Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara teoritis terdapat hubungan timbal balik antara tujuan pembelajaran, proses
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Jika tujuan pembelajaran yang anda rumuskan
sudah tepat dan proses pembelajaran yang anda laksanakan sudah maksimal maka salah satu
hal yang perlu Anda cermati adalah alat penilaian hasil belajar. Apakah alat ukur yang Anda
gunakan (dalam hal ini tes yang Anda susun) mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tujuan pembelajaran yang telah anda tetapkan.
Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, pada modul ini Anda akan diajak untuk
mempelajari tentang pengembangan alat penilaian asesmen alternatif. Dalam modul ini, akan
dibahas mengenai Pengembangan Alat Penilaian Asesmen Alternatif disajikan dalam 4
kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 akan membahas konsep dasar alternatifr, sedangkan
kegiatan belajar 2 akan membahas tentang bentuk asesmen kinerja, kegiatan belajar 3 akan
membahas tentang asesmen portofolio, dan kegiatan belajar 4 membahas tentang penilaian
ranah afektif.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai bekikut :

1. Bagaimana konsep dasar asesmen alternatif?


2. Bagaimana bentuk asesmen kinerja?
3. Bagaimman asesmen portofolio?
4. Bagaiamana penilaian ranah afektif?

3. Tujuan
Adapun tujuan masalah dalam pembahasan makalah ini :

1. Memahami konsep dasar asesmen alternatif.


2. Memahami bentuk asesmen kinerja.
3. Memahami asesmen portofolio.
4. Memahami penilaian ranah afektif.

1
BAB II
ISI

RANGKUMAN MODUL 3
*KEGIATAN BELAJAR 1 : KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

A. KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF


Dalam Pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti
asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupkan kegiatan
untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan
penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan asesmen,yaitu tradisional
assessmen,performance assesment,authentic assesmen,portofolio assesmen, achievement
assesment, dan alternative assesment.
1. Tradisional assesment
Tradisional asesmen mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assesment
hanya mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes
tertulis.padahal kita ketahui bersama tes tertulis mempunyai kelemahan diantaranya hanya
mampu mengukur aspek kognitif dan ketrampilan sederhana, sebagian kecil dari hasil belajar
siswa, dan tes sering kali menimbulkan kecemasan.
2. Performance assessment ( asesmen kinerja)
Asesmen kinerja merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk kinerja
nyata yang ditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau
memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses
belajarnya.
3. Authentic assessment.
Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah. Tujuan
dan otentik assessment adalah untuk mengumpulkan bukti-bukti apakah siswa sudah dapat
menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya secara efektif dalam kehidupan nyata dan
dapat memberikan kritik terhadap upaya yang telah ia lakukan. Dari Pengertian tersebut
tampak bahwa authentic assessment didasarkan performance assessment yang menuntut

2
siswa mampu unjuk kerja. Contoh : disekolah siswa diajari konsep penjumlahan 2 + 3 = 5.
Konsep tersebut abstrak.Konsep tersebut tidak ditemukan dalam kehidupan nyata anak, yang
ada adalah 2 bola + 3 bola = 5 bola. Untuk itu dalam mengajarkan konsep penjumlahan
ajarlah siswa dengan menggunakan contoh-contoh yang ada dalam kehidupan nyata. Untuk
mengetahui bagaiman anak harus bersikap sopan kepada orang tua pada situasi yang
sebenarnya.Amatilah bagaimana sikap siswa saat berinterkasi dengan orang tua yang ada
disekitar sekolah. Misalnya kepada pesuruh sekolah, penjual kue dan minuman disekitar
sekolah dan sebagainya.
4. Portofolio assessment (assessment portofolio)
Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara
sistematis yang menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa
dari waktu ke waktu. Mungkin banyak definisi portofolio yang telah anda kenal dan agak
berbeda dengan pengertian diatas tetapi pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil
karya siswa yang menunjukan pencapaian dan perkembangan hasil hasil belajar siswa.
5. Achievement assessment
Achivement assessment merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk
mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan dengan
tes tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasil
dan kemajuan belajar siswa.
6. Alternative assessment
Alternative assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes
tertulis. Pada dasarnya asasemen alternative merupakan alternative dari asasemen tradisional
(paper and pencil test). Jadi performance assesmen,portofolio assessment,authentic
assessment, dan achievement assessment merupakan kelompok asesmen alternative.

B. LANDASAN PSIKOLOGIS
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member informasi
secara lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak hanya menilai produk
belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan kemampuan produk
tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan bersdasarkan teori belajar khususnya dari aliran
psikologi kognitif. Beberapa teori belajar yang digunakan sebagai landasan dalam
pelaksanakan asesmen alternative adalah:

3
1. Teori fleksibilitas kognitif dan R.spiro (1990)
2. Teori belajar Bruner (1966)
3. Generative learning model dari Osborne dan wittrock (1983)
4. Experiential learning theory dari c rogers (1969)
5. Multiple intelligent theory dari Howard gardner (1983)

C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ASESMEN ALTERNATIF


Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance
asesmen,authentic assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan dan
kelemahan.
1. Keunggulan asesmen alternative antara lain:
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang tidak dapat
dinilai dengan asesmen tradisional.
Contohnya : jika anda ingin menguku rkinerja kerja siswa dalam membuat karangan maka
banyak aspek yang dapat diukur dari tugas dari tugas karangan tersebut. Misalnya
kemampuan dalam siswa dalam membuat paragraph yang baik, pemilihan kosa kata yang
tepat, kemampuan siswa dalam menuangkan ide dalam bentuk tulisan, kemampuan
merangkai kata dan kalimat,dan kemampuan berimajinasi.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan
asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap, tidak hanya hasil
belajar dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan
kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui
siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

2. Kelemahan Asesmen alternative:


a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
c. Ketetapan penskoran rendah
d. Tidak tepat untuk kelas besar.

4
*KEGIATAN BELAJAR 2 : BENTUK ASESMEN KINERJA

BENTUK ASESMEN KINERJA


Asesmen kinerja terdiri dari dua komponen :
1. Tugas ( Task )
2. Kriteria penskoran ( Rubric )

A. Tugas ( Task )
1. Computer adaptive testing
2. Tes pilihan ganda yang diperluas
3. Tes uraian terbuka ( open ended question )
4. Tugas individu
5. Tugas kelompok
6. Proyek
7. Inteview
8. Pengamatan

Langkah – langkah menyusun tugas :


1. Pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan
tugas . Ada lima pertanyaan pokok yang membantu dalam merumuskan tugas yaitu :
a. Keterampilan atau atribut kognitif apa yang harus dikuasai siswa ?
b. Keterampilan atau atribut afektif apa yang harus dikuasai siswa ?
c. Keterampilan meta kognitif apa yang harus dikembangkan siswa ?
d. Tipe masalah yang seperti apa yang harus dipecahkan oleh siswa ?
e. Konsep atau prinsip apa yang dapat diterapkan oleh siswa ?
2. Merancang tugas yang yangmemungkinkan siswa dapat menunjukan kemampuannya
dalam berfikir dan keterampilan.
3. Menetapkan criteria keberhasilan

Beberapa catatan penting yang harus diperhatikan pada saat merancang tugas dalam
asesmen kinerja :
1. Tugas – tugas yang disusun hendaknya merupakan bagian dari proses pembelajaran.
2. Tugas yang baik dalah tugas yang berhubungan dengan kehidupan nyata.

5
3. Tugas yang diberikan terhadap siswa harus adail. Dalam hal ini bukan berarti tugas yang
diberikan harus sama. Harus dijaga jangan samapai ada unsur subjektifitas dalam
memberikan tugas.
4. Jangan memeberikan tugas terlalu mudah karena hal ini tidak akan memebrikan motivasi
siswa dan tidak memberikan tantangan kepda siswauntuk melakukannya.

B. KRITERIA PENILAIAN ( RUBRIC )


Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menembangkan rubric :
1. Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai.
2. Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau
keterampilan yang akan dinilai kedalam rumusan yang akan menggambarkan kinerja
siswa.
3. Menetukan tugas yang akan dinilai .
4. Menetukan skala yang akan digunakan.
5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak
diharapkan.
6. Melakukan uji coba.
7. Melakukan revisi hasil uji coba.

Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic dan rubric
analytic .
a. Holistic Rubric
Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi
kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric digunakan untuk menilai
berbagai macam kinerja.

Aspek – aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain :
 Kwalitas pengerjaan tugas.
 Kretifitas dalam pengerjaan tugas.
 Produk tugas.

Setiap aspek yang akan dilihat kinerjanya kemudian ditentukan gradasi mutunya mulai dari
yang paling sempurna sampai yang paling jelek.

6
Dimensi kinerja Skor Deskripsi
1. Kualitas pengerjaan tugas 4 Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat.
3 Tugas dikerjakan dengan baik tetapi tidak akurat
2 Pengerjaan tugas yang kurang baik dan kurang
1 akurat
Pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat.
2. Kualitas dalam pengerjaan 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam kondisi yang
tugas menantang.
3 Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan
instruktur
2 Mampu memodifikasi prosedur tapi setelah diberi
1 contoh.
Tugas dikerjakan dengan prosedur baku.
3. Produk tugas 4 Secara keseluruhan produk tugas sangat bagus .
3 Secara keseluruhan produk tugas bagus .
2 Secara keseluruhan produk tugas sedang .
1 Secara keseluruhan produk tugas kurang bagus .

Holistik rubric yang khusus dibuat untuk menilai kinerja siswa yang berhubungan dengan
keterampilan mengerjakan sesuatu , Dimensi kerjanya yang harus diperhatikan antara lain :
Kemampuan menggunakan prosedur kerja.
Kemampuan menunjukan fungsi dari setiap langkah sesuai dengan prosedur, dan
Kemampuan memodifikasi prosedur yang ada tanpa menyalahi fungsi.

Dimensi kinerja Skor Deskripsi


1. Penggunaan prosedur 4 Prosedur digunakan secara cepat dan terampil.
3 Prosedur digunakan secara cepat tetapi kurang
2 terampil.
Ada kesalahan penggunaan prosedur,digunakan
1 lambat dan canggung.
Tidak menggunakan prosedur

7
2. Fungsi langkah dalam 4 Mampu menunjukan fungsi masing – masing
prosedur langkah dalam prosedur dengan baik.
3 Langkah – langkah dalam prosedur ditunjukan
secara umum.
2 Langkah – langkah dalam prosedur ditunjukan
secara terbatas
1 Langkah – langkah dalam prosedur ditunjukan
kurang bisa dipahami
3. kemampuan memodifikasi 4 Mampu memodifikasi prosedur dalam keadaan
prosedur menantang.
3 Mampu memodifikasi prosedur tapi dengan bantuan
instruktur.
2 Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi
contoh oleh instruktur
1 Tidak mampu memodifikasi prosedur..

b. Analitic Rubric
Analitic rubric adalah rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya dibuat lebih
rincidemikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya.
Contoh rubric tugas karangan dengan topic pengalaman saat liburan semester, panjang
karangan dan komponen – komponen serta tanggal pengumpulan tugas sudah di tentukan :

Aspek kinerja Indikator skor Deskripsi

1.Struktur a. Judul
karangan 4 Judul berupa frase, penulisannya tepat, judul
sesuai isi karangan.
3 Judul bukan frase, penulisannya tepat,judul sesuai
dengan karangan.
2 Judul bukan frase, penulisannya kurang tepat,
judul sesuai dengan isi karangan.
1 Judul bukan frase penulisannya tidak tepat, judul
tidak sesuai dengan isi karangan.

8
b. Pembukaan 4 Ada dan mengarah ke isi karangan
3 Ada dan kurang mengarah ke isi karangan
2 Ada tetapi tidak mengarah ke isi karangan
1 Tidak ada pembukaan

c. Isi 4 Isi lengkap dan jelas


3 Isi lengkap tetapi kurang jelas
2 Isi kurang lengkap tetapi jelas
1 Isi tidak langkap dan tidak jelas

d. Penutup 4 Ada dan merupakan kesimpulan isi karangan


3 Ada tapi kurang sesuai dengan isi karangan
2 Ada tepai tidak sesuai dengan isi karangan
1 Tidak ada penutup
2. Penggunaan a. kosa kata
bahasa 4 Makna dan bentuk tepat
3 Makna tepat,bentuk kurang tepat
2 Makna kuarang tepat, bentuk tepat
1 Makna dan bentuk tidak tepat

b.Struktur 4 90% - 100% Struktur kalimat benar


kalimat 3 80% - 89% Struktur kalimat benar
2 60% - 79 % Struktur kalimat benar
1 Kurang dari 60% Struktur kalimat benar

C. Alinea 4 Ada satu pokok pikiran dan dikembangkan dengan


jelas
3 Ada satu pokok pikiran dan pengembangannya
kurang jelas
2 Ada lebih dari satu pokok pikiran dan
dikembangkan dengan jelas
1 Ada lebih dari satu pokok pikiran dan

9
d. Ejaan pengembangannya tidak jelas

4 90% - 100% benar


3 80% - 89% benar
2 70% - 79 % benar
1 Paling banyak69% benar

*KEGIATAN BELAJAR 3: ASESMEN PORTOFOLIO


A. Pengertian dan Tujuan Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke
waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat
menunjukkan pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa. Portfolios is a purposeful
collection of student work that tells the story of student achievement or growth. Portfolios are
not folders of all work a student does.
Kumpulan hasil karya siswa dalam folder dapat dikatakan sebagai portofolio jika
kumpulan hasil hasil karya tersebut dapat menggambarkan perkembangan hasil belajar siswa
dari waktu ke waktu.
Definisi portofolio menuerut Paulson “a purposeful collection of student work that
exhibits the student’s efforts, progress and achievements in one or more areas. The collection
must include student participation in selecting contents, the criteria for selection, the criteria
for judging merit and evidence of student self-reflection”.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect, sedangkan lebih
rinci karakteristik portofolio :
1. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid
dengan guru
2. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama adanya
proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan ke dalam karya
siswa

10
3. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan dan
kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya
4. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan
diterapkan secara konsisten.

Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga tujuan:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa

Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk
standardized test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri dan
merupakan cara terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada
orangtua siswa.
Untuk membedakan portofolio sebagai asesmen dan portofolio sebagai hasil karya,
Shakelee et.al (1997) mengemukakan sebagai berikut:

Portofolio Sebagai Asesmen Portofolio Sebagai Hasil Karya


(bagaimana saya menggunakan bukti?) (mengapa saya mengumpulkan bukti?)
1. Sebagai landasan pengembangan level1. Sebagai representasi keterampilan yang
berikutnya telah dimiliki
2. Untuk mempromosikan pengembangan2. Sebagai bukti pengembangan suatu ranah
berikutnya
3. Sebagai bukti kemampuan yang telah3. Untuk menunjukan kemampuan yang
dicapai dimiliki
4. Untuk memodifikasi pengajaran yang4. Sebagai bahan yang akan di bahas dalam
akan dilakukan suatu pertemuan
5. Untuk menyesuaikan kurikulum 5. Sebagai bahan pelaporan

Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan


portofolio sebagai asesmen:

11
1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi
pada research based criteria
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan
keterampilan siswa
3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi
terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti non-
printed (non-printed materials)
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan,
skor tes, foto dan sebagainya
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari yang lain
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan
terhadap portofolio tersebut.

B. Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio
Shaklee et.al (1977):
1. Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio
2. Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar
yang dapat diamati
3. Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti yang
diperlukan
4. Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa
5. Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6. Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang
dikumpulkan
7. Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan keputusan asesmen portofolio
8. Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan

12
C. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
 Mendorong dan memotivasi siswa
 Memonitor pelaksanaan tugas
 Memberikan umpan balik
 Memamerkan hasil portofolio siswa

D. Pengumpulan Bukti Portofolio


Kumpulan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika kumpulan karya tersebut
merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukkan pencapaian dan
perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Setiap bagian
atau pemenggalan dari karya dalam portofolio dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang khusus. Karya siswa harus dapat menunjukkan perkembangan atau bukti
bahwa siswa telah mencapai tujuan tertentu.

E. Tahap Penilaian
1. Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama
antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2. Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3. Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran
berikutnya
4. Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan.

*KEGIATAN BELAJAR 4 :PENILAIAN RANAH AFEKTIF


A. Konsep dasar
 Menurut Krathwohl ranah afektif terdiri atas 5 level : receiving, responding, valuing,
organization, characterization
 Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri dan
nilai

13
B. Beberapa cara penilaian ranah afektif
 Menurut ericson penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara : pengamatan
langsung, wawancara, angket atau kuesioner, teknik proyektil, pengukuran
terselubung

C. Langkah-langkah pengembangan instrumen afektif


Pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan :
1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
 Tujuan : alat ukur minat, pengembangan alat ukur konsep diri, pengembangan alat
ukur nilai
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam
instrumen
 Edward dikutip oleh nasoetion dan suryanto memberikan kaidah-kaidah dalam
merumuskan pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen afektif
 Contoh pengukuran sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika (3.50)
 Contoh alat ukur untuk menilai sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika
(3.51)
 Contoh pengukuran minat siswa terhadap mata pelajaran IPA (3.51)
 Contoh alat ukur untuk menilai minat siswa terhadap mata pelajaran IPA (3.51)
 Contoh pengukuran konsep diri siswa yang berhubungan dengan mata pelajaran
(3.52)
 Contoh alat ukur untuk menilai konsep diri siswa yang berhubungan dengan mata
pelajaran (3.52)
6. Meneliti kembali setiap butir pertanyaan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempunakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrument. Untuk mengadministrasikan instrumen dilapangan
perlu diperhatikan beberapa hal yaitu: a. Kesiapan perangkat instrument, b. Tenaga
lapangan, dan c. Kesiapan responden.

14

Anda mungkin juga menyukai