Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Al-Mighwar, M. (2011). Psikologi Remaja. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Badan Pusat Statistik Sub Direktorat Statistik Politik dan Keamanan. (2011).
Profil Kriminalitas Remaja 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Barus, C. P. (2013). Sosial Ekonomi Keluarga Dan Hubungannya Dengan


Kenakalan Remaja Di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang.

Blair, R. (2010). The Amygdala and Ventromedial Prefrontal Cortex in Morality


and Psychopathy. TRENDS in Cognitive Sciences, 11, 9.

Brainstem E, B. E. (2014). Conduct Disorder, California. Health Sciences


Clinical Professor of Psychiatry and Biobehavioral Sciences. University
of California.

Burt, S., Donnellen, M., Lacono, W., & McGue, M. (2011). Age-of-Onsetor
Behavioral Sub-Types? A Prospective Comparison of Two Approaches
to Characterizing the Heterogeneity within Antisocial Behavior. Journal
Abnormal Child Psychology, 633-644.

DeLisi, M. e. (2009). The Criminology of The Amygdala in Criminal Justice and


Behavior. SAGE Journal, 1241.

Dion, Y., & Betan, Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan
Praktik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori


dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan


Praktik. Jakarta: EGC.

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Helmawati. (2016). Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya Offset.

Hidayah, M. (2013). Pola asuh orang tua pekerja pabrik dalam pembentukan
perilaku keagamaan anak yang sekolah di MTs Miftahul Huda desa
Ngasem kecamatan Batealit kabupaten Jepara. IAIN Walisongo.

Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.


Jakarta: Salemba Medika.
Izzaty, R. E. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Jahja, Y. (2015). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia


Group.

Jong, W. d. (2018). Pertolongan Pertama Pada Siswa Berkebutuhan Khusus.


Jakarta: Prenada Media.

Kementrian Kesehatan. (2015, September 2). Kementrian Kesehatan. Dipetik


December 13, 2018, dari Kementrian Kesehatan Web site:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodati
n/infodatin%20reproduksi%20remaja-ed.pdf

Kimonis, E. R. (2008). Assessing Callous-Unemotional Traits in Adolescent


Offenders: Validation of the Inventory of Callous-Unemotional Traits.
International Journal of Law and Psychiatry, 31, 241-252.

Kusumaryani, M. (2017). Prioritaskan Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk


Menikmati Bonus Demografi. Brief Notes Lembaga Demografi FEB UI,
2.

Mardjan, H. (2016). Pengaruh Kecemasan pada Kehamilan Primipara


Remaja. Pontianak: Abrori Institute.

Mutia, S. (2016). Dukungan Keluarga Pada Pasien Paska Stroke Dalam


Menjalani Terapi Rehabilitasi di Rumah Sakit Haji Medan. USU.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Novasari, T., & Suwanda, I. M. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orangtua


terhadap Perilaku Sosial Siswa Kelas X SMKN 5 Surabaya. UNESA.

Nurhayati, T. (2016). Perkembangan Perilaku Psikososial Pada Masa


Pubertas. IAIN Syekh Nurjati.

Nurjanah, S. L. (2014). Hubungan antara status sosial ekonomi dengan


motivasi orang tua menyekolahkan anak di PAUD Smart Kid dan
PAUD Sahabat Ananda Kecamatan Dau. UIN Malang.

Pieter, H. Z. (2010). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Purwanto, E. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Puspitasari, I., N, H. A., & Supriyono, M. (2013). Hubungan Dukungan


Keluarga Dan Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Antisosial
Pada Remaja Di SMA Gita Bahari Semarang. Stikes Telogorejo
Semarang.
Rodrigo, C. e. (2010). The 'antisocial' person: an insight in to biology,
classification and current evidence on treatment. Annals of General
Psychiatry, 9, 31.

Saiin, A. N. (2015). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa


Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Baitussalam Surabaya.
Jurnal UINSA Surabaya.

Saripuddin, M. (2009). Hubungan Kenakalan Remaja Dengan Fungsi Sosial


Keluarga. UIN Sunan Kalijaga.

Sarwono. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raajgrafindo Persada.

Sarwono, S. W. (2013). Psikologi Remaja (Ed. Revisi cet.16 ed.). Jakarta:


Rajawali Pers.

Simanullang, D. S., & Daulay, W. (2016). Perilaku Antisosial dan Faktor-Faktor


Yang Mempengaruhinya pada Remaja di SMA Swasta Raksana
Medan. Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatra Utara.

Simarmata, E. C. (2015). Pola Asuh Keluarga yag Memiliki Anak Tunagrahita


di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan. USU.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


Literasi Media Publishing.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, A. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.

Sumiati, d. (2009). Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta: Trans Info
Media.

Susanto, A. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori, dan


Aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group.

Suwarsi. (2012). Hubungan Paparan Media, Penggunaan Waktu Luang, Dan


Peran Keluarga Dengan Perilaku Kenakalan Pada Agregat Remaja Di
SMA Negeri Sleman. UI.

Tambunan, C. (2017). Tinjauan Kondisi Sosial Ekonomi Penarik Becak di


Lingkungan Universitas Sumatera Utara. USU.

Thalib, S. B. (2010). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.


Jakarta: Kencana Prenada Media.

Wijanarko, J., & Setiawati, E. (2016). Ayah Baik - Ibu Baik Parening Era
Digital. Jakarta: Keluarga Indonesia Bahagia.

Wiramihardja S. A, A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: PT. Refika


Aditama.
Yahya, N. M. (2017). Komunikasi 4 Tipe Keluarga Terhadap Perilaku Anak
Dalam Penyesuaian Sosial. Unsyiah.

Yusuf, A. M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.

Yusuf, H. S. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
A. Perilaku Antisosial
Berikan Tanda Centang () Pada Kotak Pilihan Sesuai Dengan Kondisi
Yang Sebenarnya.
Keterangan :
Sangat Setuju = SS
Setuju =S
Kurang Setuju = KS
Tidak Setuju = TS

NO. Pertanyaan SS S KS TS

1. Saya berfikir perbedaan pendapat dengan orang


lain perlu dilakukan.
2. Saya berfikir tidak perlu membantu orang yang
sedang kesulitan jika tidak mengenalnya.
3. Saya berfikir dalam berkata atau berbicara harus
selalu jujur.
4. Saya berfikir setiap orang harus bertanggungjawab
dengan apa yang dia lakukan.
5. Saya berfikir merokok adalah tindakan yang tidak
merugikan orang lain.
6. Saya berfikir minum minuman beralkohol tidak
berbahaya bagi dirisendiri.
7. Saya berfikir mencoba obat terlarang adalah tren
atau hal yang keren dikalangan remaja.
8. Saya berfikir melangar peraturan sekolah seperti
tidak berpakaian rapi, merokok dikantin, membolos
adalah hal yang wajar.
9. Saya berfikir berkelahi adalah hal yang wajar bagi
remaja khususnya pada remaja laki-laki.
10. Saya berfikir berkendara dengan kecepatan tinggi
dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
11. Saya berfikir mengejek dengan nama panggilan
atau menjaili teman adalah hal yang
menyenangkan.
12. Saya berfikir pendapat orang lain yang tidak
sesuai dengan pendapat saya adalah salah.
13. Saya berfikir membantu orang lain yang sedang
kesulitan adalah sebuah kewajiban.
14. Saya berfikir berbohong boleh dilakukan saat
tertentu untuk menghindari masalah.
15. Saya berfikir jika melakukan kesalahan saya akan
kabur dari rumah untuk menghindari masalah.
16. Saya berfikir merokok dapat mengganggu orang
lain disekitar saya terutama yang tidak perokok.
17. Saya berfikir minum minuman beralkohol tidak baik
bagi kesehatan.
18. Saya berfikir tidak perlu menggunakan obat-
obatan terlarang untuk terlihat keren.
19. Saya berfikir setiap peraturan hasus selalu ditaati
20. Saya berfikir kalo ada masalah bisa dibicarakan
dengan baik-baik tidak dengan emosi atau
berkelahi.
21. Saya berfikir berkendara dengan kecepatan tinggi
adalah hal yang keren dan menyenangkan.
22. Saya berfikir tidak baik memanggil teman dengan
panggilan orangtua.

Anda mungkin juga menyukai