama (berkeadilan, tidak diskriminatif)

17
8 Monitoring dan 1 memeriksa ulang daftar tilik hal yang Melakukan pemeriksaan daftar tilik dengan tanggung jawab Misi 5. Mewujudkan D : Disiplin terhadap tugas dan
Evaluasi SOP dan absensi petugas dikurang Akuntabilitas manajemen kesehatan yang peraturan yang ada
terhadap Kerja keras bermutu.
pelaksaanan Nasionalisme
Memeriksan dengan cermat
Etika Publik
2 Membuat Hasil Evaluasi Hasil evaluasi Akuntabilitas
Mencatat hasil evaluasi sesuai dengan hasil yang ditemukan (transparan)
Etika Publik
Membuat hasil evaluasi dengan benar sebagai informasi yang akan
diberikan kepada atasan (jujur)
Komitmen Mutu
Hasil Evaluasi merupakan suatu yang nyata

3 Melaporkan hasil evaluasi Kesepakatan Menyampaikan hasil evaluasi dengan transaparan (transparansi)
kepada mentor dan role dengan Mentor Akuntabilitas
model dan role model Menjelaskan hasil evaluasi kepada mentor dan role model dengan sopan
dan hormat (hormat)
Etika Publik
Hasil evaluasi sesuati yang dapat dipercaya
Komitmen Mutu

18
B. JADUAL KEGIATAN
Jadual kegiatan menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel. 2.3 Jadual Kegiatan
AGUSTUS SEPTEMBER
No. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. Konsultasi dengan Atasan dan 1. Mengatur Pertemuan


tim terkait Menyampaikan maksud dan tujuan rancangan aktualisasi kepada
2.
Kepala Puskesmas Batu Aji
3. Meminta Izin Pelaksanaan Kegiatan
2 Telaah SOP Alur Pasien 1. Meminta SOP Alur Pasien kepada tim UKP
2. Menelaah dan membaca poin demi poin SOP Alur Pasien
3 Memahami poin per poin dalam SOP Alur Pasien
4 Merevisi SOP yang telah ditelah menyesuaikan dengan pedoman
5 yang ada hasil telaah SOP Alur Pasien sesuai dengan Role Model
Membuat
3 Telaah SOP Triase 1. Meminta SOP Triase kepada tim UKP
2. Menelaah dan membaca poin demi poin SOP Triase
3 Memahami poin per poin dalam SOP Triase
4 Merevisi SOP yang telah ditelah menyesuaikan dengan pedoman
5 yang ada hasil telaah SOP Triase sesuai dengan Role Model
Membuat
4 Sosialisasi SOP Triase 1 Memberitahukan jadwal kegiatan sosialisasi
2 Membagikan SOP sebelum sosialisasi
3 Melaksanakan Sosialisasi
5 Pembuatan dan Jalur Triase 1. mencari referensi
2. membuat kerangka jalur Triase

3 memasang jalur triase


6 Pembuatan media informasi 1. mencari referensi
dengan Triase membuat stiker
2.
3. mencetak stiker
4 memasang stiker
7 Pelaksanaan Triase di Unit 1. menentukan jadwal mulai pelaksanaan triase
Gawat Darurat Menyediakan form daftar tilik SOP Alur Pasien dan Triase di
2.
Unit Gawat Darurat
Mengisi daftar tilik SOP setiap penganan pasien dilakukan di Unit
3.
Gawat Darurat
8 Monitoring dan Evaluasi 1 memeriksa ulang daftar tilik SOP dan absensi petugas
terhadap pelaksaanan 2 Membuat Hasil Evaluasi
3 Melaporkan hasil evaluasi kepada mentor dan role model

19
LEMBAR KONSUL

Nama : dr. Arys Trys Nani


NIP : 19880110 201903 2 001
Unit Kerja : Puskesmas Batu Aji Batam
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Judul : Optimalisasi Triase di Unit Gawat Darurat Puskesmas Batu Aji

Tanggal
NO Penyelesaian Kegiatan Coach / Mentor Paraf
Konsul

Sosialisasi Rancangan
1. 29 Juli 2019 Lidia S.kep, Ners, MARS
Aktualisasi

2. 31 Juli 2019 Pemantapan pemilihan Isu. Lidia S.kep, Ners, MARS

Revisi rancangan
3. 5 Agustus 2019 Lidia S.kep, Ners, MARS
Aktualisasi, revisi Bab I

4. 8 Agustus 2019 Revisi Bab II dan BAB III Lidia S.kep, Ners, MARS

20
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Isu yang diangkat terkait dengan pelatihan dasar ini adalah belum

optimalnya Triase di Unit Gawat Darurat Puskemas Batu Aji. Puskesmas sebagai

pusat kesehatan bagi masyarakat berperan yang sangat penting dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Puskesmas dituntut untuk dapat

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan yang ada.

Masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan berhak mendapatkan pelayanan

yang prima. Oleh karena itu peserta mengangkat core isu dengan persetujuan

mentor dan coach sebagai berikut “ Belum Optimalnya Triase di Unit gawat

Darurat Puskesmas Batu Aji”

Setelah memilih core isu tersebut peserta mepunyai beberapa kegiatan

yang menjadi upaya untuk menyelesaikan isu diatas. Adapun sebagai sumber

penyusunan kegiatan, peserta mengambil kegiatan dalam ruang lingkup pelayanan

publik yang bersumber dari tugas kreatif dari peserta dan Sasaran Kinerja

Pegawai (SKP). Jadwal kegiatan aktualisasi ini telah dilaksanakan mulai pada

tanggal 12 Agustus 2019 - 16 September 2019.

Kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian maksud dan tujuan serta

meminta izin, persetujuan dan dukungan tentang pelaksanaan kegiatan oleh

Kepala Puskesmas Batu Aji dan tim terkait, telaah SOP Triase, sosialisasi SOP,

21
pembuatan jalur triase, pembuatan media informasi tentag triase, pelaksanaan

triase dan monitoring evaluasi.

Aktualisasi ini tercermin dalam nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai ANEKA.

Nilai-nilai Akuntabilitas yaitu tanggung jawab, kejelasan, konsisten, efektif,

efisien, mudah, murah, tidak diskriminatif, berkeadilan. Nilai-nilai Nasionalisme

yang terdapat didalam aktualisasi ini yaitu bekerja keras, berkeadilan,

musyawarah dan mufakat. Nilai-nilai etika publik yang terdapat dalam cermat

pelaksanaan aktualisasi yaitu sopan dalam komunikasi, jujur. Nilai-nilai

Komitmen mutu yang terdapat dalam kegiatan aktualisasi diantaranya teliti,

ramah, kreatif, efektif dan efisien. Dan nilai-nilai Anti korupsi diantaranya jujur,

mandiri, disiplin, tanggung jawab. Dalam melaksanakan aktualisasi peserta

mampu memberikan pelayanan prima dengan tugas dan peran sebagai ASN.

Aktualisasi dalam pelaksaksanaan dengan memperhatikan peran dan

kedudukan ASN dalam Manajemen ASN, Pelayanan publik, Whole of

Government (WoG). Dengan pelayanan yang prima, professional dan berkualitas

diharapkan mutu kinerja pelayanan puskesmas dapat menjadi lebih baik lagi.

B. SARAN

Adapun harapan yang ingin dicapai peserta selaku petugas medis di

Puskesmas Batu Aji yang merupakan organisasi dibidang kesehatan dengan

fungsi menyediakan pelayanan prima bagi seluruh lapisan masyarakat dalam

melaksanakan kegiatan aktualisasi ini, yaitu:

22
1. Sebagai seorang ASN yang bekerja dalan lingkup pelayanan publik

dibidang kesehatan diharapkan peserta menjadi seorang pelaksana kebijakan

publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa dan mampu

menambah kedisiplinan dalam bekerja dan meningkatkan tanggung jawab

dalam melakukan pelayanan kesehatan yang prima.

2. Petugas kesehatan lainnya dapat melaksanakan kegiatan ini dan dapat

terimplementasi secara terus menerus sebagai suatu habituasi sehingga

kinerja seluruh petugas menjadi lebih baik dan dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang prima kepada masyarakat.

3. Menjadikan Puskesmas Batu Aji sebagai unit pelayanan terpadu khususnya

dibidang kesehatan yang professional, bermutu, cepat dan tepat dalam

melayani masyarakat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Modul :

1. Fatimah, Elly, dkk. 2017. Manajemen ASN, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
2. Kumorotomo,Wahyudi, dkk. 2017. Etika Publik, Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
3. Kusumasari, Bevaola,dkk. 2017. Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
4. Latief, Yudi, dkk. 2017. Nasionalisme,Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
5. Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2017. Pelayanan Publik, Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
6. Suwarno, Yogi, dkk. 2017. Whole Of Governtment, Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
7. Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2017. Anti Korupsi, Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
8. Yuniarsih,Tjutju, dkk. 2017. Komitmen Mutu,Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Peraturan Perundangan-undangan

1. Republik Indonesia. 2014. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara.
2. Republik Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen ASN.
3. Republik Indonesia. 2017. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
5. Undang-Undang Nomor 36Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

24
7. Permenkes RI Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan

25
Lampiran I

RESUME AGENDA II :

 AKUNTABILITAS
 NASIONALISME
 ETIKA PUBLIK
 KOMITMEN MUTU
 ANTIKORUPSI

RESUME AGENDA III :

 PELAYANAN PUBLIK
 MANAJEMEN ASN
 WHOLE OF GOVERNMENT

26
Lampiran II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut World Health Organisation rumah sakit merupakan suatu organisasi


sosial dan kesehatan yang mempunyai fungsi sebagai pelayanan, meliputi
pelayanan paripurna (komperhensif) penyembuhan penyakit (kuratif) dan juga
sebagai pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Sebagai bentuk
peningkatan kualitas pelayanan perawatan di Inggris dilakukan evaluasi dengan
pendekatan sistem dan prinsip pelayanan pasien. Hal itu bertujuan supaya pasien
mendapatkan perawatan dengan kualitas yang tinggi dan tepat waktu (Leading
Practices in Emergency Departement , 2010). Instalasi Gawat Darurat merupakan
salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama
dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat.
Keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih
lanjut (DepKes RI, 2009) Ketepatan waktu dalam pelayanan kegawatdaruratan
menjadi perhatian penting di negara - negara seluruh dunia. Hasil studi dari
National Health Service di Inggris, Australia, Amerika dan Kanada bahwa
pelayanan perawatan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien (LeadingPractices in
2 Emergency Departement , 2010). Data kunjungan masuk pasien ke IGD di
Indonesia sebanyak 4.402.205 pasien (Keputusan Menteri Kesehatan, 2009).
Pelayanan gawat darurat di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan pada
tahun 2011 - 2012 dari 98,80% menjadi 100% dengan berbagai banyak keluhan
pasien yang beranekaragam (Profil kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun, 2013).
Keanekaragaman pasien di IGD yang datang dari berbagai latar belakang dari sisi
sosial ekonomi, kultur, pendidikan dan pengalaman membuat persepsi pasien atau
masyarakat berbeda-beda. Pasien merasa puas dengan pelayanan perawat di IGD
apabila harapan pasien terpenuhi, seperti pelayanan yang cepat, tanggap, sopan,
ramah, pelayanan yang optimal dan interaksi yang baik. Namun pasien atau
masyarakat sering menilai kinerja perawat kurang mandiri dan kurang cepat
dalam penanganan pasien di IGD. Penilaian itu karena beberapa hal, salah satunya
diantaranya adalah ketidaktahuan pasien dan keluarga tentang prosedur

27
penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD (Igede, 2012). Ketidaktahuan
tentang penatalaksanaan pasien oleh perawat di ruang IGD berpengaruh terhadap
kepuasan dan kecemasan pasien (Qureshi, 2008). Kecemasan menurut Dongoes
(2006) merupakan keadaan individu atau kelompok mengalami kegelisahan dan
meningkatnya aktifitas syaraf otonom ketika mengalami ancaman yang tidak
jelas. Kecemasan dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik dan mental pasien.
Respon kecemasan umumnya di tandai dengan gejala nafas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat, muka 3 berkerut, terlihat tidak tenang dan juga sukar
tidur (Hawari, 2013). Kondisi lingkungan IGD yang overcrowded menambah
ketidaknyamanan dan menambah tingkat kecemasan pasien. Stuart & laraia
(2005) mengatakan bahwa perubahan status kesehatan individu mengakibatkan
terjadinya kecemasan. Banyaknya pasien yang datang di IGD membuat perawat
harus memilah pasien dengan cepat dan tepat sesuai prioritas bukan berdasarkan
nomor antrian. Tindakan perawat dalam melakukan perawatan pasien harus
bertindak cepat dan memilah pasien sesusai prioritas, sehingga mengutamakan
pasien yang lebih diprioritaskan dan memberikan waktu tunggu untuk pasien
dengan kebutuhan perawatan yang kurang mendesak (Igede ,2012). Triase adalah
pengelompokan pasien berdasarkan berat cideranya yang harus di prioritaskan ada
tidaknya gangguan airway, breathing, dan circulation sesuai dengan sarana,
sumberdaya manusia dan apa yang terjadi pada pasien (Siswo, 2015). Sistem
triase yang sering di gunakan dan mudah dalam mengaplikasikanya adalah
mengunakan START (Simple triage and rapid treatment) yang pemilahanya
menggunakan warna . Warna merah menunjukan prioritas tertinggi yaitu korban
yang terancam jiwa jika tidak segera mendapatkan pertolongan pertama. Warna
kuning menunjukan prioritas tinggi yaitu koban moderete dan emergent. Warna
hijau yaitu korban gawat tetapi tidak darurat meskipun kondisi dalam keaadaan
gawat ia tidak memerlukan tindakan segera. Terakhir adalah warna hitam adalah
korban ada tanda-tanda meninggal (Ramsi, IF. dkk ,2014) 4 Label kuning
merupakan salah satu indikator warna yang digunakan ketika mengidentifikasi,
memilah dan menempatkan pasien pada kategori prioritas untuk mendapatkan
perawatan sesuai dengan tingkat keparahan dalam sistem triase. Pada label
kuning, perawatan pasien dapat ditunda dalam waktu kurang dari 30 menit. Warna

28
kuning termasuk prioritas tinggi yaitu korban gawat dan darurat yang tidak dapat
dimasukan prioritas tertinggi (label merah) maupun prioritas sedang (label hijau)
(Ramsi ,2014). Pasien dengan kriteria respirasi 10-30 x/menit , nadi teraba,
capillary revilltime lebih dari 2 detik dan niali GCS kurang dari 13 merupakan
kriteria pasien label kuning (Kilner T, 2002).

29
Lampiran III

PROFIL PUSKESMAS

1. Profil Organisasi
UPT.Puskesmas Batu Aji Batam dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Batam Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pemekaran, Perubahan dan
Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan Dalam Daerah Kota Batam.
Puskesmas Batu Aji beroperasi sejak bulan Maret tahun 2009.UPT.Puskesmas
Batu Aji terletak di Kelurahan Buliang, berjarak + 200 M dari jalan Raya
RKT - Aviari.
Gambar 1 Gedung UPT. Puskesmas Batu Aji Batam

Wilayah Kecamatan Batu Aji terletak pada posisi sebelah Barat dari
Wilayah Pulau Batam.Dan bersebelahan dengan wilayah Kecamatan hasil
Pemekaran Kecamatan Sagulung atau berada pada posisi 60o02 Lintang Utara
dan 10o30 Bujur Timur. Di sebelah Utara kecamatan Batu Aji berbatasan
dengan Kecamatan Sekupang, di sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Sagulung, Kecamatan Bulan, disebelah Barat berbatasan dengan

30
Kecamatan Belakang Padang dan di Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Sei Beduk.

UPT. Puskesmas Batu Aji terdiri atas 3 Kelurahan, yaitu


KelurahanBukit Tempayan dengan luas wilayah 1,73 Km2, Kelurahan
Buliang dengan luas wilayah 2,78 Km2, Kelurahan Kibing dengan luas
wilayah 14,53 Km2(Profil UPT. Puskesmas Bati Aji Batam Tahun 2016).

Pada tahun 2018, UPT. Puskesmas Batu Aji telah memenuhi standar
akreditasi Puskesmas dan dinyatakan lulus tingkat utama. Pelayanan di UPT.
Puskesmas Batu Aji Batam terdiri dari pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan pemantauan tumbuh
kembang balita, Pelayanan Kesehatan Peduli Kesehatan (PKPR) pelayanan
gizi, pelayanan gigi dan mulut, farmasi, pelayanan infomasi serta pelayanan
rujukan

2. Visi, Misi, Nilai dan Motto Organisasi

VISI
Visi Puskesmas Batu Aji Kecamatan Batu Aji adalah : ”Menjadikan
Masyarakat Kecamatan Batu Aji yang mandiri ber-Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat”.

MISI
Dalam rangka mewujudkan visi Puskesmas Batu Aji sebagai penggerak
pembangunan kesehatan “MenjadiMasyarakat Kecamatan Batu Aji yang
mandiri ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat” maka penjabarannya
melalui beberapa misi sebagai berikut :

1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan


lingkungannya.

2. Menggerakkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan.

3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan serta lingkungan yang sehat.

4. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima, adil, merata dan


terjangkau.

31
5. Mewujudkan manajemen kesehatan yang bermutu.

MOTTO

‘BERSAMA KITA BISA’

TATA NILAI

“CERDAS”
 C : Cekatan dalam memberi pelayanan yang prima
 E : Empati
 R : Ramah dan santun dalam memberikan layanan
 D : Disiplin terhadap tugas dan peraturan yang ada
 A : Amanah
 S : Senyum dalam memberikan pelayanan

3. Struktur Organisasi

Gambar 2 struktur organisasi UPT Puskesmas Batu Aji


KEPALA PUSKESMAS
BATU AJI

FITRIATI, SKM
KEPALA SUB. BAGIAN
TATA USAHA

HASAN, SKM
BENDAHARA BAG. BAGIAN
PENERIMAAN INVENTARIS PENGELOLA DATA

BENDAHARA
ELVINARENOSA, YETTI VINOLA, BAGIAN RUMAH
HARDIANSYAH, S.Si
KAPITASI
SKM A.Md. TKF TANGGA

ERNALIS ,AMK YUNELI, AMK

PENANGGUNG PENANGGUNG PENANGGUNG


JAWAB UKM JAWAB UKP JAWAB JARINGAN
DAN JEJARING
HILDAYANTI, A.Md. drg. FITRI
Keb RIMA DEWI,
KOORDINATOR KOORDINATOR A.Md.Keb.
PELAKSANAAN UMUM PUSTU
UKM

HILDAYANTI, A.Md. Dr. FITRI YUNITA


Keb
PROMKES ANGGOTA PPI ANGGOTA K3
(KESEHATAN,
PROGRAM PPI
KESELAMATAN KERJA)

PROGRAM KESJAOR 32
Keterangan: : Posisi Penulis dalam Struktur Organisasi UPT. Puskesmas
Batu Aji Batam

33
LAMPIRAN IV

DATA DIRI, MENTOR DAN COACH

Peserta merupakan CPNS Kota Batam Golongan III Angkatan VI


yang mengikuti program Pelatihan Dasar yang dilaksanakan di Balai
Pelatihan Kesehatan Batam. Peserta berdinas di Puskermas Batu Aji Batam
sebagai Dokter Ahli Pertama TMT bekerja mulai 01 Maret 2019.

Berikut data diri peserta :

Nama : dr. Arys Trys Nani

NIP : 19880110 201903 2 001

Tempat / tanggal lahir : Lampung Timur/10 Januari 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : S1 Profesi Dokter Umum

Golongan ruang : III / b

Email : arystrysnani@gmail.com

Data Mentor

Nama : Fitriati, SKM

NIP : 19620317 198403 2 001

Pendidikan : S1 Kesehatan Masyarakat

Jabatan : Kepala Puskesmas Batu Aji Batam

34
Data Coach

Nama : Lidia S.kep, Ners,MARS

NIP : 196601171986022001

Pendidikan : S2 Manejemen Rumah Sakit

Email : lidia.alwi@gmail.com

35
36

Anda mungkin juga menyukai