Anda di halaman 1dari 39

Pendampingan Penyusunan

Peraturan Kepala Pusat P2H


Tentang FDB Pola Syariah

Persembahan khusus untuk:

BADAN LAYANAN UMUM


PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
About Me
Dece Kurniadi is an Islamic Finance consultant,
lecturer and trainer. He earned a bachelor’s degree
in Law from the Indonesian Islamic University,
Yogyakarta and master of management degree
from University of Indonesia. He is finishing his
Doctoral Program in Law at UNS, Solo. Formerly, he
was a banker in Bank Muamalat Indonesia and
currently, with his extensive knowledge in bank, he
becomes a professional trainer in the several
training institute. Moreover, he was one of “PokJa”
members of KEIN (Komite Ekonomi dan Industri
Nasional) and he finished his assignment at Hajj
Fund Management Agency (BPKH) on December
2018
Pendahuluan

Kebutuhan masayarakat akan adanya pola Syariah dalam penyaluran Dana


Bergulir yang dilakukan oleh BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan
KemenKLH dirasakan semakin menguat dengan banyaknya permintaan
tentang penyaluran dana dengan pola Syariah.

Merespon keinginan tersebut, perlu kiranya untuk segera merealisasi


pembiayaan/FDB dengan Pola Syariah kepada Masyarakat.

Peraturan Kepala Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan merupakan aspek


penting sebagai dasar berpijak dan menjaga konsistensi pelaksanaan proses
pelaksanaan Fasilitas Dana Bergulir yang dilaksanakan oleh P2H KemenKLH.

Atas dasar tersebut, kami memberanikan diri untuk melakukan


Pendampingan Penyusunan PerKapus P2H tentang Pola Syariah.
Tujuan
Tujuan dari pendampingan ini antara lain:

1. Memberikan kesamaan persepsi terkait aspek syariah dalam pengaturan


pemberian fasilitas dana bergulir.

2. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan produk FDB pola syariah yang


implementatif.

3. Memberikan pemahaman secara komprehensif mengenai pedoman pembiayaan


yang efektif;

4. Menyempurnakan pedoman kerja dan petunjuk teknis kegiatan pembiayaan;


Desain Program
Alur Konsultasi/Pendampingan

STEP 1 STEP 2 STEP 3 STEP 4


• PENYAMAAN • DRAFTING • WORKSHOP • FINALISASI
PERSEPSI
Ruang Lingkup Pekerjaan
PENYAMAAN PERSEPSI
•Kedua belah pihak melakukan pertemuan dan diskusi untuk menyamakan persepsi tentang akad
pembiayaanr syariah berdasar ketentuan Fiqh dan Fatwa sehingga bisa diimplementasikan pada
pola syariah dalam penyaluran FDB

DRAFTING
•Membuat Draft Peraturan yang di dalamnya mencakup semua ketentuan penyaluran dana FDB
dengan sekma Syariah.
•Penyampaian Draft dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu draft awal dan draft penyempurnaan

WORKSHOP/Presentasi Draft
• Mendiskusikan draaft peraturan yang telah di buat untukk mendapatkan masukan dari BLU P2H
dan menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada, sehingga peraturan dapat implementatif
saat penerapannya.

FINALISASI
•Presentasi naskah Peraturan yang final dan melakukan serah terima
Metodologi DRAFTING

DRAFTING peraturan dilakukan secara mandiri dengan terus melakukan koordinasi dengan pihak BLU
P2H guna penyempurnaan redaksional SOP
Metodologi Workshop / Presentasi Draft
Workshop dilakukan dengan metode presentasi dan diskusi.

Presentasi Diskusi Outcome


&

Durasi Pembahasan
3 Hari / 24 Jam Efektif

Hari 1 Hari 2
08.00 – 17.00 08.00 – 17.00
FINALISASI

Penyerahan
Penyempurnaan
naskah jadi PerKapus
Focus Group DRAFT FINAL
Discussion (FGD) PerKapus Hasil FGD dan
DRAFT FINAL dengan Penandatanganan
Berita Acara
Pengambil Keputusan
Serah terima
Aspek Syariah
dalam
Pembiayaan
PASAL 9
Pemberian FDB
dilakukan dengan menggunakan:

a Skema Pinjaman;
b. Skema Bagi Hasil;
c. Pola Syariah
PASAL 10
(1) Untuk meningkatkan pelayanan pemberian FDB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,Kepala
Pusat P2H dapat mengembangkan alternatif
jenis-jenis layanan FDB.

(2) Pengembangan jenis layanan FDB sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) didasarkan
padapertimbangan:a. kebutuhan atau
permasalahan permodalan yang dihadapi dalam
kegiatan RHLb. kemampuan sumberdaya yang
dimiliki Pusat P2H;c kelangsungan FDB yang
dikelola oleh Pusat P2H.

(3) Dalam hal pengembangan jenis


layanan FDB Pola Syariah, tetap harus
mempertimbangkanketentuan hukum
syariah.
Pasal 27
Perjanjian pola syariah antara
Kepala Pusat P2H dengan
penerima
FDB Pola Syariah dituangkan
dalam perjanjiansyariah di
hadapan notaris.
PASAL 28
(1) Margin dan pendapatan minimal yang diterima oleh PusatP2H diusulkan oleh
Menteri kepada Menteri Keuangan dalam usulan tarif pola syariah sebagai dasar
penetapantarif oleh Menteri Keuangan.

(2) Usulan marjin dan porsi pendapatan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempertimbangkana. daya beli dan kemampuan membayar kewajiban
daripenerima FDB Pola Syariah; b.kelangsungan layanan FDB: c. asas keadilan
dan saling menguntungkan antara parapihak yang terlibat dalam kerjasama pola
syariah.(3) Mekanisme penetapan margin atau porsi pendapatan danlainnya terkait
dengan pola syariah ditetapkanberdasarkan kesepakatan antara Pusat P2H
danpenerima FDB Pola Syariah sesuai dengan hukumsyariah(4) Penerima FDB
Pola Syariah wajib membayar sejumlahmargin atau porsi pendapatan kepada Pusat
P2H danpara pihak yang terlibat dalam kerjasama sesuai marjinatau porsi yang
telah disepakati dalam perjanjiankerjasama syariah.(5) Biaya-biaya yang timbul
sehubungan dengan adanyaperjanjian kerjasama syariah antara Kepala Pusat
P2Hdengan Penerima FDB Pola Syariah dan para pihaklainnya yang terlibat,
antara lain biaya notaris danmaterai menjadi beban Penerima FDB Pola Syariah

(3) Pengembangan jenis layanan FDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
padapertimbangan:a. kebutuhan atau permasalahan permodalan yang dihadapi
dalam kegiatan RHLb. kemampuan sumberdaya yang dimiliki Pusat P2H;c
kelangsungan FDB yang dikelola oleh Pusat P2H.

(4) Dalam hal pengembangan jenis layanan FDB Pola Syariah, tetap harus
mempertimbangkanketentuan hukum syariah.
SKEMA
DANA BERGULIR

POLA
PINJAMAN BAGI HASIL
SYARIAH
Pembiayaan = Kredit ?
Pembiayaan ≠ Kredit…!!!

‫ان ِم َن‬ُ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬


َّ ‫طهُ ال‬ ُ َّ‫ون ِإ ََّل َك َما يَقُو ُم الَّ ِذي يَت َ َخب‬َ ‫الربَا ََل يَقُو ُم‬ ِ ‫ون‬ َ ُ‫ين يَأ ْ ُكل‬ َ ‫الَّ ِذ‬
‫َّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬
َّ ‫الربَا ۗ َوأ َ َح َّل‬
ِ ُ
‫ل‬ ْ ‫ث‬‫م‬ِ ‫ع‬ ‫ي‬
ْ ‫ب‬
ُ َ َ ِْ
‫ال‬ ‫ا‬‫م‬َّ ‫ن‬‫إ‬ ‫وا‬ُ ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬ ‫م‬ ‫ه‬َّ
ُْ ِ ‫ن‬َ ‫أ‬‫ب‬ ‫ك‬َ ‫ل‬
ِ َ َٰ
‫ذ‬ ۚ ‫ْال َم ِس‬
ۚ ‫الربَا‬
ِ
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (Al Baqarah : 275)
Pembiayaan ≠ Kredit…!!!

Akad : Pinjaman
Keuntungan : Tambahan dari pinjaman
(bunga)
PRINSIP-PRINSIP
PEMBIAYAAN

Kesetaraan
Nasabah = Mitra ; Nasabah ≠ Debitur

Keadilan Universal
Transaksi Bagi hasil : Berlaku untuk semua dengan
Keuntungan  sesuai kesepakatan syarat tidak melanggar syariah
Kerugian  proporsional
--------------------------------
Utang-Piutang :
Yang mampu tidak boleh menunda PRINSIP
pembayaran utang dan yang tidak
mampu diberikan keringanan

Kemanfaatan
Transparansi Mendatangkan maslahat
Saling Memahami Hak dan menghindari mudharat
Kewajiban
JENIS AKAD / TRANSAKSI

Tabarru
(tidak mencari untung) Tijarah
(mencari keuntungan)

Natural Certainty COntract Natural Uncertainty Contract


Hibah Wakaf Shadaqah Hadiah
Non Bagi Hasil Bagi Hasil

Akad Jual Beli Akad Sewa Akad Bagi Hasil

Mudharabah Musyarakah
Murabahah Salam Istishna
Tanpa
Perpindaha
Perpindaha 100% : 0% <100% : >0%
Penyerahan
n Hak Milik
n Hak Milik Porsi Modal
Barang  Saat Akad  Kemudian  Kemudian

Ijarah
Tidak Ikut Serta Manajemen Ikut Serta
 Tunai,  Tunai saat  Dimuka, Ijarah Muntahiyah Bit
 Tangguh, akad di ttd  Selama Tamlik
Bagi hasil sesuai rasio Keuntungan Bagi hasil sesuai rasio
Pembayaran  Cicilan dalam (nisbah) yang (nisbah) yang
progress disepakati disepakati
 Setelah
penyerahan Kerugian ditanggung Kerugian Kerugian ditanggung
barang pemilik modal (jika proporsional (jika
bukan kelalaian bukan kelalaian
pengelola usaha) pengelola usaha)
Penentuan/Pemilihan Akad Pembiayaan
Berdasarkan Obyek

OBYEK
YA Tidak
Barang

YA Tidak YA Tidak
Ready Stock Jasa
Ijarah Stop

Murabahah/ YA Goods Tidak


IMBT In Process

Istishna’ Stop
Penentuan/Pemilihan Akad Pembiayaan
Berdasarkan Kegunaan

KEGUNAAN
YA Tidak
Produktif

YA Tidak YA Tidak
Modal Kerja Konsumtif

Go to Stop
YA Tidak
Go to Investasi Konsumtif
Modal Kerja
Stop
Go to
Investasi
Penentuan/Pemilihan Akad Pembiayaan
Berdasarkan Kegunaan – Modal Kerja
MODAL KERJA
YA Tidak
Kontrak

Pekerjaan YA Tidak
YA Tidak Ready Stock
Kontruksi
YA Goods Tidak
Murabahah
Istishna’ In Process
Tidak
YA Pengadaan
Istishna’
Barang Stop

Mudharabah YA Tidak
/ Penanaman
Musyarakah/
Murabahah
Modal

Mudharabah Stop
/
Musyarakah
Penentuan/Pemilihan Akad Pembiayaan
Berdasarkan Kegunaan - Investasi

INVESTASI
YA Tidak
Ready Stock

YA Tidak
Murabahah/ Goods
IMBT In Process

Istishna’ Stop
Penentuan/Pemilihan Akad Pembiayaan
Berdasarkan Kegunaan - Konsumtif

KONSUMTIF
YA Pembelian Tidak
Barang
YA Tidak YA Tidak
Ready Stock Jasa

Tidak Stop
YA Goods
Murabahah/
IMBT In Process
Ijarah

Istishna’ Stop
SKEMA Murabahah
(1) Negosiasi jual beli barang
Penyerahan
barang

(2) Barang ada saat akad


Pembayaran

LKS NASABAH
Penjual Pembeli
barang
harga

(3) Tunai atau tangguh / cicilan /angsuran


Rukun dan Syarat
Murabahah

RUKUN SYARAT
PARA PIHAK CAKAP HUKUM, BERWENANG,
• Penjual (Bank)
• Pembeli (Nasabah) TIDAK ADA PAKSAAN

OBJEK HALAL, JELAS


Barang yang diperjual (Kualitas dan Kuantitas)
belikan berikut harga

IJAB-QABUL
• Jangka waktu JELAS HAK DAN
• Syarat dan
ketentuan
KEWAJIBAN
pembiayaan
PENGGUNAAN AKAD MURABAHAH
KONSUMTIF INVESTASI

MODAL KERJA
Musyarakah

Kerjasama Penyertaan
usaha (Sharing) Dana
< 100% : > 0%

Bagi hasil sesuai rasio


(nisbah) yang
disepakati

Kerugian ditanggung
Modal proporsional
dikembalikan di (jika bukan kelalaian
akhir kerjasama pengelola usaha)
SKEMA
MUSYARAKAH
Layanan Pembiayaan FDB Menggunakan Pola
Syariah

No. Jenis Layanan Pembiayaan Tujuan Pembiayaan Pola Syariah

1. Pembuatan Tanaman Kehutanan Modal Kerja Musyarakah

2. Refinancing Tanaman Kehutanan Pembelian Barang dan Jasa Murabahah

3. Wanatani Modal Kerja Murabahah dan Musyarakah

4. Pembibitan Tanaman Kehutanan Modal Kerja Murabahah dan Musyarakah

5. Pemeliharaan Tanaman Kehutanan Modal Kerja Musyarakah

6. Tunda Tebang Tanaman Kehutanan Pembelian Barang dan Jasa Murabahah

7. Komoditas Non Kehutanan Modal Kerja Murabahah dan Musyarakah

8. Pemanenan Tanaman Kehutanan Modal Kerja Musyarakah

9. Pemungutan HHBK Modal Kerja Musyarakah


Modal Kerja, dan Pembelian Murabahah, Mudharabah, dan
10. Pengolahan Hasil Hutan
Barang Musyarakah
11. Sarana Produksi Pembelian Barang Murabahah
Ruang Lingkup Pedoman Pembiayaan
FDB untuk Usaha Kehutanan Pola
Syariah meliputi:
– Para Pihak;
– Pembiayaan;
– Jaminan;
– Permohonan Pembiayaan;
– Ketentuan lain-lain;
– Ketentuan Penutup.
PARA PIHAK
– Penjual (P2H) Siapa Para Pihak
– Pembeli (Penerima FDB) dalam transaksi FDB
dgn Akad Murabahah

‫مرابحة‬
PARA PIHAK
– Syarik 1(P2H) Siapa Para Pihak
– Syarik 2 (Penerima FDB) dalam transaksi FDB
– Pengelola
dgn Akad Musyarakah

‫المشاركة‬
Apa Yang Diatur dalam ketentuan Pembiayaan

Pembiayaan
– Akad Pembiayaan
– Jenis Pembiayaan
– Pembiayaan FDB untuk Usaha
Kehutanan Pola Syariah dengan
akad Jual Beli
– Pembiayaan FDB untuk Usaha
Kehutanan Pola Syariah dengan
akad Musyarakah
– Batas Maksimal dan Jangka
Waktu Pembiayaan

Anda mungkin juga menyukai