Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL HOMEVISIT

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATANUNTUK DIADAKANNYA HOME VISIT

DENGAN JUDUL HALUSINASI

PASIEN Ny.S

DISUSUN OLEH :

Deri Hartono.S.Kep

1814901007

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

TAHUN 2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal : Kunjungan Rumah Pasien Ny.S Dengan Halusinasi Pedengaran

Nama Mitra : RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu

Petugas Pelaksana Kunjungan Rumah

A. Nama Lengkap : Deri Hartono. S.Kep


B. NPM : 1814901007
C. Jabatan : Mahasiswa Prodi Ners FIKES UMB
D. Program Studi : Profesi Ners
E. Nomor HP : 081279149487
F. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Lama Pelaksanaan Kunjungan Rumah Keseluruhan : 1 hari

Bengkulu, 20 Januari 2019

Petugas Pelaksana,

(Deri Hartono. S.Kep)

Menyetujui,

Co-Preseptor

(Ns. Meifizasari .S.Kep)

2
A.Latar Belakang

Dalam dunia masa kini yang terus menerus berubah terdapat banyak sekali sumber tekanan,
frustasi dan konflik yang menimbulkan stress fisik dan mental pada kita, baik perorangan maupun
kelompok. Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga secara somato
psikososial (Maramis, 2005).

Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena tuntutan
akan kebutuhan ekonomi, sedang, pangan dan papan, pemenuhan kebutuhan kasih sayang, rasa aman dan
aktualisasi diri dapat berakibat tingginya tingkat stress di kalangan masyarakat. Jika individu kurang atau
tidak mampu dalam menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu akan
mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental (Rasmun, 2004).

Suatu penelitian dari sedini 1895 melaporkan bahwa sekitar 10% dari populasi mengalami
halusinasi. 1996-1999 survei lebih dari 13.000 orang melaporkan banyak lebih tinggi angka, dengan
hSampir 39% dari orang-orang yang melaporkan pengalaman halusinasi, 27% di antaranya adalah
halusinasi siang hari, sebagian besar di luar konteks penggunaan penyakit atau obat.

Menurut Maramis (2005), “halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi


dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa
ada rangsangan dari luar.

Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi
palsu”.

Keluarga sangat berperan dalam kepulihan klien, keluarga hendaknya memberi dukungan kepada
klien. Bagi klien yang di rumah sakit kunjugan keluarga sangat mendukung. Pada klien di rumah pun
keluarga hendaknya mengerti keadaan yang di alami oleh klien, oleh karena itu dilakukanya home visit.

3
TEORI HALUSINASI

A. Definisi

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersiapkan


sesuatu yang yang sebenarnya tidak terjadi. suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus
ekteren, persepsi paslsu (Prabowo, 2014).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam mebedakan rangsangan internal


(pikiran) dan rangsangan ekternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kkusumawati, 2012).

B. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
- faktor perkembangan
- faktor sosiokultural
- faktor biokimia
- faktor psikologis
- faktor genetik dan pola asuh
b. Faktor Presipitasi
- biologis
- stress lingkungan
- sumber koping
- perilku
- dimensi fisik
- dimensi emosional
- dimensi intelektual
- dimensi sosial
- dimensi spiritual

4
C. Jenis-jenis Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristiknya tertentu, diantaranya
sebagai berikut :
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang.Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien
disuruh untuk melkukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Pengelihatan
Stimulus visual dalam bentuk kliatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias menyenangkan atau menakutan
seperti melihat monster.
3. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, feses umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan. Halusiasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang,
atau dimensia.
4. Pengecapan
Mrasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin, dan feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. rasa tersentuk
listrik yang datan dari tanah, enda mati atau orang lain.
6. Conesthetic
Merasakn fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan
atau pembentukan urine.
7. Kinistetic
Merasakn pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
D. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, sehingga halusinasi merupakan
gangguan dari respon neurologi. Oleh karenannya, secara keseluruhan , rentang respon halusinasi
mengikuti kaidah rentang respons neurologi.
Rentang respon neurologi yang penting adaptif adalah adanya pikiran logis, persepsi
akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan terciptanya dukungan
sosial yang harmonis. Sementara itu, respon maladaptif meliputi adanya waham., halusinasi,

5
kesukaran persepsi emosi, perilaku tidak terorganisasi, dan isolasi sosial, menarik diri, berikut
adalah gambaran rentang respon neurologis.

Adaptif Maladaptif

pikiran logis pikiran kadang menyimpang gangguan persepsi kiri : waham

persepsi akurat ilusi halusinasi

emosi konsisten emosi tidak stabil ketidak mampuan mengalami emosi

perilaku sesuai perilaku aneh ketidakteraturan isolasi sosial

hubungan sosial manarik diri

(Sumber :stuart, 2013)


E. Tanda dan Gejala
1. Bicara, senyum atau tertawa sendiri
2. mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu
3. merusak diri sendiri, lingkungan
4. tidak dapat mebedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi
6. pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal
7. sikap curiga dan bermusuhan
8. ketajutan
9. menarik diri, mengindari dari orang lain
10. menyalahkan diri sendiri
11. muka merah kadang pucat
12. ekspresi wajah bingung
13. nafas terengah-engah
14. banyak keringat
F. Proses terjadinya masalah
Tahap terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase memiliki karakteristik yang
berbeda :
a. Fase 1
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa
bersalah dan takut serta mencoba berfokus pada pikiran yang menyenangkan

6
untuk meredakan ansietas. Disini pasien tersenyum atau tertawa yang tidak
sesuai, mengerakkan lidah tanpa suara , pergerakan mata yang cepat, diam
dan asik sendiri.
b. Fase 2
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas
kendali dan mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumbee
dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda vital , syik dengan
pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan
halusinasi dan realita.
c. Fase 3
Pasien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut. Disini pasien sukar berhubungan dengan
orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang
lain dan berada dalam kondisi yang angat menegangkan terutama jika akan
berhubungan dengan orang lain.
d. Fase 4
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti perintah
halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan, agistasi, menarik diri, tidak
mampu berespon lebih dari satu orang . Kondisi pasien sangat
membahayakan (Prabowo, 2014).
G. Akibat Halusinasi
Akibat dari halusinasi adalah resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Ini
diakibatkan karena pasien berada dibawah halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan
sesuatu hal dukur kesadaranya (Prabowo, 2014).
H. Mekanisme Koping
- Regresi : Menjadi malas beraktivitas sehari-hari
- Proyeksi : Menjelaskan perubahan suatu persepsi dengn berusaha untuk
mengalihkan tanggung kepada orang lain.
- Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyi dengan stimulus internal
( Prabowo, 2014).

7
I. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa : Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, raba, dengar, kecap, bau)
Tujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasinya
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat mebina hubungan saling percaya
Intervensi :
- Sapa klien dengan ramah
- Perkenalkan diridengan sopan
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Tunjukkan sikap empati dengan menerima klien apa adanya dan beri
perhatian
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
KH : Setelah dilakukan .....x pertmuan klien menyebutkan (isi, waktu, frekuensi, situasi,
kondisi yang menimbulkan halusinasinya)
Intervensi :
- Adakan kontak sering dan singkat bertahap
- Observasi tungkah laku klien sesuai dengan halusinasinya
- bantu klien mengenal halusinasinya
- Diskusikan dengan klien tentang frekuensi dan waktu halusinasinya
- Kaji respon klien saat terjadi halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
KH : Setelah dilakukan....x pertemuan klien menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengendalikan halusinasinya.
Intervensi :
- Identifikasi cara yang selama ini dilakukan saat terjadi halusinasi
- Diskusikan maanfaat cara tersebut
- diskusikan cara baru untuk mengendalikan cara tersebut saat halusinasinya
timbul
d. Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinya
KH : Setelah dilakukan...x pertemuan keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan
gejala , serta proses terjadinya halusinasi.
Intervensi :
- Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
- Diskusikan dengan keluarga tentang:

8
- pengertian halusinas, tanda dan gejala halusinasi
- cara yang dapat dilakukan untuk memutus halusinasi
Proses terjadi halusinasi
- obat-obatan untuk halusinasi
- cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
- berikan informasi waktu kontrol
e. klien dengan memanfaatkan obat dengan benar
KH : Setelah dilakukan.....x pertemuan klien dapat mengerti obat yang perlu diminum
Intervensi :
- Tanyakan program pengobatan
- jelaskan pentingnya obat pada gangguan jiwa
- jelaskan akibat obat jika tidak di gunakan
- jelaskan akibat putus obat
- jelaskan cara mendapat/berobat
- jelaskan pengobatan (5b)
- latih pasien minum obat
- masukan dalam jadwal harian pasien

9
PROPOSAL HOME VISITE

A. Identitas Klien
Inisial Klien : Ny. S
Usia : tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Nomor Reg : 061623
Nama Keluarga : Tn W
Alamat : Prumdam Ds Kandang Mas Kec. Kampung melayu RT. 4 RW. 1

B.Tujuan Kunjungan Rumah


1.Tujuan umum
Keluarga dapat memerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa sesuai dengan keadaan klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang ada.
2.Tujuan khusus
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan klien di Rumah Sakit
dan cara merawat klien dirumah
b. Mengklasifikasi dan melengkapi data yang di peroleh dari klien dan data
sekunder(dokumen medik) tentang:
1. Alasan klien masuk rumah sakit
2. Faktor predisposisi dan presipitasi
3. Genogram keluarga
4. Psikososial dan lingkungan
5. Persepsi keluarga tentang penyakit klien
6. Dukungan dalam keluarga
c. Mengevaluasi kemampuan keluarga tentang perawatan klien dengan gangguan jiwa di
rumah berdasarkan 5 fungsi keluarga dalam hal:
1) Keluarga dapat mengenal masalah yang menyebabkan klien kambuh

10
2) Keluarga dapat mengambil keputusan dalam melakukan perawatan
terhadapklien
3) Keluarga dapat merawat klien di rumah
4) Keluarga dapat memodifikasi lingkungan dalam merawat klien
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakatuntuk
merawat klien
.C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran
a) Pasien
SP 1
 Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
 Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
 Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
 Mengidentifikasi situasi yangmenimbulkan halusinasi
 Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
 Menganjurkan pasien memasukan cara mengontrool halusinasi
dengan menghardikkedalam jadwal kegiatan harian
SP 2
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap – cakap
dengan oranglain
 Menganjurkan pasien memasukan kedalan jadwal kegiatan harian
SP 3
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
 Menganjurkan pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.
SP 4
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
 Mengajurkan pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian

11
b) Keluarga
SP 1
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, jenis halusinasi yang
dialamiklien berserta proses terjadinya
 MenJelaskan cara- cara merawat klien halusinasi pendengaran
SP 2
 Melatih keluarga mempraktekakan cara merawat klien dengan
halusinasipendengaran
 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada padien jiwa
SP 3
 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minnum
obat
 Menjelaskan follow up pasien setalah pulang

D.Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga


1.Orientasi
a.Salam terapeutik dan perkenalan
“Selamat pagi bapak dan ibu, perkenalkan nama saya DERI HARTONO, saya adalah
mahasiswa keperawatan profesi NERS UMB, saya ditugaskan oleh Rumah Sakit Khusus
Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu untuk melakukan kunjungan ke rumahpasien yang
bernama Ny. S. Saya mendapatkan surat tugas untuk melakukankunjungan ke rumah
bapak/ibu.” “Tujuan kunjungan saya pada hari ini, untukmembantu proses keperawatan
Ny. S melalui pengumpulan data yang lengkap dansaya ingin memberitahukan tentang
perkembangan Ny. S selama masih dirawat di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu dan juga
ingin memberitahukan penyuluhan tentangperanan keluarga dalam merawat Ny. S di
rumah sakit, dan juga bagaimana cara merawat Ny. S di rumah”

b.Evaluasi/ Validasi
“ Baiklah bapak dan ibu, sebelumnya saya ingin menanyakan tentang alasan Ny. S di
rawat?” ” Apakah Ny. S sebelumnya pernah di rawat juga?”

12
” Bapak/ibu bisa menceritakan kepada saya apa penyebab Ny. S bisa sakit?”
” Menurut pendapat bapak/ibu apa sebenarnya yang di alami oleh Ny. S?”
”Apakah didalam keluarga ada yang sakit sama dengan seperti Ny. S ?”
” Apa bapak/ibu sering mengunjungi Ny. S selama masih di rawat ?”
” Selain bapak/ibu, siapa saja yang sering mengunjungi Ny. S selama di rawat?”

c.Kontrak
Topik : ”Bapak/ibu, hari ini saya akan mengajak bapak dan ibu mengobrol sambil
berdiskusi tentang cara merawat keluarga Bapak / Ibu khususnya Ny. S
Waktu : kita akan berdiskusi sekitar 1-2 jam
Tempat: Bapak/ Ibu kita hari ini akan berdiskusi dimana?
Tujuan: agar ibu dapat merawat Ny. S di rumah.

2.Fase kerja (tindakan keperawatan)


“Apakah bapak dan ibu mengetahui tentang keadaan yang dialami oleh Ny. S?“
“Baiklah Bapak/Ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan tentang kondisi atau
keadaan terakhir yang dialami Ny. S. Saat ini Ny. S. Ny. S sudah mengerti kegiatan
seharian yang harus dilakukan, seperti mandi, membersihkan tempat tidur, maupun makan
tetapi, rasa malasnya belum hilang kadang dilakukan kegiatannya, kadang tidak karena
kangen ingin bertemu dengan anaknya. Ny. S sudah diajarkancara mengontrol
halusinasinya yaitu dengan cara menghardik, bercakap – cakap, melakukan kegiatan,
dan yang terakhir minum obat. Ny. S masih dalam tahap penyembuhan Ny. S juga
mengatakan kangen dengan keluarga dan anaknya Ny. S sering nitip salam untuk keluarga
dan anaknya.”
“Bisakah bapak/ibu menceritakan kenapa Ny. S bisa dirawat di RS? Adakah dalam
keluarga bapak/ibu yang mengalami masalah seperti ini? Usaha apa saja yang telah
bapak/ibu lakukan untuk mencapai kesembuhan Ny. S dan bagaimana
kesembuhannya? Bagaimana sikap keluarga dalam menghadapi keadaan Ny. S
selama ini ?Apa harapan bapak/ibu dengan dirawatnya Ny. S di RS ?
Menurut bapak/ibu apa yang sedang dialami Ny. S ? Bagaimana tanggapan keluarga Ny. S
selama dirumah? Dan bagaimana penerimaan lingkungan terhadap Ny. S?”

13
“ Berdasarkan hasil pengkajian yang saya dapatkan Ny. S saya mendapatkan beberapa
masalah yaitu halusinasi ”
Baiklah bu, sebelum kita berdiskusi, saya akan menjelaskan sedikit tentanghalusinasi
pendengaran. Apa sebelumnya ibu pernah mendengar istilah tersebut ?atauapa yang bapak
ketahui tentang halusinasi pendengaran?”
“Yang pertama saya akan menjelaskan apa itu halusinasi pendengaran.Perilaku
pendengaran adalah Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana
klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indra tanpa stimulus eksteren/ persepsi palsu. Halusinasi di sebabkan oleh
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya.Penilaian individu terhadap stresor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2011).
Cara untuk mencegah timbulnya halusinasi yaitu dengan menganjurkan klien
untuk mengungkapkan suara – suara yang Adik Ibu dengar, mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, bercakap – cakap, melakukan kegitan dan minum obat.. Kalau
untuk penanganan di rumah ibu/bapak bisa melakukan menyuruh anaknya untuk
melakukan tarik nafas dalam, melakukan kegiatan fisik dan mengawasi adik Ibu agar
teratur minum obat. Nah saya akan menjelaskan nama obat dan kegunaannya untuk apa
yang pertama obat yang warna orange (CPZ) 2x1 ini gunanya untuk menghilangkan
suara-suara dan bisa tidur diminum setiap pagi dan malam, yang warna putih THP 2x1
jamnya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku, sedangkan yang warna merah jambu
minumnya 2x1 fungsinya agar pikiran tenang jamnya sama pagi dan malam.
“Itulah masalah yang dirasakan Ny. S selama sakit”
”Apa yang bapak/ibu lakukan kepada Ny. S sehingga penyakitnya kambuh ?
apa menurut bapak lingkungan sudah cukup membantu dalam penyembuhan Ny. S? Oia
pak/ibu, sebelum Ny. S dibawa ke rumah sakit khusus jiwa soeprapto provinsi bengkulu,
apakah yang bapak/ibu lakukan dalam pengobatan Ny. S? Lalu bagaimana respon
keluarga yang lain tentang kondisi yang dialami oleh Ny. S? Apakah mereka menolak,

14
menghindar, atau membantu dalam pengobatan Ny. S ?””Jika Ny. S pulang dari rumah
sakit jiwa apakah Ibu sering mengontrol kepelayanan kesehatan terdekat ?”
”Dengan kondisi Ny. S sekarang, Ny. S lebih banyak membutuhkan perhatian dari
keluarga dan orang-orang terdekatnya. Dan alangkah baiknya jika bapak/ibu dan keluaga
yang lainnya mengajak Ny. S melakukan berbagai macam aktivitas dirumah, bukan harus
Ibu saja yang mengajak dan mengajarkan, saudara-saudaranya atau keluarga yang
lainjuga perlu dilibatkan. Hal ini sangat membantu kondisi kejiwaan Ny. S karena dengan
begitu Ny. S tidak akan merasa di tolak, dihindari, atau bahkan dijauhi.”
”Bapak dan ibu, ada beberapa hal yang bisa bapak/ibu lakukan dalam merawat
Ny. S di rumah, seperti:
a.Membantu Ny. S memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b.Melibatkan Ny. S dalam kebutuhan sehari-hari yang dilakukan dan
keluarga.
c.Mendengarkan keluhan yang di rasakan Ny. S
d.Memberikan pujian bila Ny. S dapat melakukan tugasnya.
e.Memberikan jalan keluar jika Ny. S mengalami masalah.
F.Tetap mempertahankan tentang jadwal minum obat karena minum obat
secara teratur sangat penting bagi kesembuhan klien”
”Selain itu, bapak/ibu dan keluarganya juga perlu tahu tentang tanda dan gejala Ny. S
kambuh lagi, misalkan Ny. S suka tertawa sendiri, jika hal tersebut terjadi, bapak/ibu
harus tahu sikap apa yang harus dilakukan karena keluarga merupakan penanggung jawab
dalam merawat klien”
3.Terminasi
a.Evaluasi
 Subjektif
”Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita mengobrol dan berdiskusi tadi
?Apakah bapak/ibu merasa senang ?”
 objektif
”apakah bapak/ibu dapatmengulangi cara merawat Ny. S ?”
bagus Pak / Ibu

15
b.Rencana Tindak Lanjut
kesepakatan keluarga untuk terlibat dalam asuhan keperawatan selama (di rumah)”
c.Salam
Baiklah pak/ibu,selain saya kemungkinan ada perawat dari RSKJS yang datang berkunjung
kerumah ibu lagi untuk mendiskusikan dan melihat perkembangan Ny. S
Waktu : akan tetapi waktunya belum di pastikan nanti kamu hubungi kembali jikakami
akan melakukan kunjungan rumah.
Tempat : saya harap kita dapat bertemu lagi di rumah Ibu.

Terimakasih….Wassalamu’alaikum WR….WB.

16
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HALUSINASI

POKOK BAHASAN : HALUSINASI

SUP POKOK BAHASAN : HALUSINASI PENDENGARAN

SASARAN : KELUARGA KLIEN

WAKTU : 60 MENIT

PELAKSANAAN KEGIATAN : DERI HARTONO, S.KEP

A. Tujuan

1.Tujuan umum
Keluarga dapat memerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa sesuai dengan keadaan klien berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang ada.
2.Tujuan khusus
d. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan klien di Rumah Sakit
dan cara merawat klien dirumah
e. Mengklasifikasi dan melengkapi data yang di peroleh dari klien dan data
sekunder(dokumen medik) tentang:
1 Alasan klien masuk rumah sakit
2 Faktor predisposisi dan presipitasi
3 Genogram keluarga
4 Psikososial dan lingkungan
5 Persepsi keluarga tentang penyakit klien
6 Dukungan dalam keluarga

17
B. Materi

Terlampir

C. Sasaran Penyuluhan

Keluarga klien Ny. S(orang tua/tinggal satu rumah)

D. Strategi Penyuluhan

Memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada pasien dan keluarga klien

E. Metode

1. Ceramah

2. diskusi (tanya jawab)

3. Demonstrasi (cara mengontrol halusinasi)

F. Media Dan Sumber Bahan

1. Media : Leaflet

G. Rencana Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audiens


1. Pembukaan 5 menit Menjawab salam
a. salam Mendengarkan
b. memperkenalkan diri Memperhatikan
c. menjelaskan tujuan

2. Isi 30 menit Mendengarkan dan


a. Fase Kerja : memperhatikan
SP Keluarga
1. Menanyakan suasana anggota
kelurga
2. Persepsi keluarga terhadap
penyakit klien
3. Masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat

18
pasien
4. Dukungan keluarga terhadap
kesembuhan klien
5. Harapan keluarga terhadap
kesembuhan klien
6. Pengertian gangguan persepsi
(halusinasi)
7. Tingkat halusinasi
8. Penyebab-penyebab halusinasi
9. Jenis-jenis halusinasi
10. Tanda-tanda penderita
halusinasi
11. Cara perawatan penderita
halusinasi
12. Jenis-jenis obat jiwa
b. memberi kesempatan keluarga untuk
bertanya
SP Pasien 10 menit Mendengarkan dan
c. menjawab pertanyaan memperhatikan
3. Penutup
15 menit
a. memberikan kesimpulan Mendengarkan
b.mengevaluasi hasil penyuluhan Menjawab
terhadap keluarga
c. salam

19
1. Rencana Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

 Keluarga mau menghadiri penyuluhan


 Pasien juga mengikuti penyuluhan
 Peserta yang hadir tidak meninggalkan ruangan penyuluhan
 Pengorganisasiaan sesuia dengan rencana
 Setting tepat sesuai dengan perencanaan

b. Evaluasi Hasil

1. Keluarga dapat menjelaskan pengertian gangguan persepsi (halusinasi)


2. Keluarga dapat menyebutkan tingkatan halusinasi
3. Keluarga dapat menyebutkan penyebab-penyebab halusinasi
4. Keluarga dapat menyebutkan jenis-jenis halusinasi
5. Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda penderita halusinasi
6. Keluarga dapat menyebutkan cara perawatan penerita halusinasi
7. Keluarga dapat menyebutkan jenis obat dan kegunaanya
8. Pasien dapat mengikuti apa yang di berikan penjelasan oleh perawat berdasarkan SP
pasen

H. Pengorganisasian

1. penyajian dilakukan oleh Mahasiswa Co- Ners UMB


2. Peserta penyuluhan (keluarga Ny.S Dan Pasien)
I. Evaluasi

J. Penutup

1. Kesimpulan
2. Saran
Bengkulu, Januari 2019
Mahasiswa

Deri Hartono. S.Kep


NPM. 1814901007

20
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati dan Hartono.2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Selemba Medika.

Stuart Dan Sundeen.2005. Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Keliat Budi Ana.1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi 1. Jakarta .EGC.

Anonim.2008. Halusinasi.Dumuat dalam http://anggregor.perawat .web.id[Diakses:15 oktober 2011]

21

Anda mungkin juga menyukai