Anda di halaman 1dari 136

Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh Melalui Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
( Penelitian Tindakan Kelas di MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Oleh

ISMAWATI

NIM 108011000097

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2013
ABSTRAK

Efektivitas Pembelajaran Fiqh Melalui Model Pembelajaran Problem Based


Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di MTs. An-
Nizhamiyyah Cileungsi Bogor.

Kata kunci : Efektifitas, model pembelajaran PBL, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitas


pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) untuk
meningkatkan hasil belajar pada materi zakat siswa MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi
Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2012 dengan
subyek penelitian berjumlah 30 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri
dari 2 pertamuan. Pengumpulan data dilakukan melalui pre test dan post test,
observasi, dan wawancara.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model
pembelajaran PBL dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini
dilihat dari hasil post test yang meningkat dibanding pre test, dan juga tercapainya
nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari hasil
penelitian ini disarankan agar guru dapat menerapkan model pembelajaran PBL ini
dalam belajar Fikih.

ISMAWATI (P. AGAMA ISLAM)


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran
Fikih Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.”
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk kepada umat
manusia kejalan yang benar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Bahrissalim, MA sebagai Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan petunjuk dan nasehat
kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.
4. Ibu Siti Khadijah, MA selaku Dosen penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan selama perkuliahan.
5. Bapak Ibu Dosen yang telah membimbing penulis selama kuliah di Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Drs. Uyun Rabaniyun, MA sebagai kepala MTs. An-Nizhamiyyah
Cileungsi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
7. Kedua orang tua ayahanda tercinta (Alm). Bapak Acep Suhendar dan Ibunda
tersayang Ibu Nyai Saeni, satu dari harapan beliau telah ananda penuhi,
semoga harapan-harapan kalian yang lain dapat ananda wujudkan. Tidak ada
kata yang pantas lagi ananda ucapkan selain ucapan terimakasih yang sedalam
dalamnya atas segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan dan bimbingan
kalian serta kesabaran yang tak terhingga.
8. Saudara – saudaraku yang selalu memberikan dorongan kepada penulis,
khususnya buat kakandaku Rusdiana, SE terimakasih atas dukungan dan doa
yang diberikan.
9. Sahabatku yang selalu bersama teruntuk Anis Chaerunnisa, Mudzakir fauzi
dan Cindi Pratiwi terimakasih untuk semuanya yang selalu memberikan
bantuan, semangat dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2008 khususnya kelas C, yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan
semangat dan bantuannya selama ini. Semoga tali silaturahmi kita tetap
terjaga.
Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Penulis sangat
berterimakasih untuk semuanya yang telah memberikan dukungan dan motivasinya,
semoga Allah SWt memberikan balasan yang berlipat ganda dan penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat dan berkah bagi penulis dan pemabaca. Amin

Jakarta, 28 Desember 2012

Penulis
DAFTAR ISI

Abstrak ………………………………………………………………………. i
Kata pengantar ……………………………………………………………….. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………… IV
Daftar Tabel …………………………………………………………………... VI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1
B. Identifikasi Area dan Fokos Penelitian ……………………………….. 5
C. Pembatasan Masalah Penelitian ………………………………………. 6
D. Perumusan Masalah Penelitian ……………………………………….. 6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ………………………………. 6

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI


TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pengertian Efektivitas ……………………………………………… 8
2. Model Problem based Learning (PBL) ……………………………... 12
3. Pembelajaran Fiqh ………………………………………………….. 24
4. Hasil Belajar ………………………………………………………… 31
B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan …………………………… 33
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ………………………….. 34
D. Hipotesis …………………………………………………………………. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu penelitian ……………………………………………. 37
B. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian ………………………………... 37
C. Subjek Yang Terlibat dalam Penelitian ………………………………….. 38
D. Peran dan Posisi Peneliti ………………………………………………… 39
E. Tahapan Intervensi Tindakan ……………………………………………. 40
F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ……………………………. 43
G. Data dan Sumber Data …………………………………………………… 43
H. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………………………. 43
I. Teknik Pengumpulam Data ………………………………………………. 44
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan …………………………………….. 46
K. Analisis data dan Interprestasi Hasil Analisis ……………………………. 48
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan …………………………………… 49

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISI,


DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ……………………………………………………………. 50
B. Pembahasan Penelitian …………………………………………………… 68
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ……………………………………………. 78
D. Analisis Data ……………………………………………………………… 79
E. Interpretasi Hasil Analisis ………………………………………………… 80
F. Pembahasan Temuan Penelitian ………………………………………….. 81
G. Keterbatasan Peneliti ……………………………………………………. 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 83
B. Saran …………………………………………………………………….. 84
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mapel Fiqih


Tabel 2. Jumlah Siswa MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi-Bogor
Tabel 3. Tindakan Siklus I
Tabel 4. Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus I
Tabel 5. Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I
Tabel 6. Tindakan Siklus II
Tabel. 7. Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus II
Tabel 8. Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus II
Tabel 9. Tindakan Siklus III
Tabel 10. Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus III
Tabel 11. Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar
Fiqih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran
Problem Based Learning Siklus 1
Tabel 12. Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar
Fiqih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran
Problem Based Learning Siklus II
Tabel 13. Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil Belajar
Fiqih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran
Problem Based Learning Siklus III

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam merupakan syari’at Allah bagi manusia yang dengan bekal syari’at
itu manusia diperintahkan untuk beribadah. Agar manusia mampu memikul dan
merealisasikan amanat besar itu, syariat membutuhkan pengalaman,
pengembangan dan pembinaan.
Pengembangan dan pembinaan yang dimaksud adalah melalui pendidikan
Islam. Kerena pendidikan Islam itu merupakan upaya untuk menanamkan ajaran-
ajaran Islam yang berisi tata hidup yang diturunkan Allah kepada manusia yang
intinya berupa pegangan hidup atau aqidah, jalan hidup atau syari’ah dan sikap
hidup yang mengarah pada perbuatan atau akhlak.
Hakikat pendidikan Islam adalah proses dan mengarahkan pertumbuhan
dan perkembangan anak didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tujuan
pendidikan Islam.1


   
         
  

    


   
 
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,

1
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV, Pustaka setia, 1997), h. 10.

1
2

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. { QS. An-Nahl(16) : 78}

Menurut Endang Saifudin Anshari sebagaimana dikutip oleh Azyumardi


Azra:
Pendidikan Islam sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, dan
usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan,
kemauan, intuisi, dan sebagainya), dan raga obyek didik dengan bahan-
bahan meteri tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu,
dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu
disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.2
Adapun tujuan pendidikan Islam menurut H.M. Arifin sebagaimana
dikutip oleh H.M Alisuf Sabri adalah:
Mengembangkan pola kepribadian manusia yang bulat yang mencakup
semua aspek baik aspek jasmaniah, spiritual, intelektual, ilmiah maupun
bahasa yang diperlukan untuk hidup sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Dan pendidikan Islam mendorong agar semua aspek
dapat berkembang secara maksimal guna mencapai kesempurnaan hidup.
Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya sikap
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah baik secara perorangan,
masyarakat, maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan. Hal itu
sejalan dengan ikrar setiap muslim dalam awal shalatnya sebagaimana
yang diajarkan oleh Allah SWT yang artinya : “sesungguhnya shalatku dan
ibadahku dan hidup serta matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian
alam.”3
Salah satu usaha atau cara untuk membentuk sikap penyerahan diri
sepenuhnya kepada Allah guna mencapai kesempurnaan hidup yaitu melalui
pendidikan Agama.
Pendidikan Agama merupakan salah satu bidang studi yang diharapkan
dapat memberikan peranan dalam usaha menumbuh kembangkan sikap beragama
siswa. Sikap dan kemampuan siswa dalam beragama merupakan cermin dari
keberhasilan guru agama di sekolah dalam menyalurkan ajaran agama melalui
usaha pendidikannya.
Salah satu bidang studi yang masuk dalam pendidikan agama adalah Fiqh.
Secara umum fiqih merupakan salah satu sub bidang studi agama yang banyak
membahas tentang hukum-hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan

2
Azumardy Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Munuju Milenium Baru,
(Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 2003), cet.5, h. 6
3
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. 1, h. 109
3

Allah, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Fiqih


diharapkan dapat menjadi alat kontrol bagi siswa dalam mengarungi
kehidupannya, sehinngga tercapai tatanan kehidupan yang harmonis. Dan dengan
materi fiqih diharapakan aktifitas siswa tidak lepas dari norma-norma agama yang
dimaksudkan sebagai upaya untuk membina prilaku dan kepribadian siswa
normatif.
Tentunya harapan-harapan yang ingin dicapai dari pengajaran fiqih ini
harus didukung oleh proses belajar mengajar yang efektif yang dapat
mempermudah pemahaman siswa terhadap bidang studi fiqih itu sendiri.
Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru mengemban tugas dan
tanggung jawab yang sangat berat untuk mengantarkan siswa pada arah dan tujuan
yang telah ditentukan. Sebagai pendidik guru harus mampu menempatkan dirinya
menjadi pengarah dan Pembina pengembang bakat dan kemampuan siswa. Guru
mempunyai posisi yang sangat penting dalam pendidikan. Untuk mencapai suatu
keberhasilan dalam proses belajar mengajar seorang guru diharapkan dapat
memilih suatu model pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran
merupakan komponen dari proses pendidikan yang harus dikuasai oleh seorang
guru dalam mengajar.
Adanya kesulitan atau kekurang senangan siswa terhadap pelajaran fiqh
dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri
siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal ini
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor jasmani, faktor psikologi, dan faktor
kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan
belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.4
Hasil wawancara dengan siswa tentang permasalahan dalam mata
pelajaran fiqh, antara lain: kesulitan dalam memahami dan menghafal pelajaran
fiqh pada materi zakat mal, kesulitan dalam menghitungnya karena kurangnya
latihan soal dan kesulitan mengkaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari yang
mereka alami atau di lingkungan sekitar.

4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003), h. 54
4

Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan, dimana


siswa tidak boleh dianggap objek pembelajaran semata, tetapi harus diberikan
peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa
bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif sedangkan guru bertindak sebagai
fasilitator dan mediator yang kreatif.
Proses pembelajaran yang sesungguhnya ialah kegiatan belajar peserta
didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Belajar bukan hanya menghafal dan
bukan pula mengingat. Proses pembelajaran di kelas yang optimal dapat
menghasilkan hasil belajar yang optimal pula. Peningkatan hasil belajar peserta
didik selalu dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya ialah metode mengajar.
Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Guru sebagai seorang
pengajar kadang – kadang salah dalam menerapkan model apa yang seharusnya
digunakan dalam proses pembelajaran.
Pelajaran fiqh merupakan pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Salah satu model yang mendorong peserta didik untuk
memiliki kepekaan terhadap lingkungan dan berusaha untuk memecahkan
masalahnya adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model problem
based learning dapat melatih peserta didik untuk mengorganisasikan pengetahuan
dan kemampuan peserta didik, karena menggunakan pendekatan pemecahan
masalah. Pemecahan masalah akan mengembangkan motivasi, ketekunan, dan
kepercayaan diri peserta didik. Model pembelajaran ini menyajikan masalah,
mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan mendiskusikannya untuk
menyelesaikan masalah.
Permasalahn tersebut dapat diatasi dengan melakukan terobosan dalam
pembelajaran fiqih sehingga tidak menyajikan materi yang bersifat abstrak, tetapi
juga harus melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran. Salah satunnya
adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based-Learning (PBL).
Pembelajaran ini diharapkan dapat menarik minat dan keaktifan siswa untuk
belajar fiqih sehingga diharapkan hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa
diajak untuk mencari informasi, untuk mengembangkan keterampilan pemecahan
5

masalah, melakukan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep


tentang meteri pelajaran. Dengan kegiatan ini diharapkan pemahaman siswa akan
meningkat yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Fikih Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasi permasalahan – permasalahan sebagai berikut:
1. Terdapat kesulitan peserta didik dalam memahami pembelajaran fikih
2. Kesulitan siswa dalam menerapkan hasil pembelajaran fikih dalam
kehidupan sehari – hari.
3. Rendahnya minat atau motivasi siswa untuk belajar fikih.
4. Terbatasnya model pembelajaran fikih.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
problem based learning (PBL).
2. Problem based learning (PBL) digunakan agar siswa dapat dengan
mudah memahami materi fiqh.
3. Problem based learning (PBL) sebagai metode yang diterapkan agar
hasil belajar siswa lebih optimal.
D. Perumusan Masalah.
Dari uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka
masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Fikih melalui model


Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di MTs An – Nizhamiyyah
Cileungsi?
2. Apakah pembelajaran Fikih melalui model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan pemahaman siswa?
3. Apakah pembelajaran Fikih melalui model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

E. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar Fikih siswa melalui model
pembelajaran problem based learning (PBL.)
2. Keefektivan penerapan model pembelajaran problem based learning
dalam pembelajaran Fikih.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik, guru,
dan peneliti. Adapun manfaat penelitian ini bagi:
a. Peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan peserta
didik dalam mempelajari fikih.
b. Guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif pilihan untuk
menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dalam pembelajaran
fiqih.
c. Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam
bidang penelitian pendidikan dan model pembelajaran yang akan menjadi
bekal untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata setelah menyelesaikan
studinya.
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI
TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti


1. Pengertian Efektivitas
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia efektivitas berarti ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membawa hasil1.
Efektivitas menurut Mulyasa adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang ditunjukkan dan memanfaatkan sumber
daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.2
Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan
pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu
konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.
Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena
mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai
sasaran.
Dalam dunia pendidikan, efektivitas dapat ditinjau dari 2 (dua) segi, yaitu
dari segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid. Efektivitas
mengajar guru terutama menyangkut kegiatan belajar mengajar yang direncanakan
dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas belajar murid terutama menyangkut
tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan mengajar

1
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen, h. 89
2
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 82 .

7
8

dan belajar yang ditempuh. Mohammad Sjafei mengatakan, “ mengajar dan belajar
sangat erat kaitannya”.3
Untuk tercapainya pembelajaran yang efektif, perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
a. Penguasaan bahan pelajaran.
b. Cinta kepada yang diajarkan.
c. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
d. Variasi metode.
e. Seorang guru harus selalu menambah ilmunya agar dapat meningkatkan
kemampuannya mengajar.
f. Guru harus selalu memberikan pengetahuan yang actual, sehingga akan
menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar siswa.
g. Guru harus berani memberikan pujian, karena pujian yang diberikan dengan
tepat dapat memotovasi belajar siswa dengan positif.
h. Guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual.
Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa
hal, yang menurut Slameto adalah sebagai berikut ini:
1. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu
sendiri, contohnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan sebagainya.
Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya
dapat dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang
harus dipenuhi, yakni:
a) Kebutuhan fisiologis
b) Kebutuhan akan keamanan.
c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta
d) Kebutuhan akan status (contohnya keinginan akan keberhasilan)
e) Kebutuhan self-actualisation
f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti
g) Kebutuhan estetik.
2. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untuk
dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur.
3. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat
menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk
dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.4

3
Mohammad Sjafei, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Centre For Strategic And International
Studies, 1979), cet.2, h. 119
9

Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar. Dalam


belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya. Untuk tuntutan
itu guru harus bisa menempatkan dirinya sebagai fasilitator untuk siswa, maka
ketika guru mengajar, guru juga harus mengajar dengan efektif.
Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa
yang efektif pula. Belajar yang dimaksud adalah suatu aktivitas mencari,
menemukan dan melihat pokok masalah.
Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
b. Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar.
c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa.
d. Kurikulum yang baik dan seimbang.
e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.
f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah.
g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan
masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir.
h. Semua pelajaran yang diberikan perlu diintegrasikan.
i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di
masyarakat.
j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan
pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar
sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.5
Fakta yang terjadi di kelas menuntut guru untuk tidak lagi mengajar dengan
system lama (konvensional). Kerena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka guru harus dapat memanfaatkan kemajuan iptek tersebut untuk meningkatkan
cara mengajar agar lebih efektif.
Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut, maka suatu kegiatan
pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektifitas yang baik apabila dapat
mencapai minimal 60% dari tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Efektifitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
seseorang dalam tujuannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang ingin
dicapai, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan
sikap melalui proses pembelajaran. Hasil dari efektivitas pembelajaran dapat diukur

4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
cet. 4, h. 74-76
5
Slameto, Belajar dan Faktor…, h. 92-95
10

dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelejaran
Fiqh yang telah ditetapkan di MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor, yaitu
sebesar 70. Tingkat efektivitas pembelajaran dibuat empat level, yaitu:
a. Di bawah KKM, yaitu < 70 tingkat efektivitasnya rendah.
b. Sesuai KKM, yaitu 70 – 75 tingkat efektivitasnya sedang.
c. Di atas KKM, yaitu 76 – 88 tingkat efektivitasnya tinggi.
d. Di atas KKM, yaitu 89 – 100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi.
Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre test
dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil pre
test dan post test

2. Model Problem Based Learning (PBL)


Untuk meningkatkan hasil belajar Fikih peserta didik, diperlukan adanya
pendekatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dan
mendorong peserta didik untuk lebih berpikir kreatif dalam memecahkan berbagai
masalah yang berkenaan dengan materi pembelajaran fikih. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam memecahkan
masalah ialah Model Problem Based Learning.
Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
merupakan bagian dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).
CTL juga sering dikenal dengan istilah pendekatan kontekstual. Adapun yang
melandasi pengembangan pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu
filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghapal.
Peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta atau proposisi
yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh John Dewey
pada awal abad 20 yang lalu.6

6
Yatim Riyanto, Paradigma Baru pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 166
11

Melalui landasan Konstruktivisme, CTL dipromosikan menjadi alternatif


strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL peserta didik diharapkan dapat
belajar melalui mengalami, dengan menghafal. Menurut filosofi konstruktivisme,
pengetahuan bersifat non-obyektif, temporer dan selalu berubah. Belajar adalah
pemaknaan pengetahuan, bukan perolehan pengetahuan dan mengajar diartikan
sebagai kegiatan atau proses menggali makna, bukan memindahkan pengetahuan
kepada orang yang belajar.
CTL itu sendiri merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara meteri yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik
dan mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini sangat diperlukan karena kebanyakan peserta didik tidak dapat
menerapkan pengatahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka yang
disebabkan kurang menariknya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Untuk itu seorang guru harus jeli dalam menerapkan metode apa yang sesuai
untuk peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Peserta
didik tidak hanya dijadikan sebagai objek dalam pembelajaran, melainkan sebagai
subjek yang berperan dalam proses pembelajaran.
Sehubungan dengan itu maka pendekatan pengajaran kontekstual harus
menekankan pada hal – hal berikut:
1) Belajar berbasis masalah (problem-based-learning), yaitu suatu
pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari meteri pelajaran.
2) Pengajaran autentik (authentic intruction) yaitu pendekatan pengajaran
yang memperkenankan peserta didik untuk mempelajari konteks
bermakna.
3) Belajar berbasis inquiri (inquiry-based learning) yang membutuhkan
strategi pengajaran yang mengikuti metodologi sains dan menyediakan
kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
12

4) Belajar berbasis proyek/tugas (project-based Learning) yang


mebutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif dimana
lingkungan belajar peserta didik didesain agar peserta didik dapat
melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk
pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan
tugas bermakna lainnya.
5) Belajar berbasis kerja (work-based learning) yang memerlukan suatu
pendekatan pengajaran yang memungkinkan peserta didik
menggunakan konteks tempat kerja untuk mempelajari materi
pelajaran berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut
dipergunakan kembali ditempat kerja.
6) Belajar berbasis jasa-layanan (service learning) yang memerlukan
penggunaan metodologi pengajaran yang mengkombinasikan jasa
layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk
merefleksikan jasa-layanan tersebut.
7) Belajar kooperatif (cooperative learning) yang memerlukan
pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil peserta
didik untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan belajar.
Dari ketujuh kompenen tersebut, konsep Belajar Berdasarkan Masalah
termasuk di dalamnya. Maka dari itu jelaslah model pembelajaran berdasarkan
masalah merupakan bagian dari pembelajaran Contextual Teaching and Learning
yang berakar dari pembelajaran konstruktivisme.
Sebagaimana umumnya model-model pembelajaran lain, problem based
learning memiliki beberapa landasan teori khusus yang membedakannya dengan
model pembelajaran lain. Beberapa teori yang melandasi problem based learning
itu adalah sebagai berikut:7
1). Dewey dan Kelas Demokratis
Dewey menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan agar
sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas

7
Muslim Ibrahim dan Mohammad Nur, Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Buku Ajar
Mahasiswa) (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press, 2001), h. 15-24
13

merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah kehidupan yang


nyata.8 Dewey juga menganjurkan guru untuk mendorong peserta didik
terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan membantu
mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual sosial.
Pembelajaran di sekolah seharusnya lebih memiliki manfaat daripada
abstrak dan pembelajaran yang memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan
oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil yang menarik dan
pilihan mereka sendiri. Visi pembelajaran yang berdaya guna atau berpusat
pada masalah digerakkan oleh keinginan bawaan peserta didik untuk
menyelidiki secara pribadi situasi yang bermakna secara jelas
menghubungkan PBL kontemporer dengan filosofi pendidikan dan
pedagogi Dewey.
2). Piaget dan Vygotsky
Jean Piaget menyatakan bahwa setiap anak memiliki rasa ingin tahu
bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia di
sekitarnya.9 Rasa ingin tahu ini, memotivasi mereka secara aktif untuk
membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka
hayati.
Pada semua tahap perkembangan, setiap anak perlu memahami
lingkungan mereka. Tugas pendidikan yang berkaitan dengan hal itu
adalah memotivasi mereka untuk menyelidiki dan membangun teori-teori
yang menjelaskan lingkungan itu. Peserta didik dalam segala usia secara
aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun
pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus-
menerus tumbuh dan berubah pada saat peserta didik mendapat
pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodifikasi
pengetahuan awal mereka.
Lev Vygotsky juga mengemukakan pendapat yang sama dengan
Piaget yaitu perkembangan intelektual terjadi pada saat individu

8
Ibid. hal 16
9
Ibid. hal 17
14

berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang ketika mereka


berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman
ini.10 Peserta didik mempunyai dua tingkat perkembangan, yaitu tingkat
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Konsep ini
disebut dengan zone of proximal development. Tingkat perkembangan
aktual didefinisikan sebagai penggunaan fungsi intelektual individu saat
ini dan kemampuan untuk belajar sesuatu yang khusus atas
kemampuannya sendiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial
didefinisikan sebagai tingkat ketika seorang individu dapat memfungsikan
atau mencapai tingkat itu dengan bantuan orang lain, seperti guru, orang
tua, atau teman sejawat yang kemampuannya lebih tinggi.11
3). Bruner dan Pembelajaran Penemuannya
Jerome Bruner mengajukan sebuah model pembelajaran yang
menekankan pentingnya membantu peserta didik memahami struktur atau
ide kunci dari suatu disiplin ilmu.12 Hal ini akan menuntut peserta didik
untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan
masalah juga bergantung pada konsep lain dari Bruner, yaitu scaffolding.
Bruner memberikan scaffolding sebagai suatu proses ketika seorang
peserta didik dibantu menuntaskan masalah tertentu melampaui kapasitas
perkembangannya melalui bantuan (scaffolding) dari seorang guru atau
orang lain yang memiliki kemampuan lebih.13

a. Pengertian Problem Based Learning dan Perkembangannya


Banyak pakar pendidikan mendefinisikan Problem Based Learning
diantaranya yaitu menurut Duch, Problem Based learning adalah metode
pendidikan yang mendorong peserta didik mengenal cara belajar dan bekerjasama
dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah – masalah di dunia nyata.
Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan peserta didik

10
Ibid, hal. 17
11
Ibid. hal. 19
12
Ibid. hal. 20
13
Ibid. hal 22
15

sebelum mulai mempelajari suatu objek. Model Problem Based Learning


memfokuskan pada peserta didik dengan mengarahkan peserta didik menjadi
pembelajar yang mandiri dan terlibat langsung secara aktif. Dalam pembelajaran
kelompok model ini dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir peserta didik dalam mencari pemecahan masalah.14
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana peserta didik mengerjakan permasalahan yang otentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri mengembangkan
inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian
dan percaya diri.15
Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini memerlukan
pemikiran. Upaya pemecahan masalah dilakukuan dengan menghubungkan
berbagai urusan yang relevan dengan masalah itu. Dalam pemecahan masalah
diperlukan waktu, adakalanya singkat adakalanya lama. Juga seringkali harus
dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu, mencari
hubungannya dengan aturan (rule) tertentu.16
Menurut Arends salah satu model pembelajaran yang dapat membantu
peserta didik berlatih memecahkan masalah adalah model Problem Besed-
Learning. Model ini merupakan pendekatan pembelajaran peserta didik pada
masalah autentik (nyata) sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya
sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang tinggi dan inkuiri,
memandirikan peserta didik, dan meningkatkan keterpecayaan dirinya.17
Problem Based Learning salah satu model pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik dengan cara menghadapkan para peserta didik tersebut dengan
berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Dengan model
pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan kepada berbagai

14
Yatim Riyanto, Op.cit, hal.288
15
Trianto, Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hal.13
16
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 53
17
Nurhayati Abas, “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based-
Learning) dalam pembelajaran Matematika di SMU”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
No. 051, Th. Ke-10, November 2004, hal.833
16

masalah kehidupan yang mungkin ditemuinya kelak pada saat mereka sudah lulus
dari bangku sekolah.18
Problem Based-Learning merupakan metode instruksional yang
menantang peserta didik agar mau belajar bekerja sama dalam kelompok untuk
mencari solusi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa
keingintahuan serta kemampuan analisis peserta didik atas materi pelajaran.19
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan
pendekatan kontruktuvis, sebab disini guru berperan sebagai penyaji masalah,
penanya, mengadakan dialog, pemberi fasilitas penelitian, menyiapkan dukungan
dan dorongan yang dapat meningkatkan inkuiri dan intelektual peserta didik.20
PBL merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berfikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensi dari materi pelajaran.21
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa model problem based-learning memfokuskan peserta didik untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran dan mendorong peserta didik agar lebih kreatif
dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya.
Permasalahan-permasalahan ini tentunya ada kaitannya antara materi yang
diajarkan dengan kehidupan keseharian peserta didik. Selain itu, seorang guru
berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik untuk memecahkan
masalah dalam pelaksanaan penerapan model problem based-learning tersebut.

b. Manfaat Pembelajaran Berdasarkan Masalah


Problem Based-Learning tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Problem based-

18
Abuddin Nata, Prespektif Islam tentang strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), hal. 243
19
M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan Melalul ProbleBased-Learning, (Jakarta:
Kencana,2009), h. 21
20
Nurhayati Abas, Penerapan Model Pembelajaran..., h. 834
21
Nurhayati Abas, Penerapan Model Pembelajaran..., h. 833
17

learning dikembangkan untuk membantu peserta didik mengembangkan


kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar
berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman
nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri.
Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah
metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para peserta didik
merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek
pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.22

c. Karakteristik dalam Problem Based Learnin


Problem Based-Learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:23
1) Belajar dimulai dengan suatu masalah
2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan
dunia nyata peserta didik.
3) Mengorganisasikan pelajaran diseputar masalah, bukan diseputar
disiplin ilmu.
4) Memberikah tanggung jawab yang besar kepada pembelajar dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka
sendiri.
5) Menggunakan kelompok kecil.
6) Menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang telah
mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja.
d. Ciri-ciri pembelajaran Problem Based-Learning (PBL)
Nurhayati mengemukakan bahwa PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan atau masalah.

22
Anwar Holil, “Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah” dari
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkan-masalah.html
23
I Wayan Sadia, “Pengembangan kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui
Penerapan Model Pembelajaran “Problem Based-Learning” dan Cyle Learning” Dalam
Pembelajaran Fisika”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Jakarta, No.1
Th.XXXX Januari 2007, h.3
18

2) Berfokus pada keterkaitan antardisiplin.


3) Penyelidikan autentik.
4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
5) Kerja sama.

e. Tahap – tahap pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Menurut Nurhayati, pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah
meliputi lima tahapan, yaitu:24
1) Orientasi siswa terhadap masalah autentik. Pada tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan
mengajukan masalah.
2) Mengorganisasikan peserta didik. Pada tahap ini guru membagi
peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik ,mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini
guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada
tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.
Langkah – langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sehingga proses pembelajaran
benar – benar menjadi berpusat pada siswa (student center) adalah sebagai
berikut:25

24
Nurhayati Abas, Penerapan Model Pembelajaran..., h. 833
25
I Wayan Sadia, “Pengembangan kemampuan Berpikir…., h. 6-7
19

1). Fokuskan permasalahan, sekitar pembelajaran konsep-konsep sains


yang esensial dan strategis.
2). Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya
melalui eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali data-data
yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
3). Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka
miliki yang merupakan proses latihan metakognisi.
4). Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasikan solusi-
solusi yang mereka kemukakan. Penyajiannya dapat dilakukan dalam
bentuk seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian poster.

f. Kelebihan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Kelebihan penggunaan pembelajaran berdasarkan masalah adalah:26
1). Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri
menemukan konsep tersebut.
2). Melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut
keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi.
3). Pengetahuan tertanam berdasarkan skema yang dimiliki siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
4). Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah
yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini
dapat meningkatkan motivasi dan keterkaitan pembelajaran terhadap
bahan yang dipelajari.
5). Menjadikan siswa lebih mandiri dan lebih dewasa, mampu memberi
aspirasi dan menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang
positif diantara pembelajar.
6) Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajaran dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan
belajar pembelajaran dapat diharapkan.

26
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Medi
Group, 2009), hal. 250
20

g. Kekurangan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Kekurangan penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah
adalah:27
1). Untuk siswa yang males tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai.
2). Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3). Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
3. Pembelajaran Fikih
a. Pengertian Fikih
Fikih menurut bahasa adalah mengetahui, paham, mengetahui dan paham
disini yang dimaksud adalah mengetahui dan paham tentang masalah-masalah
agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

   
        
  
  
   

 
             
Tak sepatutnya hai orang-orang mu’min pergi semuanya (kemedan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka
beberapa orang untuk memperoleh pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-
Taubah: 122)
Pengertian Fikih seperti yang tergambar dalam ayat di atas merupakan
pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut dalam perkembangan selanjutnya
mengalami penyempitan makna. Hal ini sebagaimana dikemukakan Quraish
Shihab bahwa “Fikih yang pada mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang
menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan, akhlak, Al-Qur‟an dan
Hadis. Tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus menyangkut pengetahuan
tentang hukum agama saja”.28

27
Kiranawati, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, dari http://gurupkn.wordpress.com
diakses Rabu 26 Juni 2012
28
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1994), cet. 6, h.383
21

Dalam peristilahan Syar‟i, ilmu fikih dimaksudkan sebagai ilmu yang


berbicara tentang hukum-hukum Syar‟i amali (praktis) yang penetapannya
diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalilnya yang
terperinci dalam nash (Al-qur‟an dan Hadis).29
Secara istilah pengertian fikih sangat beraneka ragam tergantung terhadap
siapa yang memberikan pengertian dan sesuai dengan disiplin ilmu masing-
masing. Menurut para Fuqaha Fikih berarti “ Ilmu yang menerangkan hukum-
hukum syarah yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.30
Ulama Hanafiah memberikan batasan bahwa Fikih adalah “ Ilmu yang
menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan para
mukalaf.31 Para pengikut Asy-Syafi‟i memberikan pengertian bahwa Fikih adalah
“ Ilmu yang menerapkan segala hukum agama yang berhubungan dengan
pekerjaan para mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang
rinci.32
Dikaitkan dengan proses belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah adalah
bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan
hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengamalan, dan keteladanan.

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran fikih


Sebagai bahan pelajaran yang diberikan pada anak didik dalam proses
belajar mengajar, mata pelajaran Fikih tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai
sebagai tujuan. Menurut Sidi Nazar Bakry, tujuan Fikih adalah “menerapkan
hukum Islam, terhadap seluruh tindakan maupun perbuatan, perkataan, tindak-

29
Alaidin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 1,
h. 2
30
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet. 8, hal. 17
31
Ibid. hal. 18
32
Hasbi ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), Cet. 6, hal 26
22

tanduk dan sebagainya, berdasarkan Al-Qur‟an dan Sunnah Rasul-Nya”.33


Sedangkan rumusan tujuan Fikih menurut Abdul Wahab Khallaf adalah
“Menerapkan hukum-hukum syari‟at Islam bagi seluruh tindakan dan ucapan
manusia”.34
Kedua rumusan Fikih tersebut tidaklah berbeda, keduanya menghendaki
penerapan hukum syarah pada setiap tingkah laku dan ucapan mukallaf di tengah
hidup dan kehidupannya.
Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik
agar dapat: (1) Mengetahui, dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan
pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi
social. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar.
Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan
hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya.35
Mengenai fungsi Fikih secara umum dapat disebutkan bahwa Fikih
berfungsi: “Sebagai rujukan bagi para mukallaf untuk mengetahui syariat Islam
sehingga pola tingkah lakunya dapat terkendali pada landasan etik dan moral yang
religius”.36
Mata pelajaran Fikih berfungsi untuk : (a) penanaman nilai-nilai dan
kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT. (b) penanaman kebiasaan
melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan prilaku
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di madrasah dan masyarakat. (c)
Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta akhlak mulia
peserta didik seoptimal mungkin. (d) Pembangunan mental peserta didik terhadap

33
Sidi Nazar Bakry, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003), Cet. 4,
hal. 88
34
Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, (Bandung: Risalah,1985),
Cet.2, hal. 6
35
Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat
Jendral Kelembagaan Agama Islam 2004), hal. 3
36
Abdul Wahab khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, (Bandung: Risalah, 1985),
Cet. 2, hal. 7
23

lingkungan fisik dan social melalui Fiqh Islam. (e) Perbaikan kesalahan-
kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan
ibadah dalam kehidupan sehari-hari. (f) Pembekalan bagi peserta didik untuk
mendalami Fiqih/ hukum Islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 37

c. Ruang Lingkup Fiqh


Menurut Hasbi Ashiddiqy sebagaimana yang dikutip oleh Zakiah Derajat
Bahwa ruang lingkup pembahasan Fiqh itu ada 8 topik (bab) yaitu:
1) Ibadat. Dalam bab ini dibahas masalah yang dapat dikelompokkan
antara lain:
a) Thaharah
b) Shalat
c) Puasa
d) Zakat
e) haji
2) Ahwalusy Syakhshiyyah atau Qanun „Ailah. Dalam bab ini dibahas
masalah yang dapat dikelompokkan ke dalam persoalan pribadi,
kekeluargaan, harta warisan, yang meliputi antara lain:
a) Nikah
b) Thalak
c) Warisan
d) Wasiat
3) Muamalat. Masalahnya dapat dikelompokkan antara lain:
a) Jual beli, khiyar, sewa-menyewa, hutang-piutang, gadai
b) Hibah, hadiah, waqaf
c) Mudharabah, muzara‟ah, hiwalah, syarikah, pinjam-meminjam,
wadi‟ah
d) Ghashab
4) Muamalat Maliyat. Kadang-kadang disebut “Baitul Maal”. Dalam bab
ini dibahas masalah tentang persoalan harta kekayaan milik bersama,
baik masyarakat kecil atau besar seperti negara. Seperti cara
pengelolaan baitul maal, macam-macam kekayaan baitul maal,
kepengurusan baitul maal.

37
Departemen Agama RI, Standar Kompetinsi Madrasah Tsanawiyah, hal. 46
24

5) Jinayat dan Uqubat (Pelanggaran dan Hukuman)


Pembahasan ini meliputi: Qishash, diyat, hukuman pembunuhan,
hukuman zina, hukuman pencuri, perampok, qadzaf, pemberontakan.
6) Murafa‟at atau Mukhashamat.
Pembahasan ini meliputi: peradilan, pengadilan, gugatan, saksi,
sumpah, pembuktian.
7) Ahkamud Dusturiyyah (Ketatanegaraan).
Pembahasan ini meliputi: kepala negara, syarat menjadi kepala negara,
hak dan kewajiban kepala negara, hak dan kewajiban rakyat.
8) Ahkamud Dauliyah (Hukum Internasional).
Pembahasan ini meliputi: hubungan antar negara, ketentuan untuk
perang dan damai, pajak, perjanjian.
Sedangkan ruang lingkup pembahasan fikih menurut Departemen Agama
RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, meliputi ketentuan pengaturan
hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara
hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan sesama
manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah
meliputi:
a. Aspek Fikih Ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara thaharah, shalat
fardhu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan darurat, sujud, adzan dan
iqomah, berdzikir dan berdoa setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah,
qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur.
b. Aspek Fikih Muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qiradh,
riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta upah.38

38
Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat
Jendral Kelembagaan Agama Islam 2004), hal. 3
25

Tabel. 1
STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MAPEL FIQIH
Kelas VIII, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Melaksanakan tata cara 1.1 Menjelasan ketentuan sujud syukur dan
sujud di luar shalat tilawah
1.2 Mempraktekkan sujud syukur dan
tilawah
2. Melaksanakan tata cara 2.1 Menjelaskan ketentuan puasa
puasa 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa

3. Melaksanakan tata cara 3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan


zakat zakat maal
3.2 Menjelaskan orang yang berhak
menerima zakat
3.3 Mempraktikkan pelaksanaan zakat
fitrah dan maal.

Kelas VIII, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Memahami ketentuan 4.1 Menjelaskan ketentuan-
mengeluarkan harta diluar zakat ketentuan shadaqah, hibah dan
hadiah
4.2 Mempraktekkan sedekah, hibah
dan hadiah
5. Memahami hukum Islam 5.1 Menjelaskan ketentuan ibadah
tentang haji dan umrah haji dan umrah
5.2 Menjelaskan macam-macam
haji
26

5.3 Mempraktekkan tata cara ibadah


haji dan umrah
6. Memahami hukum Islam 6.1 Menjelaskan jenis-jenis
tentang makanan dan minuman makanan dan minuman halal
6.2 Menjelaskan manfaat
mengkonsumsi makanan dan
minuman halal
6.3 Menjelaskan jenis-jenis
makanan dan minuman haram
6.4 Menjelaskan bahayanya
mengkonsumsi makanan dan
minuman haram
6.5 Menjelaskan jenis-jenis
binatang yang halal dan haram
dimakan

4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Witerington dalam Ngalim Purwanto bahwa belajar adalah
sesuatu perubahan yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.39
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, yang
terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relative
yang bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat
ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang. Oleh karena
itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.40 Belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

39
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hal. 84
40
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother‟s, 2006), hal.76
27

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,


41
keterampilan, daya pikir dan lain-lain.
Sedangkan hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom, hasil belajar
adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.42
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan
hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang
dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dapat
dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.43
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan hasil belajar Fiqh adalah hasil penilaian setelah peserta didik melakukan
pembelajaran. Namun, berdasarkan pembatasan masalah seperti yang telah
diuraikan di Bab 1, maka hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini hanya
terbatas pada hasil penilaian kognitif.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan
dalam belajar di sekolah itu banyak dan beragam. Penyebab kesulitan belajar
tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu faktor yang berasal
dari diri individu peserta didik yang belajar dan faktor yang berasal dari luar
peserta didik. faktor internal yang ada pada diri peserta didik adalah faktor
kemampuan intelektual seperti perasaan, minat, motivasi, kematangan untuk
belajar, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan alat inderanya
dalam melihat dan mendengar. Sedangkan faktor eksternal yang ada di luar diri
peserta didik adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar seperti
guru, kualitas proses belajar mengajar serta lingkungan seperti teman sekelas,
keluarga dan sebagainya.44

41
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara,
2008), hal. 1
42
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan aplikasi PAIKEM, (Surabaya: Pustaka
Pelajar, 2009), hal. 5-6
43
Ibid. hal. 7
44
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 2007), hal. 89
28

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam


belajar dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Dalam faktor internal yang mempengaruhi adalah faktor biologis (jasmaniah) dan
faktor psikologis (rohaniah), sedangkan untuk faktor eksternal yang
mempengaruhi meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah,
faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu.45
Dari pendapat di atas, diketahui bahwa strategi merupakan salah satu
faktor yang menentukan dalam pembelajaran Fiqh. Pembelajaran Fiqh akan lebih
bermakna apabila diimbangi dengan strategi belajar yang tepat, dalam hal ini
pemilihan metode dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sebagai alat
hasil belajar peserta didik. pembelajaran harus melibatkan peserta didik secara
aktif dalam belajar, terlebih lagi jika mereka dapat bekerja sama dan saling
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan.penelitian tersebut adalah:
1. Penelitian ini dirujuk pada skripsi yang dilakukan oleh achmad Saifudin
(2010) dalam penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) di MAN 12 Jakarta Barat. Kesimpulan dari
penelitian ini bahwa Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, serta siswa aktif dan berfikir kritis dalam proses
pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran Kimia.
2. Penelitian yang dilakukan Suherman dalam skripsi yang berjudul: “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ” dari penelitian yang telah
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan

45
Thursan Hakim, Op. Cit. hal. 11
29

menggunakan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar


peserta didik.
Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan model pembelajaran
problem based learning secara umum dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Peningkatan ini tidak hanya berupa peningkatan kognitifnya saja,
melainkan peningkatan pada ranah akfektif dan psikomotoriknya juga.

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan


Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dapat
membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah
pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan.
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih menekankan pada
keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran. Sehingga siswa perlu belajar berfikir, memecahkan masalah dan
belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan, serta saling
memberitahukan pengetahuan, konsep kepada siswa yang membutuhkan.
Pembelajaran model PBL dalam Fikih diduga dapat membantu para siswa
dalam meningkatkan efektivitas belajarnya. Para siswa dalam kelompok dapat
bekerja sama dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dan dapat saling
bertukar pendapat dengan yang lain sehingga siswa akan termotivasi untuk
berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Salah satu metode dalam
pembelajaran ini yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar
adalah model pembelajaran Problem Based learning (PBL). Pembelajaran ini
diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran Fikih pada konsep zakat di
kelas VIII dengan menggunakan diskusi kelompok sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa dalam belajar Fikih.

D. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan hasil penelitian yang relevan di atas,
maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: “Penggunaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan efektivitas dan
30

hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh pada materi zakat siswa kelas VIII di MTs
An-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor”.
Efektivitas dapat dijadikan ketercapaian KKM untuk mengukur
keberhasilan pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya
merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di
luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang
sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
seseorang dalam mencapai sasaran.
Proses belajar mengajar harus diarahkan kepada bagaimana siswa dapat
belajar seefektif mungkin dalam rangka mewujudkan perubahan tingkahlaku
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar salah satunya
ditentukan oleh faktor model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh guru.
Model tersebut dapat membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal. Oleh
karena itu guru hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dan tepat sebagai upaya mencapai keberhasilan pembelajaran.
Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajara PBL
merupakan alternatif pengajaran yang memberikan suasana baru dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan belajar dirancang dalam bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk saling bekerja sama saling membantu dalam
memahami materi pelajaran dan mengerjakan lembar kerja. Model pembelajaran
PBL yang diterapkan pada pokok bahasan zakat diharapkan mampu meningkatkan
efektivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pokok pikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis
tindakan sebagai berikut: Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa dalam
belajar Fikih pada materi zakat siswa kelas VIII di MTs An-Nizhamiyyah
Cileungsi Bogor”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2012
(semester ganjil) yang beralokasi di Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah
Cileungsi Bogor, yang telah terakreditasi dengan peringkat B.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas
(classroom action research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
dikelas terhadap proses belajar mengajar Fikih menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning dengan beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri
dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan
(action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing)
dan melakukan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang di harapkan.1
Penelitian tindakan kelas berkembang dari penelitian tindakan. Oleh
karena itu, untuk memahami pengertian PTK perlu kita telusuri pengertian
penelitian tindakan. Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk
penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial
untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.2
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, prosedur

1
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-
V, h. 16.
2
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group, 2010, Cet. Ke-2,
hal. 24

31
32

langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar


penelitian tindakan yang telah umum dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, pada
penelitian ini peneliti menggunakan tiga siklus. Prosedur penelitian tersebut terdiri
dari empat tahap kegiatan setiap siklus, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan menyusun RPP bersama
guru bidang studi.
2. Tindakan (acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada
tahap perencanaan.
3. Pengamatan (Observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan lembar observasi.
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah
diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan
untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian


Penelitian dilaksanakan di MTs An-Nizhamiyyah yang terletak di jalan
Pahlawan No.8 Cileungsi-Bogor. Penelitian dilakukan di kelas VIII-2 yang
berjumlah 30 orang.
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini
peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Partisipan yang
terlibat dalam penelitian ini adalah guru Fikih dan siswa kelas VIII MTs An-
Nizhamiyyah. Guru bidang studi Fikih dalam penelitian ini terlibat sebagai
observer sedangkan siswa kelas VIII sebagai objek dari penelitian ini.
33

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Dalam pelaksanaannya, peran dan posisi peneliti dalam penelitian
bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran Fikih dengan
menerapkan model pembelajaran Problem based learning (PBL). Sedangkan
guru bidang studi Fikih dalam penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan
observer. Dimana guru membantu peneliti dalam hal membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membantu dalam melakukan refleksi dan
menentukan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
Selain itu, guru bidang studi sebagai pemberi penilaian terhadap peneliti dalam
mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan mengamati seluruh aktivitas belajar Fikih siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang
setara artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling
membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan
penelitian pendahuluan (pra penelitian). Kemudian akan dilanjutkan dalam Tiga
siklus pada Mata Pelajaran Fikih. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
perkembangan efekktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklus setelah
diberikan tindakan. Bila pada siklus I terdapat masalah dalam tindakan, dan
indikator keberhasilan belum tercapai. Selanjutnya, dilakukan tindakan ulang
melalui siklus berikutnyan (siklus II) lebih banyak diarahkan pada perbaikan dan
penyempurnaan terhadap kekurangan yang terdapat pada siklus I.
Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian Pendahuluan
a. Wawancara antara peneliti dengan guru serta peneliti dengan siswa
tentang tinggi rendahnya aktivitas belajar siswa, Respon siswa
terhadap mata pelajaran Fiqh.
34

b. Observasi proses pembelajaran


Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran Fiqh di kelas VIII MTs. An-Nizhamiyyah Cileungsi.
Peneliti mengamati segala aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran Fiqh di kelas tersebut.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1). Peneliti dan guru bidang studi Fiqh bekerjasama membuat acuan
program pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model Problem Based
Learning (PBL)
2). Guru bidang studi Fiqh menentukan materi yang akan diajarkan oleh
peneliti untuk setiap pertemuan.
3). Peneliti membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar
observasi guru pada KBM, lembar wawancara untuk guru dan
siswa, lembar kerja siswa (LKS) serta lembar soal pada akhir siklus
ini
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1). Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkah-langkah
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kepada
siswa
2). Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
diskusi dengan menggunakan LKS
3). Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses
pembelajaran
4). Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama
menyimpulkan materi pembelajaran
5). Guru memberikan tugas kepada siswa pada materi yang akan
dibahas selanjutnya.
c. Tahap Observasi
35

1). Observer (guru bidang studi ) mencatat secara detail aktivitas guru
dan siswa di kelas pada format observasi.
2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui
tanggapan tentang proses pembelajaran model Problem Based
Learning (PBL) yang telah dilaksanakan.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi Fiqh melakukan
refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji dan memproses data yang
didapat saat dilakukan pangamatan atau observasi tindakan. Kemudian
hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus
II.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1). Guru membuat acuan program pembelajaran rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
2). Peneliti membuat instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar
observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa,
lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar kerja siswa (LKS)
serta lembar soal pada akhir siklus ini.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1). Guru melakukan proses model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan menggunakan metode diskusi.
2). Peneliti membagikan LKS kepada siswa, untuk dikerjakan secara
kelompok.
3). Setelah semua kelompok mengerjakan LKS, peneliti meminta hasil
kerja setiap kelompok di kemukakan di depan kelas. Apabila hasil
kerja kelompok ada yang berbeda, peneliti kelompok tersebut
mengemukakan alasannya.
4). Pada akhir pelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi pelajaran.
c. Tahap Observasi dan evaluasi
36

1). Observer (guru bidang studi Fiqh) mencatat secara detail aktivitas
guru dan siswa di kelas pada format observasi
2). Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui
tanggapan tentang proses pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) yang telah dilaksanakan.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
1). Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II
2). Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II
dengan melihat perkembangan peningkatan aktivitas siswa, tes
hasil belajar dan wawancara. Jika masih terdapat kekurangan dapat
diperbaiki pada siklus selanjtunya. Tetapi, jika pada saat refleksi
dari siklus II sudah tidak ditemukan masalah, dan indikator
keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian diberhentikan.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), hasil penelitian yang diharapkan
oleh penulis adalah hasil belajar Fiqh siswa semakin meningkat, sehingga dapat
memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian akan
dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah tercapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 70.

G. Data dan Sumber Data


Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post test,
lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah Guru, siswa, dan peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari tes (pre test dan post test), lembar observasi KBM, dan pedoman wawancara.
Berikut penjelasan instrument- instrument tersebut:
37

1. Tes (Pre Test dan Post Test)


Tes tertulis ini berupa test awal (Pre test) dan test akhir (post test). Tes
awal adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran
berlangsung. Soal – soal tes awal dibuat sama dengan soal – soal tes akhir.
Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 15
soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII sebelum dan sesudah
pembelajaran untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui
tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Fiqh.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara, tahap analisis dilakukan dengan
menginterpretasikan hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga
dapat diketahui respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
4. Lembar Soal Tes Akhir Siklus
Lembar soal diberikan kepada siswa – siswi untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir siklus
I, II, dan III berbentuk soal pilihan ganda.

5. Foto
Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung
pada siklus I dan siklus II.
38

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan cara – cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkam data, biasa disebut dengan metode pengumpulan
data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari
tes (pre test dan post test) sebagai instrument penelitian, serta lembar observasi
dan juga wawancara. Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus
peneliti memberikan tes kemampuan awal (pre test) pada siswa mengenai pokok
bahasan yang akan dipelajari, kemudian disetiap pertemuan guru kolaborator
mengisi lembar observasi yang setiap siklus akan analisis bersama peneliti.
Kemudian guru memberikan tes akhir (post test) kepada siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).
Berikut penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Pre Test dan Post Test
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru sekaligus peneliti
memberikan tes kemampuan awal (pre test) pada siswa mengenai pokok
bahasan yang akan dipelajari. Lalu guru memberikan tes akhir (post test)
kepada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi
kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk mengetahui
tingkat efektivitas belajar siswa dalam belajar Fiqh.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh data dengan cara Tanya jawab
secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan responden.
39

Wawancara sebagai teknik pengumpulan data digunakan untuk


mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan,
persepsi, keinginan, keyakinan dan lain – lain dari individu/responden.3
Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan
hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui
respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
4. Foto
Pengambilan gambar sebagai dokumentasi saat dilakukan tindakan kelas.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan


Data yang terkumpul pada siklus pertama dianalisis observer dan
didiskusikan bersama kolaborator, kemudian di deskripsikan sebagai bahan
penyusunan perencanaan pada pembelajaran siklus kedua.
Data yang terkumpul pada siklus pertama dan siklus kedua yang diperoleh
melalui observasi langsung dan tes, kemudian diamati dan dianalisis oleh observer
dan kolaborator, selanjutnya dideskripsikan sebagai bahan untuk mencari
alternatif tindakan lain untuk melakukan siklus berikutnya, apabila pada siklus
kedua ini pelaksanaan proses belajar belum mengalami kemajuan.
Berdasarkan sifat dan jenis data dalam penelitian tindakan kelas ini,
penulis menganalisa data dengan menggunakan tehnik analisa komparasional.
Tehnik analisa komparasional adalah tehnik analisa statistik yang melakukan
perbandingan antara dua variabel.4
Adapun rumus yang penulis gunakan untuk menganalisa data yang telah
didapat adalah rumus Tes “t” untuk dua sample kecil yang saling berhubungan,
secara operasional analisis dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

3
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,
1989), cet. I, h. 102
4
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet.
15, h. 277.
40

1. Mencari D (Difference = Perbedaan) antara skor Variabel I dan skor


Variabel II. Variable I diberi lambang X dan Variabel II diberi lambang
Y, maka D = X – Y.
2. Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑D2
3. Mencari Mean dari Difference, dengan rumus MD =
4. Menguadratkan D, setelah itu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑D2.
5. Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD), dengan rumus:

SDD =
6. Mencari Standard Error dari mean of Difference, yaitu:

7. Mencari to dengan menggunakan rumus

8. Memberikan interpretasi terhadap “to” dengan prosedur kerja sebagai


berikut:
a. Menguji signifikansi to dengan cara membandingkan besarnya to (“t”
hasil observasi atau “t” hasil perhitungan) dengan tt (harga kritik “t”
yang tercantum dalam Tabel nilai “t”), dengan terlebih dahulu
menetapkan degrees of freedom nya (df) atau derajat kebebasannya
(db), yang dapat diperoleh dengan rumus: df atau db = N – 1.
b. Mencari harga kritik “t” yang tercantum pada Tabel Nilai “t” dengan
berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik dari taraf
signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%.
41

K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis


Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan
analisis deskriptif. Data yang diperoleh diubah menjadi kalimat – kalimat yang
bermakna dan ilmiah.
Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran
Fikih di MTs. An-Nizhamiyah Cileungsi, yaitu 70. Tingkat efektivitas
pembelajaran dibuat empat level, yaitu:
1. Di bawah KKM, yaitu < 70 tingkat efektivitasnya rendah.
2. Sesuai KKM, yaitu 70 – 74 tingkat efektivitasnya sedang.
3. Di atas KKM, yaitu 76 – 88 tingkat efektivitasnya tinggi.
4. Di atas KKM, yaitu 89 – 100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi.
Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre test
dan post test. Pembelajaran dinilai efektif jika terdapat peningkatan antara hasil
pre test dan post test.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Peneiliti mengawali penelitian ini dengan dilakukannya penelitian
pendahuluan (pra penelitian), dan akan dilanjutkan dalam tiga siklus. Masing –
masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap
pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan
analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai,
maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini akan dihentikan jika indikator keberhasilan dalam proses
pembelajaran Fikih dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) telah tercapai, yaitu efektivitas siswa meningkat dan hasil yang
diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh siswa, maka penelitian
akan diakhiri atau dihentikan.
BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISI DAN


PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah
Cileungsi-Bogor yang beralamat di Jl. Pahlawan No. 8 Cileungsi-Bogor.
Sedangkan yang dijadikan sebagai kelas pelaksanaan penelitian adalah kelas VIII-
2 MTs An-Nizhamiyyah yang berjumlah 30 orang.
Fasilitas penunjang pendidikan terdiri dari satu ruang kepala sekolah, satu
ruang guru, satu ruang tata usaha, satu ruang komputer, tujuh ruang kelas, satu
ruang perpustakaan, enam toilet, satu mushala, satu kantin, lapangan dan area
parkir.
Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah:
a. Visi
Madrasah yang unggul dan islami dengan indikator sebagai berikut:
Unggul:
Memiliki kualitas yang tinggi dalam penguasaan IPTEK dan serta
berjiwa kompetitip sebagai khalifah fil ardhi.
Islami:

42
43

Memiliki kecerdasan dan selalu menjungjung tinggi nilai-nilai


keislaman dalam hidup dan kehidupan.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu
lulusan yang berkualitas baik secara keilmuan maupun secara
moral dan social.
2) Mengembangkan sumber daya Islami yang unggul dibidang
IPTEK dan IMTAK melalui proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
3) Membiasakan siswa berakhlakul karimah (di dalam madrasah
maupun di luar madrasah)
4) Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler yang berkualitas dan
berkesinambungan.
Keadaan guru dan siswa MTs An-Nizhamiyyah adalah:
a. Guru dan Karyawan
Jumlah tenaga pengajar berikut kepala sekolah, staf, pengurus tata
usaha dan tenaga lainnya yang ada di MTs An-Nizhamiyyah berjumlah
total 25 orang. Rinciannya adalah 20 orang tenaga pengajar termasuk
kepala sekolah, 3 orang tenaga tata usaha, 1 orang satpam dan 1 orang
pesuruh. Guru Fikih di MTs An-Nizhamiyyah adalah Drs. Uyun
Rabaniyun, MM, yang mengajar pada kelas VII, VIII dan IX.
b. Siswa
Jumlah keseluruhan siswa MTs. An-Nizhamiyyah saat ini
berjumlah 265 siswa dengan perincian pada tabel sebagai berikut:

Tabel. 2
Jumlah siswa MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi-Bogor
No. Tingkat Jumlah Kelas Jumlah Siswa

1 VII 3 120
44

2 VIII 2 65

3 IX 2 80

JUMLAH 7 265

2. Pembelajaran Fikih di Kelas VIII-2 MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi


Bogor
Peneliti melakukan wawancara sebelum tindakan dengan guru Fikih kelas
VIII pada tanggal 6 September 2012. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui
proses pembelajaran Fikih di kelas VIII dan mengetahui sejauh mana efektivitas
pembelajaran Fikih. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa
pembelajaran Fikih yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan
metode ceramah dan penugasan/latihan.1
Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas VIII-2 sebagai kelas yang
cocok untuk penelitian, terkait dengan permasalahan efektivitas pembelajaran
siswa dalam meningkatkan hasil belajar Fikih. Penentuan ini didasarkan pada
pengamatan yang dilakukan oleh guru yang dilakukan selama mengajar di kelas
tersebut. Dalam pengamatan ini terlihat efektivitas belajar siswa masih rendah.
Melihat masalah tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk
mengatasi masalah rendahnya efektivitas belajar siswa tersebut. Peneliti
menggunakan 3 (tiga) siklus dalam penelitian ini. Selain wawancara, peneliti juga
memberikan pre test dan post test pada subyek.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I


a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, pada penelitian
ini dilakukan proses perencanaan penelitian. Adapun proses perencanaannya
adalah merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan

1
Uyun Rabaniyun (Guru Kolaborator), Wawancara Sebelum Tindakan, MTs An-Nizhamiyyah
Cileungsi Bogor, 6 September 2012.
45

menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”,


membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrument-
instrument penelitian yaitu membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal
tes untuk akhir siklus, lembar observasi guru pada KBM, dan pedoman
wawancara untuk guru dan siswa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan
bersama guru Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang
disusun dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah
tersebut.
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan ( 4x40 menit )
dengan menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning
(PBL)”. Pada pertemuan pertama ini siswa yang tidak hadir 3 siswa
sedangkan pada pertemuan kedua siswa hadir semua. Pembelajaran ini terdiri
dari tiga bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS
dan pembahasan. Materi yang dibahas adalah pengertian zakat dan dalilnya,
macam-macam zakat, dan ketentuan-ketentuan zakat. Pelaksanaan penerapan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di
kelas VIII-2 sebagai berikut:

Tabel 3
Tindakan Siklus I
No. Tahapan Tindakan Siswa
1. Orientasi siswa a. Guru menjelaskan tujuan a. Siswa
pada masalah pembelajaran dan mendengarkan,
kegiatan-kegiatan yang menyimak dan
akan dilakukan siswa mencatat
dalam diskusi kelompok. penjelasan
b. Guru memotivasi siswa guru.
untuk aktif dalam b. Siswa
pembelajaran. termotivasi
c. Guru menjelaskan materi untuk aktif
46

pelajaran dan memberikan dalam


masalah berupa LKS yang pembelajaran.
telah dibuat guru.
2. Mengorganisasi a. Pada tahap ini guru a. Siswa
siswa untuk belajar membagi siswa ke bekerjasama
dalam kelompok yang dalam
terdiri dari teman kelompok
sebangku dan meminta untuk
setiap kelompok untuk menyelesaikan
menggunakan ide dari LKS yang
kelompoknya sendiri diberikan.
menyelesaikan
masalah yang
diberikan.
b. Guru
menginformasikan
kepada siswa untuk
mempersiapkan diri
menjawab pertanyaan
di depan kelas.
3. Membimbing a. Guru mengaktifkan a. Siswa
penyelidikan diskusi antar kelompok menyusun
individu maupun dan berkeliling jawaban yang
kelompok memantau kerja akan
masing-masing digunakan
kelompok serta untuk
membantu kelompok menjawab di
yang mengalami depan kelas.
kesulitan. b. Siswa
melakukan
47

tanya jawab
pada kelompok
masing-
masing.
4. Mengembangkan a. Secara random, guru a. Setiap
dan menyajikan menunjuk salah satu kelompok
hasil karya kelompok untuk mempresentasi
mempresentasikan kan hasil
hasil kerja diskusi diskusinya di
kelompok, serta depan kelas.
kelompok lain sebagai b. Siswa
penyagga dan akan diarahkan dan
mempersiapkan dimotivasi
pertanyaan. untuk
b. Guru berperan sebagai membuat atau
fasilitator dan menjawab
mediator. pertanyaan.
5. Menganalisis dan a. Guru membantu siswa
mengevaluasi untuk melakukan
proses pemecahan refleksi atau evaluasi
masalah terhadap jawaban yang
dibuat.
b. Guru memberikan
informasi dan
klarifikasi terhadap
pertanyaan dan
jawaban dari siswa.

c. Observasi
48

Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada


akhir siklus untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Subyek mulai menyukai pembelajaran Fikih dengan menggunakan
model PBL.
2. Subyek lebih mudah berkonsentrasi dan bersemangat dalam belajar
menggunakan model PBL dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya.
3. Subyek mudah mengingat materi yang disampaikan oleh peneliti
dengan menggunakan model PBL.
4. Pembelajaran menyenangkan sehingga membuat subyek berani
untuk bertanya.
5. Subyek merasa pada saat diskusi kelompok, terjadi dominasi tugas
pada subyek yang lebih pintar dan kurangnya kerjasama antar
kelompok.
Kriteria ketuntasan maksimal adalah 70 namun pada siklus pertama
ini Pre Test belum memenuhi KKM yaitu 3,11 begitu pula dengan nilai Post
Test yaitu 6,37 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 4
Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus I
No. Nama Siswa Pre Test Post Test
1 Adam Lazuardy R 2,7 6
2 Ade Muhidin 2 6
3 Ahmad Ardi pratama 2 7,3
4 Aldira Novalita 4 6
5 Alfiansyah 4 7,3
6 Ana Soparina Yasrifa 2 5,3
7 Anita Siti Pamira 2,7 6
8 Aprilyanti 4 6
9 Aulia Mahmudah 4 4,7
10 Chaerunissa 3,3 6,7
11 Erika Oktarizkia 2 6
12 Etin Maryati 4 8
13 Faira Nastiara 2 6
49

14 Fariha Syakur 2 6,7


15 Feri Permadi 3,3 7,3
16 Fikri Zulfikar Ababil 2 6
17 Hendang Irawan 4 8
18 Lisda Herlina 2 5,3
19 Lukmanul Hakim 2 5,3
20 M. Ichsan Dzajuli 2 6
21 Natasya 3,3 6
22 Noval Nurcahya 4 5,3
23 Rahma Maulana 4,7 8
24 Rifki Faudilah 4,7 6
25 Sinta Rahmawati 2 6
26 Siti Masitoh 2 6,7
27 Syahrul Maulana 4 5,3
28 Wahyu Rahmatullah 3,3 6
29 Yahman Suryaman 4,7 8
30 Yandi Novarizal 4 8
Rata-rata 3,11 6,37

d. Refleksi
Secara garis besar kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dapat
dikatakan masih kurang. Hasil belajar siswa dalam bentuk Pre Test dan Post
Test masih rendah karena belum memenuhi KKM 70.
Tahap ini oleh peneliti dan guru bidang studi setelah melakukan
analisis pada siklus I. berdasarkan analisis pada observasi, wawancara dan tes
ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. hasil tersebut
dijelaskan pada tabel 5 berikut:

Tabel 5
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No. Kekurangan-kekurangan Perencanaan perbaikan pada
siklus II
1. Pada awal pembelajaran, masih Memberikan pengurangan
ada siswa yang ngobrol dengan skor pada siswa yang
temannya dalam proses diskusi berbuat kesalahan
2. Kemampuan bertanya dan Peneliti mengarahkan siswa
50

menjawab siswa masih rendah lebih banyak membaca buku


dilihat dari jumlah siswa yang pelajaran dan lebih aktif
aktif dalam kegiatan
pembelajaran dengan
memberikan point plus
dalam pembelajaran
3. Siswa masih malu untuk Memberikan hadiah pada
mengangkat tangannya ketika siswa yang berani
akan menjawab pertanyaan yang mengangkat tangannya
diajukan oleh peneliti. Siswa untuk menjawab pertanyaan
sering menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
secara bersamaan
4. Beberapa siswa masih malu untuk Mengarahkan siswa untuk
bertanya jika ada pembahasan bertanya pada pembahasan
materi yang belum dimengerti yang belum dimengerti
siswa
5. Siswa masih merasa takut untuk Memilih satu siswa dari
mengerjakan hasil karyanya di pasangan yang mendapat
depan kelas, sehingga siswa hanya giliran mengerjakan hasil
mengandalkan kelompoknya saja. kerjanya dalam kelompok.
6. Siswa mulai merasa bosan dengan Diadakan sebuah permainan
diskusi kelompok yang antar kelompok dan adanya
dilakukannya pemberian reward (hadiah)
pada kelompok yang
menang.

Dengan melihat hasil refleksi pada siklus I dan belum tercapainya


indikator keberhasilan yang ditetapkan karena masih rendahnya efektivitas dan
hasil belajar siswa dilihat dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 70
yang belum tercapai, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II dengan
51

melakukan perbaikan-perbaikan yang telah disusun berdasarkan hasil refleksi


siklus I.

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II


a. Tahap Perencanaan
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan
model pembelajaran “Problem Based Learning ( PBL )” yang mengacu pada hasil
observasi siklus I, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat
instrument-instrumen penelitian yaitu lembar observasi guru pada KBM, pedoman
wawancara untuk guru dan siswa, membuat LKS untuk setiap pertemuan serta
soal tes untuk akhir siklus II ini.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan
bersama guru Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun
dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.
Pada siklus II ini guru mengkondisikan kelas dan meningkatkan kegiatan
pada setiap pembelajaran PBL agar pembelajaran berjalan lebih baik dari
pembelajaran siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran siklus II ini terdiri dari 2 pertemuan (4x40 menit) dengan
menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Pada
pertemuan ketiga dan keempat ini semua siswa hadir. Pembelajaran ini terdiri dari
3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan menggunakan LKS dan
pembahasan. Materi yang dibahas adalah macam-macam harta yang wajib
dizakati, orang yang berhak menerima zakat dan orang yang tidak berhak
menerima zakat. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan
sebagai berikut:
52

Tabel 6
Tindakan Siklus II
No Tahapan Tindakan Siswa
1. Orientasi siswa a. Guru menjelaskan tujuan a. Siswa
pada masalah pembelajaran dan mendengarka
kegiatan-kegiatan yang n, menyimak
akan dilakukan siswa dan mencatat
dalam diskusi kelompok. penjelasan
b. Guru memotivasi siswa guru.
untuk aktif dalam b. Siswa
pembelajaran. termotivasi
c. Guru menjelaskan materi untuk aktif
pelajaran dan dalam
memberikan masalah pembelajaran
berupa LKS yang telah .
dibuat guru.
2. Mengorganisas a. Guru mengarahkan siswa Siswa bekerjasama
i siswa untuk untuk kumpul dalam dalam kelompok
belajar kelompoknya untuk menyelesaikan
b. Guru menginformasikan LKS yang diberikan.
kepada siswa untuk
mempersiapkan diri
untuk melakukan
presentasi di depan kelas.
3. Membimbing a. Guru memberikan a. Siswa
penyelidikan bimbingan agar menjawab
individu dilakukan tanya jawab LKS yang
maupun dalam kelompok sebagai digunakan
kelompok persiapan presentasi untuk
b. Guru melakukan presentasi
bimbingan kepada setiap b. Siswa
53

kelompok. melakukan
tanya jawab
pada
kelompok
masing-
masing.
4. Mengembangk a. Secara random, guru a. Setiap
an dan menunjuk salah satu kelompok
menyajikan kelompok untuk mempresenta
hasil karya mempresentasikan hasil sikan hasil
kerja diskusi kelompok, diskusinya di
serta kelompok lain depan kelas.
sebagai penyagga dan b. Siswa
akan mempersiapkan diarahkan
pertanyaan. dan
b.Guru berperan sebagai dimotivasi
fasilitator dan mediator. untuk
membuat
atau
menjawab
pertanyaan.
5. Menganalisis a. Guru membantu siswa Siswa menyimak
dan untuk melakukan refleksi penjelasan dari guru
mengevaluasi atau evaluasi terhadap
proses jawaban LKS yang
pemecahan dibuat.
masalah b. Guru memberikan
informasi dan klarifikasi
terhadp pertanyaan dan
jawaban dari siswa.
54

c. Observasi
Hasil observasi ditulis pada lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya. Adapun dari apa yang peneliti dan kolaborator amati selama kegiatan
pembelajaran, data yang didapat peneliti setelah melakukan pengamatan mengenai
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning pada siklus kedua dapat dilihat pada uraian hasil pengamatan berikut ini:
Pada siklus kedua dalam memberikan apersepsi dan motivasi guru sudah
sangat baik. Penyajian materi pun sudah sesuai dengan RPP. Penataan tempat
belajar tidak berbeda dengan suasana siklus pertama nyaman, bersih dan
menyenangkan.
Pada saat mengerjakan soal Pre Test dan Post Test siswa sudah mulai
mandiri dan tidak ada lagi yang sibuk bertanya pada temannya serta mampu
menyelesaikan soal tepat pada waktunya. Hasil belajar pada siklus kedua ini telah
meningkat dari siklus pertama, meskipun hasilnya belum memuaskan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 7
Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus II
No. Nama Siswa Pre Test Post Test
1 Adam Lazuardy R 4 8
2 Ade Muhidin 3,3 6
3 Ahmad Ardi pratama 4 8
4 Aldira Novalita 4,7 7,3
5 Alfiansyah 5,3 8
6 Ana Soparina Yasrifa 4,7 7,3
7 Anita Siti Pamira 4 6,7
8 Aprilyanti 4,7 7,3
9 Aulia Mahmudah 5,3 6,7
10 Chaerunissa 4 7,3
11 Erika Oktarizkia 4 6,7
12 Etin Maryati 5,3 8,7
13 Faira Nastiara 3,3 6,7
14 Fariha Syakur 4 8
55

15 Feri Permadi 4 8
16 Fikri Zulfikar Ababil 3,3 6,7
17 Hendang Irawan 4,7 8
18 Lisda Herlina 4 7,3
19 Lukmanul Hakim 4 7,3
20 M. Ichsan Dzajuli 3,3 7,3
21 Natasya 4 8
22 Noval Nurcahya 4 6
23 Rahma Maulana 4,7 8
24 Rifki Faudilah 5,3 8
25 Sinta Rahmawati 5,3 8,7
26 Siti Masitoh 4,7 7,3
27 Syahrul Maulana 4 7,3
28 Wahyu Rahmatullah 4 8
29 Yahman Suryaman 4,7 7,3
30 Yandi Novarizal 5,3 8
Rata-rata 4,33 7,58

Pada siklus kedua hasil rata-rata Post test sudah mencapai KKM yaitu
7,58. Namun, nilai tersebut belum memuaskan dan masih ada tujuh orang siswa
yang nilainya di bawah KKM.

d. Tahap Refleksi
Secara garis besar kegiatan pembelajaran siswa pada siklus kedua sudah
lebih baik dari siklus pertama. Pengelolaan kelas sudah cukup baik meskipun
masih ada dua orang siswa yang mengobrol di saat proses pembelajaran
berlangsung.
Interaksi siswa pada proses pembelajaran pun sudah terliha aktif dengan
bertanya ataupun menjawab pertanyaan. Pada saat pemberian kesimpulan banyak
siswa yang ingin memberikan kesimpulan.
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus II, peneliti
mengidentifikasikan permasalahan yang ditemukan selama pembelajaran pada
siklus II. Dari hasil observasi dan wawancara ditemukan permasalahan
diantaranya:
56

Tabel. 8
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus II

No. Permasalahan Rencana Perbaikan

1 Saat diskusi berlangsung masih Siswa yang masih terlihat


ada kelompok yang terlihat main-main tidak diperkenankan
main-main. mengikuti pelajaran.

2 Ada siswa yang tertidur pada Memerintahkan siswa yang


saat guru menjelaskan terlihat tidur untuk
menerangkan materi pelajaran
kepada teman-temannya.

3 Masih ada siswa yang merasa Memberikan penjelasan secara


bingung dan tidak bisa lebih detail tentang soal-soal
mengerjakan soal latihan/LKS yang diberikan dan membahas
bersama-sama untuk soal yang
sulit.

Walaupun mengalami peningkatan, hasil Pre Test pada siklus kedua belum
memuaskan sedangkan hasil rata-rata Post Test telah memenuhi KKM. Namun,
masih ada tujuh orang siswa yang hasilnya belum memenuhi KKM. Berdasarkan
musyawarah antar kolaborator dan peneliti maka diperlukan siklus berikutnya.

5. Tindakan pembelajaran Siklus III


a. Tahap Perencanaan
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan
model pembelajaran “Problem Based Learning ( PBL )”, membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat instrument-instrumen penelitian yaitu
lembar observasi guru pada KBM, pedoman wawancara untuk guru dan siswa,
membuat LKS untuk setiap pertemuan serta soal tes untuk akhir siklus II ini.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan
bersama guru Fikih yang bertindak sebagai kolaborator sehingga apa yang disusun
dalam RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.
57

b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran siklus III ini terdiri dari 2 pertemuan (4x40 menit) dengan
menggunakan model pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”. Pada
pertemuan kelima, dua orang siswa tidak hadir dan keenam ini semua siswa hadir.
Pembelajaran ini terdiri dari 3 bagian yaitu penjelasan materi, diskusi dengan
menggunakan LKS dan pembahasan. Materi yang dibahas adalah akibat-akibat
bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat, hikmah zakat dan mempraktikkan
zakat. Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan tindakan sebagai
berikut:

Tabel. 9
Tindakan Siklus III
No. Tahapan Tindakan Siswa
1. Orientasi siswa pada a. Guru a. Siswa
masalah menjelaskan mendengarkan,
tujuan menyimak dan
pembelajaran dan mencatat
kegiatan-kegiatan penjelasan
yang akan guru.
dilakukan siswa b. Siswa
dalam diskusi termotivasi
kelompok. untuk aktif
b. Guru memotivasi dalam
siswa untuk aktif pembelajaran.
dalam
pembelajaran.
c. Guru
menjelaskan
materi pelajaran
dan memberikan
masalah berupa
LKS yang telah
58

dibuat guru.
2. Mengorganisasi siswa a. Guru Siswa bekerjasama
untuk belajar mengarahkan dalam kelompok
siswa untuk untuk menyelesaikan
kumpul dalam LKS yang diberikan.
kelompoknya
b. Guru
menginformasika
n kepada siswa
untuk
mempersiapkan
diri untuk
melakukan
presentasi di
depan kelas.
3. Membimbing a. Guru Siswa menjawab LKS
penyelidikan individu memberikan yang digunakan untuk
maupun kelompok bimbingan agar presentasi
dilakukan tanya c. Siswa
jawab dalam melakukan
kelompok tanya jawab
sebagai persiapan pada kelompok
presentasi masing-
b.Guru melakukan masing.
bimbingan kepada
setiap kelompok.
4. Mengembangkan b. Secara random, c. Setiap
dan menyajikan guru menunjuk kelompok
hasil karya
salah satu mempresentasi
kelompok untuk kan hasil
59

mempresentasika diskusinya di
n hasil kerja depan kelas.
diskusi d. Siswa
kelompok, serta diarahkan dan
kelompok lain dimotivasi
sebagai penyagga untuk
dan akan membuat atau
mempersiapkan menjawab
pertanyaan. pertanyaan.
b.Guru berperan
sebagai fasilitator
dan mediator.

c. Observasi
Pada siklus ketiga ini, berdasarkan pre test dan post test dan juga observasi
yang dilakukan terdapat peningkatan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini
dilihat dari nilai ulangan seluruh siswa yang meningkat dan melebihi KKM.
Terdapat peningkatan pula antara nilai pre test dengan nilai post test siswa.
Hasil belajar pada siklus ketiga ini menunjukkan seluruh siswa memperoleh
nilai di atas KKM. Hasil wawancara dengan guru dan siswa pada akhir siklus III
ini menunjukkan perubahan yang positif, hasil wawancara pada siklus III ini
dirangkum sebagai berikut:
1. Model pembelajaran PBL ini sangat cocok diterapkan dalam pelajaran
Fikih, terutama dalam materi zakat.
2. Keaktifan subyek sangat jauh berbeda dengan pembelajaran sebelum
tindakan yang hanya menggunakan metode ceramah.
3. Subyek terlihat senang saat belajar Fikih
4. Seluruh subyek menyukai pembelajaran dengan menggunakan model
PBL.
60

5. Subyek mulai menyukai diskusi kelompok yang dilakukan karena


mulai ada perubahan pada kerjasama yang dilakukan.
6. Semua subyek mengatakan lebih mudah menerima pelajaran dan
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.2

Tabel. 10
Skor Hasil Belajar Pre Test dan Post Test Siklus III
No. Nama Siswa Pre Test Post Test
1 Adam Lazuardy R 6,7 8,7
2 Ade Muhidin 6 8
3 Ahmad Ardi pratama 6 8,7
4 Aldira Novalita 6,7 8,7
5 Alfiansyah 6 8
6 Ana Soparina Yasrifa 6 8,7
7 Anita Siti Pamira 7,3 8
8 Aprilyanti 6 8
9 Aulia Mahmudah 6 10
10 Chaerunissa 7,3 8
11 Erika Oktarizkia 6 9,3
12 Etin Maryati 8 10
13 Faira Nastiara 6 8
14 Fariha Syakur 6 8
15 Feri Permadi 7,3 9,3
16 Fikri Zulfikar Ababil 6,7 8,7
17 Hendang Irawan 6,7 8
18 Lisda Herlina 6 8
19 Lukmanul Hakim 6 8,7
20 M. Ichsan Dzajuli 6 8
21 Natasya 7,3 8
22 Noval Nurcahya 6,7 8,7
23 Rahma Maulana 7,3 9,3
24 Rifki Faudilah 8 10
25 Sinta Rahmawati 6 10
26 Siti Masitoh 6 8,7
27 Syahrul Maulana 7,3 9,3
28 Wahyu Rahmatullah 6,7 8,7
29 Yahman Suryaman 6,7 8
30 Yandi Novarizal 7,3 9,3
Rata-rata 6,60 8,70

2
uyun Rabaniyun (Guru Kolaborator) dan subyek (siswa), Wawancara Setelah Tindakan, MTs
An-Nzhamiyyah Cileungsi Bogor, 23 Oktober 2012
61

Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya efektifitas


dan hasil belajar siswa dalam belajar Fikih dilihat dari nilai post test subyek yang
meningkat dan melebihi KKM oleh seluruh subyek, maka penelitian ini
dihentikan pada siklus III dan dianggap model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh.

d. Tahap Refleksi
Secara garis besar kegiatan proses pembelajaran dengan menggunakan
Problem Based Learning pada siklus ketiga telah berhasil. Antusias siswa dalam
proses pembelajaran pada siklus ketiga sudah sangat baik, siswa terlihat aktif dari
awal proses pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran. Keadaan kelas juga
sudah menunjukkan hasil memuaskan, pada siklus ketiga ini suasana kelas lebih
tenang daripada siklus sebelumnya karena siswa sudah bisa menghargai ketika
temannya sedang menyajikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Ketika
mengerjakan soal Post Test pun siswa sudah mulai serius dan tidak ada lagi yang
sibuk bertanya pada temannya.
Hasil belajar siswa dalam bentuk Post Test sudah lebih baik dari siklus
pertama dan kedua serta telah memenuhi KKM dan hasil belajar seluruh siswa
telah memenuhi standar KKM.
Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi
bahwa siswa sangat antusias terhadap pembelajaran Fiqh menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dan guru bidang studi mengatakan
bahwa penerapan model pembelajaran ini telah dilaksanakan dengan baik,
sehingga benar-benar meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil refleksi siklus III ini, yaitu bahwa kedua indikator
keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai
dengan siklus ketiga.
62

B. Pembahasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran Problem Based Learning. Setiap siswa dituntut untuk
mendapatkan hasil yang terbaik dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan
nyata. Sehingga hasil belajar tidak hilang begitu saja ketika proses pembelajaran
selesai, namun bisa bertahan dan dapat digunakan ketika diperlukan.
Perbandingan hasil belajar yang signifikan sebelum dan sesudah
diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning terhadap materi dan
siklus yang sama dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 11
Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil
Belajar Fikih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model
Pembelajaran Problem Based Learning Siklus I
Skor Hasil Belajar
D= D2=
No. Nama Siswa Sebelum Sesudah
(X . Y ) (X . Y )2
(X) (Y)
1 Adam Lazuardy R 4 6 -2 4
2 Ade Muhidin 4 6 -2 4
3 Ahmad Ardi 6 7,3 -1,3 1,7
pratama
4 Aldira Novalita 4 6 -2 4
5 Alfiansyah 6 7,3 -1,3 1,7
6 Ana Soparina 4 5,3 -1,3 1,7
Yasrifa
7 Anita Siti Pamira 4,7 6 -1,3 1,7
8 Aprilyanti 5,3 6 -0,7 0,5
9 Aulia Mahmudah 6 4,7 +1,3 1,7
10 Chaerunissa 6 6,7 -0,7 0,5
11 Erika Oktarizkia 4 6 -2 4
12 Etin Maryati 7,3 8 -0,7 0,5
13 Faira Nastiara 4 6 -2 4
14 Fariha Syakur 6 6,7 -0,7 0,5
15 Feri Permadi 6 7,3 -1,3 1,7
16 Fikri Zulfikar 4 6 -2 4
Ababil
17 Hendang Irawan 6 8 -2 4
63

18 Lisda Herlina 4 5,3 -1,3 1,7


19 Lukmanul Hakim 4,7 5,3 -1,3 1,7
20 M. Ichsan Dzajuli 7,3 6 +2 4
21 Natasya 4 6 -2 4
22 Noval Nurcahya 4 5,3 -1,3 1,7
23 Rahma Maulana 4 6 -2 4
24 Rifki Faudilah 6 8 -2 4
25 Sinta Rahmawati 4 6 -2 4
26 Siti Masitoh 6 8 -2 4
27 Syahrul Maulana 4 6 -2 4
28 Wahyu 4 6 -2 4
Rahmatullah
29 Yahman Suryaman 6 8 -2 4
30 Yandi Novarizal 6 8 -2 4
30 = N - - -39,9 85,3
∑D ∑D2

 Mean dari Difference:

= -1,33

 Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y:

=
64

= 1,4

 Standar Error dari Mean Perbandingan Skor Antara Variabel X dan


Variabel Y:

= 0,25

= -5,32

 df = N-1
30 – 1 = 29
Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh
harga “t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t”
sebesar 2,76.
65

Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah


penelitian sebesar (to = 5,32) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf
signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah
lebih besar daripada tt, yaitu:
2,04 < 5,32 > 2,76

Tabel. 12
Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil
Belajar Fiqh Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model
Pembelajaran Problem Based Learning Siklus II
Skor Hasil Belajar
D= D2=
No. Nama Siswa Sebelum Sesudah
(X . Y ) (X . Y )2
(X) (Y)
1 Adam Lazuardy R 6 8 -2 4
2 Ade Muhidin 4 6 -2 4
3 Ahmad Ardi 6 8 -2 4
pratama
4 Aldira Novalita 6 7,3 -1,3 1,7
5 Alfiansyah 6 8 -2 4
6 Ana Soparina 4 6 -2 4
Yasrifa
7 Anita Siti Pamira 4,7 6,7 -2 4
8 Aprilyanti 6,7 7,3 -0,6 0,4
9 Aulia Mahmudah 6 6,7 -0,7 0,5
10 Chaerunissa 6 7,3 -1,3 1,7
11 Erika Oktarizkia 6 8 -2 4
12 Etin Maryati 6,7 8,7 -2 4
13 Faira Nastiara 7,3 6,7 +0,6 0,4
14 Fariha Syakur 6 8 -2 4
15 Feri Permadi 5,3 8 -2,7 7,3
16 Fikri Zulfikar 4,7 6,7 -2 4
Ababil
17 Hendang Irawan 7,3 8 -0,7 1,3
18 Lisda Herlina 7,3 6,7 +0,6 0,4
19 Lukmanul Hakim 6 7,3 -1,3 1,7
20 M. Ichsan Dzajuli 5,3 7,3 -2 4
21 Natasya 6 8 -2 4
22 Noval Nurcahya 4 6 -2 4
23 Rahma Maulana 6 8 -2 4
66

24 Rifki Faudilah 6,7 8 -1,3 1,7


25 Sinta Rahmawati 6,7 8,7 -2 4
26 Siti Masitoh 6,7 7,3 -0,6 0,4
27 Syahrul Maulana 6 7,3 -1,3 1,7
28 Wahyu 6 8 -2 4
Rahmatullah
29 Yahman Suryaman 6 8 -2 4
30 Yandi Novarizal 6 8 -2 4
30 = N - - -44,5 86,4
∑D ∑D2

 Mean dari Difference:

= -1,50

 Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y:

=
= 0,80
67

 Standar Error dari Mean Perbandingan Skor Antara Variabel X dan


Variabel Y:

=
= 0,15

=
= -7,53

 df = N-1
30 – 1 = 29
Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh
harga “t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t”
sebesar 2,76.
Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah
penelitian sebesar (to = 7,53) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf
signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah
lebih besar daripada tt, yaitu:
2,04 < 7,53 > 2,76
68

Tabel. 13
Perhitungan Memperoleh “t” Untuk Menguji Perbandingan Hasil
Belajar Fikih Antara Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model
Pembelajaran Problem Based Learning Siklus III
Skor Hasil Belajar
D= D2=
No. Nama Siswa Sebelum Sesudah
(X . Y ) (X . Y )2
(X) (Y)
1 Adam Lazuardy R 8 8,7 -0,7 0,5
2 Ade Muhidin 6 8 -2 4
3 Ahmad Ardi 7,3 8,7 -1,4 2
pratama
4 Aldira Novalita 7,3 8,7 -1,4 2
5 Alfiansyah 6 8 -2 4
6 Ana Soparina 6 8,7 -2,7 7,3
Yasrifa
7 Anita Siti Pamira 6 8 -2 4
8 Aprilyanti 6,7 8 -1,3 1,7
9 Aulia Mahmudah 8 10 -2 4
10 Chaerunissa 6 8 -2 4
11 Erika Oktarizkia 8 7,3 -1,3 1,7
12 Etin Maryati 8 10 -2 4
13 Faira Nastiara 6 8 -2 4
14 Fariha Syakur 6 8 -2 4
15 Feri Permadi 6 9,3 -3,3 10,9
16 Fikri Zulfikar 6 8,7 -2,7 7,3
Ababil
17 Hendang Irawan 8 8 0 0
18 Lisda Herlina 8,7 8 +0,7 0,5
19 Lukmanul Hakim 6 8,7 -2,7 7,3
20 M. Ichsan Dzajuli 6 8 -2 4
21 Natasya 8,7 8 +0,7 0,5
22 Noval Nurcahya 6 8,7 -2,7 7,3
23 Rahma Maulana 8 9,3 -1,3 1,7
24 Rifki Faudilah 8 10 -2 4
25 Sinta Rahmawati 8 10 -2 4
26 Siti Masitoh 8 8,7 +0,7 0,5
27 Syahrul Maulana 6 9,3 -3,3 10,9
28 Wahyu 6 8,7 -2,7 7,3
Rahmatullah
29 Yahman Suryaman 6 8 -2 4
30 Yandi Novarizal 6 9,3 -3,3 10,9
30 = N - - -52,7 128,3
∑D ∑D2
69

 Mean dari Difference:

=
= -1,75

 Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y:


=

=
= 1,1
 Standar Error dari Mean Perbandingan Skor Antara Variabel X dan
Variabel Y:

=
70

=
= 0,20

= -8,75

 df = N-1
30 – 1 = 29
Dengan df sebesar 29 pada Tabel Nilai “t” taraf signifikansi 5% diperoleh
harga “t” sebesar 2,04 sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga “t”
sebesar 2,76.
Perbandingan besarnya “t” yang diperoleh dari hasil perhitungan setelah
penelitian sebesar (to = 8,75) dengan besarnya “t” pada Tabel Nilai “t” Taraf
signifikansi 5% dan 1% (tt = 2,04 dan 2,76) maka dapat diketahui bahwa to adalah
lebih besar daripada tt, yaitu:
2,04 < 8,75 > 2,76

Pada siklus pertama to yang diperoleh lebih besar daripada tt yaitu 5,32,
peningkatan hasil belajar tiap individu belum terlihat begitu jelas walaupun nilai
yang diperoleh siswa lebih besar dibandingkan sebelum menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Siswa belum seluruhnya berperan aktif
dalam proses pembelajaran baru sebatas siswa yang pintar dan berprestasi saja.
Pada siklus kedua to yang diperoleh juga lebih besar daripada tt dan
meningkat dari siklus pertama yaitu 7,53, peningkatan hasil belajar tiap individu
pun sudah semakin jelas, hampir seluruh siswa nilainya meningkat dibandingkan
sebelum menggunakan pembelajaran Problem Based Learning. Siswa mulai
berperan aktif pada saat proses pembelajaran.
71

Pada siklus ketiga to yang diperoleh juga lebih besar dari pada tt dan
semakin meningkat dari siklus pertama dan kedua yaitu 8,75, peningkatan hasil
belajar tiap individu pun sudah semakin terlihat jelas, secara keseluruhan nilai
yang diperoleh siswa meningkat dibandingkan sebelum menggunakan Problem
Based Learning. Semua siswa sudah berperan aktif pada saat proses pembelajaran
dan kelas menjadi sangat produktif.
Berdasarkan hasil data dari uji coba pada siklus I, II dan III dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning terbukti efektif
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs An-Nizhamiyyah Cileungsi-
Bogor.

Tabel. 14
Nilai Rata-rata Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model
Pembelajaran Problem Based Learning

Nilai rata-rata Siklus I Siklus II Siklus III

Sebelum (X) 5,04 5,91 6,89

Sesudah (Y) 6,44 7,46 8,33

Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
kelas VIII dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning. Pada siklus I hasil rata-rata sebelumnya 5,04 sedangkan sesudah
6,44 , siklus II hasil sebelum 5,91 dan sesudah 7,46 , karena hasil belajar siswa
berangsur-angsur meningkat. Maka, penelitian dicukupkan pada siklus III dengan
hasil sesudah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning 8,33

C. Pemeriksaan Keabsahan Data


Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan untuk mengumpulkan
data yaitu instrumen tes dan non test. Untuk instrument tes yang digunakan adalah
72

tes formatif yang diberikan setiap akhir siklus, dan tes submatif diberikan setiap
akhir pembelajaran berupa soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Tes ini
bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar Fikih siswa pada setiap
pertemuan dari tiap siklus sebagai implikasi dari PTK. Sedangkan untuk
instrument non tes berupa lembar observasi dan wawancara yang ditujukan untuk
guru dan siswa.

D. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:

1. Tes Objektif
Hasil dari pre test dan post test subyek dianalisis dan terlihat
peningkatan hasil belajar yang menunjukkan bahwa model pembelajaran
PBL terbukti dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa.

2. Lembar Observasi
Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru
kolaborator. Lembar observasi digunakan untuk mengukur tingkat
efektivitas belajar siswa. Data tersebut dianalisis pada setiap siklus dan
lembar observasi untuk menilai kualitas guru untuk mendapatkan data
mengenai kesiapan dan pelaksanaan mengajar guru.

3. Wawancara
Wawancara dilakukan pertama kali pada saat pra penelitian dan
setelah dilakukannya tindakan pada akhir siklus. Wawancara dilakukan
terhadap guru bidang studi Fikih dan siswa.
Dari hasil wawancara saat pra penelitian diperoleh informasi bahwa
sebagian siswa cukup antusias dengan pelajaran Fikih, siswa masih takut
bertanya jika ada materi pembahasan yang belum dipahami, cara mengajar
73

guru cenderung ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan dalam


pembelajaran Fikih.3
Dari hasi wawancara saat siklus I diperoleh informasi bahwa model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) cukup baik digunakan
sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan teman kelompoknya,
sebagian siswa sudah tidak malu untuk bertanya, meskipun masih ada
beberapa siswa yang masih malu.4
Adapun dari hasi wawancara saat akhir siklus II dan siklus III
diperoleh informasi bahwa siswa cukup antusias dengan pembelajaran
Fiqh khususnya dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL), dan guru kolaborator mengatakan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) sudah dilaksanakan cukup baik sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.5

E. Interpretasi Hasil Analisis


Berdasarkan hasil analisis, data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa
menyenangi pelajaran Fikih dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning. Dengan adanya rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan
memudahkan siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan
efektivitas dan hasil belajar siswa. Meskipun pada siklus I dan siklus II masih
terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Dan beberapa
orang siswa saja yang berani bertanya, sedangkan yang lainnya lebih senang
bertanya kepada teman. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa malu-malu dan
takut jika mengajukan pertanyaan langsung kepada guru.
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran PBL siswa lebih aktif dalam belajar Fikih. Selain itu adanya
kerjasama dan saling membantu antar siswa, sehingga siswa yang sulit dalam
memahami pelajaran akan terbantu dengan adanya kerjasama tersebut. Karena
dalam proses pembelajaran siswa terlibat secara aktif untuk mengatasi kesulitan
3
Hasil wawancara guru dan siswa pada pra penelitian pada tanggal 6 September 2012
4
Hasil wawancara guru dan siswa pada siklus I tanggal 21 September 2012
5
Hasil wawancara guru dan siswa pada siklus III tanggal 23 Oktober 2012
74

dan memecahkan masalah dalam keadaan senang sehingga proses pembelajaran


tidak membosankan.
Di awal pembelajaran, yaitu di siklus I siswa mulai mengenal proses
pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Sehingga pada siklus II dan
siklus III siswa sudah dapat menguasai materi yang diajarkan, jika dilihat dari
banyaknya jawaban soal yang benar. Pada siklus II, dilakukan pula perbaikan atas
kekurangan dari siklus I, sedangkan pada siklus III dilakukan perbaikan atas
kekurangan dari siklus II, sehingga indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Keaktifan belajar siswa ternyata memberikan pengaruh ternadap
hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada
meningkatnya hasil belajar siswa pada materi zakat, dimana seluruh siswa telah
mencapai KKM.

F. Pembahasan Temuan Penelitian


1. Pembelajaran model PBL meningkatkan efektivitas dan hasil belajar
siswa.
Rasa senang terhadap pelajaran Fikih melalui model pembelajaran
PBL membuat siswa bersemangat menerima pelajaran dan hal ini
berpengaruh pada pemahaman materi siswa, yang pada akhirnya
berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Hal ini terbukti :
a. Hasil post test lebih besar dari pre test, baik pada siklus I, siklus II
maupun siklus III.
b. Terjadi peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM
oleh seluruh siswa.
2. Dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terdapat respon yang positif bagi siswa.
Dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dapat memberikan respon yang positif bagi siswa, karena siswa
75

dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang


diajarkan sehingga memudahkan siswa dalam menyerap materi yang
diajarkan. Selain itu, respon positif dari model pembelajaran ini dapat
menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan
soal serta memecahkan masalah pada LKS.
3. Pemberian hadiah dapat meningkatkan efektivitas siswa pada aspek
keberanian siswa (mengajukan pertanyaan dan menjawab/menanggapi
pertanyaan).
Pemberian hadiah berupa makanan kecil (seperti cokelat, wafer) dan
alat-alat tulis (seperti pensil, pulpen) bagi siswa yang berani
mengungkapkan pendapatnya/jawabannya terhadap kelompok lain atau
guru dapat meningkatkan efektivitas siswa pada aspek keberanian siswa
(mengajukkan pertanyaan dan menjawab/menanggapi pertanyaan)
terhadap guru atau siswa lainnya. Dalam hal ini siswa lebih berani
mengungkapkan pendapatnya dan berusaha untuk mendapatkan hadiah
sebanyak-banyaknya. Pemberian hadiah ini hanya dilakukan kadang-
kadang saja.

G. Keterbatasan peneliti
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, meskipun usaha yang
dilakukan peneliti telah maksimal, namun penelitian ini masih banyak
kekurangan. Kekurangan tersebut disebabkan kurang meratanya pembagian siswa
yang pintar dengan siswa yang kurang pintar dalam setiap kelompok. Sehingga
masih terdapat kelompok yang pasif dan kurang berpartisipasi dalam
pembelajaran.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Model pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan efektivitas belajar
siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM dan juga
nilai post test siklus III yang meningkat dibandingkan dengan post test siklus I
dan siklus II. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan model
PBL dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model PBL berpengaruh positif dalam
mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap siswa serta
merangsang dan meningkatkan kepedulian siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar dengan efektif.
3. Berdasarkan hasil data dari uji coba pada siklus I, II dan III dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Problem Based Learning terbukti efektif dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

Dengan demikian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


dianggap berhasil dalam meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa, kerena telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

76
77

B. Saran
1. Sekolah hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan
efektivitas dan hasil belajar siswa.
2. Guru bidang studi hendaknya menunjuk satu siswa secara acak dari salah satu
kelompoknya dalam mengerjakan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga
lama-kelamaan siswa akan terbiasa mengerjakan hasil kerjanya di depan
kelas.
3. Siswa hendaknya lebih aktif lagi ketika sharing dengan kelompoknya dalam
memecahkan masalah.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai referensi untuk
melakukan penelitian sejenis dalam pembelajaran berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Abas, Nurhayati, “Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem


Based-Learning) dalam pembelajaran Matematika di SMU”, dalam Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, No. 051, Th. Ke-10, November 2004
Amir, M. Taufik, Inovasi Pendidikan Melalul ProbleBased-Learning, Jakarta:
Kencana, 2009.
Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 5,
2008.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantar Ilmu Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. 8, 1993

---------------------------, Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Cet.6 1980.


Azra, Azumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Munuju Milenium Baru,
Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 2003.
Bakry, Nazar Sidi, Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2003.
Departemen Agama RI, Standar kompetisi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktorat
Jendral Kelembagaan Agama Islam 2004.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.
Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya
Nusantara, 2008.
Holil, Anwar, “Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah” dari
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/model-pembelajaran-berdasarkan-
masalah.html.
I Wayan Sadia, “Pengembangan kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui
Penerapan Model Pembelajaran “Problem Based-Learning” dan Cyle
Learning” Dalam Pembelajaran Fisika”, dalam Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran UNDIKSHA, Jakarta, No.1 Th.XXXX Januari 2007.
Ibrahim Muslim dan Nur Mohammad, Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Buku
Ajar Mahasiswa) Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press, 2001.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen.
Kiranawati, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, dari http://gurupkn.wordpress.com
diakses Rabu 26 Juni 2012.

Koto, Alaidin, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Nata, Abuddin, Prespektif Islam tentang strategi Pembelajaran, Jakarta: Prenada
Media Group, 2009.
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Riyanto, Yatim, Paradigma Baru pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.
Sabri, Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV pedoman Ilmu Jaya, Cet. 1, 1999.
-----------------, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu jaya, 2007.
Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, Cet. 6, 1994.
Sjafei, Mohammad, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Centre For Strategic And
International Studies, Cet. 2, 1979.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru, Cet. 1, 1989.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2005.
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009.
Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan aplikasi PAIKEM, Surabaya:
Pustaka Pelajar, 2009.
Trianto, Model – model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007.
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), Bandung: CV, Pustaka setia 1997.
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006.
Wahab, Abd. Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Terjemah, Bandung: Risalah,
Cet.2, 1985
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : MTs. An-Nizhamiyah

Mata Pelajaran : Fiqh

Kelas/Semester : VIII/ I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : melaksanakan tatacara zakat

Kompetensi Dasar : menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal

A. Indikator : 1. Menjelaskan pengertian zakat dan dalilnya


2. Menyebutkan macam-macam zakat
3. Mengetahui ketentuan-ketentuan zakat

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat:

1. Menjelaskan pengertian zakat dan dalilnya


2. Menyebutkan macam-macam zakat
3. Mengetahui ketentuan-ketentuan zakat

C. Karakter siswa yang diharapkan :

Religius, jujur, santun, displin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya
diri, kerja keras dan peduli

D. Materi Pembelajaran : Zakat Fitrah dan Zakat Maal

E. Metode Pembelajaran :

1. Problem Based Learning (PBL)


2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok
5. Penugasan

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan awal (10 menit)

1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa


2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pretes) kepada siswa
5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran PBL

B. Kegiatan Inti ( 55 menit )

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan


2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing
6 orang
3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok dalam
diskusi
4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk
didiskusikan dalam diskusi
5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru
6. Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
ditanggapi oleh siswa dan guru.

C. Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah


dilakukan atau dikoreksi oleh guru
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik
3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya.

G. Sumber dan Media Pembelajaran

1. LKS Fiqh
2. Spidol, whiteboard
3. Buku paket Fiqh

H. Penilaian

1. Teknik penilaian :
a. Tes unjuk kerja
2. Bentuk instrument :
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal/instrument : terlampir

Bogor, 13 September 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fiqh Peneliti

(Drs. Uyun Robaniyun,MM) (Ismawati)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Sekolah : MTs. An-Nizhamiyah

Mata Pelajaran : Fiqh

Kelas/Semester : VIII/ I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : melaksanakan tatacara zakat

Kompetensi Dasar : menjelaskan orang yang berhak menerima zakat

A. Indikator : 1. Menyebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati


2. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat
3. Menyebutkan orang-orang yang tidak berhak menerima zakat

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat:

1. Menyebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati


2. Menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat
3. Menyebutkan orang-orang yang tidak berhak menerima zakat

C. Karakter siswa yang diharapkan :

Religius, jujur, santun, displin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri,
kerja keras dan peduli
D. Materi Pembelajaran : Zakat Fitrah dan Zakat Maal

E. Metode Pembelajaran :

1. Problem Based Learning (PBL)


2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok
5. Penugasan

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan awal (10 menit)

1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa


2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pretes) kepada siswa
5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran PBL

B. Kegiatan Inti ( 55 menit )

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan


2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing
6 orang
3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok dalam
diskusi
4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk
didiskusikan dalam diskusi
5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru
6. Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
ditanggapi oleh siswa dan guru.
C. Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah


dilakukan atau dikoreksi oleh guru
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik
3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya.

G. Sumber dan Media Pembelajaran

1. LKS Fiqh
2. Spidol, whiteboard
3. Buku paket Fiqh

H. Penilaian

1. Teknik penilaian :
a. Tes unjuk kerja
2. Bentuk instrument :
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal/instrument : terlampir

Bogor, 27 September 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fiqh Peneliti

(Drs. Uyun Robaniyun,MM) (Ismawati)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS III

Nama Sekolah : MTs. An-Nizhamiyah

Mata Pelajaran : Fiqh

Kelas/Semester : VIII/ I

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Standar Kompetensi : melaksanakan tatacara zakat

Kompetensi Dasar : mempraktikan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat maal

A. Indikator : 1. Menyebutkan akibat-akibat bagi orang yang tidak


mengeluarkan zakat
2. Mengetahui hikmah zakat
3. mempraktikkan zakat

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa dapat:

1. Menyebutkan akibat-akibat bagi orang yang tidak mengeluarkan zakat


2. Mengetahui hikmah zakat
3. Mempraktikkan zakat
4. Menjelaskan mustahiq zakat harta
C. Karakter siswa yang diharapkan :

Religius, jujur, santun, displin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya
diri, kerja keras dan peduli
D. Materi Pembelajaran : Zakat fitrah dan zakat maal
E. Metode Pembelajaran :

1. Problem Based Learning (PBL)


2. Ceramah
3. Tanya jawab
4. Diskusi kelompok
5. Penugasan

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan awal (10 menit)

1. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa


2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan uji tes sebelum pembelajaran (Pretes) kepada siswa
5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang model pembelajaran PBL

B. Kegiatan Inti ( 55 menit )

1. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pembahasan yang diajarakan


2. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing
6 orang
3. Guru merencanakan kegiatan kelompok dengan memilih ketua kelompok dalam
diskusi
4. Guru memberikan soal atau permasalahan (LKS) kepada kelompok untuk
didiskusikan dalam diskusi
5. Siswa berdiskusi berdasarkan permasalahan dari guru
6. Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
ditanggapi oleh siswa dan guru.

C. Kegiatan Penutup (15 menit)


1. Bersama-sama membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan atau dikoreksi oleh guru
2. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik
3. Guru memberikan tes belajar siswa setelah pembelajaran
4. Guru memberikan tugas rumah untuk membaca materi selanjutnya.

G. Sumber dan Media Pembelajaran

1. LKS Fiqh
2. Spidol, whiteboard
3. Buku paket Fiqh

H. Penilaian

1. Teknik penilaian :
a. Tes unjuk kerja
2. Bentuk instrument :
a. Uraian singkat
b. Pertanyaan lisan
3. Soal/instrument : terlampir

Bogor, 11 Oktober 2012

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Fiqh Peneliti

(Drs. Uyun Robaniyun,MM) (Ismawati)


Soal Pree Test dan Post Test 9. Zakatuz zira’iyyah adalah zakat dari ….

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! a. Kekayaan


1. Orang yang berpenghasilan, tetapi sehari- b. Dagangan
harinya tidak bisa mencukupi c. Hewan ternak
kebutuhannya. Orang tersebut tergolong d. Hasil tanaman
…. 10. Di bawah ini yang termasuk binatang
a. Fakir ternak yang wajib dizakati adalah ….
b. Miskin a. Ayam
c. Fakir miskin b. Keledai
d. gharim c. Kuda
2. Zakat hasil pertanian dinamakan zakat …. d. unta
a. Ziro’ah 11. Buah – buahan yang wajib dizakati adalah
b. Jarimah ….
c. Ziarah a. Anggur
d. Zaro’ah b. Delima
3. Zakat barang perdagangan termasuk …. c. Kelengkeng
a. Sedekah d. mangga
b. Zakat fitrah 12. Berikut ini yang tidak teramasuk macam-
c. Zakat mal macam zakat harta adalah ….
d. wasiat a. Emas dan perak
4. Orang yang bershadaqah seperti sebuah b. Tanaman
biji tumbuh menjadi …. c. Perdagangan
a. 2 dahan d. perhiasan
b. 3 dahan 13. Salah satu syarat seseorang wajib
c. 5 dahan mengeluarkan zakat adalah haul. Arti haul
d. 7 dahan adalah ….
5. Manfaat zakat sebagai berikut, kecuali …. a. Sudah dimiliki selama satu tahun
a. Membersihkan mereka b. Sudah kaya
b. Menghapuskan kesalahan mereka c. Cukup jumlah hartanya
c. Meninggikan derajat d. Sudah mapan
d. Menambah kewibawaan 14. Arti zakat secara bahasa adalah ….
6. Orang yang berhak menerima zakat a. Penyucian
disebut …. b. Latihan
a. Musta’in c. Hawa nafsu
b. Mustawi’in d. keinginan
c. Mustahik 15. Salah satu hikmah zakat adalah ….
d. Musafa’ a. Menjadi terhormat
7. Zakatul tijaroh adalah zakat dari harta …. b. Menumbuhkan kasih sayang
a. Kekayaan c. Selalu istiqamah
b. Dagangan d. Tidak mudah marah
c. Hewan ternak 16. Zakat terhadap harta milik seseorang
d. Hasil tanaman dinamakan .…
8. Zakatul an’am adalah zakat dari …. a. Zakaat maal
a. Kekayaan b. Zakat fitrah
b. Dagangan c. Zakat jiwa
c. Hewan ternak d. Zakat ijaroh
d. Hasil tanaman 17. Mustahik zakat maal ada … asnaf
a. Delapan c. 20%
b. Tujuh d. 40%
c. Enam 26. Binatang ternak yang wajib dizakati adalah
d. lima ….
18. Nisab emas adalah …. a. Onta
a. 93,6 gram b. sapi
b. 96,3 gram c. kambing
c. 624 gram d. semua jawaban bener
d. 936 gram 27. Batas minimal harta yang dimiliki oleh
19. Nisab perak adalah …. seseorang terhadap kewajiban zakat
a. 900 gram disebut ….
b. 93,6 gram a. Haul
c. 600 gram b. Nasab
d. 624 gram c. Nisab
20. Orang yang bertugas membagikan zakat d. hisab
dinamakan …. 28. Zakat harta benda hukumnya wajib bagi
a. Amil ….
b. Alim a. Orang yang hartanya banyak
c. Gharim b. Orang islam yang hartanya sudah
d. sabilillah mencapai nisab
21. Masalah zakat dibicarakan dalam bidang c. Konglomerat
…. d. Orang kaya
a. Muamalah 29. Orang yang berhak menerima zakat
b. Ibadah dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an
c. Akidah surat ….
d. akhlak a. At Taubah ayat 103
22. Mustahik zakat harta terdapat dalam al- b. At Taubah ayat 30
Qur’an surat …. c. At Taubah ayat 60
a. Al Baqarah: 183 d. At Taubah ayat 63
b. Al Baqarah: 185 30. Zakat binatang ternak juga disebut zakat
c. At Taubah: 6 ….
d. At Taubah: 60 a. Anam
23. Jika seseorang mempunyai onta sebanyak b. Nuqud
10 ekor, maka zakatnya …. c. An’am
a. Satu ekor kambing d. tijaroh
b. Dua ekor kambing 31. Zakat fitrah dikeluarkan pada waktu ….
c. Satu ekor onta a. Hari raya Idul Fitri
d. Dua ekor onta b. Hari raya Idul Adha
24. Nisab kambing adalah …. c. Awal Ramadhan sampai hari raya Idul
a. 20 – 40 ekor Fitri
b. 40 – 60 ekor d. Bulan Ramadhan
c. 40 – 80 ekor 32. Mulai diwajibkan zakat adalah …
d. 40 -120 ekor a. Tahun ke-1 Hijriyah
25. Barang temuan emas atau perak jika b. Tahun ke-2 Hijriyah
mencapai satu nisab harus dikeluarkan c. Tahun ke-3 Hijriyah
zakatnya seketika itu juga sebesar …. d. Tahun ke-4 Hijriyah
a. 2% 33. Harta temuan zakatnya sebesar …
b. 4% a. 5 %
b. 6% 40. Hukum membayar zakat bagi orang yang
c. 10% mencukupi syarat-syaratnya adalah …
d. 20% a. Fardu’ain
34. Berikut ini yang bukan merupakan akibat b. Haram
dari tidak mau mengeluarkan zakat mal c. Fardu kifayah
adalah … d. Mubah
a. Hartanya tidak suci 41. Yang bukan termasuk zakat mal adalah …
b. Tergolong kufur nikmat a. Emas
c. Puasanya tidak diterima Allah Swt. b. Perak
d. Hartanya tidak berkah c. Hasil tambang
35. Bagian dari harta seseorang atau badan d. Uang
hukum setelah mencapai jumlah minimal 42. Setiap harta kepemilikan jika sudah
tertentu dan setelah dimiliki selama jangka mencapai nisabnya wajib dikeluarkan
waktu tertentu pula merupakan pengertian zakatnya. Adapun emas jika telah
dari … mencapai nisab zakatnya adalah …
a. Zakat fitrah a. 2,5%
b. Zakat harta rikaz b. 5%
c. Zakat mal c. 10%
d. Sedekah d. 20%
36. Zakat mal merupakan zakat yang 43. Suatu batas minimal harta kekayaan yang
dikeluarkan untuk membersihkan atau dimiliki oleh seseorang, sehingga
menyucikan … berkewajiban mengeluarkan zakatnya
a. Harta disebut …
b. Jiwa a. Rukun zakat
c. Dosa b. Aturan zakat
d. Raga c. Kaifiyat zakat
37. Di antara orang yang berhak menerima d. Nisab zakat
zakat adalah gharim, maksudnya adalah 44. Harta yang wajib dizakati ialah harta …
orang yang … a. Rampasan
a. Baru masuk Islam b. Karun
b. Penghasilannya tidak cukup c. Gono gini
c. Banyak utangnya d. Mencapai nisab
d. Hidup serba kekurangan 45. Haul zakat emas dan perak adalah …
38. Perintah Allah Swt. di dalam Al-Qur’an a. 12 bulan
yang selalu beriringan dengan perintah b. 10 bulan
shalat adalah … c. 8 bulan
a. Puasa d. 5 bulan
b. Haji
c. Berwudhu
d. Zakat
39. Zakat harta perniagaan dikeluarkan
berdasarkan jumlah keuntungan bersih
yang dimiliki selama 1 tahun, besarnya
zakat adalah …
a. 2,5%
b. 2,7%
c. 2%
d. 1,5%
Kunci jawaban soal Pree Test dan Post Tes

1. B
2. D
3. C
4. D
5. D
6. C
7. B
8. C
9. D
10. D
11. A
12. A
13. A
14. A
15. B
16. A
17. A
18. A
19. D
20. A
21. B
22. D
23. B
24. D
25. A
26. D
27. C
28. B
29. C
30. C
31. C
32. B
33. A
34. C
35. C
36. A
37. C
38. D
39. C
40. A
41. D
42. A
43. D
44. D
45. A
Lembar Kerja Siswa (LKS)

Siklus I

Tujuan :

1. Dapat menjelaskan pengertian zakat dan menyabutkan dalilnya

2. Dapat menjelaskan ketentuan zakat

Kelompok :

Nama : 1. …………….

2……………...

3………………

Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Tuliskan dalil beserta artinya yang berkaitan dengan zakat fitrah!


Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan perbedaan antara fakir dan miskin!

Fakir Miskin

3. Berikan penjelasan mengenai ketentuan zakat !


Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus I

Tujuan :

1. Dapat menjelaskan pengertian zakat maal dan menyabutkan dalilnya

2. Dapat menghitung zakat harta yang wajib dikeluarkan

Kelompok :

Nama : 1. …………….

2……………...

3………………

Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Tuliskan kembali Q.S. at Taubah:60 beserta artinya dan jelaskan isi


kandungan ayat tersebut!
Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

2. Berikan penjelasan mengenai ketentuan zakat maal!


Jawab :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

3. Sebutkan 6 macam harta yang wajib dizakati, lengkap dengan besar nisabnya
dan haulnya serta besar zakat pada masing – masing harta! Kerjakan pada
table dibawah ini!

Harta yang wajib


No. Nisab Haul Besarnya
dizakati
1
2
3
4
5
6
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus II

Tujuan :

1. Dapat menyebutkan orang yang berhak menerima zakat

2. Dapat menjelaskan syarat harta yang wajib dizakati

Kelompok :

Nama : 1. …………….

2……………...

3………………

Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Sebutkan orang yang berhak menerima (mustahiq) zakat !

Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

2. Sebutkan macam-macam harta yang wajib dizakati!

Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

3. Jelaskan syarat harta yang wajib dizakati!

Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus III

Tujuan :

1. Dapat menghitung zakat harta

2. Dapat menjelaskan perbedaan zakat fitrah dan zakat maal

3. Dapat menjelaskan hikmah dari zakat

Kelompok :

Nama : 1. …………….

2……………...

3………………

Jawablah pertanyaan - -pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Pak Yana memiliki perusahaan furniture, pada tutup buku per Januari 2012
dengan keadaan meubel yang belum terjual 10 set dengan harga Rp. 40.000.000,
uang tunai Rp. 20.000.000, Piutang Rp. 2.000.000, Utang dan Pajak Rp.
2.000.000, berapakah besarnya zakat yang harus dikeluarkan oleh Pak Yana!
Jawab:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan perbedaan zakat fitrah dan zakat maal!
Jawab:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....
3. Jelaskan akibat orang yang tidak mau mengeluarkan zakat!
Jawab:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....
4. Sebutkan hikmah diperintahkan zakat!
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………....
PEDOMAN WAWANCARA GURU

Wawancara dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Kamis, 06 November 2012

Responden : Guru Fikih

Nama Sekolah : Mts. An-Nizhamiyyah

Tujuan Wawancara : mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran Fiqh pada


kelas yang akan diteliti

Daftar pertanyaan wawancara guru sebelum tindakan:

1. Apakah siswa memperhatikan materi yang Anda sampaikan saat belajar Fiqh?
2. Apakah upaya yang anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak
memperhatikan materi yang anda sampaikan?
3. Apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang anda sampaikan?
4. Apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?
5. Bagaimana cara anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa?
6. Apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan
kesenangannya pada pelajaran Fiqh?
7. Berapa persen siswa yang aktif dalam kelas?
8. Apakah siswa serimg mengeluh tentang pelajaran fikih?
9. Hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?
10. Apa tanggapan anda terhadap keluhan tersebut?
11. Metode apa saja yang sering anda gunakan pada pembelajaran Fikih?
12. Apakah metode Problem Based Learning (PBL)mpernah bapak terapka pada
pembelajaran Fiqh?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/ Tanggal : Kamis, 06 November 2012

Responden : Siswa

Nama Sekolah : Mts. An-Nizhamiyyah

Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar Fiqh

Daftar pertanyaan wawancara siswa sebelum tindakan:

1. Apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh?


2. Apa yang menyababkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar Fiqh?
3. Apakah saat belajar Fiqh kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?
4. Bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran Fiqh?
5. Bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Fiqh yang kamu anggap sulit?
6. Apakah menurut kamu pelajaran Fiqh penting untuk dipelajari?
7. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar Fiqh?
8. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok atau
yang lain? Mengapa?
PEDOMAN WAWANCARA GURU

Wawancara dilaksanakan pada:

Hati/tanggal : Selasa, 23 Oktober 2012

Responden : Guru Fikih

Nama Sekolah : Mts. An-Nizhamiyyah

Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada


setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar Fiqh siswa

Daftar wawancara guru setelah tindakan :

1. Apakah menurut Anda penggunaan model pembelajaran PBL ini cocok


diterapkan pada pembelajaran Fiqh?
2. Materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Fiqh dengan model
pembelajaran PBL ini?
3. Apakah ada kemungkinan anda menerapkan model PBL ini dikelas yang anda
ajarkan?
4. Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam
belajar Fiqh siswa setelah dilakukan model pembelajaran PBL ini?
5. Apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama Anda melakukan pengamatan?
6. Bagaimana menurut Anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran Fiqh?
7. Apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajaran PBL ini?
8. Apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran PBL ini?
9. Apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan model pembelajaran PBL ini?
10. Bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini?
PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Wawancara dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Oktober 2012

Responden : Siswa

Nama sekolah : Mts. An-Nizhamiyyah

Tujuan Wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada


setelah tindakan dalam meningkatkan efektivitas belajar Fiqh siswa

Daftar pertanyaan wawancara siswa setelah tindakan:

1. Apakah kamu menyukai pembelajaran Fiqh dengan menggunakan model PBL


ini?
2. Apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh dengan menggunakan model PBL?
3. Metode manakah yang lebih kamu sukai, pembelajaran seperti ceramah dan
diskusi kelompok atau pembelajaran model PBL? Mengapa?
4. Bagian mana yang kamu sukai atau tidak kamu sukai dari PBL ini?
5. Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar Fiqh dengan menggunakan
model PBL ini?
6. Adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan model
PBL ini?
7. Apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan
model PBL ini?
8. Apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif?
9. Apakah dalam turnamen kamu yakin dapat menjawab soal-soal turnamen yang
ada?
10. Apakah model PBL ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari Fiqh?
KUTIPAN HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan guru sebelum tindakan:

Peneliti : apakah siswa memperhatikan materi yang anda sampaikan saat belajar Fiqh?

Guru : ada yang memperhatiakan, ada juga yang tidak memperhatiakan terutama siswa
laki-laki. Siswa banyak yang tidak memperhatikan kalau pelajaran sudah berlangsung
lama.

Peneliti : apakah upaya yang anda lakukan untuk mengatasi siswa yang tidak
memperhatikan materi yang anda sampaikan?

Guru : saya tegur

Peneiliti : apakah siswa aktif bertanya terhadap materi yang anda sampaikan?

Guru : tidak, dalam setiap pertemuan hanya 2-3 orang siswa yang bertanya.

Peneliti : apakah selama ini siswa mengalami kesulitan belajar?

Guru : ada, tapi hanya beberapa.

Peneliti: bagaimana cara anda mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa?

Guru : membimbing siswa yang bertanya dan sering memberikan tugas rumah agar siswa
terbiasa mengerjakan soal.

Peneliti: apakah dalam setiap pembelajaran siswa menunjukkan keaktifan dan


kesenangannya pada pelajaranFiqh?

Guru : kurang

Peneliti : berapa persen siswa yang aktif dalam kelas?

Guru : hanya sekitar 20 %

Peneliti : apakah siswa sering mengeluh tentang pelajaran Fiqh?

Guru : ada beberapa siswa yang mengeluh

Peneliti : hal apa saja yang sering dikeluhkan oleh siswa?

Guru : materi yang tidak dipahaminya dan soal yang terlalu sulit.

Peneliti : apa tanggapan anda terhadap keluhan siswa tersebut?


Guru : saya menyarankan mereka untuk rajin belajar dan bertanya jika mengalami
kesulitan.

Peneliti : metode apa saja yang sering anda gunakan saat pembelajaran Fiqh?

Guru : ceramah dan penugasan

Peneliti : apakah anda pernah mencoba menerapkan model pembelajara problem based
learning?

Guru : belum pernah


KUTIPAN HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan siswa sebelum tindakan:

Peneliti : apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh?

S 2: biasa aja

S3: seru bu

S5: ya awal-awalnya ngantuk tapi lama-lama ga

S6: happy-happy aja bu

Peneliti : apa yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang dalam belajar Fiqh?

S5: karena saya tidak suka kalau ketemu soal-soal itungan, kalo Cuma hapalan baru saya
suka

S7: tergantung gurunya bu, kalo gurunya humoris dan bisa bikin ketawa jadi ga ngantuk

S8: kalo gurunya suaranya kencang dan semangat jadi siswanya ikut terbawa semangat

S9: tergantung gurunya juga bu, kalo gurunya bikin ngantuk, ngomongnya lama ya
ngantuk, tapi kalo gurunya seru dan bisa bikin siswanya untuk belajar ya jadi seru dan
asik, tapi kalo gurunya hanya teori-teori aja itu bikin ngantuk dan ga semangat.

Peneliti: apakah saat belajar Fiqh kamu dapat berkonsentrasi dengan baik?

S2: ga bisa, saya jarang bisa konsentrasi dalam pelajaran apapun

S3: bisa konsen bisa gab u, kalo lagi ngantuk g bisa konsen

S5: bisa-bisa aja, kalo dijelasin berulang-ulang bisa ngerti, tap kalo berbeli-belit ga ngerti

S8: bisa tapi tergantung materinya

Peneliti : bagaimana perasaan kamu bila mendapat nilai buruk pada pelajaran Fiqh?

S4: kalo saya dapat nilai buruk akan saya coba lagi dan usaha lagi untuk terus belajar
dapat nilai bagus

S3: ga papa bu, lebih baik jelek tapi hasil sendiri dari pada bagus tapi hasil nyontek

S6: saya pengennya dapat nilai bagus, apa lagi kalo banyak temen-temen yang nilainya
bagus
S7: sakit hati, apa lagi kalo ada yang nyontek tapi nilainya lebih besar, saya kecewa
banget

Peneliti: bagaimana sikap kamu saat mengerjakan soal Fiqh yang kamu anggap sulit?

S2: cari tahu caranya sampai dapat

S6: saya browsing di internet bu biar lebih paham

S5: kadang-kadang pusing, jadi males

S1: minta penjelasan guru sampai ngerti

Peneliti : apakah menurut kamu pelajaran Fiqh penting untuk dipelajari?

S6: penting, karena kalo ga belajar g lulus

S5: penting

S1: penting bu,

S9: penting, karena kalo g penting kenapa da pelajarannya

Peneliti : pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam pembelajaran Fiqh?

S4:diterangin terus guru nanya kesiswa sudah paham atau belum

S6: santai-santai aja dan jangan terlalu tegang

S1: santai-santai aja, ga banyak teori, maunya yang membuat siswa aktif

S9: ada permainannya

Peneliti: pemebelajaran seperti apa yang lebih kamu sukai, ceramah, diskusi kelompok
atau yang lain? Mengapa?

S2: permainan, karena seru

S4: permainan, karena bikin semua siswa jadi aktif

S7: permaian, dan yang snatai-santai aja, bikin siswa-siswanya aktif, saya juga suka kalau
materinya dijelasin berulang-ulang jadi bikin paham

S8: kalo ceramah kebanyakan teori, jadi siswa ga paham, kalo diskusi pasti ada teman
yang g seriua belajar
KUTIPAN HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan guru setelah tindakan:

Peneliti : apakah menurut anda penggunana model pembelajaran Problem Based


Leraning ini cocok diterapkan pada pembelajaran Fiqh?

Guru : cocok, banyaj terlihat kemajuan dari siswa dalam belajar Fiqh

Peneliti: materi apa yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran Fiqh dengan model
pembelajaran PBL?

Guru : sepertinya semua materi dapat diterapkan ada metude ini

Peneliti: apakah ada kemungkinan anda menerapkan model PBL ini dikelas yang anda
ajarkan?

Guru : mungkin

Peneliti : berdsarkan pengamatan yang anda lakukan apakah terdapat kemajuan dalam
belajar Fiqh siswa setelah dilakukan model pembelajaran PBL ini?

Guru : banyak

Peneliti: apa saja kemajuan yang ada pada siswa selama anda melakukan pengamatan?

Guru: siswa terlihat semangat dalam belajar, sebagian siswa aktif bertanya, perhatian
siswa dalam belajar semakin baik, dan siswa mengerjakan tugas dengan baik

Peneliti : bagaimana menurut anda tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran Fiqh?

Guru : semakin baik

Peneliti : apakah ada keluhan dari siswa tentang model pembelajarn PBL ini?

Guru : sejauh ini belum ada keluhan dari siswa

Peneliti : apakah siswa terlihat menyukai model pembelajaran PBL ini?

Guru : iya, siswa terlihat sangat menyukai metode ini

Peneliti: apa saja kekurangan dan kelebihan pada penerapan meodel pembelajaran PBL
ini?

Guru : kekurangnnya adalah kurang membimbing siswa secara merata, kelebihannya


siswa terlihat merasa senag, siswa mulai mengerjakan soal-soal dengan baik, semangat
siswa dalam belajar bertambah dibandingkan sebelum dilakukan model pembelajaran
PBL

Peneliti : bagaimana solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada tindakan ini?

Guru : sebaiknya peneliti tidak hanya membimbing siswa yang bertanya saja tapi kepada
seluruh siswa.
KUTIPAN HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan :

Peneliti : apakah kamu menyukai pembelajaran Fiqh dengan menggunakan model PBL
ini? Mengapa?

S2: suka, karena memotivasi siswa untuk lebih aktif

S1: suka, karena kita dituntut untuk aktif

S3: iya

S6: iya

Peneliti : apa yang kamu rasakan saat belajar Fiqh dengan menggunakan model PBl?

S5: seneng

S1; bagus dan ga bikin bosen

S6: seneng banget

S9: seneng dan ga bikin ngantuk

Peneliti : metode manakah yang kamu sukai, pembelajaran seperti biasa atau model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?

S2: PBL dan ceramah

S4: PBL

S6: PBL

S9: PBL

Peneliti: perbedaan apa yang kamu rasakan setelah belajar fiqh dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?

S5: lebih asyik dalam belajarnya

S6: saya lebih rajin ngerjain tugas

S8: saya lebih aktif dalam belajar

Peneliti : adakah kemajuan yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan
model PBL ini?

S4: ada
S6: ada

S7: ada

Peneliti : apakah kamu menjadi lebih sulit memahami pelajaran dengan menggunakan
model PBL ini?

S3: tidak

S6: tidak

S8: tidak

Peneliti : apakah dalam setiap tugas kelompok kamu aktif?

S2: iya

S4: kadang-kadang

S5: saya aktif

Peneliti: apakah kamu aktif dalam menjawab masalah yang terdapat di LKS?

S3: iya

S5: iya

S8: iya

Peneliti : apakah model PBL ini memotivasi kamu untuk lebih mempelajari Fiqh?

S3: iya

S4:iya

S5: iya

Peneliti : menurut kamu apakah model pembelajaran Problem based Learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar kamu?

S4: iya

S8: iya

S5: iya
Foto-foto Kegiatan Pembelajaran
DAFTAR HADIR SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
MTs. AN-NIZHAMIYYAH CILEUNGSI

Mata Pelajaran : Fiqh Semester : Ganjil


Kelas : VIII Tahun Pelajaran : 2012 / 2013

No. Nama Siswa Pertemuan ke Keterangan


1 2 3 4 5 6
1 Adam Lazuardy R
2 Ade Muhidin
3 Ahmad Ardi Pratama
4 Aldira Novalita
5 Alfiansyah
6 Ana Soparina Yasrifa
7 Anita Siti Pamira
8 Aprilyanti
9 Aulia Mahmudah
10 Chaerunnisa
11 Erika Oktarizkia
12 Etin Maryati
13 Faira Nastiara
14 Fariha Syakur
15 Feri Permadi
16 Fikri Zulfikar Ababil
17 Hendang Irawan
18 Lisda Herlina
19 Lukmanul Hakim
20 M. Ichsan Dzajuli
21 Natasya
22 Noval Nurcahya
23 Rahma Maulana
24 Rifki Faudila
25 Sinta Rahmawati
26 Siti Masitoh
27 Syahrul Maulana
28 Wahyu Rahmatullah
29 Yahman Suryaman
30 Yandi Novarizal

Cileungsi, 31 Oktober 2012


Mengetahui,
Kepala Madrasah Peneliti

Drs, Uyun Robaniyun, MM Ismawati


Nama-nama Kelompok Belajar Fiqh Pada Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) di kelas VIII MTs. AN-Nizhamiyyah Cileungsi Bogor

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Adam Lazuardy R Aldira Novalita Chaerunnisa

Ahmad Ardi P Ana Soparina Yasri Erika Oktarizkia

Ade Muhidin Anita Siti Pamira Etin Maryati

Alfiansyah Aprilyanti Faira Nastiara

Feri Permadi Aulia Mahmudah Fariha Syakur

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

Fikri Zulfikar Ababil Lisda Herlina Rahma Maulana

Hendang Irawan Natasya Rifki Faudilah

Lukmanul Hakim Sinta Rahmawati Syahrul Maulana

M. Ichsan Dzajuli Siti Masitoh Wahyu R.

Noval Nurcahya Yandi Novarizal Yahman S.


Uji Referensi

Nama

Nim

Jurusan

Judul Skripsi

No Nama Buku dan Halaman Paraf Dosen Pembimbing


BAB I

BAB II

BAB III
Lembar Observasi Guru Pada KBM

Nama Guru : Semester/kelas :

Mata Pelajaran : Materi :

Pertemuan Ke- : Siklus :

Tujuan : Sebagai evaluasi terhadap guru dalam proses pembelajaran Fiqh dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Petunjuk : Beri tanda cheklis (√) pada kolom yang sesuai menurut anda!

Penilaian
No. Aspek yang dinilai Komentar
1 2 3 4
1 Merumuskan tujuan pembelajaran
2 Memilih metode yang tepat
3 Memilih media yang tepat
4 Menyusun alat evaluasi/penilaian
5 Membuka pelajaran
6 Memotivasi siswa
7 Menjelaskan materi
8 Penguasaan materi
9 Menuntun siswa dalam mengerjakan
LKS
10 Penguasaan kelas
11 Penggunaan model pembelajaran PBL:
a. Membuat masalah pada LKS
b. Membentuk siswa kedalam
kelompok
c. Mengarahkan siswa dalam
diskusi kelompok
d. Mengarahkan siswa agar dapat
memecahkan masalah pada
LKS
12 Menutup oengajaran
Jumlah
Skor
total
Saran – saran : ……………………………………………….............................................

…………………………………………………………………………….

....................................................................................................................

Keterangan Skala Penilaian :

1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat baik

Pengamat

Guru Kolaborator
!

/1 KEMENTERIAN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-O82


.Q-. UINKJAKARTA
FORM (FR)
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01 .
lgy-lJ t,.',. i.)*ro" ,o ss ciputat 1s412 tndonesia
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 .et.l.?%bZOtZ Jakarta, 23 Juli 2012
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala MTs. An-Nizhamiyyah


Di
Tempat

Assalam u' al a i ku m wr.wb.


Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama :ISMAWATI
NIM : 10801 1000097

Jurusan : Pendidikan Agama Islam(PAI)


Semester : IX (Sembilan)
JudulSkripsi : "EFEKTMTAS PELAKSAI{AAN PEMBELAJARAN rIeH
IIELALLfi MCDEL PEh{BELAJARAiII PROBLEM BASED LEARNII,{G UNTIJK
MENINGKATKAN HASIL RELAJAR SISWA'.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut


melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal am u' al aiku m wr.wb.

a.n. Dekan
Kai ikan Agama Islam

lln, .Ag
9680307 r99803 I 002
Tembusan:
1.Dekan FITK
2.Pembantu Dekan Bidang Akademik
3.Mahasiswa yang bersangkutan
YAYASAN PERGURUAN ISL/UI AN.NIZIIAMTTYAH
MADRASAH TSANAWIYAH AN-NIZHAMIWAH CILETJNGSI
TERAKREDITASI B
NSM : L2L.2.}2.O1.OO6O NPSN z 2023O773
SK. KAI{WIt DEPAG PROP JAWA BARAT I{OMOR : B/Kw.10.4/MTS./O3IO4OI2AO6
Akte lYotarls : No. 22 Tanggal : 23 Januart 1964
Sekretariat : Jl. Pahlawan No. 8 Cileungsi-Bogor Kode Pos 16820 Telp. 1021) 823 4475

SUR4,T KETERANGAN PENELITIAN


Nomor : MTs. i/S.2.0601PP.005 l254lxll 2012

Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah Cileungsi,
sesuai dengan surat permohonan izin penelitian dari FITK UIN Jakaria dengan Nomor:
Un. 0 1 /F. l/KM .01.3 I l2g 6 I 2012 Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa :

Nama : ISMAWATI
Tempat, tgl,lahir : Bogor, 12 Maret 1989

NIM : 108011000097
Program Pendidikan : Sl
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAD

Semester ; IX (sembilan)

Sejak tanggal 01 September 2012 sampai dengan 30 Oktober 2012 telah melaksanakan'tugas
Penelitian dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul " EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN FIQIH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
LJNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA" pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan sebagaimana
mestinya.

:Cileungsi, 8 Nopember 2012


.q.,,'
Ii,::.' lz^.^^'l'xl;l\if^l-^^^L

,, lr'f
ii ., I.r ,,
1.,. (\,/.q !., f_
ii r"r'r'.'..1 '-.".. - Yto':
1....._-".\fq,(i:
ili..:.r.,r,'lr l' t' /t".,Y
ii,'i..,', l.:i'.:tlr r,lt':l\
i :/
t1
i' W
yi
\i'i::;:_*_-rlr.*;,'
Mafrasafr (sanawiyafr (*{.ts)fln-Sfa6mt$JartAbargsi

PERANGKAT PEMBELAJARAN
STAI{DAB KOTPETEiIS| IULUSAII (8KL}, STAilnAR
KOTPETEITST (sK)
9Alr KOlrPETErfSf DASaR (KD)

Mata Pelajaran : FIQIH


$atuan Pendidikan: Madrasah Tsanawiyah I MTs
Kelas/Semeeter : Mls/d lW1-2

Nama Guru : Dre. UYUN ROBAiIIYUI{, ill.ll


NIP/NIK : 4537.7436..M11.CI072
Nama Madrasah : MTs.An-Nizhamiyyafr

KURtKULUit Ttt{cKAT SATUAI,| pENDtDtKAll (Kr$p]

SKL-SICKD *l ata Qefai aran tFi4ifr *t |fs An-9,{izframiw nfi Cifcwgsi


%.a{rns afr ts anawi a fr ( frt,Ts) An-lfafrani11 afr ei{eung si

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL), STANDAR KOMPETCNST


(sK)
DAN KOIi'PETENSI DASAR (KD)
MATA PELAJARAN FIQIH MADRASAH TSANAWIYAH / MTs

A. Latar Belakang
Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat pada hampir semua
aspek dan perkembangan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa, bernegara,
dan bermasyarakat, maka perlu dikembangkan kurikulum Fikih Madrasah
Tsanawiyah (MTs) secara nasional, yaitu kurikulum yang ditandai dengan ciri-ciri ,
antara lain :
1. Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi (attainmenf fargefg dari
pada penguasaan materi;
2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia;
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di
lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan.

Kurkulum dimaksud, kurikulum yang hanya berisi tentang standar kompetensi


(SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Adapun
tentang indikator, kegiatan pembelajaran, sumber dan alat pembelajaran dan metode
pembelajaran diserahkan kepada madrasah untuk mengembangkannya sesuai
dengan situasidan kondisidimana madrasah itu berada.

Pembelajaran Fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat


memahami pokok-pokok hukum lslam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syarfat lslam secara kaffah (sempurna).

Pengembangan lsi kurikulum Fikih di madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan


kelanjutan dari kurikulum di Ml, beberapa isi kurikulum menupakan perluasan dan
pendalaman dari kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini pendidik diharapkan dapat
mengembangkan metode pembelajaian sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, sehingga peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar merupakan kurikulum hasil refleksi,
pemikiran dan pengkajian dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya. Kurikilum
baru ini diharapkan dapat membantu mempersiapkan peserta didik menghadapi
tantangan di masa depan. Standar kornpetensi dan kompetensi dasar diirahkan
untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi yang
penuh dengan berbagai perubahan. persaingan. ketidakpastian dan kerumitan Oitam
kehidupan. Kurikulum ini diciptakan untuk menghasilkan out put yang kompeten,
cerdas dalam membangun integritas sosial, serta mewujudkan karakter nasi.opal.
Dalarn implementasi Standar Kornpetensi dan Kompetensfi Dasar, telah dilakukan
berbagaistudiyang mengarahkan pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan
dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Sebagai

SKI-9I(:KD *|,atu rPe[aiaan giqifr fults fln-Nizfiamiyy afr (ifeungri 2


n4.a[rasafr tsanawiyafr ( tuI{s) An-hlizframi1ryafr eifeungsi

salah satu bentuk efisiensi dan efektivitas implementa$i kurikulum dikembangkan


berbagai model implementasi kurikulum.
Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif dan
komparatif, maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan pendekatan
berbasis kompetensi. Hal ini dilakukan agar Madrasah secara kelembagaan dapat
merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasri, ilmu pengetahuan,
teknotogi dan seni, serta tuntutan desentrafisasi. Dengan cara seperti itu, Madrasah
tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran.
Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin
pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah penguasaan swr,
keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan
kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum
nasional Pendidikan Agama di
Madrasah yang berbasiis kompetensi yang
mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di Madrasah secara nasional.
Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
kurikulum Fikih di Madrasah sesuai dengan kebutuhan daerah/Madrasah.

E. TUJUAN
Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum lslam
dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubunrgan manusia dengan
Allah yang diatur dalam Fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang
diatur dalam Fikih muammalah. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan
hukum lslam dengan benar dalam melaksanakan ibaflah kepada kepada Allah dan
ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan
menjalankan hukum lslam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam
kehidupan pribadi maupun sosial.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan
hukum lslam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara
hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan sesama
manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah
meliputi :
a. Aspek Fikih lbadah melipuiti : ketentuan dan tatacara thaharah, shalat fardlu,
shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan dlorurat, sujud, adzan dan iqomah,
berdzikir dan berdo'a setelah shalat puasa, zakat, hajf dan urnrah, qurban
dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur)
b. Aspek Fikih Muamalah melipuiti : ketentuan dan hukum jual beli, qiradh;.
riba, piniam meminiam, utang piutang, gadaidan borg serta upah '

D. SKL
Memahami ketentuan hukum lsldm yang berkaitan dengan ibadah mahdloh dan
muammalah serta dapat mempraktekkan dengan benar dalam kehidupan sehari-
hari

E. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

SKI-SK-KO *Lat a <Pe fai aran Fiqi fr %ts frn-I(a fiaffiiyy afr. A {euns si
% adras afr {s anaw\ afr ( totts) An-t liz framiyy afi eikungsi

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR '


MAPEL FIQIH

1. FIKIH

a. Kelas Vll, Semester I


STANDAR KON'PETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mefaksanakan ketentuan
taharah (bersuci) 1.1Menjelaskan macam-macam najis dan
tatacara taharahnya ( bersucinya )
1.2 Menjelaskan hadas kecil dan tatacara
taharahnya
1.3 Menjelaskan hadas besar dan tatacara
taharahnya
1.4 Mempraktikkan bersucidari najis dan hadas

2. Melaksanakan tatacara 2.1 Menjelaskan tatacara salat lima waktu


salat fardu dan sujud sahwi 2.2 Menghafal bacaan-bacaan salat lima waktu
2.3 Menjefaskan ketenrtuan waktu safat fima
waktu
2.4 Menjelaskan ketentuan sujud sahwi
2.5 Mempraktikkan salat lima waktu dan sujud
sahwi

3. Melaksanakan tatiacara 3.1 Menjelaskan ketentuan azan dan iqamah


azan, iqamah,salat jamaah 3.2 Menjelaskan ketentuan salat berjamaah ,

3.3 Menjelaskan ketentuan makmum masbuk


3.4 Menjelaskan cara nrengingatkan imam yang
lupa
3.5 Menjelaskan cara rnengingatkan imam yang
batal
3.6 Mempraktikkan azan, iqamah, dan salat
jamaah

4. Melaksanakan tatacara 4.1 Menjelaskan tatacara beaikir dan.berdoa


bezikir dan berdoa setelah salat
setelah salat 4.2 Menghafalkan baca,an zikir dan doa setelah
salat
'Mempraktikkan
4.3 zikir dan doa

b.Kelas Vll, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOIiPETENSI DASAR

SKL-SK-KCI *LataQefaiaran g4irt 9il:As.An-gtizfraffiiryefr Citemnsi 4


gl adras afr ts anaw$afr ( gt tts) An-htiz fidftW dfi Cifetmgri

STANDAR KOi'PETENSI KOMPETENSI DASAR


5. Melaltsanakan tatacara 5.1. Menjelaskan ketentuan salat dan
salat wajib selain salat tima khutbah Jumat
waktu 5.2- Mempraktikkan khutbah dan salat
Jumat
5.3. Menjelaskan ketentuan salat jenazah
5.4. Menghafal bacaan-bacaan shalat
jenazah
5.5. Mempraktikkan salat jenazah

Melaksanakan tatacara 6.1. Menjetaskan ketentuan shalat jama',


salat jama', qhasar, dan gashardan jtama' qashar
jama'qasar serta salat 6-2. Mempraktikkan salat jama', qashar dan
dalam keadaan darurat jama'gashar
6.3. Menjelaskan ketentuan salat dalam
keadaan darurat ketika sedang sakit
dan dj kendaraan
6.4. Mempraktikkan salat dalam keadaan
darurat ketika sedang sakit dan di
kendaraan

7. Melaksanakantatacara 7.1. Menjelaskan ketentuan shalat sunnah


salat sunnah muakkad dan muakkad
ghairu muakkad 7.2. Menjelaskan macam-macam salat
sunnah muakkad
7.3. Mempraktikkan salat sunnah muakkad
7.4. Menjelaskan ketentuan salat sunnah
ghairu muakkad
7.5. Menjelaskan macam-macam salat
sunnah ghairu muakkad
7 -6- Mempraktikkan satat sunnah ghairu
muakkad

c. Kelas Vlll, Semester 1


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Melaksanakan tata cara sujud 1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan
di luar salat tilawah
1.2 $lempraktikkan sujud syukur dan tilawah
2. Mefaksanakan tatacara 2.1 Menjelaskan ketentuan puasa
puasa 2.2 Menjelaskan macam-macam puasa
3. Melaksa nakan tataca ra zakat 3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan
zakat maal
3.2 Menjelaskan orang yang berhak menerima
zakat
3.3 Mempraktikkarn pelaksanaan zakat fitrah
dan maal

SKL-WKA h{.auQefaidran riqifr 1ytAs An-$fizfrmiyyafi AboAtt s


*{.adras afr {s anawiyafr ( tul:,ls) }n-t{iz freffiiy a$ Ci{atngsi

d.Kelas Vlll, Semester 2


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
4. Memahamiketentuan 4.1 $Ienjelaskanketentuan-ketentuan
pengeluaran harta di luar shadaqah, hibah dan hadiah
zakat 4.2 Mempraktikkan sedekah, hibah dan
hadiah
Memahami hukum lslam 5.1 Menjelaskan ketentuan ibadah haji dan
tentang hajidan umrah umrah
5.2 Menjelaskan maoam-macam haji
5.3 Mempraktikkan tatacara ibadah haji dan
umrah
Memahami hukum lslam 6.1. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan
tentang makanan dan minuman halal
minuman 6.2. Menielaskan manfaatmengkonsumsi
makanan dan minuman halal
6.3. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan
minuman haram
6.4. Menjelaskanbahayannya
mengkonsumsi makanan dan minuman
haram
6.5. Menjelaskan jenis-jenis binatang yang
halaldan haram dimakan

e.Kelas lX, Semester I


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1- Memahami tata cara 1.1 Menielaskan ketentuan penyembelihan
penyembelihan, kurban, dan binatang
akikah 1.2 Menjelaskan ketentuan kurban
f .3 Menjelaskan ketrentuan akikah
1-4 Mempraktikkan tatacara kurban dan
akikah
2. Memahami tentang muamalah 2.1 Menjelaskan ketentuan jual beli
2.2 Menjelaskan ketentuan qiradh
2.3 Menjelaskan jenis-jenis riba
2.4 Mendemonstrasikanketentuan
pelaksanaan jual beli, qiradh, dan riba

Kelas lX, Semester 2


STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
3. Memahami muamalah di luar 3.1 Menjelaskan ketentuan pinjam
iual beli meminjam
3.2 Menjelaskan ketentuan utang piutang,
gadai, dan borg
3.3 Menjelaskan ketenfuan upah

SKL-SK-K(D It'Lata tPefai aran Eiqifi *{.(s An-T,liz framiyy afi Afwnn si
%.adrasafi. ts anaw$ dfi ( tut(t) -n"-tfiz franriyy afr Cifeungsi

3.4
Mendemonstrasikan ketentuan tata
cara pelaksanaan pinjam meminjam,
utang piutang, gadaidan Dorg serta
pemberian upah
4. Melaksanakan tiatacara 4.1 Menjelaskan rketentuan tentang
peratvatan jenazah dan ziarah pengurusan jenazah, takziyah dan
kubur ziarah kubur
4.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan harta
si mayat (waris)
4.3 Mempraktikkan tiatacara pengurusan
jenazah

F. Arah Pengembangan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian
perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

SKI-SK-KD gvt ata Qefaiaran triqifi %.% An-$tizfiantW afr A.bung sf 7


BIOGRAFI PENULIS

A. IDENTITAS PRIBADI
Nama : ISMAWATI
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 12 Maret 1989
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Kp. Cibeureum Rt 02/05 Cileungsi Kidul Bogor
16820

B. KETERANGAN KELUARGA
Nama Ayah : Acep Suhendar
Nama Ibu : Nyai saeni
Nama Kakak : Rusdiana, SE

C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamatan SDN Cibeureum, Bogor lulusan tahun 2001
2. Tamatan Mts Al – Furqan, Bogor lulusan tahun 2004
3. Tamatan MA. An – Nizhamiyyah, Bogor lulusan tahun 2007
4. Lulusan S1 Pendidikan Agama Islam Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, th 2013

C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Pelatih Pramuka tahun 2007- sekarang
2. Magang selama 4 bulan di MTs Al-Ihsan Pamulang tahun 2012.
3. Guru Pendidikan Agama Islam di SDN. Cibeureum tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai