Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

A. Corporate Finance
Keuangan perusahaan adalah bidang keuangan yang berkaitan
dengan sumber pendanaan, struktur modal perusahaan, tindakan yang
diambil manajer untuk meningkatkan nilai perusahaan kepada pemegang
saham, dan alat dan analisis yang digunakan untuk mengalokasikan
sumber daya keuangan.
Teori-teori umum Corporate Finance :
1. Modigliani and Miller Theory (MM Theory)
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika
Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan
apa yang disebut sebagai salah satu artikel keuangan paling
berpengaruh yang pernah ditulis. MM membuktikan, dengan
sekumpulan asumsi yang sangat membatasi, bahwa nilai sebuah
perusahaan tidak berpengaruh oleh struktur modalnya. Hasil yang
diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara sebuah
perusahaan akan mendanai operasinya tidak akan berarti apa-apa,
sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. Akan
tetapi, studi MM didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak
realistis, termasuk hal-hal berikut ini:
1. Tidak ada biaya pialang.
2. Tidak ada pajak.
3. Tidak ada biaya kebangkrutan.
4. Investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan
perusahaan.
5. Semua investor memiliki informasi yang sama dengan
manajemen tentang peluang-peluang investasi perusahaan di masa
depan.
6. EBIT tidak berpengaruh oleh penggunaan utang.
Meskipun beberapa asumsi di atas merupakan suatu hal
yang tidak realistis, hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang
sangat penting dengan menunjukkan kondisi-kondisi dimana
struktur modal tersebut tidak relevan. MM juga telah memberikan
petunjuk mengenai hal-hal apa yang dibutuhkan agar membuat
struktur modal menjadi relevan dan yang mempengaruhi nilai
perusahaan (Brigham dan Houston, 2006:33).
2. Trade-off Theory
Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa
struktur modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off)
dari keuntungan pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang
menguntungkan) dengan tingkat suku bunga dan biaya
kebangkrutan yang lebih tinggi. Fakta bahwa bunga adalah beban
pengurangan pajak menjadikan hutang lebih murah daripada saham
biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara tidak langsung
pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang,
atau dengan cara lain, hutang memberikan manfaat perlindungan
pajak. Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka
semakin tinggi nilai dan harga sahamnya, menurut asumsi tulisan
Moddigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan
akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya
menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan
membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya
yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham
dan Houston, 2006:36-38).
3. Pecking Order Theory (Teori Urutan Pendanaan)
Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984)
dalam Sugiarto (2009). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa
perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan berwujud laba ditahan). Urut-urutan
penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking
order theory menurut (Kaaro, 2003) dalam (Saidi, 2004) adalah :
a. Perusahaan cenderung menggunakan internal financing yang
berasal dari laba ditahan perusahaan.
b. Jika pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan
menerbitkan hutang (debt) terlebih dahulu, baru jika
penggunaan hutang masih kurang mencukupi perusahaan akan
menerbitkan saham baru.
4. Agency Theory
Teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi
yang saling bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan
keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang
(prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu
jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen
membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013). Jika
prinsipal dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan
mendukung dan melaksanakan semua yang diperintahkan oleh
prinsipal.
5. Teori Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila
perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka
akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya akan
mengurangi total sumber dana intern atau internal financing
(Sartono, 2001 dalam Setiawati, 2012).
C. Capital Market Efficiency
Pasar yang efisien adalah pasar dimana semua harga sekuritas yang
diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.
Informasi tersebut dapat berupa laporan laba perusahaan, pembagian
deviden, stock split, laporan dari para analis pasar modal. Konsep pasar
modal yang efisien tersebut menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian
harga sekuritas menuju ke harga keseimbangan yang baru sebagai respon
atas informasi baru yang sempurna.
1. Teori Fama
Menurut Fama (1970) bentuk pasar dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien
(efficient market hypothesis). Ketiga bentuk efisien pasar pasar
dimaksud adalah (1) hipotesis pasar efisien bentuk lemah (weak
form of the efficient market hypotesis), (2) hipotesis pasar
efisien bentuk setengah kuat (semi strong form of the efficient
market hypotesis, dan hipotesis pasar efisien bentuk kuat
(strong form of theefficient market hypotesis). Masing-masing
bentuk pasar efisien tersebut terkait erat dengan sejauh mana
penyerapan informasi terjadi di pasar.

Anda mungkin juga menyukai