PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan tentang pengkajian, tanda-tanda vital, dan
pemeriksaan fisik
2. Mengetahui cara melakukan pengkajian
3. Mengetahui cara melakukan tanda-tanda vital
4. Mengetahui cara melakukan pemeriksaan fisik
1.4 MANFAAT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari komponen dari
proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data
tentang status kesehatan seorang klien secara sistematis, menyeluruh,
akurat, singkat, dan berkesinambungan.
Pengkajian keperawatan harus selalu di rancang sesuai kebutuhan klien.
Apabila pada kondisi klinik perawat dihadapkan pada klien yang
menderita penyakit akut, perawat perlu membekali diri tentang kondisi
gejala yang berhubungan dan perawat boleh memilih untuk hanya
mengkaji sistem tubuh yang terlibat. Pengkajian keperawatan yang lebih
komprehensif biasanya akan dilakukan pada klien dalam kondisi lebih
sehat, kemudian perawat mempelajari status kesehatan total klien. (Arif
Muttaqin,2010)
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan
diukur. Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui
“senses”:2S(sight,smell) dan HT (hearing dan touch atau taste)
selama pemeriksaan fisik. Contoh data objektif: frekuensi
pernapasan,tekanan darah,edema,dan berat badan.
c. Karakteristik Data
Pengumpulan data yang otimal dapat dilaksanakan dengan
beberapa karakteristik, meliputi: lengkap,akurat,nyata dan relevan.
1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah
keperawtan klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna
membantu mengatasi masalah klien yang adekuat.
2. Akurat dan Nyata
Dalam pengumpulan data ada kemungkinan terjadi salah
paham. Untuk mencegah hal tersebut, maka perawat harus
berpikir akurasi dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya
apa yang teah di dengar, dilihan, diamati dan di ukur melalui
pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
sekiranya meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas
atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan,
maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih
mengerti. Dalam mendokumentasikan data keperawatan,
perawat menguraikan perilaku klien daripada memperkirakan
atau mengiterprestasikan prilaku.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya banyak sekali
data yang harus dikumpulkan sehingga menyita waktu
perawat untuk mengidentifikasi. Kondisi yang seperti ini bisa
diantisipasi dengan membuat data secara komprehensif,tetapi
singkat dan jelas. Dengan mencatat data yang relevan sesuai
dengan masalah klien dan sesuai dengan situasi khusus.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan disini,
semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status
kesehatan klien saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif
terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien
(Asmadi,2008)
b. Denyut Nadi
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak
faktor yang mempengaruhi nya, pada saat aktivitas normal :
1) Normal : 60 – 100 x/ menit
2) Bradikardi : < 60 x/menit
3) Takhikardi : > 100x/menit
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada :
1. Arteri Radialis.
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai
secara rutin.
2. Arteri Brachialis.
Terletak didalam otot biceps dari lengan atau medial dilipatan siku.
Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3. Arteri Karotis.
Terletak di leher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid
berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus.
c. Suhu Tubuh
Temperatur ( Suhu ) merupakan besaran pokok yang mengukur derajat
panas suatu benda/makhluk hidup.
d. Pernafasan.
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit.
Faktor yang mempengaruhi respiratori rate :
1. Usia.
2. Jenis kelamin.
3. Suhu tubuh.
4. Posisi tubuh.
5. Aktivitas.
Interpretasi :
a. Takipnea.
Bila pada dewasa pernafasan lebih dari 24x/menit.
b. Bradipnea.
Bila kurang dari 10x/menit disebut bradipnea.
c. Apnea.
Bila tidak bernapas.
a. Inspeksi
Inspeksi dilakukn dengan menggunakan indra
penglihatan,pendengaran,dan penciuman sebagai alat untuk
mengumpulkan data.fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh
meliputi ukuran tubuh,warna kulit,bentuk tubuh,serta posisi dan
kesimetrisan tubuh.
b. Palpasi
Palpasi merupakan teknik pemeriksaan yang menggunakan
indra peraba .palpasi dilakukan untuk menentukan ciri-ciri jaringan
atau organ lain .ada dua jenis palpasi,yaitu palpasi ringan dan
palpasi dalam.
Palpasi ringan terhadap struktur seperti abdomen dilakukan
untuk menetukan area-area nyeri tekan .tangan diletakan pada area
yang akan di palpasi dan jari ditekan ± 1cm kebawah secara
perlahan.palpasi dalam digunakan untuk memeriksa kondisi organ
yang dapat dilakukan dengan dua tangan,yaitu satu tangan untuk
merasakan bagian yang di palpasi, dan tangan lain untuk menekan
ke bawah.
c. Perkusi
Perkusi merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-
ngetukan jari asisten perawat (sebagai alat untuk menghasilkan
suara) ke bagian tubuh klien yang akan dikaji.
Perkusi dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. lepas pakaian sesuai kebutuhan.
2. luruskan jari tengah tangan kiri dan tekan bagian ujung jari serta
letakan pada permukaan yang di perkusi, upayakan jari yang lain
tidak menyentuh permukaan
3. hantarkan jari tengah kanan ke atas dengan lengan bawah relaks.
4. gerakan pergelangan tangan dengan cepat,jelas dan relaks.ketukan
ujung jari tengah tangan kanan pada jari tengah tangan kiri.
5. segera angkat jari tengah tangan kanan untuk menghindari
vibrasi.pertahankan gerakan pada pergelangan tangan,bukan pada
jari,siku atau pundak.
d. Auskultasi
Auskultasi merupakan tehnik pemeriksaan dengan menggunakan
stestokop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
tubuh,seperti bunyi jantung,paru,bising usus,tekanan darah dan
denyut nadi.bagian auskultasi yang disebut bel,paling baik
digunakan untuk mendengar bunyi bernada rendah, seperti bunyi
vaskular,dan bunyi jantung tertentu.sementara itu,bagian lainya yang
dinamakan diafragma,paling baik digunakan untuk bunyi bernada
tinggi,seperti bunyi usus dan paru.
Pemeriksaan fisik terdiri atas pengkajian individu untuk setiap
sistem tubuh.luasnya permukaan tergntung pada tujuan dan kondisi
klien. Pemeriksaan harus sistematik dan terorganisasi dengan baik
sehingga pengkajian penting tidak akan terlewatkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN