PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Islam sebagai suatu agama telah ditempatkan sebagai suatu pilihan dan sekaligus ajarannya
dijadikan pedoman dalam kehidupan umat manusia yang memeluknya. Sehingga keberadaan nya
telah memberikan arahan dalam pengembangan peradaban umat manusia, utamanya dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi.islam adalah bersifat terbuka, yang selalu memberikan keleluasan
kepada umatnya untuk berfikir kedepan, dalam rangka mencapai tingkat peradaban dan kemajuan
yang lebih baik.1
B.Rumusan Masalah
1
DRS. MUHAMMAD, M.Ag, Pengantar AKUNTANSI SYARI’AH, (Jakarta: Salemba Empat, 2002 M.), hlm. 7.
2
Dwi Suwiknyo, SEI., MSL, Ayat-Ayat Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 m), hlm. 1.
3
Ibid., hlm. 2.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sejarah diketahui double entry book keeping muncul di Italia sekitar abad ke-13.
Catatan yang ada dan paling tua yang kita miliki tentang double entry book keeping adalah pada
tahun-tahun terakhir abad ke-13, tetapi pertama, apakah mungkin double entry telah digunakan
beberapa tahun sebelumnya.4
Sesuatu pengkajian selintas terhadap sejarah islam menyatakan bahwa akuntansi dalam islam
bukan merupakan seni dan ilmu yang baru yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai “bendahara negara”serta menjamin kesejahteraan sosial. Masyarakat muslim sejak itu telah
memiliki jenis akuntansi disebut dalam beberapa karya tulis umat islam. Tulisan itu muncul lama
sebelum double entry detemukan oleh Lucas Pacioli di Italia pada tahun 1949.
Ada beberapa faktor atau sebab yang menuntut lahirnya double entry pada abad ke-13.faktor
tersebut adalah karena penyajian pada periode sebelumnya tidak selengkap dengan yang terjadi pada
masa itu. Littleton mengakui, bahwa double entry muncul ke permukaan karena waktu itu dapat
dipenuhi persyaratan, yaitu: persyaratan yang berkaitan eengan masalah “materi”dan “bahasa”.
Persyaratan materi mencakup pribadi, modal, perdagangan dan kredit. Sementara persyaratan bahasa,
berkaitan dengan tulisan, uang, danperhitungan.
1. Adanya motivasi awal yang memaksa orang untuk mendapatkan keuntungan besar (maksimalisasi
laba=jiwa kapitalis).dengan adanya laba maka perlu pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran
dengan cara sistematis dan dalam ukuran moneter atas transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan
dan menjelaskan hasilnya.
4
DRS. MUHAMMAD, M.Ag, Pengantar AKUNTANSI SYARI’AH, (Jakarta: Salemba Empat, 2002 M.), hlm. 8.
2. Pengakuan pengusaha akan pentingnya asfek sosial yang berkaitan dengan persoalan
maksimalisasi laba. Dalam hal ini, pemimpin perusahaan harus membuat keputusan yang menjadi
keseimbangan antara keinginan perusahaan, pegawai, langganan, supplier, dan masyarakat umum.
3. Bisnis dilakukan dengan peranan untuk mencapai laba sebagai alat untuk mencapai tujuan
bukan”akhir suatu tujuan”. Dengan pernyataan lain, laba bukanlah tujuan akhir dari suatu aktivitas
bisnis.akan tetapi bisnis dilakukan untuk memperluas kesejahteraan sosial.akuntansi akan
memberikan informasi yang secara potensi berguna untuk membuat keputusan ekonomi dan jika
diberikan akan memberikan perluasan kesejahteraan sosial.5
Secara etimologi akuntansi dalam bahasa arab biasa disebut muhasaba. Akar kata muhasabah
adalah h.s.b. dengan bentuk verbal atau kata kerja hasaba, bisa juga berasala dari kata hasiba, hisaba
(menghitung dengan teliti atau seksama apa-apa yang telah tercatat), bentuk lainnya yahsabah
(menghitung,mengukur) . Kata kerja hasabah termasuk kata kerja yang menunjukkan adanya
interaksi dengan orang lain.sementara halisabah atau al-muhasabah memiliki arti perhitungan, ada
juga istilah hisaab al-mizzaniyyah memiliki arti perhitungan anggaran.6
Akuntansi adalah untuk melaksanakan perhitungan periodik antara biaya (usaha) dan
hasil(prestasi). Konsep ini merupakan inti dari teori akuntansi dan merupakan ukuran yang dijadikan
sebagai rujukan dalam mempelajari akuntansi.
Pada tahap awal, istilah akuntansi syariah merupakan pemicu bagi lahirnya akuntansi syariah
pada tingkat wacanah. Dan ini ternyata mempunyai dampak yang sangat positif, beberapa tulisan
dengan tema ini telah muncul dalam bentuk artikel (misalnya Triyuwono 1996a:1997) seminar (
Triyuwono 1996b) konperensi internasional (Triyuwono 1996b 1999) dan skripsi dari beberapa
mahasiswa di fakultas ekonomi universitas Brawijaya dan universitas Muhamadiyyah Malang.
Akuntansi syariah adalah sebuah upaya dalam menjaga harta sebagai hak dan kewajiban yang
melekat pada seseorang muslim sekaligus upaya membumikan islam dalam bidang akuntansi. Ajaran
agama islam senantiasa mampu beradaptasi pada segala perkembangan yang terjadi pada umatnya,
5
Ibid., hlm. 9.
6
Abdul Aziz, M.Ag, EKONOMI ISLAM K0NTEMPORER, (Bandung: ALFABETA, 2010 M), hlm. 144.
termasuk dalam perkembangan akuntansi karna sifat ajaran agama islam itu sendiri yang selalu
sesuai pada segenap tempat dan masa al-islam yahluhu ma’ahu fikulli zamanin.
Islam sebagai suatu ajaran ilahi yang bersumber dari wahyu al-quran dan as-sunnah
diturunkan untuk dijadikan sebagai pedoman hidup dan kehidupan baik di dunia maupun kehidupan
sesudahnya yaitu di akhirat kelak. Islam sebagai pedoman hidup mengandung nilai-nilai universal
ajarannya bagi manusia,baik dalam aktivitas kegiatan politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan
dan keamanan dan lainnya.7
Sebelum menyusun rancang bangun akuntansi syariah maupun intsrumen ekonomi syariah
lainnya, maka dibutuhkan adanya sebuah konsensus umat. Konsensus tersebut berkaitan dengan
sendi-sendi keimanan yang berwatak eskatologis bagi seorang muslim yang dikenal dengan nama
rukun iman. Sehingga akuntansi syariah (sebagai bagian dari kegiatan ekonomi) haruslah merupakan
jawaban (aplikasi) imani terhadap kegiatan ekonomi yang terjadi. Tentunya hal ini memiliki inplikasi
berbeda dibandingkan dengan akuntansi konpensional dan ketika kita telah mengikrarkan dalam hati,
memucapkan dengan lidah, maka haruslah di implementasikan dalam perbuatan apa-apa yang telah
menjadi konsensus diatas.
Terdapat 3 asfek penting dalan dimensi asasi ajaran islam yang melekat pada setiap pribadi
dan umatnya sehingga harus dipahami dan dimengerti.
1.Tauhid (akidah)
Sebagai sendi eskatologi yang berwujud pada keimanan kepada sang pencipta secara utuh dan
bulat.
2.Islam
Sebagai sendi yang bersifat liturgis-ritualistis yang bertujuan pasa kepatuhan dan ketaatan
secara lahir dan batin dalam menjalankan perintah allah dan rasul.
3.Ihsan
7
Abdul Aziz, M.Ag, EKONOMI ISLAM KONTEMPORER, (Bandung: ALFBETA, 2010 M), hlm. 144.
Yang merupakan penjelmaan dari berbuat baik dan penuh tanggung jawab atas kemaslahatan
dan jauh dari kemasadatan adalah merupakan wujud nyata dari dua asfek sebelumnya,sehingga bila
iman dab islam tidak berujung pada ihsan dan iman maka jelas tidak mempunyai dasar kuat untuk
dikatakan sebagai kepribadian taqwa.
Pembangun ekonomi yang bebdasarkan kepasraan (qona’ah) serta kedudukan yang tulus
kepada ilahi adalah menjadi sebuah keharusan disertai dengan penciptaan kerja prakmatis memalui
demontrasi karya nyata dalam kehidupannya, maka jelas bahwa norma tiipitas yang bersumber dari
wahyu harus menjadi insprirator serta landasan utama dakam pengembangan ekonomi secar
menyeluruh. Karna itu rancang bangun dalam membentuk sistem akuntasi syariah harus bersifat
kolaboratis denga kenyataan bahwa 3 asfek diatas harus dipahami secara dialektik aplikatif
paradikmatif yang bersifat adaptif.8
1).Prinsip pertanggungjawaban
8
Ibid., hlm. 146
9
DRS. MUHAMMAD, M.Ag, Pengantar AKUNTANSI SYARI’AH (Jakarta: Salemba Empat, 2002 M), hlm. 11.
berkhianat, dan jika berbicara ia bohong dan jika berjanji ia ingkari serta jika bersedih ia curang.10
(MUTTAFA’ ‘ALAIH) HADIST 1/1586
2).prinsip keadilan
Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan
social dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara interen melekat dalam fitrah manusia. Hal
ini berarti bahwa manusia itu pada dasar nya memiliki kapasitas dan energy untuk berbuat adil dalam
setiap aspek kehidupannya.
Misalnya bila nilai tranksaksi adalah sebesar 100 juta,maka akuntansi mengandung dua
pengertian ,yaitu; pertama;adalah berkaitan dengan praktik moral,yaitu kejujuran,yang merupakan
faktor yang sangat dominan.Tanpa kejujuran ini,informasi yang disajikan akan menyesatkan dan
sangat merugikan masyarakat.kedua;kata adil bersifat lebih fundamental(dan tetap berpijak pada
nilai-nilai etika/syari’ah dan moral).Pengertian kedua inilah yang lebih merupakan sebagai
pendorong untuk melakukan upaya-upaya dekontruksi terhadap bangun akuntansi modern menuju
pada bangunan akuntansi yang lebih baik.
3).prinsip kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak bisa dipisahkan atau dilepaskan dengan prinsip
keadilan.Sebagai contoh;Dalam akuntansi kita akan slalu dihadapkan pada masalah
pengakuan,pengukuran dan pelaporan.Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila
dilaksanakan pada nilai kebenaran.Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam
mengakui,mengukur,dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.11
10
IMAM NAWAWI, Syarah dan Terjemah Riyadus Shalihin Jilid 2, (Jakarta: Muassasah Ar-Risalah-Beirut, 2006 M), hlm.
734.
11
Ibid., hlm. 12.
12
IMAM NAMAWI, Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin Jilid 2, (Jakarta: Muasasasah Ar-Risalah-Beirut, 2006.M),
hlm. 731.
4). Amanah
Orang yang menyiapkan laporan keuangan dan informasi akuntansi dan keterangan yang
dipaparkannya. Ia hendaklah memaparkan apa-apa yang dianggap layak dan menyembunyikan
rahasia-rahasia yang wajib ia jaga secara syar’i.13
Sifat amanah ini dituntut dalam semua jenis aktivitas manusia. Ketika putri nabi Syua’ib
mengusulkan kepada ayahnya untuk mempekerjakan nabi Musa,adalah dokarenakan faktor sifat
amanah,seperti yang dikisahkan dalam Alqur’an;
“Ya bapakku,ambillah ia sebagai orang yang bekerja ( pada kita) karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya”. (Q.S.
al-Qashah:26)
13
Abdul Aziz, M.Ag, EKONOMI ISLAM KONTEMPORER, (Bandung: ALFABETA, 2010 M), hlm. 153.
14
IMAM NAWAWI, Syarah dan Terjemah Riyadus Shalihin Jilid 2, (Jakarta: Muassasah Ar-Risalah-Beirut, 2006 M), hlm.
735.
Yang dimaksud dengan mishdaqiyah dalam akuntansi secara umum adalah menyiapkan
laporan akhir serta neraca keuangan. Adapu secara khusus adalah bahwa keterangan-keterangan dan
informasi yang ada harus benar dan sesuai dengan ralitas serta tidak ada kebohongan dan kecurangan
karna data-data tersebut merupakan kesaksian,sebagaimana firman Allah SWT.:”Hai orang-orang
yang beriman,bertaqwalah kepada allah dan hendaklah bersama orang-orang yang
beriman,bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah bersama orang-orang yang benar” (Q.S. At-
Taubah:119).15
Selama seorang akuntan membuat laporannya dengan jujur,selama itu pula ia menjadi orang
yang terpercaya di bidangnya. Hal inilah yang diisyaratkan oleh Allah tentang ayat dalam utang-
piutang dan pembukuan harta dalam surat Al-Baqarah ayat 282. Sebaliknya ketika akuntan berlaku
tidak jujur serta adanya pemihakan hanya untuk keuntungan tertentu, ia telah melakukan pemalsuan
dan penghianatan terhadap amanah.Rasulullah SAW telah mewanti-wanti hal ini dalam sebuah
hadistnya; “Khianat yang besar adalah kamu berkata kepada saudaramu tentang sesuatu yang dia
percaya kepadamu,sedangkan kamu (dengan cerita itu ) berdusta kepadanya,”(H.R. Ahmad).
Tauqit adalah hasil dari laporan akuntansi dapat di selesaikan dalam batas-batas waktu yang
telah ditetapkan tanpa mengulur-ulur waktu sehingga tidak mengurangi manfaat dan efisiensi kerja.
15
Abdul Aziz, M.Ag, EKONOMI ISLAM KONTEMPORER, (Bandung: ALFABETA, 2010 M), hlm. 155.
Sikap jujur dan amanah akan menumbuhkan setiap komitmen seorang akuntan. Ia akan
menyiapkan laporan keuangan dengan tetap berpegang teguh pada kebenaran dan sikap netral di atas
kebenaran.
Ketika seorang akuntan memihak kepada keinginan dan kepentingan seseorang,maka ia telah
menghianati dirinya yang telah berkirar keimanan kepada Allah dan rasul nya.sehingga ia pun
berhianat kepada Allah SWT dan rasulnya.jika seorang akuntan sudah tidak bersikap adil dan
netral,maka apa-apa yang ia laporankan pun perlahan-lahan akan kehilangan keprcayaan dari
pemakainya. Dan tindakannya tersebut telah merugikan orang lain. Hal ini ditegaskan oleh Ibnu
Abidin yang mengatakan:
“Catatan seseorang perantara atau bendahara adalah bukti terhadap hukum yang sedang
berlaku .karena pada umumnya transaksi terhadap suatu jenis barang itu biasanya berlangsung tanpa
saksi,terutama pada barang-barang yang dikirim kepada mitra-mitra bisnisnya di daerah-daerah yang
jauh yang tidak memungkinkan baginya untuk menyaksikan data tertulis dan tercatat dalam buku-
buku atau daftar-dftar yang dapat mereka jadikan sebagai dalil atau bukti ketika terjadinya sesuatu di
luar dugaan”.
9).Tibyan (Transparan)
Tibyan adalah penyajian data yang jelas dan tidak ada keterangan apapun yang disembuyikan
terhadap pengguna data tersebut,yang tentunya masih dalam batas-batas kaidah yang tersebut di atas
yaitu diantaranya ;amanah,jujur,diqqah,tauqit,dan adil.
16
IMAM NAWAWI, Syarah dan Terjemah Riyadus Shalihin Jilid 2, (Jakarta: Muassasah Ar-Risalah-Beirut, 2006 M), hlm.
730.
Artinya: ibnu mas’ud dan ibnu umar serta anas ra.berkata bahwa nabi saw.bersabda “setiap
pengkhianatan nanti akan memiliki sebuah bendera di hari kiamat.”dikatakan, ini adalah
penghianatan si fulan”. (muttafa’ ‘alaih)17
Tidak ada kaidah khusus yang menentukan tingkatan atau derajat tibyan,hal ini dikarenakan
setiap posisi mempunyai tingkatan tibyan yang berbeda . sementara kaidah umum yang bersifat
global yang mungkin bisa dijadikan pedoman adalah:
Laa dharara wa laa dhirara ( tidak madharat/rusak bagi dirinya dan tidak memadharatkan/merusak
bagi yang lain).
Laa ifrath wa laa tafrith(tidak berlebih-lebihan dalam sesuatu yang tidak pulak terlalu berkurang atau
lalai).Daf’u dharar akbar bi dharar aqoll (menolak madharat yang besar dengan madharat yang kecil.
Pada tatanan konsep akuntansi syariah merupakan sebuah wacana yang bisa digunakan untuk
berbagai ide,konsep,dan pemikiran tentang akuntansi syariah itu sendiri.wacana tersebut dapat
seterusnya berada pada tatanan konsep,tetapi bisa juga diturunkan ketatanan yang lebih praktis.Yang
pertama cendrung untuk mengembangkan Akuntansi syariah sebagai kajian filosofis-teoritis yang
member payung untuk derivasi konkret dalam bentuk praktis.Sedangkan yang kedua lebih
menekankan pada bentuk praktik dan kebutuhan pragmatis.18
Seperti telah di singgung di atas bahwa akuntansi adalah disiplin dan praktik yang di bentuk
dan membentuk lingkungan.oleh karna itu bila kuntansi di lahirkan dalam lingkungan yang
kapitalisistik maka informasi yang disampaikan mengandung nilai-nilai kapitalistik kemudian
keputusan dan tindakan ekonomi yang di ambil seseorang yang berdasarkan pada informasi ini juga
mengandung nilai-nilai kapitalistik.dengan makna lain,informasi akuntansi yang kapitalistik akan
membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik,jaringan kuasa ini akhirnya mengikat dan memilih
manusia sansaran kapitalisme.
Secara ontologis,akuntansi syariah pada dasarnya ingin membebaskan manusia dari jaringan
kuasa kapitalistik.yang membuat semu orientasi hidup manusia atau berpaling dari kuasa tuhan,dan
17
Ibid., hlm 734.
18
Abdul Aziz, M.Ag, EKONOMI ISLAM KONTEMPORER, (Bandung: ALFABETA, 2010 M), hlm. 156.
memikatkan dari pada jaringan kuasa ilahi yang sejati sehubungan dengan Triyuwono (1996a,59)
menjelaskan bahwa :
(akuntansi) secara kritis harus mampu membebaskan manusia dari ikatan realitas seu beserta
jaringan kuasanya,untik kemudian memberikan realitas alternative dengan seperangkap jaringan
kuasa ilahi yang memikat manusia dalam kehidupan sehari-hari.dngan kemudian realitas alternative
diharapkan akan mendapat membangkitkan kesadaran diri secara penuh akan kepatuhan dan
ketundukan seseorang pada kuasa ilahi.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sesuatu pengkajian selintas terhadap sejarah islam menyatakan bahwa akuntansi dalam islam
bukan merupakan seni dan ilmu yang baru.yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai “bendahara negara”serta menjamin kesejahteraan sosial.masyarakat muslim sejak itu telah
memiliki jenis akuntansi disebut dalam beberapa karya tulis umat islam.tulisan itu muncul lama
sebelum double entry detemukan oleh lucas pacioli di Italia pada tahun 1949.
Secara etimologi akuntansi dalam bahasa arab biasa disebut muhasaba.akar kata muhasabah
adalah h.s.b dengan bentuk verbal atau kata kerja hasaba,bisa juga berasala dari kata hasiba,hisaba
(menghitung dengan teliti atau seksama apa-apa yang telah tercatat),bentuk lainnya yahsabah
(menghitung,mengukur) .kata kerja hasabah termasuk kata kerja yang menunjukkan adanya interaksi
dengan orang lain.sementara halisabah atau al-muhasabah memiliki arti perhitungan,ada juga istilah
hisaab al-mizzaniyyah memiliki arti perhitungan anggaran.
Allah mengajarkan kepada orang-orang yang beriman tentang penting nya pencatatan dalam
transaksi.Caranya menunjuk seseorang untuk menjadi penulis dari setiap transaksi,trutama yang
dilakukan secara tidak tunai.Etika yang mesti dimiliki penulis tersebut yakni bersikap adil dengan
menuliskan kebenaran transaksi yang dilakukan.Sebagai pemenuhan prinsip kehatian-
hatian,diperlukan juga saksi yang memberikan kesaksian apabila terjadi masalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA