Anda di halaman 1dari 7

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DAN PENERAPANNYA UNTUK

DAERAH TERPENCIL

Solar Power Plant and the Application for Rural Area

Kholid Akhmad
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPP-Teknologi, Jakarta.
Dosen Luar Biasa pada Teknik Elektro, Fakultas Teknik UNSOED, Purwokerto

ABSTRACT
Solar cell is a device which is capable of converting directly the energy of light to electricity. This
device have been implemented in some rural areas of Indonesia as solar home systems of 50
Wp, and PV-diesel hybrid systems. While operation, the solar cell system didn t need fossil fuel,
no result pollution and noise to the environment, almost maintenance free, and very easy to
operate. The solar radiation is the renewable energy source of solar cell which is abundance
and unlimited. However, the solar cell is the promising one as a future energy technology of
Indonesia.
Keywords : solar sell, elektron, hole, solar home system, PV-diesel hybrid system.

dikembangkan di daerah terpencil yang


PENDAHULUAN mempunyai kemudahan akses dalam hal
suplai bahan bakar minyak, dengan syarat
Berdasarkan data dari Direktorat
harganya masih layak (ekonomis).
Jenderal Listrik, Pertambangan, dan Energi Sedangkan untuk daerah-daerah yang tidak
(DJLPE), menunjukkan rasio elektrifikasi di mempunyai sumber pembangkit listrik
Indonesia pada tahun 2003 baru mencapai
seperti tersebut di atas, maka dapat
52% (Bambang, 2004). Ini berarti masih ada
dimanfaatkan sumber pembangkit listrik dari
sekitar 18 juta kepala keluarga yang belum energi terbarukan, seperti sinar matahari
memperoleh listrik dari jaringan PLN. Selain (energi surya). Energi dari sinar matahari
permasalahan dana untuk memperluas
tersedia melimpah dan hampir merata di
pembangunan jaringan listrik, kondisi
seluruh wilayah Indonesia. Alat (divice)
geografis Indonesia yang kepulauan dan yang mampu merubah energi surya menjadi
bergunung-gunung serta pola pemukiman energi listrik secara langsung dikenal
penduduk yang menyebar, menimbulkan
dengan sel surya (solar cell). Sel surya
permasalahan tersendiri dalam
sering disebut pula sebagai PLTS
pendistribusian tenaga listrik. Oleh karena
(pembangkit listrik tenaga surya), sel
itu perlu dimanfaatkan sumber-sumber
fotovoltaik (photovoltaic) atau disingkat
pembangkit listrik lain yang tersedia di
dengan PV.
daerah setempat untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik bagi masyarakat di Penerapan PLTS sebagai sumber
daerah terpencil, baik yang berasal dari energi listrik alternatif di daerah terpencil
energi fossil maupun energi terbarukan sangatlah tepat mengingat potensi energi
(renewable energy). surya rata-rata di Indonesia cukup baik,
2
yakni sekitar 4,5 kWh/m /hari yang dapat
Di daerah yang mempunyai sumber dimanfaatkan secara cuma-cuma. Energi
air, dan pola pemukiman yang dekat surya sebesar 4,5 kWh/m2/ hari ini setara
dengan sumber pembangkit, dapat
dengan 675 Wh (watt-hour) per-hari yang
dikembangkan pembangkit listrik tenaga air
dihasilkan oleh modul sel surya kapasitas
pada skala kecil (microhydro). Namun
100 Wp (watt peak) dengan luas
demikian sumber air ini bersifat site spesific, 2
permukaan 1 m , dan konversi efisiensi sel
artinya hanya tersedia di daerah-daerah
15%. Sel surya sebagai penghasil energi
tertentu saja. Sumber pembangkit listrik listrik dc (direct curent) tidak hanya
yang lainnya, seperti diesel dapat dimanfaatkan untuk penerangan rumah saja
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Hlm : ISSN Purwokerto
Dinamika Rekayasa Vol. 1 No. 1
1 - 34 1858-3075 Agustus 2005
Kholid Akhmad.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
dan Penerapannya untuk Daerah Terpencil : 28 33

yang dikenal sebagai solar home systems penerapannya yang sangat khusus. Pada
(SHS), namun dapat pula digunakan awal perkembangannya sel ini dibuat untuk
sebagai catu daya listrik telepon satelit keperluan satelit ruang angkasa.
untuk daerah terpencil, catu daya pompa air Sedangkan sel surya jenis amorf yang
listrik dc, stasiun repeater TV/radio, catu terkenal dan tersedia di pasaran adalah
daya radio, tape recorder, dll. silikon amorf (a-Si). Sel ini berbentuk
lapisan tipis (thin film) sehingga mudah
Keuntungan yang diperoleh dari
dibuat dengan luas permukaan yang lebih
pemanfaatan sel surya diantaranya; sistem
lebar. Karena sifatnya sebagai lapisan tipis,
sel surya tidak membutuhkan bahan bakar,
maka sel inipun dapat “ditumbuhkan” pada
tidak menghasilkan polusi dan suara ke
substrat yang rigit ataupun lentur. Jenis sel
lingkungan pada saat menghasilkan energi
surya amorf yang lain adalah germanium
listrik, hampir bebas biaya perawatan, dan
amorf (a-Ge), Cadmium-Teleride (CdTe),
sangat mudah dalam pengoperasiannya.
paduan a-SiGe, a-SiC, dll.
Sedangkan kelemahannya, karena sesuai
dengan sifatnya, sel surya tidak dapat Bila ditinjau dari konversi efisiensi
menghasilkan listrik pada saat tidak ada energinya, maka sel surya jenis kristal lebih
sinar matahari. Oleh karena itu pada sistem unggul. Sebagai contoh efisiensi sel Si
sel surya biasanya dilengkapi pula dengan kristal tunggal berkisar antara 18% dan
sistem penyimpanan energi listrik 20%, Si kristal jamak antara 14%-16%.
menggunakan baterai basah (accu) jenis Sedangkan sel surya jenis Si amorf sekitar
asam timbal (lead acid) yang mudah 6% untuk tipe sambungan tunggal (single-
diperoleh di pasaran. Pada tulisan ini akan junction), dan sekitar 9%-11% untuk double
dijelaskan beberapa hal mengenai sel dan triple-junction. Dari segi harga, sel Si
surya, seperti; jenis-jenis sel surya, proses kristal jamak lebih murah dibandingkan sel
pembangkitan arus listrik di dalam sel Si kristal tunggal, sedangkan sel Si amorf
surya, karakteristik arus dan tegangan listrik relatif sama harganya dengan Si kristal
sel surya, serta penerapannya untuk daerah jamak. Saat ini masyarakat dunia pengguna
terpencil. sel surya lebih memilih sel Si kristal jamak,
karena selain faktor harga yang relatif
SEL SURYA murah, juga umur pakainya (life time) yang
telah teruji, yakni sekitar 20-25 tahun tanpa
Sel surya yang beredar di pasaran
mengalami laju degradasi efisiensi yang
sudah dikemas dalam bentuk modul. Oleh
signifikan.
karena itu sering disebut sebagai modul sel
surya. Modul ini tersusun dari beberapa sel 2. Pembangkitan Arus Listrik Sel Surya
surya yang masing-masing dihubungkan
secara seri untuk memperoleh tegangan
listrik nominal yang dibutuhkan. Untuk
modul surya kapasitas daya 50 Wp
tersusun dari 32 sel yang terhubung seri.
Masing-masing sel mempunyai daya 1,2 m

keluaran listrik sekitar 1,6 watt, dengan arus 500 m

dan tegangan nominal sekitar 3 ampere dan


0,53 volt. Oleh karena itu, modul sel surya Gambar 1. Diagram sel surya Si kristal (F.Lasnier and
50 Wp mempunyai keluaran arus nominal 3 T.G.Ang.,1990).
ampere, dan tegangan nominal 16,9 volt.
1. Jenis Sel Surya
Ada 2 jenis sel surya yang beredar di
pasaran saat ini, yaitu sel surya jenis kristal
dan non-kristal (amorf). Untuk sel surya
jenis kristal yang paling populer terbuat dari
bahan semikonduktor silikon (Si). Sel surya
Si kristal terdiri atas kristal tunggal (mono-
crystal), dan kristal jamak (poly-crystal). Sel Gambar 2. Pembangkitan arus listri (Hans S.
surya jenis kristal yang lainnya adalah Raushenbach, 1980).
Galium Arsenide (GaAs). Sel ini sangat Pada Gambar 1. ditunjukkan contoh
langka di pasaran dan tidak populer, karena diagram sel surya Si kristal. Pada
selain harganya yang mahal, juga permukaan sel terdapat garis-garis grid

30
Dinamika Rekayasa Vol.I No.1
Agustus 2005

(dari bahan aluminium) yang berfungsi melalui sel surya kontak-p (elektroda
untuk “menangkap” elektron yang dihasilkan positip), sehingga terjadi aliran arus listrik
oleh sel surya. Selanjutnya elektron- melalui rangkaian luar. Secara
elektron dialirkan ke kontak grid utama yang konvensional, arus listrik mengalir dengan
berfungsi pula sebagai kontak negatip sel. arah yang berlawanan dengan aliran
Di bagian bawah garis-garis grid terdapat elektron. Selanjutnya pada antar-muka
lapisan anti refleksi yang transparen dan (interface) antara kontak-p dan
konduktif, yang berfungsi untuk menahan semikonduktor tipe-p, elektron-elektron
sinar matahari yang jatuh pada permukaan bertemu (berekombinasi) dengan holes
sel agar tidak dipantulkan kembali oleh yang mengakibatkan elektron bersatu
permukaan sel. Lapisan berikutnya adalah kembali dengan hole. Proses tersebut
Si tipe-n, yang “ditumbuhkan” di atas Si menjadikannya muatan listrik yang netral,
tipe-p melalui proses difusi dengan bahan sampai pada suatu saat mereka dipisahkan
phospor (P) pada temperatur tinggi. Lapisan kembali menjadi elektron dan hole oleh
Si tipe-n ini sangat tipis sekitar 1,2 m, yang energi cahaya (foton) yang berikutnya.
berfungsi menghasilkan elektron-elektron
3. Karakteristik Arus-Tegangan Listrik
pada saat terkena cahaya matahari. Di
Sel Surya
bawah lapisan Si tipe-n adalah Si tipe-p
yang berfungsi sebagai sel dasar, yakni Karakteristik arus (I) dan tegangan (V)
tempat tumbuhnya lapisan-lapisan di listrik sel surya, seperti yang ditunjukkan
atasnya. Si tipe-p menghasilkan hole (istilah pada Gambar 3. dan Gambar 4., diperoleh
muatan positip dalam sel surya) dengan dengan menggunakan alat ukur yang
ketebalan sekitar 500 m. Lapisan paling disebut I-V curve tracer unit (Kholid A.,
bawah adalah lapisan aluminium berfungsi 1997). Dengan alat tersebut dapat diketahui
sebagai kontak positip sel. parameter-parameter keluaran sel surya
seperti, arus hubung-singkat (Isc), tegangan
Pada Gambar 2. diperlihatkan proses
listrik rangkaian-terbuka (Voc), arus dan
yang disederhanakan dari pembangkitan
tegangan listrik maksimum, Im dan Vm, serta
arus listrik di dalam sel surya. Sebuah
konversi efisiensi sel ( ). Perkalian
lampu disambungkan dengan rangkaian
parameter Im dan Vm akan menghasilkan
luar yang menghubungkan kontak positip
daya maksimum (Pm) keluaran sel surya.
dan negatip sel. Foton-foton dari cahaya
Dengan alat yang sama dapat diketahui
yang mempunyai energi berbeda-beda
pula temperatur sel dan intensitas (radiasi)
masuk melalui lapisan atas (bahan tipe-n)
cahaya yang datang pada permukaan sel
menuju bahan tipe-p yang lebih tebal pada
saat pengukuran. Nilai Isc diperoleh pada
kedalaman yang berbeda-beda dari
saat tegangan listrik sel surya sama dengan
permukaan sel. Sebagai contoh, dua buah
nol (V=0), sebaliknya Voc diperoleh pada
foton cahaya (yang diberi label A dan B),
saat sel surya pada kondisi rangkaian
tepat mengenai elektron-elektron dari atom-
terbuka (I=0).
atom semikonduktor yang bersangkutan.
Foton A mempunyai energi yang lebih besar 1) Pengaruh intensitas cahaya
(panjang-gelombang pendek) dari pada
Gambar 3. menunjukkan pengaruh
foton B. Elektron-elektron tersebut (tanda ,
label a dan b) yang terlepas dari atom intensitas cahaya terhadap karakteristik
meninggalkan dua buah kekosongan arus dan tegangan listrik sel surya yang
o
diukur pada temperatur sel yang tetap 25 C.
(vacancies) yang dikenal sebagai hole
Terlihat dengan jelas bahwa besarnya arus
(lubang) (tanda ⊕, label a’ dan b’) pada
listrik sel surya (Isc) berbanding lurus
tempat tubrukan. Kondisi ini dikatakan
dengan intensitas cahaya yang datang,
bahwa foton-foton menghasilkan pasangan-
sedangkan tegangan listrik sel surya (Voc)
pasangan elektron-hole. Elektron-elektron
berubah secara logaritmik.
dan holes selanjutnya bergerak di dalam
semikonduktor oleh pengaruh medan listrik 2) Pengaruh temperatur
yang terbentuk pada sambungan
Gambar 4. memperlihatkan pengaruh
semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Elektron-
temperatur sel terhadap karakteristik arus
elektron bergerak ke arah lapisan tipe-n dan
dan tegangan listrik sel surya yang diukur
holes ke arah lapisan tipe-p. Dengan
pada intensitas cahaya yang konstan 1
demikian, struktur lapisan sel surya 2
kW/m , dan air mass (AM) 1,5. Arus listrik
berkelakuan seperti “pompa” yang
keluaran sel surya meningkat sedikit
memompa elektron-elektron ke dalam
dengan kenaikan temperatur, sedangkan
kontak-n (elektroda negatip) dan kembali

31
Kholid Akhmad.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
dan Penerapannya untuk Daerah Terpencil : 28 33

tegangan listriknya menurun secara linier PENERAPAN SEL SURYA PADA


terhadap kenaikan temperatur. Kenaikan DAERAH TERPENCIL
yang kecil dari arus listrik disebabkan oleh
Pada saat ini kapasitas daya sel surya
penurunan (penyempitan) celah energi (Eg)
yang terpasang di Indonesia hampir 5
dari material semikonduktor terhadap
mega-watt-peak (MWp). Sebagian besarnya
kenaikan temperatur, sehingga
(±80%) dimanfaatkan untuk penerangan
meningkatkan jumlah elektron yang
rumah di daerah terpencil sebagai Solar
berpindah dari daerah pita valensi menuju
Home System (SHS) 50 Wp. Selebihnya
pita konduksi. Kenaikan jumlah elektron
diterapkan sebagai pembangkit listrik sistem
pada pita konduksi akan meningkatkan arus
hibrida (PV-diesel), solar boat system
listrik keluaran sel.
(SBS), catu daya rural public telephone,
3) Pengaruh temperatur catu daya stasiun relai telekomunikasi
(telepon, TV, radio), catu daya pompa air dc
Gambar 4. memperlihatkan pengaruh
(submercible pump), sistem koneksi sel
temperatur sel terhadap karakteristik arus
surya dengan jaringan listrik (PV-grid
dan tegangan listrik sel surya yang diukur
connection systems), dll.
pada intensitas cahaya yang konstan 1
2
kW/m , dan air mass (AM) 1,5. Arus listrik 1. Solar Home System
keluaran sel surya meningkat sedikit
Solar home system (SHS) atau sistem
dengan kenaikan temperatur, sedangkan
penerangan rumah dengan sel surya, yang
tegangan listriknya menurun secara linier
diterapkan untuk daerah terpencil di
terhadap kenaikan temperatur. Kenaikan
Indonesia menggunakan modul sel surya
yang kecil dari arus listrik disebabkan oleh
kapasitas daya 50 Wp. Energi listrik yang
penurunan (penyempitan) celah energi (Eg)
dihasilkan oleh modul sel surya pada siang
dari material semikonduktor terhadap
hari disimpan di dalam accu untuk
kenaikan temperatur, sehingga
dimanfaatkan pada malam harinya. Accu
meningkatkan jumlah elektron yang
yang digunakan adalah jenis asam timbal
berpindah dari daerah pita valensi menuju
(lead acid battery) kapasitas 70 Ah
pita konduksi. Kenaikan jumlah elektron
(ampere-hour) tipe deep discharge. Namun
pada pita konduksi akan meningkatkan arus
demikian dapat pula digunakan accu tipe
listrik keluaran sel.
shallow discharge (accu mobil) yang mudah
diperoleh di pasaran. Perbedaan dari kedua
tipe accu tersebut terletak pada kapasitas
daya listrik yang diperbolehkan untuk
dimanfaatkan (dalam %) atau yang dikenal
dengan DOD (depth of discharge). Pada
umumnya accu tipe shallow discharge
mempunyai DOD 25%, sedangkan tipe
deep discharge mempunyai DOD 40% atau
lebih besar lagi.
Untuk menjaga agar accu tetap pada
kondisi baik pada saat digunakan maka
SHS dilengkapi dengan BCR (battery
Gambar 3. Pengaruh intensitas cahaya terhadap arus-
tegangan listrik sel surya.
charge regulator). Alat ini berguna sebagai
pembatas penggunaan energi listrik accu
yang berlebihan oleh beban (lampu,
radio/tape, dll.), atau pembatas pengisian
energi listrik ke accu oleh modul sel surya.
Untuk SHS sistem 12 volt, maka tegangan
BCR yang digunakan juga 12 volt,
sedangkan kapasitas arus listrik BCR
disesuaikan dengan arus hubung-singkat
(short circuit current, Isc) dari modul sel
surya yang digunakan ditambah 10% dari
nilai Isc. Pada modul sel surya 50 Wp, nilai
Isc sekitar 3,25 A, oleh karena itu kapasitas
Gambar 4. Pengaruh temperatur sel terhadap arus-
arus minimal BCR yang digunakan sekitar
tegangan listrik sel surya. 3,6 A.

32
Dinamika Rekayasa Vol.I No.1
Agustus 2005

SHS 50 Wp seperti yang terlihat pada membutuhkan penyimpanan energi listrik


Gambar 5., dilengkapi dengan 3 buah (storage system) menggunakan baterai
lampu TL (tube lamp) @ 10 watt. Setiap (accu). Blok diagram sistem pembangkit
lampu dilengkapi pula dengan inverter listrik tersebut ditunjukkan pada Gambar 6.
elektronik 12 volt. Panjang kabel dan Sistem hibrid yang telah dikembangkan di
diameter kawat yang digunakan perlu Indonesia umumnya menggunakan satu
diperhatikan karena kabel mempunyai buah diesel (genset). Sistem ini cocok
faktor resistansi yang dapat menurunkan diterapkan untuk daerah terpencil yang
nilai tegangan dc yang dialirkan ke beban penduduknya tidak menyebar, dan suplai
(lampu). Dianjurkan menggunakan kabel bahan bakar solar (untuk diesel) yang
2
jenis serabut berdiameter 3,5 mm untuk mudah. Ada sekitar 20 sistem hibrida yang
kabel yang menghubungkan modul sel telah terpasang di daerah terpencil,
2
surya ke accu, dan 2,5 mm untuk kabel ke sebagian besar di daerah Palu (6 unit) dan
beban. Kendari (8 unit). Masing-masing unit untuk
kedua daerah tersebut mempunyai
Bila diasumsikan bahwa nilai insolasi
kapasitas daya diesel 25 kVA, sel surya 8
rata-rata harian di Indonesia sebesar 4,5
2 kWp, dan kapasitas penyimpanan energi
kWh/m , dan nilai konversi efisiensi dari
listrik (accu) 650 Ah. Masing-masing sistem
modul sel surya 15%, maka untuk modul
melayani 200–250 rumah, dengan pilihan
surya kapasitas daya 50 Wp dengan luas
daya 50 W, 100 W, dan 200 W. Listrik
permukaan sel sekitar 0.45 m2, dapat
disalurkan ke pelanggan melalui jaringan
menghasilkan energi listrik sekitar 300
tegangan rendah 220 volt ac.
Wh/hari. Dari hasil pengukuran, setiap
lampu TL 10 W yang terpasang pada SHS,
hanya mengkonsumsi energi listrik sekitar 6
watt. Dengan demikian apabila ada 4 buah
lampu TL yang terpasang, yang berarti total
dayanya 24 watt, maka energi sebesar 300
Wh/hari dapat digunakan untuk
menghidupkan lampu tersebut selama 12,5
jam/hari.

Gambar 6. Blok diagram PV-diesel hybrid systems.


(Anonim, 2000)

Kerja dari sistem hibrid di atas dapat


dioperasikan secara otomatis atau manual.
Bila sistem otomatis yang dipilih maka
prinsip kerja sistem dapat dibagi menjadi 3
bagian, yakni:
1) Saat beban listrik rendah
Pada saat beban (load) listrik rendah,
dan terjadi pada siang hari, maka suplai
Gambar 5. Komponen SHS 50 Wp.
listrik ke pelanggan akan dilayani oleh sel
2. Sistem Hibrid Sel Surya-Diesel surya. Apabila energi listrik yang dihasilkan
sel surya lebih besar dari kebutuhan beban,
Sistem ini sering disebut sebagai PV-
maka kelebihannya akan disalurkan ke accu
diesel hybrid systems. Filosofi
untuk disimpan. Akan tetapi disaat hari
menggabungkan dua sistem pembangkit
mendung, yang menyebabkan sel surya
listrik tersebut, yakni sistem konvensional
tidak menghasilkan energi listrik yang cukup
(diesel) dan terbarukan (sel surya) adalah
untuk memenuhi kebutuhan beban, maka
masalah efisiensi energi listrik. Harga sel
kekurangan energi listrik akan disuplai
surya yang cukup mahal namun hampir
secara paralel dari accu.
tidak membutuhkan biaya perawatan perlu
dimanfaatkan secara maksimal, sedangkan 2) Saat beban listrik menengah
harga diesel yang relatif murah namun
Apabila terjadi pada siang hari, maka
biaya perawatannya cukup mahal, perlu
sel surya dan accu bersama-sama akan
dioperasikan seminimal mungkin. Untuk
mensuplai listrik ke beban (pelanggan). Bila
menunjang efisiensi energi listrik yang
suatu saat energi listrik pada accu menjadi
dihasilkan, maka sistem hibrid ini

33
Kholid Akhmad.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
dan Penerapannya untuk Daerah Terpencil : 28 33

kosong, maka secara otomatis diesel akan mengingat sinar matahari sebagai sumber
ON (hidup). Secara paralel, diesel akan pembangkit listrik dari sel surya tersedia
mensuplai listrik ke pelanggan, juga melimpah setiap saat di seluruh wilayah
mensuplai listrik ke accu untuk disimpan. Indonesia. Penerapannya dapat
Pada saat energi listrik di dalam accu telah menggunakan sistem disentralisasi, yakni
penuh, maka diesel akan OFF (mati) secara setiap rumah dipasang satu SHS (kapasitas
otomatis, dan accu bekerja kembali 50 Wp atau 100 Wp), atau sistem
mensuplai listrik ke pelanggan, begitu sentralisasi, yakni pembangkit tunggal (PV-
seterusnya. Kondisi ini bisa juga terjadi diesel hybrid system) dimana energi listrik
pada malam hari, dimana sel surya tidak disalurkan ke pelanggan menggunakan
menghasilkan listrik, maka yang bekerja jaringan distribusi tegangan rendah 220 volt
hanya accu, atau diesel saja. ac.
3) Saat beban listrik puncak
DAFTAR PUSTAKA
Pada kondisi ini, diesel akan ON lebih
Anonim , 2000, Dual Diesel 3 Phase Hybrid
lama untuk mensuplai listrik ke pelanggan
SPP System, Advanced Energy System
dibandingkan pada kondisi 2) di atas.
Ltd., Australia.
Namun demikian karena telah didisain
bahwa kapasitas daya listrik diesel lebih Bambang A. 2004, Program Jangka Pendek
besar dari total beban listrik pelanggan, Listrik Perdesaan Tenaga Surya, pada
maka masih ada kelebihan energi listrik Diskusi Terbatas Pengadaan dan
yang dapat disimpan di accu. Bila accu Pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga
telah penuh, maka diesel akan OFF, dan Surya untuk Masyarakat Tidak Mampu di
accu akan mensuplai energi listrik ke Wilayah Terpencil, Bappenas, 11
pelanggan. Diesel akan ON kembali disaat Agustus 2004.
energi listrik yang disimpan accu habis.
F. Lasnier and T.G. Ang, 1990, Photovoltaic
Pada kondisi ini, waktu pengosongan listrik
System Handbook, Adam Hilger, Bristol
pada accu akan terjadi lebih cepat disaat
and New York.
beban listrik pelanggan mencapai
puncaknya. Hans S. Raushenbach, 1980, Solar Cell
Array Design Handbook, Van Nostrand
KESIMPULAN Reinhold Company, New York.
Pembangkit listrik tenaga surya (sel Kholid A., 1997, Evaluation of Amorphous
surya) merupakan pilihan yang tepat untuk and Poly-crystallin Silicon Based Solar
memenuhi kebutuhan listrik di daerah Photovoltaic System, Doctor Thesis,
terpencil, selama sumber pembangkit listrik Osaka University, Japan.
yang lain, seperti air dan minyak bumi, tidak
tersedia di daerah tersebut. Hal ini

34
PEDOMAN PENULISAN DAN FORMAT NASKAH

I. Naskah J. LAMPIRAN
Naskah dapat berupa penelitian, ulasan artikel, (jika ada, dapat berupa : data mentah, gambar,
atau gagasan ilmiah asli yang belum dan tidak akan atau perhitungan datanya)
dipublikasikan dalam media cetak lain.
Naskah dapat ditulis dengan bahasa Indonesia
III. Artikel bukan Hasil Penelitian
atau bahasa Inggris, dikirimkan berupa “soft copy” Sistematika Penulisan
(disket) disertai 1 eksemplar “hard copy”. Panjang A. JUDUL
naskah antara 12 s/d 18 halaman kertas kuarto (21,5 x Judul harus singkat, padat dan menunjukan
28,0 cm, dengan margin : kiri 4 cm, atas 3 cm, kanan 3 identitas subjek, tujuan penelitian dan kata-kata kunci.
cm, bawah 4 cm), termasuk gambar, tabel, lampiran Panjang sekitar 5 – 20 kata.
dan diketik dengan font arial 11 spasi 1,5. (untuk B. NAMA PENULIS
abstrak diketik dengan spasi 1,0) Nama penulis tanpa gelar akademik dan tidak
diawali dengan kata “Oleh”, diikuti dengan profesi,
II. Artikel Hasil Penelitian email (kalau ada) dan alamat instansi/lembaga tempat
Sistematika Penulisan bekerja.
A. JUDUL C. ABSTRAK DAN KATA KUNCI
Judul harus singkat padat dan menunjukan Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan
identitas subjek, tujuan penelitian dan kata-kata kunci. Inggris (untuk naskah dalam bahasa Indonesia),
Panjang sekitar 5 – 20 kata. maksimum 250 kata. Kata kunci yang dicantumkan 3
B. NAMA PENULIS s/d 5 kata kunci
Nama penulis tanpa gelar akademik dan tidak D. PENDAHULUAN
diawali dengan kata “Oleh”, diikuti dengan profesi, Pada bagian ini tuliskan uraian pengantar topik
email (kalau ada) dan alamat instansi/lembaga tempat utama yang akan dibahas.
bekerja. E. ISI PEMBAHASAN
C. ABSTRAK DAN KATA KUNCI Pada bagian ini tuliskan metode kajian, analisis,
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan dan pembahasan, tergantung pada topik tulisan.
Inggris (untuk naskah dalam bahasa Indonesia), F. KESIMPULAN ATAU PENUTUP
maksimum 250 kata. Kata kunci yang dicantumkan 3 Pada bagian ini tuliskan kesimpulan dan saran
s/d 5 kata kunci dari hasil bukan penelitian.
D. PENDAHULUAN G. UCAPAN TERIMA
Pada bagian ini tuliskan latar belakang, Tuliskan Ucapan terima kasih bagi yang
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, memerlukan pada bagian ini.
serta tinjauan pustaka atau landasan teori secara H. DAFTAR PUSTAKA
ringkas dan padat. Cantumkan daftar pustaka yang relevan dengan
E. METODE PENELITIAN naskah seperti pada aturan (acuan) penulisan daftar
Pada bagian ini tuliskan.prosedur atau cara-cara pustaka dan telah disebutkan dalam batang tubuh
penelitian. artikel.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN I. LAMPIRAN
Pada bagian ini tuliskan hasil analisis data yang (jika ada bagi yang memerlukan)
menjawab permasalahan, bukan data mentah yang
disajikan secara singkat dan jelas, dan dapat dibantu
IV. Penulisan Daftar Pustaka
dengan tabel, gambar, grafik atau foto yang diberi Pustaka yang ditulis hanya yang relevan dengan
komentar. naskah dan disusun menurut abjad.
G. KESIMPULAN DAN SARAN Contoh :
Pada bagian ini tuliskan kesimpulan dan saran Chakrabarti, S.K and Naftger, R.A. 1974. Nonlinear
dari hasil penelitian Wave Forces on Halfcylinder and Hemisphere,
H. UCAPAN TERIMA KASIH Journal of the Waterways, Harbors and Coastal
Tuliskan Ucapan terima kasih bagi yang Engineering Division, ASCE.
memerlukan pada bagian ini. Direktorat Pembinaan Jalan Kota. 2002. Tata Cara
I. DAFTAR PUSTAKA Pelaksanaan Survey Perhitungan Lalu Lintas Cara
Cantumkan daftar pustaka yang relevan dengan Manual, http://www.dpjk.go.id. Diakses pada 13
naskah seperti pada aturan (acuan) penulisan daftar Juli 2002.
pustaka dan telah disebutkan dalam batang tubuh Dean, R.G. and Dalrymple, D.A. 1984. Water Wave
artikel. Mechanics for Engineers and Scientists, Prentice-
Hall, New Jersey USA.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


Hlm : ISSN Purwokerto
Dinamika Rekayasa Vol. 1 No. 1
1 - 34 1858-3075 Agustus 2005

Anda mungkin juga menyukai