Anda di halaman 1dari 23

BAB II

Isi
2. 1. Kejadian alam semesta

A. Menurut ilmu sains


Ilmu pengetahuan semakin lama semakin tinggi akhirnya ditemukan sebuah
metode baru yang menganggap bahwa asal mula kehidupan termasuk problema sains.
Artinya, bahwa peristiwa itu termasuk wilayah ilmu pengetahuan alam. Tetapi kendati teori
tentang asal mula kehidupan itu telah ada, dan fakta-faktanya telah diatur secara sistematik,
namun yang jelas bahwa ia tidak timbul dengan sendirinya bahkan perlu ada usaha untuk
menciptakannya. Penemuan inilah yang mengawali perkembangan teori tentang asal usul
terjadinya jagat raya, yakni:

1. Teori Keadaan Tetap (Steady–state Theory)


Teori keadaan tetap ini dikemukakan oleh Hoyle, herman bondi, thomas Gold
(1948). Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta, dimana pun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah lalu sampai sekarang. Segala
sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak
menjauhi satu sama lain.Jadi dapat disimpulkan bahwa teori ini mengatakan bahwa alam
semesta ini, dimana pun dan kapan pun tetap sama. Teori ini didasarkan pada prinsip
kosmologi sempurna dan mengartikan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak
berakhir. Pendukung teori ini antara lain Fred Hooyl,Herman Bondi, dan Thomas Gold.

2. Teori The Big Bang


Teori The Big Bangadalah teori yang paling umum dianut tentang asal mula alam
semesta yang terbentuk dari sebuah ledakan besar (Big Bang) yang terjadi sekitar 10-20
miliar tahun silam. Pada mulanya, alam semesta terdiri atas sebuah bola api padat sangat
panas yang terbentuk dari gas yang mendingin dan meluas. Setelah sekitar sejuta tahun,
gas tersebut sepertinya mulai memadat menjadi gumpalan yang disebut protogalaksi.
Dalam lima miliar tahun, gas tersebut sepertinya mulai memadat dan membentuk galaksi
tempat lahirnya bintang. Miliaran tahun kemudian, yaitu masa sekarang keseluruhan alam
semesta terus meluas.
Menurut teori The Big Bang alam semesta terjadi karena adanya ledakan dari titik
tunggal yang bervolume nol. Ledakan yang luar biasa dahsyat ini menandai mulainya alam
semesta. Jadi, alam semesta muncul dari ketiadaan, dengan kata lain bahwa alam semesta
ini pastilah ada yang menciptakan dari tidak ada menjadi ada.

1
B. Berdasarkan agama islam

1. Ayat Al-Qur’an Tentang Penciptaan Alam Semesta (Bumi, Langit dan Siang dalam 6
Periode)

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.”
(QS. Al-A’Raaf 7 : 54)

Dalam ayat tersebut Allah menjadikan proses penciptaan langit dan bumi yang terjadi pada 6
masa atau 6 periode. Enam masa penciptaan langit dan bumi terdiri atas penciptaan langit dan
penciptaan bumi setelah langit terbentuk. Penciptaan bumi sendiri dilakukan secara bertahap
selama dua masa seperti diterangkan dalam QS. Fushshilat 41:9-12.
Dan ternyata, analogi para ahli astrofisika terkemuka mengemukakan hal yang sama dengan
apa yang telah digambarkan Al-Qur’an. Ahli astrofisika membenarkan bahwa tahap atau periode
terjadinya alam dalam 6 tahap atau masa. Analisis keilmuan mencoba mengurai enam masa
tersebut yang mencakup : pada awal proses penciptaan alam, Allah ciptakan dari sebuah lentuman
yang sangat dahsyat yang dalam teori modern disebut big-bang sehingga materi yang semula
termuat di dalamnya yang merupakan bongkahan yang menyatu berhamburan memecah dengan
kecepatan yang amat sangat tinggi yang manusia hanya sampai pada analisis kira-kira atau kurang
lebih dalam mendeteksi kecepatan hamburan pecahan tersebut.
Pecahan-pecahan itu mengembang ke segenap penjuru. Kemudian mulailah terbentuknya alam
karena pecahan-pecahan tersebut akan mewarnai permukaan bumi dan langit yang akan mengisi
ruang-ruang yang kosong yang bisa ditempati.

2
2. Ayat Al-Qur’an Tentang Proses Penciptaan, Mula-Mula dari Satu Kumpulan yang Unik
(Gas dan Asap) yang merupakan suatu kesatuan kemudian Terpisah.

“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(QS. Al-Anbiyaa 21 : 30)

Memecahnya alam dengan lentuman dahsyat tersebut sudah digambarkan dalam Al-Qur’an
surah al-Anbiya’ ayat 30. Yang perlu menjadi catatan penting adalah bahwa pemisahan langit dan
bumi yang dahulunya merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kemudian Allah pisahkan
keduanya yang dalam teori sains peristiwa itu diungkap dalam teori big-bang, semuanya adalah
atas kehendak dan kekuasaan Allah.Untuk menerjemahkan proses pemisahan tersebut, Allah
memberikan kepada manusia akal untuk memikirkan alam ini.

C. Keterkaitan Teori Umum dan Agama dalam Kaitannya Penciptaan Alam


Dari pembahasan diatas terbukti bahwa konsep penciptaan alam semesta yang dihasilkan
oleh sains tidak bertentangan dengan apa yang dijelaskan dan tertera di dalam Al-Qur’an.
Kemajuan ilmu pengetahuan pada masa sekarang ternyata sesuai dengan keterangan yang
dinyatakan dalam Al-Qur’an, bahkan dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
semakin memperjelas dan membuktikan kebenaran Al-Qur’an.
Dengan melihat kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang, para ilmuwan dan
peneliti dapat menggambarkan mengenai permulaan alam semesta. Peristiwa tersebut ditandai
dengan terjadinya peristiwa yang oleh para ilmuwan disebut Big Bang, yaitu sebuah teori yang
muncul untuk menggambarkan tentang penciptaan alam semesta. Selain itu juga muncul teori lain
seperti Teori Keadaan Tetap (Steady–state Theory) dan teori lainnya. Ternyata teori itu semua
saling berketerkaitan dengan apa yang diterangkan di dalam Al-Qur’an.
Teori mengenai bentukan “asap” dalam big bang tentang permulaan penciptaan alam
misalnya, sebenarnya telah lebih dahulu disebutkan dalam QS. Al-Fushshilat 41:11

3
Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi, dan
sebagainya) terbentuk dari “asap” yang sama, maka para pakar menyimpulkan bahwa bumi dan
isi langit seluruhnya adalah satu kesatuan. Dari material “asap” yang sama ini, kemudian mereka
terpisah satu sama lain. kemudian juga diperjelas lagi pada QS. Al-A’Raaf 7 : 54.

Hal yang demikian ini juga telah diungkapkan oleh Al-Qur’an dalam Surah al-Anbiya’/21
: 30 yang kemudian dibuktikan dengan teori Keadaan Tetap (Steady–state Theory) bahwa alam
semesta dari dulu zaman Nabi Adam hingga sekarang tetap dan tak berubah.

2. 2. Asal Usul Manusia


A. Menurut Charles Darwin
Siapa yang tidak mengenal Charles Darwin. Ia adalah seorang
naturalis dann geologis berkebangsaan Ingris. Ia juga dikenal sebagai
seorang evolusionis karena teorinya tentang assal usul dan
perkembangan manusia di bumi atau yang sering lebih kita kenal
dengan sebagai teori evolusi manusia.

Pada tahun 1859 dia menerbitkan sebuah buku berjudu The


Origin of Spesies yang membuat kontrovesi terutama bagi kaum agama

4
dan cendikiawan. Dalam bukunya itu ia menullisakan : “Saya sepenuhnya yakin bahwa spesies
tidak dapat bermutasi; tapi bahwasanya spesies-spesies itu termasuk ke dalam generasi yang sama
adalah keturunan linear dari spesies tertentu lain yang secara umumnya sudah punah, dan dengan
cara yang sama diakui sebagai variasi dari spesies masa lalu tersebut.” (1964 (1859): 27).

Dalam buku lainnya yang berjudul The Descent of Man yang terbit tahun 1871, walaupun
ia tidak menyatakan secara langsung tentang asal usul terciptanya manusia namun melalui teori
bahwanya manusia berasal dari bentuk-bentuk yang bukan manusia, telah jelas bahwa yang
dimaksud Darwin sebagai nenek moyang menusia adalah makhluk sejenis kera.

Berbagai penelitian telah dilakukan, pernyataan mengenai “Evolusi Manusia” menurut


Darwin tidak didukung oleh pemuan ilmiah yang nyata, khususnya dalam hal fosil. Namun tetap
saja masyarakat awam tidak menyadari hal ini dan masih berfikir bahwa pernyataan evolusi
manusia didukung banyak bukti yang kuat.

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan ini disebabkan oleh 3 proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.

Dalam hal ini yang dikatakan nenek moyang manusia adalah kera adalah kebohongan
belakang. Mereka menyusun tengkorak-tengkorak spesies kera punah dari yang terkecil hingga
yang terbesar dan menambahkan sejumlah tengkorak milik ras manusia, evolusionis merekayasa
scenario evolusi manusia.
Dalam scenario yang dibuat ini, ditetapkanlah 4 kelompok dasar sebagai berikut:

1. Australohithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus)


2. Homo Habilis
3. Homo Erectus
4. Homo Sapiens

Australopithecus digolongkan sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera oleh
para evolusionis yang berarti “kera dari selatan”. Australopithecus adalah jenis kera purba
yang telah punah, ditemukan dalam berbagi bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan
kuat dan yang lainnya lebih kecil dan rapuh

5
Selanjutnya oara evolusionis meggolongan tahapan evolusi manusia sebagai genus
Homo yaitu “Manusia”. Menurut mereka kelompok homo lebih berkembang daripada
Australopithecus, dan tidak begitu berbeda dengan manusia modern.

Manusia modern saat ini, yaitu Homo Sapiens, yang telah terbentuk pada tahapan
evolusi paling akhir genus homo ini. Fosil seperti “Manusia Jawa, Manusia Peking, dan
Lucy”
Dengan menjabarkan rantai hubungan tersebut maka terbentuk teori yang dilontarkan
oleh Darwin. Rantai tersebut sebagai berikut "Australopithecus > Homo Habilis > Homo
erectus > Homo sapiens"

Selanjutnya para evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini
adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan tetapi, penemuan terbaru ahli
paleoanthropology mengungkap bahwa Australopithecines, Homo Habilis dan Homo
Erectus hidup di berbagai tempat di bumu pada saat yang sama. Kemungkinan juga Homo
Erectus hidup hingga massa yang sangat modern yang didukung dalam sebuah artike
berjudul “Latest Homo Erectus of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens in
Southeast Asia” dilaporkan bahwa fosil Homo Erectus yang ditemuka di Jawa memili umur
rata-rata 27 ± 2 – 53,5 ± 4 juta tahun yang lalu. Hal ini memunculkan kemungkinan bahwa
Homo Erectus hidup semasa dengan manusia beranatomi mederen (Homo Sapiens) di Asia
Tenggara.

Pada dasarnya, semua penemuan dan penelitian ilmiah telah mengungkap bahwa
rekaman fosil tidak menunjukkan suatu proses evolusi seperti yang diusulkan oleh para
evolusionis. Fosil-fosil yang dinyatakan oleh para evolusionis sebenarnya bias milik ras
lain manusia atau milik spesies kera.

B. Penciptaan Manusia menurut Islam


Dalam kitab suci kita telah dijelaskan secara rinci dan ilmiah proses kejadian manusia.
Tahapan proses penciptaan menurut al-qur’an dibagi menjadi 3 diantaranya:
1. Manusia dibumi pertama yaitu Adam as

6
Sebelum menciptakan nabi Adam As, Allah SWT terladih dahulu mengabarkan
kepada para malaikat-Nya bahwa dia akan menciptakan manusia di muka bumi.
Namun para malaikat bertanya kepada Allah SWT tentang hikmh penciptaan
manusia di muka bumi ini, padahal para malaikat terus-menerus beribadah dengan
memuji dan bertasbih kepada Allah SWT tanpa henti dan tidak pernah berbuat
durhaka kepada Allah SWT. Namun Allah SWT berkata “bahwa dia lebih
mengetahui tentang apa-apa yang tidak diketahui para malaikat”. Tertuang dalam
surah Al-Baqarah/2:30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku


hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

2. Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan

Ketika nabi Adam As tertidur di dalam surga. Dalam tidurnya itu Allah SWT
menciptakan Hawa dari tulang rusuknya sebelah kiri. Pencabutan itu sama sekali
tidak membekaskan rasa sakit sedikitpun bagi nabi Adam as. Andaikata proses
pencabutan tulang itu menyakitkan, niscaya seorang laki-laki tidak akan bersifat
lembut dan saying terhadap wanita dan juga bagi tulang rusuk laki sebelah kanan
berjumlah 18 dan sebelah kiri berjumlah 17.
Ketika nabi Adam as terbangun dari tidurnya, ia melihat Hawa berada di
sampingnya dan ia ingin menyentuh Hawa. Namun saat itu juga malaikat yang
mengetahuinya berkata “Jangan lakakukan wahai Adam.sebelum engkau
membayar mahar untuk Hawa”. Lalu nabi Adam as bertanya “Apa itu Maharnya?”.
Malaikat tadi pun menjawab “Maharnya yaitu kamu membaca sholawat atas Nabi
Muhammad SAW. Sebanyak tiga/sepeluh kali”. Dalam pendapat lain mengatakan
bahwa nabi Adam harus menyebutkan seribu kali atau 100 kali dalam satu kali
nafas. Lalu adam melakukan sholawat tersebut namun napas nabi Adam as tidak
sampai lalu berhenti ketika itu juga Allah SWT berkata “tidak apa-apa wahai Adam,
sholawat yang sudah engkau baca itu sebagai awal dari mahar, dan yang sisanya itu
menjadi tanggunganmu. Setelah membaca sholawat itu nabi Adam as dan Hawa
menjadi suami istri dan hidup bahagia.

7
Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya,
agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung
kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia
merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang
yang bersyukur". (Al-A’araf/7:189)

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia
menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian
itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia;
maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Az-Zumar/39:6)

3. Keturunan nabi Adam as dan Hawa

Awal keturunan Nabi Adam as dan Hawa bermula saat Hawa hamil, janinya
seketika bias bergerak lalu kaget dan berkata dari mana yang bergerak ini bisa
keluar dariku, saat lahir maka lahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan lalu
yang laki diberi nama Habil dan yang perempuan diberi nama Layutsa. Yang
dirawatkan oleh Ibnu Tsa’labi.

Kehamilan kedua Siti Hawa melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan lagi
yang deberi nama Qabil dan Iqlima. Dikatakan bahwa Siti Hawa mengandung
sebanyak 20 kali yang setiap kandunganya selalu diberikan Allah SWT anak
kembar laki-laki dan perempuan.

8
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An-Nisa/4:1)

Menurut ilmu pengetahuan alam juga telah tertuang dalam al-qur’an surah Al-
Mu’minuun ayat 12-14.

12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. 13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). 14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Dalam ayat di atas kita telah mengetahui bahwasanya manusia tercipta dari air mani yang
dibuahi oleh sel telur perempuan yang terjadi di dalam rahim seorang ibu. Lalu dari mani tersebut
dijadikan segumpal darah yang terus berlanjut hingga sampai kita dilahirkan dalam usia
kandungan 9 bulan seorang ibu.
Jadi teori menurut Charles Darwin dan para evolusionis bahwasanya manusia memiliki
seorang nenek moyang adalah kera itu adalah hal yang dibuat-buat. Maka dari itu kita harus

9
mengkaji terlebih dahulu suatu hal yang belum pasti kepastiannya da juga setelah kita mengetahui
hal ini iman dan taqwa kita kepada Allah SWT lebih meningkat lagi.

2.3 Fungsi dan Peran Manusia


A. Fungsi Manusia Terhadap Diri Pribadi
Fungsi dan peran manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhan unsur-unsur
kehidupan supaya kebutuhan pribadi terpenuhi dengan baik.Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan Jasmani adalah kebutuhan yang diinginkan manusia
untuk memenuhi keinginan fisik atau jasmani dirinya. Kebutuhan jasmani juga bisa disebut
kebutuhan fisik atau kebutuhan material. Contoh kebutuhan jasmani seperti kesehatan tubuh,
makan dan minuman yang sehat, olahraga, pakaian,tempat tinggal dan lain-lain.Kebutuhan rohani
adalah kebutuhan yang dapat memberikan rasa puas pada diri seseorang sehingga dapat memberi
rasa damai, kagum, tentram, dan lain-lain. Kebutuhan rohani juga bisa disebut kebutuhan batiniah
atau kebutuhan immaterial. Contoh kebutuhan rohani seperti beribadah, mencari hiburan atau
rekreasi, menambah ilmu,bersosialisasi,melakukan hobi, dan lain-lain.

Jika kedua kebutuhan ini tidak dipenuhi maka mempengaruhi fisik dan batin, seperti jika
tidak memakan-makanan yang sehat maka akan ia akan mengalami gizi buruk dan rentan terkena
penyakit atau jika kita tidak beribadah, maka umumnya akan mengalami pemikiran yang suram
dan pesimis yang berujung pada kurangnya produktivitas.

B. Fungsi Manusia Terhadap Masyarakat


Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami tempat tertentu dengan jangka
waktu yang cukup lama. Dan dapat berinteraksi dengan masyarakat lainnya dengan tujuan untuk
mewujudkan keharmonisan dalam satu kesatuan sosial.

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." [QS.al-
Hujarat: 13]

10
Dari ayat diatas ini dapat diketahui bahwa manusia adalah makhluk individual,makhluk
religius, dan makhluk sosial, maka karena itulah terbentuklah kelompok-kelompok masyarakat.
Fungsi manusia terhadap masyrakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki manusia yaitu
ketersediaan manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, maupun itu
keluarga,tetangga,teman,ataupun dosen. Interaksi sosial yang terjadi pada setiap individu ,seperti
bekerja sama, gotong royong,dan saling menolong dan ketersediaan manusia dalam membantu
sesama.

Jadi,manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain , jadi
manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala kebutuhan bila hidup berkumpul.

C. Fungsi Manusia Terhadap Alam dan Lingkungannya


Fungsi manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia memanfaatkan potensi alam
dengan baik dan benar dalam dunia ini dengan tujuan mencukupi kebutuhan manusia. Sebagai
khalifah di muka bumi, manusia memiliki kewajiban melestarikan alam semesta dan lingkungan
hidup dengan sebaik-baiknya. Agar hidup di dunia menjadi makmur sejahtera penuh keberkahan
dan menjadi bekal di hari akhir kelak. Dalam memenuhi fungsi tersebut, maka kita harus
menggunakan potensi tersebut dengan cara tidak berlebih-lebihan karena potensi alam sangat
terbatas dan juga agar generasi selanjutnya bisa menikmati apa yang kita nikmati sekarang. Bila
kita menggunakannya secara berlebihan, tamak, rakus maka itu juga akan berdampak pada kita
sendiri. Pemanasan global yang kini mengepung manusia juga akibat dari ulah manusia. Ketika
bencana alam datang, manusia seharusnya menyadari kesalahannya dalam mengeksploitasi alam
secara semena-mena. Dalam hubungan ini, Allah memperingatkan manusia bahwa,

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”[QS. Ruum : 41]

Berdasarkan ayat ini, maka pemanfaatan potensi alam untuk kepentingan manusia
sekarang, harus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, dengan berusaha menjaga,
melestarikan potensi alam tersebut.

D. Fungsi Manusia Sebagai Khalifah di Bumi

11
Alquran menegaskan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai pengemban amanah.
Diantara amanah yang dibebankan kepada manusia memakmurkan kehidupan di bumi. Karena
sangat mulianya manusia sebagai pengemban amanah Allah, maka manusia diberi kedudukan
sebagai Khalifah-Nya di bumi. Khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam menjalankan
pemerintahan, kekuasaan, dan penerapan syariah.Sebab, Islam menjadikan hak pemerintahan dan
kekuasaan sebagai milik umat. Untuk itulah umat mengangkat orang yang mewakili mereka dalam
menjalankan pemerintahan dan menerapkan syariah yang diwajibkan oleh Allah kepada
mereka.Dan juga sebagai Khalifa, lain harus memimpin makhluk lainnya, Khalifah juga harus
memimpin diri serta memakmurkan dan mendayagunakan alam semesta bagi kepentingan manusia
secara keseluruhan

E. Fungsi Manusia Terhadap Allah


Beribadah kepada Allah merupakan fungsi manusia terhadap Allah yang ditegaskan dalam
al-Quran surat adz-Dzariyat ayat 56,sebagai berikut,

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzariyat : 56]
Dan juga dalam surat al-Baqarah ayat 21, Allah memerintahkan manusia untuk beribadah, sebagai
berikut,

Artinya: “Wahai manusia ! Sembahlah olehmu akan Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan
orang-orang yang sebelum kamu, supaya kamu terpelihara .”[QS. Al-Baqarah : 21]

Ibadah dalam bentuk umum merupakan melaksanakan kehidupan sesuai ketentuan-


ketentuan Allah, yang seperti di ajarkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Sedangkan ibadah
dalam bentuk khusus (mahdhah) yaitu berbagai macam pengabdian kepada Allah yang cara
melakukannya sesuai dengan ketentuan syara'.Belajar dan bekerja juga merupakan ibadah dalam
mencari ridha Allah. Jadi semua aktivitas seorang hamba dalam seluruh dimensi kehidupan
merupakan ibadah jika benar-benar dilakukan semata-mata mencari ridha Allah.

Dalam bidang aqidah, fungsi manusia terhadapat Allah adalah meyakini bahwa tiada
Tuhan yang berhak melainkan Allah. Bertuhan kepada selain Allah berarti suatu penyimpangan

12
dari fungsi manusia terhadap Allah. Bertuhan kepada Allah adalah sesuai sifat dasar manusia yaitu
sifat religius, tetapi sifat “hanief”yang ada pada manusia membuat manusia condong kepada
kebenaran yaitu mentauhidkan Allah.

2.4 Urgensi agama bagi manusia


1. Definisi Agama

Agama adalah kata yang sangat mudah diucapkan dan juga sangat mudah pula menjelaskan
maksudnya khususnya kepada orang awam, tetapi sangaat sulit memberikan definisi yang tepat
bagi para ahli. Hal ini disebabkan karena secara ilmiah mengharuskan adanya rumusan yang
mampu menghimpun semua unsur yang didefinisakan sekaligus mengharuskan segala yang tidak
termasuk unsurnya. Dalam al-qur’an, agama disebut millah, dalam surah Al-Nahl/16:123.

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia
bukanlah termasuk orang musyrik.”

Kemudian juga disebutkan dalam surah Al-Kafirun/109:6:

“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Arti agama dari sudut bahasa (etimologis) berarti peraturan-peraturan tradisional, ajaran-ajaran,
kumpulan-kumpulan hokum yang turun-temurun dan ditentukan oleh adat kebiasaan. Menurut bahasa
sanskerta, agama terdiri dari 2 kata A (tidak) dan Gam (pergi). Jadi bermakna tidak pergi yang berarti tetap
di tempat. Serta menurut bahasa Indonesia berarti tidak kacau.

2. Unsur-unsur agama

Unsur-unsur penting dalam agama yang dijelaskan oleh Harun Nasution adalah sebagai
berikut:

A. Unsur kepercayaan terhadap kekuatan gaib.


Memiliki bentuk yang bermacam-macam. Dalam kehidupan primitif kekuatan gaib
terdapat pada benda-benda yang memiliki kekuatan(sakti), ruh atau jiwa.

B. Unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.


Tergantung pada adanya hubungan yang baik degan kekuatan gaib.

13
C. Unsur respon yang bersifat emosional dari manusia.
Respon dapat berupa rasa takut atau perasaan cinta selanjutnya respon tersebut dapat pula
berbentuk penyembahan seperti yang terdapat pada agama-agama nenek moyang.
D. Unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci.
Berhubungan dengan tempat-tempat, peralatan untuk menyelengarakn upacara agama dan
sebagainya.

3. Kebutuhan manusia terhadap agama

Dalam hakikatnya manusia sangat membutuhkan agama agar kehidupan mereka teratur
dan tertata dengan baik. Kemudian ini dapat dilihat ketika manusia mengakui kesulitan hidup,
musibah dan berbagai bencana ia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba
maha (Allah SWT). Kebutuhan manusia terhadap agama dapat disebabkan karena masalah prinsip
dasar kebutuhan manusia. Ada 2 faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama tesebut
diantaranya:

A. Faktor kondisi manusia


Terdiri atas 2 unsur yaitu:
1. Unsur Jasmani
Kebutuhan yang bersifat jasmani, seperti makan, minum, berkerja, istirahat, olahraga,
dan segala aktivitas jasmani yang dibutuhkan.

2. Unsur rohani
Membutuhkan pemenuhan yang bersifat psikis (mental) rohani-kebutuhan tersebut
adalah pendidikan agama budi pekerti, kepuasan, kasih saying dan segala aktivitas
rohani yang seimbang.

B. Faktor status manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah SWT yang dilengkapi dengan
akal sehingga hati nurani manusia menyadari bahwa dirinya tidak bisa terlepas dari pengawassan
dan ketentuan Allah SWT, karena agamalah yang mengajarkan manusia mengenal Tuhannya dan
menjelaskan cara-cara berhubungan dengan sang pencipta.

1. Pentinya Agama dalam kehidupan Manusia


A. Sebagai sumber moral.
Moral adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia
tanpa moral pada hakikatnya adalah binatang. Dalam kehidupan seringkali moral
melebihi peranan ilmu, sebab adakalanya ilmu merugikan. Menurut Prof. Dr. Alexis
Carrel: “Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong manusia kepada kebiadaban.”.
Untuk memperoleh moral yang sangat penting ini dapat digali dalam agama, karena
agama adalah sumber moral, bahlan moral paling tangguh dalam kehidupan manusia.
Agama sebagai sumber moral tidak hanya mengajarkan iman kepada Allah SWT dan

14
kehidupan di akhirat, melainkan juga adanya perintah dan larangan dalam kehidupan
manusia.

B. Pentujuk kebenaran.
Bagaima manusia mesti mencapai kebenara?. Jawabannya adalah Allah SWT
mengutus para nabi dan rasul di berbagi masa dan tempat. Para nabi tersebut diberi
wahyu oleh Allah SWT sebagai petunjuk kebenaran, tinggallah manusia yang
mematuhinya atau mengingkarinya.

C. Sumber informasi tentang masalah.


Dalam al-qur’an sudah menjelaskan semua kejadian yang ada di alam semesta ini
sebelum para peniliti besar dunia mencari taunya. Maka dari itu dapat dikatakan
bahwasanya Allah lebih mengetahui seisi alam semesta ini.

D. Bimbingan rohani bagi manusia.


Hidup manusia di dunia yang fana ini kadang memiliki suka maupun duka. Dalam
surah Al-Anbiya/21:35

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada
Kami.

Menurut ayat diatas manusia diberi cobaan oleh Allah SWT “dengan keburukan dan
kebaikan.”. Lalu bagaimanakah sikap yang bener menghadapinya?. Jawaban atas
pertanyaan ini terkandung dalam sabda Rasullah SAW yang menyebutkan: “Betapa
menakjubkan orang yang beriman. Sesungguhnya keadaan orang yang beriman itu semuanya serba
baik, dan yang demikian itu tidak terjadi kecuali hanya pada orang beriman.0akni, jika ia memperoleh
sesuatu yang menggembirakan ia bersyukur dan syukur adalah baik baginya. Dan jika ia ditimpa
sesuatu yang menyedihkan dia bersabar dan sabar juga baik baginya”. (H. R Muslim).

Dengan Sabdanya ini nabi kita mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah
SWT pada memperoleh sesuatu yang menggembirakan, dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa
sesuatu masalah yang menyedihakan.

2.5 AGAMA ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA


Agama islam yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw adalah islam yang terakhir
diturunkan allah kepada manusia. Karena itu tidak akan ada lagi rasul yang diutus kemuka bumi.
Kesempurnaan ajaran islam yang diturunkan kepada nabi muhammad sesuai dengan tingkat

15
budaya manusia yang telah mencapai puncaknya, sehingga islam akan sesuai dengan budaya
manusia sampai sejarah manusia berakhir pada hari kiamat nanti.
Agama islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, maupun
sebagai mahluk dunia.
Secara garis besar ruang lingkup agama islam menyangkut tiga hal pokok, yaitu:
1) Aspek keyakinan yang disebut aqidah, yaitu aspek kredial atau keimanan terhadap allah dan
semua yang difirmankan-Nya untuk diyakini.
2) Aspek norma atau hukum yang disebut syariah, yaitu aturan-aturan allah yang mengatur
hubungan manusia dengan allah, sesama manusia, dan dengan alam semesta.
3) Aspek prilaku disebut akhlak, yaitu sikap-sikap atau prilaku yang nampak dari pelaksanaan
aqidah dan syariah.

ILMU AQIDAH
Sebenarnya Ilmu Aqidah itu termasuk dalam Ilmu Kalam dan Ilmu Tauhid karena ia membahas
tentang keyakinan dasar agama. Ilmu ini muncul pertama kali pada masa Khalifah Ali bin Abu
Thalib (35-40 H atau 656-661 M ), walfatnya Khalifah Utsman bin Affan yang dibunuh oleh para
pemberontak. Persoalan politik ini kemudian berkembang menjadi persoalan keimanan, yakni
persoalan kafir , murtad, mukmin , dan muslim. Dan kaum Khawarij yang pertama kali
mengemukakan persoalan, apakah dosa besar itu mengakibatkan status seseorang tetap muslim
atau kafir.
Kaum Khawarij menggangap ini adalah dosa besar, Namun paham ini menimbulkan reaksi dari kaum
Murji’ah yang berpendapat sebaliknya, bahwa yang menentukan Islam atau tidaknya seseorang
adalah imannya dan bukan perbuatannya. persoalan dosa besar ini pun berkembang ke persoalan
taqdir dan ikhtiya.

Kaum Murji’ah berpendapat bahwa manusia tidak memilik kemampuan untuk berikhtiar dan
bertindak, karena semuanya telah ditentukan oleh Allah SWT, sebagai reaksi ini muncul paham
ikhtiyar, yakni bahwa manusia itu bebas berkehendak dan menentukan perbuatannya, dan dengan
kehendak ini ia pun bias membedakan mana yang benar dan salah. Karena itu paham ini disebut
Qadariyyah yang artinya manusia memiliki kemampuan untuk menentukan perbuatannya.

Namun muncul lagi aliran ketiga dalam paham keimanan yakni Mu’tazilah. Menurut mereka orang
yang melakukan dosa besar tidak dapat disebut kafir dan tidak pula mukmin melainkan
diantaranya.

Dalam persoalan orang mukmin yang melakukan dosa besar, al-Asy’ari berpendapat, bahwa orang
ini tetap mukmin tetapi fasiq, sedangkan dalam persoalan perbuatan manusia, ia mempercayai
adanya kententuan Allah, yang berarti bahwa Allah lah yang menciptakan perbuatan manusia itu.

16
Pada abad ke-7 H di kalangan pengikut mazhab Hanbali muncul gerakan baru, yang disebut aliran
Salaf yaitu paham yang menganjurkan mengikuti paham muslimin pada zaman dahulu (pada
sahabat ). Aliran ini adalah mengkritik penggunakan logika dalam memahami persoalan teologis,
dan sebaliknya menganjurkan kembali kepada metodelogi yang diperguakan oleh orang orang
Salaf ( terdahulu ).

Aliran Salaf ini kemudian juga dihidupkan kembali di Mesir oleh Muhammad ‘Abduh (1849-
1905), hanya saja terdapat perbedaan yang cukup besar antar paham Wahhabi dan paham ‘Abduh,
terutama dalam hal pandangan dunia. Wahhabi cenderung pada konservatisme, sedangkan ‘Abduh
cenderung kepada moderenisme
Ruang Lingkup Aqidah :
1. Iman kepada Allah SWT
Pengertian iman kepada Allah ialah:

 Membenarkan dengan yakin akan adanya Allah


 Membenarkan dengan yakin keesan-Nya, baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam,
makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat segenap makhluknya.
 Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari
sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai segala yang baharu (makhluk). Allah zat
yang maha mutlak itu, menurut ajaran Islam, adalah Tuhan yang Maha Esa. Segala sesuatu
yang mengenai Tuhan disebut ketuhanan. Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa;
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.

2. Iman Kepada malaikat-malaikat-Nya


3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman kepada hari Akhir
6. Iman kepada qada dan qadar

Pengertian Syariah
Sebelum kita merujuk pengertian Syari’ah menurut para ahli kami akan menjelaskan terlebih
dahulu pengertian Syariah menurut Al Qur,an. Karena Alquranlah sumber pedoman dan petunjuk
bagi manusia . [3]
Pengertian Syari’ah menurut Alqur’an :
1.Q.S Asy-Syura ayat 13

17
Artinya : Dia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah kamu wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya) (Quran surat Asy-Syura ayat 13).

2.Q.S Asy-Syura ayat 21

Artinya : Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk
mereka agama yang tidak diijinkan Allah ? sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari
Allah tentukanlah mereka dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan
memperoleh azab yang pedih. (Qur’an Surat Asy-Syura Ayat : 21).[4]

3.Q.S Al-Jatsiyah ayat 18

Artinya : Kemudian kami jadikan kamu berada di atas syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu,
maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
(Qur’an Surat Al-Jatsiyah ayat : 18).
Dari ke 3 dalil Alquran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Pengertian Syari’at adalah:
ketentuan-ketentuan (peraturan) agama yang merupakan pegangan bagi manusia di dalam
hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidup dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.

18
Sedangkan pengertian syaria’h menurut para ahli, Syariah berarti tatanan,perundang-undangan
atau hukum. Jadi pengertian Syariah adalah hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan
Allah secara vertikal dan hubungan manusia dengan sesamanya secara horizontal.[5] Komponen
Islam yang sering disebut dengan Syariah yang berisi peraturan dan perundang-undangan yang
mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan manusia. Dalam
pengertian lain Syariah ialah sistem nilai Islam yang ditetapkan oleh Allah sendiri dalam kaitan
ini Allah disebut sebagai Syaari' atau pencipta hukum.
Sistem nilai Islam secara umum meliputi dua bidang,yaitu :
a. Syariah yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah, seperti sholat, puasa,
dan haji, serta yang juga berdimensi hubungan dengan manusia, seperti zakat . Hubungan manusia
dalam bentuk peribadatan biasa dengan Allah disebut ibadah mahdhah atau ibadah khusus, karena
sifatnya yang khas dan tata caranya sudah ditentukan secara pasti oleh Allah dan dicontohkan
secara rinci oleh Rasulullah.
b. Syariah yang mengatur hubungan manusia secara horizontal, dengan sesama manusia dan
makhluk lainnya disebut muamalah. Muamalah meliputi ketentuan atau peraturan segala aktivitas
hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan dengan alam sekitarnya. Kedudukan
Syari’ah dalam pokok ajaran Islam. Syari’ah merupakan bukti aqidah yang diwujudkan dalam
bentuk perbuatan perbuatan. Perbuatan tersebut dilakukan manusia semenjak lahir sampai mati
dalam ruang waktu kehidupan dunia ini. Semenjak manusia terbangun dari tidur hingga tidur
kembali dalam waktu 24 jam, perbuatan manusia dibingkai oleh nilai nilai transendental thaharah
dan shalat.Umumnya manusia beristirahat malam hari dan bekerja pada siang hari. Hasil pekerjaan
tersebut disyukuri dengan cara berbagi kepada orang yang tidak mampu bekerja. Nilai nilai
transedental zakat melandasi setiap tetes keringat yang keluar dari tubuh manusia karena kerja
keras mereka pada saat terjaga.
Kedudukan syari’ah dalam ajaran Islam adalah sebagai bukti aqidah. Setiap detik kehidupan
manusia diisi dengan perbuatan perbuatan. Perbuatan perbuatan itu dilandasi akar keyakinan hati
akan tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak Tuhan(aqidah). Buah dari perbuatan itu
dinamai akhlaq.Dengan demikian ,seluruh hukum ,dan aturan aturan Allah yang diturunkan
keapada rosulnya yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya dan hubungan manusia
degan sesamanya .
Ruang Lingkup Syariah
Pada garis besarnya ruang Syari’ah lingkup terbagi dua bagian besar:
A Realisasi dari pada keyakinan akan kebenaran ajaran agama islam kedalam kehidupan di dunia
ini disebut ibadah. Ibadah dalam arti khas (Qa’idah ‘Ubudiyah), yaitu tata aturan Ilahi yang
mengatur hubungan ritual langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang cara , acara, tata-cara
dan upacaranya telah ditentukan secara terperinci dalam al-Quran dan sunnah rasul. Pembahasan
mengenai ‘Ibadah dalam arti khusus ini biasanya berkisar sekitar: thaharah, shalat, zakat, shaum,
haji.
b.Mu’amalah dalam arti luas, tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama
manusia dan hubungan manusia dengan benda. Mu’amalah dalam arti luas ini pada garis besarnya

19
terdiri atas dua bagian besar: Al-Qanunu ‘l-Khas(khusus) hukum perdata (Mu’amalah dalam arti
agak luas), yang meliputi: Mu’amalah dalam arti sempit = hukum niaga; Munakahah ( hukum
nikah ) waratsah ( hukum waris) dsb. Al-Qanunu ‘l-‘Am (umum) hukum publik yang meliputi:
Jinayah (hukum pidana) Khilafah = hukum kenegaraan; Jihad = hukum perang dan damai.Denagn
demikian Syari’ah memberikan kaidah kaidah umum (universal)dan kaedah kaedah terperinci dan
sangat pokok (fundamental).

ILMU AKHLAK
Ilmu Akhlak ialah ilmu yang mempelajari tentang sifat sifat terpuji dan cara-cara untuk
memilikinya, serta mempelajari tentang sifat sifat tercela dan cara-cara menghindarinya.
Arti Akhlak itu sendiri sebenarnya sifat dan sikap yang dilakukan oleh seseorang, meliputi
baik dan buruk yang juga merupakan objek pembicaraan dalam agama dan filsafat dan juga
baik dan buruknya dalam islam dan filsafat itu berbeda.

Dalam agama ukuran baik buruknya itu dikonfirmasikan oleh ajaran agama sedangkan
filsafat ditentukan oleh rasio atau hati nurani, dan bahkan bisa saja ditentukan oleh paham
hedonisme ( kensenangan semata ). Dibanding dengan ilmu-ilmu agama lainnya, ilmu
akhlak ini termasuk muncul belakangan, karena ilmu ini baru berkembang menjadi ilmu
yang sistematis sejak munculnya kitab Tahdzib al-Akhlaq ( pembersih akhlak ) oleh Ibn
Maskawaih (330-421 H), dan kemudian disusul kitab Ihya Ulum al-Din ( Menghidupkan
Ilmu Ilmu Agama) oleh al-Ghazali (450-505 H).
Pemahaman al-Ghazali tentang ilmu akhlak menyatu dengan ilmu tasawuf, Ilmu tasawuf
adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara seseorang mendekatkan dirinya kepada
Allah SWT. Definisi lain tentang tasawuf adalah mengambil jalan hidup secara zuhud yang
artinya menjauhkan diri dari gemerlapnya dunia dengan segala bentuknya, disertai dengan
pelaksanaan berbagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Ruang lingkup akhlak


Ruang lingkup akhlak dalam pandangan islam sangatlah luas sepanjang sikap jiwa atau
hajat manusia, mulai dari hajat yang terkecil sampai hajat yang terbesar.

Muhammad Abdullah Daras membagi ruang lingkup akhlak menjadi 5 bagian,


diantaranya:
1. Akhlak pribadi (Al-Ahklaq Al-Fardiyah).
Terdiri dari:
a. Yang diperintahkan(Al Awanir)
b. Yang dilarang (An-Nawahi)
c. Yang dibolehkan (Al Mubahal)
d. Akhlak dalam keadaan darurat(Al-Mukholafah bi-al Idhtbirar).
2. Akhlak berkeluarga (Al-Akhlaq Al-Usrawiyah).
Terdiri dari:

20
a. kewajiban timbal balik orang tua dan anak (Wajibal nahwa al-Usbul wa- Alfuru’)
b. kewajiban suami istri (Wajibal Baina al- Azwaja)
c. kewajiban terhadap karib kerabat(Wajibal nahwa al- aqarib).
3. Akhlak bermasyarakat (Al-Akhlaq Al-Ijtima’iyah).
Terdiri dari:
a. Yang dilarang(Al- Mahzurrat)
b. Yang diperintahkan (al- Awamir) dan
c. kaedah-kaedah adab (Qowaid al- Adab).
4. Akhlak bernegara (Akhlaq ad-Daulah).
Terdiri dari:
a. Hubungan antara pemimpin dan rakyat (Al-Alaqah baina ar- Rais wa as- Sya’b)
b. Hubungan luar negeri (al- Alaqat al Kharijiyyah).
5. Akhlak beragama (al- Akhlaq ad- Diniyah).
Yaitu kewajiban terhadap Allah Swt. (Wajibat nahwa Allah).

21
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan

22
Daftar Pusaka
https://www.kompasiana.com/honey95t/552e2dfd6ea834bd178b4575/pemikiran-charles-darwin-
tentang-asal-usul-dan-perkembangan-manusia#
http://repository.radenintan.ac.id/3944/1/SKRIPSI%20TAMA.pdf
http://cucukurniaillahi.blogspot.com/2011/10/asal-usul-manusia-menurut-teori-darwin.html
https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html
https://almanhaj.or.id/5919-kisah-penciptaan-nabi-adam-alaihissallam.html
http://nuraziz.blogspot.com/2008/07/awal-terciptanya-hawa.html
http://www.jumrah.com/Magz/2015-
03/artikel/sirahnabawiyah/Penciptaan%20Siti%20Hawa.html

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/01/13/loz54s-alquran-dan-sains-
penciptaan-manusia-3
https://baihaqi-annizar.blogspot.com/2017/08
http://dinulislami.blogspot.com/2016/03/fungsi-dan-peranan-manusia-dalam-islam.html
http://hendramokondo.blogspot.com/2012/11/urgensi-agama-dalam-kehidupan_6517.html
https://relegionstudi.blogspot.com/2013/09/urgensi-agama-dalam-kehidupan.html

https://www.academia.edu/15724892/URGENSI_AGAMA_DALAM_KEHIDUPAN_MANUSI
A_NAMA_ANGGOTA_KELOMPOK
https://www.altundo.com/pengertian-akhlak-dan-ruang-lingkupnya
https://wwwhufron.blogspot.com/2015/03/pengertian-syariah-beserta-ruang.html
https://azisabd.blogspot.com/2011/11/akidah-ruang-lingkup-ilmu-akidah.html
BUKU INTEGRASI ILMU AGAMA & ILMU UMUM
1. Prof.Dr.H.Abdudin Nata,M.A
2. Prof.Dr.Suwito, M.A
3. Prof.Dr.Masyukuri Abdillah,M.A
4. Prof.Dr.Armai Arief, M.A

23

Anda mungkin juga menyukai