Anda di halaman 1dari 1

Sampe merupakan alat musik tradisional Suku Dayak.

[1] Penyebutan alat musik


yang dimainkan dengan cara dipetik ini berbeda-beda dalam tradisi masing-masing
Sub suku dayak yang ada di Kalimantan Timur. Sampe adalah alat musik yang
berfungsi untuk menyatakan perasaan, baik perasaan riang gembira, rasa sayang,
kerinduan, bahkan rasa duka nestapa.[3] Dahulu, memainkan sampe pada siang hari
dan malam hari memiliki perbedaan.[3] Apabila dimainkan pada siang hari, umumnya
irama yang dihasilkan sampe menyatakan perasaan gembira dan suka-
ria.[3] Sedangkan jika sampe dimainkan pada malam hari biasanya akan
menghasilkan irama yang bernada sendu, syahdu, atau sedih. [3] Terdapat ungkapan
mengenai sampe yang termuat dalam Tekuak Lawe, sastra lisan yang diturunkan dari
generasi ke generasi dalam tradisi masyarakat Dayak, khususnya suku
Dayak Kanyaan dan Kenyah.[3] Ungkapan yang berbunyi sape' benutah tulaang
to'awah itu secara harfiah dapat diartikan Sampe mampu meremukkan tulang-belulang
hantu yang bergentayangan.[3] Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa alat musik
sampe mampu membuat orang yang mendengarnya merinding hingga menyentuh
tulang atau perasaan.[3] Bagi para tetua adat Dayak di zaman dulu, keyakinan akan
kesakralan sampe memang betul bisa dirasakan karena suasana pedesaan dan
nuansa adat pada saat itu masih sangat kental.[3]
Hingga kini, kepercayaan akan tuah sampe masih diyakini oleh para sesepuh
Dayak, misalnya ketika sampe dimainkan dalam suatu upacara adat. [4] Saat bunyi
petikan sampe terdengar, seluruh orang akan terdiam, kemudian terdengar sayup-
sayup lantunan doa atau mantra yang dibacakan bersama-sama.[4] Dalam suasana
seperti ini, tidak jarang di antara mereka ada yang kerasukan roh halus atau roh
leluhur.[4] Sampe juga dimainkan pada saat acara pesta rakyat atau acara gawai
padai, sampe dimainkan untuk mengiringi tari-tarian yang lemah gemulai.[4]
Seiring dengan perkembangan zaman, sampe kemudian tidak hanya berfungsi sebagai alat
musik untuk menyatakan perasaan saja, tetapi sampe juga mulai sering dimainkan bersama
dengan alat-alat musik lainnya.[3]Anak-anak muda Dayak gemar memainkan sampe
sembari berkumpul bersama di malam hari. Selain itu, sampe dimainkan oleh kaum Lelaki
Dayak untuk menarik perhatian perempuan yang sedang ditaksirnya .[3]Sampe juga
berfungsi sebagai alat musik hiburan dalam suatu keluarga besar.[4] Tradisi orang Dayak
yang tinggal di rumah betangmembuat sampe menjadi sarana yang termudah untuk
meramaikan suasana atau untuk menghibur ketika ada salah seorang anggota yang sedang
bersedih.[4] Di rumah betang, tersedia sebuah ruangan besar untuk acara adat atau sebagai
ruang keluarga.[4] Di ruang besar inilah, para pemuda Dayak saling unjuk kemahiran dalam
memainkan sampe Tidak hanya itu, sampe juga sering dimainkan sebagai wujud rasa
syukur atas peristiwa atau moment tertentu, misalnya ketika hasil panen melimpah.[4]

Anda mungkin juga menyukai