Anda di halaman 1dari 27

Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

SPESIFIKASI TEKNIS

KETERANGAN
Spesifikasi Teknis ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri ;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI) ;
3. Metoda pelaksanaan pekerjaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan ;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan ;
5. Mencantumkan macam, jenis/type, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk ;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan ;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

1. Spesifikasi Teknis Bahan Bangunan Konstruksi

a. ULP/Panitia Pengadaan harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan bangunan


konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan permanen, sementara atau
penunjang dan menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat mungkin dipilih
yang paling kecil risikonya dan diberi penjelasan cara penggunaan yang benar;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya
dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak dan
lain-lain harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan,
penggunaan pengendalian risiko & cara pembuangan limbahnya sesuai dengan
prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;

d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data Keselamatan


Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau
dari sumber-sumber yang berkompeten dan/ atau berwenang.

2. Spesifikasi Teknis Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan

a. ULP/Panitia Pengadaan harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan perkakas
yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi, maupun peralatan permanen
kelengkapan bangunan konstruksi dan menetap-kan spesifikasi teknis setiap jenis
alat yang harus digunakan tersebut;

b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah penggunaan dan perawatannya, dan
diberi penjelasan singkat cara penggunaan dan pemeliharaannya;

c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan
atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara
langsung terhadap tubuh pekerja;

d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan / pemeliharaan / pengamanannya alat dan


perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari
pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

3. Spesifikasi Teknis Proses / Kegiatan

a. ULP/Panitia Pengadaan dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi bahaya


dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan
spesifikasi proses/kegiatan yang harus dilakukan oleh penyedia;

b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan
risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih aman dan selamat;

c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan


terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu peringatan dan
kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan
potensi bahaya pada proses tersebut;

d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang berbeda
harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety Analysis) dan
harus dilakukan tindakan pengendaliannya;

e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur ijin kerja lebih dulu
dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;

f. Setiap proses & kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau
operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan
jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

4. Spesifikasi Teknis Metode Konstruksi/Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


CV. NAFELINDO CONSULTANT
Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

a. Identifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap metode konstruksi/metode


pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis yang ditetapkan harus dipenuhi oleh
penyedia untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan;

b. Metode pelaksanaan harus disusun secara logis, realistik & dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material & konstruksi sementara, yang
sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih;

c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan


menggunakan metoda pelaksanaan dapat meliputi penggunaan alat utama, alat
bantu, perkakas serta material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi
pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;

d. Setiap metode pelaksanaan/konstruksi yang diusulkan oleh penyedia, harus


diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika
semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator,
maka metode pelaksanaan dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan
prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;

e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya dan
risiko tinggi dan sedang, harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat dan
aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah,
lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat
pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;

f. Setiap metoda kerja dan/atau metoda pelaksanaan harus melalui analisis &
perhitungan yang diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan
analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.

5. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi

a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan & gambar


gambar konstruksi, penetapan spesifikasi & prosedur teknis serta metode
pelaksanaan, metode konstruksi, metode kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil,
mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait;

b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir 1) di atas harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses-proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang
terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi
tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima
sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku;

c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan


pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang
berkompeten berdasarkan gambar-gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan
standar serta rujukan yang benar & sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang
terkait

d. Setiap tenaga ahli & tenaga terampil dibidang K3 di atas harus mempunyai
kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan ( job safety analysis ) setiap

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko
telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja
dan/atau pemaparan penyakit di tempat kerja;

e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko dan setiap analisis
keselamatan pekerjaan, sebelum digunakan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan
dan ketepatannya oleh Ahli K3 Konstruksi;

f. Apabila tenaga ahli yang berkaitan dengan K3 belum berkompeten melakukan proses
manajemen risiko terkait dengan tugas dan jabatannya, demikian juga apabila
tenaga ahli dan terampil tersebut belum berkompeten untuk melakukan analisis
keselamatan pekerjaannya, maka kepada diwajibkan, meminta atau mendapatkan
bantuan atau pelatihan dari Ahli K3 Konstruksi.

BAB VII (TUJUH)


SPESIFIKASI TEKNIS

DATA-DATA KEGIATAN
1.1. Data Umum Kegiatan

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

Nama Pengguna Jasa : Pemerintah Republik Indonesia, .........................................................


Dinas Pertanian dan Pangan ..............................................................

Alamat Pengguna : Jln. Sjech M djamil Djambek Kota Bukittinggi .....................................


Nama PPK : Nama Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) :
Pejabat Pembuat Komitmen................................................................
Dinas Pertanian dan Pangan ..............................................................
Kegiatan Relokasi Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi (DAK Fisik
Tahun 2019 Bidang Pertanian)............................................................
Tahun Anggaran 2019 ........................................................................

Nama : ......................................................................................
NIP. : ......................................................................................
Jabatan : ......................................................................................
Alamat : ......................................................................................

Nama PPTK : Nama Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ) :


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Relokasi Rumah Potong Hewan
Kota Bukittinggi (DAK Fisik Tahun 2019 Bidang
Pertanian)................................................................................. ..........
Tahun Anggaran 2019 ........................................................................

Nama : ......................................................................................
NIP. : ......................................................................................
Jabatan : ......................................................................................
Alamat : ......................................................................................

Nama Kegiatan : Kegiatan Relokasi Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi (DAK Fisik
Tahun 2019 Bidang Pertanian)............................................................
: Pemerintah Kota Bukittinggi................................................................
: Tahun Anggaran 2019 ........................................................................

Nama Pekerjaan : Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi.......................


: Tahun Anggaran 2019 ........................................................................

Sumber Dana : DAK Kota Bukittinggi, Tahun Anggaran 2019 ......................................

Sistem Kontrak : Unit Price .........................................................................................

Sistem Pembayaran : Termyn .............................................................................................

Masa Pelaksanaan : 120( Seratus Dua Puluh ) Hari Kalender ........................................

Masa Pemeliharaan : ................................... Hari Kalender .................................................

Konsultan Perencana : ...........................................................................................................

Konsultan Pengawas : ...........................................................................................................

Kontraktor Pelaksana : ...........................................................................................................

Nilai Kontrak : ...........................................................................................................

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

1.2. Data Teknis Pekerjaan

Fungsi Umum : Kegiatan Relokasi Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi (DAK Fisik
Tahun 2019 Bidang Pertanian)............................................................

Fisik Pekerjaan : Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi........................

KETENTUAN UMUM
2.1. Mobilisasi Dan Demobilisasi
Cakupan kegiatan mobilisasi dalam Kontrak ini harus memenuhi :
a. Ketentuan Umum
i. Mobilisasi peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang diperlukan.
ii. Penyewaan sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp kegiatan.
iii. Penyediaan base camp, kantor lapangan, bengkel, gudang dan lain-lain sebagainya.
iv. Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan/membawa alat-alat berat.
v. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan.
b. Ketentuan Mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk keperluan Direksi Pekerjaan
dan Kebutuhan ini akan disediakan dalam Ketentuan lain.
c. Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu
Apabila penyediaan suatu laboratorium lapangan atau peralatan laboratorium tidak secara
khusus dinyatakan sebagai bagian dari cakupan pemasokan dalam kontrak ini seperti yang
disebutkan dalam Data Kontrak maka fasilitas pengendalian mutu, jika perlu termasuk
fasilitas atau pelayanan laboratorium seperti yang disyaratkan untuk memenuhi ketentuan-
ketentuan pengendalian mutu dari spesifikasi ini harus dipasok melalui Laboratorium yang
disetujui oleh Pengguna Jasa / Direksi Pekerjaan.

2.2. Kantor Kontraktor


a. Mutu ; Kontraktor harus memiliki sebuah kantor untuk penyelenggaraan kegiatannya.
b. Ukuran ; Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai dengan kebutuhan dan harus menyediakan
sebuah ruangan yang akan digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.
c. Alat Komunikasi ; Kontraktor harus menyediakan saluran komunikasi langsung.
d. Fasilitas ; Perlengkapan minimal dalam ruang rapat adalah meja rapat dengan kursi untuk 8
orang (paling sedikit) dan lemari arsip/rak/laci untuk penyimpanan arsip Dokumentasi
Kegiatan yang ditempatkan dekat ruang rapat.
e. Kantor Pendukung ; Bilamana dianggap perlu, karena jarak dari kantor kontraktor dengan
kantor lapangan, lebih dari 50 km, maka kontraktor harus mendirikan sebuah kantor
pendukung atau lebih, termasuk penyediaan fasilitas-fasilitas kantor, kelengkapan ruangan
untuk acara rapat kemajuan pekerjaan dan sebuah ruangan khusus dengan ukuran
mimimal 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan.

2.3. Kantor Lapangan


Kontraktor harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan &
menjaga Kantor Lapangan. Pada saat selesainya Kontrak, kantor lapangan harus dipindahkan
serta membuang semua bangunan darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak
pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan.

Ketentuan Mutu
a. Kontraktor harus mematuhi semua peraturan baik Nasional maupun Daerah
b. Kantor dan fasilitasnya harus ditempati sesuai dengan lokasi, mutu dan denah lapangan
yang telah di setujui Pengguna Jasa dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi, dimana
penempatanya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi.
c. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca dan
elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitamya.
d. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga
bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
e. Sesuai dengan pilihan Kontraktor, semua bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari
komponen-komponen pra-fabrikasi.
f. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan
dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.
g. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan harus baru atau
bekas pakai tetapi berfungsi baik, cocok dengan maksud pemakaian dan tak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku.
h. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga
layak untuk ditempati, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling dan dilengkapi dengan
jalan masuk dari kerikil dan tempat parker.
i. Kontraktor harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang
CV. NAFELINDO CONSULTANT
Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.


2.4. Bengkel Kerja Dan Fasilitasnya
a. Jika diminta oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor harus menyediakan sebuah bengkel
kerja di lapangan dengan perlengkapan yang memadai serta, termasuk arus/daya listrik.
Gudang untuk penyimpan suku cadang juga harus disediakan.
b. Bengkel tersebut harus dikelola oleh seseorang yang ahli dan mampu melakukan perbaikan
mekanik serta memiliki sejumlah tenaga pembantu yang terlatih.

2.5. Gudang Penyimpanan Material Dan Fasilitasnya


a. Gudang Penyimpanan Material dan fasilitasnya ditempatkan sesuai petunjuk direksi
pekerjaan dan diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site).
b. Bangunan untuk Gudang Penyimpanan Material & fasilitasnya harus ditempatkan diatas
tanah yang datar dengan pengaturan yang sedemikian rupa sehingga layak untuk
ditempati, bebas dari genangan air, kebakaran dan dilengkapi dengan jalan masuk yang
baik.
c. Bangunan yang dibuat harus memiliki kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca dan
elevasi lantai harus lebih tinggi dari tanah sekitamya. Selain itu bangunan gudang juga
harus diberi fasilitas tambahan sehingga bahan yang disimpan tidak mengalami kerusakan.

2.6. Fasilitas Dan Pelayanan Pengujian


a. Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, fasilitas, pelayanan & hal-hal lain yang
diperlukan untuk melaksanakan pengujian yang disyaratkan. Bilamana secara khusus
dimasukkan dalam lingkup Kontrak, Kontraktor harus bertanggungjawab atas pelaksanaan
semua pengujian menurut perintah dan pengawasan dari Direksi Pekerjaan.
b. Pengajuan Kesiapan Kerja
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan :
i. Usulan personil penguji : daftar beserta Daftar Riwayat Hidup semua teknisi yang
diusulkan Kontrakor untuk pelaksanaan pengujian.
ii. Jadwal pengujian : jadwal induk (master shedule) semua bagian yang akan diuji. Dengan
jadwal pelaksanaan (construction sehedule) yang ada, maka dapat ditentukan tanggal
sementara setiap kegiatan pengujian.
iii. Formulir pengujian : usulan pengujian untuk semua jenis pengujian yang disyaratkan
dalam spesifikasi harus diserahkan Kontraktor pada Direksi Pekerjaan dalam waktu 45
hari terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.

2.7. Fasilitas Laboratorium Dan Pengujian


a. Kontraktor harus menyediakan pelayanan pengujian atau fasilitas laboratorium
sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari
Kontrak Kerja.
b. Bilamana secara khusus dimasukan ke dalam lingkup kuantitas pekerjaan, maka Kontraktor
harus menyediakan laboratorium lapangan & peralatannya, sesuai ketentuan berikut :
i. Tempat Kerja
1. Laboratorium haruslah sebuah bangunan terpisah yang ditempatkan sesuai dengan
persetujuan direksi. Lokasi Iaboratorium harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mempunyai jarak tertentu dari peralatan konstruksi, bebas dari polusi dan
gangguan berupa getaran selama pengoperasian peralatan.
2. Perlengkapan dalam ruangan harus terdiri atas meja kerja, lemari penyimpanan,
tangki perawatan, filing cabinet dengan mutu dan jumlah yang sesuai.
ii. Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan laboratorium harus sudah disediakan dalam waktu 45 hari
terhitung sejak tanggal Mulai Kerja.
c. Rujukan ; Pengujian harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Personil ; Personil yang bertugas harus memiliki sertifikat dan telah disetujui Direksi
Pekerjaan.
e. Formulir ; Formulir pengujian dan pelaporan harus yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
f. Contoh ; Semua sampel pengujian harus disediakan oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
g. Pengujian ; Biaya untuk semua pengujian, merupakan tanggung jawab Kontraktor dan
sudah termasuk ke dalam Harga Satuan Pekerjaan bersangkutan.

2.8. Pembuatan Papan Nama Kegiatan.


Papan Nama Proyek harus terbuat dari seng plat dengan ukuran 160x60 cm dan tiang kayu 5/7
cm setinggi 240 cm, diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum serta harus memuat :
a. Pengguna Jasa : Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

b. Pekerjaan : Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi


c. Lokasi Pekerjaan : Kota Bukittinggi
d. Kontraktor : .........................................................................................................
e. Nilai Kontrak : .........................................................................................................
f. Konsultan Perencana : .........................................................................................................
g. Konsultan Pengawas : .........................................................................................................
h. Masa Pelaksanaan : .........................................................................................................

3.1. ADMINISTRASI
I. PELAPORAN PEKERJAAN
Seluruh laporan pekerjaan dipandang sebagai satu kesatuan dengan keseluruhan Spesifikasi
Teknis dan merupakan kewajiban/tanggungjawab Penyedia Jasa untuk membuat dan
menyerahkannya kepada Pengguna Jasa, sebagai bagian dari pelaksanaan kontrak. Legalitas
dan keabsahan laporan pekerjaan adalah sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan
seluruh biaya yang timbul dalam pembuatan laporan ini, adalah beban penyedia jasa.

Penyedia Jasa harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi yang baku untuk menunjang
seluruh pelaksanaan fisik pekerjaan. Seluruh rekaman data pekerjaan, catatan-catatan, foto-
foto dokumentasi dan lain-lain yang dipandang perlu, mulai dari pekerjaan persiapan,
pelaksanaan fisik, serah terima dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis
sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu atau kategori lain yang dianggap penting.

Laporan pekerjaan tersebut meliputi :


1. Shop Drawing
2. Request Check
3. Laporan Harian
4. Laporan Mingguan
5. Laporan Bulanan
6. As Built Drawing
7. Back Up Data
8. Foto Dokumentasi

Disamping itu, penyedia jasa harus menyediakan Buku Instruksi dan Buku Tamu setiap saat di
lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan.

II. TENAGA AHLI / PERSONIL


Penyedia Jasa wajib dan bertanggungjawab untuk menyediakan tenaga ahli / personil yang
berpengalaman dengan jumlah orang, kualifikasi dan klasifikasi seperti yang ditentukan dalam
Lembar Data Pemilihan dan/atau Dokumen Penawaran Penyedia Jasa. Nama-nama dan jabatan
tenaga ahli / personil tersebut, ditulis dalam bentuk Struktur Organisasi di atas kertas ukuran
A3 dan ditempelkan pada dinding yang mudah dilihat di kantor lapangan.

Apabila tenaga ahli / personil seperti yang diusulkan dalam Dokumen Penawaran, tidak dapat
disediakan oleh Penyedia Jasa, baik menjelang pelaksanaan ataupun dalam masa pekerjaan
maka Penyedia Jasa harus menyampaikan Permintaan Penggantian Personil secara tertulis
pada Direksi Pekerjaan dan apabila diizinkan, Penyedia Jasa harus segera menempatkan
penggantinya
paling lambat dalam tempo 7 (tujuh) hari sejak permintaan penggantian tertulis tersebut,
dengan syarat, tenaga ahli / personil pengganti harus memiliki kemampuan yang lebih baik
atau setara dari tenaga ahli / personil yang diganti.

Apabila dalam masa pelaksanaan, Direksi Pekerjaan memandang perlu untuk mengganti satu
atau kesemua personil Penyedia Jasa, karena sesuatu sebab yang mengganggu kelancaran
pelaksanaan dan/atau merugikan fisik kegiatan, maka Penyedia Jasa harus segera
menggantinya paling lambat dalam tempo 7 (tujuh) hari sejak permintaan penggantian tertulis
dari Direksi Pekerjaan, dengan syarat, tenaga ahli / personil pengganti harus memiliki
kemampuan yang lebih baik atau setara dari tenaga ahli / personil yang diganti.

Setiap tenaga ahli / personil Penyedia Jasa, sesuai dengan jabatan dan tanggungjawabnya
masing-masing, diwajibkan untuk selalu hadir dan aktif membantu kelancaran proses
pelaksanaan pekerjaan, mulai dari pengukuran ulang sampai dengan serah terima pekerjaan.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

Seluruh laporan pekerjaan dari Penyedia Jasa, seperti yang dimaksudkan pasal 3.1.I di atas,
dapat ditanggapi/diperiksa/disetujui oleh Direksi Pekerjaan, apabila ditandatangani oleh orang-
orang yang sesuai dengan lingkup kontrak.

Kerusakan / kekurangan / cacat pekerjaan akibat kelalaian tenaga ahli / personil, mutlak
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa untuk memperbaikinya.

III. JADWAL PELAKSANAAN


Sebelum memulai pelaksanaan fisik pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus membuat detail
jadwal pelaksanaan kegiatan yang merupakan penjabaran dari jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang terdapat dalam Dokumen Penawaran. Selain untuk kepentingan rincian jadwal dan
sistimatika item-item pekerjaan yang akan dilakukan per-minggu, tahap ini adalah kesempatan
Penyedia Jasa untuk melakukan Review Jadwal, jika perlu.

A. Detail Jadwal pelaksanaan


1. Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Kemajuan Pekerjaan dalam bentuk diagram balok
horizontal, dan dilengkapi dengan kurva (Kurva S) yang menggambarkan seluruh
kemajuan pekerjaan. Karakteristik diagram adalah :

a. Setiap jenis item pekerjaan harus digambarkan dalam diagram yang terpisah dan
harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan fisik pekerjaan.

b. Skala waktu dalam arah horizontal harus dinyatakan (minimal) dengan satuan
minggu kalender pelaksanaan.

c. Setiap diagram balok horizontal harus mempunyai ruangan yang cukup untuk
mencatat atau menuliskan bobot kemajuan aktual dari setiap item pekerjaan,
dibandingkan dengan kemajuan rencana.

d. Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Pekerjaan harus sedemikian rupa hingga
tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran
lembar kertas minimum adalah A3.

2. Jika diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuat Analisa Jaringan
yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu item pekerjaan,
sehingga dapat dibaca ada atau tidaknya jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan
secara keseluruhan, jenis-jenis pekerjaan yang kritis (jika ada) dalam pelaksanaan
pekerjaan, dapat diantisipasi terlebih dahulu .

3. Penyedia Jasa harus membuat jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan,
bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-contoh bahan dan rencana
produksi bahan dan jadwal pengiriman.

B. Revisi Jadwal Pelaksanaan.


Revisi jadwal pelaksanaan dilakukan apabila :

1. Terdapat perubahan kuantitas (volume) pekerjaan yang signifikan apabila ditinjau dari
segi waktu, setelah diterbitkannya Addenda.

2. Terjadinya Kontrak Kritis, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan pasal 33 Syarat-
Syarat Umum Kontrak. Dalam hal ini, untuk setiap Rapat Pembuktian Keterlambatan
(Show Couse Meeting) yang dilakukan, maka penyedia jasa harus membuat dan
menyerahkan Revisi jadwal pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan.

3. Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan, maka Penyedia Jasa harus membuat
laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi :

a. Uraian Revisi, termasuk pengaruh terhadap seluruh jadwal karena adanya perubahan
cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan
perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.

b. Pembahasan bahagian-bahagian yang bermasalah, termasuk faktor-faktor


penghambat yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta
dampaknya.

c. Faktor-faktor lain, yang secara logis, nyata dan dapat dipertanggungjawabkan, secara
nyata telah menimbulkan perubahan jadwal pelaksanaan.
CV. NAFELINDO CONSULTANT
Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

IV. RAPAT PEMBUKTIAN KETERLAMBATAN ( SHOW COUSE MEETING /SCM )

1. Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show Couse Meeting) dilakukan apabila terjadi Kontrak
Kritis dalam masa pelaksanaan fisik pekerjaan, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan
pasal 33 Syarat-Syarat Umum Kontrak, yaitu :

a. Dalam Periode I (rencana fisik pelaksanaan 0 % – 70 % dari kontrak), realisasi fisik


pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana ;

b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik
pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari rencana ;

c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan
terlambat kurang dari 5% dari rencana dan/atau akan melampaui tahun anggaran
berjalan.

2. SCM Tahap I dilakukan sesegera mungkin setelah Surat Peringatan ke-1 akibat terjadinya
Kontrak Kritis, disampaikan kepada Penyedia Jasa. SCM Tahap I ini minimal harus dihadiri
oleh PPK, PPTK, Assisten, Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa ( Kontraktor ). Agenda
dalam SCM Tahap I adalah membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh Penyedia Jasa dalam batasan waktu tertentu ( Uji Coba Pertama ) yang
kemudian dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap I. Sebelum melakukan Uji Coba
Pertama, Penyedia Jasa harus menyampaikan Review Jadwal Pelaksanaan sesuai dengan
Berita Acara SCM Tahap I.

3. Apabila Uji Coba Pertama gagal, maka Pejabat Pembuat Komitmen wajib menyampaikan
Surat Peringatan ke-2 kepada Penyedia Jasa dan sesegera mungkin harus dilakukan SCM
Tahap II. Dalam SCM Tahap II, minimal harus dihadiri oleh PA dan/atau Kepala Dinas, KPA
dan/atau PPK, PPTK, Assisten, Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa ( Kontraktor ). Agenda
dalam SCM Tahap II adalah membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh Penyedia Jasa dalam batasan waktu tertentu ( Uji Coba Kedua ) yang kemudian
dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap II. Sebelum melakukan Uji Coba Kedua, Penyedia
Jasa harus menyampaikan Review Jadwal Pelaksanaan sesuai dengan muatan-muatan yang
tertuang dalam Berita Acara SCM Tahap II.

4. Apabila Uji Coba Kedua gagal, maka PPK wajib menyampaikan Surat Peringatan ke-3 kepada
Penyedia Jasa dan sesegera mungkin harus dilakukan SCM Tahap III. SCM Tahap III, minimal
harus dihadiri oleh Kepala Daerah atau yang mewakili, PA dan/atau Kepala Dinas, KPA
dan/atau PPK, PPTK, Assisten, Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa ( Kontraktor ). Agenda
dalam SCM Tahap III adalah membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh Penyedia Jasa dalam batasan waktu tertentu ( Uji Coba Ketiga ) yang
kemudian dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap III. Sebelum melakukan Uji Coba
Ketiga, Penyedia Jasa harus menyampaikan Review Jadwal Pelaksanaan sesuai dengan
muatan-muatan yang tertuang dalam Berita Acara SCM Tahap III.

5. Apabila Uji Coba Ketiga masih gagal, maka PPK dapat memutuskan Kontrak secarap sepihak
dengan mengkesampingkan pasal 1266 KUHP dan penyelesaian pekerjaan dapat dilakukan
melalui Kesepakatan Tiga Pihak sebagaimana yang sudah diatus dalam ketentuan pasal 33
Syarat-Syarat Umum Kontrak.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

V. ASPEK LAIN DALAM PELAKSANAAN


1. Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa harus memperhatikan ketentuan dan Undang-Undang tentang kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana pekerjaan
dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan,
mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.

2. Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan. Termasuk dalam
hal ini aspek SDM, Peralatan dan pengadaan bahan. SDM yang digunakan harus secara
efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis
peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai
jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan sewa.
Pengadaan bahan/material harus diupayakan efektif sesuai dengan pekerjaan yang
dijadwalkan.

3. Aspek Kelancaran Lalu Lintas


Penyedia Jasa harus menjamin kelancaran dan keselamatan lalu lintas selama pelaksanaan
pekerjaan. Untuk mewujudkan hal ini, Penyedia Jasa harus memastikan adanya manual
pengelolaan lalu lintas selama pekerjaan dan audit keselamatan jalan. Penyedia Jasa
pekerjaan berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai manual pengelolaan lalu
lintas, melakukan audit keselamatan jalan, melakukan kaji ulang terhadap manual rencana
pengelolaan lalu lintas, dan melaksanakan rekomendasi perbaikan sesuai hasil audit
keselamatan jalan.

4. Aspek Sosial Dan Budaya


Penyedia Jasa berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan budaya masyarakat di lokasi
pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti gangguan kebisingan pada
waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan atau lokasi-lokasi yang dianggap suci
oleh masyarakat setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau
personil yang terlibat dalam pekerjaan. Dalam hal ini, kepada penyedia jasa juga
disarankan untuk memakai tanaga lokal / masyarakat setempat, sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. SURVEY LAPANGAN / PENGUKURAN ULANG
a. Syarat Umum
Sebelum fisik pekerjaan dimulai, maka Penyedia Jasa, dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan
harus melakukan survai lapangan dan pengukuran ulang terlebih dahulu, untuk melihat
keadaan mutakhir tentang kondisi fisik dan struktur Bangunan, Perletakan Saptic tank, dan
perlengkapan lainnya seperti pagar pengaman Dll.

Pekerjaan survey lapangan dan pengukuran ulang, harus memuat rekaman data yang sangat
jelas dan terperinci serta disyahkan oleh Direksi Pekerjaan, untuk kemudian dilakukan
perhitungan ulang dan pengkajian masalah serta melihat perbandingannya dengan Daftar
Kuantias seperti yang tertuang dalam Dokumen Kontrak.

Pekerjaan ini harus mencakup hal-hal berikut ini, tetapi tidak terbatas pada :
1. Pengkajian terhadap Persiapan dan Gambar
a. Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar yang terdapat dalam Dokumen Kontrak dan
berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan survai dimulai.
b. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar dan
Spesifikasi dan tidak boleh mengambil keuntungan atas setiap kesalahan atau
kekurangan dalam Gambar atau perbedaan antara Gambar dan Spesifikasi. Penyedia
Jasa harus menandai / memperbaiki setiap kesalahan atau kekurangan, terutama yang
berhubungan dengan struktur. Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan
interprestasi untuk melengkapi Spesifikasi dan Gambar ini. Bilamana dimensi yang
diberikan dalam Gambar dapat dihitung, pengukuran berdasarkan skala tidak boleh
digunakan kecuali bila disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap penyimpangan dari
Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan yang tidak terantisipasi, akan ditentukan
dan diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa dan Direksi
Pekerjaan harus mencapai kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang
diambil terhadap Gambar dalam Kontrak ini.

II. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN


CV. NAFELINDO CONSULTANT
Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

a. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini mencakup :
1. Pembersihan lokasi kerja pada saat dan setelah pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan-pekerjaan yang bersangkutan dengan pemenuhan persyaratan lingkungan.

b. Prinsip Dasar
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memelihara lokasi pekerjaan
bebas dari akumulasi sisa-sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah yang diakibatkan oleh
operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-
bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan,
seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan lapangan ditinggalkan
dalam kondisi siap pakai serta dapat diterima dengan layak oleh Direksi Pekerjaan.

c. Pembersihan Selama Pelaksanaan


1. Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur pada lokasi pekerjaan untuk
menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara dan tempat hunian dipelihara
bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan
oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapih dan
bersih setiap saat.

2. Bilamana dianggap perlu, Penyedia Jasa harus menyemprot bahan-bahan dan sampah yang
kering dengan air secukupnya untuk mencegah debu atau pasir yang beterbangan.

3. Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang
telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang
Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

4. Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
pekerjaan tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

5. Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah-limbah berbahaya, seperti cairan


kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.

6. Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa-sisa bahan bangunan ke dalam sungai
atau saluran air.

d. Pembersihan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan bersih dan
siap untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari
tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.

PASAL 1
UMUM

Persyaratan Teknis ini berlaku untuk seluruh pekerjaan, secara umum persyaratan ini bisa
ditetapkan dan merupakan kesatuan dengan dokumen lainya.
Semua pekerjaan yang dilaksanakan adalah berdasarkan/berpedoman kepada dokumen
kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (Pihak Proyek dan Pihak Pemborong).
Pekerjaan ini mencakup mendatangkan bahan, tenaga dan peralatan serta mengerjakan
semua pekerjaan sampai selesai, sesuai dokumen kontrak yang telah disepakati.

PASAL 2
REFERENSI

2.1 Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain, berlaku ketentuan-
ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahannya.
a. Undang-Undang/Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003
b. Peraturan / Surat Keputusan dari Departemen / Instansi yang berwenang.
c. Ketentuan dari badan Koordinasi Pekerjaan Jaringan Sistem Bawah Tanah ( BKSJ )
d. Peraturan Daerah
e. Standart / Pedoman Seperti:
 Peraturan Beton Berulang Indonesia 1971
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
 Peraturan Perencana Bangunan Baja Indonesia 1984
 Peraturan Muatan Indonesia

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

 Peraturan Umum Baja Bangunan Indonesia 1970


 Peraturan Plambing Indonesia 1979
f. Peraturan AV.41
2.2 Apabila ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam persyaratan
teknis umum/khusus maka Pemborong harus menganjukan salah satu persyaratan berikut ini
guna mendapatkan persetujuan pengawas lapangan.
a. Standar/normal pedoman yang bias diterapkan pada bagian pekerjaan yang
bersangkutan yang diterbitkan oleh instalasi, Assiasi, lambaga Pengujian ataupun badan
lain yang berwenang.
b. Brosur Teknis dari Produsen yang dilengkapi dengan sertifikat dari lembaga pengujian.

PASAL 3
UKURAN DAN PENJELASAN GAMBAR

3.1.1 Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam gambar rencana dan Detail adalah
merupakan acuan untuk pelaksanan pekerjaan, dan merupakan ukuran jadi.
3.1.2 Sebelum memulai pelaksanan pekerjaan, Pemborong harus terlebih dahulu mempelajari
segala ukuran yang tertera dalam gambar rencana dan detail. Dan apabila terjadi keraguan
atau tidak cocoknya ukuran gambar rencana (gambar skala yang lebih kecil) dengan
gambar lain/detail maka pemborong harus mengkonsultasikan dengan pihak
Pengawas/Direksi untuk didapati suatu kesepakatan.
3.1.3 Apabila gambar rencana dalam satu disiplin pekerjaan tidak sama dengan gambar
kerja/detail atau gambar yang lain maupun dengan penjelasan RKS, RAB serta dokumen
lainnya, sebelum memulai pekerjaan tersebut pemborong harus mengkonsultasikan dengan
Pengawas/Direksi untuk didapat suatu kesepakatan dalam pelaksanaan.
3.1.4 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan struktur, mekanikal, Electrikal
atau gambar disiplin pekerjaan lainya, maka yang berlaku/mengikat adalah gambar kerja
Arsitektur sepanjang tidak mengurangi kekuatan konstruksi/struktur bangunan, atau
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Direksi.
3.1.5 Bila perbedaan-perbedaan itu, ketidak-jelasan maupun perbedaan menimbulkan keragu-
raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, maka pemborong
harus terlebih dahulu melaporkan kepada Pengawas/Direksi untuk mendapatkan keputusan
gambar mana yang akan dijadikan peganggan.
3.1.6 Ketentuan di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Pemborong untuk Memperpanjang
waktu pelaksanaan maupun mengajukan “claim” biaya pekerjaan tambah.

PASAL 4
PERSIAPAN PEKERJAAN

4.1 Pekerjaan Persiapan.


4.1.1 Sebelum pekerjaan dilaksanakan dilapangan pemborong terlebih dahulu harus
mempersiapkan peralatan, tenaga kerja dan bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
4.1.2 Apabila dilapangan, pihak Direksi/Pengawas menganggap peralatan dan tenaga
serta bahan yang didatangkan tidak memenuhi kebutuhan baik kuantitas, maupun
kualitasnya, maka Direksi/Pengawas berhak untuk menolak, dan Pemborong harus
melakukan penggantian atau penambahan.
4.2 Direksi Keet, Gudang dan Barak Kerja.
4.2.1 Dilapangan, pemborong diharuskan menyediakan ruangan untuk kantor Direksi
(Direksi Keet ) yang digunakan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan dan juga
sebagai ruang rapat lapangan.
4.2.2 Direksi Keet minimal harus dilengkapi dengan mobiler seperlunya antara lain:
 Meja tulis setengah biro + kursi : 1 Set
 Meja rapat ukuran 1,2 x 1,8 m’ : 1Bh
 Kursi/bangku untuk rapat : Secukupnya
 Papan tulis/ whiteboard + Spidol : 1 Set
 Triplek untuk menempel gambar
4.2.3 Pemborong juga harus menyediakan ruangan untuk kantor Pemborong dan gudang
bahan serta los kerja sesuai kebutuhan.
4.2.4 Segala biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut diatas adalah tanggung
jawab pemborong, dan tidak bisa dimasukkan dalam item pekerjaan/penawaran.
Dan semua kelengkapan tersebut menjadi milik pemborong dan dapat

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

dibuka/diambil kembali setelah pekerjaan dinyatakan selesai (setelah serah terima


ke II pekerjaan).
4.3 Keamanan.
4.3.1 Pemborong harus menempatkan personil satuan pengaman /penjagaan untuk
kepentingan Pemborong sendiri dilokasi pekerjaan.
4.3.2 Segala sesuatu yang dapat merugikan pemborong yang disebabkan oleh tidak
adanya pengamanan adalah merupakan resiko pemborong dan tidak dapat di klaim
kepada pihak proyek, atau sebagai alasan untuk mengurangi suatu
pekerjaan/keterlambatan.
4.4 Penerangan / Daya Listrik
4.4.1 Daya listrik yang diperlukan untuk penerangan dan kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan harus disediakan oleh pemborong dengan menggunakan generator atau
pembangkit tenaga listrik lainnya dengan kapasitas yang mencukupi.
4.4.2 Segala biaya yang disebabkan oleh penyediaan daya listrik tersebut merupakan
tanggung jawab pemborong.
4.5 Air Kerja
4.5.1 Air untuk bekerja harus disediakan pemborong dengan mengambil sumber dari
yang ada di lokasi pekerjaan atau sumber lain atas persetujuan Pemberi
Tugas/Pengawas.
4.5.2 apabila sumber air yang ada tidak dapat menjamin kebutuhan, pemborong harus
membuat bak penampungan air/reservoir dengan kapasitas yang mencukupi untuk
air kerja, sesuai dengan petunjuk Pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN PERMULAAN

5.1 Pembersihan Lapangan.


5.1.1 Sebelum memulai pekerjaan Pemborong harus memersihkan lokasi pekerjaan (Site)
dari tumbuhan, sampah atau benda lainnya yang dapat mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, dan juga yang dapat merusak/mengurangi mutu pekerjaan.
5.1.2 Semua material/bahan bekas pembersihan lapangan tersebut harus dibuang dari
lokasi, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan atau
menganggu/merusak kebersihan lingkungan.
5.2 Pekerjaan Bongkaran
5.2.1 Sebelum dilaksanakan pekerjaan pembongkaran, terlebih dahulu pemborong harus
mempelajari terlebih dahulu bagian-bagian yang akan dibongkar, dan
mengkonsultasikannya dengan pengawas lapangan.
5.2.2 Pekerjaan pembongkaran dilaksanakan harus dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana atau atas pengarahan Direksi/Pengawas serta kebutuhan dilapangan untuk
pekerjaan rehab tersebut, sehingga bagian atau komponen bangunan yang tidak
harus dibongkar tidak rusak.
5.2.3 Jika terjadi kerusakan dari bagian bangunan yang tidak harus dibongkar, yang
disebabkan kelalaian pemborong, maka pemborong harus bertanggung jawab
memperbaikinya kembali.
5.2.4 Bekas bongkaran, seperti kayu-kayu seng dan lain-lainnya harus diserahkan
kontraktor kepada pengguna jasa dan menjadi milik pengguna jasa ( Dinas
Pekerjaan Kota Bukittinggi )

5.3 Pasang Bouwplank


5.3.1 Bouwplank dipasang pada patok kayu kasau berukuran 5/7, yang ditanamkan
ditanah sehingga tidak dapat di gerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 1,50 m dari garis as bangunan dan maksimum 2,00 M’ antara patok
satu dengan patok yang lainnya.
5.3.2 Bouwplank dibuat dari papan dengan ukuran tebal 2 cm dan lebar 20 cm dipasang
lurus dan diserut rata pada sisi di sebelah atasnya. Tinggi sisi atas papan bangunan
harus sama satu dengan yang lainya dan rata/waterpass, kecuali dii kehendaki lain
oleh pengawas.
5.3.3 Setelah selesai pemasangan bouwplank, pemborong harus melaporkan kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan harus menjaga serta memelihara
keutuhan dan ketetapan letak bouwplank selama pelaksanaan pekerjaan, sampai
dinyatakan oleh Direksi/Pengawas bowplank dapat dibuka (tidak diperlukan lagi).

PASAL 6

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN TANAH`

6.1.1 Yang dimaksud pekerjaan galian tanah adalah Galian tanah untuk pondasi, dan
pekerjaan kebutuhan bangunan lainnya sesuai gambar rencana.
6.1.2 Ukuran masing-masing galian harus disesuaikan dengan gambar rencana atau
kebutuhan dilapangan.
6.1.3 Pekerjaan galian tanah baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank selesai
terpasang lengkap dengan penempatan titik / tempat penggalian telah ditetapkan
sesuai gambar/kebutuhan. kedalaman sera bentuk galian harus diperikasa dan
disetujui oleh Pengawas.
6.1.4 Pemborong harus mencegah genangan air dalam galian yang disebabkan oleh
hujan, rembesan air, dengan jalan memompa atau menyalurkan selokan atau
tempat lain sesuai petunjuk Pengawas. Bila diperlukan untuk mencegah
kelongsoran maka dapat digunakan penyanggah galian.
6.1.5 Apabila dan atau karena permukaan air tinggi. Pemborong harus menyediakan
pompa air secukupnya untuk mengeringkan air yang menggenangi galian.
6.1.6 Apabila ada kesalahan penggalian/galian lebih dalam dari yang dikehendaki atau
posisinya berlainan dengan yang tertera dalam gambar, maka Pemborong harus
mengisi kembali dengan pasir urug atau bahan lain yang disetujui pengawas, dan
dipadatkan sampai sempurna, atas biaya pemborong tanpa penggantian biaya dari
Pemberi tugas.
6.1.7 Bila dasar galian sampai pada kedalaman (dasar galian) tidak mencapai kepadatan
yang dipersyaratkan, maka pemborong harus melakukan penggalian sampai
ditemukan dasar galian yang memenuhi kekerasan tanahnya, atau dengan cara
perbaikan tanah tersebut dengan mengganti dengan bahan dengan urugan lain dan
dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang dipersyaratkan atas biaya
pemborong.
6.1.8 Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan oleh
Direksi/ Pengawas. lokasi antara papan patok ukur (bouwplank) dan galian harus
bebas dari timbunan tanah.

6.2 Pekerjaan Pengurugan Tanah.


6.2.1 Urugan tanah dilaksanakan untuk mengisi kembali lobang bekas galian yang tidak
terisi oleh pasangan dan sekeliling bangunan yang kurang rata serta urugan tanah
bawah lantai.
6.2.2 Urugan tanah harus dilaksanakan lapis demi lapis (maksimum t = 20 cm untuk
setiap lapisnya) dan setiap lapisnya harus dilakukan pemadatan dengan cara
menggilas atau dengan alat pemadat getar/mesin pemadat (Stamper) yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
6.2.3 Jika menurut penilaian Direksi/Pengawas pemadatan harus dibantu dengan cara
penyiraman, maka pemborong harus melaksanakannya.
6.2.4 Tanah urug harus bebas dari segala bahan-bahan yang dapat membusuk atau
dapat mempengaruhi kepadatan urugan yang akan dilaksanakan.

Bahan-bahan bekas bongkaran bangunan sama sekali tidak boleh dipergunankan


sebagai bahan urugan. Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian, atau tanah
yang didatangkan dari luar yang telah disetujui oleh Direksi/ Pegawas.

PASAL 7

PEKERJAAN BETON
7.1 Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang
terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir
pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan
sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur
dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-
rongga di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai
dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan
konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Acuan
Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu Acuan Normatif
yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan
asal sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.

7.2 Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
”Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI – 3 )”, British Standar yang relevan
atau yang setara.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton. Untuk memperoleh persetujuan dari Direksi dan tidak boleh memesan bahan
tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuainnya dengan contoh tersebut.
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap
contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya Penyedia barang/jasa.

7.3 Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif
SNI 15-2049-1994.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan yang
sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Penyedia barang/jasa harus memberikan pada
Direksi, satu faktur untuk tiap pengiriman semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan
jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang
menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai
dengan Acuan Normatif.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal
atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan,
sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat
yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-
benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang
minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang dilantai. Ketika
diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan
penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim
dan setiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat
CV. NAFELINDO CONSULTANT
Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan
atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat
dipakai lebih dahulu.

7.4 Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat halus
adalah agreghat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25 mm
sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum pembetonan dimulai,
sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang
representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812 : 1968 atau yang
setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang
disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik disumber pemasokan
atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui
guna menjaga kesinambungan kerja.

7.5 Unsur-Unsur Tambahan / Additif


Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.

7.6 Adukan Percobaan


Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah
dari 11/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum memulai
pekerjaan, detil lengkap mengenai pengujian ini bersama analisa gradasi dan
perhitungan rencana campuran (mix design) penyedia barang/jasa tidak boleh
melakukan mengecoran bagian manapun sebelum rencana campurannya
disetujui oleh Direksi. Direksi berwenang untuk meminta agar penyedia
barang/jasa menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu tertentu dari
beton yang di cor dalam pekerjaan penyedia barang/jasa harus sudah
memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia barang/jasa.
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6 kubus beton
dari tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia
barang/jasa harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama
dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran. Penyedia barang/jasa tidak boleh
melakukan pengecoran sebelum Direksi menyetujui rencana campuran.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

7.7 Kelas Beton


Tabel 9-1 Kelas Beton

Mutu Beton Ukuran Agregat Maks.(mm) Rasio Air/Semen Kadar semen


Maks. (terhadap min. (kg/m3
berat) dari
campuran)
K-350 37 0,45 315
25 0,45 335
19 0,45 365
K-300 37 0,45 300
25 0,45 320
19 0,45 350
K-250 37 0,50 290
25 0,50 310
19 0,50 340
K-175 - 0,57 300
K-125 - 0,60 250

Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai


kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa
yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu
lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk mencapai kekuatan rencana.
Tabel 9-2 Mutu Beton
Mutu Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) SLUMP[mm]
Beton
Benda uji kubus 15x15x15 Benda Uji silinder 15x30 digetarkan Tidak
cm3 cm digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K350 250 350 210 290 20-50 50-100
K300 215 300 180 250 20-50 50-100
K250 180 250 150 210 20-50 50-100
K225 150 225 125 190 20-50 50-100
K175 115 175 95 145 20-50 50-100
K125 80 125 70 105 20-50 50-100

7.8 Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton


Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat percobaan
slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari lapangan
oleh penyedia barang/jasa. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan prosedur
perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-
kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3 atau 5 m3 minimal 3 kubus tiap hari.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi yang
sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi. Biaya
percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.

7.9 Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di lapangan


Penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang
seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan alat
penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang
sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan
untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk direksi.

7.10 Penolakan Beton


Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana
kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang
permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal penyedia barang/jasa harus menyingkirkan beton
yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga hasilnya
menurut penilaian Direksi sudah memuaskan.

7.11 Pengukuran Bahan-Bahan Beton


Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang
boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut volume terpisah
dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ± 1 %. Pengukuran volume
dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum
beton di cor.

7.12 Pengadukan Beton


Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu serta
mempunyai kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan
kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi untuk
mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap partikel
terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang homogen tanpa adanya air
yang berlebihan.

7.13 Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa
dan menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya dimana beton akan di cor.
Isi pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus
diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong,
metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari
Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut. Alat-
alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap
hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada umumnya
beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter tetapi jika bagian
pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka dikerjakan
CV. NAFELINDO CONSULTANT
Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-
putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari Direksi.
Semua beton harus dicorkan pada siang hari, pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai
jika dapat diselesaikan pada siang hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk
pengerjaan malam hari, ijin demikian tidak akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak
menyediakan sistem penerimaan yang memadai, yang disetujui oleh Direksi. Penyedia
barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi.
Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan.

7.14 Pemadatan Beton


Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan
sarang lebah (Honey Comb) memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka
dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe ”Rotary Out of Balance” (berputar di luar keseimbangan) dengan
frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan
sebesar 69 pada beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar semua bagian beton
terkena vibrasi tanpa timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus
pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator ynag dipakai di dalam suatu
pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga
menyediakan sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.

7.15 Lantai Kerja


Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung dipermukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah sebelum
tulangan beton ditempatkan.

7.16 Spesi Semen (Semen Mortar)


Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus
yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensinya plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada satu landasan kayu
atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai
mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam
pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

7.17 Perlindungan dan Pengeringan Beton


Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga
tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran. Perlindungan
diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan
kantong-kantong goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang
lunak sebelum terjadi pengerasan.
Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton baru selesai tidak diberi
beban yang intansitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul akibat
pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh penyedia
barang/jasa atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

7.18 Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen


Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan
yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi berstektur kasar sebelum
pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok dimana
perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada
permukaan beton yang terbuka.

7.19 Siar-Siar Konstruksi


Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar
tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika perlu dibor
guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai
mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan
menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding bekisting pada permukaan
yang terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan
beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton yang sudah dicor harus
dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras,
permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus dengan pasir (Sand Blasted)
untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh
Direksi bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan
sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.

7.20 Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka
waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang sudah
diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai,
bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-
kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan
beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara yang harus ditutup dengan rapi segera
setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama
dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum
memasang kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil
kayu lapis yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung
jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting. Semua
sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh
Direksi. Kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat
disingkirkan sebelum beton dicorkan.

7.21 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Pekerjaan Bekisting harus diukur untuk pembayaran dalam meter luas sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.
2) Dasar Pembayaran

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

Pembayaran dapat dilakukan apabila pekerjaan bekisting dapat dibayarkan apabila :


1. Penyedia Barang dan Jasa sudah menyediakan bekisting/cetakan dilapangan
dianggap progress pekerjaan 30 %.
2. Penyedia Barang dan Jasa sudah memasang bekisting/cetakan dianggap progress
pekerjaan 30 %.
3. Penyedia Barang dan Jasa sudah membongkar bekisting/cetakan dianggap progress
pekerjaan 40 %.
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan..

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

8.21 Pekerjaan Bekisting Meter Luas

7.22 Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihak karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau
zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Besi yang
dipakai besi D13 mm, D16 mm, D19mm dan Besi Ø 10 mm, Beton tidak boleh dicorkan
sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

7.21.1 Bahan-Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard
No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan bertegangan tinggi
harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau
yang setara untuk baja ulir yang bertegangan tinggi, tegangan rendah baja tulangan
bertengan tinggi harus minimal 40 .0 kg/cm².

7.21.2 Penyimpangan.
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari
muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan
karat.

7.21.3 Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk secara
tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
British Standard 4466 : 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan
dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh
Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

7.21.4 Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan
logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding
dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh
utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk
beton yang sedang di cor dan harus sekecil mungkin. Block-block ini harus dikencangkan
dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
kontruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh
persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus
disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang
termasuk sengkang kepermukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

Toleransi u ntuk Beton yang Tidak Terbuka (tidak Diekspos)


Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat dalam
batas-batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran bagian
antara lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi – 0.3 cm
sampai + 0.3 cm.

Toleransi dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)


Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur
maksimum 0.3 cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh
melebihi 0.1 cm dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian struktur harus dalam batas
0.1 % akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

Kemiringan Plat Lantai


Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukan pada gambar harus dihitung dari
tebal pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang diperlukan, bagian bawah dari plat lantai
ini baik miring maupun yang horizontal.

Cacat pada Beton


Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang
ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut;
7.21 Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada
gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
c. Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi
dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama seperti
beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan memakai kikir.

Percobaan Bekisting untuk Finishing


Untuk menghasilkan akhir yang halus, penyedia barang/jasa harus melakukan
percobaan finishing untuk permukaan halus, percobaan ini akan dilakukan pada balok pondasi
dan kepala tiang menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan
dalam spesifikasi ini, penyedia barang/jasa harus mengubah rencana campuran beton dan/atau

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar beton
muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam
jangka waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.

Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau
kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini
dibebankan pada penyedia barang/jasa.

8.30 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran untuk Pembayaran
c) Pekerjaan Beton harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis yang
ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan disetujui.
d) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.
e) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan porous
atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous. Tidak ada
pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk penyediaan atau
pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk
galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
2) Dasar Pembayaran
Pembayaran dapat dilakukan apabila pekerjaan beton K 250 dibayarkan apabila sudah
memenuhi test kubus dan kuat tekan yang disyaratkan dengan melakukan kegiatan
seluruh pengetesan di Lembag/Instasi yang disetujui oleh tim Direksi .

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

8.30 Pekerjaan Beton Meter


Kubik

PASAL 8

PEKERJAAN PONDASI

8).1 Jenis pondasi yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah Pondasi batu kali,
ukuran dan penempatannya harus disesuaikan dengan gambar rencana.
9).1 Untuk pondasi batu kali, sebelum dipasang pondasi batu kali, pada dasar
tanah harus dipasang anstampang batu kali yang disusun, dan sela-selanya
diisi dengan pasir yang dipadatkan dengan jalan pemadatan dan disiram
dengan air sampai semua rongga antara batu terisi penuh dan padat.
10).1 Pengurugan kembali bekas galian yang tidak terisi oleh pasangan pondasi
dapat dilakukan setelah pekerjaan pondasi dilaksanakan dengan sempurna
atau atas persetujuan Direksi /Pengawas.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

8.1 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.
c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan
bahan porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai
Drainase Porous, seperti yang disebutkan dalam Pasal 2.4.4 dari Spesifikasi ini.
Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan untuk
penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk
acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran
tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan
semua bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau
pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk
pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan
akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam
Pasal ini.

Nomor Mata Uraian Satuan


Pembayaran Pengukuran

7.9 Pasangan Batu Meter Kubik

PASAL 9

PEMASUKAN DAN PERSETUJUAN BAHAN


Semua bahan/material yang akan dimasukan kelokasi pekerjan, baik kwalitas, maupun kwantitas
serta jenis bahan, harus atas persetujuan Direksi/Pengawas.
Jenis/type dan ukuran serta spesifikasi bahan/material harus disesuaikan dengan kebutuhan
/gambar rencana/RAB atau RKS.
Direksi/Pengawas berhak menolak bahan yang dimasukkan apabila tidak sesuai dengan kebutuhan,
kwalitas ukuran serta persyaratan/spesifikasi yang diinginkan.
Apabila tidak ada bahan yang dibutuhkan dipasaran, baik kwalitas, kwantitas, ukuran serta
spesifikasi tidak sesuai dengan kebutuhan pemborong dapat mengajukan secara tertulis perobahan
atau penggantian bahan kepada Direksi/Pengawas dan kemudian akan ditetapkan dalam rapat
lapangan dengan berita acara rapat lapangan. Dan pemborong tidak diizinkan mengganti
pemakaian bahan tanpa persetujuan Direksi/Pengawas. Bahan yang masuk dinyatakan tidak
dipakai/ditolak oleh Direksi/Pengawas, harus disingkirkan /dikeluarkan dari lokasi, selambat-
lambatnya 2 x 24 jam. Setelah penolakan /instruksi tertulis dari Direksi/Pengawas untuk diperiksa
dan disetujui.

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

PASAL 10

PENUTUP dan PEMELIHARAAN


Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan, dan sebelum dilaksanakan serah terima pekerjaan,
pemborong diharuskan:
a. Membersikan seluruh lokasi pekerjaan dari segala kotoran/sampah bekas pekerjaan sehingga
Daman dan lokasi kelihatan rapi dan bersih, serta tidak mengganggu pemakaian.
b. Membersihkan seluruh komponen/bagian bangunan dari kotoran/noda bekas pekerjaan
sehingga bangunan rapi dan bersih.
c. Selama masa pemeliharaan pemborong wajib memeriksa kembali seluruh hasil pekerjaannya.
Apabila ternyata terjadi kerusakan atau ketidak sempurnaan, maka pemborong wajib
memperbaikinya baik atas inisiatif sendiri maupun atas instruksi Direksi/Pengawas.
d. Walaupun dalam RKS ini tidak diuraikan satu persatu tentang persyaratan khusus, baik teknis
maupun bahan serta peraturan/undang-undang daerah setempat, namun pemborong
dianggap telah memahaminya, dan pemborong diharuskan untuk memenuhi/ melaksanakan
nya dan segala hal tersebut diatas. Apabila membutuhkan biaya, pemborong tidak dapat
mengajukannya sebagai pekerjaan tambah. Dan hal tersebut telah termasuk dalam harga
penawaran.

Bukittinggi, Maret 2019


Konsultan Perencana
CV. Nafelindo Consultant

Roni Hendri, ST
Direktur

CV. NAFELINDO CONSULTANT


Spesifikasi Teknis Pembangunan Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi

CV. NAFELINDO CONSULTANT

Anda mungkin juga menyukai