Anda di halaman 1dari 18

PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN

(SITEM EFI & DIESEL)

Disusun oleh :

Rangga Wijaya Septiawan.

28/XII TKR 3

SMK NEGERI 7 SEMARANG


TAHUN PELAJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan bagi Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan kemudahan bagi saya dalam mengerjakan laporan PEMELIHARAAN
MESIN KENDARAAN RINGAN yang bertema SISTEM EFI DAN SISTEM DISEL, yang
diampu oleh Bapak Sutikno M.T Sehingga akhirnya laporan ini saya dapat buat dan
saya selesasaikan guna bertujuan untuk Menjadikan hasil laporan untuk tugas
PMKR Menjadikan bukti bahwa saya telah mendapatkan pelajaran SISTEM EFI dan
DISEL Memberikan ingatan yang lebih dalam bentuk tulisan Demikian laporan
praktik yang telah saya buat, jika terdapat kesalahan dalam pengetikan da nisi
laporan mohon maaf dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih

Penulis

MOCH. YUDA CAHYO G.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………

DAFTAR IS ………………………………………………………………………………………………

PENJELASAN DASAR ……………………………………………………………………………………………


DASAR 4 TAK 2 TAK

dalam mesin itu terdapat 4 siklus yaitu siklus hisap/intake, siklus kompresi/compression, siklus
ledak/power dan siklus buang/exhaust. Dalam mesin 2 tak, 1 kali putaran kruk as/crankshaft (360
derajat) terdapat 4 siklus, jadi setengah putaran (180 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, pada mesin 2
tak tidak memakai klep/valve dan noken as/camshaft seperti di mesin 4 tak, sebagai gantinya mesin 2 tak
memakai membran yang berada setelah karburator.

Selain itu, karena mesin 2 tak dalam 1 putaran kruk as/crankshaft melaksanakan 4 siklus, mesin 2 tak ini
lebih responsif dan akselerasinya bagus. Akan tetapi, mesin ini mengeluarkan tenaga yang besar pada
saat putaran/RPM tinggi sehingga membuat mesin ini meminum bahan bakar yang lumayan banyak,
akan tetapi mesin ini menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan mesin 4 tak. Minuman mesin
ini tak hanya bensin, tetapi mesin ini minta bensin tersebut dioplos dengan oli khusus yang biasa disebut
oli samping untuk sekalian melumasi bagian dalam mesin. Jadi oli mesin hanya melumasi bagian
transmisi. Itu lah kenapa mesin 2 tak fogging atau berasap knalpotnya, karena membakar oli samping.

Mesin 2 tak cenderung lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin 4 tak, sehingga rasio berat terhadap
tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak.
Langkah ke 1

Piston bergerak dari TMA ke TMB.

Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang berada di bawahnya. Semakin
jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB akan semakin meningkat pula tekanan di ruang bilas.

Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan
gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan melewati
lubang pembuangan terlebih dahulu.

Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang
pembuangan.

Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan di dalam ruang bilas akan
terpompa masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang ada di dalam ruang bakar
menuju lubang pembuangan.

Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas menuju
ke dalam ruang bakar.

Langkah ke 2

Piston bergerak dari TMB ke TMA.

Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil percampuran udara, bahan bakar dan
pelumas ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.

Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak
di dalam ruang bakar.

Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.

Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan menyala untuk membakar gas dalam ruang
bakar. Waktu nyala busi tidak terjadi saat piston sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini
dimaksudkan agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi saat piston mulai
bergerak dari TMA ke TMB, karena proses pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas
terbakar dengan sempurna oleh nyala api busi.

MESIN 4 TAK
Mesin 4 tak itu mesin yang melunasi 4 siklus mesin bakar dengan melakukan 2 putaran kruk
as/crankshaft. Mesin ini berputar 2 kali atau 720 derajat untuk melakukan 4 siklus, sehingga 1 putaran
kruk as/crankshaft (360 derajat) melakukan 2 siklus. Dimana, mesin ini kurang responsif dibandingkan
mesin 2 tak tetapi mesin ini lebih effisien. Mesin ini lebih ramah lingkungan karena mesin ini hanya
meminum bensin saja, tidak ada oli samping. Mesin ini mengeluarkan tenaga relatif di putaran/RPM
lebih rendah dibandingkan mesin 2 tak, dan tenaga yang dikeluarkan lebih rendah juga.

Mesin ini menggunakan klep/valve yang digerakan oleh noken as yang tidak dipakai oleh mesin 2 tak,
sehingga semua siklus yang harus dilakukan lebih sempurna. Pada mesin motor, oli mesin 4 tak menjadi
1 untuk melumasi keseluruhan mesin dan transmisi pada mobil tetap terpisah karena saluran oli mesin
dan transmisi terpisah.

Langkah ke 1

Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup keluar tertutup, mengakibatkan
udara (mesin diesel) atau gas (sebagian besar mesin bensin) terhisap masuk ke dalam ruang bakar.
Proses udara atau gas sebelum masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada sistem pemasukkan.

Langkah ke 2

Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar tertutup, mengakibatkan udara atau
gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu
penyalaan (timing ignition) terjadi (pada mesin bensin berupa nyala busi sedangkan pada mesin diesel
berupa semprotan (suntikan) bahan bakar).

Langkah ke 3
Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam ruang bakar, mengakibatkan
piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah proses yang akan menghasilkan tenaga.

Langkah ke 4

Piston bergerak dari TMB ke TMA, Posisi katup masuk terutup dan katup keluar terbuka, mendorong sisa
gas pembakaran menuju ke katup keluar yang sedang terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.

SYSTEM EFI
EFI adalah sebuah kata singkatan dari Electronic Fuel Injection. Adapun pengertian dari EFI
adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara
elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan
kebutuhan motor bakar, sehingga didapatkan daya motor yang optimal dengan pemakaian
bahan bakar yang minimal serta mempunyai gas buang yang ramah lingkungan.Oleh sebab
itu,pada sistem EFI menggunakan sensor,kontrol,dan aktuator.

Macam-macam Sistem EFI

Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang diisap dan mengontrol penginjeksian
bahan bakar yang sesuai. Besar udara yang diisap diukur langsung
berdasarkan tekanan di intakemanipold atau jumlah udara di airflow meter.

1. 1.Tipe D-EFI
Sistem ini sering pula disebut “D Jetronic”
yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D
singkatan dari Druck (bahasa Jerman)
yang berarti tekanan, sedang Jetroni
berarti penginjeksian (injection).

Mengukur udara yang masuk berdasarkan


tekanan dalam intake manifold. Mengukur
Tekanan udara dalam intake manifold dan
kemudian melakukan perhitungan umlah udara yang masuk dengan menggunakan Pressure
Sensor.

2. Tipe L-EFI
Istilah L diambil dari bahasa Jerman
yaitu “Luft” yang berarti udara.

Dalam sistem L-EFI, airflow meter langsung


mengukur jumlah udara yang mengalir
melalui intake manipoldsehingga data yang
dihasilkan lebih akurat. Dewasa ini, pada
kendaraan EFI tipe L-EFI lebih banyak
digunakan.

SENSOR-SENSOR YANG ADA DI EFI

1. MAP(Manifold Absolute Pressure) Sensor

MAP sensor berfungsi untuk :

 Berguna untuk mengukur berapa banyak udara yang masuk ke dalam


ruang bakar berdasarkan tekanan kevakuman pada intake manifold dan
nantinya data ini akan digunakan untuk menentukan seberapa banyak
jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan
 Sebagai dasar untuk memajukan dan mengundurkan saat pengapian
pada Elektronic Spark Advancer (ESA)
2. Sensor Air Flow Meter atau Sensor Mass Air Flow

Sensor Air Flow Meter atau Mass Air Flow ini terdapat pada mesin EFI tipe L. Fungsi
dari sensor air flow meter ini adalah untuk mengukur jumlah udara yang masuk
kedalam intake manifold yang nantinya inputan dari singnal air flow ini digunakan
oleh ECU untuk menentukan berapa banyak bahan bakar yang akan diinjeksikan.

3. IATS (intake Air Temperatur sensor)

Sensor IATS ini berfungsi untuk mendeteksi temperatur atau suhu udara yang masuk
kedalam intake manifold.
4. WTS(Water Temperatur Sensor) atau ECT (Engine Coolant
Temperatur) Sensor

WTS ini berfungsi untuk menyensor atau mendeteksi temperatur engine dengan cara
menyensor temperatur dari air pendingin, yang nantinya berguna untuk :

 Bila engine masih dalam keadaan dingin maka ECU akan


memerintahkan injektor menyemprotkan bahan bakar yang lebih banyak
sehingga campuran bahan bakar dan udara menjadi kaya
 Bila engine terjadi masalah berupa over heating maka ECU akan
memutuskan atau menghentikan proses penginjeksian sehingga engine
mati

5. TPS(Throttle Position Sensor)

TPS berfungsi untuk mensensor atau mendeteksi pembukaan dari pedal gas melalui
bukaan throttle yang berguna untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan
diinjeksikan sesuai dengan bukaan gas
6. Knock Sensor

Knock sensor berfungsi untuk :

 Mensensor atau mendeteksi engine bila terjadi masalah knocking


atau ngelitik.
 Bila terjadi knocking pada engine maka ECU akan memerintahkan
timing pengapian untuk dimundurkan sampai tidak terjadi knocking
kemudian dimajukan kembali. Cara kerja dari kontrol loop ECU saat terjadi
masalah knocking dapat dilihat pada skema dibawah ini

7. VSS (Vehicle Speed Sensor)


VSS berfungsi untuk menyensor atau mendeteksi kecepatan dari kendaraan

8. Crank Angle Sensor atau Crank Shaft Position Sensor dan


Cam Angle Sensor atau Cam Shaft Position Sensor

Crank Angle Sensor atau Crank Shaft Position Sensor berfungsi untuk mendeteksi
sudut dari crank shaft atau poros engkol. Sedangkan Cam Angle Sensor atau Cam
Shaft Position Sensor berfungsi untuk mendeteksi sudut daricam shaft atau poros
nok. Kedua sensor ini secara keseluruhan digunakan untuk mensensor atau
mendeteksi putaran dari engine dan mengidentifikasi posisi piston.

9. A/F (Air Fuel Ratio) Sensor

A/F sensor berfungsi untuk mensensor atau mendeteksi setelan campuran udara dan
bahan bakar saat kendaraan pada kecepatan idle atau stasioner
ACTUATOR YANG ADA DI EFI
Actuator merupakan perangkan yang dikontrol oleh ECU sebagai aktualisasi
yang didasarkan pada data-data inputan dari sensor-sensor. Adapun actuator-
actuator pada sistem EFI antara lain :

1. Injector

Injector berfungsi untuk menyemprotkan atau menginjeksikan bahan bakar


menuju ke intake manifold atau ruang bakar sesuai dengan perintah dari ECU
yang didasarkan dari inputan sensor-sensornya

2. ESA (Electronic Spark Advancer)


ESA berfungsi untuk mengontrol waktu pengapian (dimajukkan atau
dimundurkan) yang didasarkan inputan dari sensor-sensornya. Pada ESA
sudah tidak menggunakan distributor lagi atau menggunakan sistem DLI
(Distributor Less Ignition) atau sistem DIS (Direct Ignition System)

3. ISC( Idle Speed Control)

ISC atau Idle Speed Control berfungsi untuk mengontrol kecepatan idle atau
stasioner pada kendaraan dengan cara mengatur banyak sedikitnya udara
yang masuk ke ruang bakar ketika pedak gas tidak ditekan atau diinjak

4. Kontrol pompa bahan bakar


Kontrol pompa bahan bakar ini berfungsi untuk mematikan kinerja pompa
bahan bakar ketika engine pada keadaan mati

5. Kontrol Cut A/C System (Air Conditioner)

Kontrol Cut A/C System (Air Conditioner) berfungsi untuk :

 Bila engine mencapai temperatur 107 o C maka A/C akan di cut


atau dimatikkan
 Ketika pedal gas atau katup throttle gas dibuka lebih dari
ketentuan dari kecepatan kenraan maka akan membuat A/C akan
otomatis di cut atau dimatikkan

6. Kontrol Electric Cooling Fan


Kontrol Electric Cooling Fan berfungsi untuk :

 Bila temperatur engine mencapai 98 o C maka electric fan akan


bekerja untuk mendinginkan air pendingin
 Bila A/C dihidupkan maka electric fan akan bekerja
 Bila sensor temperatur air pendingin rusak maka fan akan
bekerja

7. EGR (Exhaust Gas Recirculation)

EGR atau Exhaust Gas Recirculation adalah sebuah cara atau teknologi
di mana teknologi EGR ini bertujuan untuk mengurangi Kadar
Nox pada gas buang yang dihasilkan pada proses pembakaran di
engine. Pada engine pembakaran internal atau internal
combustion engine, EGR ini bekerja dengan cara mensirkulasikan
kembali sisa hasil pembakaran untuk kemudian dicampur kembali
dengan udara bersih di intake manifold. Teknologi EGR sudah
diterapkan pada mesin bensin maupun pada mesin diesel. Dengan
menggunakan teknologi EGR maka emisi gas buang (polusi gas
buang) dapat diperkecil.

8. Check Engine Lamp

Lampu check engine berfungsi untuk memberitahukan kepada pengemudi bila


terdapat sensor-sensor pada sistem EFI ada yang tidak bekerja, sehingga
pengemudi akan mengetahui adanya kerusakan tersebut.

PROCESOR YANG ADA DI EFI


Engine Control Unit (ECU) adalah alat control elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan
serangkaian actuator pada mesin pembakaran dalam, seperti: ignition dan injection. Secara
singkat, ECU merupakan otak dari suatu kendaraan yang telah di-computerize. Selain sebagai
fungsi control, ECU juga berfungsi sebagai alat protection system pada suatu kendaraan. Jika
terdapat sesuatu yang hal yang aneh, maka sensor akan mengirimkan sinyal kepada ECU
untuk mematikan seluruh sistem yang ada pada kendaraan tersebut.
ECU ini biasa juga disebut dengan istilah ECM (Engine Control Module). Dalam meningkatkan
kinerja mesin, ECU merupakan pilihan yang efisien karena hanya dengan memainkan variasi
dari waktu timing dan campuran udara-bahan bakar akan menghasilkan daya yang optimal dari
suatu mesin.

Anda mungkin juga menyukai