LATAR BELAKANG
Penyakit utama pada kelompok usia dewasa di Indonesia adalah penyakit tulang dan
sendi, kardiovaskular, infeksi saluran pernapasan, dan gangguan metabolisme. Data di
rumah sakit dan masyarakat menunjukkan penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit
jantung koroner, penyakit jantung hipertensi, dan stroke adalah penyebab utama kematian
pada kelompok usia dewasa.1 Sindrom metabolik adalah suatu sindrom yang terdiri dari
sekumpulan gejala meliputi peningkatan ukuran lingkar pinggang, peningkatan kadar
trigliserida darah, penurunan kadar high density lipoprotein (HDL)- kolesterol darah, tekanan
darah tinggi, dan intoleransi glukosa. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa
seorang individu yang mempunyai 3 dari 5 gejala tersebut sudah dapat dinyatakan
menderita sindrom metabolik.
Untuk itu kami tertarik mengulas tentang hubungan kanker dengan sindroma
metabolic guna mengurangi prevalensi terjadinya kanker akibat sindroma metabolik. Selain
itu, untuk mengetahui gambaran umum mengenai patofisiologi , etiology dan sign symptom
tentang perjalanan kanker dengan sindroma metabolic.
B. ISI MAKALAH
I. OVERVIEW
II. DEFINISI
Sindrom metabolik adalah suatu sindrom yang terdiri dari sekumpulan gejala meliputi
peningkatan ukuran lingkar pinggang, peningkatan kadar trigliserida darah,
penurunan kadar high density lipoprotein (HDL)- kolesterol darah, tekanan darah
tinggi, dan intoleransi glukosa.
III. PATOFISIOLOGI
Metabolic Syndrome
Sindrom metabolik dan penyakit yang menyertainya adalah masalah kesehatan yang
parah di seluruh dunia dan kemungkinan besar akan semakin penting di masa depan
karena prevalensi obesitas yang diketahui akan terus meningkat. Sindrom metabolik
meliputi obesitas abdomen sentral, hipertensi, dislipidemia, dan hiperglikemia dan itu
berhubungan dengan resistensi insulin dan perkembangan diabetes mellitus serta
penyakit hati berlemak nonalkohol. Studi Longitudinal Aerobik dari 33.230 pria bebas
kanker mengungkapkan peningkatan risiko kematian kanker sebesar 56% terkait
dengan sindrom metabolik setelah 14 tahun penanganan. Hal ini didukung oleh
penelitian lain yang mengatakan bahwa sindrom metabolik, atau komponennya,
mungkin memainkan peran penting dalam etiologi dan perkembangan jenis kanker
tertentu dan prognosis yang lebih buruk untuk beberapa kanker. Obesitas dan
diabetes, secara individual, telah terkait dengan kanker payudara, kanker
endometrium, kolorektal, pankreas, hati, dan ginjal.
V. EPIDEMIOLOGY
Secara epidemiologi, perubahan komposisi tubuh tersebut, khususnya
peningkatan proporsi dan distribusi lemak tubuh akan menyebabkan terjadinya
peningkatan akumulasi lemak sentral di abdomen yang mengakibatkan obesitas
abdominal atau obesitas sentral.
C. PENUTUP
Braun, Sandra, Keren Bitton-Worms, and Derek LeRoith.2011. "The link between the
metabolic syndrome and cancer." International journal of biological sciences 7.7 : 1003.
Diakses pada tanggal 3 September 2019 pukul 19.40 melalui :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3164150/
Miranda, Phillippa J., et al.2005. "Metabolic syndrome: definition, pathophysiology, and
mechanisms." American heart journal149.1: 33-45. Diakses pada tanggal 3 September
2019 pukul 17.40 melalui : https://scholars.uthscsa.edu/en/publications/metabolic-
syndrome-definition-pathophysiology-and-mechanisms
Herranz, Daniel, et al. 2010."Sirt1 improves healthy ageing and protects from metabolic
syndrome-associated cancer." Nature communications 1: 3. Diakses pada tanggal 3
September 2019 pukul 15.00 melalui : https://www.nature.com/articles/ncomms1001.pdf