Makalah Politik
Makalah Politik
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Politik Indonesia” sebagai
analisis untuk melihat bagaimana sistem politik di Indonesia.
Shalawat serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan menuju alam terang
benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta kasih terhadap sesama umat.
Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya. Selain itu, ucapan
terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita
semua. Amin Ya Rabbal Alamin .....
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................
B. Perumusan Masalah..................................................................
C. Tujuan.......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................
A. Sistem Politik............................................................................
1. Infrastruktur Politik..................................................................
2. Suprastruktur Politik.................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran – saran.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada sistem politik di Indonesia, peran masyarakat sangat penting dalam mengembangkan lembaga-
lembaga politik formal baik didaerah maupun di pusat. Pada hakikatnya sistem politik merupakan
seperangkat interaksi dan abstraksikan dari totalitas perilaku sosial melalui nilai-nilai di sebarkan untuk
masyarakat.
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2. Meningkatkan kemampuan siswa/I dalam mempuat paper/makalah ini dan begitu pula dimasa
yang akan datang bisa lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM POLITIK
Prof. Pamudji mengartikan “sistem” sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau
terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk atau
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.
1. Pengertian Sistem Politik
Sistem politik dapat diartikan sebagai seperangkat interaksi yang diabstrasikan dari totalitas perilaku
sosial melalui nilai-nilai yang disebarkan untuk masyarakat.
Suatu sistem politik terdiri dari interaksi peranan para warga negara. Berikut ini adalah batasan sistem
politik menurut para ahli politik.
a. Rusandi Simuntapura
Sistem politik ialah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungan
satu sama lain yang menunjukkan suatu proses yang langgeng.
b. David Easton
Sistem politik dapat diperkenalkan sebagai interaksi yang diabstrasikan dari seluruh tingkah laku sosial
sehingga nilai-nilai dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
c. Robert Dahl
Sistem politik merupakan pola yang tetap dari hubungan antara manusia serta melibatkan sesuatu yang
luas dan berarti tentang kekuasaan, aturan-aturan, dan kewenangan.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam sistem politik tercakup hal-hal
tersebut:
- Fungsi intergrasi dan adaptasi terhadap masyarakat, baik kedalam maupun keluar
Sistem politik baik modern maupun primitif memiliki ciri-ciri tertentu Almond dalam The Politics of
Developing Areas, mengatakan ada 4 (empat) ciri dalam sistem politik, yaitu:
a. Semua sistem politik temasuk yang paling sederhana mempunyai kebudayaan politik dalam
pengertian bahwa masyarakat yang paling sederhana pun mempunyai tipe struktur
b. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun tingkatnya berbeda-beda
yang ditimbulkan karena perbedaan struktur
c. Semua struktur politik walaupun dispesifikasikan dengan berbagai unsur baik itu pada masyarakat
primitif maupun pada masyarakat modern melaksanakan banyak fungsi.
- Sistem-sistem pimitif yang intermittent (bekerja dengan sebentar-sebentar istirahat). Sistem politik
ini sangat kecil kemungkinannya untuk merubah peranan menjadi terspesialisasi atau lebih otonom.
Sistem ini lebih mencerminkan suatu kebudayaan yang samar-samar dan bersifat keagamaan
(parachiale).
- Sistem-sistem
§ Sistem politik
Kata demokrasi dalam sistem politik memiliki makna umum, yaitu adanya perlindungan Hak Asasi
Manusia, menjunjung tinggi hukum, tunduk terhadap kemauan orang banyak, tanpa mengabaikan hak
golongan kecil agar tidak tumbuh diktator mayoritas. Sebuah sistem politik demokrasi akan bertahan
apabila sumber pada “kehendak rakyat” dan bertujuan untuk mencapai kebaikan atau kemaslahatan
bersama. Untuk itu, demokrasi selalu berkaitan dengan persoalan perwakilan kehendak rakyat.
Sistem politik demokrasi menurut Bingham Powel, Jr. ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah tersebut mewakili keinginan
rakyatnya, artinya klaim pemerintah untuk patuh pada aturan hukum didasarkan pada penekanan bahwa
apa yang dilakukan merupakan kehendak rakyat.
c. Sebagian besar orang dewasa dapat ikut serta dalam proses pemilihan baik sebagai pemilihan
maupun sebagai calon untuk menduduki jabatan penting
e. Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar, seperti kebebasan berbicara, berkumpul,
berorganisasi dan kebebasan pers. Baik partai politik yang lama maupun yang baru dapat berusaha
untuk memperoleh dukungan.
1. Infrastruktur politik
Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the social political sphere), akan selalu ada keterkaitan atau
keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain kedalam berbagai macam golongan yang biasanya
“kekuatan sosial politik masyarakat”. Kelompokm masyarakat tersebut yang merupakan kekuatan politik
riil di dalam masyarakat, disebut “infrastruktur politik” berdasarkan teori politik, infrastruktur politik
mencapai 5 unsur atau komponen sebagai berikut:
Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan dapat diidentifikasi ke dalam jenis-jenis kelompok
sebagai berikut:
§ Kelompok anomik
§ Kelompok non-asosiasional
§ Kelompok institusional
§ Kelompok asosiasional
Kelompok kepentingan pada negara totaliter (partai tunggal) pada umumnya dianut oleh negara komunis
(Rusia, RRC, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan lain-lain). David Lane, (seorang analis politik)
mengidentifikasikan 5 (lima) kategori kelompok kepentingan di Uni Soviet (Rusia), yaitu:
d. Pengelompokkan-pengelompokkan sosial yang tidak terorganisir dalam suatu kesatuan, yang bukan
merupakan bagian dari aparat Soviet (Rusia), atau yang mempunyai jarak dengan rezim penguasa,
seperti kelompok intelektual yang menentang rezim atau anggota sekte-sekte keagamaan tertentu.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yang mempunyai kepentingan sama,
antara lain:
c. Organisasi Kepemudaan,
Media komunikasi politik merupakan salah satu instrumen politik yang dapat berfungsi untuk
menyampaikan informasi dan persuasi mengenai politik baik dari pemerintah kepada masyarakat
maupun sebaliknya.
Menurut Laster G. Seligman, proses pengangkatan tokoh-tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa
aspek, yakni:
b. Masalah kekuasaan,
2. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik (elit pemerintah) merupakan mesin politik resmi di suatu negara sebagai penggerak
politik formal.
Dalam perkembangan ketatanegaraan modern, pada umumnya elit politik pemerintah dibagi dalam
kekuasaan eksekutif (pelaksana undang-undang), legislatif (pembuat undang-undang), dan yudikatif
(yang mengadili pelanggaran undang-undang) dengan sistem pembagian kekuasaan atau pemisahan
kekuasaan.
Untuk terciptanya dan mantapnya kondisi politik negara, suprastruktur politik harus memperoleh
dukungan dari infrastruktur politik yang mantap pula. Dengan demikian berarti bahwa sistem politik dan
juga mekanisme pemerintah (government mechanism). Dapat memenuhu fungsinya, manakala:
a. Sistem politik mampu mempertahankan pola, dalam arti dapat mempertahankan tata cara,
kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, dan prosedur-prosedur yang berlaku.
b. Sistem politik mampu menyelesaikan ketegangan, dalam arti dapat mendamaikan perselisihan,
konflik, dan perbedaan pendapat yang selalu timbul dalam masyarakat dengan cara dan produser yang
sedapat mungkin memuaskan semua pihak.
c. Perubahan-perubahan, dalam arti memiliki kemampuan adaptasi yang besar untuk menyesuaikan
diri dengan perkembangan-perkembangannya yang terjadi baik di dalam negeri maupun dalam rangka
hubungan internasional yang bersifat interdependesi dan interrelasi antarnegara.
d. Sistem politik harus mampu mewujudkan tujuan nasional, dalam arti kristalisasi keinginan anggota
masyarakat menjadi tekad yang harus dicapai dan menentukan cara untuk mencapai tujuan itu. Hal ini
bisa berupa Garis-garis Besar Haluan Negara dan peraturan perundang-undangan lainnya sebagai dasar
yuridis formal dalam upaya meraihnya.
e. Sistem politik harus mampu mengintegrasi dan menjamin keutuhan seluruh sistem sosial, karena
ancaman, hambatan terhadap sistem sosial yang berupa rasa ketidakpuasan, keresahan, ketegangan,
perpecahan/disintegrasi merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh sistem politik itu sendiri.
Suprastruktur politik di negara Indonesia sejak bergulirnya gerakan reformasi tahun 1998 sampai dengan
tahun 2006 telah membawa perubahan besar di dalam sistem politik dan ketatanegaraan Republik
Indonesia. Era reformasi disebut juga sebagai “Era Kebangkitan Demokrasi”
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sistem politik dapat diartikan sebagai seperangkat interaksi yang diabstraksikan dari totalitas
perilaku sosial melalui nila-nilai yang disebarkan untuk masyarakat.
2. Infrastruktur merupakan kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan politik riil didalam
masyarakat.
3. Menurut Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan dapat diidentifikasi ke dalam jenis-
jenis kelompok sebagai berikut:
· Kelompok anomik
· Kelompok non-asosiasional
· Kelompok institusional
· Kelompok asosiasional
4. Suprastruktur politik merupakan mesin politik resmi di suatu negara sebagai penggerak poltik
formal.
B. Saran-saran
Mungkin dari kesimpulan di atas dapat dipetik salah satu yang paling penting adalah perlunya manusia
Indonesia agar mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang tertentu seperti bidang
kewarganegaraan yang harus berfikir profesional. Karena dalam bidang inilah yang harus diperhatikan
lebih.
Untuk itu penulis mekalah ini jauh dari kesempurnaan dan demi kemajuan karya tulis ini saya mengharap
kritik dan saran. Apabila ada kesalahan dalam penulisan bahasa, penyusunan atau makalah ini saya
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata dari kami mengharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca pada umumnya. Amien