MODUL
Oleh:
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan selamatdan terima kasih kepada Penyusun dan semua pihak
yang telah membantu penyelesaian materi modul tersebut.
JP lrr in
NIP 196706271992011001
DTSD Pajak II
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ................................................................... i
KEDUDUKAN MODUL DALAM DIKLAT ............................................................... i
PETA KONSEP .................................................................................................... i
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1. Deskripsi Singkat .......................................................................................... 1
2. Prasyarat Kompetensi................................................................................... 2
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar................................................. 2
4. Relevansi Modul ........................................................................................... 2
DTSD Pajak II
i
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DTSD Pajak II
ii
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
POTENSI PAJAK............................................................................................... 53
1. Equalisasi ................................................................................................... 53
2. SPT Tahunan PPh Badan ........................................................................... 55
3. SPT PPh Pasal 21 ...................................................................................... 56
4. SPT PPh Pasal 23/26 ................................................................................. 57
5. SPT Masa PPN........................................................................................... 59
6. Benchmarking ............................................................................................. 61
7. Latihan ........................................................................................................ 66
8. Rangkuman ................................................................................................ 66
9. Tes Formatif................................................................................................ 67
10. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................................................................. 68
TES SUMATIF ................................................................................................... 73
KUNCI JAWABAN ............................................................................................. 73
DTSD Pajak II
iii
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Contoh Perbandingan Angka ............................................................. 14
DTSD Pajak II
iv
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Komponen Analisis Bisnis ................................................................ 8
DTSD Pajak II
v
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DTSD Pajak II
i
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DTSD Pajak II
i
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
PETA KONSEP
Pembelajaran 3
Komponen Analisis Analisis
ROIC RONOA Gross
Pembelajaran 2 Analisa
Arus Kas
Pembelajaran 1
Pendahulua
n
DTSD Pajak II
i
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Laporan keuangan merupakan salah satu media untuk dapat memahami kondisi
perusahaan, terutama aspek keuangannya. Dari laporan keuangan dapat
diketahui bagaimana perusahaan mendapatkan penghasilan, biaya apa saja yang
dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan dan bagaimana distribusi
penghasilan yang telah diperoleh. Oleh karena itu, penting bagi petugas pajak
untuk dapat memahami laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan yang dilakukan oleh petugas pajak bertujuan untuk
melihat apakah Wajib Pajak telah melaporkan pajaknya dengan benar. Pelaporan
pajak secara benar mencakup berapa besar penghasilan kena pajak yang
diperoleh Wajib Pajak dan meneliti apakah kewajiban atas witholding tax telah
dilakukan dengan benar.
Dalam modul ini, akan dituliskan pengantar mengenai analisis laporan keuangan
yang bertujuan agar peserta diklat memahami dasar-dasar analisis laporan
keuangan. Setelah itu akan dibahas bagaimana melakukan analisis terhadap
sumber dan penggunaan kas yang dilakukan perusahaan. Analisis atas laporan
arus kas ini bertujuan untuk melihat bagaimana perusahaan mengelola uang tunai
yang dikuasai untuk mendapatkan penghasilan.
Analisis potensi pajak merupakan analisis atas SPT yang dilaporkan Wajib Pajak
dan dihubungkan dengan laporan keuangan. Analisis yang dilakukan adalah untuk
mengidentifikasi apakah transaksi keuangan yang mempunyai konsekuensi
perpajakan telah terpenuhi kewajiban perpajakannya. Setelah itu, analisis bisa
dilanjutkan dengan melihat apakah ada potensi pajak yang bisa digali.
DTSD Pajak II
1
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Pada akhir setiap bab, disajikan rangkuman dan evaluasi yang bertujuan untuk
mengukur tingkat penguasaan modul.
2. Prasyarat Kompetensi
Untuk lebih memahami modul ini, peserta diklat diharapkan telah memiliki
pengetahuan tentang dasar-dasar akuntansi dan dasar-dasar perpajakan. Konten
modul ini terkait erat tentang pengetahuan akuntansi dan perpajakan secara
umum.
4. Relevansi Modul
DTSD Pajak II
2
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
KEGIATAN
KEUANGAN
1
Indikator Keberhasilan
1. Pendahuluan
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan.1 Beberapa bentuk badan usaha antara
lain:
a. Perusahaan Perseorangan
Merupakan bentuk usaha yang kegiatan usaha, modal, dan
manajemennya di lakukan oleh satu orang. Tanggung jawab bentuk usaha
ini tidak terbatas.
b. Firma
Perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang yang langsung memimpin
perusahaan tersebut. Firma merupakan persekutuan untuk kepentingan
bersama. Semua pemilik ikut menjalankan usaha. Setiap pemilik
bertanggung jawab sepenuhnya atas hutang-hutang perusahaan.
Pembagian laba didasarkan jumlah modal yang disetorkan atau
kesepakatan bersama.
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha
DTSD Pajak II
3
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
c. Perseroan Komanditer
Didirikan oleh dua orang atau lebih dengan tingkat keterlibatan yang
berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak mengelola usaha dan
pihak lainnya menyetorkan modal.
d. Perseroan Terbatas
Organisasi bisnis yang dimiliki minimal oleh dua orang dengan tanggung
jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi
atau perseorangan yang ada dalam perseroan terbatas. Di perseroan
terbatas, pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan. Dalam
mendirikan perseroan terbatas, dibutuhkan sejumlah modal minimal dan
persyaratan khusus lainnya.
e. Badan Usaha Milik Negara
Merupakan suatu unit usaha yang sebagian besar atau seluruh modalnya
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Status pegawai badan
usaha ini bukan pegawai negeri.
f. Koperasi
Badan usaha yang beranggotakan orang atau badan yang kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekenomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan. Anggota koperasi terdiri dari
perorangan dan badan hukum koperasi.
g. Lembaga Keuangan Bank
Lembaga yang memberikan jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari
masyarakat secara langsung. Dana ini disalurkan untuk pendanaan
pembangunan serta kegiatan ekonomi. Hasil yang diperoleh lembaga ini
berupa bunga sebesar persentase tertentu dari dana yang disalurkan.
h. Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga yang memberikan jasa keuangan dan menarik dana dari
masyarakat secara tidak langsung (non depository). Jenis lembaga ini
antara lain leasing, factoring, pembiayaan konsumen, asuransi, dana
pensiun, reksadana, modal ventura dan pegadaian.
i. Yayasan
Berupa badan usaha, tetapi tidak mencari keuntungan. Tujuan badan
usaha ini untuk sosial.
DTSD Pajak II
4
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang
saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang
menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu).2 Secara umum,
bentuk proses bisnis adalah:
a. Jasa
Bentuk proses bisnis ini adalah perusahaan memberikan jasa atau pelayanan ke
pihak lain untuk mendapatkan penghasilan. Dalam proses pemberian jasa, bisa
saja dibutuhkan barang atau bahan pendukung. Namun demikian, barang tersebut
bukan merupakan barang dagangan. Sebagian besar unsur biaya untuk bentuk
proses bisnis ini adalah biaya tenaga kerja. Untuk jasa keuangan, ada
pengecualian unsur biaya yang dominan, yaitu biaya untuk mendapat sumber
dana. Pelayanan atau jasa yang diberikan antara lain:
1). Jasa perbaikan
2). Jasa konsultasi
3). Jasa maklon
4). Jasa tenaga kerja
5). Jasa keuangan
b. Perdagangan
Bentuk proses ini merupakan kegiatan membeli barang dan kemudian menjual
barang sama untuk mendapatkan penghasilan. Secara umum, barang yang dibeli
tersebut tidak diproses lebih lanjut yang dapat mengubah bentuknya. Apabila ada
proses perubahan fisik barang, maka perubahannya bersifat minor dan tidak
mengubah fungsi barang tersebut. Sebagian besar unsur biaya proses bisnis ini
adalah harga pokok dari barang yang dijual.
c. Industri
Bentuk proses ini merupakan kegiatan membeli barang dan kemudian memproses
barang tersebut sehingga terjadi perubahan bentuk fisik barang dan perubahan
fungsinya. Dalam proses perubahan ini, dibutuhkan barang lain sebagai bahan
2 Id.wikipedia.org/wiki/Proses_bisnis
DTSD Pajak II
5
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
pembantu dan jasa sebagai unsur produksi. Sebagian besar unsur biaya dari
proses bisnis ini adalah harga pokok produksi.
Analisis Laporan Keuangan (ALK) merupakan bagian dari analisis bisnis (Business
Analysis). Analisis bisnis ini merupakan proses untuk melakukan evaluasi suatu
perusahaan dari sisi prospeknya di masa depan dan risiko yang akan ditanggung.
Untuk dapat mengetahui bagaimana prospek dan risiko dari perusahaan tersebut,
maka dilakukan analisis:
- lingkungan usaha
- strategi
- posisi keuangan
- kinerja atau performa
Agar analisis bisnis ini dapat lebih terarah, maka digunakan analisis laporan
keuangan (ALK). Analisis bisnis yang dilakukan adalah untuk mengambil
keputusan yang bersifat usaha (business decision).
DTSD Pajak II
6
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
kemampuannya mengatur kondisi atau posisi aset lancar dan hutang jangka
pendeknya.
Equity Analysis ini dilakukan untuk melihat prospek perusahaan di masa yang
akan datang. Analisis ini umumnya dilakukan oleh pihak yang sedang dan/atau
akan melakukan investasi. Analisis yang dilakukan adalah:
- technical analysis
- fundamental analysis
- kombinasi antara technical dan fundamental analysis.
Technical Analysis ini dilakukan untuk mencari pola atau bentuk dari kondisi harga
dan volume saham dari data historis. Analisis ini dilakukan untuk memprediksi
pergerakan saham perusahaan di masa akan datang.
Nilai intrinsik adalah nilai perusahaan (atau sahamnya) yang ditentukan dari
analisis fundamental perusahaan tanpa melihat harga pasar saham perusahaan
DTSD Pajak II
7
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
tersebut. Penentuan nilai intrinsik ini dilakukan dengan memprediksi laba dan
aliran kas di masa depan serta memperkirakan risiko yang ada.
Analisis industri disebut juga dengan analisis rantai nilai (value chain analysis).
Dalam analisis ini, suatu industri dipandang sebagai kumpulan dari kompetitor
yang memberi petunjuk sebagai kekuatan tawar menawar antara produsen dan
konsumen. Analisis industri ini harus melakukan evaluasi terhadap prospek
industri dan tingkat persaingan yang dihadapi.
Analisis strategi adalah suatu evaluasi terhadap keputusan bisnis perusahaan dan
keberhasilan dalam memperoleh keunggulan kompetitifnya. Analisis ini termasuk
3 Subramanyam, Wild (2009) “Financial Statement Analysis” Mc Graw Hill, Tenth Edition, hal 11
DTSD Pajak II
8
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DTSD Pajak II
9
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Dari gambar 1 dan penjelasan di atas, maka analisis laporan keuangan (financial
statement analysis) merupakan bagian dari analisis bisnis (business analysis).
Banyak pihak yang melakukan analisis bisnis dengan tujuan yang berbeda.
Dengan demikian, metode dan cara melakukan analisis akan berbeda juga. Bagi
Direktorat Jenderal Pajak (DJP), analisis yang dilakukan adalah dengan
melakukan analisis laporan keuangan dalam rangka melakukan audit Surat
Pemberitahuan (SPT) dan mengecek kebenaran jumlah pajak dan penghasilan
yang dilaporkan.4
Selain analisis yang dilakukan dalam pemeriksaan pajak, DJP dapat melakukan
analisis laporan keuangan dalam rangka melakukan penggalian potensi pajak dan
tujuan lain, seperti membuat benchmarking. Jika dalam rangka penggalian potensi
pajak ini, maka analisis yang dilakukan tidak hanya analisis laporan keuangan
saja, tapi juga analisis lingkungan usaha dan analisis strategi. Jadi melakukan
analisis bisnis secara keseluruhan.
Dalam modul ini, akan dibahas analisis laporan keuangan saja, baik dalam rangka
pemeriksaan pajak maupun penggalian potensi pajak. Sebelum melakukan
analisis untuk tujuan perpajakan, akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai
laporan keuangan dan alat analisis.
2. Laporan Keuangan
4 Ibid, hal 10
DTSD Pajak II
10
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Sumber daya disebut juga dengan aktiva atau asset. Di neraca, akan diketahui
bagaimana perusahaan melakukan investasi assetnya agar bisa memperoleh
penghasilan. Misalnya, bagaimana perusahaan melakukan investasi di persediaan
agar bisa memberikan penjualan yang optimal. Apakah investasi di persediaan ini
efektif, apakah turn overnya sudah sesuai dengan umur persediaan, apakah harga
perolehannya wajar, dan sebagainya.
Dana yang diperoleh perusahaan bisa disebut juga pasiva. Dana ini bisa diperoleh
dari pemegang saham, akumulasi penghasilan yang tidak dibagi ke pemegang
saham dan pinjaman dari pihak lain. Dana yang berasal dari pemegang saham
dan akumulasi penghasilan ini disebut juga modal atau ekuitas. Dari komposisi
sumber dana ini, maka bisa dilihat bagaimana suatu perusahaan mengelola
sumber dananya.
DTSD Pajak II
11
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
penghasilan, biaya, keuntungan dan kerugian perusahaan pada satu periode. Dari
laporan laba rugi ini, akan terlihat apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan penghasilan. Selain itu juga dapat diketahui berapa laba kotor, laba
bersih dan laba setelah pajak. Laporan laba rugi juga menyajikan berapa
penghasilan dari operasi utama perusahaan dan penghasilan lainnya.
Laporan arus kas melaporkan dari mana sumber uang masuk dan ke mana uang
dipergunakan selama satu periode akuntansi. Laporan arus kas ini menyajikan kas
masuk dan keluar dalam tiga aktivitas, yaitu operasi, investasi dan pendanaan
(financing). Dari laporan ini akan diketahui kemana saja perusahaan
memanfaatkan uangnya dan dari mana saja sumber uangnya. Arus uang ini tidak
menggambarkan keuntungan atau profit, karena akuntansi menggunakan metode
akrual.
Hubungan laporan keuangan terlihat pada gambar 2. Pada awal periode, kondisi
sumber daya dan sumber pendanaan perusahaan terlihat di neraca awal.
Kemudian, selama satu tahun perusahaan melakukan operasi dan kinerjanya
serta aktivitasnya terlihat di laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan modal. Hasil akhir dari aktivitas akan memberikan posisi keuangan
terbaru yaitu di Neraca akhir.
5
Comprehensive Income as the change in equity (net assets) of a businessn enterprise during a
period from transactions and other events and circumstances from nonowner sources (the US
FASB).
DTSD Pajak II
12
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Dari Gambar 1.2, pada awalnya perusahaan mempunyai investasi di kas sebesar
$246 dan non kas $13,966 dengan total $14,212. Investasi ini diperoleh dari
hutang sebesar $10,784 dan ekuitas investor $3,428.
DTSD Pajak II
13
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Berdasarkan neraca awal dan hasil dari kinerja selama setahun, disajikan neraca
akhir sebagai informasi atas posisi terakhir atas harta, hutang dan komposisi
ekuitas.
3. Alat Analisis
Untuk melakukan analisis, ada 5 alat analisis yang penting, yaitu:6
a. Analisis Laporan Keuangan Komparatif
b. Analisis Laporan Keuangan Common Size
c. Analisis Rasio
d. Analisis Arus Kas
e. Penilaian
DTSD Pajak II
14
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Dari data di atas, jika tahun 2012 sebagai tahun dasar, maka untuk perbandingan
penjualannya:
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan pos yang satu dengan pos
lainnya. Untuk analisis laporan laba rugi, penjualan ditetapkan 100% dan untuk
analisis neraca, total asset ditetapkan 100%.
Dengan rasio-rasio tertentu maka dapat dilihat kondisi perusahaan. Banyak rasio
yang dipergunakan dalam melakukan anlisis ini, beberapa diantaranya adalah:
DTSD Pajak II
15
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Rasio Likuiditas
Quick Rasio adalah alat ukur untuk melihat kemampuan perusahaan membayar
hutang jangka pendeknya dengan asset yang lebih likuid. Rasio ini sebenarnya
sama dengan current rasio, namun tidak memperhitungkan persediaan karena
persediaan merupakan harta lancar yang tidak likuid karena tidak mudah dijual.
Formulasinya:
−
=
1). Apabila Wajib Pajak mengajukan pengurangan pajak, misalnya Pajak Bumi
Bangunan, maka bisa dilihat apakah memang Wajib Pajak mengalamai
kesulitan likuiditas atau tidak. Jika memang mengalami kesulitan likuiditas,
maka permohonan pengurangan pajak bisa dikabulkan.
2). Apabila Wajib Pajak minta pengurangan angsuran PPh Pasal 25, maka
analisis likuiditas bisa sebagai alat untuk mengukur kemampuan Wajib
Pajak dalam membayar pajak. Bila Wajib Pajak memang mengalami
kesulitan likuiditas, maka permohonan pengurangan angsuran PPh Pasal
25 bisa dipertimbangkan untuk dikabulkan.
DTSD Pajak II
16
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Rasio ini merupakan salah satu dari banyak rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Gross profit margin mengukur
persentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan menghasilkan produk.
Formulasinya:
Salah satu untuk tujuan perpajakan, gross profit margin dipakai untuk melihat
kewajaran penjualan produk Wajib Pajak ke pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (related party).
Merupakan salah satu dari beberapa rasio untuk melihat seberapa besar
perusahaan dibiayai oleh hutang. Dengan besarnya hutang, maka besar pula
biaya bunga dan akan makin kurang kemampuan memberikan deviden.
Formulasinya:
Total hutang yang menjadi perhitungan adalah hutang yang dikenakan bunga.
1). Kewajaran jumlah hutang yang ada pada Wajib Pajak. Jumlah bunga yang
dibayar atas hutang tersebut bisa saja menjadi deviden terselubung.
2). Kewajaran jumlah modal yang akan melihat apakah telah ada hubungan
istimewa atau tidak antara Wajib Pajak dengan pihak perusahaan afiliasi.
Return On Asset
ℎ
=
DTSD Pajak II
17
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Laba yang dipakai sebagai perhitungan adalah laba bersih setelah pajak dan
dikurangi dengan bagian laba untuk pemegang saham preferen.
Untuk tujuan perpajakan, rasio ini untuk melihat apakah ada pemindahan (shifting)
penghasilan ke pihak lain.
Turnover Persediaan
Analisis ini merupakan salah satu alat untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam menggunakan sumber dayanya, yaitu persediaan. Dengan rasio ini, maka
dapat diketahui seberapa cepat persediaan yang ada dikonversi menjadi piutang
dagang atau kas. Semakin tinggi rasionya, maka semakin efektif perusahaan
dalam mendayagunakan sumber dayanya. Formulasinya:
a. Turnover Persediaan:
=
−
+ ℎ
− =
2
360
− ℎ =
Salah satu manfaat analisis persediaan ini untuk tujuan perpajakan adalah untuk
mengukur kewajaran dalam melaporkan penjualan.
Analisis ini merupakan alat utama untuk melakukan evaluasi atas sumber dan
penggunaan dana. Analisis arus kas ini memberikan gambaran yang lebih
mendalam mengenai bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan
DTSD Pajak II
18
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
melakukan alokasi sumber dayanya. Analisis ini juga bisa untuk melakukan
peramalan arus kas dan merupakan bagian dari analisis likuiditas.
3.5. Penilaian
Alat ini dilakukan untuk memperkirakan nilai intrinsik dari suatu perusahaan atau
nilai intrinsik sahamnya. Dasar teori yang digunakan adalah present value. Cara
ini merupakan salah satu bagian dari penilaian usaha. Untuk tujuan perpajakan,
cara ini biasanya digunakan untuk menilai kewajaran dari penjualan suatu
perusahaan atau saham yang tidak ada nilai pasarnya.
4. Informasi Tambahan
Keputusan manajemen ini bisa dilihat pada laporan yang dikeluarkan oleh
manajemen. Beberapa informasi yang bisa dilihat antara lain:
1). Siapa yang bertanggung jawab atas keuangan perusahaan dan sistem
internal kontrol.
2). Bagaimana peran manajemen, direktur, dan auditor dalam mempersiapkan
laporan keuangan.
Catatan ini merupakan bagian dari laporan keuangan. Catatan ini merupakan alat
komunikasi tambahan atas akun-akun yang ada pada laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas. Dalam catatan ini juga
menjelaskan mengenai:
DTSD Pajak II
19
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
5. Latihan
1. Apa saja bentuk badan usaha yang ada di Indonesia? Sebutkan minimal
8 bentuk usaha.
2. Secara umum ada 3 bentuk proses bisnis. Sebutkan dan jelaskan
masing-masing proses bisnis tersebut.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis bisnis.
4. Jelaskan tipe analisis bisnis.
5. Jelaskan komponen analisis bisnis.
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis laporan keuangan.
7. Apa kegunaan analisis laporan keuangan untuk tujuan perpajakan?
8. Jelaskan pengertian dari laporan posisi keuangan.
9. Jelaskan pengertian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain.
10. Jelaskan laporan perubahan ekuitas.
11. Jelaskan laporan arus kas.
12. Jelaskan hubungan laporan keuangan.
13. Jelaskan analisis laporan keuangan komparatif.
14. Jelaskan laporan keuangan common size.
15. Jelaskan analisi rasio likuiditas.
16. Jelaskan analisis gross profit margin.
17. Jelaskan analisis debt equity rasio.
18. Jelaskan analisis return on asset.
19. Jelaskan turnover persediaan.
20. Jelaskan analisis arus kas.
21. Jelaskan analisis penilaian.
DTSD Pajak II
20
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
22. Jelaskan informasi tambahan apa saja yang dibutuhkan untuk analisis
laporan keuangan (minimal 4).
6. Rangkuman
Analisis bisnis adalah proses melakukan evaluasi suatu perusahaan dari sisi
prospek masa depannya dan risiko yang akan ditanggung. Tipe analisis bisnis ini
terdiri atas credit analysis dan equity analysis. Komponen analisis bisnis adalah:
1. Analisis lingkungan bisnis dan strategi
a. Analisis industri
b. Analisis strategi
2. Analisis laporan keuangan
a. Analisis akuntansi
b. Analisis keuangan
- Analisis profit
- Analisis arus kas
- Analisis risiko
c. Analisis prospektif
Analisis laporan keuangan untuk tujuan perpajakan adalah dalam rangka audit
SPT dan mengecek kebenaran jumlah pajak dan penghasilan yang dilaporkan.
Laporan keuangan sebagai dasar untuk melakukan analisis adalah laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian dari laporan
keuangan.
Alat analisis yang bisa dipakai antara lain analisis laporan keuangan komparatif,
analisis laporan keuangan common size, analisis rasio, analisis arus kas dan
penilaian. Beberapa analisis rasio yang sering dipakai antara lain rasio likuiditas,
gross profit margin, debt equity rasio, return on asset, dan turnover persediaan.
DTSD Pajak II
21
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
7. Tes Formatif
DTSD Pajak II
22
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
7. Salah satu tipe dari analisis bisnis yang paling tepat adalah...
a. Analisis laporan keuangan
b. Analisis hutang
c. Analisis harga jual
d. Analisis perputaran persediaan
10. Pernyataan berikut yang paling tepat atas analisis industri adalah....
a. Untuk melihat prospek industri dimasa yang akan datang.
b. Untuk mengetahui risiko apa saja yang akan dihadapi perusahaan.
c. Untuk mengetahui siapa pesaing yang paling berpengaruh.
d. Untuk mengetahui apa saja industri pelengkap.
11. Pernyataan berikut yang paling tepat atas analisis akuntansi adalah...
a. Analisis akuntansi bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
akuntansi yang dipakai dengan pengaturan penghasilan.
b. Analisis akuntansi akan mempermudah analisis berikutnya, yaitu
perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis.
c. Analisis akuntansi bertujuan untuk mengetahui bagaimana peristiwa
ekonomi dicatat oleh perusahaan.
d. Analisis akuntansi mempunyai keunggulan berupa risko yang sangat kecil
karena rendahnya estimasi.
13. Tujuan dilakukan analisis laporan keuangan untuk tujuan perpajakan antara
lain, kecuali...
a. Mengecek kebenaran jumlah penghasilan yang dilaporkan.
b. Mengecek apakah Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas atau tidak.
c. Mengecek apakah telah terjadi perubahan susunan direksi atau tidak.
d. Mengecek apakah telah terjadi fluktuasi laba kotor.
14. Pernyataan berikut yang paling tepat yang berkenaan dengan laporan
keuangan adalah...
DTSD Pajak II
23
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
15. Pernyataan berikut yang paling tepat yang berkenaan dengan hubungan
laporan keuangan adalah...
a. Perubahan nilai asset tetap akan terlihat di laporan arus kas.
b. Perubahan komposisi modal akan terlihat di laporan posisi keuangan.
c. Laporan laba rugi dapat menjelaskan perubahan laba ditahan yang ada di
laporan posisi keuangan.
d. Arus kas akan memberikan informasi mengenai perubahan kas yang ada
laporan posisi keuangan.
DTSD Pajak II
24
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang telah
tersedia dalam modul ini. Hitunglah jawaban yang benar kemudian gunakan rumus
dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi dalam
Kegiatan Belajar 1.
Rumus:
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara dapat
melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan
Saudara masih dibawah 80% Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar 1
terutama bagi permasalahan yang belum Saudara kuasai.
DTSD Pajak II
25
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
2
Indikator Keberhasilan
1. Pendahuluan
Kas merupakan aset yang paling likuid. Untuk menghitung keuntungan dilakukan
melalui laporan laba rugi, perhitungannya dengan cara akrual. Untuk melihat
bagaimana perusahaan dapat menjalankan bisnisnya, perlu dilakukan analisis
kas. Dari analisis arus kas, bisa dilihat bagaimana perusahaan dapat
menghasilkan uang dari operasinya, bagaimana perusahaan dapat membeli
barang dagangan, membayar hutang, membayar deviden, membayar gaj,
membayar pajak dan lainnya.
Dengan analisis arus kas, maka bisa diprediksi kemampuan perusahaan untuk
menjalankan bisnisnya di masa akan datang. Selain itu, untuk tujuan perpajakan,
dari analisis arus kas bisa diketahui apa saja yang telah dilakukan oleh
perusahaan. Dengan memahami apa saja yang telah dilakukan, maka bisa dilihat
kewajiban dan hak perusahaan dalam perpajakan.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam melakukan analisis arus kas:
DTSD Pajak II
27
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Laporan arus kas memuat darimana kas masuk dan kemana kas digunakan dari
sisi:
a. Aktivitas Operasi
b. Aktivitas Investasi
c. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas operasi adalah aktivitas yang berhubungan dengan laporan laba rugi.
Selain berhubungan dengan penghasilan dan biaya, laporan ini juga menjelaskan
arus kas dari pemberian kredit ke pelanggan, penambahan persediaan barang
dagangan, dan mendapatkan kredit dari supplier. Arus kas yang berhubungan
dengan Laporan Posisi keuangan mencakup perubahan pada piutang dagang,
persediaan, pembayaran biaya di muka, hutang dagang dan hutang biaya.
DTSD Pajak II
28
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
(Rp000.000)
Perkiraan 2013 2013
Arus Kas dari Aktivitas Operasi:
Laba Bersih 401,5 4,4
Rekonsiliasi:
Penyusutan dan Amortisasi 208,6 200,9
Divestasi dan Restrukturisasi -- 339,1
Pajak Tangguhan 35,5 3,9
Lainnya 63,2 18,6
(Kenaikan) Penurunan Piutang Dagang 17,1 (60,4)
(Kenaikan) Penurunan Persediaan 48,7 10,7
Perubahan Neto pada asset lancar dan hutang lancar 30,6 (68,8)
Arus Kas Bersih Dihasilkan dari Aktivitas Operasi 805,2 448,4
Arus Kas dari Aktivitas Investasi:
Pembelian Asset Tetap (361,1) (387,6)
Penjualan Asset Tetap 43,2 34,9
Ambil Alih Unit Usaha (180,1) (41,6)
Penjualan Unit Usaha 67,4 21,7
Kenaikan pada Asset Lainnya (57,8) (18,6)
Perubahan Bersih Pada Investasi Surat Berharga 9,7 3,7
Bersifat Sementara
Arus Kas Bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi (478,7) (387,5)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan:
Pinjaman Jangka Panjang 402,8 12,6
Pembayaran Pinjaman Jangka Panjang (129,9) (22,5)
Kenaikan (Penurunan) Pinjaman jangka Pendek (137,9) (2,7)
Pinjaman Jangka Pendek Lainnya 117,3 153,7
Pembayaran Pinjaman Jangka Pendek Lainnya (206,4) (89,8)
Pembayaran Deviden (137,5) (124,3)
Pembelian Saham Treasury (175,6) (41,1)
Penerbitan Saham Treasury 47,7 12,4
Lainnya – Bersih (0,1) (0,1)
Arus Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan (219,6) (101,8)
Pengaruh Perubahan Nilai Kurs terhadap kas dan setara (8,7) 0,7
kas
DTSD Pajak II
29
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Analisis yang bisa dilakukan sebagai dasar untuk penggalian pajak lebih lanjut
antara lain:
DTSD Pajak II
30
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Dari hasil analisis ini, dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap data lainnya seperti
SPT Tahunan Perusahaan, data yang ada di portal DJP dan lainnya.
3. Latihan
DTSD Pajak II
31
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
arus kas.
2. Jelaskan pengertian aktivitas operasi dalam laporan arus kas.
3. Jelaskan pengertian aktivitas investasi dalam laporan arus kas.
4. Jelaskan pengertian aktivitas pendanaan dalam laporan arus kas.
5. Dalam analisis laporan arus kas untuk tujuan pajak, terdapat beberapa
hal yang harus menjadi perhatian. Sebutkan minimal 5 indikasi yang
menjadi perhatian untuk analisis lebih lanjut untuk tujuan pajak.
4. Rangkuman
Analisis yang dilakukan dalam laporan arus kas ini dapat menjadi dasar analisis
lebih lanjut apakah perusahaan melakukan aktivitas bisnisnya secara efektif atau
efisien. Untuk tujuan perpajakan, analisis laporan arus kas bisa melihat kewajiban
witholding tax perusahaan dan prediksi penghasilan kena pajak di masa akan
datang.
5. Tes Formatif
DTSD Pajak II
32
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang telah
tersedia dalam modul ini. Hitunglah jawaban yang benar kemudian gunakan rumus
dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi dalam
Kegiatan Belajar 2.
Rumus:
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara dapat
melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan
Saudara masih dibawah 80% Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar 2
terutama bagi permasalahan yang belum Saudara kuasai.
DTSD Pajak II
33
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
KEGIATAN
PEMBEKEGIATAN BELAJAR 3: BELAJAR
ANALISIS PROFITABILITAS
3
Indikator Keberhasilan
1. Pendahuluan
Tujuan dari dilakukan analisis laporan keuangan antara lain untuk mengetahui
risiko dan tingkat keuntungan (return). Tingkat keuntungan atas investasi dianalisis
dengan melihat seberapa besar sumber dana yang berasal dari modal sendiri dan
yang berasal dari pinjaman (hutang). Pada pembelajaran ini, akan dibahas
bagaimana mengukur return terhadap investasi.
Efektivitas Manajemen
Tingkat Profitabilitas
Salah satu alat untuk mengukur tingkat profitabilitas ini adalah return dari modal
DTSD Pajak II
35
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Alat analisis return on invested capital merupakan salah satu alat untuk melakukan
perencanaan, anggaran, koordinasi, evaluasi dan pengawasan aktivitas bisnis.
Alat analisis ini bisa dilakukan per segmen usaha, devisi, proyek, lini produksi dan
lainnya. Alat ini merupakan tolak ukur untuk melihat kinerja masing-masing
manajer.
Dalam analisis yang dilakukan, banyak ragam dan interprestasi yang bisa
digunakan. Pemakaian rumusan ini tergantung manfaat dan kegunaan yang ingin
dicapai. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan pengertian income dan
invested capital.
Untuk mengetahui mengenai kinerja perusahaan, nilai yang dipakai adalah income
yang hanya berasal dari operasi bisnis perusahaan dan asset yang benar-benar
digunakan untuk operasi bisnis perusahaan. Jika perusahaan mempunyai
kelebihan kas dan digunakan untuk investasi lain, seperti deposito atau surat
berharga, maka nilai asset ini tidak digunakan untuk perhitungan. Demikian juga
dengan penghasilan lain-lain yang diperoleh.
Akun yang berhubungan dengan income dari operasi antara lain penjualan, harga
pokok penjualan, biaya penjualan, dan biaya administrasi. Dari segi invested
capital, bisa dilihat dari neraca. Asset yang bisa digunakan sebagai alat ukur
antara lain piutang dagang, persediaan, asset tetap, hutang dagang, hutang biaya
dan lainnya.
DTSD Pajak II
36
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Salah satu rumusan yang bisa dipakai untuk analisis return dengan pendekatan
asset operasi bersih (Return on Net Operating Asset = RNOA):
( )
=
( )
Untuk tujuan perpajakan, analisis ini bisa dipakai sebagai alat analisis untuk
melihat apakah ada kemungkinan perusahaan sengaja memperkecil penghasilan
kena pajak dengan memperbesar beban bunga.
DTSD Pajak II
37
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DTSD Pajak II
38
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Dari tabel di atas, pertama-tama yang harus diketahui adalah, apa saja yang
mejadi Operating Asset untuk menjadi perhitungan Return on Net Operating Asset
(RNOA). Net Operating Asset adalah sebagaimana dalam tabel 3.3.
1.169.985 + 1.192.666
1.181.325,5 =
2
Kemudian, dicari NOPAT (Net Operating Profit After Tax). Rumus untuk mencari
NOPAT:
DTSD Pajak II
39
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
RNOA tahun ke 2:
117.488 / 1.181.325,5
9,95%
Jika hanya membandingkan laba setelah pajak dengan total aset, maka return on
assetnya (ROA) untuk tahun 2:
2.217.613,5
DTSD Pajak II
40
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Gross profit margin diukur dengan rumus gross profit dibagi dengan penjualan.
Faktor-faktor inilah yang akan dianalisis untuk penelitian lebih lanjut apakah Wajib
Pajak sudah benar dan konsisten dalam melaporkan penghasilannya. Berikut
ilustrasi dari analisis profit margin:
Dari hasil analisis gross profit margin, hal yang bisa menjadi perhatian untuk faktor
pajak adalah:
DTSD Pajak II
41
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
- Dalam biaya produksi, yang harus menjadi perhatian antara lain, biaya
tenaga kerja berupa upah buruh dan pembelian dengan memakai faktur
pajak sederhana.
5. Latihan
6. Rangkuman
Analisis return atas investasi yang ada, selain mengukur tingkat profitabilitas suatu
perusahaan juga mengukur efektivitas manajemen, perencanaan dan
pengawasan yang ada. Dalam mengukur tingkat profitabilitas dengan
menggunakan analisis rasio, perlu diperhatikan perkiraan apa saja yang sebaiknya
digunakan untuk melakukan pengukuran.
Apabila mengukur penghasilan terhadap investasi, maka harus dipilih asset yang
berhubungan dengan operasi bisnis perusahaan sebagai perhitungan. Asset yang
tidak dipakai untuk operasi bisnis perusahaan, seperti deposito, tidak dimasukkan
sebagai perhitungan. Oleh karena itu, unsur penghasilan dan asset yang dipakai
untuk penghitungan harus yang benar-benar berhubungan dengan operasi
perusahaan.
7. Tes Formatif
DTSD Pajak II
42
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DTSD Pajak II
43
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang telah
tersedia dalam modul ini. Hitunglah jawaban yang benar kemudian gunakan rumus
dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi dalam
Kegiatan Belajar 3.
Rumus:
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara dapat
melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan
Saudara masih dibawah 80% Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar 3
terutama bagi permasalahan yang belum Saudara kuasai.
DTSD Pajak II
44
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
PEMBE KEGIATAN
KEGIATAN BELAJAR 4: BELAJAR
4
Indikator Keberhasilan
1. Pendahuluan
Salah satu analisis yang dapat dilakukan untuk mengetahui likuiditas suatu
perusahaan adalah analisis kredit. Untuk tujuan perpajakan, analisis ini berguna
apabila Wajib Pajak mengatakan kesulitan keuangan, sehingga Wajib Pajak
meminta pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pembebasan dari
pemotongan atau pemungutan pajak, dan pengurangan atau pembebasan
angsuran pajak (PPh Pasal 25).
Alat analisis yang sering digunakan adalah analisa modal kerja (Working Capital),
rasio likuiditas (Current Ratio) dan Quick Ratio. Analisis dengan alat ini mempunyai
beberapa kekurangan. Salah satunya adalah sumber data untuk dilakukan analisis
adalah data pada satu saat atau tangggal tertentu. Penggunaan data ini bisa diatur
DTSD Pajak II
45
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
atau direkayasa oleh manajemen. Alat analisis ini kurang bisa melihat bagaimana
proses bisnis perusahaan selama satu periode tertentu.
Beberapa alat analisis yang bisa digunakan untuk analisa kredit antara lain:
Ketiga alat analisis diatas merupakan pelengkap dari alat analisis likuiditas dan
modal kerja.
2. Piutang Dagang
Analisis terhadap piutang dagang dilakukan untuk menilai kualitas dan likuiditas
piutang dagang tersebut. Kualitas piutang dagang dinilai dari kemungkinan
terjadinya kerugian karena tidak tertagihnya piutang dagang. Berdasarkan
pengalaman pelaku usaha, semakin lama umur piutang dagang, maka semakin
besar peluang piutang dagang tersebut tidak tertagih. Dengan demikian, semakin
besar potensi kerugiannya.
Analisis likuiditas piutang dagang adalah atas jangka waktu penagihan piutang
tersebut. Jangka waktu ini dihitung dengan rumus tertentu. Kemudian hasilnya
dibandingkan dengan data tahun sebelumnya dan rata-rata dalam industri
tersebut.
ℎ
=
−
DTSD Pajak II
46
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
1.782.254
9,89 =
(177.538 + 182.859): 2
360
36,4 =
9,89
Jika masalah yang terjadi karena lemahnya usaha manajemen dalam melakukan
penagihan terjadi, maka tindakan manajemen harus diperbaiki.
3. Persediaan
Oleh karena itu, menganalisis persediaan dapat dilakukan terhadap kualitas dan
likuiditasnya. Untuk mengetahui perputaran persediaan dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
=
−
DTSD Pajak II
47
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
1.069.778
4,64 =
230.600
360
77,6 =
4,64
Dari contoh di atas, persediaan yang ada bisa terjual dalam jangka lebih kurang
selama 78 hari.
Apabila melakukan analisis dengan analisis modal kerja (working capital) untuk
DTSD Pajak II
48
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
melihat likuiditas, maka diasumsikan bahwa hutang jangka pendek harus dilunasi
dalam jangka waktu satu tahun. Dalam kenyataannya, hutang jangka pendek
tersebut tidak harus dilunasi semuanya. Misalkan, hutang dagang akan selalu ada
di laporan posisi keuangan. Dalam kenyataannya, apabila semakin besar
penjualan, maka jumlah hutang dagang akan semakin besar.
Oleh karena itu, analisis hutang jangka pendek yang dilakukan adalah atas
kualitasnya. Kualitas hutang jangka pendek adalah untuk mengetahui apakah
hutang tersebut memang harus dibayar segera atau tidak. Analisis yang dilakukan
adalah dengan melihat urgensinya. Misalnya analisis terhadap hutang pajak.
Hutang pajak yang terlambat dibayar akan dikenakan sanksi sesuai peraturan
perpajakan. Dengan pertimbangan biaya dan risiko yang ada, maka hutang pajak
harus segera dilunasi apabila telah jatuh tempo.
5. Latihan
6. Rangkuman
DTSD Pajak II
49
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Analisis yang dilakukan atas likuiditas perusahaan dapat dilakukan atas analisis
piutang dagang, persediaan dan hutang jangka panjang. Salah satu tujuan analisis
piutang dagang adalah untuk mengetahui berapa lama piutang dagang tertagih
dan menjadi kas. Tujuan analisis persediaan dagang untuk mengetahui berapa
lama waktu yang dibutuhkan sejak perolehan persediaan sehingga persediaan
terjual. Analisis piutang dagang dan persediaan secara bersamaan dapat
mengetahui berapa lama perusahaan memperoleh uang tunai dari penjualan
barang dagangan.
7. Tes Formatif
DTSD Pajak II
50
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
DTSD Pajak II
51
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban Tes Formatif 4 yang telah
tersedia dalam modul ini. Hitunglah jawaban yang benar kemudian gunakan rumus
dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi dalam
Kegiatan Belajar 4.
Rumus:
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara dapat
melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan
Saudara masih dibawah 80% Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar 4
terutama bagi permasalahan yang belum Saudara kuasai.
DTSD Pajak II
52
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
POTENSI PAJAK
5
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan dapat:
menjelaskan penggalian potensi pajak melalui equalisasi dengan baik;
menjelaskan penggalian potensi pajak melalui analisis SPT Tahunan PPh Badan
dengan baik;
menjelaskan penggalian potensi pajak melalui analisis SPT PPh Pasal 21 dengan
baik;
Menjelaskan penggalian potensi pajak melalui analisis SPT PPh Pasal 23/26
dengan baik;
Menjelaskan penggalian potensi pajak melalui analisis SPT Masa PPN dengan
baik; dan
Menjelaskan penggalian potensi pajak melalui benchmarking dengan baik
1. Equalisasi
Perbedaan lain yang mungkin terjadi antara SPT PPh dengan SPT PPN:
DTSD Pajak II
53
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Laporan keuangan setidaknya menyajikan dua hal, yaitu Neraca dan Laporan
Laba Rugi. Dua hal itulah yang wajib dilampirkan oleh Wajib Pajak di Surat
Pemberitahuan PPh Badan/OP. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) menyajikan
harta, kewajiban dan ekuitas per tanggal tertentu. Sedangkan Laporan Laba
Rugi menyajikan hasil kegiatan usaha Wajib Pajak selama satu periode tertentu.
Sebagian besar Wajib Pajak selalu “menyesuaikan” antara periode akuntansinya
dengan tahun kalender atau tahun pajak. Hal inilah yang menjadi patokan fiskus
untuk mensinkronkan antara laporan keuangan dengan Surat Pemberitahuan
PPh Badan. Karena periode laporan keuangan sama dengan periode tahun
pajak, maka angka-angka yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan PPh Badan
harus sama dengan laporan keuangan.
Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa fungsi Surat Pemberitahuan sebagai
laporan kewajiban perpajakan Inilah yang membedakan antara laporan keuangan
dengan Surat Pemberitahuan. Begitu juga tentang pemeriksaan. Pemeriksaan
pajak berbeda dengan pemeriksaan akuntan publik. Pemeriksaan pajak bertujuan
memeriksa kebenaran kewajiban perpajakan Wajib Pajak berdasarkan
peraturan perpajakan yang berlaku sedangkan pemeriksaan akuntan publik,
seperti disebutkan dalam laporannya, adalah untuk menguji kewajaran laporan
keuangan. Akuntan publik bertanggung jawab hanya sebatas pada pernyataan
pendapat. Oleh karena itu, laporan keuangan saja belum cukup, harus dilengkapi
dengan administrasi perpajakan yang baik. Direktorat Jenderal Pajak sedang
dalam proses menerapkan sistem administrasi perpajakan modern dan bebas
DTSD Pajak II
54
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
kolusi. Bila hal tersebut terwujud, maka tidak ada ruang lagi bagi Wajib Pajak dan
pejabat pajak untuk menyembunyikan potensi pajak dan pembayaran pajak ke
Negara.
Walaupun pada hakikatnya semua pajak berasal dari penghasilan tetapi Pajak
Penghasilan atau Income Tax memiliki kekhasan tersendiri karena cara
penghitungannya sangat dekat dengan disiplin ilmu akuntansi. Di Indonesia,
standar akuntansi ditentukan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dan standar
tersebut diakui sebagai praktek akuntansi yang paling adil dan lazim digunakan di
dunia bisnis. Selain diakui oleh institusi pengawas pasar modal (Bapepam),
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia juga diakui oleh administrator pajak
(Direktorat Jenderal Pajak). Artinya, laporan keuangan yang telah diaudit oleh
kantor akuntan publik sangat berarti bagi SPT Tahunan PPh Badan.
DTSD Pajak II
55
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
laporan keuangan komersial, kolom koreksi fiskal dan kolom rupiah menurut
fiscal. Angka-angka yang ada di kolom menurut fiskal adalah angka-angka
yang disajikan di SPT Tahunan PPh Badan. Selain itu perlu diberikan catatan di
bawahnya mengenai peraturan mana yang menjadi dasar koreksi.
Equalisasi memberi kemudahan bagi Wajib Pajak dan pemeriksa pajak. Dengan
melakukan equalisasi maka wajib pajak akan mudah mengingat apabila terjadi
perbedaan antara SPT Tahunan berbeda dengan laporan keuangan, dan mampu
menjelaskannya.
Jika equalisasi SPT Tahunan PPh Badan bermula dari laporan keuangan
komersial, maka equalisasi SPT yang lain bermula dari SPT Tahunan PPh
Badan. Pos-pos biaya yang ada di Laporan Laba Rugi yang telah dituangkan
di dalam SPT Tahunan PPh Badan harus disinkronkan dengan SPT Tahunan
PPh Pasal 21, SPT Masa PPh Pasal 23 dan 26. Sedangkan Pos pendapatan
(baik pendapatan usaha maupun pendapatan lain-lain) harus disinkronkan
dengan SPT Masa PPN.
PPh Pasal 21 adalah withholding tax yang berkaitan dengan majikan dan buruh.
Majikan akan memotong pajak penghasilan milik buruh dan
menyetorkannya ke kas Negara. Kemudian kewajiban penghitungan, pemotongan
dan pembayaran pajak penghasilan buruh selama satu tahun tersebut dilaporkan
dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21.
Banyak Wajib Pajak yang mencampurkan PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 21.
Padahal keduanya jenis pajak yang berbeda. Menurut Prof R Mansyuri, Phd
yang terlibat langsung dalam tax reform tahun 1985, bahwa Pasal 21 UU PPh
dimaksudkan sebagai prosedur pelunasan pajak atas penghasilan yang
diperoleh “seseorang” karena bekerja. Syaratnya: ada majikan dan buruh,
hubungan keduanya tidak setara. Majikan tentu lebih tinggi daripada buruh.
Majikan dalam posisi memberi perintah dan buruh dalam posisi yang diperintah.
Oleh karenanya, maka pembayaran kepada konsultan profesional bukanlah
objek PPh Pasal 21 karena tidak ada majikan - buruh dan posisinya setara.
Apabila sudah dapat dibedakan antara objek PPh Pasal 21 dan objek PPh Pasal
23, maka dapat disusun SPT Tahunan PPh Pasal 21 dengan benar. SPT Tahunan
DTSD Pajak II
56
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
ini menjadi patokan bagi pemeriksa pajak, apakah Wajib Pajak telah melakukan
kewajiban perpajakan dengan benar. Kadang-kadang Wajib Pajak lupa
memasukkan upah buruh lepas dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21, padahal upah
buruh tersebut telah dipotong dan dilaporkan di SPT Masa PPh Pasal 21 atau,
Wajib Pajak lupa memasukkan pesangon ke SPT Tahunan padalah di SPT Masa
telah dilaporkan. Apa pun yang telah dilaporkan di SPT Masa, hendaknya
dijumlahkan dan dilaporkan kembali di SPT Tahunan. Jika tidak, Wajib Pajak rugi
sendiri.
Saat membuat SPT PPh Pasal 21 masa Desember, harus dibuat juga equalisasi
antara pos-pos biaya di Laporan Laba Rugi dengan SPT PPh Pasal 21 masa
Desember. Equalisasi ini bermanfaat, agar tidak terjadi penghitungan ganda
(double accounting) objek PPh Pasal 21. Penghitungan ganda bisa dilakukan oleh
Wajib Pajak saat membuat SPT Tahunan maupun pemeriksa pajak yang tidak
mengerti sumber angka di SPT PPh Pasal 21 masa Desember. Pemeriksa
menduga objek PPh Pasal 21 belum dilaporkan di SPT Tahunan kemudian
menghitung ulang (koreksi positif). Jika terjadi penghitungan ganda seperti itu
tentu merugikan Wajib Pajak sendiri.
Seperti diuraikan di atas, perbedaan penting antara PPh Pasal 21 dan PPh Pasal
23 adalah kesetaraan. Jika hubungan antara pemberi penghasilan dengan
penerima penghasilan memiliki kesetaraan, bukan hubungan majikan dan buruh
maka penghasilan tersebut adalah objek PPh Pasal 23. Selain itu, objek PPh
Pasal 23 hanya untuk jenis-jenis penghasilan tertentu. Perhatikan kata-kata
dalam Pasal 23 ayat (1) UU PPh berikut, “atas penghasilan tersebut di bawah ini”.
Tidak semua penghasilan menjadi objek PPh Pasal 23. Berikut adalah jenis-
jenis penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 23:
a. dividen ;
DTSD Pajak II
57
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
b. bunga;
c. royalty;
d. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong
Pajak Penghasilan PPh Pasal 21;
e. sewa, imbalan atas penggunaan harta, kecuali yang dikenai PPh bersifat
final;
f. jasa teknik, jasa manajemen jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain.
Jasa lain ditetapkan oleh Peraturan Menteri Keuangan.
Jasa lain adalah jenis-jenis jasa yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak
berdasarkan kuasa dari Pasal 23 ayat (2) UU PPh. Terhadap jasa lain
dikenakan 15% dari penghasilan neto yang ditetapkan oleh Keputusan Direktur
Jenderal Pajak. Tarif efektif dari masing-masing jenis jasa berbeda.
Begitu juga dengan jasa teknik, sering kali diasosiasikan dengan pekerjaan teknik.
Jasa teknik penekanannya pada pemberian informasi dan pengalaman kadang
mirip dengan royalti. Salah satu ciri yang membedakan jasa teknik dengan
royalti adalah pertanggungjawaban keberhasilan. Jasa teknik harus dibayar jika
jasanya telah dilaksanakan dan berhasil. Sedangkan penjual royalti kadang tidak
peduli apakah pembeli royalti berhasil dalam usahanya atau tidak. Penjual royalti
seperti penjual di pasar tradisional, “barang yang sudah dibeli tidak dapat
dikembalikan”. Satu lagi ciri yang membedakan jasa teknik dengan royalti adalah
jual putus atau bagi hasil. Jasa teknik selalu “jual putus” sedangkan royalti selalu
minta bagian (sekian persen dari penjualan).
DTSD Pajak II
58
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Teknik equalisasi PPh Pasal 21, seperti yang diuraikan di atas, sama dengan PPh
Pasal 23 atau PPh Pasal 26. Hanya saja karena PPh Pasal 23 dan Pasal 26 tidak
ada SPT Tahunan, maka Wajib Pajak tetap harus membuat rekapitulasi SPT
Masa Pembayaran PPh Pasal 23 atas royalti, atas sewa, atas jasa teknik selama
setahun harus dicatat dengan jelas dan total pembayaran selama setahun
masing-masing tahun pajak dapat diperinci. Kemudian sandingkan dengan
biaya-biaya yang dilaporkan di Laporan Laba Rugi.
Pasal 26 UU PPh adalah withholding tax atas penghasilan yang diterima oleh
Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN). Hukum perpajakan mengharuskan adanya
kesetaraan antara Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) dengan WPLN (equal
treatment). Jika kepada WPDN dikenakan PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 23 maka
kepada WPLN dikenakan PPh Pasal 26. Contoh, pembayaran sewa kepada
WPDN adalah objek PPh Pasal 23 sedangkan kepada WPLN adalah objek PPh
Pasal 26.
Tetapi harus diingat bahwa pembayaran PPh Pasal 23 dan pembayaran PPh
Pasal 26 harus dipisah. Surat Setoran Pajak (SSP) untuk Pasal 23 dan Pasal 26
harus dipisah. Selain itu, tahun pajaknya harus jelas. Penulisan tahun pajak di SSP
harus dikaitkan dengan saat terutang, bukan saat pembayaran SSP.
Pemeriksa pajak, ketika menerima SPT Masa PPN selalu melihat dulu SPT
Masa Desember pada kolom “s.d. bulan ini”. Apabila angka di kolom tersebut tidak
sama dengan angka di SPT Tahunan PPh Badan, maka timbul pertanyaan,
“kenapa?” Kenapa angkanya berbeda? Itulah yang harus dijawab dengan cara
equalisasi SPT Masa PPN dengan SPT Tahunan PPh Badan.
DTSD Pajak II
59
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Kurs yang dipakai di SPT Tahunan PPh Badan adalah kurs tengah BI. Antara
standar akuntansi dengan peraturan perpajakan khusus tentang kurs sama, yaitu
pengakuan pendapatan dan biaya menggunakan kurs tengah BI. Sedangkan SPT
Masa PPN harus menggunakan kurs yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan setiap minggunya. Kita mengenalnya kurs KMK. Selain untuk PPN,
kurs KMK juga digunakan untuk pembayaran pajak lainnya. Jika pembayaran kita
menggunakan mata uang asing, dan pembayaran tersebut terutang PPh Pasal
26 maka akan ada perbedaan angkan antara pengakuan biaya dengan dasar
pengenaan pajak PPh Pasal 26. Sekali lagi, penyebabnya adalah kurs KMK dan
kurs tengah BI. Dasar pengenaan pajak PPh Pasal 26 wajib menggunakan kurs
KMK saat (pada) tanggal pembayaran (tanggal SSP, cash basis) sedangkan
pengakuran biaya menggunakan kurs tengah BI saat diakui (acrual basis).
Mungkin Wajib Pajak selalu menghasilkan produk sampingan. Baik karena limbah
pabrik maupun karena kualitas produk yang tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Contohnya pabrik mebel yang menghasilkan kayu-kayu kecil yang
dapat dijual. Produk seperti ini ketika dijual, hasil penjualannya tentu dimasukkan
ke dalam pos penghasilan lain-lain Tetapi penjualan tersebut jelas terutang PPN.
Jadi harus dilaporkan di SPT Masa PPN.
SPT Masa PPN biasanya per lokasi tertentu kecuali ada sentralisasi pelaporan
PPN. Jika terdapat banyak cabang, tidak serta merta penjumlahan semua SPT
Masa PPN lokasi harus sama dengan SPT Tahunan PPh Badan. Peredaran
usaha adalah penyerahan produk ke konsumen langsung, sedangkan SPT Masa
PPN tidak hanya penyerahan produk ke konsumen tetapi penyerahan produk
dari pusat ke cabang atau dari cabang ke cabang lainnya. Jadi harus hati-hati
DTSD Pajak II
60
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Saat terutang pajak, biasanya saat penyerahan atau saat diterima uang. Mana
yang lebih dahulu. Begitu juga dengan PPN. Kita mesti cut-off kapan saat terutang
PPN. Seandainya ada uang muka penjualan yang penyerahannya mungkin tiga
bulan kemudian, pada akhir tahun uang muka tersebut harus dihitung sebagai
objek PPN yang harus dibayar.
Saat diperiksa oleh kantor pajak, Wajib Pajak harus menguraikan perbedaan-
perbedaan antara SPT Tahunan PPh Badan dengan SPT Masa PPN. Mungkin
angka SPT Masa PPN lebih kecil daripada angka SPT Tahunan PPh Badan,
kemudian pemeriksa tidak mengetahui penyebab perbedaan tersebut, maka
pemeriksa pajak dapat serta merta mengoreksi objek PPN, karena menurutnya,
angka di SPT Tahunan PPh Badan harus sama dengan angka di SPT Masa PPN.
Padahal mungkin saja karena perbedaan kurs saja.
Satu hal yang berkaitan dengan selisih kurs, Wajib Pajak wajib membuat
rekapitulasi perhitungan selisih kurs agar siapa pun yang memeriksa mengetahui
asal muasal angka selisih tersebut. Dengan kata lain, proses atau tahapannya
jelas.
6. Benchmarking
DTSD Pajak II
61
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Model di atas diadopsi pula oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka
melaksanakan fungsinya memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap
wajib pajak. Dengan berasumsi bahwa wajib pajak dengan karakteristik yang
sama akan cenderung memiliki perilaku bisnis yang sama, kondisi keuangan dan
perpajakan masing-masing Wajib Pajak dapat dibandingkan dengan suatu
benchmark yang mewakili karakteristik wajib pajak yang bersangkutan. Dengan
melakukan pembandingan tersebut, diharapkan Direktorat Jenderal Pajak dapat
secara sistematis mendeteksi Wajib Pajak dengan risiko ketidakpatuhan yang
tinggi, untuk kemudian dapat dilakukan tindak lanjut sesuai peraturan perpajakan.
Wajib Pajak yang memiliki kinerja keuangan yang lebih rendah daripada
benchmark, tidak selalu berarti bahwa wajib pajak tersebut tidak melakukan
kewajiban pajaknya dengan benar. Perlu diagnosa lebih mendalam untuk dapat
DTSD Pajak II
62
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
menentukan apakah wajib pajak tersebut benar-benar tidak patuh atau terdapat
faktor-faktor lain yang menyebabkan wajib pajak memiliki kinerja yang berbeda
dengan benchmark. Total benchmarking bukan merupakan suatu proses
enforcement di mana wajib pajak diharuskan untuk mengikuti standar yang
ditetapkan, melainkan suatu alat bantu (supporting tools) yang dapat digunakan
oleh aparat pajak dalam membina wajib pajak dan menilai kepatuhan
perpajakannya.
Penghitungan semua rasio selain rasio PPN menggunakan elemen data hasil
perekaman Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan. Data penjualan,
HPP, Laba bersih dari Operasi, Laba Sebelum Pajak diambil dari formulir 1771
Lampiran I, sedangkan data PPh terutang diambil dari hasil perekaman induk
formulir 1771. Data gaji, sewa, bunga, penyusutan, dan biaya-biaya lain diambil
dari perekaman formulir 1771 Lampiran II. Apabila data perekaman formulir 1771
Lampiran II tidak lengkap, maka data tersebut dilengkapi menggunakan data
perekaman transkrip Laporan Keuangan. Data Pajak Masukan diperoleh dari
perekaman SPT PPN baik formulir 1195 maupun 1107.
1) Beberapa wajib pajak dipilih sebagai sampel dari populasi masing-
DTSD Pajak II
63
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Dengan mengukur rasio GPM, OPM, PPM, CTTOR, NPM, pl, dan bl
didapatkan gambaran yang utuh mengenai kegiatan/operasi perusahaan dalam
suatu tahun pajak sebagaimana tercermin dalam Penghitungan Laba Rugi
DTSD Pajak II
64
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Jika ada kekurangan atau rasio benchmarking lebih tinggi dari hasil perhitungan
rasio perusahaan (tax gap), maka ada potensi pajak atau ketidakpatuhan
Wajib Pajak, yang dimungkinkan dan apabila dalam penelusurannya terbukti
ada potensi pajak yang didapat berarti telah memberikan kontribusi terhadap
pendapatan pajak dalam penerimaan negara.
DTSD Pajak II
65
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
7. Latihan
8. Rangkuman
Equalisasi merupakan upaya mencari kesesuaian dari data yang ada. Tujuannya
adalah untuk melihat apakah Wajib Pajak telah melaksanakan kewajiban pajaknya
dengan benar atau belum. Equalisasi yang dilakukan adalah membandingkan data
yang ada di SPT Tahunan PPh dengan SPT Masa PPN, laporan PPh Pasal 21,
Pasal 23 dan Pasal 26.
Data yang diperbandingkan tidak harus sama, seperti data penjualan di SPT
Tahunan PPh dengan data penyerahan di SPT Masa PPN. Apabila data ini
berbeda, maka kemungkinan terjadinya perbedaan tersebut disebabkan oleh
adanya penjualan dengan mata uang asing, penghasilan lain-lain menjadi objek
PPN, penyerahan antar cabang, pelaporan SPT Masa PPN Lokasi, penghasilan
diterima di muka, pemakaian sendiri dan bonus.
DTSD Pajak II
66
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
9. Tes Formatif
DTSD Pajak II
67
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Cocokkan hasil jawaban Saudara dengan kunci jawaban Tes Formatif 4 yang telah
tersedia dalam modul ini. Hitunglah jawaban yang benar kemudian gunakan rumus
dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi dalam
Kegiatan Belajar 4.
Rumus:
Apabila tingkat penguasaan Saudara mencapai 80% atau lebih, Saudara dapat
melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya, tetapi apabila tingkat penguasaan
Saudara masih dibawah 80% Saudara harus mengulangi Kegiatan Belajar 4
terutama bagi permasalahan yang belum Saudara kuasai.
DTSD Pajak II
68
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
TES SUMATIF
Berikut adalah data PT. X untuk tahun 20x1, 20x2, dan20x3 (dalam Rp000.000):
PT. X
PT. X
Asset
Asset Lancar
DTSD Pajak II
73
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Ekuitas
9.736,2 9.214,4
DTSD Pajak II
74
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
PT. X
Laporan Arus Kas
Aktivitas Pembiayaan:
Pembayaran Pokok Pinjaman (1.332,0) (2.100,3) (753,9)
Penerimaan dari hutang 1.471,1 2.021,9 1.246,5
DTSD Pajak II
75
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Efek Perubahan Kurs terhadap Kas dan Setara Kas 6,7 (18,2) 1,5
Data Tambahan:
Pajak Yang Dibayar 647,9 584,3 593,8
Bunga Dibayar 168,3 149,9 123,2
Ditanya:
1. Lakukan Analisis Laporan Keuangan Komparatif Terhadap Laporan Posisi
Keuangan.
2. Lakukan Analisis Laporan Keuangan Komparatif Terhadap Laporan Laba
Rugi.
3. Lakukan Analisis Laporan Keuangan Common Size Terhadap Laporan
Posisi Keuangan
4. Lakukan Analisis Laporan Keuangan Common Size Terhadap Laporan
Laba Rugi
5. Hitung Rasio Likuiditas
6. Hitung Rasio Gross Profit Margin
7. Hitung Debt Equity Rasio
8. Hitung Return on Asset
9. Hitung turnover persediaan dan rata-rata hari turnover persediaan.
10. Hitung turnover piutang dagang dan rata-rata hari turnover piutang dagang.
Asumsi semua penjualan dilakukan secara kredit.
11. Dari Laporan Arus Kas, dapat diketahui apa saja yang telah dilakukan
perusahaan dan mempunyai pengaruh dimasa depan. Berikan pendapat
Anda.
DTSD Pajak II
76
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
12. Apabilia dari hasil analisis laporan keuangan komparatif dan common size
untuk tahun 20x3 dan 20x2 diketahui sebagai berikut:
Perubahan Piutang dagang sebesar 16,3%, perubahan persediaan 17,8%,
perubahan penjualan 7,38%.
Apa yang harus dianalisa lebih lanjut?
DTSD Pajak II
77
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
KUNCI JAWABAN
Tes Formatif 1
1. C 7. B 13. C 19. C
2. C 8. A 14. B 20. A
3. C 9. A 15. D 21. A
4. A 10. A 16. B 22. B
5. A 11. C 17. A
6. A 12. D 18. B
Tes Formatif 2
1. B 6. C 11. A
2. A 7. C 12. B
3. C 8. B 13. C
4. C 9. D 14. D
5. C 10. B 15. C
Tes Formatif 3
1. A 6. D 11. A
2. A 7. A 12. C
3. B 8. B 13. A
4. C 9. C 14. C
5. A 10. B 15. D
Tes Formatif 4
1. B 6. B 11. C
2. D 7. C 12. D
3. A 8. C 13. A
4. C 9. A
5. B 10. B
DTSD Pajak II
73
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Tes Formatif 5
1. B 5. S 9. S
2. S 6. S 10. S
3. S 7. S 11. B.
4. B 8. B 12. S
DTSD Pajak II
73
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
PT. X
Asset
Asset Lancar
DTSD Pajak II
79
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Ekuitas
DTSD Pajak II
80
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
% %
Untuk Tahun Yang Berakhir Perubahan Perubahan
20x3 20x2 20x1
Per 31 Desember, (20x2 dan (20x1 dan
20x3) 20x2)
PT. X
Asset
Asset Lancar
DTSD Pajak II
81
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Ekuitas
DTSD Pajak II
82
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
5. Rasio Likuiditas
DTSD Pajak II
83
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
8. Return on Asset
10. Turnover Piutang Dagang dan rata-rata hari Turnover Piutang Dagang.
Asumsi semua penjualan dilakukan secara kredit.
11. Dari analisa laporan arus kas, yang dapat menjadi perhatian antara lain:
a. Terjadi peningkatan yang cukup besar dalam perubahan piutang dagang.
Sementara dari analisa rata-rata hari turnover piutang dagang tidak ada
perubahan yang signifikan.
DTSD Pajak II
84
Analisis Laporan Keuangan Dan SPT
Dari laporan arus kas, diketahui ada pengeluaran dana untuk penambahan modal
dan untuk akuisisi.
DTSD Pajak II
85