Anda di halaman 1dari 5

OPTIMASI GEOMETRI DENGAN GAUSSIAN

I. TUJUAN
1. Dapat membuat model struktur kimia sederhana.
2. Dapat melakukan optimasi geometri dengan mekanika molekuler maupun mekanika
kuantum.
3. Dapat melakukan perhitungan frekuensi serta melakukan analisis terhadap hasil yang
diperoleh.

II. DASAR TEORI

Optimasi Geomteri
Optimasi geometri bertujuan untuk menghitung energi terendah dari suatu molekul untuk
mengetahui keadaan paling stabil dari molekul tersebut. Perhitungan ini dapat dilakukan
menggunakan Gaussian09 melalui interface pada GaussView 5.0.8. perangkat lunak
Gaussian09 menyediakan fasilitas untuk melakukan optimasi geometri dengan metode
mekanika molekul dan juga mekanika kuantum.

Mekanika molekul merupakan metode empiris yang digunakan untuk menyatakan energi
potensial dari molekul sebangai fungsi dari variasi geometri. Pada metode ini, atom-atom
penyusun molekul disosiasikan sebagai kumpulan bola-bola, dimana elektron tidak
dipertimbangkan secara eksplisit, tetapi dihitung sebagai rerata relatif terhadap pengaruh
gerakan inti. Metode ini diaplikasikan untuk : molekul tersusun dari ribuan atom, moleul
organik, oligonukleotida, peptida, sakarida dan molekul dalam lingkungan vakum atau berada
dalam pelarut.

Mekanika kuantum meliputi metode semi empiris, ab initio, dan density functional
theory. Pada metode mekanika kuantum, keberadaan elektron pada molekul sudah
diperhitungkan, tidak lagi diabaikan seperti pada metode mekanika molekul. Metode Ab
initio merupkan metode yang dibuat tanpa data empiris, diaplikasikan untuk molekul dengan
maksimal 100 atom. Konsep perhitungan umum menggunakan penyeleseaian persamaan
Schrodinger (metode mekanika kuantum, dimana keadaan suatu sistem digambarkan melalui
fungsi koordinat partikel dalam sistem fungsi gelombang)
Metode semo empiris dapat untuk sistem besar, maksimal terdiri dari 1000 atom. Metode
ini hanya memperhitungkan elektron valensi, sehingga perhitungan dapat lebih cepat. Contoh
program : MNDO, AM1 dan PM3.

Frekuensi
Perhitungan frekuensi dilakukan agar dapat diketahui mode vibrasi dari suatu molekul
sehingga spektrum inframerah bisa diprediksi. Melalui perhitungan frekuensi juga bisa
mendapatkan nilai besaran termokimia. Aplikasi dari analisis termokimia ini antara lain adalh
untuk mempelajari mekanisme reaksi, mencari keadaan transisi, dan mempelajari reaktivitas
dari suatu molekul.

III. TUGAS PRAKTIKUM


1. Dibuat struktur senyawa dibawah ini menggunakan perangkat lunak Gaussian09 :
a. Acetosal
b. Parasetamol
c. Ampisilin
d. Fenilbutazon
2. Dilakukan optimasi geometri dan perhitungan frekuensi terhadap senyawa-senyawa
diatas.
3. Dicatat nilai energi total, energi HOMO & LUMO, dan spektrum IR
IV. PEMBAHASAN

Pada prakitum kali ini bertujuan untuk menghitung energi terendah dari suatu molekul
untuk mengetahui keadaan paling stabil dari molekul tersebut (optimasi geometri). Energi
terendah dari suatu molekul menandakan bahwa struktur (geometri) yang dibentuk adalah
geometri yang paling stabil. Bersamaan dengan perhitungan optimasi geometri dilakukan
juga perhitungan frekuensi dalam satu program GAUSSIAN. Penggabungan kerja ini dapat
dilakukan dengan memasukan beberapa perintah dalam input file. Data-data yang didapat
dari perhitungan frequensi diantaranya frekuensi, masa tereduksi, konstanta gaya, intensitas
relatif IR dan intensitas Raman. Sehingga dapat menggambarkan spektra IR dari molekul
yang dihitung.
Perhitungan optimasi dilakukan terhadap 4 senyawa yaitu acetosal, parasetamol,
ampicillin dan fenilbutazon. Dalam percobaan ini digunakan metode Hartree-Fock (HF).
Metode HF atau SCF merupakan salah satu metode komputasi paling sederhana untuk
dipelajari. Metode ini menggunakan pendekatan otimasi geometri. Adapun basis set yang
digunakan merupakan basis set yang memiliki akurasi rendah, yakni STO-3, yakni
menggunakan Slater type Orbital (STO) sebagai fungsi gelombang yang menjadi inputnya.
Prinsip otimasi ini adalah untuk mengubah berbagai parameter struktur sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh nilai parameter-parameter, yakni yang bersesuaian dengan harga
energi minimum. Ketika diperoleh energi yang sangat minimum, maka optimasi yang
dilakukan sudah mencapai bentuk geometri yang stabil.
Dari perhitungan optimasi geometri dapat diperoleh energi total dari masing-masing
senyawa yaitu Energi tolal senyawa acetosal sebesar -640,22935268;Energi total senyawa
parasetamol sebesar -508,85237782;Energi total fenilbutazon sebesar -982.88792978. Energi
total dari keadaan molekul tersebut dianggap stabil. Nilai yang negatif akan memberikan
konotasi bahwa keadaan tersebut lebih stabil daripada keadaan sebelumnya.

Untuk mengetahui daerah aktif maka kita harus melihat visualisasi yang dilakukan
tehadap orbital HOMO dan LUMO yang telah dibuat. Adapun HOMO dan LUMO
merupakan suatu konsep penting, terutama bagi rekasi yang melibatkan elektron yang ada
pada HOMO dan akan diberikan pada suatu orbital pada molekul lain di daerah LUMO.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai HOMO-LUMO masing-masing senyawa yaitu
Senyawa asetosal : energi HOMO dijumpai pada orbital molekul ke-47 sebesar -0,15105 dan
energi LUMO dijumpai pada orbital molekul ke-48 sebesar 0,04368 ; Senyawa parasetamol
energi HOMO dijumpai pada orbital molekul ke-40 sebesar -0,1357 dan energi LUMO
dijumpai pada orbital molekul ke-41 sebesar 0,08700 ; Senyawa Fenilbutazon Energi HOMO
dijumpai pada orbital molekul ke-82 sebesar -0,13926 dan energi LUMO dijumpai pada
orbital molekul ke-83 sebesar 0,05465; Senyawa Ampicillin energi HOMO dijumpai pada
orbital molekul ke-66 sebesar -0,12812 dan energi LUMO dijumpai pada orbital molekul ke-
67 sebesar 0,01951. Dari data tersebut, energi untuk LUMO relatif bernilai lebih tinggi (lebih
mendekati nol) dibaningkan HOMO, artinya kemampuan untuk menerima elektron lebih
tinggi dibaning melepas elektron.

IV. KESIMPULAN
A. Energi Total :
1. Energi tolal senyawa acetosal sebesar -640,22935268
2. Energi total senyawa parasetamol sebesar -508,85237782
3. Energi total fenilbutazon sebesar -982.88792978
B. Energi HOMO-LUMO
1. Senyawa asetosal
Energi HOMO dijumpai pada orbital molekul ke-47 sebesar -0,15105
Energi LUMO dijumpai pada orbital molekul ke-48 sebesar 0,04368
2. Senyawa parasetamol
Energi HOMO dijumpai pada orbital molekul ke-40 sebesar -0,1357
Energi LUMO dijumpai pada orbital molekul ke-41 sebesar 0,08700
3. Senyawa Fenilbutazon
Energi HOMO dijumpai pada orbital molekul ke-82 sebesar -0,13926
Energi LUMO dijumpai pada orbital molekul ke-83 sebesar 0,05465
4. Senyawa Ampicillin
Energi HOMO dijumpai pada orbital molekul ke-66 sebesar -0,12812
Energi LUMO dijumpai pada orbital molekul ke-67 sebesar 0,01951

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kimia Kuantum, http : // www.scribd. Com. Diakses 04/04/2016.


Bandung.

Anda mungkin juga menyukai