Anda di halaman 1dari 5

LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon politicon). Sebagai makhluk
sosial (Homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri, tetapi
membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu. Manusia tidak dapat mencapai apa
yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan perannya dengan
menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya. Manusia tidak
dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial dan pandangan dari
orang-orang disekitarnya. Saat ini tanpa kita sadari sikap individualisme telah mewabah dalam
kehidupan sehari-hari seseorang, banyak orang yang mengabaikan dan tidak memperdulikan
lingkungan sekitarnya

Sikap individualisme ini sendiri sebenarnya bukan baru-baru ini terjadi dimasyarakat. Seiring
dengan perkembangan zaman sikap individualisme ini mulai merambak dalam kehidupan
masyarakat, terutama dalam kalangan sehingga tidak menyadari bahwa sikap individualisme
itu telah timbul dalam dirinya. Apa itu sikap individualisme? Tidak dapat dipungkiri bahwa
pengaruh yang sangat besar dalam pembentukkan sikap individualime ini adalah pengaruh
teknologi, yang didikung oleh tempat tinggal dan lingkungan tempatnya berasal. Perlu kita
ketahui bahwasanya Indonesia terkenal sebagai negara yang masyarakatnya memiliki sikap
keramah tamahannya yang mendominasi setiap individunya. Akan tetapi semakin kedepan
yang terjadi malah sebaliknya, dimana sikap individualisme mulai menjangkit pada
masyarakat-masyarakat dalam bangsa Indonesia. Keramah-tamahan yang merupakan salah
satu ciri khas bangsa Indonesia mulai tidak didukung oleh individu-individu yang memiliki
sikap individualisme.

ISI
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sikap individualisme, saya akan menjelaskan
terlebih dahulu apa itu sikap individualisme? Kata individualisme terdiri dari dua kata yakni
kata individual dan isme. Individual mengacu pada perseorangan. Kata ini mengacu pada
segala sesuatu yang berhubungan dengan diri sendiri. Sementara isme adalah sebuah
pandangan. Sikap individualisme sendiri merupakan sebuah pandangan atau paham yang
lebih berfokus pada kepentingan sendiri. Bisa digambarkan bahwa seseorang yang memiliki
sifat individualisme lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dibanding orang lain.
Dari artikel yang sudah kami jelaskan di bagian awal, disini kami akan membahas mengenai
dampak negatif dari sikap individualisme tersebut pada manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup bermasyarakat. Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya sikap
individualisme pada masyarakat:

1. Globalisasi

Dimana disini perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat dan semaakin modern
membuat seseorang dapat melakukan semuanya melalui teknologi tanpa harus berinteraksi
serta bertatap muka dan bersosialisasi secara langsung.

2. Latar belakang

Sikap dan tingkah laku seseorang juga mencerminkan dari kalangan apa seseorang itu
dilahirkan. Sikap individualisme ini biasanya muncul pada mereka yang berasal dari keluarga
yang memiliki kekuasaan penuh atau pangkat tertentu, dimana mereka berpikir memiliki
segalanya dan tidak membutuhkan orang lain.

Selain faktor yang membuat seseorang bersifat individualisme, menurut kami ada pula
beberapa hal yang membuat atau menyebabkan seseorang itu sendiri bersifat individualisme,
antara lain:

· Merasa dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain

· Merasa tidak dibutuhkan dalam lingkungannya

· Tidak perduli dengan keaadaan sekitarnya

Sikap individualisme yang terjadi dimasyarakat tidak hanya memberi dampak kepada orang-
orang disekelilingnya, melainkan berdampak juga kepada diri individu itu sendiri. Ini juga
terjadi karena adanya reaksi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Dampak dari sikap
individualisme ini akan lebih dominan dirasakan oleh individu itu sendiri, yang mana ketika
sikap inidvdualime itu terjadi akan menibulkan aksi dari masyarakat tempat tinggalnya. Bagi
sebagian orang ada beberapa sisi positif dari sikap individualisme seperti menjadi individu
yang lebih mandiri dan selangkah lebih maju dalam mengambil keputusan karna tidak perlu
memikirkan pendapat orang lain. Selan sisi positif sikap individualisme juga memiliki sisi
negatif, diantaranya sisi negative dari sikap individualisme yaitu:

· Egosis

Sikap hidup yang selalu mementingkan diri sendiri, bahkan jika perlu mengorbankan
kepentingan orang lain (tidak perduli dengan orang lain) agar tercapainya tujuan pribadi yang
menjatuhkan orang lain.

· Mendewakan diri sendidri

Menganggap bahwa dirinyalah yang paling benar dan paling sempurna dari orang lain,
sehingga saat melihat apa yang orang lain lakukan adalah selalu salah karena kebenaran
adalah apa yang dilakukannya.

· Tidak peduli dangan orang lain

Tidak perduli dengan orang lain yang sedang kesulitan dan kesusahan karena bukan dirinya
yang mengalaminya, sehingga tidak ada niat untuk sekedar membantu orang yang sedang
kesusahan tersebut.

· Selalu merasa yang paling benar

Tidak menerima saran dan masukan dari orang lain mengenai kesalahan yang dilakukan
karena apa yang dilakukannya adalah yang paling benar dan tidak pernah salah.

· Keputusannya lah yang paling benar

Karena sikap yang mendewakan diri sendiri, selalu merasa yang paling benar, dan egois maka
semua keputusan yang dibuatnya adalah keputusan yang benar dan diluar daripada itu adalah
salah.
Sosok yang individualis juga memiliki tujuan dan kehendaknya sendiri. Di tengah
masyarakat, mereka tidak mempedulikan berbagai moral yang digunakan oleh masyarakat.
Bagi orang yang tingkat individualisme yang lebih tinggi justru membuat mereka terkadang
lupa bahwa manusia adalah makhluk sosial. Mereka lupa bahwa seseorang tidak bisa hidup
sendiri. Bahwa manusia adalah mahkluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang
lain.

Selanjutnya yaitu, apa akibat dari orang yang individualis? Hal ini membuat solidaritas,
gotong royong dan musyawarah menjadi tidak ada lagi di dalam diri seseorang. Dalam
Alkitab, ada banyak tokoh yang digambarkan sebagai sosok yang egois atau individualisme.
Dalam Lukas 19: 1-10 diceritakan seorang tokoh yang bernama Zakeus.

Ia adalah seorang pemungut cukai yang egois dan mengambil keuntungannya sendiri saja.
Pada suatu ketika, ia melihat Yesus datang dan banyak orang mengerumuni. Rasa penasaran
Zakeus muncul. Ia sendiri tidak bisa melihat Yesus karena postur tubuhnya pendek. Ia pun
menaiki pohon untuk melihat Yesus dari dekat.

Melihat iman yang dimiliki oleh Zakeus, Yesus pun menghampiri Zakeus. Saat itu, Zakeus
merasa bersalah serta tidak pantas didekati oleh Yesus. Apalagi, Yesus justru meminta untuk
mampir ke rumahnya. Rasa bersalah semakin dirasakan Zakeus karena merasa berdosa
dengan sifat individualisme yang ia lakukan.

Yang terjadi setelahnya di luar dugaan, Zakeus langsung mengembalikan dan membagikan
harta yang ia miliki. Tentu saja sifat individualisme ini adalah hal yang dibenci oleh Tuhan.
Namun, ia tetap memberi kesempatan bagi Zakeus agar ia dapat merasakan kasih Tuhan
sehingga bisa menghapuskan sifat individualisme.

Sifat individualisme juga adalah hal yang buruk mengingat orang Kristen memiliki teladan
yakni sikap yang diambil Yesus. Sebagai anak Allah, ia rela mati di kayu salib bagi orang
banyak. Tuhan memberikan anak-Nya yang tunggal untuk dikorbankan. Artinya, sifat
individualism itu tidak ada dan tidak tergambar dalam diri Allah. Ia rela berkorban demi
banyak orang.

Hal tersebut tertuang dalam Yohanes 3:16 yang tertulis “Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kasih Tuhan yang tidak main-main membuat umat Kristen harus menjauhkan sifat
individualisme. Bahwa pengorbanan dilakukan bagi umat manusia yang berdosa. Tidak ada
untungnya jika Tuhan menyelamatkan umat berdosa. Namun, seperti yang tertulis di ayat,
bahwa Allah punya kasih yang begitu besar pada dunia ini. Pengorbanan tersebut diharapkan
menjadi teladan sehingga umat Kristen juga mau sama-sama berkorban demi sesama. Agar
hukum kasih yang diajarkan benar-benar dirasakan nyata dan dicontoh serta dibagikan
kepada sesama umat manusia.

Selain Yesus yang menjadi teladan karena telah mengorbankan nyawanya, rasul atau murid
Yesus juga mengingatkan soal sifat individualisme ini. Seperti yang tertulis dalam Galatia 6:
1-10. Rasul Paulus menasihatkan untuk setiap orang saling tolong menolong dalam
menghadapi sesuatu. Dengan begitu, ia telah memenuhi hukum Kristus.

KESIMPULAN

Dengan demikian, setelah melihat dan mengkaji lagi mengenai faktor penyebab dan beberapa
hal-hal mengenai timbulnya sikap individualisme. Harusnya kita dapat memahami dan
memberi pemahaman kepada orang-orang disekitar kita, dan kita hendaknya harus pandai
dalam mengontrol diri sendiri. karena sebenarnya tanpa kita sadari hal-hal seperti sikap
individualisme ini hanya lah merugikan diri sendiri dan menjauhkan kita dari orang-orang
yang sebenarnya perduli sehingga kita dikucilkan dilingkungan sendiri karna sikap
individualisme yang sadar atau tanpa sadar kita miliki. Oleh karena itu, cobalah untuk
menghargai keberadaan orang lain. Karena antar sesama manusia kita saling membutuhkan
dan sebagai makhluk sosial kita harus hidup bersosial.

DAFTAR PUSTAKA

Setiadi,Elly M. Kolip,Usman. 2011.Pengantar Sosiologi. Jakata: Kencana Prenadamedia


Group

Anda mungkin juga menyukai