Geriatric
Geriatric
TAHUN 2019
I. Pendahuluan
Sejalan dengan kemajuan pelayanan kesehatan, usia harapan hidup semakin
bertambah. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, usia harapan hidup
populasi pria Indonesia adalah 69 tahun dan wanita 73 tahun. Diperkirakan usia harapan
hidup penduduk Indonesia tahun 2025 mencapai 73,6 tahun.
Peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan terjadinya peningkatan populasi
usia lanjut dengan berbagai konsekuensinya Proses menua akan menyebabkan berbagai
penurunan fungsi organ sehingga akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) RI No. 79 tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit, yang dimaksud dengan
pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan
akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan multidisiplin
yang bekerja secara interdisiplin. Sedangkan lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun keatas.
Pasien geriatri memiliki karakteristik khusus yaitu multipatologi (pada satu pasien
terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya bersifat kronik degeneratif),
menurunnya daya candang faali, berubahnya gejala dan tanda penyakit dari yang klasik,
terganggunya status fungsional (kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari), sering terdapat gangguan nutrisi, berupa gizi kurang atau gizi buruk.
II.Latar Belakang
Penyakit dan status kesehatan pada pasien geriatri tidak sama dengan penyakit
dan kesehatan pada populasi golongan usia lainnya. Penyakit pada pasien geriatri
cenderung bersifat multipel berupa gabungan antara penurunan fungsi fisiologik dan
berbagai proses patologik. Penyakit biasanya bersifat kronis, menimbulkan kecacatan
dan secara lambat laun menyebabkan kematian.
Tampilan klinis yang menyimpang menyebabkan sulit untuk menegakkan
diagnosis pasien geriatri, sehingga diperlukan pendekatan khusus dengan menggunakan
pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G). Pasien geriatri umumnya tidak mandiri dan
1
lebih rentan terhadap pelayanan yang kurang baik. Kondisi ini tentunya membutuhkan
pelayanan khusus yang sangat berbeda dengan pasien dewasa muda.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit serta
kebutuhan akreditasi rumah sakit, perlu dibuat perencanaan pelayanan geriatri di rumah
sakit. Perencanaan pelayanan untuk pasien geriatri ini dibuat dengan berpedoman pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit.
RSU YK MADIRA Palembang sebagai rumah sakit tipe C minimal mempunyai
pelayanan geriatri tingkat dasar, yang paling sedikit terdiri atas pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat inap.
Demi mewujudkan pelayanan geriatri tingkat dasar tersebut, maka dibutuhkan
sarana dan prasarana serta pemenuhan dan peningkatan sumber daya manusia baik
dokter, paramedis, fisioterapis, psikolog, tenaga gizi dan pekerja sosial, serta pelayanan
farmasi yang sesuai sebagaimana diatur dalam PERMENKES RI No. 79 tahun 2014 pasal
23, bahwa ruang lingkup pengembangan pelayanan geriatri dilaksanakan secara
berkesinambungan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang geriatri. Ruang lingkup pengembangan pelayanan geriatri tersebut meliputi
pengembangan sumber daya manusia, pengembangan jenis pelayanan, dan
pengembangan sarana, prasarana, dan peralatan.
III. Tujuan
1. Meningkatkan pelayanan geriatri di poli dan rawat inap geriatri secara terpadu dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin.
Pelayanan berupa promotif, kuratif, preventif, dan rehabilitatif yang dijalankan secara
holistik dan melibatkan seluruh bidang kedokteran terkait. Untuk itu diperlukan :
a. Penambahan tenaga SDM yang cukup baik dokter, paramedis, fisioterapis, analis
laboratorium dan lain-lain.
2
b. Peningkatan kompetensi dibidang pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan
mengirim dokter, paramedis, fisioterapis dan tenaga lainnya ikut serta pelatihan
yang berhubungan dengan pelayanan geriatri seperti pelatihan perawatan geriatri
dan lain-lain.
2. Meningkatkan dan melengkapi sarana dan prasarana di poli dan ruang perawatan
geriatri dengan melakukan pengajuan pemenuhan sarana dan prasarana yang kurang
atau belum tersedia demi peningkatan mutu pelayanan geriatri baik poli rawat jalan
maupun ruang rawat geriatri.
Pelayanan geriatri tingkat lengkap terdiri atas pelayanan rawat jalan, rawat inap
akut, dan kunjungan rumah (home care).
3
6. Ruang rapat kecil;
7. Gudang.
3. Home Care
Merupakan komponen perawatan kesehatan komprehensif kepada pasien geriatri
dan keluarganya di kediamannya dengan tujuan meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan, atau meminimalkan efek sakit dan keterbatasan. Pelayanan yang
diberikan harus direncanakan, dikoordinasikan, dan dilaksanakan oleh suatu agen atau
institusi dengan melibatkan komponen medis, dental, keperawatan, fisioterapi, terapi
okupasi, terapi wicara, pelayanan sosial, nutrisi, alat bantu kesehatan, laboratorium, dan
peralatan medis.
Pelayanan home care merupakan pelayanan rumah sakit di masyarakat yang
bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada pasien geriatri. Dengan
adanya home care diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pasien dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik selama
mungkin.
Tim Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang
merangkap sebagai anggota, dan anggota. Tim terpadu Geriatri dibentuk oleh
Kepala/Direktur Rumah Sakit dan disahkan dengan adanya surat keputusan direktur.
Ketua Tim Terpadu Geriatri adalah dokter spesialis penyakit dalam . Koordinator
pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan. Tim terpadu ini bekerja
dengan pendekatan interdisiplin.
VI. Sasaran
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 79 tahun 2014, yang termasuk pasien
geriatri adalah:
Pasien usia lanjut (60 tahun ke atas) dengan kriteria :
1. Memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
2. Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan.
Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit
fisik dan/atau psikis.
Bagi pasien dengan kriteria di atas dilakukan skrining untuk assessment untuk
tatalaksana lanjutan sesuai dengan temuan.
6
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna
mewujudkan keberhasilan program pelayanan kesehatan bagi pasien usia lanjut atau
pasien geriatri. Pemantauan dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk
menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan
penyelesaian yang efektif. Diperlukan sejumlah indikator untuk memantau pelaksanaan
program pelayanan kesehatan terhadap pasien geriatri. Indikator tersebut adalah :
1. Lama Rawat
Lama rawat pasien geriatri diruang rawat inap akut tergantung dari kemampuan tim
terpadu geriatri serta dukungan sarana dan prasarana. Makin terampil dan makin
lengkap tentu lama rawat akan semakin singkat. Rata-rata lama rawat pasien geriatri
yang masuk karena mengalami geriatric giants dan dirawat inap dengan menerapkan
pengkajian paripurna pasien geriatri adalah 12 hari.
2. Status Fungsional
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit sampai saat
pemulangan. Diukur rata- rata kenaikan skor status fungsional pasien geriatri dengan
karakteristik seperti di atas adalah 4/20 jika menggunakan instrumen ADL Barthel.
3. Kualitas Hidup
Penilaian kualitas hidup harus menggunakan istrumen yang mampu menilai kualitas
hidup terkait kesehatan (health related quality of life = HRQoL). Salah satu instrumen
yang sering digunakan adalah EQ5D (Euro-Quality of life five dimension). Yang
mengukur lima dimensi atau aspek yang mempengaruhi kesehatan. Standar nilai
EQ5D ≥ 0,71 dengan EQ5D-VAS minimal 79%.
4. Rehospitalisasi
Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang ke rumah dari rumah sakit.
Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama pascarawat menggambarkan
adanya permasalahan kesehatan yang sesungguhnya belum optimal ditatalaksana
dirumah sakit. Persentase maksimal rehospitalisasi pasien geriatri pascarawat inap
akut adalah 15%. Rehospitalisasi ini dapat dipengaruhi oleh kesiapan tim terpadu
geriatri serta dukungan yang ada di rumah sakit
7
5. Kepuasan pasien
Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang secara sahih
dapat mengukur kepuasan pasien.
Tim Terpadu Geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan
geriatri secara berkesinambungan untuk mewujudkan keberhasilan pelayanan geriatri
bagi pasien geriatri. Pemantauan dan evaluasi mutu dilakukan dalam bentuk kegiatan
pencatatan dan pelaporan dari indikator pemantauan dan eavaluasi.
Pencatatan ditandatangani oleh Ketua Tim Terpadu Geriatri dan dilaporkan secara
berkala paling lambat 1(satu) tahun sekali kepada Direktur Rumah Sakit.
8
PELAYANAN HOME CARE
9
10